SELECTION OF PLANT FEED AND NUTRIENT CONTENT OF EDIBLE PLANTS OF BALI CATTLE (Bos sondaicus) WEANING IN THE SOUTH HILL BADUNG, BADUNG REGENCY, BALI.

Table of Contents, Vol 2, No 2 (2014)
Articles
KERUSAKANKROMOSOM BAWANG MERAH (Allium cepaL.) AKIBAT

PDF

PERENDAMAN DENGAN ETIDIUM BROMIDA
Eka Fibayani Imaniar, Made Pharmawati
SELEKSI JENIS TUMBUHAN PAKAN DAN KANDUNGAN NUTRIEN JENIS

PDF

TUMBUHAN YANG DIMAKAN SAPI BALI (Bos sondaicus) LEPAS SAPIH DI
DAERAH BUKIT BADUNG SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI
I Wayan Heri Dismawan, I Ketut Ginantra, Ni Luh Ni Luh Suriani
AKLIMATISASI ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) HASIL

PDF

PERBANYAKAN IN VITRO PADA MEDIA BERBEDA
Ni Kade Ayu Purnama Adi, Ida Ayu Astarini, Ni Putu Adriani Astiti

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG

PDF

Putu Wina Andriani Lestari, Made Ria Defiani, Ida Ayu Astarini
HISTOLOGI HATI MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIBERI EKSTRAK DAUN

PDF

LAMTORO (Leucaena leucocephala)
I Wayan Andi Yoga Kurniawan, Ngurah Intan Wiratmini, Ni Wayan Ni Wayan Sudatri
PENGARUH DOSIS DAN LAMA PERLAKUAN EKSTRAK DAUN KALIANDRA
MERAH (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGI
GINJAL MENCIT (Mus musculus L.)
Nur Assiam, Iriani Setyawati, Sang Ketut Sudirga

PDF

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana


ISSN: 2337-7224
September 2014

SELEKSI JENIS TUMBUHAN PAKAN DAN KANDUNGAN NUTRIEN JENIS
TUMBUHAN YANG DIMAKAN SAPI BALI (Bos sondaicus) LEPAS SAPIH DI
DAERAH BUKIT BADUNG SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI
SELECTION OF PLANT FEED AND NUTRIENT CONTENT OF EDIBLE
PLANTS OF BALI CATTLE (Bos sondaicus) WEANING IN THE SOUTH HILL
BADUNG, BADUNG REGENCY, BALI
I Wayan Heri Dismawan, I Ketut Ginantra, Ni Luh Suriani
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran
Email : iwayanheri_dismawan@yahoo.com

INTISARI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seleksi tumbuhan dan
kandungan nutrien jenis tumbuhan yang diseleksi oleh sapi bali lepas sapih di daerah Bukit
Badung Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Penelitian dilakukan di 3 unit Grazing sapi bali di

daerah Sawangan, Kutuh dan Pecatu pada bulan Desember 2013 sampai Februari 2014.
Penentuan komposisi jenis tumbuhan di habitat (nᵢ) ditentukan dengan metode kwadrat.
Penentuan komposisi tumbuhan yang dimakan (rᵢ) ditentukan dengan metode semi langsung.
Metode ini didasarkan pada persentase renggut tiap jenis tumbuhan pada tiap plot sampling.
Kandungan nutrien yang dianalisis adalah protein kasar, energi, kalsium dan fosfor.
Penentuan protein kasar dengan teknik Semi-Mikro Kjeldahl dan kandungan energi dengan
Bomb calorimeter. Penentuan kadar mineral kalsium (Ca) dan Fosfor (P) dengan
menggunakan teknik Spektrofotometer Serapan Atom (ASS). Pengujian dilakukan di
Laboratorium Nutrisi Pakan dan Kimia Analitik Universitas Udayana. Hasil penelitian
diketahui 32 jenis tumbuhan yang tersedia di habitat, terdapat 9 jenis tumbuhan yang
diseleksi yaitu jenis tumbuhan Desmodium heterofilum, Pleura interupta, Polygala
glomerata, Cyperus rotundus, Desmodium triflorum, Dactyloctenium aegyptium, Portulaca
sp. Polygala chinensis, dan Panicum eruciforme. Kandungan nutrien jenis tumbuhan yang
dimakan yaitu protein kasar berkisar dari 11,25% - 17,14%, GE 3,10 kcal/g – 4,11 kcal/g, Ca
0,33% - 1,86%, dan P 0,026% - 0,24%.
Kata kunci : sapi bali lepas sapih, seleksi spesies tumbuhan, kandungan nutrien
ABSTRACT
This study was conducted to determine the plants species and nutrient content of plant
species selected by weaning of bali cattle in South Badung Hill, Badung regency, Bali. Study
was conducted in three Grazing unit Bali cattle are Sawangan, Kutuh and Pecatu. In

December 2013 to February 2014. Determination of the composition of plant species in the
habitat (nᵢ) is determined by the square method. Determination of plants composition in diet
(rᵢ) determined by utilization methods. This method is based on the percentage bite mark of
plants species in plot sampling. Nutrient content was analyzed crude protein, energy, calcium
and phosphorus. Crude protein determination with a Semi-micro Kjeldahl technique and
energy content by Bomb Calorimeter. Determination of mineral content of calcium (Ca) and
Phosphorus (P) by using Atomic Absorption Spectrophotometer (ASS). Tests carried out in
the Laboratory of Nutrition and Forage Analytical Chemistry, University of Udayana. The

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

results study showed 32 species of plants available in the habitat, there are nine species of
plants that are selected by weaning bali cattle, that are Desmodium heterofilum, Pleura
interupta, Polygala glomerata, Cyperus rotundus, Desmodium triflorum, Dactyloctenium
aegyptium, Portulaca sp. Polygala chinensis, and Panicum eruciforme. Nutrient content of
plant species eaten a protein ranged from 11.25% - 17.14%, GE 3.10 kcal / g - 4.11 kcal / g,

Ca 0.33% - 1.86%, and 0.026% P - 0.24%.
Keywords: Weaning bali cattle, plants selected species, nutrient content
makanan kasar dengan kadar serat yang

PENDAHULUAN
Sapi bali adalah sapi asli Indonesia

tinggi dan pakan yang berbeda-beda.

yang terdapat dalam jumlah yang cukup

Tingkat

banyak. Sapi bali merupakan sapi yang

dimana setiap perkawinan sapi bali

berasal dari domestikasi banteng (Bos

memberikan peluang kebuntingan 83%.


javanicus) yang termasuk banteng liar

Tingginya fertilitas pada induk sapi bali

asli yang berasal dari Pulau Bali. Sapi

ternyata diimbangi dengan tingginya

tersebut berasal dari pegunungan yang

tingkat kematian pada pedet. Menurut

terdapat di Bali dan kemudian dibawa ke

Wirdahayati

daratan pada tahun 1856. Sapi bali

bahwa jumlah kematian dini pada pedet


kemudian menyebar ke berbagai pulau-

sapi bali mencapai 30%.

pulau di Indonesia seperti Sulawesi,

kesuburan sapi

dan

bali tinggi

Bamualim

(1990)

Pedet merupakan anak sapi yang baru

lainnya.


mulai memamah biak pada umur kurang

Populasi sapi bali di Indonesia pernah

lebih 3-8 bulan. Sistem pencernaan pedet

dicatat dua kali yaitu pada tahun 1984

terus berkembang, baik ukuran maupun

dan 1988, pencatatan jumlah sapi bali

efisiensinya,

setelah itu tidak pernah dilakukan lagi.

penyapihan sistem ini telah bekerja

Pada tahun 1988 jumlah sapi bali tercatat


dengan sempurna. Setelah dipisahkan

2.632.125 ekor di Indonesia. Persentase

dari induk sapi atau lepas sapih, barulah

sapi bali tersebut adalah yang tertinggi

pedet dilatih mengkonsumsi suplemen

(Ditjen Bina Produksi Peternakan, 2002).

makanan sedikit demi sedikit sehingga

Lombok,

dan

Kelebihan

memiliki

pulau-pulau

dari sapi bali adalah

daya

adaptasi

yang

baik

sehingga

lepas sapih akan mencari pakan dengan
sendirinya

kelembaban, kondisi lahan, pakan dan


(Sanuri, 2010).

adaptasi

Sapi

bali

juga

memiliki

yang

baik

terhadap

jenis

saat

pertumbuhannya optimal dimana sapi

terhadap lingkungan baru, baik suhu,

penyakit.

pada

tanpa

bantuan

induknya

Sumber pakan untuk sapi bali sama
dengan sapi-sapi lain di Indonesia adalah

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

rumput lapang yang terdapat di areal

85%, serta meningkatkan bobot lahir dan

pematang sawah, pinggir jalan desa dan

bobot sapih. (Imran dkk., 2012).

berada di antara tanaman perkebunan

Sapi lepas sapih mencari makan pada

atau tanaman pangan. Habitat sapi bali

saat pagi hari dan pada waktu pagi

yang

menjelang

rata-rata

di

daerah

kering

siang

sapi

dominan

tanaman pakan ternak tidak mampu

dibawah pohon kemudian pada siang

beradaptasi pada lahan kering. Oleh

menjelang sore hari, sapi lepas sapih

karena itu, dibutuhkan tanaman pakan

kembali merumput di area grazing.

ternak yang dapat tumbuh pada lahan

Secara umum, sapi lepas sapih mencari

kering seperti bangsa leguminosa dan

makan di habitat hanya 4-6 jam untuk

rumput-rumputan yang tahan terhadap

merumput dan sisanya untuk beristirahat.
Dari

penelitian

dan

sapih

menyebabkan kurangnya pakan karena

kekeringan (Koddang, 2008).

beristirahat

lepas

tersebut

berteduh

belum

Energi pada umumnya berasal dari

terungkap bagaimana sapi bali lepas

pakan yang mengandung karbohidrat dan

sapih menseleksi jenis tumbuhan pakan

lemak. Kebutuhan energi akan meningkat

di Bukit Badung Selatan dan bagaimana

seiring dengan pertambahan bobot badan

nilai nutrisinya, sehingga penelitian yang

misalnya, sapi-sapi yang masih muda

terkait seleksi dan nilai nutrisi penting

(cepat tumbuh) tulang dan mungkin

untuk dilakukan.

dagingnya relatif sedikit sedangkan sapi
yang lebih tua pertumbuhannya relatif
lamban dan akan menimbun lemak
(Parakkasi, 1999). Salah satu upaya yang
telah dilakukan adalah menyesuaikan
siklus

reproduksi

ternak

dengan

ketersediaan pakan sehingga pakan yang
tersedia

dapat

dimanfaatkan

secara

efisien, pedet diharapkan lahir pada saat
pakan

berlimpah

dan

kandungan

proteinnya tinggi. Penyapihan dini dan
perbaikan

manajemen

pakan

meningkatkan angka kelahiran di atas

MATERI DAN METODE
Penentuan komposisi jenis tumbuhan
di habitat
Komposisi jenis tumbuhan di habitat
(nᵢ) ditentukan dengan metode kwadrat.
Ukuran kwadrat 1x1 m (terna dan herba).
jumlah plot untuk masing-masing unit
Grazing adalah 10 kali. Peletakan plot
sampel dilakukan pada area yang belum
digunakan oleh sapi

untuk makan.

Parameter yang diukur adalah area
penutupan

(cover)

spesies tumbuhan.

masing-masing

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

Komposisi spesies hijauan (nᵢ) di habitat
ditentukan dengan rumus :
Rata-rata

cover

sp

Sebanyak 250 gram bahan segar
sampel tiap spesies pakan diambil dari

ke-i

=

beberapa unit habitat dalam tiga kali
periode. Sampel masing-masing spesies
pakan dikomposit dan dioven pada suhu

Komposisi

spesies

ke-i

=

x 100%
(Morrison, 2008).

70 ºC untuk mendapatkan berat kering
udara. Sampel kering udara selanjutnya
digiling

halus

untuk

uji

nutrien.

Pengujian dilakukan di Laboratorium
nutrisi pakan ternak Fakultas Peternakan

Penentuan

jenis

tumbuhan

yang

dimakan

Universitas Udayana.
Penentuan

Komposisi tumbuhan yang dimakan

protein

kasar

dengan

teknik Semi-Mikro Kjeldahl (Ranjhnan

(rᵢ) ditentukan dengan metode semi

and

langsung dengan teknik pemanfaatan

dengan menimbang 300 mg sampel dan

(utilization

ini

dimasukan ke dalam labu kjeldahl dan

didasarkan pada persentase renggutan

ditambahkan satu tablet katalis (1 g

tiap jenis tumbuhan pada tiap plot

Sodium Sulfat Anhydrous + 10 mg Se)

Sampling (Holechek, et al., 1990).

dan satu butiran gelas. Tambahkan 5 ml

Komposisi tumbuhan yang dimakan (rᵢ)

asam sulfat pekat, kemudian didestruksi

ditentukan dengan rumus :

sampai jernih, kemudian didestilasi pada

Densitas rata-rata jenis ke i (d) =

alat destilasi ICW (Ivan, Clack, and

techniques).

Metode

Krishna,

1980). Caranya

yaitu

White) dengan menambahkan 25 ml
NaOH 50% perlahan-lahan. Tampung 20
Komposisi spesies ke i (ri) =

ml hasil destilasi dengan asam borak 2%
x100%

Identifikasi jenis-jenis tumbuhan yang
tersedia di habitat mengacu pada Backer
(1973).

yang sudah dicampur dengan indikator
BCG (Bromocresol Green) dan metilred,
destilasi selesai bila sudah tertampung 50
ml, kemudian dititrasi dengan asam
klorida 0,1029 N.

Penentuan kandungan protein kasar,
energi dan mineral Ca, P jenis
tumbuhan

Penentuan kandungan energi dengan
menggunakan alat Bomb calorimeter
(Ranjhnan and Krishna, 1980). Caranya

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

adalah

menyiapkan

sampel

yang

dianalisis dengan berat ± 1 gram dan

ISSN: 2337-7224
September 2014

diperoleh dari pengeboman sebanyak 20
kali.

dibentuk menjadi pellet. Pellet yang

Penentuan kadar mineral kalsium

sudah terbentuk dimasukkan kedalam

(Ca)

cawan baja yang sebelumnya sudah

menggunakan teknik Spektrofotometer

ditimbang berat kosongnya.

Tabung

Serapan Atom (ASS), (Sinaga, 1997).

pembakaran

platina,

Sebagai berikut :

dengan

kawat

kemudian cawan yang berisi pellet
diletakkan

pada

tempatnya.

dan

Fosfor

(P)

dengan

1. Penentuan kadar kalsium (Ca). Sampel

Tabung

dipipet mikro kemudian ditambahkan

pembakaran dimasukkan kedalam alat

larutan sampel serta larutan blanko

bomb

dengan menggunakan alat Diluter Fison

calorimeter

penutup

bomb

dan

selanjutnya
Bomb

ke dalam botol Mccartney, (0,50 ml

calorimeter siap bekerja bila suhu sudah

contoh yang dipipet dan 9,50 ml air

seimbang.

awal

suling). Ditambahkan larutan stronsium

pengeboman dan proses pengeboman

5% sebanyak 0,50 ml lalu dikocok

dapat dilakukan. Perhatikan kenaikan

sampai homogen, larutan ini diperiksa

suhu pada thermometer yang dipasang

dengan alat Spektrofotometer Serapan

pada

panas.

Atom dengan panjang gelombang 422,4

Pembakaran dianggap sempurna apabila

nm untuk mendapatkan kadar kalsium

sampel

(Ca).

Suhu

tabung

sudah

dipasang.

dibaca

pada

penyerap

menjadi

abu

yang

berwarna putih keabu-abuan.

2. Penentuan kadar Fosfor (P). Sampel

Energi bruto (GE) dihitung dengan

dipipet mikro kemudian ditambah larutan

menggunakan rumus :

contoh serta larutan blanko dengan alat

GE =

x bomb faktor

Diluter Fison ke dalam botol Mccartney,
lalu

ditambahkan

larutan

amonium

Kkal/g

molibdovanadat sebanyak 2 ml kemudian

Keterangan :

dikocok

GE = Gross Energi (energi bruto)

larutan berwarna kuning lalu diperiksa

T₀ = Suhu awal pengeboman (ºC)

dengan alat Spektrofotometer dengan

T₁ = Suhu akhir pengeboman (ºC)

panjang

Bomb faktor dari nilai rata-rata
energi

bruto

asam

benzoate

yang

sampai

homogen

gelombang 400

mendapatkan kadar fosfor (P).

sehingga

nm

untuk

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

jenis tumbuhan yang dipilih oleh Sapi

Analisis data
Indeks seleksi ditentukan dengan

Bali lepas sapih di Bukit Badung

Indeks Ivlev (1961) dengan rumus


ᵢ=
, nilai indeks bervariasi
ᵢ ᵢ

dibandingkan dengan standar kandungan

dari -1.0 sampai +1.0, dimana nilai >0

nutrien untuk sapi menurut Kearl (1982).
HASIL

sampai +1 mengindikasikan disukai dan

Hasil penelitian yang dilakukan di 3

nilai 0 sampai -1 mengindikasikan

unit habitat di daerah Bukit Badung

kurang disukai.

Selatan,

Keterangan :

ditemukan

Kabupaten
32

jenis

Badung,

Bali,

tumbuhan

yang

tersedia di habitat. Dari 32 jenis tersebut 9

ᵢ = komposisi jenis tumbuhan yang

jenis di seleksi oleh sapi bali lepas sapih

dimakan

ᵢ = komposisi jenis tumbuhan di habitat

(Tabel 1).

Kandungan nutrien (protein kasar,

energi, kalsium dan posfor) tiap-tiap

Tabel 1. Jenis tumbuhan yang di seleksi oleh sapi bali lepas sapih

No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Jenis

Panicum eruciforme
Pleura interupta
Portulaca sp.
Desmodium triflorum
Desmodium heterofilum
Polygala glomerata
Cyperus rotundus
Dactyloctenium aegyptium
Polygala chinensis
Tridax procumbens
Gliricidia sepium
Emilia sonchifolia
Eriochloa sp.
Chloris barbata
Mimosa pudica
Crotalaria sp.
Leucauna leuchocepala

Famili

Komposisi
jenis
tumbuhan di
habitat (nᵢ)
(%)

Poaceae
Malvaceae
Portulacaceae
Fabaceae
Fabaceae
Polygalaceae
Cyperaceae
Poaceae
Polygalaceae
Asteraceae
Caesalpiniaceae
Asteraceae
Poaceae
Poaceae
Mimosaceae
Fabaceae
Fabaceae

16,54
4,41
6,07
3,86
2,21
2,76
2,39
1,84
2,02
2,39
2,02
2,21
3,68
2,02
2,02
2,57
2,94

Komposisi
jenis
tumbuhan
yang
dimakan (rᵢ)
(%)
29,04
14,49
12,01
9,74
12,62
8,30
6,22
3,74
3,83

Indeks
seleksi
(IS)

0,27
0,53
0,32
0,43
0,70
0,50
0,44
0,34
0,30

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Flacourtia indica
Zizipus mauritrana
Paspalum conjugatum
Panicum repens L.
Acacia mangium Willd.
Hedyotis corymbosa
Phyllanthus niruri
Physalis angulata L.
Euphorbia hirta
Cassia assen
Hydrocotyle sibthorpioides

Boerhaavia diffusa
Eupatorium adoratum
Cassia sp.
Ricinus sp.

ISSN: 2337-7224
September 2014

Flacourtiaceae
Rhamnaceae
Poaceae
Poaceae
Fabaceae
Rubiaceae
Euphorbiaceae
Solanaceae
Euphorbiaceae
Caesalpiniaceae
Umbelliferae
Nyctaginaceae
Asteraceae
Fabaceae
Euphorbiaceae

2,76
2,39
2,21
2,02
2,57
2,21
2,21
4,78
2,39
2,21
2,39
2,21
2,02
2,21
3,68

Hasil uji kandungan nutrien jenis tumbuhan yang dimakan oleh sapi bali tersaji pada tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrien jenis tumbuhan
No

Jenis

Famili

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Panicum eruciforme
Pleura interupta
Portulaca sp.
Desmodium triflorum
Desmodium heterofilum
Polygala glomerata
Cyperus rotundus
Dactyloctenium
aegyptium
Polygala chinensis

Poaceae
Malvaceae
Portulacaceae
Fabaceae
Fabaceae
Polygalaceae
Cyperaceae
Poaceae

20,90
16,20
23,90
22,96
26,26
20,56
13,10
15,10

79,10
83,80
76,10
77,03
73,73
79,43
86,90
84,90

%
Protein
kasar
11.25
13.39
14.06
11.61
17.14
15.84
12,13
13.25

Polygalaceae

31,03

68,96

16.53

9.

%
BK

%
Air

GE
Kcal/
g
3,55
3,61
3,70
3,10
3,75
3,16
3,37
4,11

%
Ca

%
P

0,44
0,62
0,91
0,33
1,08
1,86
0,55
0,49

0,13
0,24
0,19
0,11
0,14
0,06
0,12
0,02

4,04

1,11

0,12

PEMBAHASAN

Portulacaceae, Fabaceae, Cyperaceae,

Jenis tumbuhan yang di seleksi oleh

Polygalaceae,

sapi bali lepas sapih

Caesalpiniaceae,

Mimosaceae,

Flacourtiaceae,

Rhamnaceae,

Dari hasil penelitian yang telah

Asteraceae,

dilakukan selama 9 hari di 3 unit area

Rubiaceae, Solanaceae, Euphorbiaceae,

grazing, terdapat 32 jenis tumbuhan

Umbelliferaceae, Nyctaginaceae (Tabel

yang tersedia dihabitat pada daerah

2). Dari 3 unit grazing di daerah Bukit

Bukit

Kabupaten

Badung Selatan, Kabupaten Badung,

Badung, Bali. Terdiri dari 16 famili

Bali hampir semua jenis tumbuhan

yaitu dari famili Poaceae, Malvaceae,

tersebar merata di 3 unit grazing,

Badung

Selatan,

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

sehingga jenis tumbuhan yang di plot

tanahnya tidak terlalu lembab sehingga

sebagian besar sama, dikarenakan pada

penyebaran dari jenis Dactyloctenium

kawasan Bukit iklim dan kandungan

aegyptium tidak merata di setiap unit

tanahnya sama, sehingga jenis-jenis

grazing sapi bali lepas sapih.

tumbuhan

di

kawasan

bukit

jenis tumbuhan yang dimakan dapat

tumbuhannya merata.
Dari 32 jenis tumbuhan yang ada di
habitat

jenis

eruciforme

rumput

yang

penyebarannya

daerah

dikategorikan menjadi 3 kelompok

Panicum

yaitu browser, grazer dan intermediet.

tinggi

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa

kawasan

sapi bali lepas sapih lebih banyak

paling

di

Sapi (herbivor) dari segi komposisi

Bukit Badung Selatan. Hampir di setiap

memilih

unit habitat terdapat jenis rumput ini,

cenderung memiliki perilaku browser

rata-rata

dalam

cover

adalah

16,54 %.

herba

dikotil

sehingga

mencari makan di habitat.

Pertumbuhan jenis rumput ini sangat

Menurut Lekagul and McNeely (1977),

cepat dan mudah sehingga rumput ini

menyatakan sapi menyukai habitat yang

banyak terdapat di kawasan Bukit

lebih

Badung Selatan. Jenis rumput ini tinggi

pemakan rumput (grazer) dari pada

tingkat

pemakan semak dan daun (browser),

penyebarannya

disebabkan

terbuka

dan

sedangkan

tidak terlalu lembab dan rumput ini bisa

mengatakan bahwa sapi cenderung

tumbuh

Pada

bersifat browser untuk mencari makan

penelitian ini tidak diteliti kandungan

di habitat. Hal ini menunjukan bahwa

tanahnya sehingga tidak mengetahui

sapi bali memiliki adaptasi yang cukup

kandungan apa yang terdapat didalam

tinggi terhadap variasi pakan baik

tanah pada Bukit Badung Selatan. Jenis

rumput maupun herba.

rumput

batu

yang

kapur.

paling

rendah

penyebarannya adalah Dactyloctenium

Kearl

bersifat

rumput ini bisa tumbuh pada tanah yang

diatas

menurut

lebih

(1982),

Kandungan nutrien jenis tumbuhan
yang diseleksi

aegyptium, dimana area penutupan
(cover) pada tiap gugus habitat jenis ini
hanya 1,84 % . Hal ini disebabkan
karena tumbuhan ini hanya bisa tumbuh
pada tanah yang lembab dan di Bukit
Badung

merupakan

kawasan

yang

Jenis-jenis tumbuhan yang diseleksi
oleh sapi bali lepas sapih memiliki
kisaran kandungan nutrien seperti berikut
: protein kasar 11,25% - 17,14% , GE
3,10 kcal/g – 4,11 kcal/g , Ca 0,33% -

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

ISSN: 2337-7224
September 2014

0,24%.

pemeliharaan serta pertumbuhan bagi

Kandungan protein Kelompok rumput

sapi lepas sapih. Kandungan Ca 0,33% -

(11,25% - 13,25% ), kelompok herba

1,86%, ini berarti kandungan Ca sudah

dikotil (11,61% - 17,14%). Kandungan

memenuhi syarat pemeliharaan tubuh

protein paling tinggi pada herba dikotil,

dan pertumbuhan.. Kandungan P hanya

sebab

0,026% - 0,24%. Hal

ini berarti

kandungan

memenuhi

1,86%,

dan

pada

beberapa

P

0,026%

kelompok

jenis

-

ini

legum

terdapat

mengandung

fosfor

hanya

protein kasar yang tinggi (dibagian biji

syarat pemeliharaan bagi sapi lepas sapih

dan

dan belum memenuhi syarat

daunnya)

terutama

pada

dibanding
tanaman

rumput,
yang

tua.

Kadungan serat di batang cenderung

tahap

pertumbuhan.
Peran

nutrien

khususnya

energi

tinggi dan karbohidrat yang mudah larut

berfungsi sebagai sumber tenaga (energi)

relatif rendah. Kandungan protein yang

dan sebagai pembentuk lemak cadangan

tinggi

di dalam tubuh.

tersebut

kemungkinan

terkait

Ketersedian protein

karena adanya simbiosis fiksasi nitrogen

kasar dalam pakan sapi sangat penting

(nitrogen-fixation

karena protein merupakan komponen

Kemampuan

symbiosis).

bersimbiosis

ini

juga

utama

organ

tubuh,

enzim,

zat

mengurangi biaya-biaya pemupukan dan

pengangkut

hormon dan sebagainya

disarankan digunakan disuatu perputaran

(Kearl, 1982). Pada kandungan Mineral

tanaman pertanian (crop) untuk mengisi

(kalsium dan fosfor) memiliki peran

lahan yang telah banyak kehilangan

mempermudah proses pencernaan dan

nitrogen (Church and Pond, 1978).

penyerapan zat makanan, pada anak
hewan yang sedang tumbuh atau yang

Hasil

uji

kandungan

nutrien

sudah dewasa, mineral diperlukan untuk

dibandingkan dengan standar kebutuhan

memperbarui

sel-sel

yang

nutrien menurut Kearl (1982), untuk sapi

(Sampurna dan Suata, 2010).

mati

jantan dan betina : kandungan protein
kasar 11,25% - 17,14%. Hal ini berarti
kandungan protein sudah memenuhi

SIMPULAN
Berdasarkan

hasil

penelitian,

syarat pemeliharaan dan pertumbuhan

diperoleh 32 jenis tumbuhan yang ada di

untuk sapi lepas sapih. Kandungan GE

habitat, dan diantaranya terdapat 9 jenis

3,10 kcal/g – 4,11 kcal/g, hal ini berarti

tumbuhan yang diseleksi yaitu jenis

kandungan GE sudah memenuhi syarat

tumbuhan

Desmodium

heterofilum,

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

Pleura interupta, Polygala glomerata,
Cyperus rotundus, Desmodium triflorum,
Dactyloctenium aegyptium, Portulaca
sp.,

Polygala

chinensis,

Panicum

eruciforme.
Kandungan nutrien jenis tumbuhan
yang

dimakan

yaitu

protein

kasar

berkisar dari 11,25% - 17,14%, GE 3,10
kcal/g – 4,11 kcal/g, Ca 0,33% - 1,86%,
dan P 0,026% - 0,24%. Kandungan
nutrien yang dimakan sudah sesuai
standar nutrien menurut Kearl (1982).

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis

mengucapkan

terimakasih

banyak kepada seluruh pihak yang telah
membantu penelitian

ini,

khususnya

kepada bapak udin dan ibu dwi atas
bantuannya selama penulis melaksanakan
penelitian di Lab. Pakan ternak dan
Kimia Analitik, Universitas Udayana.

KEPUSTAKAAN
Backer, C.A, 1973, Atlas Of 220 Weeds
Of Sugar-Cane Fields In Java,
Volume 7, Edited For Greshofl’s
Rumphius Fund, Amsterdam.
Church, D.C. and Pond. 1978. Basic
Animal Nutrition and feeding. O
& B Books, USA.
Ditjen Bina Produksi Peternakan. 2002.
Buku Statistik Peternakan Tahun
2002. Direktorat Jenderal Bina
Produksi Peternakan. Departemen
Pertanian. Jakarta.
Holechek. J.L. M. Vavra & R.D Pieper,
1990. Methods for Determining

ISSN: 2337-7224
September 2014

the Botanical Composisition,
Similarity, and Overlap of Range
Herbivor
Diets,
National
Research
Council
National
Academy of Sciences, London.
Imran, S.P.S., Budhi, Ngadiyono N., dan
Dahlanuddin, 2012, pertumbuhan
Sapi Bali lepas sapih yang diberi
rumput
lapangan
dan
disuplementasi
daun
turi
(Sesbania gradiflora), jurnal
agrinimal oktober 2012, ISSN :
2088-3609. Vol. 2, No.2:39-40.
Ambon.
Kerl, L.C. 1982. Nutrien Requirements of
Ruminants
in
Developing
Countries.
International
Feedstuffs
Institute
Utah
Agricultural Experiment Station,
Utah State University, Logan
Utah.
Koddang, M.Y.A., 2008, pengaruh
tingkat pemberian konsentrat
terhadap daya cerna bahan kering
dan protein kasar ransum pada
sapi
bali
jantan
yang
mendapatkan rumput raja, jurnal
Agroland, desember 2008, ISSN :
0854-641X, Vol. 15, No. 4: 343348. Sulawesi Tengah
Lekagul B, and McNeely JA. 1977.
Mammals
of
Thailand.
Association for the Conservation
of Wildlife. Sahakarnbath Co.
Bangkok.
Morrison,
J.J.,
2008.
Using
Microhistological Techniques to
Predoct Botanical Composition of
Horse Diets on Cool-Season
Grass Pastur. A thesis submitted
College of Agriculture at The
University of Kentucky.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan
Ternak Ruminansia. Cetakan
pertama. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Ranjhan, S.K and G. Krishna. 1980. Laboratory
Manual for Nutrition Research.

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 192- 202
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

Vikas Publishing House Pvt. Ltd., New
Delhi.
Sampurna, I P. dan Suata. I K. 2010.
Pertumbuhan Alometri Dimensi
Panjang dan Lingkar Tubuh Sapi
Bali Jantan. Jurnal Veteriner
Maret 2010 ISSN :1411-8327.
Vol.11. No.1: 46-51. Denpasar.
Bali.
Sanuri,S.2010.Menjaga Kesehatan Pedet
http://ohsapi.blogspot.com/2010/
05/menjaga-kesehatan-anak-sapipedet.html, 23 September 2010
Sinaga, Y. 1997. Rumput Gajah sebagai
Pengganti Kontrol Analisis makro
Mineral Pada hijauan. Balai
penelitian Ternak Ciawi, Bogor.
Wirdahayati, R.D. dan A. Bamualim.
1990. Produktivitas Ternak Sapi
di Nusa Tenggara Timur,
Indonesia (Cattle Productivity in
Nusa
Tenggara
Timur,
Indonesia). Laporan Penelitian.
Sub Balai Penelitian Ternak,
Lili,Kupang.

ISSN: 2337-7224
September 2014