Studi Deskriptif Karakteristik Hasil Pemeriksaan Serologi Anti Dengue IgM dan IgG di Laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha Denpasar Periode 1 Juni – 20 November 2013.

Studi Deskriptif Karakteristik Hasil Pemeriksaan Serologi Anti
Dengue IgM dan IgG di Laboratorium Rumah Sakit Surya
Husadha Denpasar Periode 1 Juni – 20 November 2013
Putu Devi Oktapiani Putri1, I Wayan Putu Sutirta Yasa2, A.A. Wiradewi Lestari2
1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman
Denpasar,2Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Sanglah /Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
Email : devi.oktapiani92@gmail.com

ABSTRAK
Demam dengue merupakan penyakit infeksi virus oleh nyamuk, yang selalu
menjadi fokus perhatian dunia. Sebagian besar kasus demam dengue terjadi di
wilayah Asia Tenggara. Provinsi Bali merupakan salah satu wilayah dengan risiko
tinggi infeksi virus dengue di Indonesia. Infeksi virus dengue dapat memberikan
berbagai gambaran, dari tanpa gejala menjadi demam yang tidak khas, demam
dengue, demam berdarah dengue, hingga dengue shock syndrome. Pemeriksaan
laboratorium untuk diagnosis infeksi virus dengue telah berkembang secara luas.
Pemeriksaan yang umum digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus
dengue adalah pemeriksaan serologi spesifik virus IgM dan IgG. Metode ini

cenderung lebih mudah, lebih murah, dan dapat membedakan infeksi primer
dengan infeksi sekunder. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
hasil pemeriksaan serologi anti dengue IgM dan IgG di laboratorium Rumah Sakit
Surya Husadha, Periode 1 Juni – 20 November 2013. Metode penelitian
menggunakan rancangan cross sectional, non-eksperimental dengan data diambil
secara retrospektif dari laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha. Dari 265
jumlah sampel yang digunakan, terdapat 55 (21%) positif hanya IgM, 23 (8%)
positif IgM dan IgG, dan 136 (51%) positif hanya IgG. Jumlah kasus infeksi virus
dengue tertinggi terdapat pada Bulan Juli yaitu sebanyak 53 (20%). Berdasarkan
jenis kelamin, laki – laki yang terbukti terinfeksi virus dengue berjumlah 128
(80,50%), sedangkan perempuan berjumlah 86 (81,13%). Jika dilihat berdasarkan
kelompok usia, yang memiliki jumlah infeksi terbanyak adalah kelompok usia 5 –
9 tahun yaitu sebanyak 35 (13%).
Kata kunci : demam dengue, serologi dengue, prevalensi dengue

1

Descriptive Study of The Characteristic of Dengue IgM and IgG
Serological-Assay Result in Laboratory of Surya Husadha
Hospital Denpasar, 1 Juni – 20 November 2013

Putu Devi Oktapiani Putri1, I Wayan Putu Sutirta Yasa2, A.A. Wiradewi Lestari2
1

Medical Student of Medical Faculty of Udayana University,2 Clinical Pathology
Department of Sanglah Hospital/ Medical Faculty of Udayana University

Email : devi.oktapiani92@gmail.com

ABSTRACT
Dengue fever has becoming a global health concern. This is a mosquito-born viral
infections which commonly found in South East Asia. Bali is one province in
Indonesia with a high risk of dengue viral infection. Dengue viral infections can
provide a variety of conditions, such as asymptomatic, atypical fever, dengue
fever, dengue hemorrhagic fever, and dengue shock syndrome. Laboratory test for
the diagnosis of dengue virus infections has been widely developed. Identification
of serum IgM and IgG is commonly used to determine the presence of dengue
viral infections. This method tends to be easier, less expensive, and can
differentiate between primary and secondary infections. This study was conducted
to determine the characteristics of the results of anti-dengue IgM and IgG
serology test in the Laboratory of Surya Husadha Hospital, from 1 June to 20

November 2013. The research method using cross-sectional design, with a non experimental data retrieved retrospectively from the Laboratory of Surya Husadha
Hospital. From 265 samples used, there are 55 (21%) give result only IgM
positive, 23 (8%) IgM and IgG positive, and 136 (51 %) only IgG positive. The
number of cases of dengue virus infection was highest in July as many as 53
(20%). By sex, there are 128 (81%) men proved to be infected by dengue virus,
while women were 86 (81%). By age group, the highest number of infections is in
the age group 5-9 years as many as 35 (13 %).
Keywords: dengue fever, dengue serology, dengue prevalence

2

PENDAHULUAN
Dengue merupakan penyakit
infeksi virus yang diperantarai oleh

keberadaan empat serotipe dengue di
negara tersebut.5

nyamuk.1,2,3 Dengue telah menjadi


Berdasarkan data Kementrian

masalah kesehatan utama masyarakat

Kesehatan

dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Provinsi Bali memiliki angka insiden

Diperkirakan 2,5 miliar atau 40% dari

DBD mencapai 167,41 per 100.000

populasi dunia yang tinggal di lebih

penduduk pada tahun 2009. Provinsi

dari 100 negara endemik berisiko


Bali menempati urutan ke empat

terinfeksi

setelah 3 provinsi lainnya yaitu DKI

virus

dengue.

Kejadian

Republik

Indonesia,

infeksi virus dengue telah meningkat

Jakarta,


30 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.

Kalimantan Timur. Provinsi Bali tetap

Sekitar 50 juta infeksi vurus dengue

merupakan daerah dengan risiko tinggi

terjadi

infeksi DBD sejak tahun 2005 hingga

setiap

500.000

tahunnya,

kasus


demam

dengan
berdarah

Barat,

dan

2009.2

dengue (DBD) dan 22.000 kematian
terutama di kalangan anak-anak.1

Kalimantan

Infeksi virus dengue dapat
memberikan berbagai gambaran klinis,

Global


baik dari tanpa gejala menjadi demam

Burden Disease WHO menunjukkan

yang tidak khas, demam dengue,

bahwa pada tahun 2004 telah terjadi 9

demam

juta kasus infeksi dengue di dunia.

dengue shock syndrome.3 Respon imun

Sebanyak 4,6 juta dari kasus tersebut

yang berperan terhadap infeksi virus

terjadi di kawasan Asia Tenggara.


dengue terdiri atas respon seluler dan

Angka kematian yang ditimbulkan

non-seluler

oleh infeksi dengue adalah 11.000 dari

humoral

1.672.000 kasus, atau sekitar 0,66%

dengan menghasilkan antibodi yang

dari seluruh kasus yang terjadi di

akan menetralkan virus.6

Data


wilayah

dari

Asia

laporan

Tenggara.4

Delapan

berdarah

penunjang

ini

daerah


(humoral).

diperantarai

oleh

hingga

Respon
sel

B

Berbagai metode pemeriksaan

negara di kawasan Asia Tenggara saat
telah

dengue,

untuk

menegakkan

diklasifikasikan

sebagai

diagnosis

hiperendemis

dengan

tersedia. Beberapa teknik juga telah

demam

dengue

telah

dikembangkan untuk dapat membuat

3

pemeriksaan
menjadi

infeksi

lebih

adalah

virus

cepat,

metode

dengue

diantaranya
sentrifugasi-

karakteristik

hasil

pemeriksaan

serologi anti dengue IgM dan IgG di
laboratorium

Rumah

amplifikasi, flow cytometry, RT-PCR,

Husadha,

deteksi non-structure antigens (NS),

November 2013.

Periode

Sakit

Surya

Juni



20

penelitian

ini

1

dan pemeriksaan IgM atau IgG.7
Pemeriksaan serologi IgM dan IgG
menjadi salah satu yang paling sering

BAHAN DAN METODE
Sampel

dalam

digunakan dalam menunjang diagnosis

adalah seluruh pasien yang melakukan

infeksi virus dengue. Metode ini

pemeriksaan serum anti dengue IgM

cenderung lebih mudah digunakan,

dan IgG di laboratorium Rumah Sakit

lebih murah, dan dapat membedakan

Surya Husadha Denpasar dan diperiksa

infeksi primer dan infeksi sekunder.8

pada tanggal 1 Juni – 20 November

Para ahli berpendapat bahwa di
masa yang akan datang akan terjadi
peningkatan jumlah kasus infeksi virus

2013. Sampel dari penelitian ini
berjumalah 265.
Metode penelitian menggunakan

dengue. WHO mencanangkan Global

rancangan

Strategy for Dengue Prevention and

dengan

Control 2012–2020 untuk mengurangi

pemeriksaan

labratorium

secara

beban penyakit global akibat dengue.

retrospektif.

Pemeriksaan

serologi

Surveilans dan pelaporan kasus infeksi

dengue di Laboratorium Rumah Sakit

dengue merupakan hal yang esensial

Surya Husadha menggunakan teknik

untuk

kondisi

pemeriksaan rapid test dengan metode

infeksi dengue secara global.5 Penulis

imunokromatografi. Pada penelitian

bermaksud

ini, data dianalisis dengan metode

dapat

mengenai

menentukan

membuat
hasil

penelitian

pemeriksaan

anti

deskriptif.

studi

mengambil

Interpretasi

dengue IgM dan IgG di Laboratorium

menggambarkan

Rumah Sakit Surya Husadha Denpasar

persentase,

untuk

kecenderungan.

memberikan

gambaran

potong
data

data

besaran
perbadingan,

lintang,
hasil

hanya
jumlah,
dan

mengenai kondisi kekinian infeksi
dengue
dilakukan

yang

ada.
untuk

Penelitian

ini

mengetahui

4

jumlah kasus infeksi virus dengue

HASIL
Jumlah sampel yang diperiksa

pada Bulan Juli ke Bulan Oktober pada

dalam penelitian ini adalah 265.

laki – laki. Pada Bulan November

Berdasarkan jenis kelamin (Tabel 1),

terlihat adanya peningkatan infeksi

jumlah pasien yang dicurigai terinfeksi

virus dengue pada laki – laki. Pada

virus dengue lebih banyak laki – laki

perempuan,

(N=159)

dengue

dibandingkan

perempuan

(N=106). Laki – laki yang terbukti

berjumlah 86 (81,13%). Dari 128
jumlah infeksi positif pada laki – laki,
91 (71,09%) adalah infeksi sekunder.
Infeksi

pada

perempuan

juga

40
35
30
25
20
15
10
5
0

virus

menurun

sejak

perempua
n

Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November

perempuan

Jumlah (N)

sedangkan

cenderung

infeksi

Bulan Juni sampai Bulan November.

terinfeksi virus dengue berjumlah 128
(80,50%),

jumlah

laki - laki

Bulan

didominasi oleh kasus infeksi sekunder
Grafik 1. Sebaran hasil pemeriksaan
dengue positif berdasarkan bulan dan
jenis kelamin

dengan jumlah 68 (79,07%).

Tabel 1. Distribusi hasil pemeriksaan
serum anti dengue IgM dan IgG
berdasarkan jenis kelamin
Parameter

Hasil

Kelompok usia yang memiliki
jumlah infeksi terbanyak adalah 5 – 9

Jumlah

tahun yaitu sebanyak N=35 (Tabel 2).

N

Kelompok usia yang memiliki jumlah
terbesar kedua adalah 10 – 14 tahun

(IgM)

(IgG)

Lakilaki

(+)

(-)

37

18

55

(-)

(+)

9

14

23

(+)

(+)

82

54

136

dengan jumlah N=26. Terdapat tiga

(-)

(-)

31

20

51

kelompok usia yang memiliki angka

159

106

265

Jumlah (N)

Perempuan

infeksi dengue positif yang tinggi pada

Apabila dilihat sebaran jumlah

laki - laki, yaitu 5 – 9 tahun (N=18),

infeksi virus dengue yang terbukti

30 – 34 tahun (N=15), dan 40 – 44

positif setiap bulannya, laki – laki

tahun (N=13).

selalu memiliki jumlah infeksi lebih
banyak
perempuan

dibandingkan
(Grafik

1).

dengan
Terdapat

penurunan yang cukup tajam dari

5

Tabel 2.
Distribusi kasus positif
infeksi dengue berdasarkan kelompok
usia dan jenis kelamin
Kelompok
Umur
(tahun)

Jenis Kelamin
Laki Perempuan
laki

Terdapat

kecenderungan

terjadinya penurunan infeksi dengue
dengan semakin meningkatnya usia.

Jumlah

Terdapat 55 kasus infeksi primer dan

N

N

N

159

kasus

0-4

2

13

15

5-9

18

17

35

tanggal 1 Juni – 20 November 2013,

10-14

10

16

26

ditunjukkan oleh Tabel 3. Dari seluruh

15-19

1

9

10

sampel yang terbukti positif terinfeksi

20-24

10

9

19

25-29

10

5

15

30-34

6

16

22

74,30%

35-39

5

8

13

sedangkan

40-44

7

14

21

45-49

8

7

15

primer.

50-54

2

7

9

sekunder, sebanyak 136 menunjukkan

55-59

4

3

7

60-64

1

3

4

65-69

N/A

N/A

N/A

70-74

1

1

2

75-79
Jumlah
(N)

1

N/A

1

86

128

214

virus

infeksi

dengue
adalah

dari

(N=214),

sebanyak

infeksi

sekunder,

sisanya

Dari

sekunder

159

adalah

infeksi

kasus

infeksi

hasil positif pada pemeriksaan IgM
dan IgG, sedangkan 33 sisanya hanya
positif pada pemeriksaan IgG saja.
Jumlah pasien yang melakukan
pemeriksaan serologi dengue paling

Pada Grafik 2, persentase infeksi

banyak terdapat pada Bulan Juli

virus dengue yang terbukti positif yang

(Tabel 4). Terjadi peningkatan jumlah

didistribusikan berdasarkan kelompok

pasien yang melakukan pemeriksaan

usia. Hasil positif sebesar 16,75%

serologi

berada pada kelompok usia 5 – 9

(N=64) ke Bulan Juli (N=68). Sejak

tahun.

Bulan

dengue dari

Agustus

Bulan Juni

(N=52),

jumlah

persentase

pemeriksaan serologi dengue mulai
20%
15%
10%
5%
0%

mengalami penurunan. Pada Bulan
September (N=37) terus menurun
sampai Bulan Oktober (N=25).
Kelompok Usia

Grafik 2. Distribusi kasus infeksi
dengue positif berdasarkan kelompok
usia

6

Tabel
3.
Interpretasi
Hasil
Pemeriksaan Serologi Anti Dengue
IgM dan IgG di Laboratorium RS
Surya Husadha periode 1 Juni – 20
November 2013
Bulan

Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Total
(n)

IgM
(+)
IgG
(-)
13
14
10
6
7
5
55

Hasil (n)
IgM
IgM
(-)
(+)
IgG
IgG
(+)
(+)
4
34
2
39
8
26
5
19
2
8
2
10
23
136

IgM
(-)
IgG
(-)
13
13
8
7
8
2
51

Jumlah
(n)
64
68
52
37
25
19
265

menunjukkan

positif

hanya

pada

pemeriksaan IgG saja, dan 51 sampel
(19,24%) menunjukkan hasil negatif
pada kedua pemeriksaan.
Berdasarkan Grafik 3, jumlah
kasus infeksi virus dengue tertinggi
terdapat pada Bulan Juli (N=53).
Jumlah infeksi sekunder lebih banyak
daripada infeksi primer pada setiap
bulannya.

Insiden

puncak

infeksi

sekunder berada pada Bulan Juli
(N=39), dan selanjutnya mengalami

Parameter

Jumlah

IgM

IgG

(N)

(+)

(-)

55

(-)

(+)

Interpretasi
Sedang terinfeksi
primer
Sedang terinfeksi

23

sekunder
Sedang terinfeksi

(+)

(+)

136

(-)

(-)

51

Jumlah (N)

265

sekunder
Tidak sedang
terinfeksi

Pemeriksaan yang dilakukan

penurunan sampai

Bulan Oktober

(N=8).

adanya

Terlihat

peningkatan
sekunder

jumlah

pada

sedikit

kasus

Bulan

infeksi

November

(N=10).
60
50
40
30
20
10
0

Infeksi
positif
infeksi
primer

Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November

Tabel 4. Hasil pemeriksaan serologi
anti dengue IgM dan IgG di
Laboratorium RS Surya Husadha
periode 1 Juni – 20 November 2013

infeksi
sekunde
r

Grafik 3. Sebaran kasus infeksi
dengue
primer
dan
sekunder
berdasarkan bulan

berjumlah total 265 sampel, 136
Pada Grafik 4 dapat dilihat

(51,32%) diantaranya menunjukkan
hasil positif

pada IgM dan IgG,

sebanyak 55 sampel (20,76%) positif
hanya pada IgM, 23 sampel (8,68%)

bahwa Rerata hasil pemeriksaan yang
positif

dari

seluruh

pasien

yang

dicurigai mengalami

infeksi

virus

dengue adalah 80,62% (SD=0,06).
7

89.47%

Penelitian yang dilakukan oleh

68.00%

Shu, dkk menyatakan bahwa kadar anti

10.53%

dengue IgM ditemukan lebih tinggi

32.00%

81.08%

infeksi negatif

18.92%

15.38%

19.12%

20.31%

79.69%

80.88%

84.62%

infeksi positif

pada infeksi

primer

dibandingkan

dengan infeksi sekunder. Puncak kadar
IgM tertinggi ditemukan sekitar 2
minggu setelah infeksi, kemudian akan
turun hingga tidak terdeteksi setelah 2

Grafik 4. Persentase kasus infeksi
dengue per bulan periode 1 Juni – 20
November 2013

– 3 bulan.9
Penelitian lain yang dilakukan
oleh Prince, dkk menunjukkan bahwa

Hasil positif mengalami peningkatan

anti dengue IgM akan bertahan lebih

dari Bulan Juni (73,44%) sampai

lama

Bulan

dibandingkan

Agustus

(84,62%).

Terjadi

pada

infeksi

primer

dengan

jika
infeksi

penurunan persentase sampel yang

sekunder. IgM dapat bertahan sampai

terbukti positif terinfeksi virus dengue

6 bulan setelah gejala muncul.10
Ngasang,

dari Bulan Agustus (84,62%) ke bulan

dkk

dalam

September (81,08%) dan Oktober

penelitiannya menenemukan bahwa

(68,00%).

kecurigaan

pada infeksi primer, anti dengue IgM

infeksi virus dengue yang terbukti

ditemukan pada 4 dari 5 sampel yang

positif paling banyak terdapat pada

diambil saat hari ke 5 dan pada

Bulan November (89,47%)

seluruh sampel yang diambil saat hari

Persentase

ke 21. Anti dengue IgG pada infeksi
primer hanya dapat ditemukan pada

DISKUSI
penelitian

sampel yang diambil setelah hari ke

menemukan bahwa anti dengue IgM

10. Pada infeksi sekunder, anti dengue

dan IgG dapat ditemukan pada infeksi

IgM baru dapat dideteksi pada hari ke

virus dengue primer dan sekunder.

empat, sedangkan sebagian besar anti

Perbedaannya

dengue IgG terdeteksi setelah hari ke

Sejumlah

terletak

pada

kadar

masing – masing berdasarkan waktu
uji.9,10,11,12

7.11
Penelitian yang dilakukan oleh
Vázquez, dkk menunjukkan bahwa

8

anti

dengue

IgG

pertama

kali

kedua pemeriksaan (IgM dan IgG) dan

ditemukan sekitar satu minggu setelah

positif

onset demam pada infeksi dengue

dikategorikan

primer.

memuncak

sekunder. Hal ini menunjukkan dua

beberapa minggu setelah infeksi, dan

kemungkinan. Pemeriksaan mungkin

kemudian akan turun, namun tetap ada

dilakukan terlalu dini. Respon IgG

sampai jangka waktu yang lama.12

dapat

Sebaliknya, pada infeksi sekunder, IgG

bersamaan dengan respon IgM. Ada

dapat terdeteksi sejak awal dengan

kemungkinan bahwa kadar IgM belum

kadar yang tinggi sebelum, ataupun

terdeteksi

bersamaan dengan respon IgM.9

Kemungkinan

Respon

IgG

hanya

IgG
ke

muncul

saja

dapat

dalam

infeksi

sebelum,

pada

atau

kondisi
kedua

ini.
adalah

Pada penelitian – penelitian

pemeriksaan dilakukan setelah kadar

tersebut, teknik yang digunakan untuk

IgM menurun sehingga titer yang

pemeriksaan sampel adalah Reverse

dihasilkan

Transcription – Polimerase Chain

menunjukkan hasil positif. 9

Reaction (RT-PCR),9 IgM dan IgG

tidak

Penelitian

cukup

ini

untuk

hanya

captured ELISA.9,10,11,12 Masing –

menggunakan data hasil pemeriksaan

masing teknik pemeriksaan memiliki

serologi pasien. Tidak ada data rekam

metode interpretasi yang berbeda.

medik

Jenis pemeriksaan yang digunakan

penelitian ini sehingga tidak dapat

untuk mengidentifikasi anti dengue

diketahui

IgM dan IgG di laboratorium Rumah

pemeriksaan serologi dengan onset

Sakit Surya Husadha adalah rapid test

demam.

dengan

menggunakan

kromatografi.

Oleh

metode

karena

itu,

interpretasi

iklim

dengan

penelitian Lima, dkk.13

jarak

antara

studi

dalam

waktu

yang

mengidentifikasi pola kejadian infeksi
dengue

sama

digunakan

Sebuah

penelitian ini menggunakan metode
yang

yang

dan
di

hubungannya

Kota

Noumea

dengan
Perancis

menyatakan terdapat korelasi yang
hasil

signifikan antara suhu rata – rata per

pemeriksaan, terdapat dua kriteria

tahun dengan angka insiden infeksi

yang dikategorikan infeksi sekunder.

virus dengue. Dalam studi tersebut,

Hasil yang menunjukkan positif pada

terdapat bulan – bulan yang menjadi

Pada

interpretasi

9

puncak insiden kasus infeksi virus
dengue pada tahun epidemik, yaitu


April.14

Banyak studi di Asia Tenggara
(India,

Bangladesh,

Singapura,

Sebuah

Malaysia) yang menyatakan bahwa

systematic review juga menyebutkan

rasio laki – laki lebih besar daripada

bahwa musim berpengaruh kuat dalam

perempuan dalam kejadian infeksi

upaya pengendalian nyamuk sebagai

virus

vektor pembawa virus dengue.15

dengue berdasarkan hasil pemeriksaan

Bulan

Maret

Berdasarkan data Kementrian

anti

dengue.16

dengue

Kejadian

IgM

dan

infeksi

IgG

di

Indonesia,

laboratorium RS Surya Husadha juga

sebaran angka kejadian infeksi dengue

menunjukkan hal yang sama. Jumlah

per

wilayah

laki – laki yang terinfeksi virus dengue

dengan

lebih

Kesehatan

Republik

bulan

Indonesia

di

berbagai

dihubungkan

prubahan iklim dan Indeks Curah

besar

dibandingkan

dengan

perempuan.
Dardjito, dkk dalam penelitian

Hujan (ICH). Pola kejadian infeksi
dengue akan berbeda pada daerah

yang

di

Kabupaten

dengan ICH yang berbeda. Provinsi

Banyumas menemukan

bahwa 58%

DKI Jakarta dapat memiliki bulan –

penerita DBD di daerah tersebut

bulan dengan ICH sangat rendah

adalah laki – laki. Namun menurutnya,

bahkan mencapai nol. Di daerah ini

secara ilmiah, jenis kelamin tidak

kenaikan angka insiden DBD akan

bepengaruh terhadap kejadian, DBD.

terjadi 1 – 4 bulan setelah puncak

Kejadian DBD yang dialami oleh

kenaikan ICH (April – Juni). Di

seseorang

Provinsi

kebetulan (by chance).17

Kalimantan

Timur

yang

memiliki ICH dengan rata – rata tinggi

dilakukan

Sebuah

disebabkan

studi

oleh

di

faktor

Nikaragua

setiap tahunnya, angka infeksi dengue

menemukan hal yang sejalan dengan

tidak

hasil pemeriksaan di laboratorium RS

mengalami

perubahan

yang

signifikan sepanjang tahunnya.2

Surya Husadha. Dalam studi tersebut,

Dalam penelitian ini, Bulan

kasus

merupakan

kejadian

didominasi oleh kelompok usia anak -

infeksi virus dengue. Hal ini dapat

anak (5 – 9 tahun).18 Berbeda dengan

juga berkaitan dengan pola hujan dan

penelitain di Nikaragua, penelitian

ICH di wilayah Bali.

yang dilakukan oleh Lasut, dkk di

Juli

puncak

infeksi

dengue

terutama

10

Provinsi

menemukan

dengan perempuan setiap bulannya.

bahwa kelompok umur yang dominan

Kelompok usia yang memiliki jumlah

menderita DBD adalah usia 14 – 55

infeksi paling banyak dalam periode

tahun.19 Sedangkan penelitian lain

ini adalah kelompok usia 5 – 9 tahun.

yang

Jawa

Barat

dilakukan

Banyumas

di

Kabupaten

menyatakan

bahwa

penderita DBD didominasi oleh usia
≥12 tahun.17

SARAN
Mengingat

keterbatasan

waktu

dan dana yang tersedia, pengambilan
WHO

sampel hanya dapat dilakukan di satu

menyatakan bahwa saat ini terdapat

laboratorium. Jumlah sampel yang

pergeseran pola epidemiologi infeksi

didapatkan

juga

mungkin

kurang

virus dengue berdasarkan kelompok

merepresentasikan

kasus

yang

usia. Secara umum di wilayah Asia

sesungguhnya terjadi di masyarakat.

Tennggara, infeksi virus dengue terjadi

Oleh

pada bayi dan anak – anak. Namun

penelitian

saat ini terdapat beberapa studi yang

menganalisis kejadian infeksi dengue

menyatakan

dalam periode waktu yang lebih luas,

Data

infeksi

epidemiologi

peningkatan

virus

dengue

insiden

pada

usia

dewasa.16

perlu

lain

dilakukan

yang

dapat

dan dapat mewakili sebagian besar

DAFTAR PUSTAKA

Hasil pemeriksaan serologi anti
dengue IgM dan IgG di laboratorium
Rumah Sakit Surya Husadha periode 1


20

November

2013

menunjukkan bahwa infeksi virus
dengue yang terjadi didominasi oleh
infeksi

itu,

kasus yang terjadi di masyarakat.

SIMPULAN

Juni

sebab

haemorrhagic
pada:

22

Dengue/dengue
fever.

Diakses

November

2013.

Diunduh:http://www.who.int/csr/
disease/dengue/impact/en/
2. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. DBD di Indonesia

terbanyak dijumpai pada bulan Juli

Tahun 1968 – 2009. Buletin

2013. Berdasarkan jenis kelamin, laki

Jendela Epidemiologi.2010;2: 2-

– laki menunjukkan jumlah infeksi

12

lebih

banyak

Infeksi

2013.

virus

yang

sekunder.

1. WHO.

dibandingkan

11

3. Malavige

G,

Fernando

S,

Fernando D, dan Seneviratne S.
Dengue viral infection. Postgrad

4. WHO. 2008. The Global Burden
of Disease: 2004 Update. WHO
Cataloguing-in-

5. Anne N, Murray, Quam M, dan
A..

Epidemiology

of

dengue: past, present and future
prospects.

Clinical

Epidemiology.2013;5: 299–309
6. Alberts B, Johnson A, Lewis J,
dkk. 2002. Molecular Biology of
the Cell 4th edition. New York:
Garland Science; Diakses pada:
23

November

2013.

Diunduh:http://www.ncbi.nlm.ni

7. Kao C., King C., Chao D., Wu
Chang

diagnosis

G.

of

infection:current

microbiology. 2010:s30-s38
9. Shu P dan Huang J. Current

Clin.

Diagn.

Lab.

Immunol. 2004, 11(4):642
10. Prince

H

dan

Matud

L.

Persistence

Using

Regression

Analysis. Clinical And Vaccine
Immunology. 2011: 2183–2185
11. Ngasang

A,

Preecha

S,

Nuegoonpipat A, dkk. Specific
IgM

and

IgG

responses

in

primary and secondary dengue
virus infections determined by
enzyme-linked

immunosorbent

assay. Epidemiol. Infect. (2006),
134, 820–825.
12. Vazquez S., Cabezas S., Perez

h.gov/books/NBK26884/

H.,

reviews

Estimation of Dengue Virus IgM

Publication Data. 1 - 146

Smith

Nature

Advances in Dengue Diagnosis.

Med J.2004;80:588–601

Library

dengue.

Laboratory

dengue

virus

and

future

perspectives in clinical diagnosis
and public health. J Microbiol
immunol Infect.2005;38:5-16
8. Peeling R., Artsob H., Pelegrino
J., Buchy P., Cardosa M.,et al.
Evaluation of diagnostic tests:

A., Pupo M., Ruiz D.,Calzada N.,
Bernardo L., Castro O., Gonzalez
D.,Serrano
Guzman

T.,
M.

Sanchez

A.,

Kinetics

of

antibodies in sera, saliva, and
urine samples from adult patients
with

primary

dengue

3

International

or

secondary

virus

infections.

Journal

of

Infectious
Diseases.2007;11:256—262

12

13. Lima J, Roquayrol M, Collado
M, dkk. Interpretation of the
presence

of

IgM

and

IgG

antibodies in a rapid test for
dengue:

analysis

of

dengue

antibody prevalence in Fortaleza
City in the 20th Year of the
Epidemic. Revista da Sociedade
Brasileira

de

Medicina

Tropical.2012;45(2):163-167
14. Descloux

E,

Mangeas

Public Health.2013;2(1):23-27
17. Darjitno E, Yuniarno S, Wibowo
C, Saprasetya A, dan Dwiyanti
H. Beberapa faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian
demam berdarah dengue (DBD)
di Kabupaten Banyumas. Media
Litbang

Kesehatan

2008;18(3):126 - 136
M,

Menkes C, dkk. Climate-Based
Models for Understanding and
Forecasting Dengue Epidemics.
PLoS Negl Trop Dis 2012;6(2):
e1470

18. Hammond

S,

Balmaseda

A,

Perez L, dkk. Differences in
Dengue

Severity

in

Infants,

Children, and Adults In A 3-Year
Hospital-Based

Study

in

Nicaragua. Am. J. Trop. Med.

15. Andraud M, Heins N, Marias C,
dan

WHO South-East Asia Journal of

Beutels

P.

Epidemiological
Dengue

Dynamic
Models

for

Transmission:

A

Systematic Review of Structural
Approaches.

PLoS

ONE

2012;7(11): e49085

Hyg., 73(6), 2005:1063–1070
19. Lasut D, Ruliansyah A, Darwin
E, dan Ridwan W. Karakteristik
Dan

Pergerakan

Penderita

DBD

Sebaran
Berdasarkan

Geographic Information System
Sebagai Bagian Sistem Informasi
di

Kecamatan

T. Changing epidemiology of

Karawang Barat

Kabupaten

dengue

Karawang Provinsi Jawa Barat.

16. Bhatia R, Dash A, dan Sunyoto

in

South-East

Asia.

Surveilans

Aspirator.2009;1(1):41-45

13