ANALISIS KESESUAIAN MATERI INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR DI SMA KOTA BANDUNG.

(1)

ANALISIS KESESUAIAN MATERI INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR

DI SMA KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

SEPITA FERAZONA 1101228

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S2

=========================================================

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh Sepita Ferazona S.Pd UIR, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi

© Sepita Ferazona 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001

Pembimbing II

Dr. Siti Sriyati, M.Si NIP. 196705271992031001

Mengetahui Program Studi Biologi

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

ANALISIS KESESUAIAN MATERI INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN TUNTUTAN KOMPETENSI DASAR DI SMA

KOTA BANDUNG

ABSTRAK

Instrumen evaluasi dalam mengukur kemapuan siswa harus sesuai dengan kompetensi dasar, agar kompetensi yang diharapkan bisa tercapai. Penelitian ini dilihat dari aspek kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP, kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar dan kesesuaian materi intrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah sepuluh orang guru biologi dari tujuh SMA N di kota Bandung sebagai sampel, setiap sekolah mewakili tiga cluster. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified sampling, yaitu dengan memilih sekolah dengan katagori tinggi, sedang dan rendah. KD yang dianalisis materi Plantae kelas X dan Sistem Ekskresi kelas XI. Data diperoleh dengan cara observasi, studi dokumentasi dan angket. Kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP pada materi Plantae yaitu sebesar 80,23%, pada materi Sistem ekskresi 82,38%. Sementara kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar pada materi Plantae yaitu sebesar 72,02%, pada materi sistem ekskresi yaitu sebesar 72,30%. Sedangkan kesesuaian materi intrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas pada materi Plantae yaitu sebesar 83,88%, pada materi Sistem ekskresi 79,83%.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batasan Masalah ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) ... 9

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 11

C. Penilaian Hasil Belajar ... 13

D. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 14

1. Tes Objektif ... 14

2. Tes Subjektif ... 15

E. Taksonomi Bloom ... 15

F. Tinjauan Materi Pelajaran ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Populasi dan Subjek Penelitian ... 24

C. Defenisi Operasional ... 26

D. Sumber Data ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Prosedur Penelitian ... 28

H. Analisis dan Penyajian Data ... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32


(6)

1. Kesesuaian Materi Instrumen Evaluasi dengan Indikator

pada RPP ... 32

a. Pertanyaan Proses Pembelajaran ... 35

b. Soal Latihan/Tugas ... 36

c. Soal Ulangan ... 37

2. Kesesuaian Materi Instrumen Evaluasi dengan Materi yang Terkandung dalam Kompetensi Dasar ... 38

a. Pertanyaan proses Pembelajaran ... 42

b. Soal latihan/Tugas ... 43

c. Soal Ulangan ... 44

3. Kesesuaian Materi Instrumen Evaluasi dengan Materi yang Disampaikan Guru Selama Proses Pembelajaran Di Kelas ... 46

a. Soal latihan/Tugas ... 49

b. Soal Ulangan ... 50

4. Ranah Kognitif Instrumen Evaluasi ... 53

a. Pertanyaan Proses Pembelajaran ... 54

b. Soal Latihan/Tugas ... 55

c. Soal Ulangan ... 56

B. Pembahasan ... 57

1. Kesesuaian Materi Instrumen Evaluasi dengan Indikator pada RPP ... 57

2. Kesesuaian Materi Instrumen Evaluasi dengan Materi yang Terkandung dalam Kompetensi Dasar ... 61

3. Kesesuaian Instrumen Evaluasi dengan Materi yang Disampaikan Guru Selama Proses Pembelajaran di Kelas 63 4. Ranah Kognitif Soal Ulangan dan nilai Ulangan Siswa .. 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, kemahiran seseorang yang dilakukan perorangan, kelompok dan lembaga (Yamin, 2008). Menurut Syah (2007), dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia menegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Guru memegang tanggung jawab penting dalam mengorganisir proses pembelajaran di kelas agar sesuai dengan tujuan nasional pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Pendidik profesional yang dimaksud adalah pendidik yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2005; Depdiknas, 2008). Guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik dan kompetensti tertentu serta sertifikat sebagai pendidik. Kualifikasi akademik minimal bagi guru pada setiap satuan pendidikan jalur formal adalah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Bagi seorang guru, kompetensi profesional yang meliputi kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi


(8)

2

penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi harus dikuasai. Berkaitan dengan hal tersebut, Rustaman (2005) menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di tingkat sekolah, faktor guru memegang peran penting dalam menciptakan pembelajaran yang bermutu dan bermakna. Terdapat tiga tugas utama guru dalam proses pembelajaran, yaitu (1) membuat persiapan pembelajaran, (2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan (3) melakukan evaluasi pembelajaran dan memanfaatkan umpan balik. Ketiga tahapan tersebut merupakan satu kesatuan, saling tergantung, saling berpengaruh, dan memiliki tingkat kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan bergulirnya KTSP, guru diberikan kesempatan melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan diterapkannya. Dalam hal ini para guru diberi kebebasan dan keleluasaan untuk menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) yang ditetapkan secara nasional menjadi perangkat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing (Mulyasa, 2006). Dengan adanya otonomi ini, mengakibatkan adanya keberagaman perencanaan pembelajaran, pelaksanakan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar oleh guru-guru dalam mencapai SK atau KD tertentu.

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi merupakan komponen penting dari proses pembelajaran dan telah ditetapkan standar nasional tentang tuntutan bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam mengevaluasi siswa. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar, pengetahuan tentang evaluasi yang merupakan syarat dalam mengindikasi efektivitas pembelajaran. Kemampuan guru menilai belajar siswa akan memiliki dampak besar berupa pengetahuan tentang seberapa baik siswa berhasil. Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan rata-rata kerja siswa dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru.


(9)

3

Adanya perbedaan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar oleh masing-masing guru di kelas ini menimbulkan pertanyaan yang cukup

mendasar yaitu “Apakah evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru-guru

khususnya guru biologi telah sesuai dengan proses pembelajaran dan tututan SK atau KD?”. Pertanyaan ini penting mengingat arahan Depdiknas (2006) bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran tergantung pada interaksi komponen penyusunnya yang terdiri atas guru sebagai fasilitasor, siswa dan materi pelajaran. Masing-masing komponen akan saling berinteraksi berdasarkan hubungan ketergantungan yang saling menguntungkan dalam mengkonstruksi pengetahuan (Siregar, 1993)

Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan penting dalam menyajikan suatu materi pelajaran kepada siswa agar konsep yang diperoleh siswa sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya sehingga materi tersebut mudah dipahami (Siregar et al., 1993). Senada dengan hasil penelitian Sudrajat dalam Ibrahim (2009) yang mengungkapkan bahwa metode dan pendekatan saja tidak cukup untuk menjadikan suatu materi mudah dipahami tanpa terlebih dahulu mengetahui strutur materinya, walaupun penentuan metode dan pendekatan berasal dari pengorganisasian materi subjek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penyajian materi yang sistematis akan membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara optimal, dengan begitu penilaian bisa dilakukan dengan maksimal.

Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dari asesmen adalah untuk


(10)

4

meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan sekedar untuk penentuan skor (grading). Oleh karena itu asesmen dimaksudkan sebagai suatu strategi dalam pemecahan masalah pembelajaran melalui berbagai cara pengumpulan dan penganalisisan informasi untuk pengambilan keputusan (tindakan) berkaitan dengan semua aspek pembelajaran (Cole & Chan, 1994).

Bila evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran, maka hal ini akan berkontribusi secara nyata terhadap kegiatan belajar seluruh siswa. Terkadang asesmen terfokus pada tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa, namun ada yang lebih penting dari itu. Asesmen bukan sekedar tes di akhir pembelajaran untuk mengecek bagaimana siswa bekerja dalam kondisi tertentu, namun harus terlaksana pada saat pembelajaran berlangsung untuk memberi informasi kepada guru dan memandunya dalam menentukan tindakan mengajar dan membelajarkan siswa.

Secara umum evaluasi memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Pengetahuan tentang hasil belajar siswa terkait dengan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan. Sementara itu, hasil mengajar guru terkait dengan sejauh mana guru sebagai manajer belajar siswa, dalam hal merencanakan, mengelola, memimpin, dan mengevaluasi.

Tujuan utama dari asesmen menurut Clarke (1996) untuk memodelkan pembelajaran yang efektif, memotitor perkembangan kemampuan siswa, dan menginformasikan tindakan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari peran asesmen. Melalui asesmen guru agar terpandu menentukan metode atau pendekatan yang harus dilakukan agar pembelajaran efektif dan memiliki nilai tambah bagi siswa. Proses untuk mendapatkan pembelajaran efektif akan ditemukan melalui pengamatan dan refleksi dari kegiatan yang dilakukan. Semua informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan melalui berbagai teknik asesmen dijadikan acuan untuk menentukan jenis dan bentuk tindakan pembelajaran.

Penilaian harus dilakukan setiap guru untuk mengukur kemampuan siswa, Uno (2012) menjelaskan fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah (1)


(11)

5

mengetahui kemajuan belajar peserta didik, (2) mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya, (3) mengetahui kelemahan-kelemahan cara mengajar dalam PBM, (4) memperbaiki proses belajar-mengajar dan (5) menentukan kelulusan murid.

Sementara itu, ujian nasional sebagai alat evaluasi standar kompetensi lulusan sekaligus sebagai pengendali mutu pendidikan nasional dilakukan terhadap siswa didasarkan pada pencapaian kompetensi dasar yang ada dalam standar isi pada tiap bidang keilmuan. Uraian tersebut mengisyaratkan bahwa SK atau KD masih menjadi patokan untuk mengukur keberhasilan siswa di Sekolah. Artinya evaluasi hasil belajar siswa sudah seharusnya dikembangkan sesuai dengan pembelajaran dan tuntutan SK atau KD.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat et al (2008) menunjukan bahwa ada beberapa konsep dalam pembelajaran biologi dianggap sulit oleh siswa SMA di jawa barat termasuk Bandung dan konsep tersebut termasuk Plantae dan Sistem Ekskresi. Rahmat et al, (2010), menjelaskan bahwa konsep pembelajaran merupakan prioritas kebutuhan guru untuk peningkatan kualitas profesi. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) yang dilakukan oleh Dirjen Dikti Kemendiknas tahun 2011, yang menunjukkan bahwa konsep yang dianggap sulit oleh siswa dan guru selalu jadi permasalahan.

Materi kelas X tentang Plantae yang tertuang dalam KD 3.3 (Mendeskripsikan ciri ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi) serta materi kelas XI tentang Sistem Ekskresi yang tertuang dalam KD 3.5 ( menjelaskan keterkaitan atara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan, misalnya pada ikan dan serangga) merupakan sebagian dari materi yang dianggap sulit oleh siswa dan memiliki cakupan materi yang cukup luas.

Tingkat ketercapaian kompetensi akan diketahui dengan cara melakukan evaluasi terhadap siswa setelah semua kompetensi dasar yang ada dalam standar isi mereka pelajari, yang harus dilihat bagaimana kesesuaian instrumen evaluasi yang diberikan kepada siswa dengan tuntutan kompetensi dasar dan proses


(12)

6

pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kesesuaian instrumen evaluasi hasil belajar biologi dengan tuntutan kompetensi dasar di SMA kota Bandung.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Kesesuaian Materi Instrumen

Evaluasi Hasil Belajar Biologi dengan Tuntutan Kompetensi Dasar Di SMA Kota Bandung?”.

C.Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian:

1. Bagaimanakah kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP?

2. Bagaimanakah kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar?

3. Bagaimana kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas?

4. Bagaimanakah ranah kognitif pada setiap instrumen evaluasi (pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas dan soal ulangan)?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut: Tujuan khusus:

a. Mendeskripsikan kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP Di SMA Kota Bandung.

b. Mendeskripsikan kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar Di SMA Kota Bandung.


(13)

7

c. Mendeskripsikan kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas Di SMA Kota Bandung.

d. Mendeskripsikan ranah kognitif pada setiap instrumen Evaluasi (pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas dan soal ulangan)?

Tujuan umum:

Mendeskripsikan kesesuaian materi instrumen evaluasi hasil belajar biologi dengan tuntutan kompetensi dasar di SMA kota Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermafaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat bagi guru

a. Bahan evaluasi bagi guru tentang sejauhmana kesesuaian instrumen evaluasi yang dipakai dalam mengukur kemampuan siswa dengan tuntutan kompetensi dasar dan proses pembelajaran di kelas.

b. Bahan evaluasi bagi guru dalam menyusun instrumen evaluasi yang sesuai dengan kompetensi dasar.

2. Manfaat sekolah

Memberikan informasi kepada sekolah tentang kesesuaian instrumen evaluasi dengan tuntutan kompetensi dasar dan proses pembelajaran di kelas yang dilakukan guru.

3. Manfaat bagi Pemerintah; Memberikan informasi penjelasan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian standar kompetensi lulusan siswa.

4. Bagi peneliti: diharapkan dapat (a) memberikan pengalaman menulis sebagai calon pendidik; (b) menambah wawasan mengenai pembelajaran dan evaluasinya di sekolah; (c) sebagai wahana aplikasi pengetahuan dan keterampilan selama menempuh pendidikan.


(14)

8

F. Batasan Masalah

Agar fokus penelitian ini terarah, maka dibuat batasan penelitian sebagai berikut:

1. Analisis instrumen yang dilakukan pada materi yang ditanyakan pada proses pembelajaran atau yang diujikan pada soal latihan/tugas dan soal ulangan. 2. Standar isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar isi yang

tertuang pada PERMENDIKNAS No. 22 tahun 2006.

3. Penelitian ini memilih materi Plantae dan Sistem Ekskresi yaitu pada salah satu KD yang dimuat dalam standar isi Permendiknas 2006 materi kelas X

yaitu KD “3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan

peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi “ dan materi kelas XI KD “3.5

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga)”.

4. Instrumen evaluasi hasil belajar yang dianalisis berupa pertanyaan guru pada proses pembelajaran, dokumen soal berupa soal latihan/tugas dan soal ulangan dan pertanyaan yang ada pada LKS yang digunakan guru untuk mengukur keberhasilan siswa pada materi Plantae dan Sistem Eskresi.

5. Proses pembelajaran yang diobservasi yaitu materi Plantae dan materi Sistem Ekskresi, seluruh pertanyaan guru pada proses pembelajaran dianalisis dan dikaji merujuk pada standar proses dan proses pembelajaran di kelas.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini, menggunakan metode Deskriptif. Sukmadinata (2010) menyatakan metode deskriptif dilakukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekaya manusia. Penelitian deskriptif ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Penelitian deskripstif dalam bidang pendidikan merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Penelitian deskriptif tidak memberi perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi semua kegaiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya.

2. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified

sampling, yaitu dengan memilih sekolah dengan kategori tinggi, sedang dan

rendah.Pemilihan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa sampel yang diambil berasal dari kelas atau kelompok tertentu (Fraenkel et al, 2007).

Untuk menjaga etika dalam penelitian ini, nama guru subjek diberi kode guru 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan guru 10 dan nama sekolah diberi kode sekolah A, B, C, D, E, F, G. Pendidikan terakhir guru subjek 30% S2 dan 70% S1 dengan pengalaman mengajar di atas 20 tahun sebanyak 80% dan di bawah 20 tahun sebanyak 20%. Data lengkap disajikan pada Tabel 3.1.


(16)

25

Tabel 3.1 Profil Guru

No Materi

SMA-Cluster-

Guru

Pengalaman Mengajar

Pendidikan Terakhir

1 Plantae A-I-1 >20 tahun S2-Biologi

2 Ekskresi B-I-7 >20 tahun S1- Biologi

3 Plantae C-I-2 <20 tahun S1- Biologi

4 Ekskresi C-II-8 >20 tahun S1- Biologi

5 Plantae dan Ekskresi D-II-3 >20 tahun S1- Biologi 6 Plantae dan Ekskresi E-II-4 > 20 tahun S2- Biologi

7 Plantae F-III-5 >20 tahun S2- Biologi

8 Ekskresi F-III-9 >20 tahun S1- Biologi

9 Plantae G-III-6 <20 tahun S1- Biologi

10 Ekskresi G-III-10 >20 tahun S1- Biologi Keterangan: A,B,C,D,E,F DAN G : Kode Sekolah

I,II.III : Cluster 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10 : Kode Guru

Dalam penelitian ini, enam orang guru mengajarkan materi Plantae di kelas X SMA pada Standar Kompetensi 3, yaitu memahami manfaat keanekaragaman hayati, dengan Kompetensi Dasar 3.3, mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. Enam orang guru mengajarkan materi sistem ekskresi di kelas XI SMA pada Standar Kompetensi 3, yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas, dengan Kompetensi Dasar 3.5 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga), namun pada dua sekolah, dua orang guru mengajarkan kedua materi tersebut, jadi jumlah seluruh guru sebanyak 10 guru dari 7 sekolah. Materi ini di


(17)

26

ajar sesuai dengan standar isi tertuang pada PERMENDIKNAS No. 22 tahun 2006.

3. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap penelitian ini, maka dibuat definisi operasional variabel sebagai berikut:

1. Kesesuaian instrumen evaluasi hasil belajar biologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesesuaian insterumen evaluasi yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah disampaikan pada proses pembelajaran.

2. Kompetensi dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi minimal dalam kurikulum yang harus dicapai oleh siswa. Kecapaian ini tergantung guru terhadap materi yang disampaikan pada proses pembelajaran. Hal ini dilihat dari konten KD yang telah disusun oleh peneliti.

3. Pembelajaran di kelas yang dimaksud adalah kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah yang dikelola oleh guru mencakup strategi, model, metode dan teknik pembelajaran yang dilakukan. Dari pembelajaran ini dilihat kesesuaian antara intrumen evaluasi yang digunakan guru dengan proses pembelajaran di kelas.

4. Sumber Data.

Data dalam penelitian ini adalah segala informasi yang berkaitan dengan kompetensi dasar, instrumen evaluasi dengan proses pembelajaran di kelas. Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang digunakan oleh peneliti adalah standar isi (SI) kurikulum biologi SMA, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus dan instrumen evaluasi (soal latihan/tugas dan soal ulangan yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa).

2. Proses penyampaian materi pembelajaran biologi di kelas dan proses tersebut direkam lewat video, dilakukan analisis video untuk mendeskripsikan evaluasi yang tercantum pada KD dan yang terjadi selama proses pembelajaran.


(18)

27

3. Guru biologi yang mengajarkan materi dan memberi petanyaan proses pembelajaran serta soal latihan/tugas dan soal ulangan yang diteliti dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data selama penelitian ini, menggunakan tiga macam teknik, antara lain:

a. Studi dokumentasi

Dokumen yang dikumpulkan seperti standar isi, silabus, RPP, instrumen evaluasi yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa dan data jadwal pelajaran masing-masing sekolah.

b. Observasi

Observasi dilakukan di kelas dengan acuan lembar observasi dan mencatat pertanyaan-pertanyaan yang guru lontarkan selama proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran di kelas direkam dengan menggunakan video handicam, dalam pengambilan video tersebut dilakukan untuk mengobservasi aktivitas pembelajaran biologi di kelas.

c. Kuisioner

Kuisioner digunakan untuk mencari tahu profil guru subjek yang mengajar pada materi tersebut, yang meliputi pendidikan terakhir, latar belakang pendidikan dan lama mengajar.

6. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen penelitian sebagai berikut.

1. Lembar analisis jabaran konten kompetensi dasar (KD). Tujuan dari instrumen ini, menjadi patokan dalam mengukur kesesuaian instrumen dengan tuntutan kompetensi dasar, baik pada pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas maupun pada soal ulangan (Lampiran 1)

2. Lembar kesesuaian instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP. Tujuan dari instrumen penelitian ini melihat kesesuaian antara instrumen evaluasi pada pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas dan soal ulangan dengan


(19)

28

indikator pada RPP yang telah disusun guru. Sumber data yang diperoleh dari insterumen evaluasi pada pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas dan soal ulangan yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa (Lampiran 2)

3. Lembar kesesuaian instrumen evaluasi dengan tuntutan kompetensi dasar. Tujuan dari instrumen ini melihat kesesuaian instrumen evaluasi yang digunakan guru dengan kompetensi dasar. Sumber data yang diperoleh dari instrumen evaluasi pada pertanyaan proses pembelajaran, soal latihan/tugas dan soal ulangan yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa (Lampiran 3)

4. Lembar kesesuaian instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas. Tujuan dari instrumen ini melihat kesesuaian instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas. Sumber data yang diperoleh dari instrumen evaluasi pada soal latihan/tugas dan soal ulangan yang digunakan guru dalam mengukur kemampuan siswa (Lampiran 4)

5. Angket. Instrumen berupa pertanyaan untuk mengetahui profil guru subjek yang mengajar pada materi tersebut, yang meliputi pendidikan terakhir, latar belakang pendidikan dan lama mengajar (Lampiran 5).

7. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian dan pelaksanaan dan penyusunan laporan.

a. Tahap persiapan

a. Perencanaan penelitian mengenai masalah yang akan diteliti.

b. Penyusunan proposal tesis penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing akademik.

c. Seminar proposal tesis, guna memperoleh masukan-masukan sehingga dapat memperlancar penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam memperoleh data penelitian, berupa; pedoman dokumentasi, lembar observasi dan angket.


(20)

29

Lembar observasi dan angket dijugment dan direvisi dengan dosen pembimbing 1 dan pembibing 2.

e. Mengurus surat izin penelitian untuk menentukan sampel sekolah dan subjek penelitian

f. Administrasi ke sekolah tempat penelitian b. Tahap pelaksanaan atau pengumpulan data

1) Merekam proses belajar mengajar yang disampaikan di kelas dengan menggunakan video (handycam). Tim peneliti langsung turun ke lapangan dalam merekam proses pembelajaran.

2) Mengumpulkan segala bentuk dokumen yang diperlukan

3) Membagi angket kepada guru dan siswa setelah proses pembelajaran pada materi yang bersabgkutan.

c. Tahap penyusunan laporan

a. Analisis data melalui video hasil rekaman terutama mengamati pertanyaan pada proses pembelajaran dan kesesuaian instrumen evaluasi dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian c. Membuat kesimpulan dari penelitian


(21)

30

Secara skematis prosedur penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1. Alur Penelitian

8. Analisis dan Penyajian Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, antara lain: a. Data yang diperoleh dari masing-masing instrumen dalam penelitian ini diolah

dan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui dan mengungkap persentase kesesuaian setiap variabel yang dijadikan perbandingan.

Perencanaan Penelitian

Penyusunan Proposal

Penyusunan Instrumen

Revisi

Pelaksanaan Penelitian

1. Analisis dokumen 2. Observasi pembelajaran 3. Penyebaran angket siswa

Administrasi ke sekolah

Menentukan sampel

Seminar Proposal

1. Pedoman dokumentasi 2. Lembar Observasi 3. Angket

Pengumpulan Data

Penarikan kesimpulan

Pelaporan Analisi Data


(22)

31

b. Menganalisis video dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru pada proses pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian dengan indikator pada RPP, materi yang terkandung dalam kompetensi dasar dan kesesuaian dengan proses pembelajaran.

c. Analisis soal latihan/tugas dan ulangan yang digunakan guru mengetahui kesesuaian dengan indikator pada RPP, materi yang terkandung dalam kompetensi dasar dan kesesuaian dengan proses pembelajaran.

d. Format analisis kesesuaian dari masing-masing instrumen penilaian dalam penelitian ini diolah dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis setiap pertanyaan dalam format tersebut untuk mengungkapkan kesesuaian antara instrumen evaluasi.

e. Tingkat kesesuaian kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan indikator pada RPP, kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar, kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas diolah dengan cara:

1. Merekap data nilai kesesuaian antar variabel yang dibandingkan. 2. Menghitung presentase kesesuaian dengan rumus:

Kesesuaian (S) = ___kategori yang sesuai x 100 % Jumlah kategori


(23)

Sepita Ferazona, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan hasil analisis data yang didapat selama melaksanakan penelitian dan pengolahan data analisis kesesuaian materi instrumen evaluasi hasil belajar Biologi dengan Tuntutan Kompetensi Dasar di SMA Kota Bandung dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, menunjukkan bahwa kesesuaian materi intrumen evaluasi dengan indikator pada RPP pada materi Plantae untuk aspek pertanyaan proses pembelajaran yaitu sebesar 82,89%, soal latihan/tugas sebesar 78,36%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 80,42%. Rata-rata keseluruhan untuk materi Plantae yaitu sebesar 80,23%. Sementara pada materi Sistem Ekskresi untuk aspek pertanyaan proses pembelajaran yaitu sebesar 85,19%, soal latihan/tugas sebesar 76,32%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 86,65%. Rata-rata dari keseluruhan aspek pada materi Sistem Ekskresi yaitu sebesar 82,38%.

2. Kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang terkandung dalam kompetensi dasar pada materi Plantae pada aspek pertanyaan proses pembelajaran yaitu sebesar 73,40%, soal latihan/tugas sebesar 69,55%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 73,03%. Rata-rata keseluruhan untuk materi Plantae yaitu sebesar sebesar 72,02%. Sementara pada materi Sistem Ekskresi Ekskresi untuk aspek pertanyaan proses pembelajaran yaitu sebesar 74,30%, soal latihan/tugas sebesar 71%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 72,20%. Rata-rata dari keseluruhan aspek pada materi Sistem Ekskresi yaitu sebesar 72,30%.

3. Kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas pada konsep Plantae pada soal latihan/tugas yaitu sebesar 88,50%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 79,2%. Rata-rata keseluruhan untuk materi Plantae untuk kesesuaian instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di


(24)

71

Sepita Ferazona, 2013

kelas yaitu sebesar sebesar 83,88%. Sementara pada materi Sistem Ekskresi Ekskresi untuk soal latihan/tugas yaitu sebesar 84,30%, sedangkan pada soal ulangan sebesar 75,4%. Rata-rata dari keseluruhan aspek pada materi Sistem Ekskresi untuk kesesuaian instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas yaitu sebesar 79,83%.

4. Pertanyaan proses pembelajaran materi Plantae dan Sistem Ekskresi pada

cluster 1, rata-rata tertinggi pada tingkatan C2 (pemahaman) yaitu sebesar

55,91%. Sementara pada cluster 2 rata-rata tertinggi juga pada tingkatan C2 (pemahaman) yaitu sebesar 50,96%. Sedangkan pada cluster 3 rata-rata tertinggi juga berada pada tingkatan C2 (pemahaman) yaitu sebesar 48,91%. Ranah kognitif soal latihan/tugas materi Plantae dan Sistem Ekskresi pada

cluster 1, rata-rata tertinggi pada tingkatan C1 (pengetahuan) yaitu sebesar

57,5%. Sementara pada cluster 2 rata-rata tertinggi juga pada tingkatan C1 (pengetahuan) yaitu sebesar 71,67%. Sedangkan pada cluster rata-rata tertinggi berada pada tingkatan C2 (pemahaman) yaitu sebesar 51,67%. Ranah kognitif soal ulangan materi Plantae dan Sistem Ekskresi pada cluster 1, rata-rata tertinggi pada tingkatan C1 (pengetahuan) yaitu sebesar 56,67%. Sementara

pada cluster 2 rata-rata tertinggi pada tingkatan C1 (pengetahuan) yaitu sebesar

56,3%. Sedangkan pada cluster 3 ranah kognitif rata-rata tertinggi berada pada tingkatan C1 (pengetahuan) yaitu sebesar 52,55%.

B. Saran

Selama penelitian ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi pihak yang berkepentingan dengan instrumen evaluasi. Masukan tersebut dirangkum dalam bentuk saran sebagai berikut:

1. Bagi setiap guru, instrumen evaluasi dalam mengukur kemampuan siswa, sebaiknya memenuhi seluruh indikator yang sudah disusun, materi yang terkandung dalam standar kompetensi dan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas.


(25)

72

Sepita Ferazona, 2013

2. Ranah kognitif soal ulangan yang dibuat guru untuk mengukur kemampuan siswa pada setiap sekolah rata-rata pada tingkatan pengetahuan dan pemahaman. Sebaiknya digunakan sampai tingkatan analisis.

3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan. Instrumen evaluasi yang akan dianalisis sebaiknya dilengkapi dengan analisis setiap instrumen evaluasi yang digunakan guru untuk mengukur kemampuan siswa pada siswa SMA kelas X dan kelas XI.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar (2012). Standar Kompentensi dan Kompetensi Dasar http://akbarlovin. blogspot. com/2013/04/bab-ipendahuluana.html. Diakses 5 Mei 2013

Anderson, W., L. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,

Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Dan Prosedur.

Bandung: Remadja Rosdakarya.

Aryulina, D. (2007) Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Hak Cipta Aryulina, D. (2007) Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Hak Cipta Astawan .2010. Kurikulum. [online]. Tersedia: http://astawan. files. Wordpress

.com /2010/06/kurikulum-.pdf [ 23 November 2012]

Badan Standar Nasional pendidikan. 2006. Panduan penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdiknas

Campbell, N. A. Reece, J. B dan Mitchell, L. G. (2003). Biologi. Edisi kelima, Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L. G (2004). Biologi Edisi kelima Jilid III Jakarta: Erlangga.

Clarke, D. (1996). Assessment. Dalam A.J. Bishop, dkk. (Eds.). International

Handbook of Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer Academic

Publishers.

Cole, G. L. dan Chan, L. (1994). Teaching Princilples and Practice. New York: Prentice Hall.

Daryanto, (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rineka cipta Dahar, R., W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


(27)

74

Depdiknas. (2005-a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2005-b). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasonal Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007-a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 20 Tahun 2007

tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetens Guru. Jakarta:

Depdiknas

Depdiknas. (2007-c). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 20 Tahun 2007

tentang Standar proses. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Guru. Jakarta: CV. Eko Jaya

Depdiknas. (2008). Panduan Umum Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Depdiknas. (2008). Rancangan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Menengah Atas . Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Faiq, M. (2013). Taksonomi Bloom-Domain Kognitif

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/pembagian-ranah-domain-kognitif-Bloom.html (Diakses 5 Mei 2013)

Finatri, D. (2007). Analisis Konsep Guru-Guru Kimia SMA Terhadap Level

Mikroskopik dalam Konsep Larutan. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Grossman, P dan Schoenfeld (1994). Teaching Subject Matter. In Fenshan, at.al. (eds). The Content of Science: A Constructivist Approach to it’s Teaching and Learning. London: The Falmer Press.

Kurnadi, A. (2008). Analisis Struktur Penyajian Materi Organisasi Kehidupan

Pada Pembelajaran Biologi di SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan

Ibayati, Y. (2002). Analisis Strategi Mengajar Pada Topik Sistem Syaraf di SMU. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.


(28)

75

Irawanto. (2010). Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan Tingkat Pendidikan Guru Terhadap Kemampuan Mengajar Pada SMP Muhammadiyah 10 Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran

2009/2010. Skripsi Sarjana pada Universitas Muhammadiyah Purwokerto:

Tidak Diterbitkan.

Frankel, Jack R dan Wallen, Norman E. (2007). How To Design and Evaluate

Reseach in Education.Edisi 6. New York: The Mc Graw Hill Companies.

Furqon. (2010). Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Sekolah Pascasarjana . Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Hamalik. (2008). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar Membantu Guru dalam Perencanaan Pengajaran, Penilaian Perilaku, dan Memberi Kemudahan

Kepada siswa dalam Belajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Handayani, A (2012). Kurikulum Guru IPS dalam Menentukan Indikator dengan Menggunakan Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

SMP Se kota Salatiga Jawa Tengah. Skripsi Universitas Kristen Satya

Wacana: Tidak Diterbitkan.

Herman. (2010) Asesmen Dalam Pembelajaran Matematika Realistik. http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel670F08A4D1F33D3CE76C 7C6CA4E1575B.pdf. diaksess 18 Februari 2013.

Marzano, J., R, and Kendall, S., J. (2008). Designing & Assesing Educational

Objective. America: Crowin Press.

Maulana, 2012 Siklus Hidup Tumbuhan Lumut http://perpustakaancyber.blogspot.Com /2012/12/tumbuhan-lumut-bryophyta-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-struktur.html. Diakses 23 Juli 2013

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Bumi Aksara.

Patlot. (2013). Siklus Hidup Tumbuhan Paku http://blogyangpintar.blogspot.com /2013/02/siklus-reproduksi-tumbuhan-paku.html. Diakses 23 Juli 2013. Purwanto, (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


(29)

76

Qomari, R. (2008) Pengembangan Instrumen Evaluasi Domain Afektif. [Online]. Tersedia: http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/7-pengembangan-instrumen-evaluasi-domain-afektif-rohmad-qomari.pdf.

http://dostoc.com/docs/56913861/Scaffolding-and-zone-of-proximal. diakses 18 Februari 2013.

Rahmat, A (2010). Kajian terhadap metode dan pendekatan pembelajaran

Biologi Di SMA: Kesenjangan dalam Pembelajaran di Kelas. Jurnal

Pendidikan MIPA, FMIPA UPI.

Rahmat A, S Redjeki, Riandi (2008). Kajian Pembelajaran Biologi di Sekolah

Menengah Atas: Kesulitan siswa dalam pembelajaran. Jurnal Pendidikan

dan Pembelajaran, Vol 6, No. 2:236-247

Riyadi, A. (2013) Siklus hidup tumbuhan Gymospermae dan Angyospermae http://biologiagdat.blogspot.com/2013/01/bismillahirrahmanirrahim-gymnospermae.html. Diakses 23 Juli 2013.

Rohman. (2011). Kinerja Guru Dalam Perencanaan, Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar (Evaluasi). http://asepsaepulrohman.blogspot. com/2011_10_01_archive.html. Diakses 5 Mei 2013

Rustaman,N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Malang:Universitas Negeri Malang.

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta. Alfabeta

Siregar, N. (1998). Penelitian kelas: Teori, Metodologi dan Analisis. Bandung: IKIP Bandung Press.

Siregar, et.al. (1993). Studi Penerapan Pedagogi Materi Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangkan Keterampilan Intelektual

Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung. Laporan Proyek Penelitian. Bandung:

FMIPA IKIP.

Sitompul, A. (2007). Kompetensi Guru Biologi Sekolah Menengah Atas Dalam

Pembelajaran Genetika. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Sanjaya, (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Surapranata Cipta: Jakarta.

Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(30)

77

Sudrajat. (2008). Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/. Diakses 5 Mei 2013.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sukmadinata, N. S (2010). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Uno, H.B dan Koni, S. (2012) Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Waluyati. (2009) Indikator Penilaian dalam pembelajaran.

http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelB75014B49ADF96FF1A3C 8AA02E089935.pdf. diakses 18 Februari 2013.

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, (Online), (http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf). Diakses 23 Juli 2013.

Wiliam, D & Black, P. 1998. Assessment and clsroom learning. Journal Of Assessment in Education: Principles, policy & Practive volume 5 Issue 1 Pubished Juli 2006.

Widoyoko, E. P. (2012) Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yamin, M. 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada Press: Jakarta.

Yunita, A (2012). Analisis Kesesuaian Isi, Model Keterpaduan Materi IPA, dan Penilaian Kognitif Berdasarkan Tuntutan SK dan KD Pada Buku Pelajaran

IPA untuk SMP Kelas VIII. Skripsi FMIPAUniversitas Negeri Yogyakarta.

Tidak Diterbitkan.

Zulkardi dan purwoko, (2011). Pengembangan Instrumen Penilaian Dalam Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di SMPN 17 Palembang. [online]. Tersedia: http://eprints.unsri.ac.id/817/1/19-35_ganjil_%282%29.pdf. diaksess 18 Februari 2013.


(1)

72

Sepita Ferazona, 2013

2. Ranah kognitif soal ulangan yang dibuat guru untuk mengukur kemampuan siswa pada setiap sekolah rata-rata pada tingkatan pengetahuan dan pemahaman. Sebaiknya digunakan sampai tingkatan analisis.

3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan. Instrumen evaluasi yang akan dianalisis sebaiknya dilengkapi dengan analisis setiap instrumen evaluasi yang digunakan guru untuk mengukur kemampuan siswa pada siswa SMA kelas X dan kelas XI.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar (2012). Standar Kompentensi dan Kompetensi Dasar http://akbarlovin. blogspot. com/2013/04/bab-ipendahuluana.html. Diakses 5 Mei 2013

Anderson, W., L. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Dan Prosedur.

Bandung: Remadja Rosdakarya.

Aryulina, D. (2007) Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Hak Cipta Aryulina, D. (2007) Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Hak Cipta Astawan .2010. Kurikulum. [online]. Tersedia: http://astawan. files. Wordpress

.com /2010/06/kurikulum-.pdf [ 23 November 2012]

Badan Standar Nasional pendidikan. 2006. Panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdiknas Campbell, N. A. Reece, J. B dan Mitchell, L. G. (2003). Biologi. Edisi kelima,

Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L. G (2004). Biologi Edisi kelima Jilid III Jakarta: Erlangga.

Clarke, D. (1996). Assessment. Dalam A.J. Bishop, dkk. (Eds.). International Handbook of Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Cole, G. L. dan Chan, L. (1994). Teaching Princilples and Practice. New York: Prentice Hall.

Daryanto, (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rineka cipta Dahar, R., W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas


(3)

74

Depdiknas. (2005-a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2005-b). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasonal Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007-a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetens Guru. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007-c). Peraturan Menteri Pendidikan Nasoinal 20 Tahun 2007 tentang Standar proses. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Guru. Jakarta: CV. Eko Jaya

Depdiknas. (2008). Panduan Umum Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Depdiknas. (2008). Rancangan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Menengah Atas . Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Faiq, M. (2013). Taksonomi Bloom-Domain Kognitif

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/pembagian-ranah-domain-kognitif-Bloom.html (Diakses 5 Mei 2013)

Finatri, D. (2007). Analisis Konsep Guru-Guru Kimia SMA Terhadap Level Mikroskopik dalam Konsep Larutan. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Grossman, P dan Schoenfeld (1994). Teaching Subject Matter. In Fenshan, at.al. (eds). The Content of Science: A Constructivist Approach to it’s Teaching and Learning. London: The Falmer Press.

Kurnadi, A. (2008). Analisis Struktur Penyajian Materi Organisasi Kehidupan Pada Pembelajaran Biologi di SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Ibayati, Y. (2002). Analisis Strategi Mengajar Pada Topik Sistem Syaraf di SMU. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.


(4)

75

Irawanto. (2010). Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan Tingkat Pendidikan Guru Terhadap Kemampuan Mengajar Pada SMP Muhammadiyah 10 Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana pada Universitas Muhammadiyah Purwokerto: Tidak Diterbitkan.

Frankel, Jack R dan Wallen, Norman E. (2007). How To Design and Evaluate Reseach in Education.Edisi 6. New York: The Mc Graw Hill Companies. Furqon. (2010). Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Sekolah Pascasarjana .

Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Hamalik. (2008). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar Membantu Guru dalam Perencanaan Pengajaran, Penilaian Perilaku, dan Memberi Kemudahan Kepada siswa dalam Belajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung. Remaja Rosdakarya.

Handayani, A (2012). Kurikulum Guru IPS dalam Menentukan Indikator dengan Menggunakan Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Taksonomi Bloom SMP Se kota Salatiga Jawa Tengah. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana: Tidak Diterbitkan.

Herman. (2010) Asesmen Dalam Pembelajaran Matematika Realistik. http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel670F08A4D1F33D3CE76C 7C6CA4E1575B.pdf. diaksess 18 Februari 2013.

Marzano, J., R, and Kendall, S., J. (2008). Designing & Assesing Educational Objective. America: Crowin Press.

Maulana, 2012 Siklus Hidup Tumbuhan Lumut http://perpustakaancyber.blogspot.Com /2012/12/tumbuhan-lumut-bryophyta-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-struktur.html. Diakses 23 Juli 2013

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Bumi Aksara.

Patlot. (2013). Siklus Hidup Tumbuhan Paku http://blogyangpintar.blogspot.com /2013/02/siklus-reproduksi-tumbuhan-paku.html. Diakses 23 Juli 2013. Purwanto, (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


(5)

76

Qomari, R. (2008) Pengembangan Instrumen Evaluasi Domain Afektif. [Online]. Tersedia: http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/7-pengembangan-instrumen-evaluasi-domain-afektif-rohmad-qomari.pdf.

http://dostoc.com/docs/56913861/Scaffolding-and-zone-of-proximal. diakses 18 Februari 2013.

Rahmat, A (2010). Kajian terhadap metode dan pendekatan pembelajaran Biologi Di SMA: Kesenjangan dalam Pembelajaran di Kelas. Jurnal Pendidikan MIPA, FMIPA UPI.

Rahmat A, S Redjeki, Riandi (2008). Kajian Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas: Kesulitan siswa dalam pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 6, No. 2:236-247

Riyadi, A. (2013) Siklus hidup tumbuhan Gymospermae dan Angyospermae http://biologiagdat.blogspot.com/2013/01/bismillahirrahmanirrahim-gymnospermae.html. Diakses 23 Juli 2013.

Rohman. (2011). Kinerja Guru Dalam Perencanaan, Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar (Evaluasi). http://asepsaepulrohman.blogspot. com/2011_10_01_archive.html. Diakses 5 Mei 2013

Rustaman,N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Malang:Universitas Negeri Malang.

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta. Alfabeta

Siregar, N. (1998). Penelitian kelas: Teori, Metodologi dan Analisis. Bandung: IKIP Bandung Press.

Siregar, et.al. (1993). Studi Penerapan Pedagogi Materi Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangkan Keterampilan Intelektual Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung. Laporan Proyek Penelitian. Bandung: FMIPA IKIP.

Sitompul, A. (2007). Kompetensi Guru Biologi Sekolah Menengah Atas Dalam Pembelajaran Genetika. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Sanjaya, (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Surapranata Cipta: Jakarta.

Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

77

Sudrajat. (2008). Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/. Diakses 5 Mei 2013.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sukmadinata, N. S (2010). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Uno, H.B dan Koni, S. (2012) Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Waluyati. (2009) Indikator Penilaian dalam pembelajaran.

http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelB75014B49ADF96FF1A3C 8AA02E089935.pdf. diakses 18 Februari 2013.

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, (Online), (http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf). Diakses 23 Juli 2013.

Wiliam, D & Black, P. 1998. Assessment and clsroom learning. Journal Of Assessment in Education: Principles, policy & Practive volume 5 Issue 1 Pubished Juli 2006.

Widoyoko, E. P. (2012) Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yamin, M. 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada Press: Jakarta.

Yunita, A (2012). Analisis Kesesuaian Isi, Model Keterpaduan Materi IPA, dan Penilaian Kognitif Berdasarkan Tuntutan SK dan KD Pada Buku Pelajaran IPA untuk SMP Kelas VIII. Skripsi FMIPAUniversitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

Zulkardi dan purwoko, (2011). Pengembangan Instrumen Penilaian Dalam Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di SMPN 17 Palembang. [online]. Tersedia: http://eprints.unsri.ac.id/817/1/19-35_ganjil_%282%29.pdf. diaksess 18 Februari 2013.