MENELUSURI KEMAMPUAN MENULIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN : Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95.

MENELUSURI KEMAMPUAN MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN

(Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusar. Pendidikan
Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Pascasarjana
Program Studi Pengajaran Bahasa Indonesia

oleh:

Moh.

Rakhmat

9232039/XXIV-16


PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19

9

6

"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak mereka ketahui."

(QS Al-Alaq (96):5)

"Allah raeninggikan beberapa derajat orangorang

yang beriman dan mempunyai


ilmu."

(QS Al-Mujaadilah (58):11)

'Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui."
(QS Azzumar (39):9)

Dipersembahkan kepada:

istriku Elis Djubaedah, kedua cahaya
mataku Fitri Ayu Laksmi dan

Nisrina

Nur Fajrin, serta semua orang yang
menghargai ilmu.

DAFTAR


ISI

Halainan

KATA PENGANTAR

i

TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN

iv

DAFTAR ISI

Viii

DAFTAR TABEL
BAB I

xii


PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1. 2 Rumusan Masalah

10

1. 3 Paradigma Penelitian

11

1.4 Tujuan dan Masalah Penelitian

12


1.5 Asumsi Penelitian

14

1.6 Hipotesis Penelitian

15

1.7 Metode Penelitian

15

1.8 Populasi dan Sampel

16

BAB II BAHASA, DWIBAHASAWAN, DAN KREATIVITAS DALAM
KETERAMPILAN MENULIS


17

2. 1 Bahasa dan Pikiran

17

2.2 Dwibahasawan dan Kemampuan Berpikir Kreatif ...

25

2.3 Menulis sebagai Proses Kreatif

56

2.4 Aspek-aspek Menulis

44

2.5 Kaitan Menulis dengan Teori-teori Pengajaran
Bahasa


50

2.6 Hasil-hasil Penelitian tentang Menulis dan Ber
pikir Kreatif

59
viii

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV

70

3.1 Prosedur Penelitian

70

3 .2 Sumber Data


72

3.3 Instrumen Penelitian

73

3.4 Teknik Pengumpulan Data

75

3 .5 Pengolahan Data

79

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

81

4 .1 Pengolahan dan Analitis Data


81

4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data

83

4.2.1 Analisis Data Komposisi Bahasa Sunda

83

1) Aspek Logika

83

2) Aspek Linguistik

89

4.2.2 Analisis Data Komposisi Bahasa Indonesia ...

1)

Aspek Logika

112
112

2) Aspek Linguistik

118

4.2.3 Analisis Data Hasil Tes Kreativitas Verbal

160

4.2.4 Pengujian Asumsi-asumsi Statistik

170

4.2.5 Gambaran Umum Sumber Data


172

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

179

4.3.1 Kemampuan Menulis Komposisi Bahasa Sunda ...

179

4.3.2 Kemampuan Menulis Komposisi BI

194

4.3.3 Kemampuan Berpikir Kreatif

208

4.3.4 Latar Belakang Proses Menulis

211

4.3.5 Latar Proses Kreatif

213

4.3.6 Latar Belakang Sikap

220

IX

4.4 Pengu.jian Hipotesis
4.5

.BAB

V

Kontribusi

227

Antarvariabel

Penelitian

PEMBAHASAN
5. 1

Gambaran

229

232
Umum

Sumber

Data

232

5.2 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Sunda

239

5.2.1

Aspek Logika Komposisi Bahasa Sunda

239

5.2.2

Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Sunda

251

5.2.3 Dialektika antara* Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Sunda

268

5.3 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Indonesia

269

5.3.1 Aspek Logika Komposisi Bahasa Indonesia

270

5.3.2 Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Indonesia ..

283

5.3.3 Dialektika antara Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Indonesia

303

5.4 Kemampuan Menulis Bahasa Sunda menuju Kemampuan
Menulis

Bahasa

Indonesia

305

5.5 Bahasan Kemampuan Berpikir Kreatif
5.6 Bahasan

tentang Kontribusi

309

Antarvariabel Pene

litian

320

5.7 Penelusuran Latar Belakang Proses Menulis

331

5.8 Penelusuran Latar Belakang Proses Kreatif

339

5.9 Penelusuran Latar Belakang Sikap

347

x

BAB IV SIMPULAN,

IMPLIKASI , DAN SARAN

367

6. 1 Simpulan

367

6.2

Implikasi

374

6 .3

Saran-saran

378

6.4 Model Mengajar Menulis yang Berdimensi Kreatif
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:

RIWAYAT

381
398

HIDUP

402

xi

DAFTAR TABEL
Halaman

Nomor

Tabel

1. Teknik Penelitian Data untuk Pengujian Hipotesis ...

80

2. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Sunda

84

3. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi Bahasa Sunda

86

4. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam

Komposisi Bahasa Sunda

90

5. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Indonesia ...

113

6. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi BI

115

7. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam

Komposisi Bahasa Indonesia

119

8. Hasil Pengujian Normalitas Distribusi

171

9. Pasangan Linieritas

172

10. Penyebaran Persentase Skor Sikap

I79

11. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa

Sunda

I80

12. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Sunda

181

13. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi

Bahasa Sunda

183

14. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo

sisi Bahasa Sunda

185

15. Distribusi Frekuensi Aspek Linguistik Komposisi Ba
•7

hasa Sunda

18'
xii

16. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata

Komposisi Bahasa Sunda

188

17. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Sunda

ign.

18. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Sunda

ig2

19. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa
Indonesia

iq4

20. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Indonesia

iqo

21. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi
Bahasa Indonesia

-107

22. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo
sisi Bahasa Indonesia

igg

23. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Linguistik Komposisi
Bahasa Indonesia

201

24. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata
Komposisi Bahasa Indonesia

203

25. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Indonesia

205

26. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Indonesia

207

27. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif

208

28. Penyebaran Persentase Skor Setiap Tes

210

xm

PENDAHULUAN

•• ;. Latar Belakanq Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang digunakan oleh
manusia untuk menqungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang

lain. Dalam rangka kehidupan manusia maka fungsi. bahasa yang
palmq dasar adalah menjelmakan pemikiran konseptual

ke dal

am

dunia kehidupan (Santosa, 1989). Oleh karena itu, Munanda
(1988:1) memandang bahwa prases-prases pemikiran sangat ditentur

kan oleh kemampuan berbahasa. Melalui ungkapan bahasa pikiran,
perasaan, dan penalaran seseorang dapat dirangsang dan dilatih.

Alisjahbana (1979:2) menandaskan bahwa bahasa it,, adalah

penjelmaan manusia yang paling jelas, terutama sekali berhubungan
dengan kesanggupan untuk berpikir yang diberikannya kepada manu

sia. Dari pernyataan ini terkandung pertanyaan yang masih dipertanyakan orang sampai saat ini. Pertanyaan yang dimaksudkan itu
ialah apakah yang tumbuh lebih dahulu dalam evolusi manusia:
kecakapan manusia berpikirkah atau kecakapan manusia berbahasa?
Tentu saja hubungan antara keduanya itu bersifat dialektik.

Artinya tiap-tiap kemajuan berpikir membentuk konsep yang ban.,
dan menghendaki kata yang baru. Sementara itu. tiap-tiap kata
atau istilah yang baru member! "pijakan" kepada pikiran untuk

terus menciptakan konsep baru yanq menghendaki kata yang baru
Pula. Selanjutnya Ta.dir menjelaskan banwa

pikiran dalam art,

yang

seluas-luasnya

semata-mata berlaku dengan bahasa dan dalam

bahasa, oleh karena tiap-tiap konsep yang terbentuk oleh
dilambangkan

oleh

kata, sedangkan susunan

pikiran

konsep-konsep , yang

merupakan buah pikiran selalu tersusun dalam kalimat atau susunan

kata yang berarti, yaitu yang mengandung pikiran.

Hal senada diungkapkan pula oleh Karl Albrecht. Ia menyata-

kan

bahwa

kita tidak hanya berpikir dengan

kata,

tetapi

kita

berpikir dalam kata pula. Kata tidak hanya sebagai alat berpikir.
Kata atau serangkaian kata merupakan gagasan (Albrecht, 1992:48).
Dari

gagasan-gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa

pikiran

begitu

erat hubungannya sehingga hasil

yang

dan

diperoleh

dari pengkajian bahasa diharapkan dapat menambah pengertian

kita

tentang alam pikiran manusia.

Untuk

mengetahui

hubungan antara bahasa dan

pikiran

kita

dapat

mengikuti perkembangan bahasa pada

kita

amati seorang anak yang usianya hampir mencapai

anak-anak.

dua

kelihatan kepada kita seolah-olah ia keranjingan pada
yaitu

nama-nama

benda dan peristiwa di sekitarnya.

itu
Jika

tahun

kata-kata,
Pada

tahap

selanjutnya, ia tidak saja menghafal kata-kata melainkan berusaha

memahami

Dengan

kata-kata

kata-kata

itu

berdasarkan

pancaindera

lain, ia mulai menambah dan

dan

akalnya.

menyusun

konsep itu dalam kalimat. Selanjutnya, ia menumbuhkan

konsep-

pikirannya

yang lambat-laun membawanya kepada pendirian yang objektif terha
dap

lingkungan sekitarnya.

Dalam mempelajari kemampuan kognitif ini, maka

akan

berkaitan

dengan bahasan

mengenai

pembicaraan

perkembangan

kognitif

anak.

Piaget

kanak-kanak

meneliti perkembangan kognitif
sampai

dengan

remaja (2

anak

tahun

sejak

sampai

masih

dengan

15

tahun). Piaget membedakan empat tahap utama perkembangan kognitif
anak. Keempat tahap ini berturut-turut dinamakan tahap sensorimo-

toris,

tahap praoperasional,

operasi

formal.

tahap operasi kongkret,

Dalam teorinya ia

merinci

dan

kemampuan

tahap

berpikir

anak-anak dari fase berpikir yang sederhana hingga mampu berpikir
abstrak dan mampu berpikir tentang hal-hal yang belum atau

pernah dialaminya (Bruner,
Jika

1978:33-37, Labinowics,

tidak

1980:60).

dilihat dari tahap perkembangan kognitif Piaget

maka

mahasiswa masih berada pada tahap operasi formal. Terutama

siswa

yang

ditandaskan
formal
atau

berusia sekitar 18 sampai dengan 20 tahun.
oleh

Piaget bahwa pada anak

dapat dicapai pada usia
dalam

hal

lain

11-12

normal

tahun

antara 18-20 tahun.

Hal

tahap

atau
Jadi,

14-15
yang

urutan

tahap

telah

mampu

tentang

memikirkan hal yang abstrak,

demikian,
serta

mampu

topik

berpikir

hal-hal yang belum atau tidak pernah dialaminya.

dibuatnya.

menulis

tetapi

mahasiswa

puan berpikir mahasiswa dapat diteiaah melalui karangan
yang

tahun
penting

bukan masalah usia pencapaian tiap tahap kognitif

Dengan

Hal

ini dilandasi dengan

merupakan proses bernalar.

kita harus berpikir,

membandingkan,

suatu

ini

operasi

adalah

kongkret dan formal.

maha

Kemam

(wacana)

konsep

bahwa

Untuk menulis mengenai

suatu

menghubung-hubungkan berbagai

dan sebagainya (Akhadiat, dkk.,

fakta,

1392:41).

Kecenderungan pola kognitif seseorang sesuai dengan ungkapan

bahasanya.

Seseorang yang mengeksternalisasikan

pengetahuan-

nya,

maka

ia diduga akan

memproduksi bahasa

yang

bervariasi.

Untuk mengenai kecenderungan bahasa ini, maka harus dipertimbangkan

beberapa alternatif model struktur pemrosesan bahasa.

ini merupakan variasi proses kebahasaan

yang dapat

Model

dilihat dari

informasi yang diproduksi. Johnson-Laird dan Farster (dalam Garnham, 1985:204) mengatakan bahwa model struktur pemrosesan

bahasa

dapat

bentuk

dilihat

dari hasil produksi bahasa, seperti dalam

wacana.

Mengenai

model

struktur bahasa

ini,

mereka

berpendapat

bahwa dapat dikenal beberapa kecenderungan sifat-sifatnya.
Kecenderungan sifat-sifat itu meliputi antara lain, (1) proses
tingkat kata, apakah isi wacana cenderung perseptual atau kontekstual,
sikap

l. ,„
berbahasa

mahasiswa. Dengan melihat hubungan antara variabel-variabel t
"but, maka ada beberapa langkah atau prosedur yang dilalui dalLam
:er-

penelitian ini. Langkah-langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut,

Pertama, aspek logika dan aspek linguistik dari komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dianalisis dengan cara memba

has aspek isi dan organisasi komposisi, penggunaan kata, kalimat,
dan mekanik penulisan. Kedua, hubungan antara kemampuan menulis

71

komposisi bahasa Sunda dan kemampuan menulis komposisi bahasa
Indonesia dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Ketiga, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dengan kemampuan berpikir kreatif untuk dilihat
apakah ada hu-bungan antara keduanya. Keempat,

hubungan antara

kemampuan menulis komposisi bahasa Indonesia dan kemampuan berpi
kir kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Kelima, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan kemampuan berpikir
kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
kemampuan menulis dua bahasa dengan kemampuan berpikir kreatif.
Keenam, menelusuri latar belakang proses menulis, proses kreatif,
dan sikap berbahasa untuk melihat apakah hal-hal itu mempengaruhi
kemampuan menulis dalam dua bahasa dan kemampuan berpikir krea
tif

Dengan memperhatikan hubungan antarvariabel di atas, jelaslah kiranya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hu
bungan beberapa variabel dan kontribusi antara variabel-varibel
tersebut.

Oleh karena itu, metode yang

tepat digunakan

dalam

penelitian ini ialah metode deskriptif. Hal ini sejalan dengan
pendapat Best yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif ingin
menjawab pertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara
variabel

(dalam Faisal, 1982:162). Ia mengemukakan alasan

bahwa

untuk "mengatur" peristiwa atau kejadian seringkali tidak dapat
dilaksanakan (kalau bisa disebut tidak mungkin, berdasar pertimbangan etik misalnya) maka suatu analisis terhadap apa yang sebe-

72

narnya

terjadilah

satu-satunya cara yang layak

untuk

meneliti

sebab-sebabnya.

Dalam

kaitan

dengan metode deskriptif

ini,

pengumpulan

data diarahkan untuk pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai

dalam

status suatu subjek kajian. Yang menjadi subjek

penelitian

mahasiswa

dalam

kajian

ini adalah hubungan antara kemampuan
dua bahasa dengan kemampuan

berpikir

menulis
kreatif.

Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, analisis (pengolahan
data), dan membuat kesimpulan.

3.2 Sumber Data

Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti selalu

dengan

subjek-subjek yang menjadi sumber data!'

berhubungan

Subjek-subjek

tersebut berupa mahasiswa, hasil menulis, skor hasil tes

vitas verbal, hasil kuesioner, hasil wawancara, dan

kreati

sebagainya.

Dalam penelitian ini subjek-subjek tersebut berfungsi ganda yakni
sebagai objek penelitian dan sebagai sumber informasi.

Dengan

memperhatikan hal di atas, dapatlah

dipahami

tingnya pembatasan yang tegas dan jelas atas penentuan

pen-

populasi

dalam penelitian ini. Adapun populasi sasaran dari penelitian ini

ialah

mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP

dung

tingkat I dan II yang berusia 19 tahun 1994/1995.

yang

terkumpul diperkirakan seluruhnya ialah 80 karangan

Karangan

Sunda dan 80 karangan bshasa Indonesia. Mengingat populasi
ada, maka sampel yang akan

iteliti terdiri atas karangan

Ban
bahasa

yang
bahasa

73

Sunda

dan

karangan bahasa Indonesia mahasiswa yang

tahun saja.

berusia

19

Dengan demikian, jumlah mahasiswa yang akan diteliti

diperkirakan

kurang

dari 80 mahasiswa.

Dari

hasil

penelitian

jumlah mahasiswa yang diteliti sebanyak 59 orang.

3.3

Instrumen

Penelitian

Instrumen

penelitian merupakan salah satu sarana untuk

me-

ngumpulkan data dan mempunyai andil yang cukup besar terhadap ke

berhasilan

suatu

penelitian. Oleh karena

data

yang

terkumpul

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipote
sis

yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan hal ini ada

ragam

alat

(instrumen)

pengumpulan

data.

Instrumen

banyak
tersebut

disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Data yang diperlu

kan dalam penelitian ini adalah (1) data kemampuan menulis kompo
sisi

bahasa Sunda, (2) data kemampuan menulis

komposisi

bahasa

Indonesia, (3) data kemampuan berpikir kreatif, (4) data kuesion
er

skala sikap, dan (5) data kualitatif tentang

proses

menulis

dan proses kreatif.

Untuk
instrumen,

mengumpulkan data tersebut digunakan lima
yaitu (1) tes menulis bahasa Sunda, (2)

perangkat

tes

menulis

bahasa Indonesia, (3) tes kreativitas verbal, (4) kuesioner skala
sikap, dan (5) pedoman wawancara. Semua tes tersebut dibuat dalam
bentuk lembaran-lembaran. untuk menganalisis

tes menulis

bahasa

Sunda dan bahasa Indonesia digunakan instrumen profil komposisi.
Lembar tes menulis bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dibuat

dalam bentuk yang sama. Perbedaannya terletak pada instruksji vuuk

74

digunakan sesuai dengan bahasanya. Lembar tes menulis ini terdiri

atas dua bagian, yaitu bagian petunjuk dan bagian soal

karangan.

Dalam bagian petunjuk tertulis waktu yang disediakan untuk

lis

yaitu selama 45 menit. Selain itu tertulis pula

yang

menu

aspek-aspek

harus diperhatikan dalam proses menulis, yakni isi,

organ

isasi, penggunaan kata, penggunaan kalimat, dan teknik penulisan.

Pada

bagian soal tertulis isi komposisi yang

diharapkan

sesuai

dengan petunjuk soal.

Lembar tes kreativitas verbal dibuat berdasarkan yang disusun

oleh

usia

19

batas

Munandar (1988). Tes tersebut telah
tahun. Tes ini terdiri atas 6

waktunya

adalah

dibakukan

subtes

untuk masing-masing subtes.

yang

sampai

ditentukan

Keenam

subtes

(l)Permulaan Kata untuk mengukur kelancaran dengan

itu

kata,

(2) Menyusun Kata untuk mengukur kelancaran kata dan keterampilan
dalam

reorganisasi perseptual, (3) Membentuk Kalimat

untuk

mengukur kelancaran dalam ungkapan, (4)

Sama

Tiga

Kata

Sifat-sifat

yang

untuk mengukur kelancaran memberikan gagasan,

(5)

Macam-

macam Penggunaan untuk mengukur fleksibilitas dalam pemikiran dan
orisinalitasnya, dan (6) Apa Akibatnya untuk mengukur

dalam

memberikan

gagasan yang dikombinasikan

kelancaran

dengan

elaborasi

atau

kemampuan mengembangkan gagasan. Masing-masing subtes

diri

atas

2 item sehingga seluruhnya terdapat

12

item

ter

dengan

waktu secara keseluruhan selama 30 menit.

Lembar

diri.

kuesioner (skala sikap) dibuat oleh

Kuesioner

mahasiswa.

tersebut

Kuesioner

disusun untuk mengukur

ini disusun

berdasarkan

peneliti

skala

latar

sen

sikap

belakang

75

pribadi dan kebiasaan berbahasa mahasiswa dalam kehidupan seharihari

baik di kampus maupun di rumah. Pelaksanaan

instrumen

juga

disertai dengan pengamatan langsung terhadap

hal-hal

ini

yang

berkaitan dengan data yang diperoleh.

Pedoman

latar

wawancara

belakang

proses

dibuat oleh

peneliti

menulis dan

proses

untuk

mengetahui

kreatif

mahasiswa.

Pedoman wawancara disusun berdasarkan tes menulis dan tes kreati
vitas verbal yang dikerjakan mahasiswa.

Adapun profil komposisi
analisis

hasil

dan

bahasa

(1981)

dalam

ESL Composition Profile. Profil komposisi ini terdiri atas

empat

Indonesia.

bagian,
kolom

karangan

digunakan sebagai alat untuk meng

siswa dalam bahasa

Sunda

Alat ini dikembangkan oleh Jacob, dkk.

yaitu (1) kolom komponen, (2) kolom skor
rentangan

skor, dan (4)

komponen ini diberi bobot

kolom

komponen,

kriteria.

(3)

Masing-masing

total dari kriteria tertinggi yaituEx-

cellent To very Good kemudian menurun ke Good To Average, Fair To

Poor, dan terakhir

Very Poor. Kriteria ini berlaku untuk

setiap

komponeh dengan bobot skor yang berbeda-beda.

3.4 Teknik Pengumpuian Data

Data

berikut:
tahap

dalam penelitian ini dikumpulkan melalui

(1)

tahap persiapan, (2) tahap

pengumpulan

tahap-tahap

pelaksanaan,

hasil. Sebagaimana kita ketahui

bahwa

pengumpulan data ini sangat menentukan berhasil tidaknya
tian

ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

tanap agar diper.Ieh data yang akurat.

dan

(3)
tahap

peneli

tahap

demi

76

Tahap persiapan sebagai tahap awal pengumpulan data melipu

ti

empat kegiatan.

terdiri

atas

Pertama,

penyusunan instrumen tes menulis yang

lembar soal dan

lembar jawaban.

Kedua,

penyusunan

kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk

mahasiswa.

Ketiga,

kebutuhan.

memperbanyak instrumen tersebut sesuai dengan

Keempat,

penyiapan dan pemeriksaan kelengkapan

akan digunakan.

mungkin

instrumen

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kesulitan yang

terjadi

karena

kekurangan

instrumen,

atau

instrumen yang akan menghambat kelancaran pengumpulan
Ada

tiga kegiatan yang dilakukan dalam

ini. Pertama,

mampuan kreativitas verbal subjek,

Kedua,

data.
pelaksanaan

dan ketiga,

atan pengetesan kemampuan menulis dimulai,

dalam

kegiatan pengetesan ke

an kuesioner yang dikerjakan oleh subjek dan

ini

tahap

kerusakan

kegiatan pengetesan kemampuan menulis subjek

bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.

memberikan

yang

kegiatan pengisi-

guru.

Sebelum kegi

peneliti lebih

dahulu

penjelasan tentang tujuan diadakan tes tersebut.

Hal

dimaksudkan agar subjek benar-benar dengan kesungguhan

dan kepercayaan diri melaksanakan tes tersebut.

Di sini

ditekan-

kan pula kepada mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan
tivitas

dalam

Sunda

krea

menulis.

Subjek mengerjakan dua tes menulis yaitu tes menulis
bahasa

hati

dan

tes menulis dalam

bahasa

Indonesia.

dalam
Mereka

diminta untuk mengerjakan tes menulis dalam bahasa Sunda terlebih
dahulu.

jakan

Pada kesempatan berikutnya,

mereka diminta untuk

menger

tes menulis dalam bahasa Indonesia. Urutan ini secara

se-

ngaja disusun demikian untuk menghindari penerjemahan dari bahasa

77

Indonesia ke bahasa Sunda. Hal ini dapat diduga bahwa jika mereka

diminta

untuk mengarang dalam bahasa Indonesia terlebih

dahulu,

subjek cenderung akan menerjemahkan gagasannya dari bahasa

nesia

Indo

ke bahasa Sunda. Oleh karena subjek lebih terbiasa

menga

rang dalam bahasa Indonesia daripada dalam bahasa Sunda.

diberi waktu selama 45 menit untuk mengerjakan

tes

menulis dalam bahasa Sunda dan 45 menit kemudian mengerjakan

tes

Subjek

menulis
menit

dalam

untuk

bahasa Indonesia. Jadi, subjek
mengerjakan

dua tes menulis

diberi

tersebut.

waktu
Hasil

90
tes

menulis bahasa Sunda dikumpulkan menjelang waktu 45 menit pertama
yang diberikan usai. Begitu pula hasil tes menulis bahasa Indone
sia dikumpulkan menjelang waktu 45 menit kedua usai.

Dalam mengerjakan tes menulis bahasa Sunda, subjek
bangkan

karangannya

peneliti.

Hal

berdasarkan

topik

yang

ini dimaksudkan agar mereka

telah

tidak

mengem

ditentukan

terlalu

lama

memikirkan topik yang ingin dikembangkannya. Sehingga waktu

yang

tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan

demikian,

subjek lebih memusatkan perhatiannya pada topik yang dikarangnya.
Adapun dalam pengerjaan tes menulis bahasa Indonesia subjek harus
mengembangkan tulisannya berdasarkan topik yang telah

dikembang

kannya dalam karangan bahasa Sunda. Strategi ini dilakukan

mengetahui

sampai sejauh mana kreativitas subjek

untuk

mengembangkan

tulisannya dalam dua bahasa.

Pada

waktu subjek mengerjakan tes,

pengawas

mengupayakan

memberikan perilaku yang sama, yaitu mengawasi jalannya
tersebut.

Dengan adanya pengawasan subjek merasa

kegiatan

tenang

dalam

78

mengerjakan tes, tidak saling mempengaruhi, dan tidak berdiskusi.
Dengan

situasi

subjek

lebih

pengawasan.

semacam ini dapat menumbuhkan
meningkat jika dibandingkan

daya

dengan

kreativitas
tidak

adanya

Setelah subjek cukup puas dengan hasil pekerjaannya,

subjek mengumpulkan lembar jawaban beserta lembar soalnya.

Tes kedua yang harus dikerjakan subjek adalah tes kreativi
tas

verbal. Tes ini dikerjakan oleh subjek selama 30 menit.

ini

diikuti sejumlah subjek yang telah mengerjakan tes

Artinya

subjek

yang mengerjakan tes

kreativitas

menulis.

verbal

dengan subjek yang mengerjakan tes menulis. Begitu pula
yang

sama diupayakan pengawas kepada subjek

tes kreativitas verbal. Pengawas

ketika

Tes

sama

perilaku

mengerjakan

berusaha menjaga kondisi

kelas

tetap tenang, agar subjek yang mengerjakan tes tidak terganggu.

Data

yang diperoleh dari hasil tes menulis dan tes kreati

vitas verbal di atas merupakan cara pengumpulan data dalam

pene

litian ini. Adapun data yang lainnya diperoleh melalui penyebaran

kuesioner kepada subjek. Penyebaran kuesioner tersebut
setelah

data tes menulis terkumpul. Diharapkan

dari

dilakukan
penyebaran

kuesioner ini diperoleh informasi yang tepat. Kuesioner

dibagikan

kepada

sejumlah subjek yang diteliti.

tersebut

Jumlah

subjek

yang diteliti adalah 59 subjek. Kuesioner dibagikan sesuai dengan
jumlah subjek tersebut.

Setelah

tes

dilakukan dan kuesioner

dibagikan,

karangan

dikelomp>-kK.an berdasarkan bahasanya dan jawaban kuesioner dikelompokkan

berdas8rkan

subjek penelitiannya.

Data

hasil

suo.iek terkumppl sebanyak 5S karangan bahasa Sunda dan 59

karangan
karan-

79

gan bahasa Indonesia. Jadi. jumlah seluruh karangan sebanyak

118

karangan. Data hasil tes kreativitas verbal terkumpul sebanyak 59
buah sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Demikian

pula de

ngan jumlah data dari jawaban kuesioner subjek terkumpul sebanyak
59

buah.

Semua data yang telah terkumpul tersebut kemudian dievalua
si oleh evaluator.

Hasil tes menulis bahasa Sunda dievaluasi oleh

dua orang evaluator dari Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.

Hasil

tes menulis bahasa Indonesia dievaluasi oleh dua orang evaluator,
peneliti sendiri dan seorang lagi dari Jurusan Pendidikan
dan

Sastra Indonesia.

Untuk mengevaluasi hasil

tes

Bahasa

kreativitas

verbal peneliti banyak dibantu oleh seorang evaluator dari Jurus
an

Psikologi

kuesioner

Pendidikan

dan Bimbingan.

Adapun

dari subjek dievaluasi oleh peneliti

hasil

jawaban

sendiri.

Begitu

pula hasil wawancara disimpulkan oleh peneliti.

3.5 Pengolahan Data

Semua data yang telah dievaluasi,

selanjutnya diolah berda

sarkan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penggunaan
statistik

ini dihubungkan dengan masalah probabilitas

mungkinan

kebenaran

(1988:1)

mengungkapkan

statistika
yang

data

inferensial

sampel

perbedaan statistika

ini.

data sampel:

penyajian.

ke-

Natawidjaja

deskriptif

Statistika deskriptif adalah

berkenaan dengan penyusunan,

penghitungan

penelitian

atau

dengan

statistika

penyimpulan,

serta

fungsinya tidak lebih dari

memberikan

gambaran tentang hasil per.gukuran sebagaimana idanya.

Statistika

80

inferensial merupakan statistika

yang berkenaan dengan pembuatan

keputusan dalam ketidaktentuan, yaitu upaya untuk membuat keputusan

terbaik dengan menggunakan dan berdasarkan data

yang

tidak

deskriptif dalam penelitian ini digunakan

untuk

lengkap.

Statistik

proses tabulasi, penggambaran, dan mendeskripsikan hasil

pengum

pulan data. Adapun statistik inferensial digunakan untuk

mempre-

diksi

atau

keperluan
program

mengestimasi karakteristik

ini

sampel

digunakan uji statistik

populasi.

Untuk

bantuan

paket

melalui

microstat. Program ini diperlukan untuk perhitungan

normalitas distribusi frekuensi, uji signifikansi koefisien

uji

reg-

resi, dan uji linieritas regresi.

Hipotesis

penelitian

diuji

dengan

teknik-teknik

termaktub dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel

1

TEKNIK ANALISIS DATA UNTUK PENGUJIAN
HIPOTESIS PENELITIAN

Nomor

Variabel

Teknik

Hipotesis

Penelitian

Analisis

1

XI

X2

Koreiasi

sederhana

2

XI

Y

Korelasi

sederhana

3

X2

Y

Koreiasi

sederhana

4

X12

Y

Korelasi ganda

seperti

BAB

V

PEMBAHASAN

Dalam bab lima ini diketengahkan pembahasan terhadap

hasil

penelitian.

penelitian

Pembahasan dititikberatkan

pada

hasil-

hasil-hasil

dibandingkan dengan hasil-hasil studi terdahulu

yang

termuat dalam bab dua maupun di luar isi bab tersebut.

Pembahasan

pokok-pokok

penelitian ini dilakukan dengan

masalah

yang

diteliti. Hal

ini

mengacu

kepada

mencakup

kemampuan subjek dalam menulis komposisi bahasa Sunda,

tingkat
kemampuan

menulis komposisi bahasa Indonesia, dan kemampuan berpikir
tif

serta hubungan dan kontribusi antara ketiga variabel

krea
terse

but. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan latar belakang proses

menulis, latar belakang proses kreatif, dan latar belakang

sikap

subjek terhadap. pemakaian bahasa.

5 .1 Gambaran Umum SumbfeX. Data

Penelitian

kemampuan

ini

memberikan

gambaran

bahwa

menulis komposisi bahasa Sunda dan

karakteristik

kemampuan

menulis

komposisi bahasa Indonesia subjek pada umumnya termasuk

kriteria

sedang.

termasuk

Begitu pula kemampuan berpikir kreatif

subjek

kriteria sedang. Dalam menulis komposisi bahasa Sunda skor

rata

yang

sedangkan

skor

rata-rata

bahasa Indonesia adalah 70,92. A