MENELUSURI KEMAMPUAN MENULIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN : Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95.
MENELUSURI KEMAMPUAN MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN
(Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusar. Pendidikan
Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95)
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Pascasarjana
Program Studi Pengajaran Bahasa Indonesia
oleh:
Moh.
Rakhmat
9232039/XXIV-16
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
9
6
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak mereka ketahui."
(QS Al-Alaq (96):5)
"Allah raeninggikan beberapa derajat orangorang
yang beriman dan mempunyai
ilmu."
(QS Al-Mujaadilah (58):11)
'Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui."
(QS Azzumar (39):9)
Dipersembahkan kepada:
istriku Elis Djubaedah, kedua cahaya
mataku Fitri Ayu Laksmi dan
Nisrina
Nur Fajrin, serta semua orang yang
menghargai ilmu.
DAFTAR
ISI
Halainan
KATA PENGANTAR
i
TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
iv
DAFTAR ISI
Viii
DAFTAR TABEL
BAB I
xii
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1. 2 Rumusan Masalah
10
1. 3 Paradigma Penelitian
11
1.4 Tujuan dan Masalah Penelitian
12
1.5 Asumsi Penelitian
14
1.6 Hipotesis Penelitian
15
1.7 Metode Penelitian
15
1.8 Populasi dan Sampel
16
BAB II BAHASA, DWIBAHASAWAN, DAN KREATIVITAS DALAM
KETERAMPILAN MENULIS
17
2. 1 Bahasa dan Pikiran
17
2.2 Dwibahasawan dan Kemampuan Berpikir Kreatif ...
25
2.3 Menulis sebagai Proses Kreatif
56
2.4 Aspek-aspek Menulis
44
2.5 Kaitan Menulis dengan Teori-teori Pengajaran
Bahasa
50
2.6 Hasil-hasil Penelitian tentang Menulis dan Ber
pikir Kreatif
59
viii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV
70
3.1 Prosedur Penelitian
70
3 .2 Sumber Data
72
3.3 Instrumen Penelitian
73
3.4 Teknik Pengumpulan Data
75
3 .5 Pengolahan Data
79
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
81
4 .1 Pengolahan dan Analitis Data
81
4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data
83
4.2.1 Analisis Data Komposisi Bahasa Sunda
83
1) Aspek Logika
83
2) Aspek Linguistik
89
4.2.2 Analisis Data Komposisi Bahasa Indonesia ...
1)
Aspek Logika
112
112
2) Aspek Linguistik
118
4.2.3 Analisis Data Hasil Tes Kreativitas Verbal
160
4.2.4 Pengujian Asumsi-asumsi Statistik
170
4.2.5 Gambaran Umum Sumber Data
172
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
179
4.3.1 Kemampuan Menulis Komposisi Bahasa Sunda ...
179
4.3.2 Kemampuan Menulis Komposisi BI
194
4.3.3 Kemampuan Berpikir Kreatif
208
4.3.4 Latar Belakang Proses Menulis
211
4.3.5 Latar Proses Kreatif
213
4.3.6 Latar Belakang Sikap
220
IX
4.4 Pengu.jian Hipotesis
4.5
.BAB
V
Kontribusi
227
Antarvariabel
Penelitian
PEMBAHASAN
5. 1
Gambaran
229
232
Umum
Sumber
Data
232
5.2 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Sunda
239
5.2.1
Aspek Logika Komposisi Bahasa Sunda
239
5.2.2
Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Sunda
251
5.2.3 Dialektika antara* Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Sunda
268
5.3 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Indonesia
269
5.3.1 Aspek Logika Komposisi Bahasa Indonesia
270
5.3.2 Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Indonesia ..
283
5.3.3 Dialektika antara Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Indonesia
303
5.4 Kemampuan Menulis Bahasa Sunda menuju Kemampuan
Menulis
Bahasa
Indonesia
305
5.5 Bahasan Kemampuan Berpikir Kreatif
5.6 Bahasan
tentang Kontribusi
309
Antarvariabel Pene
litian
320
5.7 Penelusuran Latar Belakang Proses Menulis
331
5.8 Penelusuran Latar Belakang Proses Kreatif
339
5.9 Penelusuran Latar Belakang Sikap
347
x
BAB IV SIMPULAN,
IMPLIKASI , DAN SARAN
367
6. 1 Simpulan
367
6.2
Implikasi
374
6 .3
Saran-saran
378
6.4 Model Mengajar Menulis yang Berdimensi Kreatif
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
RIWAYAT
381
398
HIDUP
402
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
Tabel
1. Teknik Penelitian Data untuk Pengujian Hipotesis ...
80
2. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Sunda
84
3. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi Bahasa Sunda
86
4. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam
Komposisi Bahasa Sunda
90
5. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Indonesia ...
113
6. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi BI
115
7. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam
Komposisi Bahasa Indonesia
119
8. Hasil Pengujian Normalitas Distribusi
171
9. Pasangan Linieritas
172
10. Penyebaran Persentase Skor Sikap
I79
11. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa
Sunda
I80
12. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Sunda
181
13. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi
Bahasa Sunda
183
14. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo
sisi Bahasa Sunda
185
15. Distribusi Frekuensi Aspek Linguistik Komposisi Ba
•7
hasa Sunda
18'
xii
16. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata
Komposisi Bahasa Sunda
188
17. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Sunda
ign.
18. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Sunda
ig2
19. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa
Indonesia
iq4
20. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Indonesia
iqo
21. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi
Bahasa Indonesia
-107
22. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo
sisi Bahasa Indonesia
igg
23. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Linguistik Komposisi
Bahasa Indonesia
201
24. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata
Komposisi Bahasa Indonesia
203
25. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Indonesia
205
26. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Indonesia
207
27. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
208
28. Penyebaran Persentase Skor Setiap Tes
210
xm
PENDAHULUAN
•• ;. Latar Belakanq Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang digunakan oleh
manusia untuk menqungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang
lain. Dalam rangka kehidupan manusia maka fungsi. bahasa yang
palmq dasar adalah menjelmakan pemikiran konseptual
ke dal
am
dunia kehidupan (Santosa, 1989). Oleh karena itu, Munanda
(1988:1) memandang bahwa prases-prases pemikiran sangat ditentur
kan oleh kemampuan berbahasa. Melalui ungkapan bahasa pikiran,
perasaan, dan penalaran seseorang dapat dirangsang dan dilatih.
Alisjahbana (1979:2) menandaskan bahwa bahasa it,, adalah
penjelmaan manusia yang paling jelas, terutama sekali berhubungan
dengan kesanggupan untuk berpikir yang diberikannya kepada manu
sia. Dari pernyataan ini terkandung pertanyaan yang masih dipertanyakan orang sampai saat ini. Pertanyaan yang dimaksudkan itu
ialah apakah yang tumbuh lebih dahulu dalam evolusi manusia:
kecakapan manusia berpikirkah atau kecakapan manusia berbahasa?
Tentu saja hubungan antara keduanya itu bersifat dialektik.
Artinya tiap-tiap kemajuan berpikir membentuk konsep yang ban.,
dan menghendaki kata yang baru. Sementara itu. tiap-tiap kata
atau istilah yang baru member! "pijakan" kepada pikiran untuk
terus menciptakan konsep baru yanq menghendaki kata yang baru
Pula. Selanjutnya Ta.dir menjelaskan banwa
pikiran dalam art,
yang
seluas-luasnya
semata-mata berlaku dengan bahasa dan dalam
bahasa, oleh karena tiap-tiap konsep yang terbentuk oleh
dilambangkan
oleh
kata, sedangkan susunan
pikiran
konsep-konsep , yang
merupakan buah pikiran selalu tersusun dalam kalimat atau susunan
kata yang berarti, yaitu yang mengandung pikiran.
Hal senada diungkapkan pula oleh Karl Albrecht. Ia menyata-
kan
bahwa
kita tidak hanya berpikir dengan
kata,
tetapi
kita
berpikir dalam kata pula. Kata tidak hanya sebagai alat berpikir.
Kata atau serangkaian kata merupakan gagasan (Albrecht, 1992:48).
Dari
gagasan-gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa
pikiran
begitu
erat hubungannya sehingga hasil
yang
dan
diperoleh
dari pengkajian bahasa diharapkan dapat menambah pengertian
kita
tentang alam pikiran manusia.
Untuk
mengetahui
hubungan antara bahasa dan
pikiran
kita
dapat
mengikuti perkembangan bahasa pada
kita
amati seorang anak yang usianya hampir mencapai
anak-anak.
dua
kelihatan kepada kita seolah-olah ia keranjingan pada
yaitu
nama-nama
benda dan peristiwa di sekitarnya.
itu
Jika
tahun
kata-kata,
Pada
tahap
selanjutnya, ia tidak saja menghafal kata-kata melainkan berusaha
memahami
Dengan
kata-kata
kata-kata
itu
berdasarkan
pancaindera
lain, ia mulai menambah dan
dan
akalnya.
menyusun
konsep itu dalam kalimat. Selanjutnya, ia menumbuhkan
konsep-
pikirannya
yang lambat-laun membawanya kepada pendirian yang objektif terha
dap
lingkungan sekitarnya.
Dalam mempelajari kemampuan kognitif ini, maka
akan
berkaitan
dengan bahasan
mengenai
pembicaraan
perkembangan
kognitif
anak.
Piaget
kanak-kanak
meneliti perkembangan kognitif
sampai
dengan
remaja (2
anak
tahun
sejak
sampai
masih
dengan
15
tahun). Piaget membedakan empat tahap utama perkembangan kognitif
anak. Keempat tahap ini berturut-turut dinamakan tahap sensorimo-
toris,
tahap praoperasional,
operasi
formal.
tahap operasi kongkret,
Dalam teorinya ia
merinci
dan
kemampuan
tahap
berpikir
anak-anak dari fase berpikir yang sederhana hingga mampu berpikir
abstrak dan mampu berpikir tentang hal-hal yang belum atau
pernah dialaminya (Bruner,
Jika
1978:33-37, Labinowics,
tidak
1980:60).
dilihat dari tahap perkembangan kognitif Piaget
maka
mahasiswa masih berada pada tahap operasi formal. Terutama
siswa
yang
ditandaskan
formal
atau
berusia sekitar 18 sampai dengan 20 tahun.
oleh
Piaget bahwa pada anak
dapat dicapai pada usia
dalam
hal
lain
11-12
normal
tahun
antara 18-20 tahun.
Hal
tahap
atau
Jadi,
14-15
yang
urutan
tahap
telah
mampu
tentang
memikirkan hal yang abstrak,
demikian,
serta
mampu
topik
berpikir
hal-hal yang belum atau tidak pernah dialaminya.
dibuatnya.
menulis
tetapi
mahasiswa
puan berpikir mahasiswa dapat diteiaah melalui karangan
yang
tahun
penting
bukan masalah usia pencapaian tiap tahap kognitif
Dengan
Hal
ini dilandasi dengan
merupakan proses bernalar.
kita harus berpikir,
membandingkan,
suatu
ini
operasi
adalah
kongkret dan formal.
maha
Kemam
(wacana)
konsep
bahwa
Untuk menulis mengenai
suatu
menghubung-hubungkan berbagai
dan sebagainya (Akhadiat, dkk.,
fakta,
1392:41).
Kecenderungan pola kognitif seseorang sesuai dengan ungkapan
bahasanya.
Seseorang yang mengeksternalisasikan
pengetahuan-
nya,
maka
ia diduga akan
memproduksi bahasa
yang
bervariasi.
Untuk mengenai kecenderungan bahasa ini, maka harus dipertimbangkan
beberapa alternatif model struktur pemrosesan bahasa.
ini merupakan variasi proses kebahasaan
yang dapat
Model
dilihat dari
informasi yang diproduksi. Johnson-Laird dan Farster (dalam Garnham, 1985:204) mengatakan bahwa model struktur pemrosesan
bahasa
dapat
bentuk
dilihat
dari hasil produksi bahasa, seperti dalam
wacana.
Mengenai
model
struktur bahasa
ini,
mereka
berpendapat
bahwa dapat dikenal beberapa kecenderungan sifat-sifatnya.
Kecenderungan sifat-sifat itu meliputi antara lain, (1) proses
tingkat kata, apakah isi wacana cenderung perseptual atau kontekstual,
sikap
l. ,„
berbahasa
mahasiswa. Dengan melihat hubungan antara variabel-variabel t
"but, maka ada beberapa langkah atau prosedur yang dilalui dalLam
:er-
penelitian ini. Langkah-langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut,
Pertama, aspek logika dan aspek linguistik dari komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dianalisis dengan cara memba
has aspek isi dan organisasi komposisi, penggunaan kata, kalimat,
dan mekanik penulisan. Kedua, hubungan antara kemampuan menulis
71
komposisi bahasa Sunda dan kemampuan menulis komposisi bahasa
Indonesia dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Ketiga, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dengan kemampuan berpikir kreatif untuk dilihat
apakah ada hu-bungan antara keduanya. Keempat,
hubungan antara
kemampuan menulis komposisi bahasa Indonesia dan kemampuan berpi
kir kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Kelima, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan kemampuan berpikir
kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
kemampuan menulis dua bahasa dengan kemampuan berpikir kreatif.
Keenam, menelusuri latar belakang proses menulis, proses kreatif,
dan sikap berbahasa untuk melihat apakah hal-hal itu mempengaruhi
kemampuan menulis dalam dua bahasa dan kemampuan berpikir krea
tif
Dengan memperhatikan hubungan antarvariabel di atas, jelaslah kiranya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hu
bungan beberapa variabel dan kontribusi antara variabel-varibel
tersebut.
Oleh karena itu, metode yang
tepat digunakan
dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif. Hal ini sejalan dengan
pendapat Best yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif ingin
menjawab pertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara
variabel
(dalam Faisal, 1982:162). Ia mengemukakan alasan
bahwa
untuk "mengatur" peristiwa atau kejadian seringkali tidak dapat
dilaksanakan (kalau bisa disebut tidak mungkin, berdasar pertimbangan etik misalnya) maka suatu analisis terhadap apa yang sebe-
72
narnya
terjadilah
satu-satunya cara yang layak
untuk
meneliti
sebab-sebabnya.
Dalam
kaitan
dengan metode deskriptif
ini,
pengumpulan
data diarahkan untuk pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai
dalam
status suatu subjek kajian. Yang menjadi subjek
penelitian
mahasiswa
dalam
kajian
ini adalah hubungan antara kemampuan
dua bahasa dengan kemampuan
berpikir
menulis
kreatif.
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, analisis (pengolahan
data), dan membuat kesimpulan.
3.2 Sumber Data
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti selalu
dengan
subjek-subjek yang menjadi sumber data!'
berhubungan
Subjek-subjek
tersebut berupa mahasiswa, hasil menulis, skor hasil tes
vitas verbal, hasil kuesioner, hasil wawancara, dan
kreati
sebagainya.
Dalam penelitian ini subjek-subjek tersebut berfungsi ganda yakni
sebagai objek penelitian dan sebagai sumber informasi.
Dengan
memperhatikan hal di atas, dapatlah
dipahami
tingnya pembatasan yang tegas dan jelas atas penentuan
pen-
populasi
dalam penelitian ini. Adapun populasi sasaran dari penelitian ini
ialah
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP
dung
tingkat I dan II yang berusia 19 tahun 1994/1995.
yang
terkumpul diperkirakan seluruhnya ialah 80 karangan
Karangan
Sunda dan 80 karangan bshasa Indonesia. Mengingat populasi
ada, maka sampel yang akan
iteliti terdiri atas karangan
Ban
bahasa
yang
bahasa
73
Sunda
dan
karangan bahasa Indonesia mahasiswa yang
tahun saja.
berusia
19
Dengan demikian, jumlah mahasiswa yang akan diteliti
diperkirakan
kurang
dari 80 mahasiswa.
Dari
hasil
penelitian
jumlah mahasiswa yang diteliti sebanyak 59 orang.
3.3
Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian merupakan salah satu sarana untuk
me-
ngumpulkan data dan mempunyai andil yang cukup besar terhadap ke
berhasilan
suatu
penelitian. Oleh karena
data
yang
terkumpul
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipote
sis
yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan hal ini ada
ragam
alat
(instrumen)
pengumpulan
data.
Instrumen
banyak
tersebut
disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Data yang diperlu
kan dalam penelitian ini adalah (1) data kemampuan menulis kompo
sisi
bahasa Sunda, (2) data kemampuan menulis
komposisi
bahasa
Indonesia, (3) data kemampuan berpikir kreatif, (4) data kuesion
er
skala sikap, dan (5) data kualitatif tentang
proses
menulis
dan proses kreatif.
Untuk
instrumen,
mengumpulkan data tersebut digunakan lima
yaitu (1) tes menulis bahasa Sunda, (2)
perangkat
tes
menulis
bahasa Indonesia, (3) tes kreativitas verbal, (4) kuesioner skala
sikap, dan (5) pedoman wawancara. Semua tes tersebut dibuat dalam
bentuk lembaran-lembaran. untuk menganalisis
tes menulis
bahasa
Sunda dan bahasa Indonesia digunakan instrumen profil komposisi.
Lembar tes menulis bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dibuat
dalam bentuk yang sama. Perbedaannya terletak pada instruksji vuuk
74
digunakan sesuai dengan bahasanya. Lembar tes menulis ini terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian petunjuk dan bagian soal
karangan.
Dalam bagian petunjuk tertulis waktu yang disediakan untuk
lis
yaitu selama 45 menit. Selain itu tertulis pula
yang
menu
aspek-aspek
harus diperhatikan dalam proses menulis, yakni isi,
organ
isasi, penggunaan kata, penggunaan kalimat, dan teknik penulisan.
Pada
bagian soal tertulis isi komposisi yang
diharapkan
sesuai
dengan petunjuk soal.
Lembar tes kreativitas verbal dibuat berdasarkan yang disusun
oleh
usia
19
batas
Munandar (1988). Tes tersebut telah
tahun. Tes ini terdiri atas 6
waktunya
adalah
dibakukan
subtes
untuk masing-masing subtes.
yang
sampai
ditentukan
Keenam
subtes
(l)Permulaan Kata untuk mengukur kelancaran dengan
itu
kata,
(2) Menyusun Kata untuk mengukur kelancaran kata dan keterampilan
dalam
reorganisasi perseptual, (3) Membentuk Kalimat
untuk
mengukur kelancaran dalam ungkapan, (4)
Sama
Tiga
Kata
Sifat-sifat
yang
untuk mengukur kelancaran memberikan gagasan,
(5)
Macam-
macam Penggunaan untuk mengukur fleksibilitas dalam pemikiran dan
orisinalitasnya, dan (6) Apa Akibatnya untuk mengukur
dalam
memberikan
gagasan yang dikombinasikan
kelancaran
dengan
elaborasi
atau
kemampuan mengembangkan gagasan. Masing-masing subtes
diri
atas
2 item sehingga seluruhnya terdapat
12
item
ter
dengan
waktu secara keseluruhan selama 30 menit.
Lembar
diri.
kuesioner (skala sikap) dibuat oleh
Kuesioner
mahasiswa.
tersebut
Kuesioner
disusun untuk mengukur
ini disusun
berdasarkan
peneliti
skala
latar
sen
sikap
belakang
75
pribadi dan kebiasaan berbahasa mahasiswa dalam kehidupan seharihari
baik di kampus maupun di rumah. Pelaksanaan
instrumen
juga
disertai dengan pengamatan langsung terhadap
hal-hal
ini
yang
berkaitan dengan data yang diperoleh.
Pedoman
latar
wawancara
belakang
proses
dibuat oleh
peneliti
menulis dan
proses
untuk
mengetahui
kreatif
mahasiswa.
Pedoman wawancara disusun berdasarkan tes menulis dan tes kreati
vitas verbal yang dikerjakan mahasiswa.
Adapun profil komposisi
analisis
hasil
dan
bahasa
(1981)
dalam
ESL Composition Profile. Profil komposisi ini terdiri atas
empat
Indonesia.
bagian,
kolom
karangan
digunakan sebagai alat untuk meng
siswa dalam bahasa
Sunda
Alat ini dikembangkan oleh Jacob, dkk.
yaitu (1) kolom komponen, (2) kolom skor
rentangan
skor, dan (4)
komponen ini diberi bobot
kolom
komponen,
kriteria.
(3)
Masing-masing
total dari kriteria tertinggi yaituEx-
cellent To very Good kemudian menurun ke Good To Average, Fair To
Poor, dan terakhir
Very Poor. Kriteria ini berlaku untuk
setiap
komponeh dengan bobot skor yang berbeda-beda.
3.4 Teknik Pengumpuian Data
Data
berikut:
tahap
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
(1)
tahap persiapan, (2) tahap
pengumpulan
tahap-tahap
pelaksanaan,
hasil. Sebagaimana kita ketahui
bahwa
pengumpulan data ini sangat menentukan berhasil tidaknya
tian
ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
tanap agar diper.Ieh data yang akurat.
dan
(3)
tahap
peneli
tahap
demi
76
Tahap persiapan sebagai tahap awal pengumpulan data melipu
ti
empat kegiatan.
terdiri
atas
Pertama,
penyusunan instrumen tes menulis yang
lembar soal dan
lembar jawaban.
Kedua,
penyusunan
kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk
mahasiswa.
Ketiga,
kebutuhan.
memperbanyak instrumen tersebut sesuai dengan
Keempat,
penyiapan dan pemeriksaan kelengkapan
akan digunakan.
mungkin
instrumen
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kesulitan yang
terjadi
karena
kekurangan
instrumen,
atau
instrumen yang akan menghambat kelancaran pengumpulan
Ada
tiga kegiatan yang dilakukan dalam
ini. Pertama,
mampuan kreativitas verbal subjek,
Kedua,
data.
pelaksanaan
dan ketiga,
atan pengetesan kemampuan menulis dimulai,
dalam
kegiatan pengetesan ke
an kuesioner yang dikerjakan oleh subjek dan
ini
tahap
kerusakan
kegiatan pengetesan kemampuan menulis subjek
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.
memberikan
yang
kegiatan pengisi-
guru.
Sebelum kegi
peneliti lebih
dahulu
penjelasan tentang tujuan diadakan tes tersebut.
Hal
dimaksudkan agar subjek benar-benar dengan kesungguhan
dan kepercayaan diri melaksanakan tes tersebut.
Di sini
ditekan-
kan pula kepada mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan
tivitas
dalam
Sunda
krea
menulis.
Subjek mengerjakan dua tes menulis yaitu tes menulis
bahasa
hati
dan
tes menulis dalam
bahasa
Indonesia.
dalam
Mereka
diminta untuk mengerjakan tes menulis dalam bahasa Sunda terlebih
dahulu.
jakan
Pada kesempatan berikutnya,
mereka diminta untuk
menger
tes menulis dalam bahasa Indonesia. Urutan ini secara
se-
ngaja disusun demikian untuk menghindari penerjemahan dari bahasa
77
Indonesia ke bahasa Sunda. Hal ini dapat diduga bahwa jika mereka
diminta
untuk mengarang dalam bahasa Indonesia terlebih
dahulu,
subjek cenderung akan menerjemahkan gagasannya dari bahasa
nesia
Indo
ke bahasa Sunda. Oleh karena subjek lebih terbiasa
menga
rang dalam bahasa Indonesia daripada dalam bahasa Sunda.
diberi waktu selama 45 menit untuk mengerjakan
tes
menulis dalam bahasa Sunda dan 45 menit kemudian mengerjakan
tes
Subjek
menulis
menit
dalam
untuk
bahasa Indonesia. Jadi, subjek
mengerjakan
dua tes menulis
diberi
tersebut.
waktu
Hasil
90
tes
menulis bahasa Sunda dikumpulkan menjelang waktu 45 menit pertama
yang diberikan usai. Begitu pula hasil tes menulis bahasa Indone
sia dikumpulkan menjelang waktu 45 menit kedua usai.
Dalam mengerjakan tes menulis bahasa Sunda, subjek
bangkan
karangannya
peneliti.
Hal
berdasarkan
topik
yang
ini dimaksudkan agar mereka
telah
tidak
mengem
ditentukan
terlalu
lama
memikirkan topik yang ingin dikembangkannya. Sehingga waktu
yang
tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan
demikian,
subjek lebih memusatkan perhatiannya pada topik yang dikarangnya.
Adapun dalam pengerjaan tes menulis bahasa Indonesia subjek harus
mengembangkan tulisannya berdasarkan topik yang telah
dikembang
kannya dalam karangan bahasa Sunda. Strategi ini dilakukan
mengetahui
sampai sejauh mana kreativitas subjek
untuk
mengembangkan
tulisannya dalam dua bahasa.
Pada
waktu subjek mengerjakan tes,
pengawas
mengupayakan
memberikan perilaku yang sama, yaitu mengawasi jalannya
tersebut.
Dengan adanya pengawasan subjek merasa
kegiatan
tenang
dalam
78
mengerjakan tes, tidak saling mempengaruhi, dan tidak berdiskusi.
Dengan
situasi
subjek
lebih
pengawasan.
semacam ini dapat menumbuhkan
meningkat jika dibandingkan
daya
dengan
kreativitas
tidak
adanya
Setelah subjek cukup puas dengan hasil pekerjaannya,
subjek mengumpulkan lembar jawaban beserta lembar soalnya.
Tes kedua yang harus dikerjakan subjek adalah tes kreativi
tas
verbal. Tes ini dikerjakan oleh subjek selama 30 menit.
ini
diikuti sejumlah subjek yang telah mengerjakan tes
Artinya
subjek
yang mengerjakan tes
kreativitas
menulis.
verbal
dengan subjek yang mengerjakan tes menulis. Begitu pula
yang
sama diupayakan pengawas kepada subjek
tes kreativitas verbal. Pengawas
ketika
Tes
sama
perilaku
mengerjakan
berusaha menjaga kondisi
kelas
tetap tenang, agar subjek yang mengerjakan tes tidak terganggu.
Data
yang diperoleh dari hasil tes menulis dan tes kreati
vitas verbal di atas merupakan cara pengumpulan data dalam
pene
litian ini. Adapun data yang lainnya diperoleh melalui penyebaran
kuesioner kepada subjek. Penyebaran kuesioner tersebut
setelah
data tes menulis terkumpul. Diharapkan
dari
dilakukan
penyebaran
kuesioner ini diperoleh informasi yang tepat. Kuesioner
dibagikan
kepada
sejumlah subjek yang diteliti.
tersebut
Jumlah
subjek
yang diteliti adalah 59 subjek. Kuesioner dibagikan sesuai dengan
jumlah subjek tersebut.
Setelah
tes
dilakukan dan kuesioner
dibagikan,
karangan
dikelomp>-kK.an berdasarkan bahasanya dan jawaban kuesioner dikelompokkan
berdas8rkan
subjek penelitiannya.
Data
hasil
suo.iek terkumppl sebanyak 5S karangan bahasa Sunda dan 59
karangan
karan-
79
gan bahasa Indonesia. Jadi. jumlah seluruh karangan sebanyak
118
karangan. Data hasil tes kreativitas verbal terkumpul sebanyak 59
buah sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Demikian
pula de
ngan jumlah data dari jawaban kuesioner subjek terkumpul sebanyak
59
buah.
Semua data yang telah terkumpul tersebut kemudian dievalua
si oleh evaluator.
Hasil tes menulis bahasa Sunda dievaluasi oleh
dua orang evaluator dari Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.
Hasil
tes menulis bahasa Indonesia dievaluasi oleh dua orang evaluator,
peneliti sendiri dan seorang lagi dari Jurusan Pendidikan
dan
Sastra Indonesia.
Untuk mengevaluasi hasil
tes
Bahasa
kreativitas
verbal peneliti banyak dibantu oleh seorang evaluator dari Jurus
an
Psikologi
kuesioner
Pendidikan
dan Bimbingan.
Adapun
dari subjek dievaluasi oleh peneliti
hasil
jawaban
sendiri.
Begitu
pula hasil wawancara disimpulkan oleh peneliti.
3.5 Pengolahan Data
Semua data yang telah dievaluasi,
selanjutnya diolah berda
sarkan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penggunaan
statistik
ini dihubungkan dengan masalah probabilitas
mungkinan
kebenaran
(1988:1)
mengungkapkan
statistika
yang
data
inferensial
sampel
perbedaan statistika
ini.
data sampel:
penyajian.
ke-
Natawidjaja
deskriptif
Statistika deskriptif adalah
berkenaan dengan penyusunan,
penghitungan
penelitian
atau
dengan
statistika
penyimpulan,
serta
fungsinya tidak lebih dari
memberikan
gambaran tentang hasil per.gukuran sebagaimana idanya.
Statistika
80
inferensial merupakan statistika
yang berkenaan dengan pembuatan
keputusan dalam ketidaktentuan, yaitu upaya untuk membuat keputusan
terbaik dengan menggunakan dan berdasarkan data
yang
tidak
deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk
lengkap.
Statistik
proses tabulasi, penggambaran, dan mendeskripsikan hasil
pengum
pulan data. Adapun statistik inferensial digunakan untuk
mempre-
diksi
atau
keperluan
program
mengestimasi karakteristik
ini
sampel
digunakan uji statistik
populasi.
Untuk
bantuan
paket
melalui
microstat. Program ini diperlukan untuk perhitungan
normalitas distribusi frekuensi, uji signifikansi koefisien
uji
reg-
resi, dan uji linieritas regresi.
Hipotesis
penelitian
diuji
dengan
teknik-teknik
termaktub dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel
1
TEKNIK ANALISIS DATA UNTUK PENGUJIAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Nomor
Variabel
Teknik
Hipotesis
Penelitian
Analisis
1
XI
X2
Koreiasi
sederhana
2
XI
Y
Korelasi
sederhana
3
X2
Y
Koreiasi
sederhana
4
X12
Y
Korelasi ganda
seperti
BAB
V
PEMBAHASAN
Dalam bab lima ini diketengahkan pembahasan terhadap
hasil
penelitian.
penelitian
Pembahasan dititikberatkan
pada
hasil-
hasil-hasil
dibandingkan dengan hasil-hasil studi terdahulu
yang
termuat dalam bab dua maupun di luar isi bab tersebut.
Pembahasan
pokok-pokok
penelitian ini dilakukan dengan
masalah
yang
diteliti. Hal
ini
mengacu
kepada
mencakup
kemampuan subjek dalam menulis komposisi bahasa Sunda,
tingkat
kemampuan
menulis komposisi bahasa Indonesia, dan kemampuan berpikir
tif
serta hubungan dan kontribusi antara ketiga variabel
krea
terse
but. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan latar belakang proses
menulis, latar belakang proses kreatif, dan latar belakang
sikap
subjek terhadap. pemakaian bahasa.
5 .1 Gambaran Umum SumbfeX. Data
Penelitian
kemampuan
ini
memberikan
gambaran
bahwa
menulis komposisi bahasa Sunda dan
karakteristik
kemampuan
menulis
komposisi bahasa Indonesia subjek pada umumnya termasuk
kriteria
sedang.
termasuk
Begitu pula kemampuan berpikir kreatif
subjek
kriteria sedang. Dalam menulis komposisi bahasa Sunda skor
rata
yang
sedangkan
skor
rata-rata
bahasa Indonesia adalah 70,92. A
BERPIKIR KREATIF DWIBAHASAWAN
(Studi Analitis Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusar. Pendidikan
Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung Tahun 1994/1S95)
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Pascasarjana
Program Studi Pengajaran Bahasa Indonesia
oleh:
Moh.
Rakhmat
9232039/XXIV-16
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
9
6
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak mereka ketahui."
(QS Al-Alaq (96):5)
"Allah raeninggikan beberapa derajat orangorang
yang beriman dan mempunyai
ilmu."
(QS Al-Mujaadilah (58):11)
'Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui."
(QS Azzumar (39):9)
Dipersembahkan kepada:
istriku Elis Djubaedah, kedua cahaya
mataku Fitri Ayu Laksmi dan
Nisrina
Nur Fajrin, serta semua orang yang
menghargai ilmu.
DAFTAR
ISI
Halainan
KATA PENGANTAR
i
TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
iv
DAFTAR ISI
Viii
DAFTAR TABEL
BAB I
xii
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1. 2 Rumusan Masalah
10
1. 3 Paradigma Penelitian
11
1.4 Tujuan dan Masalah Penelitian
12
1.5 Asumsi Penelitian
14
1.6 Hipotesis Penelitian
15
1.7 Metode Penelitian
15
1.8 Populasi dan Sampel
16
BAB II BAHASA, DWIBAHASAWAN, DAN KREATIVITAS DALAM
KETERAMPILAN MENULIS
17
2. 1 Bahasa dan Pikiran
17
2.2 Dwibahasawan dan Kemampuan Berpikir Kreatif ...
25
2.3 Menulis sebagai Proses Kreatif
56
2.4 Aspek-aspek Menulis
44
2.5 Kaitan Menulis dengan Teori-teori Pengajaran
Bahasa
50
2.6 Hasil-hasil Penelitian tentang Menulis dan Ber
pikir Kreatif
59
viii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV
70
3.1 Prosedur Penelitian
70
3 .2 Sumber Data
72
3.3 Instrumen Penelitian
73
3.4 Teknik Pengumpulan Data
75
3 .5 Pengolahan Data
79
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
81
4 .1 Pengolahan dan Analitis Data
81
4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data
83
4.2.1 Analisis Data Komposisi Bahasa Sunda
83
1) Aspek Logika
83
2) Aspek Linguistik
89
4.2.2 Analisis Data Komposisi Bahasa Indonesia ...
1)
Aspek Logika
112
112
2) Aspek Linguistik
118
4.2.3 Analisis Data Hasil Tes Kreativitas Verbal
160
4.2.4 Pengujian Asumsi-asumsi Statistik
170
4.2.5 Gambaran Umum Sumber Data
172
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
179
4.3.1 Kemampuan Menulis Komposisi Bahasa Sunda ...
179
4.3.2 Kemampuan Menulis Komposisi BI
194
4.3.3 Kemampuan Berpikir Kreatif
208
4.3.4 Latar Belakang Proses Menulis
211
4.3.5 Latar Proses Kreatif
213
4.3.6 Latar Belakang Sikap
220
IX
4.4 Pengu.jian Hipotesis
4.5
.BAB
V
Kontribusi
227
Antarvariabel
Penelitian
PEMBAHASAN
5. 1
Gambaran
229
232
Umum
Sumber
Data
232
5.2 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Sunda
239
5.2.1
Aspek Logika Komposisi Bahasa Sunda
239
5.2.2
Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Sunda
251
5.2.3 Dialektika antara* Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Sunda
268
5.3 Bahasan Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam
Bahasa Indonesia
269
5.3.1 Aspek Logika Komposisi Bahasa Indonesia
270
5.3.2 Aspek Linguistik Komposisi Bahasa Indonesia ..
283
5.3.3 Dialektika antara Aspek Logika dan Aspek
Linguistik Bahasa Indonesia
303
5.4 Kemampuan Menulis Bahasa Sunda menuju Kemampuan
Menulis
Bahasa
Indonesia
305
5.5 Bahasan Kemampuan Berpikir Kreatif
5.6 Bahasan
tentang Kontribusi
309
Antarvariabel Pene
litian
320
5.7 Penelusuran Latar Belakang Proses Menulis
331
5.8 Penelusuran Latar Belakang Proses Kreatif
339
5.9 Penelusuran Latar Belakang Sikap
347
x
BAB IV SIMPULAN,
IMPLIKASI , DAN SARAN
367
6. 1 Simpulan
367
6.2
Implikasi
374
6 .3
Saran-saran
378
6.4 Model Mengajar Menulis yang Berdimensi Kreatif
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
RIWAYAT
381
398
HIDUP
402
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
Tabel
1. Teknik Penelitian Data untuk Pengujian Hipotesis ...
80
2. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Sunda
84
3. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi Bahasa Sunda
86
4. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam
Komposisi Bahasa Sunda
90
5. Gambaran Kualitas Isi Komposisi Bahasa Indonesia ...
113
6. Gambaran Kualitas Organisasi Komposisi BI
115
7. Frekuensi Kesalahan menurut Aspek Linguistik dalam
Komposisi Bahasa Indonesia
119
8. Hasil Pengujian Normalitas Distribusi
171
9. Pasangan Linieritas
172
10. Penyebaran Persentase Skor Sikap
I79
11. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa
Sunda
I80
12. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Sunda
181
13. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi
Bahasa Sunda
183
14. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo
sisi Bahasa Sunda
185
15. Distribusi Frekuensi Aspek Linguistik Komposisi Ba
•7
hasa Sunda
18'
xii
16. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata
Komposisi Bahasa Sunda
188
17. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Sunda
ign.
18. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Sunda
ig2
19. Distribusi Frekuensi Skor Total Komposisi Bahasa
Indonesia
iq4
20. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Logika Komposisi
Bahasa Indonesia
iqo
21. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Isi Komposisi
Bahasa Indonesia
-107
22. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Organisasi Kompo
sisi Bahasa Indonesia
igg
23. Distribusi Frekuensi Skor Aspek Linguistik Komposisi
Bahasa Indonesia
201
24. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Pemilihan Kata
Komposisi Bahasa Indonesia
203
25. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Penggunaan Kali
mat Komposisi Bahasa Indonesia
205
26. Distribusi Frekuensi Skor Komponen Mekanik Penulisan
Komposisi Bahasa Indonesia
207
27. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
208
28. Penyebaran Persentase Skor Setiap Tes
210
xm
PENDAHULUAN
•• ;. Latar Belakanq Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang digunakan oleh
manusia untuk menqungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang
lain. Dalam rangka kehidupan manusia maka fungsi. bahasa yang
palmq dasar adalah menjelmakan pemikiran konseptual
ke dal
am
dunia kehidupan (Santosa, 1989). Oleh karena itu, Munanda
(1988:1) memandang bahwa prases-prases pemikiran sangat ditentur
kan oleh kemampuan berbahasa. Melalui ungkapan bahasa pikiran,
perasaan, dan penalaran seseorang dapat dirangsang dan dilatih.
Alisjahbana (1979:2) menandaskan bahwa bahasa it,, adalah
penjelmaan manusia yang paling jelas, terutama sekali berhubungan
dengan kesanggupan untuk berpikir yang diberikannya kepada manu
sia. Dari pernyataan ini terkandung pertanyaan yang masih dipertanyakan orang sampai saat ini. Pertanyaan yang dimaksudkan itu
ialah apakah yang tumbuh lebih dahulu dalam evolusi manusia:
kecakapan manusia berpikirkah atau kecakapan manusia berbahasa?
Tentu saja hubungan antara keduanya itu bersifat dialektik.
Artinya tiap-tiap kemajuan berpikir membentuk konsep yang ban.,
dan menghendaki kata yang baru. Sementara itu. tiap-tiap kata
atau istilah yang baru member! "pijakan" kepada pikiran untuk
terus menciptakan konsep baru yanq menghendaki kata yang baru
Pula. Selanjutnya Ta.dir menjelaskan banwa
pikiran dalam art,
yang
seluas-luasnya
semata-mata berlaku dengan bahasa dan dalam
bahasa, oleh karena tiap-tiap konsep yang terbentuk oleh
dilambangkan
oleh
kata, sedangkan susunan
pikiran
konsep-konsep , yang
merupakan buah pikiran selalu tersusun dalam kalimat atau susunan
kata yang berarti, yaitu yang mengandung pikiran.
Hal senada diungkapkan pula oleh Karl Albrecht. Ia menyata-
kan
bahwa
kita tidak hanya berpikir dengan
kata,
tetapi
kita
berpikir dalam kata pula. Kata tidak hanya sebagai alat berpikir.
Kata atau serangkaian kata merupakan gagasan (Albrecht, 1992:48).
Dari
gagasan-gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa
pikiran
begitu
erat hubungannya sehingga hasil
yang
dan
diperoleh
dari pengkajian bahasa diharapkan dapat menambah pengertian
kita
tentang alam pikiran manusia.
Untuk
mengetahui
hubungan antara bahasa dan
pikiran
kita
dapat
mengikuti perkembangan bahasa pada
kita
amati seorang anak yang usianya hampir mencapai
anak-anak.
dua
kelihatan kepada kita seolah-olah ia keranjingan pada
yaitu
nama-nama
benda dan peristiwa di sekitarnya.
itu
Jika
tahun
kata-kata,
Pada
tahap
selanjutnya, ia tidak saja menghafal kata-kata melainkan berusaha
memahami
Dengan
kata-kata
kata-kata
itu
berdasarkan
pancaindera
lain, ia mulai menambah dan
dan
akalnya.
menyusun
konsep itu dalam kalimat. Selanjutnya, ia menumbuhkan
konsep-
pikirannya
yang lambat-laun membawanya kepada pendirian yang objektif terha
dap
lingkungan sekitarnya.
Dalam mempelajari kemampuan kognitif ini, maka
akan
berkaitan
dengan bahasan
mengenai
pembicaraan
perkembangan
kognitif
anak.
Piaget
kanak-kanak
meneliti perkembangan kognitif
sampai
dengan
remaja (2
anak
tahun
sejak
sampai
masih
dengan
15
tahun). Piaget membedakan empat tahap utama perkembangan kognitif
anak. Keempat tahap ini berturut-turut dinamakan tahap sensorimo-
toris,
tahap praoperasional,
operasi
formal.
tahap operasi kongkret,
Dalam teorinya ia
merinci
dan
kemampuan
tahap
berpikir
anak-anak dari fase berpikir yang sederhana hingga mampu berpikir
abstrak dan mampu berpikir tentang hal-hal yang belum atau
pernah dialaminya (Bruner,
Jika
1978:33-37, Labinowics,
tidak
1980:60).
dilihat dari tahap perkembangan kognitif Piaget
maka
mahasiswa masih berada pada tahap operasi formal. Terutama
siswa
yang
ditandaskan
formal
atau
berusia sekitar 18 sampai dengan 20 tahun.
oleh
Piaget bahwa pada anak
dapat dicapai pada usia
dalam
hal
lain
11-12
normal
tahun
antara 18-20 tahun.
Hal
tahap
atau
Jadi,
14-15
yang
urutan
tahap
telah
mampu
tentang
memikirkan hal yang abstrak,
demikian,
serta
mampu
topik
berpikir
hal-hal yang belum atau tidak pernah dialaminya.
dibuatnya.
menulis
tetapi
mahasiswa
puan berpikir mahasiswa dapat diteiaah melalui karangan
yang
tahun
penting
bukan masalah usia pencapaian tiap tahap kognitif
Dengan
Hal
ini dilandasi dengan
merupakan proses bernalar.
kita harus berpikir,
membandingkan,
suatu
ini
operasi
adalah
kongkret dan formal.
maha
Kemam
(wacana)
konsep
bahwa
Untuk menulis mengenai
suatu
menghubung-hubungkan berbagai
dan sebagainya (Akhadiat, dkk.,
fakta,
1392:41).
Kecenderungan pola kognitif seseorang sesuai dengan ungkapan
bahasanya.
Seseorang yang mengeksternalisasikan
pengetahuan-
nya,
maka
ia diduga akan
memproduksi bahasa
yang
bervariasi.
Untuk mengenai kecenderungan bahasa ini, maka harus dipertimbangkan
beberapa alternatif model struktur pemrosesan bahasa.
ini merupakan variasi proses kebahasaan
yang dapat
Model
dilihat dari
informasi yang diproduksi. Johnson-Laird dan Farster (dalam Garnham, 1985:204) mengatakan bahwa model struktur pemrosesan
bahasa
dapat
bentuk
dilihat
dari hasil produksi bahasa, seperti dalam
wacana.
Mengenai
model
struktur bahasa
ini,
mereka
berpendapat
bahwa dapat dikenal beberapa kecenderungan sifat-sifatnya.
Kecenderungan sifat-sifat itu meliputi antara lain, (1) proses
tingkat kata, apakah isi wacana cenderung perseptual atau kontekstual,
sikap
l. ,„
berbahasa
mahasiswa. Dengan melihat hubungan antara variabel-variabel t
"but, maka ada beberapa langkah atau prosedur yang dilalui dalLam
:er-
penelitian ini. Langkah-langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut,
Pertama, aspek logika dan aspek linguistik dari komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dianalisis dengan cara memba
has aspek isi dan organisasi komposisi, penggunaan kata, kalimat,
dan mekanik penulisan. Kedua, hubungan antara kemampuan menulis
71
komposisi bahasa Sunda dan kemampuan menulis komposisi bahasa
Indonesia dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Ketiga, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dengan kemampuan berpikir kreatif untuk dilihat
apakah ada hu-bungan antara keduanya. Keempat,
hubungan antara
kemampuan menulis komposisi bahasa Indonesia dan kemampuan berpi
kir kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
keduanya. Kelima, hubungan antara kemampuan menulis komposisi
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dengan kemampuan berpikir
kreatif dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan antara
kemampuan menulis dua bahasa dengan kemampuan berpikir kreatif.
Keenam, menelusuri latar belakang proses menulis, proses kreatif,
dan sikap berbahasa untuk melihat apakah hal-hal itu mempengaruhi
kemampuan menulis dalam dua bahasa dan kemampuan berpikir krea
tif
Dengan memperhatikan hubungan antarvariabel di atas, jelaslah kiranya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hu
bungan beberapa variabel dan kontribusi antara variabel-varibel
tersebut.
Oleh karena itu, metode yang
tepat digunakan
dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif. Hal ini sejalan dengan
pendapat Best yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif ingin
menjawab pertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara
variabel
(dalam Faisal, 1982:162). Ia mengemukakan alasan
bahwa
untuk "mengatur" peristiwa atau kejadian seringkali tidak dapat
dilaksanakan (kalau bisa disebut tidak mungkin, berdasar pertimbangan etik misalnya) maka suatu analisis terhadap apa yang sebe-
72
narnya
terjadilah
satu-satunya cara yang layak
untuk
meneliti
sebab-sebabnya.
Dalam
kaitan
dengan metode deskriptif
ini,
pengumpulan
data diarahkan untuk pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai
dalam
status suatu subjek kajian. Yang menjadi subjek
penelitian
mahasiswa
dalam
kajian
ini adalah hubungan antara kemampuan
dua bahasa dengan kemampuan
berpikir
menulis
kreatif.
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, analisis (pengolahan
data), dan membuat kesimpulan.
3.2 Sumber Data
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti selalu
dengan
subjek-subjek yang menjadi sumber data!'
berhubungan
Subjek-subjek
tersebut berupa mahasiswa, hasil menulis, skor hasil tes
vitas verbal, hasil kuesioner, hasil wawancara, dan
kreati
sebagainya.
Dalam penelitian ini subjek-subjek tersebut berfungsi ganda yakni
sebagai objek penelitian dan sebagai sumber informasi.
Dengan
memperhatikan hal di atas, dapatlah
dipahami
tingnya pembatasan yang tegas dan jelas atas penentuan
pen-
populasi
dalam penelitian ini. Adapun populasi sasaran dari penelitian ini
ialah
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP
dung
tingkat I dan II yang berusia 19 tahun 1994/1995.
yang
terkumpul diperkirakan seluruhnya ialah 80 karangan
Karangan
Sunda dan 80 karangan bshasa Indonesia. Mengingat populasi
ada, maka sampel yang akan
iteliti terdiri atas karangan
Ban
bahasa
yang
bahasa
73
Sunda
dan
karangan bahasa Indonesia mahasiswa yang
tahun saja.
berusia
19
Dengan demikian, jumlah mahasiswa yang akan diteliti
diperkirakan
kurang
dari 80 mahasiswa.
Dari
hasil
penelitian
jumlah mahasiswa yang diteliti sebanyak 59 orang.
3.3
Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian merupakan salah satu sarana untuk
me-
ngumpulkan data dan mempunyai andil yang cukup besar terhadap ke
berhasilan
suatu
penelitian. Oleh karena
data
yang
terkumpul
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipote
sis
yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan hal ini ada
ragam
alat
(instrumen)
pengumpulan
data.
Instrumen
banyak
tersebut
disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Data yang diperlu
kan dalam penelitian ini adalah (1) data kemampuan menulis kompo
sisi
bahasa Sunda, (2) data kemampuan menulis
komposisi
bahasa
Indonesia, (3) data kemampuan berpikir kreatif, (4) data kuesion
er
skala sikap, dan (5) data kualitatif tentang
proses
menulis
dan proses kreatif.
Untuk
instrumen,
mengumpulkan data tersebut digunakan lima
yaitu (1) tes menulis bahasa Sunda, (2)
perangkat
tes
menulis
bahasa Indonesia, (3) tes kreativitas verbal, (4) kuesioner skala
sikap, dan (5) pedoman wawancara. Semua tes tersebut dibuat dalam
bentuk lembaran-lembaran. untuk menganalisis
tes menulis
bahasa
Sunda dan bahasa Indonesia digunakan instrumen profil komposisi.
Lembar tes menulis bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dibuat
dalam bentuk yang sama. Perbedaannya terletak pada instruksji vuuk
74
digunakan sesuai dengan bahasanya. Lembar tes menulis ini terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian petunjuk dan bagian soal
karangan.
Dalam bagian petunjuk tertulis waktu yang disediakan untuk
lis
yaitu selama 45 menit. Selain itu tertulis pula
yang
menu
aspek-aspek
harus diperhatikan dalam proses menulis, yakni isi,
organ
isasi, penggunaan kata, penggunaan kalimat, dan teknik penulisan.
Pada
bagian soal tertulis isi komposisi yang
diharapkan
sesuai
dengan petunjuk soal.
Lembar tes kreativitas verbal dibuat berdasarkan yang disusun
oleh
usia
19
batas
Munandar (1988). Tes tersebut telah
tahun. Tes ini terdiri atas 6
waktunya
adalah
dibakukan
subtes
untuk masing-masing subtes.
yang
sampai
ditentukan
Keenam
subtes
(l)Permulaan Kata untuk mengukur kelancaran dengan
itu
kata,
(2) Menyusun Kata untuk mengukur kelancaran kata dan keterampilan
dalam
reorganisasi perseptual, (3) Membentuk Kalimat
untuk
mengukur kelancaran dalam ungkapan, (4)
Sama
Tiga
Kata
Sifat-sifat
yang
untuk mengukur kelancaran memberikan gagasan,
(5)
Macam-
macam Penggunaan untuk mengukur fleksibilitas dalam pemikiran dan
orisinalitasnya, dan (6) Apa Akibatnya untuk mengukur
dalam
memberikan
gagasan yang dikombinasikan
kelancaran
dengan
elaborasi
atau
kemampuan mengembangkan gagasan. Masing-masing subtes
diri
atas
2 item sehingga seluruhnya terdapat
12
item
ter
dengan
waktu secara keseluruhan selama 30 menit.
Lembar
diri.
kuesioner (skala sikap) dibuat oleh
Kuesioner
mahasiswa.
tersebut
Kuesioner
disusun untuk mengukur
ini disusun
berdasarkan
peneliti
skala
latar
sen
sikap
belakang
75
pribadi dan kebiasaan berbahasa mahasiswa dalam kehidupan seharihari
baik di kampus maupun di rumah. Pelaksanaan
instrumen
juga
disertai dengan pengamatan langsung terhadap
hal-hal
ini
yang
berkaitan dengan data yang diperoleh.
Pedoman
latar
wawancara
belakang
proses
dibuat oleh
peneliti
menulis dan
proses
untuk
mengetahui
kreatif
mahasiswa.
Pedoman wawancara disusun berdasarkan tes menulis dan tes kreati
vitas verbal yang dikerjakan mahasiswa.
Adapun profil komposisi
analisis
hasil
dan
bahasa
(1981)
dalam
ESL Composition Profile. Profil komposisi ini terdiri atas
empat
Indonesia.
bagian,
kolom
karangan
digunakan sebagai alat untuk meng
siswa dalam bahasa
Sunda
Alat ini dikembangkan oleh Jacob, dkk.
yaitu (1) kolom komponen, (2) kolom skor
rentangan
skor, dan (4)
komponen ini diberi bobot
kolom
komponen,
kriteria.
(3)
Masing-masing
total dari kriteria tertinggi yaituEx-
cellent To very Good kemudian menurun ke Good To Average, Fair To
Poor, dan terakhir
Very Poor. Kriteria ini berlaku untuk
setiap
komponeh dengan bobot skor yang berbeda-beda.
3.4 Teknik Pengumpuian Data
Data
berikut:
tahap
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
(1)
tahap persiapan, (2) tahap
pengumpulan
tahap-tahap
pelaksanaan,
hasil. Sebagaimana kita ketahui
bahwa
pengumpulan data ini sangat menentukan berhasil tidaknya
tian
ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
tanap agar diper.Ieh data yang akurat.
dan
(3)
tahap
peneli
tahap
demi
76
Tahap persiapan sebagai tahap awal pengumpulan data melipu
ti
empat kegiatan.
terdiri
atas
Pertama,
penyusunan instrumen tes menulis yang
lembar soal dan
lembar jawaban.
Kedua,
penyusunan
kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk
mahasiswa.
Ketiga,
kebutuhan.
memperbanyak instrumen tersebut sesuai dengan
Keempat,
penyiapan dan pemeriksaan kelengkapan
akan digunakan.
mungkin
instrumen
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kesulitan yang
terjadi
karena
kekurangan
instrumen,
atau
instrumen yang akan menghambat kelancaran pengumpulan
Ada
tiga kegiatan yang dilakukan dalam
ini. Pertama,
mampuan kreativitas verbal subjek,
Kedua,
data.
pelaksanaan
dan ketiga,
atan pengetesan kemampuan menulis dimulai,
dalam
kegiatan pengetesan ke
an kuesioner yang dikerjakan oleh subjek dan
ini
tahap
kerusakan
kegiatan pengetesan kemampuan menulis subjek
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.
memberikan
yang
kegiatan pengisi-
guru.
Sebelum kegi
peneliti lebih
dahulu
penjelasan tentang tujuan diadakan tes tersebut.
Hal
dimaksudkan agar subjek benar-benar dengan kesungguhan
dan kepercayaan diri melaksanakan tes tersebut.
Di sini
ditekan-
kan pula kepada mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan
tivitas
dalam
Sunda
krea
menulis.
Subjek mengerjakan dua tes menulis yaitu tes menulis
bahasa
hati
dan
tes menulis dalam
bahasa
Indonesia.
dalam
Mereka
diminta untuk mengerjakan tes menulis dalam bahasa Sunda terlebih
dahulu.
jakan
Pada kesempatan berikutnya,
mereka diminta untuk
menger
tes menulis dalam bahasa Indonesia. Urutan ini secara
se-
ngaja disusun demikian untuk menghindari penerjemahan dari bahasa
77
Indonesia ke bahasa Sunda. Hal ini dapat diduga bahwa jika mereka
diminta
untuk mengarang dalam bahasa Indonesia terlebih
dahulu,
subjek cenderung akan menerjemahkan gagasannya dari bahasa
nesia
Indo
ke bahasa Sunda. Oleh karena subjek lebih terbiasa
menga
rang dalam bahasa Indonesia daripada dalam bahasa Sunda.
diberi waktu selama 45 menit untuk mengerjakan
tes
menulis dalam bahasa Sunda dan 45 menit kemudian mengerjakan
tes
Subjek
menulis
menit
dalam
untuk
bahasa Indonesia. Jadi, subjek
mengerjakan
dua tes menulis
diberi
tersebut.
waktu
Hasil
90
tes
menulis bahasa Sunda dikumpulkan menjelang waktu 45 menit pertama
yang diberikan usai. Begitu pula hasil tes menulis bahasa Indone
sia dikumpulkan menjelang waktu 45 menit kedua usai.
Dalam mengerjakan tes menulis bahasa Sunda, subjek
bangkan
karangannya
peneliti.
Hal
berdasarkan
topik
yang
ini dimaksudkan agar mereka
telah
tidak
mengem
ditentukan
terlalu
lama
memikirkan topik yang ingin dikembangkannya. Sehingga waktu
yang
tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan
demikian,
subjek lebih memusatkan perhatiannya pada topik yang dikarangnya.
Adapun dalam pengerjaan tes menulis bahasa Indonesia subjek harus
mengembangkan tulisannya berdasarkan topik yang telah
dikembang
kannya dalam karangan bahasa Sunda. Strategi ini dilakukan
mengetahui
sampai sejauh mana kreativitas subjek
untuk
mengembangkan
tulisannya dalam dua bahasa.
Pada
waktu subjek mengerjakan tes,
pengawas
mengupayakan
memberikan perilaku yang sama, yaitu mengawasi jalannya
tersebut.
Dengan adanya pengawasan subjek merasa
kegiatan
tenang
dalam
78
mengerjakan tes, tidak saling mempengaruhi, dan tidak berdiskusi.
Dengan
situasi
subjek
lebih
pengawasan.
semacam ini dapat menumbuhkan
meningkat jika dibandingkan
daya
dengan
kreativitas
tidak
adanya
Setelah subjek cukup puas dengan hasil pekerjaannya,
subjek mengumpulkan lembar jawaban beserta lembar soalnya.
Tes kedua yang harus dikerjakan subjek adalah tes kreativi
tas
verbal. Tes ini dikerjakan oleh subjek selama 30 menit.
ini
diikuti sejumlah subjek yang telah mengerjakan tes
Artinya
subjek
yang mengerjakan tes
kreativitas
menulis.
verbal
dengan subjek yang mengerjakan tes menulis. Begitu pula
yang
sama diupayakan pengawas kepada subjek
tes kreativitas verbal. Pengawas
ketika
Tes
sama
perilaku
mengerjakan
berusaha menjaga kondisi
kelas
tetap tenang, agar subjek yang mengerjakan tes tidak terganggu.
Data
yang diperoleh dari hasil tes menulis dan tes kreati
vitas verbal di atas merupakan cara pengumpulan data dalam
pene
litian ini. Adapun data yang lainnya diperoleh melalui penyebaran
kuesioner kepada subjek. Penyebaran kuesioner tersebut
setelah
data tes menulis terkumpul. Diharapkan
dari
dilakukan
penyebaran
kuesioner ini diperoleh informasi yang tepat. Kuesioner
dibagikan
kepada
sejumlah subjek yang diteliti.
tersebut
Jumlah
subjek
yang diteliti adalah 59 subjek. Kuesioner dibagikan sesuai dengan
jumlah subjek tersebut.
Setelah
tes
dilakukan dan kuesioner
dibagikan,
karangan
dikelomp>-kK.an berdasarkan bahasanya dan jawaban kuesioner dikelompokkan
berdas8rkan
subjek penelitiannya.
Data
hasil
suo.iek terkumppl sebanyak 5S karangan bahasa Sunda dan 59
karangan
karan-
79
gan bahasa Indonesia. Jadi. jumlah seluruh karangan sebanyak
118
karangan. Data hasil tes kreativitas verbal terkumpul sebanyak 59
buah sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Demikian
pula de
ngan jumlah data dari jawaban kuesioner subjek terkumpul sebanyak
59
buah.
Semua data yang telah terkumpul tersebut kemudian dievalua
si oleh evaluator.
Hasil tes menulis bahasa Sunda dievaluasi oleh
dua orang evaluator dari Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.
Hasil
tes menulis bahasa Indonesia dievaluasi oleh dua orang evaluator,
peneliti sendiri dan seorang lagi dari Jurusan Pendidikan
dan
Sastra Indonesia.
Untuk mengevaluasi hasil
tes
Bahasa
kreativitas
verbal peneliti banyak dibantu oleh seorang evaluator dari Jurus
an
Psikologi
kuesioner
Pendidikan
dan Bimbingan.
Adapun
dari subjek dievaluasi oleh peneliti
hasil
jawaban
sendiri.
Begitu
pula hasil wawancara disimpulkan oleh peneliti.
3.5 Pengolahan Data
Semua data yang telah dievaluasi,
selanjutnya diolah berda
sarkan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penggunaan
statistik
ini dihubungkan dengan masalah probabilitas
mungkinan
kebenaran
(1988:1)
mengungkapkan
statistika
yang
data
inferensial
sampel
perbedaan statistika
ini.
data sampel:
penyajian.
ke-
Natawidjaja
deskriptif
Statistika deskriptif adalah
berkenaan dengan penyusunan,
penghitungan
penelitian
atau
dengan
statistika
penyimpulan,
serta
fungsinya tidak lebih dari
memberikan
gambaran tentang hasil per.gukuran sebagaimana idanya.
Statistika
80
inferensial merupakan statistika
yang berkenaan dengan pembuatan
keputusan dalam ketidaktentuan, yaitu upaya untuk membuat keputusan
terbaik dengan menggunakan dan berdasarkan data
yang
tidak
deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk
lengkap.
Statistik
proses tabulasi, penggambaran, dan mendeskripsikan hasil
pengum
pulan data. Adapun statistik inferensial digunakan untuk
mempre-
diksi
atau
keperluan
program
mengestimasi karakteristik
ini
sampel
digunakan uji statistik
populasi.
Untuk
bantuan
paket
melalui
microstat. Program ini diperlukan untuk perhitungan
normalitas distribusi frekuensi, uji signifikansi koefisien
uji
reg-
resi, dan uji linieritas regresi.
Hipotesis
penelitian
diuji
dengan
teknik-teknik
termaktub dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel
1
TEKNIK ANALISIS DATA UNTUK PENGUJIAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Nomor
Variabel
Teknik
Hipotesis
Penelitian
Analisis
1
XI
X2
Koreiasi
sederhana
2
XI
Y
Korelasi
sederhana
3
X2
Y
Koreiasi
sederhana
4
X12
Y
Korelasi ganda
seperti
BAB
V
PEMBAHASAN
Dalam bab lima ini diketengahkan pembahasan terhadap
hasil
penelitian.
penelitian
Pembahasan dititikberatkan
pada
hasil-
hasil-hasil
dibandingkan dengan hasil-hasil studi terdahulu
yang
termuat dalam bab dua maupun di luar isi bab tersebut.
Pembahasan
pokok-pokok
penelitian ini dilakukan dengan
masalah
yang
diteliti. Hal
ini
mengacu
kepada
mencakup
kemampuan subjek dalam menulis komposisi bahasa Sunda,
tingkat
kemampuan
menulis komposisi bahasa Indonesia, dan kemampuan berpikir
tif
serta hubungan dan kontribusi antara ketiga variabel
krea
terse
but. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan latar belakang proses
menulis, latar belakang proses kreatif, dan latar belakang
sikap
subjek terhadap. pemakaian bahasa.
5 .1 Gambaran Umum SumbfeX. Data
Penelitian
kemampuan
ini
memberikan
gambaran
bahwa
menulis komposisi bahasa Sunda dan
karakteristik
kemampuan
menulis
komposisi bahasa Indonesia subjek pada umumnya termasuk
kriteria
sedang.
termasuk
Begitu pula kemampuan berpikir kreatif
subjek
kriteria sedang. Dalam menulis komposisi bahasa Sunda skor
rata
yang
sedangkan
skor
rata-rata
bahasa Indonesia adalah 70,92. A