Faktor Risko Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida dan Kondisi Fisik Rumah yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

TESIS

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA
DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN
MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA
KABUPATEN ENDE

MARIA SALESTINA SEKUNDA

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA
DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN
MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA

KABUPATEN ENDE

MARIA SALESTINA SEKUNDA
NIM : 1492161044

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii

i

ii

TESIS


PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA
DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN
MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA
KABUPATEN ENDE

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

MARIA SALESTINA SEKUNDA
NIM : 1492161044

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

iii


vi

UCAPAN TERIMA KASIH
Patut penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih-Nya penulis dapat menyeselesaikan tesis yang berjudul

vii

tesis, yaitu Dr.dr Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi dan Ir. Nengah Sujaya,
M.Agr.Sc, Phd, yang telah memberikan saran dan koreksi untuk perbaikan tesis
ini.
Terima kasih juga kepada Kemenkes RI bidang PPSDM yang telah
memberikan bantuan biaya tugas belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan. Ucapan terima kasih pula kepada Bapak Direktur Poltekkes
Kemenkes Kupang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan magister serta Ketua Prodi Keperawatan Ende beserta seluruh temanteman yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga
kepada ibu Kepala Puskesmas Welamosa dan teman sejawat perawat dan analis
serta seluruh responden yang telah memberikan dukungan dan berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian tesis ini.

Akhirnya, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Ayahanda Rosi
Stephanus, Ibunda (almh) Godeliva D. Senda, Suami tercinta Kristianus M.R.
Dekresano dan ketiga anakku tercinta Bryan, Anggy dan Steny, keluarga, sahabat
yang telah memberikan semangat dan doa restunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas belajarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan seperjuangan MIKM Universitas Udayana angkatan VI yang telah
memberikan semangat dan kekompakan selama mengiktuti pendidikan.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa agar berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini bermanfaat untuk
masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Denpasar, Agustus 2016
Peneliti
viii

viii

ABSTRAK

PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA
DAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN WEWARIA
KABUPATEN ENDE

Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan di Nusa Tenggara
Timur. Di Kabupaten Ende, angka kejadian malaria tahun 2014 berdasarkan nilai
Annual Parasite Malariae sebanyak 19,54% (5.456 kasus). Penelitian ini
mengidentifikasi perilaku penggunaan kelambu berinsektisida dan kondisi fisik
rumah terhadap kejadian malaria.
Rancangan penelitian ini case control study dengan jumlah kasus sebanyak
67 orang dan kontrol sebanyak 134 orang. Data dikumpulkan pada bulan April
2016 dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis secara
multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian diketahui kasus dan kontrol sudah komparabel dalam hal
jenis kelamin (p=0,1,00), umur (p=0,87), pendidikan (p=0,94) dan pekerjaan
(p=0,60). Hasil uji multivariat terdapat 6 variabel yang secara independen
merupakan faktor risiko malaria yaitu kebiasaan tidak teratur dalam menggunakan
kelambu berinsektisida (OR 4,076; p= 0,001), kondisi kelambu yang robek (OR
2,229; p= 0,027), keadaan lantai yang lembab (OR 3,015; p = 0,015), keadaan
langit-langit yang berlubang (OR 2,414; p= 0,045), pencahayaan dalam kamar
yang kurang (OR 3,635; p= 0,001), dan keluar ke daerah endemis malaria (OR

3,338; p= 0,003).
Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko kejadian malaria di Kecamatan
Wewaria Kabupaten Ende adalah kebiasaan tidak teratur menggunakan kelambu
berinsektisida dan kondisi kelambu yang robek, kondisi fisik rumah (lantai, langitlangit dan pencahayaan) yang buruk dan kebiasaan keluar ke daerah endemis
malaria. Oleh karena itu perlu upaya promotif berupa penyuluhan tentang malaria
dan rumah sehat serta upaya preventif berupa perbaikan kondisi fisik rumah dan
lingkungan sekitarnya.

Kata kunci :

Malaria, kelambu berinsektisida, kondisi fisik rumah, daerah
endemis

ix

ix

ABSTRACT

THE HABITS OF USING INSECTICIDE-TREATED MOSQUITO

NETS AND THE HOUSE PHYSICAL CONDITIONS UPON THE
INCIDENTS OF MALARIA IN THE SUB-DISTRICT OF
WEWARIA, THE REGENCY OF ENDE

Malaria up to now still remains one of the health problems in the Eastern
Nusa Tenggara. In the district of Ende, the incidence of malaria by 2014 based on
the Annual Parasite Malaria was as much as 19.54% (5,456 cases). The purpose of
this study was to determine the risk factors for the habits of using insecticidetreated mosquito nets and physical condition of the house, on the incidence of
malaria.
The study used a quantitative analytical design with case control study
design of the case group as many as 67 people and the control group as many as
134 people. Data on the habits of using insecticide-treated nets variables were
collected by using questionnaires and observation while for the variable of house
physical conditions were acquired through observation sheets. Data was analyzed
by univariate analysis, bivariate analysis was conducted to see the crude odds ratio
(OR) and multivariate analysis by using logistic regression and see the score of
Adjusted Odds Ratio (OR).
The results showed that most of the respondents were female, mean of age
was 38 years old, mostly elementary education, and worked as farmers. Of the 21
variables tested by bivariate analysis there were 13 that categorized into the

model. Results of multivariate analysis showed that there were 6 variables that
independently were risk factors for malaria in the Sub-district of Wewaria, Ende
namely the bad condition of mosquito nets (OR 2.229; p = 0.027), the habits of
not using mosquito nets on a regular basis (OR 4,076; p = 0.001), the bad
condition of house floor (OR 3,015; p = 0.015), the bad condition of the ceiling of
the house (OR 2.414; p = 0.045), less lighting in the room (OR 3,635; p = 0.001),
and visit to the malaria-endemic areas (OR 3.338; p = 0.003).
It can be concluded that the risk factors of malaria in the Sub-district of
Wewaria, Ende were the habits of not using insecticide-treated nets on a regular
basis and the bad condition of nets, the bad condition of house physical (floors,
ceiling and lighting) and visit to the malaria-endemic areas. Therefore, it is
necessary to encourage promotion, such as education about malaria and healthy
homes as well as preventive measures such as improvement of the physical
condition of the houses and the surrounding neighborhood.
Keywords: malaria, insecticide-treated bed net usage habits and physical
condition of the houses, visit to the malaria endemic areas
x

x


Daftar Isi
Halaman
USULAN PENELITIAN ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA ........................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
1.4.1 Manfaat Praktis ....................................................................
1.4.2 Manfaat Ilmiah .....................................................................

BAB II

1
6
6
6
6
7
7
7

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 8
2.1 Landasan Teori .............................................................................. 9
2.2 Faktor Risiko Malaria .................................................................... 14

2.3 Program Penanggulangan Malaria ................................................ 31

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ....................................................................................... 31
3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 31
3.2 Konsep Penelitian .......................................................................... 32
3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 34
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 34
4.2 Penentuan Sumber Data ................................................................ 34
4.2.1 Populasi Target ..................................................................... 34
xi

xi

4.2.2 Populasi Terjangkau ............................................................. 34
4.2.3 Sampel Penelitian ................................................................. 35
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 36
4.4 Variabel Penelitian ........................................................................ 37
4.5 Defenisi Operasional ..................................................................... 38
4.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 43
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 43
4.7.1 Metode Pengumpulan Data .................................................. 43
4.8 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 44
4.8.1 Pengolahan Data .................................................................. 44
4.8.2 Analisis Data ........................................................................ 45
4.9 Etika Penelitian ............................................................................... 47
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 48
5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 48
5.1.1 Karakteristik Responden ...................................................... 48
5.1.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Risiko
Perilaku Penggunaan Kelambu ............................................ 49
5.1.3 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Risiko
Kondisi Fisik Rumah ........................................................... 50
5.1.4 Faktor risiko Kejadian Malaria di Kecamatan Wewaria
Kabupaten Ende ................................................................... 54
5.1.5 Hasil Analisis Multivariat Perilaku Penggunaan Kelambu
Berinsektisida dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap
Kejadian Malaria .................................................................. 59
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 61
6.1 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria

xii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional ......................................................................... 39
Tabel 5.1 Perbandingan Kasus dan Kontrol Berdasarkan
Karakteristik Responden ................................................................. 49
Tabel 5.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor
Perilaku Penggunaan Kelambu Berinsektisida ................................ 50
Tabel 5.3 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Kondisi Fisik
Rumah .............................................................................................. 50
Tabel 5.4 Faktor Risiko Perilaku Penggunaan Kelambu
dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Malaria .................... 54
Tabel 5.5 Adjusted OR Faktor Risiko Malaria ................................................. 59

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Faktor Risiko Kejadian Malaria ..................................................... 32

xiv

xiv

DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA

SINGKATAN
MDGs

: Millennium Development Goals

API

: Annual Paracite Incidence

AMI

: Annual Malaria Incidence

NTT

: Nusa Tenggara Timur

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
SDM

: Sumber Daya Manusia

MBS

: Mass Blood Survey

WHO

: World Health Organization

GIS

: Geographic Information System

KBCU

: Kelambu Berinsektisida Celup Ulang

KBTL

: Kelambu Berinsektisida Tahan Lama

TNF

: Tumor Nekrosis Faktor

OR

: Odds Ratio

SPAL

: Saluran Pembuangan Air Limbah

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Informed Consent

Lampiran 2.

Kuesioner dan Lembar Observasi

Lampiran 3.

Hasil Analisis dengan STATA

Lampiran 4.

Surat Permohonan Ethical Clearance

Lampiran 5.

Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbangpolinmas
Kabupaten Ende

Lampiran 6.

Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Badan
Kesbangpolinmas Kabupaten Ende

xvi

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit malaria hingga kini masih tetap menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global bahkan menjadi salah satu
target pencapaian dari delapan target pencapaian Millennium Development Goals
(MDGs 2015). Hingga akhir tahun 2015 kasus malaria secara global sebanyak 214
juta kasus dengan Annual Paracite Incidence (API) 2,92/1000 penduduk atau di
setiap 1000 penduduk di dunia terdapat 3 orang yang menderita malaria (WHO,
2015). Antara tahun 2000 dan 2015, kejadian malaria turun 37% secara global dan
tingkat kematian sebesar 60% dan enam (6) negara penyumbang terbesar angka
kematian tersebut adalah Nigeria, Republik Kongo, Burkina Faso, Mozambik,
Pantai Gading dan Mali (WHO, 2015).
Di Indonesia, penyakit malaria juga masih merupakan prioritas masalah
kesehatan utama pada masyarakat (Depkes RI, 1999). Besaran masalah di suatu
wilayah ditentukan oleh nilai Annual Parasite Incidence (API) dan Annual
Malaria Incidence (AMI). API adalah jumlah penderita positif malaria per seribu
penduduk dalam satu tahun, sedangkan AMI adalah jumlah penderita malaria
klinis per seribu penduduk dalam satu tahun (Depkes RI, 1999). Berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2013 dilaporkan bahwa prevalensi malaria di Indonesia tahun
2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi
adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua

1

2

Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8%
dan 10,7%). Dari 33 provinsi di Indonesia, 15 provinsi mempunyai prevalensi
malaria di atas angka nasional, sebagian besar berada di Indonesia Timur
(Kemenkes RI, 2013).
Angka kejadian malaria berdasarkan nilai API di Propinsi NTT pada tahun
2013 sebesar 20 per 1000 penduduk menurun menjadi 13 per 1000 penduduk
pada tahun 2014 (Profil Kesehatan NTT, 2014). Di Kabupaten Ende, angka
kejadian malaria dalam 3 tahun terakhir berdasarkan nilai API masih belum
mengalami penurunan yang signifikan dimana tahun 2012 sebanyak 28,15%
(9.489 kasus), tahun 2013 sebanyak 25,6% (6.696 kasus) dan tahun 2014 sebesar
19,54% (5.456 kasus). Dari 24 Puskesmas yang berada di kabupaten Ende
diketahui bahwa beberapa Puskesmas yang memiliki nilai API malaria tertinggi
untuk tahun 2012 adalah Puskesmas Kelimutu 88,7%, Rewarangga 81,5% dan
Nangapanda 46,2%. Pada tahun 2013, tiga (3) Puskesmas yang paling tinggi
adalah Nangapanda 47,5%, Rewarangga 42,2% dan Welamosa 37,6% dan pada
tahun 2014, tiga (3) Puskesmas yang paling tinggi kasus malaria adalah
Welamosa 51,0%, Rewarangga 38,0% dan Watuneso 37,0%. Distribusi kasus
malaria terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Ende dan khusus untuk
malaria falciparum yang paling tinggi ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Welamosa yakni sebanyak 496 kasus (Dinkes Kab. Ende, 2015).
Kejadian malaria adalah hasil interaksi antara agent infeksi, respon imun,
manajemen dan lingkungan yang terjadi pada inang (Harding, 2003).

Faktor

agent, host dan lingkungan merupakan faktor yang berperan di dalam penularan

3

malaria. Faktor agent yaitu parasit plasmodium yang dapat mengakibatkan
timbulnnya penyakit malaria pada manusia. Faktor host (inang) berkaitan dengan
nyamuk Anopheles dan manusia yang meliputi faktor biologi (umur, jenis
kelamin, suku bangsa dan antibodi serta kekebalan tubuh) dan juga di dalamnya
adalah perilaku individu. Faktor lingkungan dibedakan menjadi lingkungan fisik,
kimia dan biologi serta sosial budaya sebagai aspek luar individu dan agent
namun turut sebagai faktor yang menentukan timbulnya penyakit malaria (Susana,
2011). Faktor penting yang berhubungan dengan masalah malaria adalah faktor
manusia, dimana faktor perilaku manusia dalam hal pencegahan dan pencarian
pengobatan

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi

keberhasilan

untuk

menanggulangi malaria. Perilaku individu yang buruk akan memudahkan dirinya
terserang penyakit malaria seperti kebiasaan tidur tanpa menggunakan kelambu
berinsektisida, tidak menggunakan losion anti nyamuk atau obat nyamuk bakar,
aktivitas di luar rumah pada malam hari, kebiasaan menggantung pakaian dan
tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Kejadian malaria yang masih terus ada di Kabupaten Ende khususnya di
Kecamatan Wewaria selain karena faktor perilaku masyarakat yang masih kurang
dan kondisi fisik rumah warga yang masih belum sehat khususnya di daerah
pedesaan yang sebagian besar memiliki rumah jenis semi permanen dan non
permanen bahkan rumah darurat, lantai yang masih dari tanah sehingga tingkat
kelembabannya menjadi tinggi, ventilasi yang tidak terpasang kasa sehingga
memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah serta sanitasi lingkungan
yang masih buruk. Selain itu juga kondisi geografis daerah ini terdiri dari hutan

4

lebat, rawa-rawa, sungai dan persawahan, genangan air sehingga merupakan
tempat yang cocok bagi perindukan nyamuk Anopheles. Kondisi geografis seperti
ini secara entomologi meningkatkan perluasan tempat perkembangbiakan vektor
malaria. Jenis plasmodium yang umum dijumpai di daerah endemis ini adalah
plasmodium vivax dan plasmodium falciparum (Profil Kesehatan NTT, 2013).
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalahan
malaria di Indonesia adalah dengan melaksanakan program kelambunisasi
berinsektisida sejak tahun 2003 yang merupakan bantuan proyek The Global Fund
to fight AIDS, Tuberculosis, Malaria (GF ATM). Sejak tahun 2003-2008,
distribusi kelambu rutin di Indonesia mencapai 4 juta kelambu yang dapat
melindungi 8-12 juta jiwa (Kemenkes RI, 2014). Kelambu berinsektisida adalah
kelambu yang dilapisi dengan insektisida sehingga efektif mencegah penularan
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan mencegah gigitan nyamuk.
Kelambu berinsektisida sangat efektif digunakan di beberapa negara di Afrika dan
telah berhasil menurunkan angka kesakitan malaria rata-rata 50% (WHO (2007)
dalam Kemenkes RI, 2014).
Pelaksanaan program kelambunisasi telah dijalankan di Kabupaten Ende
sejak tahun 2007 melalui distribusi kelambu rutin khusus untuk keluarga yang
memiliki ibu hamil dan anak balita. Sedangkan di tahun 2014 dilakukan
pembagian kelambu masal sebanyak 156.191 buah kepada 70.071 KK dengan
total penduduk 287.125 jiwa yang tersebar di 24 wilayah kerja Puskesmas di
Kabupaten Ende dimana masing-masing KK mendapatkan 1-2 buah kelambu
(Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, 2015). Walaupun program kelambunisasi
telah dijalankan namun kejadian malaria di Kabupaten Ende masih tetap tinggi.

5

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan faktor perilaku penggunaan
kelambu menunjukkan hasil yang belum konsisten. Penelitian Rubianti (2009)
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan kelambu dengan
kejadian malaria sedangkan penelitian Babba (2007), menunjukkan bahwa
masyarakat yang memiliki kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu
berpeluang menderita penyakit malaria 2,28 kali. Hal ini juga didukung dengan
penelitian Adryanto (2010) di Kabupaten Sikka yang menunjukkan bahwa
individu yang tidak memakai kelambu berisiko terkena malaria 6 kali
dibandingkan dengan individu yang memakai kelambu.
Beberapa penelitian yang terkait dengan kondisi fisik rumah yakni pada
penelitian Babba (2007), diketahui bahwa masyarakat yang dinding rumahnya
terbuat dari papan berisiko 3,14 kali menderita penyakit malaria daripada yang
rumahnya permanen. Hal ini berbeda dengan penelitian Yawan (2006)
menunjukkan bahwa beberapa kondisi fisik rumah seperti rapat tidaknya dinding
rumah dan pemasangan kawat kasa jendela bukan merupakan faktor risiko
kejadian malaria dan keberadaan langit

6

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut.
1. Apakah faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida merupakan faktor
risiko kejadian malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende?
2. Apakah faktor kondisi fisik rumah (dinding rumah, lantai rumah, langit-langit
rumah, adanya kawat kasa ventilasi dan ventilasi rumah) merupakan faktor
risiko kejadian malaria di Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida dan

faktor kondisi fisik rumah terhadap kejadian malaria di kecamatan Wewaria
kabupaten Ende.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk membuktikan risiko seperti
diuraikan di bawah ini.
1.

Faktor perilaku penggunaan kelambu berinsektisida (kebiasaan menggunakan
kelambu, cara penggunaan kelambu, perawatan kelambu dan kondisi
kelambu) terhadap kejadian malaria di kecamatan Wewaria kabupaten Ende.

2.

Faktor kondisi fisik rumah (dinding rumah, lantai rumah, langit-langit rumah,
kawat kasa ventilasi, keadaan jendela dan pencahayaan rumah) terhadap
kejadian malaria di kecamatan Wewaria kabupaten Ende.

7

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi
bagi pemerintah dalam membuat strategi dan kebijakan pengendalian
malaria.

1.4.2

Manfaat Ilmiah
Hasil

penelitian

dapat

digunakan

sebagai

informasi

dalam

mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan kelambu dan kondisi
fisik rumah dalam mencegah peningkatan kasus malaria.