ANALISIS IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL WAJIB

  

ANALISIS IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL WAJIB

BAHASA JAWA KURIKULUM 2013 DI KELAS V

SD MUHAMMADIYAH 06 MALANG

Shintia Dwi Anggraini

  Universitas Muhammadiyah Malang

  

  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 6 Malang, (2) Kendala dari implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 6 Malang, (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 6 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yaitu guru kelas V dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan (1) Guru belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran, (2) Kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa yaitu guru belum membuat RPP, tidak ada media pembelajaran, dan kesulitan dalam memasukkan nilai, (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yaitu melakukan sosialisasi pentingnya membuat RPP, menumbuhkan kreativitas guru agar penyampaian materi menggunakan media, dan guru dihimbau mempelajari IT.

  Kata Kunci: Implementasi, Muatan Lokal, Bahasa Jawa, Kurikulum 2013.

  

Abstract: This study aims to describe: (1) Implementation of Bahasa Jawa

th

  Required Local Subject Based on 2013 Curriculum on 5 of 06 Muhammadiyah Malang Elementary School; (2) The obstacles Implementation of Bahasa Jawa

  th

  Required Local Subject Based on 2013 Curriculum on 5 of 06 Muhammadiyah Malang Elementary School; and (3) An effort to solve the obstacles in Implementation of Bahasa Jawa Required Local Subject Based on 2013

  th

  Curriculum on 5 of 06 Muhammadiyah Malang Elementary School. This study uses Qualitative Approaches with the descriptive qualitative type of research. The selected data source is the teacher in fifth grade and the headmaster. The outcome shows: (1) the teacher not created lesson plan yet before doing learning activity, 2) the obstacles in learning Bahasa Jawa is the teacher have not made yet the lesson plan of Bahasa Jawa, there is no learning media, and difficulties in entering the score on the scoring application; (3) The efforts which done in order to overcoming obstacles are to socialize the importance of make a lesson plan, improve the teachers' creativity to deliver material using media, and teachers are encouraged to learn IT.

  PENDAHULUAN

  Indonesia telah melakukan 11 kali perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum 2013 menurut Widyastono (2014: 54).

  Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang biasa dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (yang dalam penulisan selanjutnya akan disingkat menjadi KTSP) 2006. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK), yaitu berbasis kompetensi (Suyadi, 2014: 14).

  Dalam struktur Kurikulum 2013 terdapat pengurangan sejumlah mata pelajaran (Suyadi, 2014: 14). Struktur kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Dalam Lampiran I Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (yang dalam penulisan selanjutnya akan disingkat menjadi Kemendikbud) Nomor 57 Tahun 2014, mata pelajaran kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.

  Pembelajaran Bahasa Daerah di Sekolah Dasar dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang mata pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal wajib di Sekolah/Madrasah. Dalam pasal 2 Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tercantum, “Bahasa daerah diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib di seluruh Sekolah/Madrasah di Jawa Timur, yang meliputi Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, dengan Kurikulum sebagaimana tersebut dalam lampiran”.

  Muatan lokal merupakan muatan untuk mengembangkan potensi daerah sebagai sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa daerah yang berbasis kebudayaan dan kesenian pada daerah dimana sekolah itu berkembang

  (Haromain, 2009: 43). Di samping itu muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Subtansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan (Muslich, 2011: 30).

  Tujuan muatan lokal menurut Idi (2011: 286) “Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian (berkenaan dengan kebudayaan daerah), juga untuk melakukan usaha pembaruan atau modernisasi (berkenaan dengan penyesuaian keterampilan atau kejuruan setempat dengan perkembangan ilmu dan teknologi modern)”. Sebagaimana dalam Peraturan Kemendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013, ruang lingkup muatan lokal dapat berupa seni budaya, prakarya, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, bahasa dan atau teknologi. Muatan pembelajaran terkait muatan lokal berupa bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya. Dalam kurikulum 2013, ruang lingkup muatan lokal dapat memuat bahasa daerah. Terdapat beberapa bahasa daerah di Indonesia, diantaranya di Jawa yaitu bahasa Jawa.

  Berdasarkan hasil observasi awal yang didukung dengan wawancara tanggal 12 Desember 2016 yang dilakukan kepada guru kelas V di SD Muhammadiyah 06 Malang ditemukan kesulitan dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa di SD Muhammadiyah 06 Malang. Menurut Bu Winarsih selaku guru kelas V, dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa, beliau belum menggunakan perangkat pembelajaran dengan lengkap, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (yang pada penulisan selanjutnya akan disingkat menjadi RPP). Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa kendala atau kesulitan. Kendalanya antara lain, kesulitan siswa dalam memahami materi, siswa masih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Pada evaluasi pembelajaran tidak terdapat kendala, terdapat Ulangan harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), dan Ulangan Akhir Semester (UAS) untuk evaluasi pembelajaran bahasa Jawa. Untuk evaluasi muatan lokal bahasa Jawa pada Kurikulum 2013 hanya terdapat penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan saja. Bu Winarsih juga mengatakan sangat minim sekali pelatihan bahasa Jawa dalam kurikulum 2013 dibandingkan dengan pelatihan tematik kurikulum 2013. Padahal, bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diberikan kepada siswa.

  Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang; 2. Mendeskripsikan kendala dari implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang; dan 3.

  Mendeskripsikan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang.

METODE PENELITIAN

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Kehadiran peneliti dalam penelitian yang dilakukan adalah berperan sebagai instrumen kunci. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 06 Malang yang berlokasi di Jalan Kolonel Sugiono V D No 48 Malang. Sumber data dalam penelitian ini yaitu gur kelas V dan Kepala Sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

  Prosedur penelitian terdiri dari tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data hasil analisis akan dipaparkan dalam bentuk deskripsi serta dibuatkan persentase pengimplementasian menggunakan rumus. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase implementasi tersebut yaitu sebagai berikut. f

  = N ×100%

  

(Sudijono, 2014: 43)

  Keterangan: P : persentase implementasi f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : jumlah frekuensi

  Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh, selanjutnya dikategorikan sebagaimana terdapat pada tabel berikut.

  No Persentase (%) Kualifikasi 1.

  81 Baik Sekali

  • – 100 2.

  61 Baik

  • – 80 3.

  41 Cukup

  • – 60 4.

  21 Kurang

  • – 40 5. < 21 Kurang Sekali

  

(Arikunto, 2014: 35)

  Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber dan trangulasi dengan metode.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas

  V SD Muhammadiyah 06 Malang

  Terkait dengan implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 ini peneliti fokus pada tiga komponen yaitu: a.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang didukung melalui dokumentasi, ditemukan persentase sebesar 48.1% dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa. Dengan persentase sebesar 48.1%, perancanaan pembelajaran bahasa Jawa dikategorikan cukup dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013. Hal itu dikarenakan guru belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru yang mengajar belum tentu paham di bidang bahasa Jawa dan karena bahasa Jawa selama ini masih belum menjadi muatan pelajaran yang paling utama. Dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa, guru hanya berpedoman pada silabus dan sumber belajar (buku bahasa Jawa kurikulum 2013 dan LKS bahasa Jawa).

  b.

  Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Jawa Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang didukung melalui dokumentasi, ditemukan persentase sebesar 93% dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa. Dengan persentase sebesar 93%, pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa dikategorikan baik sekali dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013. c.

  Penilaian Pembelajaran Bahasa Jawa Berdasarkan hasil observasi yang didukung dengan wawancara dan dokumentasi, ditemukan persentase sebesar 77.7% dalam penilaian pembelajaran bahasa Jawa. Dengan persentase sebesar 77.7%, penilaian pembelajaran bahasa Jawa dikategorikan baik dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013. Secara keseluruhan penilaian pembelajaran bahasa Jawa sudah terlaksanakan dan memenuhi kriteria seperti yang tertuang dalam standar penilaian pembelajaran. Guru sudah menggunakan berbagai teknik penilaian seperti penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Namun untuk penilaian sikap, penilaian tesebut melebur dengan penilaian muatan lokal lainnya di rapor, sehingga yang tertulis pada rapor dalam setiap muatan pelajaran hanya penilaian pengetahuan dan keterampilan saja.

2. Kendala dari implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang

  Kendala pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa yaitu pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP, tidak ada media dalam pembelajaran bahasa Jawa, peserta didik masih menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa Jawa, dan peserta didik sulit memahami bahasa Jawa yang ada di buku ajar. Selanjutntya kendala yang ditemukan pada penilaian pembelajaran bahasa Jawa yaitu guru kesulitan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian kurikulum 2013.

  Berdasarkan penjabaran mengenai kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa di atas, dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut. No Deskriptor Kendala

  

1. Perencanaan pembelajaran Guru belum membuat Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) bahasa Jawa

  

2. Perencanaan pembelajaran Tidak adanya komponen RPP yang dibuat sesuai

dengan ketentuan

  

3. Perencanaan pembelajaran Guru belum merencanakan prosedur pembelajaran

  

4. Perencanaan pembelajaran Tidak adanya alat evaluasi yang dibuat sebelum

pelaksanaan pembelajaran

  

5. Perencanaan pembelajaran Tidak adanya alat evaluasi yang disiapkan sesuai

dengan materi

  

6. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP

  7. Pelaksanaan pembelajaran Tidak adanya media pembelajaran bahasa Jawa

  

8. Pelaksanaan pembelajaran Peserta didik masih menggunakan bahasa Indonesia

untuk berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa

Jawa

  

9. Pelaksanaan pembelajaran Peserta didik sulit memahami bahasa Jawa yang ada

di buku ajar

  

10. Penilaian pembelajaran Guru kesulitan memasukkan nilai dalam aplikasi

penilaian kurikulum 2013

  3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah

  06 Malang

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa, sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu melakukan sosisalisasi mengenai pentingnya membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP, guru dibiasakan untuk membuat RPP, menumbuhkan kreativitas guru agar dalam pembelajaran bahasa Jawa dapat ditunjang dengan media, menghimbau peserta didik untuk menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, dan menghimbau guru untuk mempelajari teknologi dan informasi atau paling tidak mendapatkan dampingan ketika mengisi penilaian di aplikasi tersebut.

  Berdasarkan penjabaran mengenai upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa di atas, dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut.

  No Kendala Upaya

  1. Guru belum membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Jawa Mengingatkan guru mengenai pentingnya membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran melalui sosialisasi yang diberikan Kepala Sekolah

  2. Tidak adanya komponen RPP yang dibuat sesuai dengan ketentuan Guru dibiasakan untuk membuat RPP sehingga guru terbiasa untuk membuat komponen RPP sesuai dengan ketentuan

  3. Guru belum merencanakan prosedur pembelajaran Guru diwajibkan membuat RPP agar dapat merencanakan prosedur pembelajaran

  4. Tidak adanya alat evaluasi yang dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran Guru diwajibkan membuat RPP agar terdapat rancangan alat evaluasi sebelum pelaksanaan pembelajaran

  5. Tidak adanya alat evaluasi yang disiapkan sesuai dengan materi Guru diwajibkan membuat RPP agar terdapat alat evaluasi yang digunakan sesuai dengan materi

  6. Pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP Guru diwajibkan membuat RPP agar dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih terstruktur dan tertata dengan baik

  7. Tidak adanya media pembelajaran bahasa Jawa Menumbuhkan kreativitas guru, agar dalam penyampaian materi guru ditunjang menggunakan media

  8. Peserta didik masih menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa Jawa Peserta didik dihimbau untuk menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar, dan dibiasakan menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari

  9. Peserta didik sulit memahami bahasa Jawa yang ada di buku ajar Guru menerjemahkan bahasa Jawa yang sulit dipahami peserta didik dengan bahasa yang digunakan sehari-hari

  10. Guru kesulitan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian kurikulum 2013 Guru dihimbau untuk mempelajari teknologi dan informasi agar bisa memasukkan nilai atau paling tidak guru mendapatkan dampingan ketika akan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian tersebut

B. Pembahasan 1. Implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas

  V SD Muhammadiyah 06 Malang

  Bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar. Pada implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyususan RPP. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa kurikulum 2013, guru kelas belum membuat RPP. Dalam pembelajarannya, guru langsung mengajar tanpa membuat RPP, guru hanya menggunakan silabus dan sumber belajar berupa buku bahasa Jawa kurikulum 2013 dan LKS “Cerdas”. Hal itu dilakukan karena guru yang mengajar bahasa Jawa belum tentu paham dengan bidang bahasa Jawa dan karena bahasa Jawa selama ini masih menjadi muatan lokal wajib saja, belum menjadi muatan pelajaran yang paling utama. Sehingga pada perencanaan pembelajaran bahasa Jawa masih belum sesuai dengan ketentuan Permendikbud.

  Selain itu pada kegiatan perencanaan pembelajaran, tidak ada komponen RPP yang dibuat sesuai dengan ketentuan. Guru belum merencanakan pengelolaan kelas dengan baik karena guru belum membuat RPP. Guru telah merencanakan strategi pembelajaran dengan baik. Namun, guru belum melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik dan guru belum mempersiapkan media pembelajaran. Guru telah mempersiapkan sumber belajar dengan baik, yaitu buku bahasa Jaw a kurikulum 2013 dan LKS “Cerdas”.

  Indikator selanjutnya yaitu tidak adanya alat evaluasi yang dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran dan guru belum mempersiapkan alat evaluasi sesuai dengan materi.

  Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, secara keseluruhan kegiatan sudah mengacu pada kurikulum 2013. Guru telah membuka pembelajaran dengan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan, menyapa dan memberi salam, kemudian guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan garis besar kegiatan yang akan dilakukan dengan baik. Hanya saja pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP karena guru belum membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP. Pada kegiatan inti pembelajaran, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang didukung dengan dokumentasi menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar sudah terlaksanakan dengan baik. Namun, terdapat beberapa hal yaitu guru belum menggunakan media untuk penyampaian materi. Padahal, dengan menggunakan media, pembelajaran bahasa Jawa akan lebih menarik dan peserta didik menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

  Pada kegiatan penutup pembelajaran bahasa Jawa, langkah-langkah guru dalam kegiatan akhir pembelajaran sudah sesuai dengan standar proses pembelajaran. Guru bersama peserta didik nampak menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru melakukan refleksi dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran berupa pekerjaan rumah (PR). Kemudian guru melakukan penilaian pada setiap pembelajaran. Kegiatan menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya telah nampak dilakukan guru dengan baik.

  Tahap ketiga dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu penilaian pembelajaran yang dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa dalam penilaian pembelajaran secara keseluruhan penilaian bahasa Jawa sudah terlaksanakan dan memenuhi kriteria seperti yang tertuang dalam standar penilaian pembelajaran. Guru sudah melakukan penilaian pada setiap pembelajaran, dan sudah menggunakan berbagai teknik penilaian seperti yang sudah dibahas di atas.

  Berdasarkan paparan di atas, ditemukan persentase sebesar 80.5% dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran bahasa Jawa. Dengan persentase sebesar 80.5%, implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di kelas V dikategorikan baik sekali. Meskipun berada di kategori baik sekali, namun masih ada yang belum terlaksanakan dengan baik karena terdapat beberapa hal yang belum memenuhi standar kurikulum 2013. Seperti tidak adanya RPP yang dibuat guru sebelum melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa. Padahal, RPP merupakan perangkat pembelajaran yang wajib dibuat sebelum guru melaksanakan pembelajaran. Selain itu penggunaan media juga belum terlaksanakan dengan baik dalam pembelajaran bahasa Jawa. Kemudian untuk hal-hal lainnya selebihnya sudah terlaksanakan dengan baik dalam pembelajaran bahasa Jawa.

2. Kendala dari implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang

  Berdasarkan hasil observasi, yang menjadi kendala dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa adalah terletak pada perencanaan pembelajaran guru belum membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru mengajar secara langsung tanpa harus membuat RPP. Tidak adanya RPP yang dibuat sehingga tidak ada komponen RPP yang dibuat sesuai dengan ketentuan dan tidak ada perencanaan prosedur pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran bahasa Jawa tidak ada alat evaluasi yang dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran, karena guru juga belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa. Selain itu juga tidak ada alat evaluasi yang disiapkan sesuai materi, karena guru juga belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran sehingga tidak ada alat evaluasi yang disiapkan sesuai materi.

  Kemudian pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP, karena meskipun pembelajaran bahasa Jawa yang dilakukan sudah sesuai standar kurikulum 2013, namun masih belum sesuai dengan RPP karena guru belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak ada media pembelajaran bahasa Jawa, karena guru belum membuat media bahasa Jawa dan guru terkadang juga masih belum menguasai materi bahasa Jawa. Peserta didik masih menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa Jawa, karena mereka belum terbiasa menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peserta didik juga sulit memahami bahasa Jawa yang ada di buku ajar, karena penggunaan bahasa yang ada di buku mereka jarang terdengar di telinga mereka. Guru kesulitan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian kurikulum 2013, karena guru kurang bisa mengoperasikan aplikasi tersebut.

  Berdasarkan paparan data di atas, hambatan tersebut tentunya akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa pada kurikulum 2013. Muatan lokal wajib bahasa Jawa akan dapat berjalan dengan baik apabila problematika tersebut teratasi. Peran seluruh pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan agar kegiatan belajar mengajar bahasa Jawa dapat berjalan dengan optimal. Implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa akan berjalan dengan baik jika guru mampu mempersiapkan segala perangkat pembelajaran, mampu menciptakan suasana kelas yang menarik, dan mampu melakukan penilaian pembelajaran dengan baik. Namun menjadi guru memang tidaklah mudah karena guru harus dituntut untuk selalu sabar dan dapat mengelola kelas. Sebagai guru harus memiliki strategi dan metode dalam mengelola kelas dan mengontrol peserta didik agar suasana kelas dapat terkondisikan. Sehingga dibutuhkan solusi untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 agar dapat berjalan dengan baik.

  3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah

  06 Malang

  Implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 di kelas V akan berjalan dengan baik jika problematika yang terjadi dapat teratasi. Oleh karena itu harus ada upaya dalam mengatasi kendala tersebut agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan upaya dalam mengatasi kendala dalam implementasi muatan lokal wajib bahsa Jawa kurikulum 2013 di kelas V.

  Berdasarkan hasil observasi, upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yaitu guru diingatkan kembali pentingnya membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru dibiasakan untuk membuat RPP sehingga guru terbiasa membuat komponen RPP sesuai dengan ketentuan, agar terdapat rancangan alat evaluasi sebelum pelaksanaan pembelajaran, dan terdapat alat evaluasi yang digunakan sesuai dengan materi serta agar pelaksanaan pembelajarannya lebih terstruktur. Guru diingatkan kembali tentang pentingnya penggunaan media dalam penyampaian materi. Peserta didik dihimbau untuk dibiasakan menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran, guru menerjemahkan kata-kata atau kalimat yang tidak dimengerti peserta didik ke dalam bahasa yang digunakan sehari-hari. Upaya dalam mengatasi kendala saat penilaian yaitu guru harus pintar-pintar membagi nilai-nilai disetiap KD-nya, dan guru belajar untuk mengoperasikan aplikasi penilaian tersebut, atau minimal terdapat pendampingan ketika guru akan mengisi penilaian pembelajaran.

  Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sejauh ini guru dan kepala sekolah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi problematika yang terjadi, meskipun belum semaksimal mungkin namun sejauh ini guru dan pihak sekolah sudah melakukannya dengan baik. Guru disosialisasikan mengenai pentingnya membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran, sehingga guru terbiasa membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran. Kemudian guru dapat menumbuhkan kreativitasnya untuk membuat media agar dalam penyampaian materi apabila ditunjang dengan media maka pembelajaran akan lebih menarik, mengesankan dan karena adanya media dapat membantu peserta didik dalam memberikan pemahaman materi. Dalam penilaian pembelajaran, guru harus bisa mengoperasikan aplikasi penilaian tersebut, agar penilian pembelajarn dapat terlaksana dengan baik, dan nilai akhir peserta didik akan muncul di rapornya.

  PENUTUP A. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD

  Muhammadiyah 06 Malang, yang hasilnya adalah (a) pada tahap perencanaan pembelajaran, guru belum membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran; (b) pada tahap pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan kegiatan sudah mengacu pada kurikulum 2013, hanya saja terdapat beberapa hal yang belum terlaksana dengan baik seperti penggunaan media pembelajaran; (c) pada tahap penilaian pembelajaran secara keseluruhan penilaian sudah terlaksanakan dan memenuhi kriteria pada standar penilaian pembelajaran.

  2. Kendala dari implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang, yaitu: (a) Guru belum membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Jawa; (b) Tidak adanya komponen RPP yang dibuat sesuai dengan ketentuan; (c) Guru belum merencanakan prosedur pembelajaran; (d) Tidak adanya alat evaluasi yang dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran; (e) Tidak adanya alat evaluasi yang disiapkan sesuai dengan materi; (f) Pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP; (g) Tidak adanya media pembelajaran bahasa Jawa; (h) Peserta didik masih menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa Jawa; (i) Peserta didik sulit memahami bahasa

  Jawa yang ada di buku ajar; (j) Guru kesulitan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian kurikulum 2013

  3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa Kurikulum 2013 di kelas V SD Muhammadiyah 06 Malang, yaitu: (a) Mengingatkan guru mengenai pentingnya membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran melalui sosialisasi yang diberikan Kepala Sekolah; (b) Guru dibiasakan untuk membuat RPP sehingga guru terbiasa untuk membuat komponen RPP sesuai dengan ketentuan; (c) Guru diwajibkan membuat RPP agar dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih terstruktur dan tertata dengan baik; (d) Guru diwajibkan membuat RPP agar terdapat rancangan alat evaluasi sebelum pelaksanaan pembelajaran; (e) Guru diwajibkan membuat RPP agar terdapat alat evaluasi yang digunakan sesuai dengan materi; (f) Guru diwajibkan membuat RPP agar dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih terstruktur dan tertata dengan baik; (g) Menumbuhkan kreativitas guru, agar dalam penyampaian materi guru ditunjang menggunakan media; (h) Peserta didik dihimbau untuk menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar, dan dibiasakan menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari; (i) Guru menerjemahkan bahasa Jawa yang sulit dipahami peserta didik dengan bahasa yang digunakan sehari-hari; (i) Guru dihimbau untuk mempelajari teknologi dan informasi agar bisa memasukkan nilai atau paling tidak guru mendapatkan dampingan ketika akan memasukkan nilai dalam aplikasi penilaian tersebut.

B. Saran

  Berdasarkan temuan data yang ada pada kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran untuk dipertimbangkan. Adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  1. Perlu ditingkatkannya upaya untuk memilimalisir problematika dalam implementasi muatan lokal bahasa Jawa melalui seminar atau sosialisasi tentang muatan lokal wajib bahasa Jawa pada kurikulum 2013.

2. Untuk mengatasi kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu memanfaatkan sumber belajar, sarana dan prasarana yang ada.

  Kreativitas dan inovasi guru juga perlu ditingkatkan, agar pembelajaran bahasa Jawa dapat menarik.

  3. Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran bahasa Jawa perlu memaksimalkan kembali kerjasama antar pihak sehingga dalam implementasi muatan lokal wajib bahasa Jawa kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  Agustin, Tri Nora. 2016. Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Daerah

  di Sekolah Dasar Negeri Pamotan 2 Kabupaten Malang (Skripsi) . Malang: Universitas Negeri Malang.

  Arafik. 2013. Pembelajaran Bahasa Jawa Di Sekolah Dasar Berbasis Karakter.

  Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Arikunto, Suharsimi Dkk. 2000. Manajemen Kurikulum: Buku Pegangan Kuliah.

  Yogyakarata: Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Arikunto, Suharsimi Dkk. 2014. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI.

  Jogjakarta: DIVA Press. Hanifah, Lutfiya. 2015. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 pada Kelas V SDN Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (Skripsi) .

  Malang: FIP Universitas Negeri Malang. Haromain, Imam Dkk. 2009. Pedoman dan Implementasi Pengembangan

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs . Jawa Timur: Mapemda Kantor Wilayah.

  Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta: Arruzz Media. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual . Jakarta: Bumi Aksara.

  

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran

Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah .

  Layanan Hukum & Organisasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (Onlinekses 30 Januari 2017.

  

Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah . Layanan

  Hukum & Organisasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (Online). kses 10 Januari 2017.

  

Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014

tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 . Layanan Hukum & Organisasi

  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (Online). kses 7 April 2017.

  

Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

tentang Pemberlakuan Kurikulum 2013 . Layanan Hukum & Organisasi

  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (Online). kses 10 Januari 2017.

  

Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014

tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah . Layanan Hukum & Organisasi Kementrian Pendidikan dan

  Kebudayaan. (Online). diakses 30 Januari 2017.

  

Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014

tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah . Layanan Hukum & Organisasi Kementrian

  Pendidikan dan Kebudayaan. (Online). diakses 30 Januari 2017. Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian.

  Jakarta: Rajawali Pers. Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA. Sunarti, Dkk. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran .

  Yogyakarta: ANDI. Suyadi, Dkk. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung:

  PT Remaja Rosdakarya.44 Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

  Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah.

  Jakarta: Bumi Aksara.