KESESUAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINGKAT SMA KOTA BANDUNG DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP UJIAN NASIONAL.

(1)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESESUAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINGKAT SMA KOTA BANDUNG DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP UJIAN

NASIONAL

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Wasis Wuyung Wisnu Brata

NIM 1102711

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

KESESUAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINGKAT SMA KOTA BANDUNG DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP UJIAN

NASIONAL

Oleh:

Wasis wuyung wisnu Brata, S.Pd

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah

Pasca Sarjana

© Wasis Wuyung Wisnu Brata 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional


(4)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran biologi di tingkat SMA Kota Bandung dengan tuntutan kompetensi dasar dari standar isi nasional pendidikan. Tingkat kesesuaian pelaksanaan pembejaran dapat memberikan petunjuk dalam memprediksi implikasi proses pembelajaran yang telah dilakukan terhadap ujian nasional. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sebagai partisipan adalah sepuluh orang guru biologi dari tujuh SMA Negeri di Kota Bandung. Sampling SMA dilakukan dengan teknik stratified random sampling yang mewakili tiga cluster SMA. Kompetensi dasar yang dianalisis adalah KD materi Plantae kelas X dan sistem ekskresi kelas XI. Data diperoleh dari observasi pembelajaran, studi dokumen dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kesesuaian RPP dengan KD sebasar 50,1%; kesesuaian RPP dengan pelaksanaan sebesar 48,9%; dan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan KD sebesar 56,3%. Proses pembelajaran yang dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan KD. Dengan tingkat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang belum sepenuhnya sesuai, memberikan kemungkinan bahwa tidak seluruh siswa dapat tuntas dalam menghadapi materi uji dalam ujian nasional.


(5)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study was conducted to look the suitability of biology learning implementation at Bandung high schools with basic competence demands of national content standards of education. The suitability level of learning implementation can provide clues to predict the implications of learning process that has been conducted on the national exam. The research method was descriptive. The participants were ten biology teachers from seven state high schools in Bandung, Indonesia. The sampling technique was stratified random sampling, representing three cluster of high school. The basic competence that analyzed were basic competence of Plantae in class X and excretion system in class XI. Data obtained from learning observation, study documents and questionaires. The result showed that the average suitability of lesson plan with basic competence was 50,1%; the suitability of lesson plan with learning implementation was 48,9%; the suitability of learning implementation with the demands of basic competence was 56,3%. Whereas the average suitability of the learning implementation at content tested on the national examinations was 62,5%. Uncomplete learning implementation provided the possibility that not all students can complete the test content on national exam.


(6)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Pertanyaan Penelitian ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Batasan Masalah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 6

Pengertian ... 6

Komponen KTSP ... 7

Proses Pembelajaran ... 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi ... 9

Pelaksanaan Pembelajaran ... 12

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan KD ... 15

Ujian Nasional ... 21

Ujian nasional sebagai alat pengendali mutu pendidikan ... 21


(7)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian ... 24

Populasi dan sampel sekolah ... 24

Subjek penelitian ... 24

Definisi Operasional ... 25

Data dan Sumber Data ... 26

Teknik Pengumpulan Data ... 27

Instrumen Penelitian ... 27

Analisis Data ... 29

Prosedur Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ... 32

Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 62

Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(8)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Profil guru subjek ... 25 Tabel 4.1. Kesesuaian RPP dengan KD pada materi Plantae ... 32 Tabel 4.2. Kesesuaian RPP dengan KD pada materi Plantae ... 33 Tabel 4.3. Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan di kelas pada materi Plantae . 35 Tabel 4.4. Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan di kelas pada materi

ekskresi ... 35 Tabel 4.5. Kesesuaian pelaksanaan metode dan media pembelajaran

dengan KD pada materi Plantae ... 37 Tabel 4.6. Kesesuaian pelaksanaan metode dan media pembelajaran

dengan KD pada materi sistem ekskresi ... 37 Tabel 4.7. Rekapitulasi pelaksanaan pembelajaran Plantae pada materi

uji UN ... 40 Tabel 4.8. Rekapitulasi pelaksanaan pembelajaran sistem ekskresi

pada materi uji UN ... 40 Tabel 4.9. Perbandingan persentase kesesuaian RPP dan pelaksanaan

terhadap KD Plantae ... 49 Tabel 4.10. Perbandingan persentase kesesuaian RPP dan pelaksanaan

terhadap KD Plantae ... 49 Tabel 4.11. Bobot kesesuaian kegiatan pembelajaran pada materi Plantae ... 54 Tabel 4.12. Bobot kesesuaian kegiatan pembelajaran pada materi Plantae ... 54


(9)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Unsur perencanaan pengajaran menurut Kemp (2004) ... 11

Gambar 2.2. Siklus hidup lumut ... 19

Gambar 2.3. Siklus hidup Paku ... 20

Gambar 2.4. Proses pembentukan urin dalam Nefron Ginjal ... 20

Gambar 3.1. Skema pengambilan video di dalam kelas ... 30

Gambar 3.2. Alur penelitian ... 31

Gambar 4.1. Persentase kesesuaian RPP dengan tuntutan KD materi Plantae pada setiap kluster SMA ... 33

Gambar 4.2. Persentase kesesuaian RPP dengan tuntutan KD materi sistem ekskresi pada setiap kluster SMA ... 34

Gambar 4.3. Persentase kesesuaian RPP dengan pelaksanaan pembelajaran Plantae pada setiap cluster SMA ... 36

Gambar 4.4. Persentase kesesuaian RPP dengan pelaksanaan pembelajaran ekskresi pada setiap cluster SMA ... 36

Gambar 4.5. Persentase kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Plantae dengan tuntutan KD pada setiap kluster SMA ... 38

Gambar 4.6. Persentase kesesuaian pelaksanaan pembelajaran sistem ekskresi dengan tuntutan KD pada setiap kluster SMA ... 38

Gambar 4.7. Persentase kesesuaian rencana skenario pembelajaran dalam RPP dengan tuntutan KD materi Plantae ... 44

Gambar 4.8. Persentase kesesuaian rencana skenario pembelajaran dalam RPP dengan tuntutan KD materi sistem ekskresi ... 44 Gambar 4.9. Persentase kesesuaian dan kesenjangan RPP dan


(10)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaannya pada materi Plantae ... 47 Gambar 4.10. Persentase kesesuaian dan kesenjangan RPP dan

pelaksanaannya pada materi ekskresi ... 48 Gambar 4.11. Persentase kesesuaian pelaksanaan pembelajaran

dengan tuntutan KD pada materi Plantae dan sistem ekskresi ... 50 Gambar 4.12. Hubungan kesesuaian antara RPP, pelaksanaan

pembelajaran dan KD pada materi Plantae dan sistem ekskresi . 50 Gambar 4.13. Perbandingan persentase kesesuaian RPP-KD, pelaksanaan-

KD dan RPP-pelaksanaan ... 55 Gambar 4.14. Perbandingan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran pada

materi yang diujikan dalam UN dengan keseluruhan materi Plantae ... 60 Gambar 4.15. Perbandingan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran pada


(11)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dick et al., 2005). Untuk dapat menciptakan sistem yang baik diperlukan perencanaan yang sistematis mulai dari identifikasi tujuan pembelajaran, penentuan langkah-langkah pelaksanaan hingga evaluasinya.

Undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, yang dalam PP no.19/2005 dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP guru diberikan keleluasaan untuk menganalisis Kompetensi Dasar (KD) dan mengembangkannya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian identifikasi tujuan sebagai langkah awal perencanaan pembelajaran dilakukan dengan merujuk kepada standar kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Pemerintah melalui Permendiknas nomor 41 tahun 2007 telah menetapkan standar proses pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menegah. Akan tetapi mengingat keragaman latar belakang dan karakter peserta didik, standar proses disusun dengan kerangka umum dan bersifat fleksibel untuk setiap mata pelajaran. Standar proses tidak mengatur secara rinci berkaitan dengan aspek spesifik dan teknis pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar. Dalam standar proses mengatur komponen RPP dan prinsip penyusunannya, jumlah rombongan belajar, beban kerja guru, dan prinsip pengelolaan kelas dan pelaksanaan pembelajaran. Maka, untuk dapat mencapai standar isi yang ditetapkan, pelaksanaan pembelajaran secara teknis harus


(12)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disesuaikan dengan karakter materi dan tuntutan kompetensi dalam Kompetensi Dasar.

Analisis Kompetensi Dasar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan oleh setiap guru sebelum merencanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi materi yang perlu disampaikan dan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dengan demikian diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan akan efektif sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar. Akan tetapi, tidak semua guru memiliki kemampuan dan persepsi sama dalam menganalisis dan mengidentifikasi tuntutan KD. Hal ini merupakan permasalahan mendasar yang berbengaruh terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran hingga pencapaian standar kompetensi lulusan.

Biologi sebagai bagian dari sains, dalam pembelajarannya tidak dapat dilepaskan dari hakikat sains sebagai produk dan proses. Maka dari itu, sebagai pengetahuan yang terstruktur, pembelajaran sains menurut Carin (1997), diperoleh melalui proses aktif, dinamis dan eksploratif dari kegiatan induktif. Lebih lanjut dalam implementasi kegiatan pembelajaran di kelas, penggunaan metode dan media merupakan “jalan” pengantar peserta didik untuk mencapai Kompetensi Dasar. Sementara untuk dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, menurut Rustaman et al. (2003), pemilihan metode dan media harus memperhatikan karakter konsep yang diajarkan, fasilitas yang tersedia dan karakter siswa. Karakteristik dan ragam konsep sebagai bagian pokok yang harus diperhatikan terangkum dalam setiap KD.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat et al. (2008) menunjukan bahwa beberapa pokok materi ajar dianggap sulit oleh siswa, dan pokok materi tersebut juga merupakan prioritas kebutuhan guru untuk peningkatan kualitas profesi (Rahmat et al., 2010). Pokok materi tersebut diantaranya adalah Plantae untuk kelas X dan sistem ekskresi untuk kelas XII. Salah satu penyebab pokok materi ini dianggap sulit adalah pada umumnya penyampaian pokok materi tersebut memiliki cakupan yang luas. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar.


(13)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disisi lain, dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi lulusan. Oleh karena itu, standar penilaian pendidikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 mengamanatkan penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang kemudian diterapkan melalui ujian nasional.

Ujian nasional secara umum berfungsi sebagai salah satu kontrol mutu pendidikan. Secara spesifik antara lain berfungsi sebagai alat penilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional; alat penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan bahkan sebagai alat seleksi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan tujuan dan fungsi yang sangat strategis menjadikan ujian nasional tidak hanya dipandang sebagai alat evaluasi namun juga sebagai salah satu penentu masa depan peserta didik.

Ujian nasional sebagai alat evaluasi standar kompetensi lulusan dilakukan terhadap siswa setelah mereka mempelajari kompetensi-Kompetensi Dasar pada tiap bidang keilmuan. Secara logis, ujian nasional merupakan implikasi dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, adanya garis lurus kesesuaian mulai dari identifikasi isi materi Kompetensi Dasar, perencanaan pembelajaran yang disusun dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk tercapainya standar kompetensi lulusan. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang kesesuaian pelaksanaan pembelajaran biologi di tingkat SMA Kota Bandung dengan tuntutan KD dan implikasinya terhadap ujian nasional. B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah kesesuaian pelaksanaan pembelajaran biologi di tingkat SMA Kota Bandung dengan Kompetensi Dasar dan implikasinya terhadap UN?”.


(14)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian.

a. Bagaimanakah kesesuaian metode dan media dalam RPP yang disusun guru dengan tuntutan Kompetensi Dasar yang harus dicapai?

b. Bagaimanakah kesesuaian RPP yang disusun guru dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan?

c. Bagaimanakah kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tuntutan Kompetensi Dasar yang harus dicapai?

d. Bagaimanakah implikasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan KD terhadap ujian nasional?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan tuntutan Kompetensi Dasar dan implikasinya terhadap ujian nasional biologi di tingkat SMA Kota Bandung. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat:

a. Mendeskripsikan kesesuaian metode dan media dalam RPP dengan tuntutan Kompetensi Dasar yang harus dicapai.

b. Mendeskripsikan kesesuaian RPP yang disusun guru dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan.

c. Mendeskripsikan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tuntutan Kompetensi Dasar dan yang harus dicapai.

d. Memprediksi keberhasilan ujian nasional dilihat dari kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar.

E.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat bagi Guru

a. Bahan evaluasi bagi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam upaya mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan.


(15)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membantu guru dalam memahami muatan Kompetensi Dasar guna meningkatkan pencapaian standar kompetensi lulusan.

2. Manfaat bagi Siswa

Membantu siswa dalam menggunakan strategi belajar yang tepat demi tercapainya hasil belajar yang maksimal.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Memberikan informasi dan bahan evaluasi bagi penyelenggaraan proses pendidikan disekolah.

b. Bahan evaluasi bagi pengembangan kurikulum pada masing-masing satuan pendidikan.

4. Manfaat bagi Pemerintah

a. Memberikan informasi penjelasan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian standar kompetensi lulusan siswa.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna meningkatkan mutu pendidikan.

F. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut.

1. KTSP dalam penelitian ini adalah KTSP yang dimiliki dan digunakan oleh sekolah yang disampling.

2. Kompetensi Dasar adalah Kompetensi Dasar dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan BSNP berdasarkan Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006.

3. Pelaksanaan pembelajaran secara umum mengacu pada standar proses untuk pendidikan dasar dan menengah Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007, dan secara khusus mengacu pada tuntutan materi dan kemampuan dasar hasil analisis masing-masing Kompetensi Dasar.

4. Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah dan bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata


(16)

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran tertentu pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.


(17)

24

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif. Metode deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada varabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan sesuatu kondisi apa adanya (McMillan dan Schumacher, 2001). Metode ini digunakan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Sukmadinata, 2010).

B.Populasi dan sampel sekolah

Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kota Bandung. Sampel adalah tujuh SMA negeri yang diambil dari tiga cluster SMA negeri di Kota Bandung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Setiap cluster SMA diwakili oleh dua sekolah yang ditentukan secara acak, kecuali cluster 1 menggunakan tiga sekolah karena materi sistem ekskresi pada salah satu sekolah telah diajarkan sebelum pengambilan data dilakukan sehingga dilakukan penambahan sampel untuk materi sistem ekskresi saja.

C.Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas X dan XI yang mengajar di sekolah sampel. Terdapat sepuluh orang guru yang terlibat dalam penelitian ini. Untuk menjaga etika dalam penelitian, maka identitas guru disajikan dengan kode 1 sampai 10 dan sekolah sampel diberi kode A, B, C, D, E, F, G. Sepuluh guru tersebut terdiri dari tiga guru dengan tingkat pendidikan S2 dan tujuh guru berpendidikan S1. Berdasarkan pengalaman mengajar, delapan orang guru telah mengajar lebih dari 20 tahun dan dua orang guru mengajar kurang dari 20 tahun. Profil guru disajikan dalam Tabel 3.1.


(18)

25

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, dari sepuluh orang guru, empat guru mengajar materi Plantae pada kelas X dengan Kompetensi Dasar yaitu, mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. Empat guru mengajar materi sistem ekskresi pada kelas XI dengan KD, menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga). Dua orang guru lainnya mengajar kedua materi. Tabel 3.1. Profil guru subjek

Guru Materi SMA/cluster Pendidikan terakhir

Pengalaman mengajar

Jenis kelamin 1 Plantae A/1 S2- Biologi > 20 tahun Perempuan 2 Ekskresi B/1 S1- Biologi > 20 tahun Laki-laki 3 Plantae C/1 S1- Biologi 11-15 tahun Perempuan 4 Ekskresi C/1 S1- Biologi > 20 tahun Perempuan 5 Plantae

dan ekskresi

D/2 S1- Biologi > 20 tahun Laki-laki

6 Plantae dan ekskresi

E/2 S1- Biologi > 20 tahun Perempuan

7 Plantae F/3 S2- Biologi > 20 tahun Perempuan 8 Ekskresi F/3 S1- Biologi > 20 tahun Laki-laki 9 Plantae G/3 S1- Biologi 11-15 tahun Perempuan 10 Ekskresi G/3 S1- Biologi > 20 tahun Perempuan

D.Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka dibuat batasan masalah, yaitu:


(19)

26

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kompetensi Dasar (KD) yang dianalisis dalam penelitian ini adalah (1) KD 3.3 pada kelas X, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi; (2) KD 3.5 pada kelas XI yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga).

2. Pelaksanaan pembelajaran yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi aspek perencanaan yang dibuat guru (RPP) dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3. RPP yang dianalisis kesesuaiannya dengan KD adalah pada aspek metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

4. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah adalah aktivitas yang terjadi dalam interaksi guru dan siswa pada pokok bahasan Plantae dan sistem ekskresi baik didalam maupun diluar kelas.

5. Ujian nasional (UN) yang dianalisis adalah soal-soal UN lima tahun terakhir untuk materi Plantae dan sistem ekskresi.

6. Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan KD dilihat dari metode dan alat bahan yang digunakan untuk mencapai Kompetensi Dasar.

7. Implikasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran terhadap ujian nasional dianalisis menggunakan soal ujian nasional biologi SMA tahun lima tahun terakhir.

E.Data dan sumber data

Data dalam penelitian ini adalah informasi yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran biologi di sekolah sampel dan kesesuaiannya dengan Kompetensi Dasar yang diteliti. Data tersebut bersumber dari subyek dan perangkat pembelajaran di sekolah sampel. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dokumen. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus KTSP SMA, RPP yang dibuat guru di sekolah sampel dan perangkat


(20)

27

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran lain yang digunakan, seperti LKS dan lembar penugasan untuk siswa.

2. Guru dan siswa. Peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran, mengamati perilaku guru dan siswa dan merekam aktivitas pembelajaran yang berlangsung.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. 1. Observasi

Observasi dilakukan terhadap aktifitas dan perilaku guru dan peserta didik saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Peneliti merekam apa yang dilakukan guru dan peserta didik kemudian mengamati dan menganalisis kegiatan yang mereka lakukan.

Jenis teknik observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipan. Peneliti tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati melainkan hanya mengamati dan tidak secara langsung terlibat dalam situasi yang diamati. Teknik ini akan dilakukan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran pada beberapa Kompetensi Dasar.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar yang diteliti dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Studi dokumen dilakukan diantaranya pada silabus KTSP SMA sampel dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.

3. Pengisian angket. Pengisian angket dilakukan untuk memperoleh data tambahan tentang profil dan pengalaman guru dalam mengajar.

G.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yaitu:


(21)

28

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lembar observasi kesesuaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran dengan KD.

Pengembangan instrumen ini diawali dengan analisis tuntutan Kompetensi Dasar sehingga indikator kesesuaian dapat dipetakan. Pada setiap KD memiliki dua karakter spesifik yang menjadi tuntutan untuk dikuasai oleh peserta didik. Karakter spesifik tersebut yaitu, muatan konsep materi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa. Berdasarkan analisis, pada KD Plantae, muatan materi mencakup 52 butir konsep tentang ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi, sementara aspek kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah kemampuan mendeskripsikan 52 konsep tersebut. Pada KD sistem ekskresi, terdapat 29 butir materi dengan aspek kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah kemampuan menjelaskan konsep-konsep tersebut.

Indikator kesesuaian (RPP dan pelaksanaan pembelajaran) dengan KD didasarkan pada metode dan media pembelajaran yang direncanakan atau digunakan. Penentuan ini sesuai dengan pendapat Dick et al., (2005), bahwa penentuan metode dan alat bahan/media yang akan digunakan harus didasarkan pada identifikasi tujuan pembelajaran, sementara tujuan pembelajaran diturunkan dari KD. Jenis metode dan media yang sesuai untuk materi Plantae dan sistem ekskresi secara umum ditentukan dengan memperhatikan prinsip konstruktivisme dan belajar bermakna. Secara spesifik, ditentukan berdasarkan karakteristik konsep pada masing-masing materi tersebut, kesiapan siswa, dan fasilitas yang tersedia. Ini sesuai dengan pendapat Rustaman et al., (2003), bahwa untuk memberikan pengalaman belajar yang efektif guru hendaknya memperhatikan ketiga faktor tersebut.

Instrumen ini selanjutnya divalidasi dengan judgement dosen dan diujikan beberapa kali sehingga dapat menjaring data sesuai kebutuhan. Beberapa perubahan isi dan format instrumen dilakukan sesuai dengan saran


(22)

29

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan masukan dosen serta hasil uji coba. Format instrumen yang digunakan disajikan pada Lampiran 1 dan 2.

2. Lembar observasi kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran Instrumen ini dikembangkan untuk melihat apakah skenario, metode dan media yang direncanakan dalam RPP dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran di kelas. Instrumen digunakan dengan teknik check list. Format instrumen yang digunakan disajikan pada Lampiran 3.

3. Alat perekam data elektronik (video camera).

4. Angket. Lembar angket digunakan untuk menjaring informasi mengenai profil guru subjek penelitian.

H.Analisis data

Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Data yang diperoleh dari masing-masing instrumen dalam penelitian ini diolah dan dianalisis secara deskriptif untuk mengungkap kesesuaian antar tiap-tiap variabel yang dibandingkan.

2. Tingkat kesesuaian ditentukan dengan langkah sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah skor kesesuaian pada tiap isi materi KD untuk tiap guru/ sekolah sampel.

b. Menghitung presentase kesesuaian untuk RPP dan pelaksanaan pembelajaran pada setiap sekolah sampel dengan rumus berikut.

c. Merekap persentase kesesuaian pada RPP dengan KD, Pelaksanaan dengan KD dan RPP dengan pelaksanaan pembelajaran pada setiap sekolah sampel.


(23)

30

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Merekap persentase kesesuaian pada RPP dengan KD, Pelaksanaan dengan KD dan RPP dengan pelaksanaan pembelajaran dari seluruh sekolah sampel.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Persiapan

Berikut ini kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan.

a. Membuat proposal penelitian dengan arahan dan bimbingan dosen pembimbing.

b. Menyeminarkan proposal untuk memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan rencana penelitian

c. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan materi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa.

d. Menjabarkan muatan materi Kompetensi Dasar (KD) pada KD sampel. e. Menyusun lembar observasi kesesuaian RPP dan pelaksanaan

pembelajaran dengan Kompetensi Dasar.

f. Menyusun lembar observasi kesesuaian RPP dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas.

g. Validasi instrumen. Validasi instrumen dilakukan dengan judgement dan uji coba instrumen.

h. Mengurus izin penelitian dan menentukan sekolah sampel serta subjek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan observasi dan merekam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kamera dari bagian depan dan belakang kelas.

Papan tulis


(24)

31

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Skema pengambilan video didalam kelas

b. Mengumpulkan dokumen-dokumen guru yang diperlukan untuk analisis. c. Membagikan angket kepada para guru.

d. Melakukan analisis kesesuaian metode dan media dalam RPP dengan Kompetensi Dasar.

e. Melakukan analisis kesesuaian metode dan media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar.

f. Melakukan analisis kesesuaian RPP dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas.

g. Merekap data dan melakukan analisis secara deskriptif. h. Menyusun kesimpulan dan laporan.

Secara skematis prosedur penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.

Penyusunan dan validasi instrumen

Menentukan sekolah sampel Analisis KD Penyusunan proposal

dan Seminar

Meja siswa Meja siswa

Meja siswa

Meja siswa Meja siswa

Meja siswa Meja siswa

Meja siswa

Meja siswa Meja siswa

Meja siswa

Meja siswa Meja siswa

Meja siswa Meja siswa Meja siswa


(25)

32

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Melakukan observasi

pembelajaran

Menganalisis kesesuaian RPP dan pelaksanaan dengan KD

Penarikan kesimpulan Analisis data

Mengumpulkan dokumen RPP


(26)

62

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun guru secara umum hanya memenuhi 50,1% dari tuntutan kompetensi dasar berdasarkan karakteristik materi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik. Tingkat kesesuaian pada masing-masing guru sangat beragam dan tidak berhubungan dengan cluster sekolah.

RPP yang dibuat guru secara umum belum sepenuhnya dilaksanakan. Dari RPP yang disusun guru sebagai pedoman kegiatan pembelajaran, hanya 48,7% yang pada pelaksanaannya diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pada masing-masing guru terdapat kesenjangan antara kegiatan pembelajaran yang direncanakan dengan pelaksanaannya. Akan tetapi, ketidaksesuaian perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran tidak selalu menghasilkan kegiatan pembelajaran yang lebih buruk. Kegiatan pembelajaran dalam RPP yang kurang sesuai dengan KD, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih sesuai dengan KD.

Secara umum tingkat kesesuaian proses pembelajaran yang dilaksanakan sebesar 56,3% dari tuntutan KD berdasarkan karakteristik materi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik. Angka ini hampir sama dengan pencapaian kesesuaian antara RPP dengan tuntutan KD. Akan tetapi, pada masing-masing guru terjadi perbedaan tingkat kesesuaian antara RPP dengan KD dan pelaksanaan dengan KD. Perbedaan tersebut terjadi karena ketidaksesuaian antara skenario pembelajaran yang direncanakan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Proses pembelajaran yang direncanakan maupun dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan KD. Meskipun guru telah mengajarkan seluruh materi yang diujikan dalam ujian nasional, akan tetapi dalam proses


(27)

63

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan karakter materi dan kemampuan dasar yang harus dicapai sebagaimana terangkum didalam KD. Pelaksanaan proses pembelajaran yang sesuai sangat penting dalam mengantarkan peserta didik pada kebermaknaan pengetahuan yang diperoleh dan pengembangan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan gambaran tingkat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang belum sepenuhnya sesuai, memberikan kemungkinan bahwa tidak seluruh peserta didik dapat tuntas dalam menghadapi materi uji dalam ujian nasional.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi guru, pengambil kebijakan dan penelitian selanjutnya.

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan pembelajaran yang dibuat belum sepenuhnya dilaksanakan. Guru perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipertahankan atau diubah berkaitan dengan topik metri tertentu agar terjadi sinergisitas kesesuaian antara KD, RPP dan pelaksanaan pembelajaran.

2. Beberapa temuan menunjukan tingkat kesesuaian antara KD, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran masih rendah, hal ini dapat menjadi indikasi kualitas PCK guru yang masih kurang. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memetakan kondisi PCK guru di Kota Bandung berdasarkan komponennya masing-masing, sehingga dapat ditemukan perlakuan yang paling efektif untuk mengembangkan PCK berdasarkan kebutuhan pengembangan masing-masing guru. Kemudian, diperlukan sarana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan kapasitas guru terutama pada aspek PCK, yang dapat difasilitasi oleh pengambil kebijakan pendidikan Kota Bandung.


(28)

64

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Langkah antisipasi terhadap kemungkinan peserta didik tidak tuntas dalam melewati materi uji UN perlu dilakukan. Guru perlu memastikan peserta didik memahami dan menguasai materi uji dalam UN.


(29)

64

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Mengengah

[Online]. Tersedia:

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk.../PanduanKTSP.pdf. [3 September, 2012].

Beyer, C. J., Cesar Delgado, Elizabeth A.D, Joseph Krajcik. (2009). Investigating Teacher Learning in High School Biology Curricular Programs to Inform the Design of educative Curriculum Materials. Journal of Research in Science Teaching. 46, (9), 977-998.

Budiarti, H. (2009). Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: pusat perbukuan depdiknas.

Campbell, N.A., J.B. Reece, Mitchel. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin/Commings Publishing Company.

Campbell, N.A., dan J.B. Reece. (2008). Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Carin, A.A. (1997). Teaching Science through Discovery (Eighth ed). New Jersey:

Prentice Hall.

Depdiknas (2005). Buku Teks Pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 [Online]. Tersedia: http://ftp.unm.ac.id/permendiknas-2005/Permendiknas%20no%2011%20Tahun%202005%20tentang%20BUK U%20TEKS%20PELAJARAN.pdf. [13 Juli 2012].

Depdiknas. (2008). Buku. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun

2008 [Online]. Tersedia:

http://ftp.unm.ac.id/permendiknas-2008/02-2008.pdf. [13 Juli 2012].

Dick, W., Lou Carey dan James O. Carey. (2005). The Sistematic Design Of Instruction. New York: Allyn and Bacon.

Ferdinand, F., Muktie Ariebowo. (2009). Praktis Belajar Biologi. Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Firmansyah, R., Agus Muwardi, Umar Riandi. . (2009). Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.


(30)

65

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fraenkel, J.R dan Wallen, N.E. (2009). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Gess-Newsome, J. (1999). Secondary teachers’ knowledge and beliefs about subject matter and their impact on instruction. In J. Gess-Newsome & N. Lederman (Eds.), Examining pedagogical content knowledge (pp. 51–94). Dordrecht, The Netherlands: Kluwer.

Ginanjar, I. (2008). Penerapan Peer Assessment Pada Pembelajaran Kooperatif Materi Alat Indra Untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Gunawan, S. (2010). Analisis Kesesuaian Rencana Pembelajaran yang Dibuat Guru SD dengan Pelaksanaan Pembelajaran Sains. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Joyce, B.,Weil, dan M.,Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kapyla, M., Heikkinen, J., dan Asunta, T. (2009). “Influence of Content

Knowledge on Pedagogical Content Knowledge: The case of teaching

photosynthesis and plant growth”. International Journal of Science

Education. 31, (10), 1395-1415.

Kemp, J.E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB. Krisanjaya. (1997). Teori Belajar Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kurniawan, A.S. (2012). UN dari masa ke masa [Online]. Tersedia: http://www.lampungpost.com/index.php/pendidikan/32647-un-dari-masa-ke-masa.html. [3 September, 2012].

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansyur, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mardapi, D. (2011). Buletin BSNP [Online]. Tersedia: http://bsnp-

indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2012/02/Buletin-Edisi-1-2011.pdf. [16 Juli 2012]

McMillan, J.H dan Schumacher, S. (2001). Research In Education. Fifth Edition. New York: Longman.


(31)

66

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moreland, J., Jones, A., Cowie, B. (2006). “Developing Pedagogical Content

Knowledge for the New Sciences: The example of biotechnology”. Teaching Education. 17, (2), 143-155.

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. (2009). KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nichols, C., Markel, S. (1996). “The Effect of Computer Animation on Students

Understanding of Microbiology ”. J.Res. Comput. Educ. 28, 359-372.

O’Day, D.H. (2006). “Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for

Making Effective, High-Quality Teaching Animations”. CBE Life Science Education. 5 (3), 255–263.

Park, S., dan Oliver, S. (2008). “National Board Certification (NBC) as a Catalyst for Teachers’ Learning about Teaching: The Effects of the NBC Process on

Candidate Teacers’ PCK Development”. Journal of Research in Science

Teaching. 45, (7), 812-834.

Pemerintah RI. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 [Online]. Tersedia: http://www.ipdn.ac.id/pp-no-19-2005.pdf. [10 Juli 2012].

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Standar Proses. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-41-2007_.pdf.

Pollock, E., Chandler, P., Sweller, J. (2002). “Assimilating Complex

Information”. Learning Education. 12, 61-86.

Rahmat A., S. Redjeki, Riandi. (2008). “Kajian Pembelajaran Biologi di SMA: kesulitan siswa dalam pembelajaran”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 6, (2), 236-247.


(32)

67

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahmat, A., Riandi. (2010). Telaah kebutuhan guru biologi di wilayah jawa barat pasca sertifikasi terhadap program continuous professional development. Laporan penelitian penugasan UPI. Tidak diterbitkan.

Rahmat, A. (2010). “Kajian Terhadap Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Biologi di SMA: Kesenjangan dalam Pembelajaran di Kelas”. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran. 6 (2), 236-243.

Rianto, Y. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.

Rustaman, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

dalam Pendidikan Sains [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf. [9 September, 2012]. Rustaman, N., et al.. (2003). Common Text Book: Strategi Belajar Mengajar

(edisi revisi). FPMIPA UPI.

Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: Foundations of the new reform. Harvard Educational Review, 57(1), 1–22.

Soehartono, I. (2000). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Rosda.

Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi. Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Republik Indonesia (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003. [online]. Tersedia:

http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [17 Maret 2012].

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.


(1)

63

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan karakter materi dan kemampuan dasar yang harus dicapai sebagaimana terangkum didalam KD. Pelaksanaan proses pembelajaran yang sesuai sangat penting dalam mengantarkan peserta didik pada kebermaknaan pengetahuan yang diperoleh dan pengembangan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan gambaran tingkat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang belum sepenuhnya sesuai, memberikan kemungkinan bahwa tidak seluruh peserta didik dapat tuntas dalam menghadapi materi uji dalam ujian nasional.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi guru, pengambil kebijakan dan penelitian selanjutnya.

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan pembelajaran yang dibuat belum sepenuhnya dilaksanakan. Guru perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipertahankan atau diubah berkaitan dengan topik metri tertentu agar terjadi sinergisitas kesesuaian antara KD, RPP dan pelaksanaan pembelajaran.

2. Beberapa temuan menunjukan tingkat kesesuaian antara KD, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran masih rendah, hal ini dapat menjadi indikasi kualitas PCK guru yang masih kurang. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memetakan kondisi PCK guru di Kota Bandung berdasarkan komponennya masing-masing, sehingga dapat ditemukan perlakuan yang paling efektif untuk mengembangkan PCK berdasarkan kebutuhan pengembangan masing-masing guru. Kemudian, diperlukan sarana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan kapasitas guru terutama pada aspek PCK, yang dapat difasilitasi oleh pengambil kebijakan pendidikan Kota Bandung.


(2)

64

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Langkah antisipasi terhadap kemungkinan peserta didik tidak tuntas dalam melewati materi uji UN perlu dilakukan. Guru perlu memastikan peserta didik memahami dan menguasai materi uji dalam UN.


(3)

64

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Mengengah

[Online]. Tersedia:

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk.../PanduanKTSP.pdf. [3 September, 2012].

Beyer, C. J., Cesar Delgado, Elizabeth A.D, Joseph Krajcik. (2009). Investigating Teacher Learning in High School Biology Curricular Programs to Inform the Design of educative Curriculum Materials. Journal of Research in

Science Teaching. 46, (9), 977-998.

Budiarti, H. (2009). Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: pusat perbukuan depdiknas.

Campbell, N.A., J.B. Reece, Mitchel. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin/Commings Publishing Company.

Campbell, N.A., dan J.B. Reece. (2008). Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Carin, A.A. (1997). Teaching Science through Discovery (Eighth ed). New Jersey:

Prentice Hall.

Depdiknas (2005). Buku Teks Pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 11 Tahun 2005 [Online]. Tersedia:

http://ftp.unm.ac.id/permendiknas-2005/Permendiknas%20no%2011%20Tahun%202005%20tentang%20BUK U%20TEKS%20PELAJARAN.pdf. [13 Juli 2012].

Depdiknas. (2008). Buku. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun

2008 [Online]. Tersedia: http://ftp.unm.ac.id/permendiknas-2008/02-2008.pdf. [13 Juli 2012].

Dick, W., Lou Carey dan James O. Carey. (2005). The Sistematic Design Of

Instruction. New York: Allyn and Bacon.

Ferdinand, F., Muktie Ariebowo. (2009). Praktis Belajar Biologi. Untuk Kelas X

SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Firmansyah, R., Agus Muwardi, Umar Riandi. . (2009). Mudah dan Aktif Belajar

Biologi. Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.


(4)

65

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fraenkel, J.R dan Wallen, N.E. (2009). How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Gess-Newsome, J. (1999). Secondary teachers’ knowledge and beliefs about subject matter and their impact on instruction. In J. Gess-Newsome & N. Lederman (Eds.), Examining pedagogical content knowledge (pp. 51–94). Dordrecht, The Netherlands: Kluwer.

Ginanjar, I. (2008). Penerapan Peer Assessment Pada Pembelajaran Kooperatif

Materi Alat Indra Untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi Siswa.

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Gunawan, S. (2010). Analisis Kesesuaian Rencana Pembelajaran yang Dibuat

Guru SD dengan Pelaksanaan Pembelajaran Sains. Tesis pada SPS UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Joyce, B.,Weil, dan M.,Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kapyla, M., Heikkinen, J., dan Asunta, T. (2009). “Influence of Content

Knowledge on Pedagogical Content Knowledge: The case of teaching

photosynthesis and plant growth”. International Journal of Science Education. 31, (10), 1395-1415.

Kemp, J.E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB. Krisanjaya. (1997). Teori Belajar Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kurniawan, A.S. (2012). UN dari masa ke masa [Online]. Tersedia: http://www.lampungpost.com/index.php/pendidikan/32647-un-dari-masa-ke-masa.html. [3 September, 2012].

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansyur, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mardapi, D. (2011). Buletin BSNP [Online]. Tersedia: http://bsnp-

indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2012/02/Buletin-Edisi-1-2011.pdf. [16 Juli 2012]

McMillan, J.H dan Schumacher, S. (2001). Research In Education. Fifth Edition. New York: Longman.


(5)

66

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moreland, J., Jones, A., Cowie, B. (2006). “Developing Pedagogical Content Knowledge for the New Sciences: The example of biotechnology”.

Teaching Education. 17, (2), 143-155.

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. (2009). KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nichols, C., Markel, S. (1996). “The Effect of Computer Animation on Students

Understanding of Microbiology ”. J.Res. Comput. Educ. 28, 359-372.

O’Day, D.H. (2006). “Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for

Making Effective, High-Quality Teaching Animations”. CBE Life Science Education. 5 (3), 255–263.

Park, S., dan Oliver, S. (2008). “National Board Certification (NBC) as a Catalyst for Teachers’ Learning about Teaching: The Effects of the NBC Process on Candidate Teacers’ PCK Development”. Journal of Research in Science Teaching. 45, (7), 812-834.

Pemerintah RI. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 [Online]. Tersedia:

http://www.ipdn.ac.id/pp-no-19-2005.pdf. [10 Juli 2012].

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Standar Proses. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-41-2007_.pdf.

Pollock, E., Chandler, P., Sweller, J. (2002). “Assimilating Complex

Information”. Learning Education. 12, 61-86.

Rahmat A., S. Redjeki, Riandi. (2008). “Kajian Pembelajaran Biologi di SMA: kesulitan siswa dalam pembelajaran”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 6, (2), 236-247.


(6)

67

Wasis Wuyung Wisnu Brata, 2013

Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Biologi di Tingkat SMA Kota Bandung Dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Dan Implikasinya Terhadap Ujian Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahmat, A., Riandi. (2010). Telaah kebutuhan guru biologi di wilayah jawa barat pasca sertifikasi terhadap program continuous professional development. Laporan penelitian penugasan UPI. Tidak diterbitkan.

Rahmat, A. (2010). “Kajian Terhadap Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Biologi di SMA: Kesenjangan dalam Pembelajaran di Kelas”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 6 (2), 236-243.

Rianto, Y. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.

Rustaman, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

dalam Pendidikan Sains [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf. [9 September, 2012]. Rustaman, N., et al.. (2003). Common Text Book: Strategi Belajar Mengajar

(edisi revisi). FPMIPA UPI.

Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: Foundations of the new reform. Harvard Educational Review, 57(1), 1–22.

Soehartono, I. (2000). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Rosda.

Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi. Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Republik Indonesia (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003. [online]. Tersedia: http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [17 Maret 2012].

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (2012). Pedoman Penulisan Karya