HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA PROSES LAS BUSUR METAL MANUAL DI SMKN 1 KARAWANG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... …. ……….1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... ...6

D. Tujuan Penelitian ... ..7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Lokasi Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Sikap Kerja ... 13

B. Prestasi Belajar ... 28

C. Asumsi Dasar ... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Metode Penelitian ... 41

B. Variabel Penelitian ... 41

C. Paradigma Penelitian ... 42

D. Data dan Sumber Data ... 43

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Instrumen Penelitian ... 46


(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Data ... 57

B. Hasil Analisis Data ... 58

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya. Dampak dari itu, memberikan kesempatan yang sangat besar kepada seluruh masyarakat dunia untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Namun demikian tidak seperti membalikan telapak tangan, seluruh bidang usaha tersebut memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki oleh setiap orang bila ingin mencapainya.

Seperti yang dicanangkan di negara kita Indonesia yaitu dalam bidang pendidikan dengan program wajib belajar sembilan tahun. Program itu tidak semata-mata hanya sebuah program pemerintah saja, tetapi di balik semua itu program yang paling pokok adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Melalui pendidikan yang memadai diharapkan tingkat kompetensinya pun meningkat sehingga masyarakat Indonesia dapat bersaing dengan masyarakat lainnya di seluruh belahan dunia.

Pada kenyataannya pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun masih terdapat banyak kekurangan, baik itu dari segi fasilitas, sumber daya manusia, dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Pencanangan wajib belajar sembilan tahun sesungguhnya tidak banyak memberi perubahan bagi masyarakat Indonesia, karena selain kurangnya tingkatan pendidikan juga kompetensi yang


(4)

dihasilkannyapun masih rendah. Wajib belajar sembilan tahun hanya sampai pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja, sedangkan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak minimal pendidikan yang harus dimiliki yaitu setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK merupakan suatu lembaga pendidikan yang mencetak tenaga kerja tingkat pemula, menuju tenaga kerja tingkat terampil dalam bidang tertentu. Menurut UU SISDIKNAS pasal 15 Depdiknas (2004: 8) disebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Tujuan khusus SMK dalam kurikulum 2004 bagian 1 Depdiknas, (2004: 9) adalah:

1) “Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih”.

Salah satu SMK yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten yaitu SMK Negeri 1 Karawang. Berdasarkan hasil pengamatan sementara pada waktu pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti di SMK ini fasilitas dan sumber daya manusianya sudah cukup baik. SMK Negeri 1 Karawang juga didukung oleh perusahaan-perusahaan yang besar seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Astra, PLN, dan Institut German-Indonesia. SMK ini siap untuk


(5)

memberikan bekal ilmu yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan tersebut sehingga setelah siswa dinyatakan lulus dari sekolah perusahaan-perusahaan tersebut siap untuk menampungnya untuk dipekerjakan di perusahaan yang bersangkutan, tetapi dalam prosesnya perusahaan-perusahaan tersebut tidak otomatis menerima lulusan dari SMK Negeri 1 Karawang. Masih ada prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh para siswa, artinya walaupun siswa dididik oleh perusahaan belum tentu memiliki sikap kerja dan prestasi yang baik.

SMK Negeri 1 Karawang merupakan salah satu sekolah kejuruan yang menerapkan standar Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). SMK Negeri 1 Karawang menjadi contoh bagi SMK lain khususnya di daerah Karawang. Penerapan standar SBI di SMK Negeri 1 Karawang ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas tamatan yang memiliki moral dan kompetensi serta mutu yang bagus. Dalam pelaksanaan SBI tata tertib sekolah yang diterapkanpun lebih ditingkatkan lagi, salah satu yang ditingkatkan di SMK Negeri 1 Karawang adalah pada sikap kerja. Ruang lingkup sikap kerja di SMK Negeri 1 Karawang mencakup tata tertib kerja, keselamatan dan kesehatan kerja serta pemilihan mesin dan alat-alat kerja. Ketiga hal tersebut merupakan acuan penilaian sikap kerja dalam kompetensi di lingkungan SMK Negeri 1 Karawang, salah satunya pada proses las busur metal manual.

Berdasarkan hasil pengamatan sementara pada waktu pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti, siswa kebanyakan masih sering melanggar tata tertib kerja di bengkel. Salah satu pelanggaran yang kurang dipatuhi adalah sikap


(6)

kerja, diantaranya: ketepatan waktu, kerapihan serta sopan santun siswa. Hampir di setiap kegiatan belajar mengajar (KBM) ada satu atau dua siswa yang terlambat masuk kelas, khususnya pada saat akan praktek teknik las, dengan berpakaian tidak rapi serta masuk ke ruang praktek tanpa melapor terlebih dahulu. Keterlambatan itu mengganggu aktivitas siswa lainnya yang sedang praktek las, ada beberapa siswa yang tidak membersihkan dan merapihkan kembali tempat praktek. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa mereka belum menyadari akan pentingnya pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kurangnya kesadaran siswa dalam pemeliharaan mesin dan alat kerja itu terlihat dari ada beberapa siswa setelah melakukan praktik tidak menyimpan kembali alat ketempat semula dan ada juga siswa yang menghilangkan alat kerja praktik.

Uraian di atas merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar khususnya praktikum. Dampak lain yang akan timbul yang disebabkan buruknya sikap kerja di ruang praktik adalah akan timbulnya kecelakaan, baik kecelakaan kecil ataupun kecelakaan yang lebih besar. Dampak lainnya adalah siswa memiliki kompetensi yang rendah sehingga bila telah lulus kemungkinan siswa tersebut akan kesulitan mencari pekerjaan.

Dilihat dari intensitas psikis, sikap kerja dapat dinyatakan sebagai sikap kerja positif atau negatif. Sikap kerja positif mempunyai sifat kepribadian yang taat terhadap tata tertib kerja, taat terhadap asas - asas K-3, memelihara mesin dan alat-alat kerja. Individu yang memiliki sikap kerja positif akan memperhatikan ketaatannya terhadap tata tertib dan asas K-3, serta ketentuan-ketentuan pemeliharaan mesin atau alat-alat. Dilihat dari unjuk kerjanya, siswa yang


(7)

memiliki sikap kerja positif mempunyai penampilan kerja yang rapi, tekun, teliti, tepat waktu, aman dan sehat. Seorang individu yang memiliki sikap kerja positif terhadap pekerjaan, maka ia akan siap membantu dan berbuat sesuatu yang menguntungkan, sebaliknya bila individu yang memiliki sikap kerja negatif ia akan mengecam, mencela, bahkan dapat menghancurkan pekerjaan.

Sikap kerja positif akan menguntungkan, pendapat ini mendasari pemikiran bahwa keuntungan yang dimaksud dapat dinyatakan sebagai prestasi kerja untuk pekerja dan prestasi belajar untuk siswa. Oleh karena itu, sebagai langkah awal untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar teori maupun praktik, sikap kerja siswa perlu mendapat perhatian khususnya melalui penilaian berkala, sehingga kemajuannya dapat dilihat. Penilaian ini diberikan secara no instruksional dalam kompetensi di SMK, termasuk di SMK Negeri 1 Karawang. Pemikiran di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang diberi judul : “Hubungan Sikap Kerja Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Proses Las Busur Metal Manual”. Apabila permasalahan ini tidak di teliti kemungkinan pola belajar siswa akan semakin menurun baik dari segi kompetensinya maupun dari segi prestasinya, dan apabila permasalahan ini di teliti maka para pendidik mempunyai referensi untuk mengubah pola belajar siswa sehingga tingkat kecakapan siswa dapat meningkat baik kompetensinya maupun prestasi belajarnya. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Teknik Permesinan (TP) 1 di SMK Negeri 1 Karawang tahun ajaran 2009/2010.


(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana sikap kerja siswa saat praktik las pada proses las busur metal manual?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada kompetensi las busur metal manual?

c. Seberapa besar hubungan sikap kerja dengan prestasi belajar siswa pada proses las busur metal manual?

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan topik yang dibahas, agar masalahnya tidak terlalu meluas maka untuk membatasi masalah pada penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut, ruang lingkup sikap kerja siswa yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup :

1) Tata tertib kerja

2) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 3) Pemeliharaan mesin atau alat-alat kerja

4) Prestasi belajar siswa setelah praktik las busur metal manual siswa kelas X Teknik Permesinan (TP) 1 di SMK Negeri 1 Karawang tahun ajaran 2009/2010.


(9)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengevaluasi sikap kerja siswa saat praktik las pada proses las busur metal manual.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada kompetensi las busur metal manual.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan sikap kerja dengan prestasi belajar siswa pada proses las busur metal manual.

E. Manfaat Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: 1. Guru

a. Sebagai bahan pemeriksaan dalam usaha meningkatkan sikap kerja siswa saat praktek, khususnya pada proses las busur metal manual.

b. Sebagai bahan perbaikan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual.

2. Peneliti

a. Pada penelitian ini penulis ingin mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan keadaan nyata.

b. Penambahan wawasan dan pemahaman peneliti sebagai pendukung pembelajaran yang efektif.


(10)

3. Sekolah

a. Sebagai Masukkan untuk meningkatkan sikap kerja para siswa, khususnya pada kompetensi mengelas dengan proses las busur metal manual.

b. Sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkatan prestasi siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca dalam mengartikan istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai judul yang diteliti. Istilah tersebut yaitu :

a. Hubungan

Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara sikap kerja dengan hasil kerja siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X jurusan Teknik Permesinan kompetensi mengelas pada proses las busur manual. b. Sikap Kerja pada proses las busur metal manual

Sikap kerja pada penelitian ini adalah kesiapan siswa dalam mentaati tata tertib kerja, K-3 dan ketentuan pemeliharaan mesin dan alat-alat. Sikap kerja adalah tingkat evaluatif seseorang untuk bekerja dengan cara tertentu yang dapat dilihat dalam kecenderungan tingkah laku seseorang dalam menjalankan aktivitas fisik maupun mental untuk memperkaya kecakapan hidup.

Berdasarkan definisi di atas diperoleh gambaran bahwa sikap kerja dapat diukur melalui aspek-aspek, yaitu kemampuan siswa dalam mentaati tata tertib


(11)

kerja, kemampuan siswa dalam melaksanakan K-3 serta ketentuan-ketentuan pemeliharaan mesin dan alat-alat.

c. Prestasi belajar pada proses las busur metal manual

Prestasi belajar pada penelitian ini adalah hasil kerja praktik mengelas untuk siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X Jurusan Teknik Permesinan yang dinyatakan dalam nilai atau angka, karena prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diperoleh penjelasan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kompetensi mengelas pada proses las busur manual sebagai hasil pengalaman individu siswa.

d. Las Busur Metal Manual

Las busur metal manual yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan salah satu kompetensi dasar pada program keahlian Teknik Permesinan, program keahlian produktif teknik mengelas pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 yang diberikan kepada siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X jurusan Teknik Permesinan.


(12)

G. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karawang, Jl. Pangkal Perjuangan No. 17, Tanjung Pura, Karawang. Profil SMK Negeri 1 Karawang adalah sebagai berikut :

1. Kepala sekolah : Drs. H. Endang Supriatna 2. Wakil Kepala Sekolah :

• Wakasek Bidang HUBIN : Drs. Yosmar Sumargana

• Wakasek Bidang Kurikulum : Drs. Wawan Cakra

• Wakasek Bidang Kesiswaan : Drs. Agus Supriatna

• Wakasek Bidang Lit Bang : Drs. Lalu Mugni 3. Keadaan guru

Tenaga pengajar di SMK Negeri 1 Karawang periode tahun pelajaran 2009-2010 berjumlah 130 orang dengan perincian sebagai berikut :

• Guru tetap sebanyak 115 orang

• Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 15 orang

Semuanya terdiri dari : Guru Produktif, Guru Normatif dan guru Adaptif. 4. Keadaan siswa

Siswa SMK Negeri 1 Karawang terbagi ke dalam 5 paket keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Karawang. Adapun kelima paket keahlian/jurusan tersebut diantaranya :


(13)

1. Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Terdiri dari 3 kelas, yaitu : Kelas 1 berjumlah dua kelas, kelas II berjumlah 2 kelas dan kelas III berjumlah 2 kelas

2. Bidang Keahlian Teknik Elektro

Terdiri dari 3 kelas, yaitu : Kelas 1 berjumlah dua kelas, kelas II berjumlah 2 kelas dan kelas III berjumlah tiga kelas

3. Bidang Keahlian Teknik Listrik

Terdiri dari 3 kelas, yaitu : Kelas 1 berjumlah tiga kelas, kelas II berjumlah tiga kelas dan kelas III berjumlah tiga kelas

4. Bidang Keahlian Teknik Pemesinan

Terdiri dari 3 kelas, yaitu : Kelas 1 berjumlah empat kelas, kelas II berjumlah empat kelas dan kelas III berjumlah empat kelas

5. Bidang Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

Terdiri dari 3 kelas, yaitu : Kelas 1 berjumlah empat kelas, kelas II berjumlah tiga kelas dan kelas III berjumlah tiga kelas

H. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dalam judul, lokasi dan sampel penelitian dan sistematika penulisan penelitian.


(14)

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang pembelajaran, teori-teori model pembelajaran dan teori-teori hasil belajar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan metode dan variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan mengenai deskripsi data, analisis data pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan akhir dari keseluruhan laporan penelitian


(15)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Data penelitian yang dikumpulkan terdistribusi pada dua variabel penelitian yaitu variabel sikap dan variabel prestasi belajar. pengumpulan data tersebut dilakukan dengan pedoman observasi penelitian kepada responden penelitian, dilengkapi dengan observasi langsung dan studi dokumentasi dari SMK Negeri 1 Karawang.

Instrumen penelitian yang akan diobservasi, terlebih dahulu diperiksa kemudian disahkan tingkat validitas dan reliabilitas oleh para ahli, yaitu instruktur las sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan sudah valid dan reliabel. Adapun instrumen penelitian itu terdiri dari 34 item pedoman observasi. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel langkah berikutnya adalah menerapkan instrumen penelitian tersebut, sehingga peneliti mendapatkan data mentah dari responden. Data penelitian yang akan dianalisis lebih lanjut merupakan data yang telah baku, yaitu sebagai data hasil olahan dari data mentah. Data mentah yang diperoleh diubah kedalam data Z-skor dan selanjutnya dibakukan dalam bentuk T-skor. Data dalam bentuk T-skor digunakan sebagai data baku penelitian. Data penelitian akan dianalisis lebih jauh dengan rumus statistik, yaitu uji normalitas


(16)

B halaman 75-78.

B. Hasil Analisis Data 1. Uji Normalitas Data

a. Uji Normalitas Variabel X

Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel X diperoleh harga Chi-kuadrat χ2hitung = 19,056.

Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh harga p-value sebesar = 0,23. Kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

1) Terima H0 apabila p-value (Pv) < α (0,05) artinya data tidak berdistribusi normal.

2) Terima H0 apabila p-value (Pv) > α (0,05) artinya data berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan pengujian normalitas data, diperoleh Chi kuadrat hitung (X2hitung) dari variabel X yaitu 19,056. Selanjutnya, dilakukan perhitungan p-value, diperoleh p-value = 0,23>α = 0,05, berada pada daerah penerimaan normal, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor variabel X berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Variabel Y

Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel X diperoleh harga Chi-kuadrat χ2hitung = 7,790.


(17)

3) Terima H0 apabila p-value (Pv) < α (0,05) artinya data tidak berdistribusi normal.

4) Terima H0 apabila p-value (Pv) > α (0,05) artinya data berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan pengujian normalitas data, diperoleh Chi Kuadrat hitung (X2hitung) dari variabel Y yaitu 7,790. Selanjutnya, dilakukan perhitungan p- value, diperoleh p-value = 0,133. Karena diperoleh p-value = 0,133 > α = 0,05, berada pada daerah penerimaan normal, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor variabel Y berdistribusi normal. Perhitungan uji normalisasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B halaman 79-87.

2. Uji Linieritas

Analisis regresi digunakan untuk menggambarkan apakah ada ikatan linier antara kedua variabel penelitian yaitu variabel terikat dan bebas. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi, diperoleh koefisien a = 21,009 dan b = 0,580. Bentuk persamaan regresi y = 21,009 + 0,580 x.

Hasil pengujian keterikatan uji F didapat Fhitung =15,72. Hasil perhitungan tersebut kemudian dilanjutkan dengan mencari p-value melalui pendekatan interpolasi pada tabel distribusi F, diperoleh p-value = 0,0206. Karena p-value = 0,0206 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada ikatan linier atau terdapat hubungan antara sikap kerja dan prestasi belajar pada proses las busur metal manual, siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X jurusan teknik permesinan pada semester


(18)

3. Perhitungan Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara variabel X dan Y. Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh koefisien korelasi r = 0,58, kriteria penafsiran koefisien korelasi tersebut menunjukkan korelasi tinggi. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kerja siswa berhubungan dengan prestasi belajar siswa pada proses las busur metal manual. Dari data yang diperoleh koefisien korelasi sebesar r = 0,58, kemudian di konsultasikan pada besar koefisien kontribusi dari tabel interpretasi koefisien kontribusi sebesar 34% yang berada pada kategori kontribusi tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B halaman 88-92.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji satu pihak pada taraf kepercayaan 0,05 dengan n = 33, Karena p-value = 0,047 < 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X dengan variabel Y memiliki hubungan. Jadi hipotesis yang terbukti adalah terdapatnya hubungan antara sikap kerja dan prestasi belajar pada proses las busur metal manual. di SMK Negeri 1 Karawang, untuk siswa kelas X TP1 pada semester genap tahun ajaran 2009/2010. Perhitungan uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B halaman 93.


(19)

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan kejelasan serta pemahaman atas hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara sikap kerja siswa dengan prestasi belajar siswa.

Pembahasan penelitian dikembangkan berdasarkan temuan-temuan dari hasil pengolahan data, yang akan pertama di bahas oleh peneliti pada pembahasan hasil penelitian ini adalah tentang hasil analisis korelasi sikap kerja dengan prestasi belajar pada proses las busur metal manual dengan hasil cukup tinggi (sebesar 0,58) itu menunjukkan adanya sikap kerja yang konsisten dengan prestasi belajar, artinya terdapat sistem eksternal (siswa memiliki kesadaran akan tata tertib, asas K-3, dan pemeliharaan mesin serta alat kerja las) yang ikut mempengaruhi nilai praktik yang diperoleh siswa. Sikap kerja harus diarahkan pada obyek tertentu (kompetensi yang dipelajari), sehingga memudahkan mengarahkan belajar siswa pada sasaran belajar (prestasi belajar) yang sesuai dengan minat dan keinginannya untuk berprestasi. Manifestasi selanjutnya terlihat pada kecenderungan penampilan kompeten atau tidak kompeten, baik atau buruk sikap kerja dan hasilnya. Untuk mewujudkan sikap kerja yang positif sangat dibutuhkan peran aktif seorang guru, karena dengan sikap kerja seorang guru yang bijaksana, tegas, berwibawa, serta memahami “kebutuhan” siswa dengan baik akan membuat mereka lebih produktif pada saat praktik serta akan menimbulkan rasa nyaman pada saat praktik, sehingga siswa akan terus berprestasi dan hasil


(20)

dengan las busur metal manual di SMK Negeri 1 Karawang sudah cukup bagus siswa dapat dikatakan sudah kompeten itu dilihat dari hasil observasi yang kemudian di dukung oleh hasil perhitungan statistik yang menyatakan bahwa persentase nilai sikap kerja siswa kelas X TP1 mencapai 92%.

Pengujian hipotesis dengan hasil ditolaknya hipotesis nol (H0) yaitu: Terdapat hubungan yang positif dan kuat antara sikap kerja dengan prestasi belajar pada proses mengelas dengan busur metal manual, siswa kelas X TP1 di SMK Negeri 1 Karawang pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010, menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara sikap kerja siswa dengan prestasi pada kompetensi mengelas dengan proses las busur metal manual. Artinya perubahan sikap kerja yang baik mempengaruhi hasil kerja dan prestasi belajar pada kompetensi mengelas dengan proses las busur metal manual.

Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat ditunjang dengan memberdayakan terus sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang positif akan mendukung keberhasilan siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik agar mereka mendapat hasil kerja dan nilai yang baik itu dapat dilihat dari hasil prestasi mereka dalam menguasai kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual.

Upaya yang dapat dilakukan SMK Negeri 1 Karawang untuk meningkatkan sikap kerja siswa dapat dilakukan melalui tiga aspek, yaitu: (1)


(21)

siswa pada objek kerja, dan (3) konatif, yang menghasilkan kecenderungan pola tanggap siswa pada objek kerja.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah melalui sejumlah tindakan persuasif atau memberikan inisiatif, sehingga para siswa bersikap memihak kepada proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap kerja positif siswa seorang guru dapat memberikan informasi sedini mungkin mengenai: (1) tujuan proses pembelajaran, (2) komponen materi yang dikaitkan dengan aspek kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual, (3) kerja sama antar guru, (4) kombinasi metode pembelajaran, serta (5) dukungan sarana dan prasarana. Misalnya dengan menyediakan proses pembelajaran yang jelas disertai sarana fisik untuk kompetensi yang relatif lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan mempengaruhi sikap kerja siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Di samping itu, diupayakan pula: (1) meyakinkan kredibilitas proses pembelajaran kepada para siswa bahwa melalui pembelajaran ini dapat diperoleh pengetahuan dan nilai yang bermanfaat sebagai bekal mengikuti kompetensi berikutnya setelah mengikuti proses pembelajaran yang sekarang, (2) menunjukkan daya tarik proses pembelajaran, dan (3) menciptakan kondisi yang harmonis serta hubungan psikologis yang bersahabat antara guru dengan siswa.

Upaya diatas akan memberikan kesan awal yang diharapkan dapat membantu terbentuknya keyakinan siswa akan pentingnya proses pembelajaran


(22)

dan rela berkorban. Ini akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan kritis.

Disamping itu, peningkatan sikap kerja dapat pula dilakukan melalui pengawasan pada siswa saat akan mengikuti proses pembelajaran. Sebagai input tentang pelajaran yang diterima hendaknya dapat digunakan sebagai sarana dalam merumuskan tindakan-tindakan yang bersifat proaktif, dan bukan untuk menolak dan memperlihatkan sikap kerja negatif. Setiap siswa hendaknya aktif mencari tahu dan menerima informasi secara terbuka untuk kemudian menganalisisnya dan baru mengambil kesimpulan sebagai bentuk sikap kerjanya.


(23)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis hipotesis dapat disimpulkan bahwa :

1. Sikap kerja siswa pada pembelajaran kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual sudah baik, nilai rata-rata sikap kerja siswa dibandingkan dengan ketercapaian indikator observasi sikap kerja mencapai 92%, sehingga siswa dapat dikatakan sudah kompeten. 2. Hasil kerja atau prestasi belajar siswa pada pembelajaran kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual memiliki nilai diatas criteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran produktif yaitu 7,0, sehingga siswa dapat dikatakan sudah kompeten.

3. Terdapat hubungan yang positif antara sikap kerja dan prestasi belajar pada proses las busur metal manual, siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X TP1 Jurusan teknik permesinan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010

B. Saran

Untuk meningkatkan nilai sikap kerja dan prestasi belajar, maka penulis menyarankan agar instruktur las dan ketua program teknik mesin dapat :

1. Memberdayakan aspek-aspek pembelajaran yang mendukung pertumbuhan sikap kerja dan peningkatan hasil kerja baik bagi siswa


(24)

diatas rata-rata, sehingga semua siswa dapat memiliki nilai sikap kerja yang bagus dan memuaskan, khususnya pada kompetensi mengelas dengan proses las busur metal manual.

2. Mengupayakan tindakan persuasif agar siswa tetap menjaga kualitas hasil kerjanya sehingga nilai prestasi belajar tetap bagus dan memiliki kompetensi yang baik pula.

3. Mengupayakan siswa bertindak proaktif dan mengikuti dengan seksama semua acara pembelajaran dengan baik sehingga tingkat kecakapan dan prestasi belajarnya tetap tinggi.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. (2009). Sikap Kerja. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink reference

not valid.sikap kerja/[20 Juli 2009]

Arianto.(2008).Pengertian Prestasi Belajar. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ prestasi belajar/[12 Juli 2009]

Arifamrizal. (2009) .Psikologi Sikap. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink reference

not valid.[1 Agustus 2009]

Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Betti. (2008). Sikap Kerja Positif Prasyarat Menang Kompetisi . [Online] Tersedia: http://www.google.com/ Sikap Kerja Positif Prasyarat Menang Kompetisi/[12 Juli 2009]

Broto. (2009). Ciri-Ciri Sikap. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ciri-ciri sikap kerja /[20 Juli 2009]

Kenyon. W. (1984). Dasar-dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga.

Mar’at. (1984). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Munawar I. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar/[12 Juli 2009]

Notoatmodjo S. (2009). Komponen Sikap Kerja. [Online] Tersedia:Error!

Hyperlink reference not valid.[18 Juli 2009]

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Siregar. S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo. Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(26)

Suma’mur. (1996). Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online] Tersedia: http:// www. google.com/Pengertian Prestasi Belajar/[18 Juli 2009]

Tim PPKI. (2009). Pedoman Karya tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

kognitif, yang mempengaruhi tingkat keyakinan, pikiran dan persepsi siswa pada objek kerja (2) afektif, yang mencakup perasaan senang atau tidak senang dari siswa pada objek kerja, dan (3) konatif, yang menghasilkan kecenderungan pola tanggap siswa pada objek kerja.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah melalui sejumlah tindakan persuasif atau memberikan inisiatif, sehingga para siswa bersikap memihak kepada proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap kerja positif siswa seorang guru dapat memberikan informasi sedini mungkin mengenai: (1) tujuan proses pembelajaran, (2) komponen materi yang dikaitkan dengan aspek kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual, (3) kerja sama antar guru, (4) kombinasi metode pembelajaran, serta (5) dukungan sarana dan prasarana. Misalnya dengan menyediakan proses pembelajaran yang jelas disertai sarana fisik untuk kompetensi yang relatif lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan mempengaruhi sikap kerja siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Di samping itu, diupayakan pula: (1) meyakinkan kredibilitas proses pembelajaran kepada para siswa bahwa melalui pembelajaran ini dapat diperoleh pengetahuan dan nilai yang bermanfaat sebagai bekal mengikuti kompetensi berikutnya setelah mengikuti proses pembelajaran yang sekarang, (2) menunjukkan daya tarik proses pembelajaran, dan (3) menciptakan kondisi yang harmonis serta hubungan psikologis yang bersahabat antara guru dengan siswa.

Upaya diatas akan memberikan kesan awal yang diharapkan dapat membantu terbentuknya keyakinan siswa akan pentingnya proses pembelajaran


(2)

itu. Kesan bahwa proses pembelajaran dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan (bermanfaat) akan memberikan perasaan senang dan rela berkorban. Ini akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan kritis.

Disamping itu, peningkatan sikap kerja dapat pula dilakukan melalui pengawasan pada siswa saat akan mengikuti proses pembelajaran. Sebagai input tentang pelajaran yang diterima hendaknya dapat digunakan sebagai sarana dalam merumuskan tindakan-tindakan yang bersifat proaktif, dan bukan untuk menolak dan memperlihatkan sikap kerja negatif. Setiap siswa hendaknya aktif mencari tahu dan menerima informasi secara terbuka untuk kemudian menganalisisnya dan baru mengambil kesimpulan sebagai bentuk sikap kerjanya.


(3)

6

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis hipotesis dapat disimpulkan bahwa :

1. Sikap kerja siswa pada pembelajaran kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual sudah baik, nilai rata-rata sikap kerja siswa dibandingkan dengan ketercapaian indikator observasi sikap kerja mencapai 92%, sehingga siswa dapat dikatakan sudah kompeten. 2. Hasil kerja atau prestasi belajar siswa pada pembelajaran kompetensi mengelas pada proses las busur metal manual memiliki nilai diatas criteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran produktif yaitu 7,0, sehingga siswa dapat dikatakan sudah kompeten.

3. Terdapat hubungan yang positif antara sikap kerja dan prestasi belajar pada proses las busur metal manual, siswa SMK Negeri 1 Karawang kelas X TP1 Jurusan teknik permesinan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010

B. Saran

Untuk meningkatkan nilai sikap kerja dan prestasi belajar, maka penulis menyarankan agar instruktur las dan ketua program teknik mesin dapat :

1. Memberdayakan aspek-aspek pembelajaran yang mendukung pertumbuhan sikap kerja dan peningkatan hasil kerja baik bagi siswa


(4)

6

yang memiliki nilai dibawah rata-rata ataupun yang memiliki nilai diatas rata-rata, sehingga semua siswa dapat memiliki nilai sikap kerja yang bagus dan memuaskan, khususnya pada kompetensi mengelas dengan proses las busur metal manual.

2. Mengupayakan tindakan persuasif agar siswa tetap menjaga kualitas hasil kerjanya sehingga nilai prestasi belajar tetap bagus dan memiliki kompetensi yang baik pula.

3. Mengupayakan siswa bertindak proaktif dan mengikuti dengan seksama semua acara pembelajaran dengan baik sehingga tingkat kecakapan dan prestasi belajarnya tetap tinggi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. (2009). Sikap Kerja. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.sikap kerja/[20 Juli 2009]

Arianto.(2008).Pengertian Prestasi Belajar. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ prestasi belajar/[12 Juli 2009]

Arifamrizal. (2009) .Psikologi Sikap. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.[1 Agustus 2009]

Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Betti. (2008). Sikap Kerja Positif Prasyarat Menang Kompetisi . [Online] Tersedia: http://www.google.com/ Sikap Kerja Positif Prasyarat Menang Kompetisi/[12 Juli 2009]

Broto. (2009). Ciri-Ciri Sikap. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ciri-ciri sikap kerja /[20 Juli 2009]

Kenyon. W. (1984). Dasar-dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga.

Mar’at. (1984). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.

Munawar I. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online] Tersedia: http://www.google.com/ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar/[12 Juli 2009]

Notoatmodjo S. (2009). Komponen Sikap Kerja. [Online] Tersedia:Error! Hyperlink reference not valid.[18 Juli 2009]

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Siregar. S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo. Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Suma’mur. (1996). Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online] Tersedia: http:// www. google.com/Pengertian Prestasi Belajar/[18 Juli 2009]

Tim PPKI. (2009). Pedoman Karya tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.