PENGEMBANGAN desain MUATAN LOKAL BERKEUNGGULAN

PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN SEKOLAH DENGAN
KEUNGGULAN BUDAYA DAN WISATA SEJARAH DI GRESIK1
Oleh
Ikhsan Rosyid MA2
A. MENGAPA BUDAYA DAN PARIWISATA DI GRESIK DIUNGGULKAN
DALAM PENDIDIKAN MUATAN LOKAL?
Program pelestarian dan pengembangan kebudayaan pada dasarnya
dilaksanakan untuk
mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna
memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Kebijakan yang dikembangkan
dalam melaksanakan program ini adalah mengembangkan kebudayaan
sebagai alat pemersatu bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta meningkatkan adab masyarakat Indonesia. Tantangan yang
dihadapi dalam pembangunan kebudayaan pada dasarnya akibat masih
tingginya sifat materialisme di masyarakat dan mulai meninggalkan nilai-nilai
luhur budaya bangsa serta menurunnya akhlak moralitas pada sebagian
masyarakat. Di samping itu permasalahan yang mendesak dalam
pembangunan kebudayaan adalah adanya kecenderungan semakin
menurunnya tingkat pengelolaan aset-aset budaya baik yang bersifat intangible
ataupun tangible, terutama yang berada di daerah. Lemahnya pengelolaan
terhadap aset dan pemahaman keragamaan budaya terlihat belum adanya

kriteria yang jelas dalam pengamanan aset kebudayaan. Ketidakjelasan
tersebut tercermin dari ketidakpedulian terhadap keberadaan aset budaya
tersebut.
Aktualisasi budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada kenyataannya
masih belum berjalan dengan baik. Nilai budaya yang bersumber pada kearifan
lokal dan kebudayaan suku-suku bangsa dengan masuknya unsur-unsur
budaya yang merugikan yang diserap tanpa filter budaya, menyebabkan
masyarakat cenderung tidak lagi menggunakan nilai-nilai budaya tersebut
dalam kehidupan, sehingga tidak ada lagi pilihan selain terjun dalam kancah
pergaulan bangsa dan interaksi kebudayaan lintas bangsa. Oleh karena itu
dalam kondisi inilah kebudayaan harus membuka pemahaman akan kekayaan
dan keragaman warisan budaya yang kita miliki sebagai salah satu kekuatan
dan keunggulan yang kompetitif yang bisa dibanggakan dan memiliki daya
produktif yang sangat tinggi. Dengan menyadari akan fenomena dan dampak
globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah dalam rangka kekuatan
unggulan daerah dalam berkompetisi persaingan-persaingan global, maka
pengembangan aset warisan budaya selain memiliki dimensi pelestarian juga
akan mendorong kemampuan daya produktif bagi perekonomian secara
keseluruhan.
Pendidikan dengan memasukan unsure budaya dan sejarah merupakan salah

satu bentuk konkret dari pelestarian aset budaya, agar aset budaya tersebut
                                                            

 Disampaikan pada acara seminar dan workshop tentang Sekolah Berkeunggulan Lokal Seni
Budaya dan Pariwisata Rabu, 21 September 2016
2
Staff pedagogik Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, narahubung HP:
085230081552, email ikhsan-r-m-a@fib.unair.ac.id
1

dapat berfungsi lebih optimal untuk peningkatan dan pemahaman masyarakat
akan pentingnya karya-karya budaya bangsa dalam bentuk pewarisan
pengetahuan dan dunia pedagogik. Selain itu, fungsi materi-materi edukatif
akan mendorong keberadaan kawasan wisata budaya dan sejarah lokal.
Kawasan wisata budaya merupakan implementasi yang didasari kepada dua
kepentingan yaitu mengembangkan kebudayaan dan kebudayaan sebagai
bagian penting dalam menumbuhkembangkan kekuatan budaya lokal yang
memiliki nilai unique selling point sebagai dasar untuk memasyarakatkan
keunggulan komparatif dari segi budaya dan kepariwisataan. Oleh karena itu,
keduanya harus saling mendukung dan sinergis. Karena pengelolaan

kebudayaan dan kepariwisataan pada satu kawasan adalah dalam upaya
mensinergiskan berbagai kepentingan sebagimana makna dari suatu kawasan
merupakan keterpaduan pengelolaan yang memiliki nilai promosi yaitu one stop
service, intinya pada satu tempat dapat diberikan pelayanan dari berbagai jasa
usaha pariwisata dan dapat menikmati berbagai sajian kesenian dan kawasan
wisata budaya, mencerminkan pengelolaan wisata budaya secara terpadu
untuk tercapainya optimalisasi aset kepariwisataan dan kebudayaan sebagai
langkah pemberdayaan masyarakat. Menuju kepada pendekatan Community
Based Tourism dan Community Based Culture Centered. Dan terbentuknya
komunitas akan lebih mudah melalui sarana pendidikan terutama tingkat
menengah dan atas.
Wilayah Gresik secara historis merupakan salah satu pusat “peng-Islaman” di
Nusantara. Sejalan dengan kedatangan Islam, Gresik juga menjadi pusat kota
pelabuhan di bagian Timur Pulau Jawa dengan adanya jalur rempah-rempah.
(Vlekke, 2008). Oleh karena itu pijakan menjadikan aspek budaya dan historis
Gresik sebagai karakter khas daerah didasarkan pada:
1. Gresik menjadi tempat awal proses Islamisasi. Secara historis, tentu saja
artefak-artefak yang berkaitan dengan proses Islamisasi masih banyak
ditemukan baik dalam bentuk situs,folklore, sistem budaya, dan tradisi yang
berkembang. Kekayaan sejarah Gresik menjadi kekuatan tersendiri bagi

pariwisata.
2. Gresik menjadi salah satu pelabuhan penting dalam jaringan perniagaan
rempah-rempah dunia yang menghubungkan Maluku dan dunia Eropa.
Kejayaan masa lalu akan membentuk karakter masayarakat masa kini. jatidiri
bangsa juga akan ditentukan oleh masa lalunya. masing-masing daerah
memiliki kekhasan dalam budaya dan narasi sejarah. terlebih lagi daerah yang
masa lalunya pernah menjadi kekuatan besar bagi daerah sekitarnya. kejayaan
dan keksuksesan masa lalu inilah yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi
generasi sekarang. mengulas mengapa pondasi muatan lokal didasarkan pada
sejarah karena secara ilmu makna belajar sejarah adalah sejarah bisa
memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya
(Kuntowijoyo, 2005). Sementara menurut Francis Bacon “histories make man
wise”,menurut Edward Carr” unending dialogue between the present and the
past”, dan collingwood “sejarah bagi manusia ialah untuk mengenal dirinya
sendiri”. Sedangkan guna sejarah sebagai edukatif punya fungsi yaitu sebagai
pendidikan moral, pendidikan penalaran, pendidikan politik, pendidikan

kebijakan, pendidikan perubahan, pendidikan masa depan, pendidikan
keindahan dan sebagai ilmu bantu.
B. POTENSI MATERI MUATAN BUDAYA DAN SEJARAH LOKAL

GRESIK
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Gresik no 29 Tahun 2000
menjelaskan bahwa Kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan hasil karya
seni, budaya dan keadaan alam ternyata kesemuanya itu ada di kabupaten
Gresik, misalnya untuk seni yang telah ada di daerah tertentu seperti hadrah,
samroh, terbang jidor, qosidah, dan keberadaan gending atau gamelan yang
diciptakan oleh para wali penyebar agama Islam.
Untuk budaya dengan kehadiran Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri yang
makamnya juga berada di Gresik telah membawa nilai budaya Islam yang
sangat melekat bagi masyarakat Gresik, disamping itu keberadaan makam
kedua wali tersebut merupakan tujuan utama bagi wisata ziarah wali songo
yang setiap tahun menunjukkan jumlah peziarah yang selalu meningkat.
Keberadaan makam Siti Fatimah binti Maimun adalah juga sangat monumental
bagi perkembangan Agama Islam di Indonesia yang berdasarkan hasil
penelitian arkeologi pada tahun 1995/1996 disebut bahwa pada prasasti di
makam tersebut menunjukkan angka tahun makam Islam tertua di Indonesia.
Adapun dari panorama alam, oleh karena wilyah Kabupaten Gresik terdiri dari
wilayah daratan dan kepulauan ternyata pada tempat-tempat tertentu telah
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat rekresi/wisata misalnya : Goa
kelelawar, pantai dan perairan laut di pulau Bawean, Pelabuhan, Waduk bekas

galian bahan semen dan lain-lain.
Dalam rangka untuk pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik
ternyata kondisi sebagaimana tersebut diatas adalah berpotensi untuk
dikembangkan. Adapun proyeksi pengembangannya adalah harus mengacu
kepada nilai budaya dan kepentingan masyarakat setempat, tidak bertentangan
dengan norma kesusilaan, dapat menjadi identitas yang mempunyai
kemampuan penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Selain hal tersebut pengembangan kepariwisatan
diharapkan dapat membuka minat usaha di bidang kepariwisataan,
menciptakan lapangan kerja, perkembangan investasi dan peningkatan
pendapatan masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat
serta dapat mendukung pendapatan daerah.
Pengembangan seni dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggali seni-seni
tradisional yang berada di daerah yang kemudian ditampilkan pada kegiatan di
daerah misalnya pada acara hari jadi kota Gresik atau penampilan kesenian
pada acara pasar bandeng tradisional dan pada setiap promosi daerah serta
kegiatan edukatif lainnya.
Sebagai pengembangan tujuan wisata ziarah masih ada obyek yang tidak kalah
menarik dari sisi sejarah yakni Makam Nyi Ageng Pinatih (Ibu asuh Sunan Giri),


Makam Dewi Sekar Dadu (ibu kandung Sunan Giri), makam Siti Fatimah binti
Maimun (Makam Islam tertua). Selain wisata ziarah juga perlu lebih
mempromosikan budayadaerah seperti Pasar Bandeng Tradisional, Rebo
Wekasan, Malam Selawe, dan sebagainya.
Dengan demikian akan semakin banyak titik-titik objek wisata ziarah yang ada
di Gresik. Permasalah lain yang perlu dicarikan solusi bersama adalah masih
banyak potensi wisata budaya, sejarah, maupun wisata alam yang
dioptimalkan. Potensi alam di Kabupaten Gresik belum seluruhnya dikemas
sebagai tempat wisata yang representatif, sebagai contohnya adalah potensi
alam wisata pantai Dalegan dan Surowiti di Kecamatan Panceng, wisata Pulau
Bawean, dan Goa Gelang Agung di Kecamatan Bungah. Permasalahan
pembangunan bidang kesenian, kebudayaan dan olahraga diantaranya adalah
belum optimalnya inventarisasi dan publikasi ragam dan lokasi budaya yang
terdapat di Kabupaten Gresik, minimnya kompetisi kesenian, terbatasnya
sarana dan prasarana kesenian, belum adanya guiden sejarah Gresik yang
punya nilai jual, serta terbatasnya sarana, prasarana dan pembinaan olahraga.
C. MENGELOLA BUDAYA DAN SEJARAH DALAM MUATAN LOKAL
SEKOLAH
Mengacu pada konsep pengembangan muatan local, maka yang perlu
mendapat perhatian adalah Sumber Daya Alam,Sumber Daya Manusia,

geografi, budaya, dan sejarah. Oleh karena itu lingkungan pendidikan tingkat
sekolah harus memiliki kesamaan persepsi tentang materi muatan local dengan
menggali keunggulan daerah berbasiskan budaya dan wisata sejarah.
Sehingga bisa bersama-sama untuk mewujudkan tercapainya maksud dari
pembelajaran muatan local tersebut. Oleh karena itu perlu dirumuskan materi
apa saja yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikan (metode
dan media), tujuan akhir (goal dan outcame) dilakukan pembelajaran muatan
local tersebut, dan mekanisme evaluasinya. Melalui implementasi Muatan
Lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan, diharapkan peserta didik
dapat:
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budaya daerah;
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat
pada umumnya;
3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang
berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai
luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional;
4. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Salah satunya adalah industry dan ekonomi kreatif.

Menurut Raymond dalam Marjuka, pariwisata kreatif adalah sebuah
pengalaman berwisata yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk
mengembangkan potensi kreatifnya. Pariwisata kreatif mempunyai karakteristik
antara lain :

a) Tema berhubungan dengan budaya lokal yang mencakup antara lain
aktivitas budaya masyarakat, makanan, alam, kesenian.
b) Bersifat informal/tidak kaku dan fleksibel
c) Bersifat hand on yang melibatkan pengunjung untuk belajar secara
interaktif
d) Peserta dibatasi pada kelompok kecil atau personal
e) Kegiatan dilakukan di tempat pengajar atau tempat kerja/bengkel, bukan
di ruang seminar mewah. Hal ini untuk mendukung suasana ontentik dan
informal
f) Memperbolehkan pengunjung mengeksplorasi kreativitas mereka
sehingga kurikulum pengajaran tidak dibatasi secara ketat/fleksibel.
g) Mendukung pariwisata berkelanjutan dengan adanya pasar market bagi
peningkatan kemampuan/skill tradisional suatu komunitas, serta dapat
memanfaatkan prasarana dan sarana yang sudah ada.
h) Mendekatkan diri pada komunitas lokal, termasuk pengajar/ instruktur

dan masyarakat di sekitarnya. Menurur Richard dan Wilson dalam
Marjuka, potensi kreatif wisatawan dimunculkan melalui partisipasi aktif
dalam program dan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik destinasi yang dikunjunginya. Pariwisata kreatif
mengedepankan aspek aspek intangible (tidak berwujud) sebagai daya
tarik wisata budaya. Adapun obyek obyek wisata kreatif antara lain: seni
dan kerajinan tangan, disain, kuliner, kesehatan, bahasa, spiritual,
bentang alam, olah raga.
Destinasi pariwisata masa depan adalah destinasi pariwisata yang kreatif yang
memberikan dampak. Menurut Hermantoro dampak tersebut antara lain :
1) Memberikan kesejahteraan jangka panjang pada masyarakat lokal
melalui konsep pengembangan pariwisata berbasis komunitas
2) Menjamin kepuasan pengalaman wisatawan, paling tidak kepuasan
wisatawan dapat melebihi ekspetasinya 2) Meningkatkan keuntungan
bisnis bagi sektor swasta dan dapat menciptakan suatu iklim usaha yang
kondusif
3) Mengoptimalkan dampak positif ekonomi, sosial, dan lingkungan agar
terjadi keseimbangan pembangunan
4) Meningkatkan citra destinasi secara politis, karena citra destinasi bisa
mendongkrak citra politis suatu Negara

5) Meningkatkan kreativitas dan kesejahteraan masyarakat setempat guna
kesinambungan pembangunan.
Dalam hal ini jenis kegiatan pariwisata berbasis kreativitas, yaitu “kegiatan
pariwisata bersumber pada budaya dan ilmu pengetahuan lokal yang
dikembangkan secara interaktif antara komunikasi kreatif lokal dengan
wisatawan dan dapat menghasilkan produk baru dari interaktif yang dilakukan
tersebut”. Pariwisata kreatif harus berbasis pada pembangunan wisata
berkelanjutan, adapun ciri-ciri pariwisata berkelanjutan antara lain :
a) Kesadaran tentang tanggungjawab terhadap lingkungan, yaitu
menempatkan pariwisata sebagai green industry (industri ramah

b)
c)
d)

e)

lingkungan) yang menjadi tanggung jawab pemerintah, industri
pariwisata, masyarakat dan wisatawan.
Peningkatan peran pemerintah daerah dalam pembangunan
kepariwisataan.
Industri pariwisata mampu menciptakan produk pariwisata yang bisa
bersaing secara internasional, dan bisa mensejahterakan masyarakat di
tempat tujuan wisata,
Adanya kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
pariwisata. Pembangunan tersebut bertujuan meminimalisir perbedaan
tingkat kesejahteraan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan wisata
untuk menghindari konflik dan dominasi satu sama lain.
Fokus pengembangan lebih diprioritaskan pada usaha skala kecil/mikro
milik masyarakat lokal.

Menurut Marjuka pariwisata kreatif bisa tumbuh di perkotaan. Pariwisata kreatif
perkotaan yaitu :“Pariwisata yang berkembang di perkotaan dengan
memanfaatkan segala aspek kehidupan perkotaan yang memberikan
pengalaman otentik yang bersifat pembelajaran partisipatif, interaktif, dan
informal kepada wisatawan sehingga mereka dapat mengembangkan potensi
kreatifnya dalam mengonsumsi produk pariwisata dan kontak dengan
masyarakat lokal sebagai penyedia kegiatan wisata”.
Tabel 1
Potensi budaya yang ada di Gresik (berdasarkan data www.gresikkab.go.id)
Potensi Wisata Budaya
1. Gresik kota Bandar
tua
2. Hadrah
3. Kemapung kemasan
4. Kawasan wisata
adenium
5. Kercengan al bawean
6. Molod
7. Museum sunan giri
8. Rebo wekasan
9. Sanggring (kolak
ayam)

PotensiWisata Alam
1. air panas kebundaya
2. air panas taubat
3. air terjun laccar
4. air terjun patar selamat
5. bukit jamur
6. danau kastoba
7. goa gelang agung
8. gunung kapur sekapuk
9. kawasan wisata bukit
surowiti
10. panorama alam surowiti
11. pantai delegan
12. pantai kubur panjang
13. pantai labuhan
14. pantai mayangkara
15. pantai mengare
16. pantai pasir putih
sukaoneng
17. pantai selayar
18. pantai terosan
19. pulau gili timur
20. pulau noko selayar
tanjung gaang
telaga ngipik / giri wana
tirta

Potensi Wisata Religi
1. makam kanjeng sepuh
sidayu
2. makam kanjeng
tumenggung
pusponegoro
3. makam maulana malik
ibrahim
4. makam nyai ageng
pinatih / nyai ageng
tandes
5. makam panembahan
agung
6. makam panembahan
kawis guwo
7. makam panembahan
resboyo
8. makam putri cempa
9. makam raden santri
10. makam sekardadu
11. makam senopati
tanggung boyo
12. makam siti fatimah binti
maimun
13. makam sunan giri
14. makam sunan prapen
15. petilasan giri kedaton

D. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Tutorial dikelas
Tutorial di kelas bisa dilakukan dengan bantuan media audio visual. Terlebih
lagi dalam hal muatan lokal, pemahaman siswa akan lebih mudah dengan
bantuan media tersebut.
2. Kunjungan lapangan
Untuk mempermudah memahami keunggulan budaya dan wisata lokal, menjadi
keharusan untuk melakukan kunjungan lapangan. Waktu dan intenitas
kunjungan dapat diatur berdasarkan lokasi masing-masing sekolah.
3. Apresiasi
Bentuk apresiasi bisa digunakan untuk muatan lokal dengan materi kesenian,
setiap peserta didik diberikan kesmepatan untuk melakukan apresiasi kesenian
terutama terkait pementasan.
4. Roleplay
Permainan karakter ini dilakukan mengambil setting sejarah, bisa juga dijadikan
sebagai pementasan teater atau drama
5. Campaign dan promosi
1) Pembuatan Brosur, Leaflet dan Poster
Media ini diperlukan sebagai salah satu sarana promosi dan eksistensi
kawasan. Brosur, leaflet dan poster memuat semua potensi dan aktifitas
bersama. Media ini harus memuat alamat organisasi dan contact person yang
jelas. Masing-masing sekolah membuat promosi. Bisa dilakukan dengan
melakukan penugasan terhadap siswa didik.
2) Memanfaatkan teknologi Blog, Web Site Kawasan, dan social media
Perkembangan teknologi sudah tidak bisa dielakan lagi, masyarakat dan anakanak sekarang sudah sangat familiar dengan teknologi terutama gadget. Oleh
karena itu teknologi bisa dijadikan sebagai media promosi sekaligus penggalian
materi. Dengan semakin berkembangnya informasi dan teknologi maka
pemasaran dan promosi melalui dunia maya semakin memegang peranan
penting.
3) Pameran bersama.
Pameran bersama sesekali diperlukan dalam rangka untuk mendekatkan
antara produsen dengan konsumen, disamping juga berfungsi untuk
memperkuat eksistensi kawasan. Pamerin ini melibatkan berbagai sekolah
yang menyelenggarakan muatan lokal dengan fasilitator pemerintah daerah.
4) Melakukan Kegiatan atau Berkarya yang Unik dan Spesifik dan sebagai
Pioneer
Dengan mengadakan kegiatan yang unik, spesifik, dan bermanfaat untuk
masyarakat, akan mengundang pihak luar khususnya media cetak dan
elektronik untuk datang ke kawasan wisata Gresik. Hal ini merupakan kegiatan
promosi gratis kawasan.
6. Penugasan
Penugasan adalah salah satu bagian alat evaluasi untuk membantu siswa
memahami muatan budaya dan sejarah local. Siswa diminta untuk melakukan
atau menjawab sesuai intruksi guru dengan maksud lebih memahami budaya
dan sejarah local. Penugasan tidak harus menjawab pertanyaan, akan tetapi
bisa juga dilakukan sebuah project yang harus dilakukan siswa terkait tema

tertentu semisal membuat souvenir berdasarkan tema-tema wisata atau budaya
local. Selain itu, penugasan terhadap siswa juga terkait pendokumentasian
aktivitas budaya maupun kawasan wisata sejarah. Dengan dokumentasi yang
baik niscaya akan tersedia materi melimpah dalam pembelajaran muatan lokal
ini. Pada akhir pembelajaran juga harus dirumuskan model evaluasi. Baik
evaluasi materi, evaluasi peserta didik, evaluasi metode dan media
pembalajaran, maupun evaluasi goal dan outcamenya.
7. Membuat produk kreatif
Muatan lokal juga diarahkan untuk terciptanya industry kreatif. Dengan
munculnya industry kreatif akan memacu perekonomian masyarakat. Peserta
didik sudah dikenalkan dan diajari untuk turut serta dalam proses ini. Sebagai
contoh pembuatan kerajian souvenir atau oleh-oleh yang khas Gresik dengan
tema budaya atau sejarah sesuai lokasi wisata. Peluang ini masih terbuka
lebar.
8. Calendar event festival
Pembelajaran tidak hanya terpaku didalam kelas. Siswa dikenalkan juga untuk
turut serta berpartisipasi dalam berbagai festival yang diselenggarakan. Atau
bahkan mereka dituntut untuk menciptakan event-event kebudayaan. Sehingga
tahap selanjutnya akan tersedia kalender perayaan festival yang secara rutin
diadakan.
Referensi
Ayu Gandis Prameswari, “Pelabuhan Gresik Pada Abad XIV” dalam Avatara, eJournal Pendidikan Sejarah,vol 1 no 2 Mei 2013
Al Rowse, 2014, Apa Guna Sejarah?, Jakarta: Komunitas Bambu
E.H. Carr, 2014. Apa itu Sejarah, Jakarta: Komunitas Bambu
Gunawan, Myra P., 2000, Agenda 21 Sektoral Agenda Pariwisata untuk
Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan, Kantor
Menteri Lingkungan Hidup dan UNDP, Jakarta.
Hermantoro, Henky, 2011, Creative-Based Tourism, Aditri, Cinere Depok.
Kota Gresik: Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi. Pemerintah Daerah
Tingkat II Kabupaten Gresik. 1991
Perda Kab Gresik no 29 Tahun 2000 tentang Pariwisata
www.gresikkab.go.id
===========================ikh2016===========================