PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM CABANG OLAHRAGA HOKI.
PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM
CABANG OLAHRAGA HOKI
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
EDWIN SAPRUDIN BASRI 0700127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM
CABANG OLAHRAGA HOKI
Oleh :
Edwin Saprudin Basri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Edwin Saprudin Basri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Edwin Saprudin Basri NIM : 0700127
Judul Skripsi : Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode
Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001
Pembimbing II
Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd. NIP. 196005181987032003
Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001
(4)
ABSTRAK
Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd. Edwin Saprudin Basri*
2013
Pembelajaran tentunya akan melibatkan proses latihan, oleh karena itu latihan harus disusun secara benar agar hasil dari latihan mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran. Dalam olahraga hoki teknik dasar harus dikuasai terutama teknik push
yang dominan digunakan saat permainan hoki berlangsung. Untuk meningkatkan kemampuan siswa/siswi dalam menguasai teknik push, maka dalam pembelajarannya dapat menggunakan metode bagian atau menggunakan metode keseluruhan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Pengaruh Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push
Dalam Cabang Olahraga Hoki.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler olahraga hoki SMA Negeri 26 Bandung. Secara keseluruhan populasinya sebanyak 40 orang, sedangkan jumlah sampelnya sebanyak 20 orang. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sample. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan push dalam cabang olahraga hoki.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan hasil pembelajaran hoki dibandingkan dengan latihan yang menggunakan metode keseluruhan.
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah bagi para pembina, guru atau pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran teknik push hoki dalam pelaksanaan program latihannya.
(5)
ABSTRACT
The Comparison Between Of Part Method With Whole Method Toward Of Mastering Of Push Technique Skill In Hockey Sport
Supervisor : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd.
Edwin Saprudin Basri* 2013
Learning process will involve exercise , exercise should therefore be properly prepared for the results of the exercise have an influence on learning . In hockey on of the provision is mastering of basic technique, especially push technique, which always uses dominantly in every game. To improve of mastering of the push technique for the student in learning process, we can use a part method or whole
method, in this research the writer wants to do a research about “the comparison
between of part method with whole method toward of mastering of push technique
skill in hockey sport”.
The method used in this study is the experimental method. Population and samples in this study were students who joined in extracurricular sports hockey SMAN 26 Bandung. The entire population of 40 people, while the sample size of 20 people. Samples were obtained by using purposive sampling technique. The research instrument used was a test of skill in encouraging sports hockey .
Based on the results of data processing and analysis, the conclusions of this study is that exercise part method give better effect to the improvement of learning outcomes as compared to hockey practice using a whole method.
Suggestion the author relating to the results of this study were to coaches, teachers, athletes hockey and readers in general to implement the part methods in order to improve learning outcomes push hockey techniques in the implementation of exercise programs.
*)Study Program student of PJKR FPOK Indonesia University of Education force 2007
(6)
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Pembatasan Penelitian ... F. Anggapan Dasar ... G. Hipotesis ... H. Batasan Istilah ...
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 1. Pengertian Belajar ... 2. Pengertian Pembelajaran ... B. Metode Pembelajaran ...
1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 2. Macam-macam Metode Pembelajaran ...
i ii iii v viii ix x 1 1 5 6 6 7 7 10 11 12 12 12 20 21 21 23
(7)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Metode Pembelajaran ... C. Hakikat Olahraga Hoki ... 1. Pengertian Olahraga Hoki ... 2. Teknik-teknik Dasar Olahraga Hoki ... 3. Teknik Dasar Push ... 4. Analisis Teknik Push ... D. Konsep Metode Bagian ... 1. Pengertian Metode Bagian ... 2. Penerapan Metode Bagian dalam Pembelajaran Teknik
Push Hoki ... 3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push
Hoki dengan Metode Bagian ... 4. Pengaruh Metode Bagian Terhadap Pembelajaran
Teknik Push ... E. Konsep Metode Keseluruhan ... 1. Pengertian Metode Keseluruhan ... 2. Penerapan Metode Keseluruhan dalam Pembelajaran Teknik Push Hoki ... 3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push
Hoki dengan Metode Keseluruhan ... 4. Pengaruh Metode Keseluruhan Terhadap Pembelajaran Teknik Push ... F. Konsep Keterampilan ... G. Konsep Latihan ... H. Aspek-aspek Latihan ... I. Prinsip-prinsip Latihan ...
24 26 26 27 29 33 36 36 37 39 39 40 40 41 43 44 45 47 48 53
(8)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ... B. Populasi dan Sampel ... C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ... D. Instrumen Penelitian ... E. Pelaksanaan Latihan ... F. Prosedur Pengolahan Data ...
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... A. Deskripsi Data ... B. Prasyarat Analisis Data ... C. Pengujian Hipotesis ... D. Diskusi Penemuan ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
57 57 58 58 61 65 66
70 70 71 73 76
78 78 79
80 82
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 3.2 4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Kategori Koefisien Validitas ... Kategori Koefisien Reabilitas ... Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ... Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ... Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ... Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variasi) Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Keseluruhan ... Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ... Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil pembelajaran Teknik Push Hoki Kelompok Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan ...
61 62
70
71
72
73
74
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 3.1 3.2 3.3
Cara Memegang Stik Dilihat Dari Depan ... Cara Memegang Stik Dilihat Dari Samping ... Cara Memegang Stik Dilihat Dari Belakang ... Cara Memegang Stik ... Sikap Awal Tubuh ... Saat Mendorong Bola ... Saat Melepas Bola ... Sikap Akhir Tubuh ... Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Awal Tubuh ... Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Akhir Tubuh ... Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Lurus Ke Depan ... Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kanan Ke Depan ... Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kiri Ke Depan ... Desain Penelitian ... Langkah-langkah Penelitian ... Tes Keterampilan Push ...
31 31 32 32 32 33 33 33 34 34 35 35 35 59 60 63
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A B
C
D
E
F
G H
I J K L
M
N
O
Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Bagian Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Keseluruhan
Data Hasil Tes Awal Pembelajaran Teknik Push Menggunakan Metode Bagian
Data Hasil Tes Akhir Pembelajaran Teknik Push Menggunakan Metode Bagian
Data Hasil Tes Awal Pembelajaran Teknik Push Menggunakan Metode Keseluruhan
Data Hasil Tes Akhir Pembelajaran Teknik Push Menggunakan Metode Keseluruhan
Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Bagian Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Keseluruhan
Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Bagian Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Bagian Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Keseluruhan
Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Keseluruhan
Uji Signifikansi Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian
(12)
P
Q R S T U V W X
Keseluruhan
Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil Pembelajaran antara Kelompok Metode Bagian dengan Kelompok Metode Keseluruhan
Nilai Krisis L untuk Uji Lilliefors
Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z Nilai Persentil untuk Distribusi t
Surat Keputusan Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Penelitian Dokumentasi
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hoki merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu, dimana setiap pemain menggunakan alat yang disebut stik untuk menahan, membawa dan memukul bola sesuai dengan peraturan permainan yang telah ditetapkan, olahraga ini dimainkan oleh dua regu yang berusaha memasukkan bola ke gawang lawan. Olahraga hoki dapat dimainkan dalam ruangan (indoor) dan dilapangan terbuka (out field). Dalam permainan hoki ruangan mempunyai peraturan tersendiri atau khusus yang sebagian tidak sama dengan permainan hoki lapangan. Perbedaan permainan tersebut dapat dilihat dari jumlah pemain dari tiap tim yang bertanding, dalam hoki ruangan tiap tim terdiri dari 12 pemain, 6 pemain inti dan 6 pemain cadangan, sedangkan dalam hoki lapangan terbuka tiap tim terdiri dari 16 pemain, 11 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Dalam hoki ruangan tidak boleh memukul bola (hit) dan menghentakan bola (tapping).
Hoki merupakan orahraga beregu, maka perlu adanya kerjasama tim untuk meraih kesuksesan. Akan tetapi dituntut pula adanya kemampuan dari setiap individu pemain dalam menguasai teknik-teknik dasar yang baik, maka seorang pemain hoki akan dengan mudah melakukan kerjasama dalam permainan hoki. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sneyers dalam Haryanto (1993: 24), bahwa:
Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, semakin terampil seorang pemain dengan bola akan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya.
Penguasaan terhadap teknik dasar hoki bukanlah hal yang mudah, karena olahraga hoki merupakan olahraga kompetitif dan dinamis yang menuntut pemainnya bergerak kian kemari dari satu tempat ke tempat yang lain melalui
(14)
2
penerapan strategi permainan. Dalam pergerakannya, setiap pemain harus mengusai beberapa teknik dasar permainan hoki. Karena kalau tidak menguasai teknik-teknik dasar tersebut maka tidak akan tercipta permainan hoki yang baik dan efektif. Beberapa keterampilan teknik yang harus dikuasai diantaranya adalah keterampilan push (mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola),
dribble (menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle
(merampas bola) dan scoop (mengangkat bola).
Pada saat permainan hoki berlangsung, teknik dasar yang dominan dilakukan pada saat melakukan passing ataupun shooting yaitu teknik push. Karena teknik ini lebih efektif digunakan dibandingkan dengan teknik-teknik dasar lainnya untuk melakukan passing ataupun shooting seperti hit, flick ataupun
tapping. Karena dengan menggunakan teknik push, bola sudah menempel pada bagian stik, sehingga bola lebih terkontrol dengan baik.
Seperti cabang olahraga beregu lain, tujuan utama permainan hoki adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya melalui penggunaan teknik dan penerapan strategi serta menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pemain, unit dan tim. Tujuan tersebut akan sulit terealisasi jika kemampuan passing para pemain kurang mendukung, jangankan untuk merancang serangan dan mencetak gol ke gawang lawan, untuk mengumpan ke teman satu tim saja akan kesulitan karena kemampuan akurasi passing yang sangat lemah dikarenakan pemain tidak menguasai teknik passing dengan baik khususnya teknik push. Kondisi semacam ini menuntut tiap pemain memiliki kemampuan passing dan shooting dengan teknik push yang cepat dan akurat yang merupakan salah satu teknik yang sangat penting dalam menyusun suatu penyerangan maupun pertahanan.
Penguasaan terhadap teknik push membutuhkan waktu yang relatif lama melalui suatu latihan yang terarah dan terencana serta penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar. Mengenai pengertian latihan, Harsono (1988: 101)
menjelaskan, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih/bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban
(15)
3
yang dilakukan secara berulang-ulang dan bertambah bebannya akan lebih cepat meningkatkan penguasaan keterampilan tersebut dibandingkan dengan yang tidak berulang-ulang dan bebannya tetap.
Untuk memperoleh kemampuan teknik push yaitu untuk melakukan sebuah passing atau shooting, seorang pemain harus melakukan latihan yang sistematis dan terarah. Dalam proses pembelajaran khususnya untuk mempelajari teknik push dapat diterapkan berbagai metode mengajar. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode bagian. Metode bagian adalah salah satu cara untuk mengatur bahan-bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran. Menurut Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap latihan dipermudah dan dibagi-bagi.” Melalui metode bagian ini, siswa mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada gerakan yang sulit. Dengan demikian metode bagian merupakan cara dalam mengajar atau melatih untuk menguasai suatu rangkaian gerakan, kepada siswa diajarkan materi bagian demi bagian.
Pola pembelajaran metode bagian ini merupakan modifikasi dari teori pembelajaran stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang tersulit. Dengan hal itu diharapkan siswa lebih menguasai elemen-elemen internal suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.
Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus dimulai dari yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu gerakan yang utuh. Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu bagian perbagian dan tidak boleh melompat-lompat. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bagian adalah suatu metode yang digunakan seorang guru atau pendidik yang mengajarkan anak didiknya bagian perbagian dari yang paling mudah ke yang sulit yang dipraktekkan bagian perbagian pula untuk menguasai suatu rangkaian gerakan yang utuh. Misalnya saat melakuan latihan push, siswa atau anak didik di ajari dulu cara memegang stik, kemudian diajarkan sikap awal badan, saat
(16)
4
melakukan dorongan bola dan sikap akhir melakukan push, setelah semua diajarkan barulah seluruh gerakan tersebut dirangkai menjadi satu gerakan yang utuh yaitu push. Jadi siswa tidak langsung disuruh melakukan gerakan push
secara utuh.
Metode pembelajaran lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan melakukan teknik push adalah metode keseluruhan, Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan. Metode keseluruhan dimulai dari teori Gestalt, bahwa belajar dengan melihat pola dan organisasi bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan. Selain itu dapat mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Bagian yang dipelajari hanya bermakna dalam rangka keseluruhan. Menurut Singer (1980), “metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), “pola pengamatan metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan seimbang, keadaan yang stabil dan segala kejadian mempunyai tujuan.”
Metode keseluruhan lebih difokuskan kepada belajar sebagai suatu kemampuan individu untuk melihat hubungan-hubungan yang berarti dan terstruktur dari situasi tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa metode pembelajaran keseluruhan dilaksanakan untuk menguasai suatu rangkaian gerakan. Kepada siswa diajarkan gerakan secara keseluruhan sekaligus dan dipraktekkan secara keseluruhan pula.
Beberapa alternatif dalam upaya memberdayakan kemampuan melakukan teknik push yang baik dapat dilakukan dengan penggunaan metode bagian dan metode keseluruhan. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Ekstrakulikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung merupakan suatu cabang olahraga andalan di sekolah tersebut, karena berbagai prestasi yang telah dicapai. Pelaksanaan ekstrakulikuler hoki di sekolah, tidak dapat dilepaskan dari kecintaan para alumni hoki SMA Negeri 26 Bandung yang terus berpartisipasi langsung untuk memajukan olahraga hoki di sekolah tersebut.
(17)
5
Hoki SMA Negeri 26 Bandung mempunyai jadwal latihan setiap hari selasa dan jumat dimulai dari jam 15.30 s/d 18.00 WIB yang bertempat di lapangan olahraga hoki sekolah, serta jadwal latihan tambahan setiap hari sabtu pagi dari jam 05.30 s/d 08.00 WIB bertempat di GSG Riti/Zipur. Untuk meningkatkan kemampuan para siswa/atlet dalam bermain hoki, diperlukan beberapa metode pembelajaran/latihan. Metode bagian dan keseluruhan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran hoki, khususnya teknik dasar push.
Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode pembelajaran gerak olahraga yang memiliki karakteristik yang berbeda. Penerapan metode pembelajaran tersebut di dasarkan pada jenis keterampilan yang dipelajari memiliki unsur gerakan yang sulit atau sederhana. Selain itu, keberadaan siswa juga merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan dalam menerapkan metode pembelajaran, apakah siswa telah memiliki keterampilan yang baik ataukah belum.
Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan olahraga termasuk teknik push
dalam olahraga hoki. Kedua metode pembelajaran tersebut masing-masing memiliki ciri dan penekanan yang berbeda, sehingga belum diketahui tingkat efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan teknik push dalam hoki. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktek mengenai “Perbandingan pengaruh metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.”
B. Rumusan Masalah
Dalam perkembangannya permaian hoki saat ini seiring dengan adanya usaha pemasalan cabang olahraga hoki dikalangan pelajar menuntut adanya usaha yang lebih keras dari para guru yang memiliki tanggung jawab secara langsung untuk mengajarkan dan melatih dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dan lanjutan kepada para pemain atau peserta didiknya yang berminat dalam menekuni cabang olahraga hoki.
(18)
6
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh metode bagian terhadap penguasaan teknik push
dalam cabang olahraga hoki?
2. Bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki?
3. Metode manakah yang memberikan pengaruh lebih signifikan antara metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode bagian terhadap penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
2. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
3. Ingin mengetahui metode pembelajaran yang lebih signifikan antara metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang
berarti bagi lembaga atau organisasi keolahragaan dan perorangan yang terkait dengan pembinaan olahraga hoki mengenai pengaruh metode bagian dan keseluruhan terhadap penguasaan teknik push olahraga hoki. 2. Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi para guru/pelatih hoki dalam
menyusun program pembelajaran/latihan teknik, khususnya program latihan push.
(19)
7
E. Pembatasan Penelitian
Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Mengenai pembatasan penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998: 36) sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bagian dan keseluruhan.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan teknik push
olahraga hoki.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung sebanyak 20 orang.
F. Anggapan Dasar
Penelitian ilmiah membutuhkan suatu anggapan dasar, karena dengan anggapan dasar seorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Surakhmad (1982: 107) menjelaskan,
“Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang
kebenarannya diterima oleh penyelidik.” Kemudian Arikunto (2007: 24) menjelaskan, “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.”
Mengacu pada paparan latar belakang serta rumusan masalah penelitian, maka anggapan dasar yang menjadi kerangka berpikir penulis adalah sebagai berikut:
(20)
8
Pembelajaran menggunakan metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilih-pilih ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian menurut Sugiyanto (1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:31) menyatakan:
Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan.
Menurut Suhendro (1999: 3.56) yang dikutip Khasanah (2010:33) bahwa,
„Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran.‟ Menurut
Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak pada
pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap latihan seharusnya dipermudah dan dibagi-bagi.”
Pola belajar keterampilan motorik bagian ini merupakan modifikasi dari teori belajar stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang tersulit. Dengan hal itu diharapkan anak lebih menguasai elemen-elemen internal suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.
Penerapan teori koneksionisma Torndike dalam belajar motorik sebagai berikut. a) Kegiatan belajar perbagian harus dilakukan dengan kondisi yang gembira agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik tanpa ada rasa terpaksa. b) Anak didik harus siap menerima materi pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. c) Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus dimulai dari yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu gerakan yang utuh. d) Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu bagian perbagian dan tidak boleh melompat-lompat.
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bagian adalah suatu metode yang digunakan seorang pendidik yang mengajarkan anak didiknya bagian
(21)
9
perbagian dari yang paling mudah ke yang sulit yang dipraktekkan bagian perbagian pula untuk mengusai suatu rangkaian gerakan yang utuh.
Sedangkan penggunaan metode pembelajaran push dalam cabang olahraga hoki dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan menurut Sugiyanto (1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:30) menyatakan, „Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari.‟ Menurut Suhendro (1999:3.56) yang dikutip Khasanah (2010:30) bahwa, „Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan.‟ Menurut Singer (1980) dan Lutan (1988)
“Metode keseluruhan adalah lebih menguntungkan bila kegiatan itu lebih
sederhana dan tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), pola
pengamatan, “Metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan
yang seimbang, keadaan yang stabil dan segala kegiatan mempunyai tujuan.” Dengan demikian dapat dikemukakan metode keseluruhan melihat kemampuan individu untuk melihat hubungan-hubungan dari suatu rangkaian gerak yang tersusun dan teroganisir. Dalam metode ini individu mendapat pemahaman yaitu:
1. Pemahaman yang diperoleh bersifat keseluruhan yang secara mendadak dari hubungan dari bagian-bagian.
2. Subyek dapat mengamati dan menempatkan setiap bagian gerakan. 3. Subyek terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Konsep dasar keseluruhan dalam mempelajari keterampilan motorik merupakan modifikasi dari teori holistik. Ide pokok teori ini adalah anak mengorganisasi respon atau persepsinya kedalam pola atau bentuk keseluruhan dalam menghadapi suatu permasalahan yang terjadi. Menurut Lutan (1988) menjelasakan penerapan teori gestalt dalam proses belajar motorik sebagai berikut: a) Aktifikas gerak dilakukan dalam bentuk keseluruhan, bukan terpisah-pisah, oleh karena itu siswa harus sadar dan memahami bentuk keseluruhan keterampilan yang dipelajari. b) Tugas guru memaksimumkan transfer dari berbagai kegiatan. c) Faktor Insight penting untuk memecahkan masalah. Untuk ini latihan mental sangat bermanfaat untuk kelancaran proses belajar. d)
(22)
10
pemahaman terhadap keterkaitan bagian-bagian dari suatu keterampilan merupakan perihal penting untuk melakukan keterampilan yang efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran keseluruhan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengajarkan atau melatih anak untuk mencapai suatu keterampilan tertentu yang berupa rangkaian gerakan dengan mengajarkannya secara keseluruhan dan juga anak disuruh untuk mempraktekkannya secara keseluruhan.
Setelah melihat penjelasan dari para ahli tentang kedua jenis metode tersebut penulis cenderung memilih metode bagian dengan alasan karena dalam permainan hoki memiliki berbagai teknik dasar yang maksimal harus dikuasi khususnya teknik dasar push, untuk itu dalam meningkatkan hasil belajar push
lebih condong menggunakan metode bagian. Siswa akan lebih mudah mengontrol bola terhadap target, karena dimulai dari kaki sebagai pondasi dalam melakukan
push adalah kekuatan kaki yang kemudian dilontarkan dengan tangan. Dari penjelasan tersebut dianggap dengan pembelajaran dengan metode bagian siswa akan lebih mudah mengerti karena materi diberikan secara terpilah-pilah dan sistematis dari mudah ke sulit sesuai dengan prinsip pembelajaran harus sistematis. Dengan demikian penulis memiliki anggapan dasar bahwa metode bagian lebih signifikan dibandingkan dengan metode keseluruhan dalam memberikan pembelajaran teknik push.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Nazir (1988:182)
mengatakan, “Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.” Berdasarkan anggapan
dasar tersebut di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Metode bagian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
(23)
11
b. Metode keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengusaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
c. Metode bagian memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan metode keseluruhan terhadap pengusaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
H. Batasan Istilah
Dalam bagian ini dikemukakan batasan dan definisi istilah yang digunakan atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Batasan tersebut adalah sebagai berikut:
Metode adalah cara atau prosedur yang harus dilalui.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Latihan menurut Harsono (1988:100) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan/kerjanya.
Metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap latihan dipermudah dan dibagi-bagi. Melalui metode bagian ini, siswa mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada gerakan yang sulit.
Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan.
Hoki adalah olahraga permainan menggunakan alat berupa stik dan bola yang dimainkan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan.
(24)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk memecahkan masalah yang ingin diteliti. Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti tentang langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah yang diteliti dapat dipecahkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1998: 149) menjelaskan:
Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki.
Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah Metode bagian, sedangkan variabel kontrolnya adalah Metode keseluruhan untuk diketahui perbandingan dan pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran teknik push olahraga hoki.
(25)
58
B. Populasi dan Sampel
Mengenai populasi oleh Sudjana (2005: 6) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung.
Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Arikunto (2006: 109) menjelaskan bahwa, “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.” Secara keseluruhan populasi atau siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung ini sebanyak 40 orang. Sedangkan pengambilan sampel penelitian diambil dengan cara purposive sample sebanyak 20 orang. Penulis mengambil sampel ini berdasarkan pertimbangan, mereka adalah siswa siswi pemula yang aktif mengikuti ekstrakurikuler hoki dan sebagian besar belum menguasai teknik push yang akan diteliti. Sudjana (2005: 168) menjelaskan, “Sampling purposive dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti.”
C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian
Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pre-test post-test design sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Data hasil tes awal disusun berdasarkan ranking yang selanjutnya dibagi dua kelompok yaitu kelompok ranking ganjil dan kelompok ranking genap. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment. Setiap kelompok mendapat treatment yang berbeda. Setelah masa perlakuan berakhir yaitu sekitar tiga bulan maka dilakukan tes akhir. Setelah data tes awal
(26)
59
dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan dan perbedaannya. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006: 86) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
E1 : kelompok eksperimen 1
E2 : kelompok eksperimen 2
X1 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode bagian X2 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode
keseluruhan
O1 dan 03 : tes awal atau observasi awal O2 dan 04 : tes akhir atau observasi akhir
E1 O1 X1 O2
(27)
60
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian POPULASI
SAMPEL
TES AWAL : TES KETERAMPILAN PUSH
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN PENGUMPULAN DATA KELOMPOK A:
METODE BAGIAN
KELOMPOK B: METODE KESELURUHAN
TREATMEN/PERLAKUAN
TES AKHIR : TES KETERAMPILAN PUSH
(28)
61
D. Instrumen Penelitian
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil dengan cara tes. Sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah: ”…suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang
objektif tentang hasil belajar siswa atau atlet”. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis menggunakan tes keterampilan
push yang di ambil dari “Uji Validitas dan Reliabilitas Modifikasi Tes Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki” (Hendro Wisaksono, 2006: 50) yang mempunyai Validitas sebesar “0,83” dan Realibilitas sebesar “0,82.”
Adapun kriteria dari validitas (Erman, 2003: 113) dan reliabilitas (Erman, 2003: 139) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Koefisien Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Korelasi
0,90 1,00 sangat baik
0,70 rxy 0,90 baik
0,40 rxy 0,70 cukup
0,20 rxy 0,40 kurang
0,00 rxy 0,20 sangat kurang
xy
r 0,00 tidak valid
rxy
(29)
62
Tabel 3.2
Kategori Koefisien Reliabilitas
Berdasarkan tabel di atas, ternyata validitas sebesar 0,83 termasuk validitas baik dan realibilitas sebesar 0,82 termasuk reliabilitas tinggi. Jadi alat ukur ini layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur penguasaan keterampilan teknik push karena memiliki tingkat validitas yang baik dan reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan tes keterampilan ini ada tiga jarak yang dapat digunakan untuk melakukan tes keterampilan push yaitu jarak enam meter, tujuh meter, dan delapan meter. Karena kejuaraan yang sering diikuti adalah kejuaraan hoki indoor yang cenderung jarak antar pemainnya dekat, maka diambil tes keterampilan push yang paling pendek yaitu enam meter.
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0,90 ≤ r11< 1,00 sangat tinggi
0,70 ≤ r11< 0,90 tinggi
0,40 ≤ r11< 0,70 sedang
0,20 ≤ r11< 0,40 rendah
(30)
63
Adapun tata cara pelaksanaan tes passing adalah sebagai berikut:
1. Tes Keterampilan Push ( jarak 6 meter )
1 m
1,5 m
1,5 m Keterangan :
: testee
: target sasaran (panjang satu meter)
: bola : arah bola
Gambar 3.5 Tes Keterampilan Push
(31)
64
a. Tujuan
Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengukur akurasi keterampilan mengoper bola dengan menggunakan teknik push.
b. Alat
stik hoki
bola hoki enam buah
patok enam buah (untuk tiga buah target sasaran)
stopwatch meteran
peluit
kapur
formulir/ berkas dan alat tulis c. Petunjuk Pelaksanaan
Jarak garis batas dorongan bola dengan sasaran adalah 6 meter.
Panjang garis batas dorongan bola adalah 1, 5 meter.
Jarak garis batas dorongan bola dengan testee adalah 1,5 meter.
Jarak testee dengan bola adalah 1,5 meter.
Testee berdiri di belakang garis batas pelepasan bola (push).
Testee bersedia melakukan push, testee melakukan push di atas garis.
Testee memulai gerakan dengan diawali aba-aba atau bunyi peluit.
Testee melakukan push dengan bola ke setiap target sasaran sebanyak dua kali.
Total target sasaran (gawang) yang tersedia sebanyak tiga buah. Bola yang diarahkan ke setiap sasaran (gawang) sebanyak dua buah.
d. Pencatatan Hasil (cara menskor)
Skor yang diraih adalah jumlah angka yang diperoleh secara keseluruhan dari enam bola yang melewati atau menyentuh batas garis terget sasaran dengan keseluruhan waktu yang ditempuh selama melakukan push
sebanyak enam bola ke arah target sasaran mulai dari perkenaan stik ke bola pertama sampai bola terakhir melewati batas garis target sasaran.
(32)
65
Hasil yang dicatat adalah setiap bola yang masuk ke dalam target sasaran dan waktu yang ditempuh adalah keseluruhan waktu selama melakukan
push dengan enam bola.
Nilai untuk setiap bola masuk ke target sasaran adalah satu (1) dan bola tidak masuk adalah nol (0).
Bila bola melewati atas target sasaran dan masuk diantara dua buah patok sebagai target sasaran serta tingginya bola yang di push kurang dari 46 cm maka bola dinyatakan sah dan mendapat nilai satu (1). Apabila tingginya bola yang di push melebihi batas 46 cm maka tidak mendapat nilai atau nol (0).
E. Pelaksanaan Latihan
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: 1. Tempat : Lapangan Olahraga SMAN 26 Bandung
2. Waktu : Mulai Bulan Desember 2012 – Februari 2013 3. Latihan : Pk. 15.30 WIB s.d. 18.00 WIB
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama delapan minggu. Latihan dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan hari jumat setiap pukul 15.30 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Serta latihan tambahan pada hari Sabtu bertempat di GSG Riti/Zipur dimulai dari pikul 05.30 sampai dengan 08.00 WIB.
Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan, inti, dan penenangan. Adapun uraian latihannya adalah sebagai berikut:
1. Latihan Pemanasan
Sebelum melakukan latihan inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10 menit.
Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari keliling lapangan dan diakhiri oleh
(33)
66
peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.
2. Latihan inti
Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah diketahui subyek telah berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah menunjukkan berada pada daerah latihan, maka latihan inti pun dimulai. Mengenai pelaksanaan latihan dapat dilihat pada lampiran tentang program pembelajaran/latihan
3. Latihan Pendinginan
Setelah melakukan latihan inti, subjek diinstruksikan untuk melakukan latihan penenangan dengan suatu bimbingan, yaitu melakukan lari-lari kecil yang dilanjutkan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 15 menit.
F. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan menggunakan pendekatan dari Sudjana (2005: 67):
n X X
iKeterangan:
X : Skor rata-rata yang dicari
X i : Jumlah nilai data(34)
67
2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (2005: 93):
1 -n X -X S 2
Keterangan:S : Simpangan baku yang dicari
n : Jumlah sampel
2X
-X : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005: 250) adalah sebagai berikut:
terkecil Variansi
terbesar Variansi
F
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2005: 466) adalah:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus:
S X X Z1 i
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:
(35)
68
n
Z Z Z2,..., Z1, Banyaknya )
S(Zi n
id. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan langkah awal mencari simpangan baku gabungan, dengan rumus:
n1– 1. S12 + n2 - 1. S22
S2 =
n1 + n2– 2
Keterangan:
S2 = Simpangan baku gabungan n = Jumlah sampel
S12 = Varians
Langkah berikutnya menghitung peningkatan hasil latihan dengan pengujian signifikansi, menggunakan uji t dengan rumus:
n SB B t
Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari B : rata-rata nilai beda SB: simpangan baku n : jumlah sampel
(36)
69
6. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil latihan dari kedua kelompok dengan menggunakan uji signifikansi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t sebagai berikut:
2 1
2 1
n 1 n
1 S
X X t
Keterangan:
S : Simpangan baku
n1 : Jumlah Sampel Kelompok 1
n2 : Jumlah Sampel Kelompok 2
1
X : Rata-rata Kelompok 1
2
X : Rata-rata Kelompok 2
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.
Untuk harga lainnya Ho diterima, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).
(37)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dijelaskan pada Bab IV dapat disimpulkan metode pembelajaran bagian memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki. Metode bagian sangat cocok diterapkan pada siswa atau atlet pemula yang belum mempunyai dasar sama sekali terhadap keterampilan atau teknik dasar push, karena dalam metode bagian ini siswa melakukan tugas gerak yang dibagi-bagi dari gerakan yang sederhana atau mudah menuju gerakan yang lebih susah, setelah siswa menguasai semua bagian-bagian itu baru siswa melakukan gerakan secara utuh. Di lain pihak, metode keseluruhan lebih cocok diterapkan pada siswa tingkat lanjutan yang sudah menguasai teknik dasar, karena dalam metode ini siswa melakukan tugas gerak secara utuh, sehingga bagi siswa yang sudah mengusai teknik dasar push akan lebih mudah dan lebih menguasai keterampilan teknik push tersebut. Bagi siswa dengan tingkat kemampuan motorik yang rendah akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas gerak dengan metode keseluruhan ini. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
3. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
(38)
79
B. Saran
Saran dan masukan yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina, pendidik, pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran teknik push olahraga hoki dalam pelaksanaan program pembelajarannya.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal teknik lainnya yang mempengaruhi prestasi cabang olahraga hoki.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B., Darajat, J. (2010). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Hendro, Wisaksono. (2006). Uji Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayat. (2000). Analisis Biomekanika. [Online]. Tersedia: http://www.koni.or.id. [5 Mei 2010].
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI Nurhasan, dan Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
PHSI. (1990). Peraturan Pemainan Hoki. Jakarta.
Rosdiani, D. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Rosdiani, D. (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
(40)
81
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.
Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat
Taverner, C. M. (2005). Field Hockey Techniques & Tactics. [Online]. Tersedia: https://www.book.google.co.id/book. [10 Februari 2010].
Tite, Juliantine., Subroto, T., Yudiana. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Tite, Juliantine., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidik an
http://imania-arie.blogspot.com/2011/09/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html
(1)
Edwin Saprudin Basri, 2013
Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
n
Z Z Z2,..., Z1, Banyaknya )
S(Zi n
id. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan langkah awal mencari simpangan baku gabungan, dengan rumus:
n1– 1. S12 + n2 - 1. S22
S2 =
n1 + n2– 2
Keterangan:
S2 = Simpangan baku gabungan n = Jumlah sampel
S12 = Varians
Langkah berikutnya menghitung peningkatan hasil latihan dengan pengujian signifikansi, menggunakan uji t dengan rumus:
n SB B t
Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari B : rata-rata nilai beda SB: simpangan baku n : jumlah sampel
(2)
69
Edwin Saprudin Basri, 2013
6. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil latihan dari kedua kelompok dengan menggunakan uji signifikansi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t sebagai berikut:
2 1
2 1
n 1 n
1 S
X X t
Keterangan:
S : Simpangan baku
n1 : Jumlah Sampel Kelompok 1
n2 : Jumlah Sampel Kelompok 2
1
X : Rata-rata Kelompok 1 2
X : Rata-rata Kelompok 2
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.
Untuk harga lainnya Ho diterima, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).
(3)
Edwin Saprudin Basri, 2013
Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dijelaskan pada Bab IV dapat disimpulkan metode pembelajaran bagian memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki. Metode bagian sangat cocok diterapkan pada siswa atau atlet pemula yang belum mempunyai dasar sama sekali terhadap keterampilan atau teknik dasar push, karena dalam metode bagian ini siswa melakukan tugas gerak yang dibagi-bagi dari gerakan yang sederhana atau mudah menuju gerakan yang lebih susah, setelah siswa menguasai semua bagian-bagian itu baru siswa melakukan gerakan secara utuh. Di lain pihak, metode keseluruhan lebih cocok diterapkan pada siswa tingkat lanjutan yang sudah menguasai teknik dasar, karena dalam metode ini siswa melakukan tugas gerak secara utuh, sehingga bagi siswa yang sudah mengusai teknik dasar push akan lebih mudah dan lebih menguasai keterampilan teknik push tersebut. Bagi siswa dengan tingkat kemampuan motorik yang rendah akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas gerak dengan metode keseluruhan ini. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
3. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang olahraga hoki.
(4)
79
B. Saran
Saran dan masukan yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina, pendidik, pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran teknik push olahraga hoki dalam pelaksanaan program pembelajarannya.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal teknik lainnya yang mempengaruhi prestasi cabang olahraga hoki.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
(5)
Edwin Saprudin Basri, 2013
Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B., Darajat, J. (2010). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Hendro, Wisaksono. (2006). Uji Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayat. (2000). Analisis Biomekanika. [Online]. Tersedia: http://www.koni.or.id. [5 Mei 2010].
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI Nurhasan, dan Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
PHSI. (1990). Peraturan Pemainan Hoki. Jakarta.
Rosdiani, D. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Rosdiani, D. (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
(6)
81
Edwin Saprudin Basri, 2013
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.
Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat
Taverner, C. M. (2005). Field Hockey Techniques & Tactics. [Online]. Tersedia: https://www.book.google.co.id/book. [10 Februari 2010].
Tite, Juliantine., Subroto, T., Yudiana. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Tite, Juliantine., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidik an
http://imania-arie.blogspot.com/2011/09/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html