Pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test Di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

(1)

ABSTRAK

PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

Artiti Aditya, 2006, Pembimbing I: Penny Setyawati M,dr., Sp. PK, M. Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra. Apt., DMM, MS.

Morbiditas dan mortalitas demam berdarah dengue di Indonesia terus meningkat. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan diagnosis penunjang DBD secara cepat dan tepat. Sekarang ini telah dipopulerkan pemeriksaan Dengue Rapid Test yang merupakan pemeriksaan yang spesifik untuk dengue.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pemeriksaan uji saring IgM dan IgG-anti dengue serta mengetahui waktu yang tepat untuk pemeriksaan Dengue Rapid

Test. Penelitian deskriptif-analitik ini dilakukan dengan menggunakan data

retrospektif dari bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel periode 1 Januari- 31 Mei 2005.

Penelitian menunjukkan jumlah penderita demam berdarah dengue meningkat antara bulan Januari dan Maret-Mei 2005, puncaknya pada bulan Januari 24.1% dan April mencapai 21.4%. Pengujian waktu yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan Dengue Rapid Test dilakukan dengan uji t, diperoleh nilai t = 0,168 dengan P-value = 0,867 (>0,05) sehingga didapatkan hasil antara 6,0723 s.d. 6,1212

Aspek klinis dari pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test yang tepat dapat dilakukan pada hari ke enam atau tujuh setelah timbulnya demam. Pemeriksaan Dengue Rapid Test dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis DBD serta membedakan infeksi primer dan sekunder.

Kata kunci : IgM dan IgG, Dengue Rapid Test.


(2)

ABSTRACT

IgM AND IgG DENGUE RAPID TEST AS A SCREENING IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG

Artiti Aditya, 2006, Tutor I: Penny Setyawati M,dr., Sp.PK, M.Kes. Tutor II: Yanti Mulyana, Dra. Apt., DMM, MS.

The morbidity and mortallity of dengue haemorrhagic fever in Indonesia

increased continously. A rapid and correct of supporting diagnosis is needed to overcome this obstacle. Nowadays Dengue Rapid Test is a popular method for dengue test.

The aim of the study is to analyse the test of IgM and IgG-anti dengue as a screening test and to know when is the right time to conduct the Dengue Rapid Test. This analytic and descriptive study was conducted by using retrospective

data from the medical record of Immanuel Hospital within the periode of 1 January to 31 May 2005.

This study determines that the number of dengue haemorrhagic fever cases increased in January and March-May 2005 with the peak in January which was 24,1% and April which reached up to 21,4%. The Insidence of dengue haemorrhagic fever in female patients (50,8%) were higher than male patients (49,2%). The right time to conduct the Dengue Rapid Test was between 6,0723 to 6,1212 (t test = 0,168, P-value = 0,867 (>0,05)).

The result of the study indicates that the clinical aspect of IgM and IgG test can be conducted on the sixth and seventh days after fever. Dengue Rapid Test can be used for supporting diagnosis and to differentiate primary and secondary dengue infection.

Key word: IgM and IgG, Dengue Rapid Test


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian... 3

1.3.1 Maksud Penelitian... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran... 4

1.6 Metode Penelitian ... 6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Demam Berdarah ... 7

2.2 Gambaran Klinis ... 7

2.3 Derajat Beratnya Penyakit ... 10


(4)

2.3.1 Derajat 1 (Demam Dengue / DD) ... 10

2.3.2 Derajat 2 (Demam Berdarah Dengue / DBD)... 11

2.3.3 Derajat 3-4 (Dengue Syok Sindrom / DSS) ... 12

2.4 Virus Dengue ... 13

2.5 Vektor Penyakit DBD ... 14

2.6 Imunopatogenesis DBD ... 15

2.7 Proses terbentuknya IgM dan IgG ... 19

2.7.1 Imunoglobulin M (IgM)... 22

2.7.2 Imunoglobulin G (IgG) ... 23

2.7.3 Reaksi Positif IgM dan IgG terhadap Infeksi Dengue ... 24

2.8 Epidemiologi... 25

2.9 Diagnosis Laboratorium... 26

2.9.1 Pemeriksaan Hematologi Rutin ... 26

2.9.2 Diagnosis Hematologi Penunjang... 27

2.9.2.1 Uji Hambat Hemaglutinasi (HI test) ... 27

2.9.2.2 Uji Komplemen Fiksasi (CF test) ... 29

2.9.2.3 Uji Netralisasi (NT)... 29

2.9.2.4 IgM Elisa (Mac Elisa)... 30

2.10 Metode Spesifik untuk Pemeriksaan IgM dan IgG... 31

2.11 Prinsip Pengujian (Mekanisme Reaksi) ... 33

2.12 Pencegahan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Bahan Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.3 Analisis hasil Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasi Penelitian ... 37

4.2 Hasil Pemeriksaan IgM dan IgG... 40

4.3 Pembahasan... 44


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

LAMPIRAN... 54

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 62


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Aktivasi Inflamasi oleh Komplemen yang Diaktifkan ... 17 Tabel 2.2 Fungsi-fungsi Penting Imunoglobulin ... 22 Tabel 4.1.1 Distribusi Jumlah dan Jenis Kelamin Penderita DBD di Ruang Rawat Inap RS Immanuel Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2005... 37 Tabel 4.1.2 Distribusi Penderita DBD Berdasarkan kelompok Usia dan Jenis

Kelamin di Ruang Rawat Inap RS Immanuel Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2005 ... 39 Tabel 4.2.1 Tabulasi Silang Hasil Pemeriksaan IgM dan IgG pada Penderita

DBD di Ruang Rawat Inap RS Immanuel Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2005 ... 41 Tabel 4.2.2 Tabulasi silang Hasil Pemeriksaan DBD dan Jenis Kelamin di

RS Immanuel Periode 1 Januari 2005 s.d 31 mei 2005 ... 41


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Patogenesis DBD ... 8

Gambar 2.2 Patofisiologi Infeksi Dengue... 10

Gambar 2.3 Struktur Antigen Virus Dengue ... 13

Gambar 2.4 Aedes aegypti ... 14

Gambar 2.5 Respon Imun Terhadap Virus Dengue... 18

Gambar 2.6 Pembagian Sistem Imun ... 19

Gambar 2.7 Reaksi IgM dan IgG Terhadap Infeksi Dengue ... 25

Gambar 2.8 Interpretasi Hasil ... 32

Gambar 2.9 Prinsip Pengujian Metode Captured Immunochromatographic ... 33


(8)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1.1 Persentase Jumlah dan Jenis Kelamin Penderita DBD di Ruang

Rawat Inap RS Immanuel Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2005 .... 38 Grafik 4.1.2 Persentase Penderita DBD Berdasarkan Usia dan Jenis kelamin

Di Ruang Rawat Inap RS Immanuel Periode 1 Januari s.d

31 Mei 2005 ... 40


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Data Rekam Medik Periode 1 Januari hingga 31 Mei 2005

pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) ... 54


(10)

LAMPIRAN I

Data Rekam Medik Periode 1 Januari 2005 hingga 31 Mei 2005 pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

no no med-rec bulan jenis kelamin umur hb ht tensi(mmHg) leukosit trombosit x1000, hari IgM IgG Diagnosis

1 2 3 4 5 6 (+) hari ke

1 00596279 Januari L 27 16.7 44.6 110/80 2900 11 19 29 50 101 - neg neg DBD

2 00586569 Januari L 31 17.6 51 110/70 5600 113 124 141 − − − − − DBD + FEBRIS

3 00357879 Januari P 8 11.7 36 − 3300 65 95 − − − − − − DBD 2

4 00601198 Januari L 26 15.4 46 110/70 2500 - 82 75 97 116 − 8 − DBD 1

5 00602788 Januari P 4 12 36 - 2000 66 33 30 44 36 50 − − DBD 2

6 00603178 Januari P 11 14.4 44 110/80 2000 68 42 24 39 92 − 6 6 DBD 3

7 00602858 Januari L 7 11.6 37 - 4400 181 160 − − − − − − DBD 2

8 00600338 Januari L 5 10.4 30 90/60 3900 - 162 − − − − − − DBD 1

9 00600628 Januari L 19 18.4 50 110/70 2400 72 27 49 92 − − − 5 DBD 2

10 00603518 Januari L 7 10.1 31 100/70 4200 36 34 57 61 − − − − DBD 2

11 00601208 Januari P 26 14.2 45 110/70 4200 179 99 62 128 − − neg Neg DBD 1

12 00597697 Januari L 15 15.7 44 110/70 2000 136 95 74 77 142 − 1 − DBD

13 00172687 Januari L 7 11.5 36 - 1700 108 79 46 47 44 − 3 3 DBD 2

14 00601387 Januari P 40 14.5 43 110/70 2900 23 20 23 30 89 − 5 5 DBD 2

15 00603367 Januari L 4 10.4 30 110/70 2800 95 87 − − − − − − DBD 1

16 0061467 Januari L 32 14.5 49 110/70 3600 160 54 − 20 93 − neg neg DBD 2

17 00553157 Januari P 9 14.3 44 120/70 4100 71 73 101 216 − − 7 7 DBD 2

18 00602847 Januari L 10 13.3 41 100/70 2500 187 - 137 − − − − − DBD

19 00597547 Januari L 7 13.7 42 100/70 4900 93 73 - 63 − 132 − − DBD 2

20 00603247 Januari L 2 12.1 36 100/60 3900 85 76 102 − − − − − DBD 2

21 00600247 Januari P 17 15.7 48 110/70 2900 142 181 91 − − − neg neg DBD

22 00603217 Januari P 4 13.5 41 90/60 3500 31 43 113 − − − − − DBD 2

23 00558517 Januari L 21 14.7 46 110/70 6400 111 149 − − − − − 3 DBD 1


(11)

LAMPIRAN I

24 00108406 Januari P 6 13.2 43 120/80 4000 97 119 − − − − neg neg DBD

25 00252686 Januari P 5 12.1 38 100/70 9900 320 257 − − − − − − DBD

26 00598776 Januari P 14 14.5 100/70 2200 111 92 83 − − − 7 DBD

27 00601676 Januari L 26 18.6 57 140/90 5700 8 7 14 41 − − 7 7 DBD 2

28 00602846 Januari P 15 13.7 42 100/70 3100 - 84 70 66 116 − 6 6 DBD 1

29 00601636 Januari P 18 13.6 42 110/70 4100 23 − 55 129 − 10 10 DBD

30 00602716 Januari L 4 11.8 35 94/62 5100 270 − − − − − − − DBD

31 00587645 Januari L 42 15.5 46 120/80 3800 118 99 118 - − 9 9 DBD

32 00642985 Januari L 44 16.4 32 120/80 3800 99 103 78 75 122 − − − DBD

33 00601206 Januari L 30 15 45 100/70 3300 18 100 219 - - − 6 6 DBD 2

34 0060335 Januari L 36 15 46 130/90 4400 197 126 34 21 33 54 6 6 DBD 1

35 00603674 Januari L 29 14.1 45 110/80 4600 114 64 - - - - 6 6 DBD 2

36 00603364 Januari L 7 14.5 45 90/60 15500 44 61 122 - - - DBD 2

37 00602644 Januari L 12 16.3 46 110/80 8800 50 104 - - - - 5 5 DBD 2

38 00602604 Januari L 11 12.1 35 110/70 2300 38 - 38 35 - - 6 6 DBD 2

39 00601673 Januari L 40 15.6 47 110/80 2300 38 - 35 - - - 7 7 DBD 2

40 00603143 Januari P 37 12.3 40 110/80 - 74 71 64 - - - 7 7 DBD 1

41 00603223 Januari P 23 13.8 42 - 4800 - 64 71 - - - 9 9 DBD 1

42 0098060 Januari L 21 14.3 43 110/70 3800 87 73 76 63 73 - 8 8 DBD 1

43 00494002 Januari P 2 14.4 43.0 80/60 - 42 28 54 62 126 - - - DBD 3

44 00601512 Januari P 5 15.0 47.0 90/70 2000 52 35 32 53 - - - - DBD

45 00599705 Januari P 14 11.9 38.0 100/60 3900 184 - 79 61 74 109 10 10 TIPHOID + DBD 46 00606551 Februari P 1 10.4 33.0 - 6800 160 146 - - - DBD INFEKSI VIRAL

47 00601061 Februari L 4 11.9 38.0 - 5400 24 133 144 - - - DBD 1

48 00606135 Februari P 6 12.5 40.0 - 3800 - 223 - - - SUSPECT DBD

49 00607235 Februari L 6 13.0 43.0 - 3200 - 71 67 41 50 146 neg neg DBD 2


(12)

LAMPIRAN I

50 00607395 Februari P 6 17.1 54.0 - 3700 20 21 17 36 39 113 8 8 DBD 1

51 00461107 Februari P 6 10.8 33 100/70 - 112 122 200 - - - DBD 2

52 00461117 Februari P 7 11.5 36 - 4000 102 110 168 200 - - - - DBD 2 + ISPA

53 00280226 Februari P 8 11.4 35.0 110/80 6000 104 142 - - 229 - 6 6 DD

54 00607307 Februari L 9 12 37 90/60 1700 86 47 42 57 102 - 6 - DBD

55 00607966 Februari L 10 13.5 43.0 90/60 2200 98 - 59 25 21 38 - - DBD

56 00605942 Februari P 11 11.6 37.0 100/70 1500 116 114 - - 118 - 4 - DBD

57 00606461 Februari P 12 12.3 39.0 120/80 9200 104 108 144 147 - - 6 DBD 1

58 00607305 Februari P 12 12.6 40 - 1900 85 50 48 39 60 - 6 - DBD

59 00607306 Februari P 13 13.6 43 100/70 3900 105 90 82 69 72 - 6 - DBD

60 00608612 Februari L 15 14.1 46.0 120/80 4800 108 128 - - 36 80 4 - DBD 2

61 00604762 Februari P 15 15.9 45 110/70 2500 100 67 51 88 121 - 6 6 DBD 2

62 00604851 Februari P 16 15 46 120/80 2000 96 87 65 72 112 - - 6 DBD 2

63 00608635 Februari P 17 13.5 45 110/70 1800 71 73 85 107 179 - 6 - DBD 1

64 00608730 Februari P 18 14 43 100/70 2800 80 85 97 100 154 - 6 - DBD 1

65 00605452 Februari P 18 11.4 37.0 100/70 3400 17 39 76 110 213 - 4 4 DBD 2

66 00660712 Februari L 20 13.5 41 120/80 6300 208 152 146 50 42 - 4 4 DBD 2

67 00605991 Februari P 21 12.4 40.0 90/70 4400 104 - 137 - - - 9 9 DBD

68 00607122 Februari P 21 14.4 42 120/80 3200 164 - 79 93 - - neg neg DBD 3

69 00607252 Februari P 21 15 41 120/90 5800 152 98 83 96 - - neg neg DBD 3

70 00620007 Februari P 22 13.8 40.7 130/80 2100 45 41 20 25 73 155 7 7 DBD 1

71 00607602 Februari P 23 15.6 43.0 110/70 2900 48 45 61 - - - neg neg DBD 2

72 00607212 Februari L 23 14.8 43.0 110/70 3400 67 96 95 - - - 1 - DBD

73 00366118 Februari P 25 16.8 49.0 100/70 6500 49 41 51 90 153 - - DBD

74 00607712 Februari L 31 13.7 43.0 100/80 - 19 24 44 119 215 280 7 - DBD 2

75 00606436 Februari L 51 15.3 46.1 140/90 2800 20 11 13 25 86 115 6 6 DBD 1


(13)

LAMPIRAN I

76 00604561 Februari L 54 5.5 19.0 140/100 8300 - - - - DBD

77 00472149 Maret L 2 12 33 110/70 9500 335 - - - - DBD

78 00471294 Maret L 3 10.5 35 - 8700 120 95 57 78 102 - - - DBD 1

79 00315082 Maret L 3 11.4 34.0 - 5600 141 125 - - 133 - neg Neg DBD 1

80 00613456 Maret P 4 - 34 120/80 - - 42 27 38 176 - 6 - BAKTERIEMI DBD

81 00613456 Maret P 4 13.3 41 110/70 10400 35 42 27 38 176 - neg neg DBD

82 00609691 Maret P 7 13.2 38.0 100/70 5400 147 93 132 - - - 6 - DBD

83 00610395 Maret L 7 10.7 32 90/60 4000 68 41 34 23 52 86 7 7 DBD

84 00609897 Maret L 7 11.4 33 100/70 - 95 80 54 36 58 87 - 7 DBD

85 00609691 Maret P 7 11.2 - 90/60 5400 147 117 132 93 - - neg neg DBD

86 00229152 Maret L 8 - - - 5000 - 30 - - - - 3 3 DBD 3

87 00390061 Maret P 9 12.4 39.0 - 2700 193 204 168 - - - - - DBD 2

88 00613082 Maret P 9 12.7 40.0 90/70 - 64 140 53 - - - - - DBD 2

89 00610469 Maret P 11 13.3 39.0 90/70 - 109 79 56 89 - - 6 6 DBD

90 00609751 Maret P 12 12.5 37.0 110/70 2000 - 96 75 66 52 69 - - DBD 1+ ISPA

91 00610520 Maret L 14 13.5 39.0 120/80 2300 112 - 70 75 82 - - - DF

92 00613430 Maret P 17 12.9 - 100/80 1230 120 70 83 80 92 - 5 - DBD PRIMER

93 00613229 Maret L 18 14.0 40.4 100/70 - - - - 286 - - 6 - DBD

94 00613672 Maret P 18 - - 120/90 - - 84 61 77 79 83 - - DBD + TIPHOID

95 00613581 Maret P 19 12.4 42 110/70 2500 104 96 88 90 102 - - - DBD

96 00615221 Maret L 20 17.4 51.0 100/60 6500 19 30 57 - - - 4 4 DBD 2

97 00610042 Maret P 23 12.2 36 100/60 2800 126 108 103 - - - - - DBD

98 0061072 Maret P 23 13 41 110/70 4800 116 105 98 - - - - - SUSPECT DBD

99 00613464 Maret L 24 12.6 41.2 130/70 4300 - 93 36 47 76 150 neg neg SUSPECT DBD 100 00611578 Maret P 24 14 42 120/90 5500 187 147 120 99 53 57 - - SUSPECT DBD 101 00612567 Maret P 24 13 40 120/80 6900 159 143 115 71 63 75 5 - SUSPECT DBD


(14)

LAMPIRAN I


(15)

LAMPIRAN 1

102 00613012 Maret L 25 13.2 30.0 90/70 3400 75 - 32 41 56 81 5 5 DBD

103 00609725 Maret L 26 15.0 42.0 120/70 3100 41 40 40 59 113 - - 4 DBD 2

104 00609941 Maret L 27 14.5 43.0 100/60 7800 59 108 - - - - 12 12 DBD 2

105 00613481 Maret L 29 16.0 47.0 110/70 2900 - 69 48 71 68 70 5 - DBD 1

106 00281782 Maret L 29 15.6 47.0 110/80 7100 130 123 165 - - - 3 3 DBD

107 00609826 Maret L 34 15.4 45.0 110/70 2900 90 79 75 106 - - 7 - DBD

108 00611191 Maret P 34 15.6 40.0 130/80 3800 28 17 10 19 40 127 8 8 DBD 1 DAN HEPATITIS

109 00610481 Maret P 35 12.4 37 105/65 1600 55 37 16 25 31 - 7 - DBD 1

110 00610541 Maret P 37 13.3 39 120/80 3200 68 57 45 52 73 108 7 - DBD 1

111 00367255 Maret P 38 12.6 39.0 130/80 3400 113 95 115 111 130 - 7 7 DBD+FEBRIS

112 00613495 Maret L 43 14,2 43 100/80 3400 125 70 35 30 - - 8 - DBD 1

113 00613810 Maret L 45 13 44 110/70 5400 135 90 57 46 - - 8 - DBD 1

114 00613814 Maret L 49 15.0 44.0 90/60 9600 285 198 158 143 - - 8 8 DBD

115 00607499 Maret P 42 11.8 34 110/80 2100 26 26 30 62 - - 3 3 DBD SEKUNDER

116 00620375 April L 2 12.8 - - 2000 31 26 21 21 49 59 - 6 DBD

117 00618794 April P 3 15.4 44.0 100/60 6900 80 81 55 98 229 - 7 7 DBD 3

118 00610754 April P 4 13.0 38.0 90/60 3000 128 100 64 - - - neg neg DBD

119 00616690 April P 5 12.0 35.0 - 3400 82 58 59 32 38 73 6 6 DBD 2

120 00618550 April P 5 14.7 44.0 90/60 6100 118 75 99 160 263 - 5 5 DBD

121 00616927 April P 6 19.9 34.6 100/70 2900 77 74 79 87 - - 8 8 DBD 2

122 00618350 April P 7 13.4 38.0 - 3100 68 56 46 109 - - - - DBD

123 00618741 April L 7 15.8 47.0 100/80 6500 94 43 41 40 78 121 7 7 DBD

124 00619281 April L 8 12 35 100/70 5400 24 57 67 80 - - 5 5 DBD 3

125 00618380 April P 9 14.0 49.0 100/80 4400 172 60 20 28 62 110 - 7 DBD 2

126 00487802 April P 11 14.9 46.0 120/60 2500 187 45 96 125 197 - 7 7 DBD 2

127 00618340 April P 12 12.6 35.0 110/80 5600 109 112 138 - - - DBD 2


(16)

LAMPIRAN 1

128 00618302 April P 13 14.8 45.0 110/80 6300 - 153 194 213 - - - - DBD

129 00514544 April L 16 18.3 49.0 130/70 2000 104 49 27 36 86 152 - 4 DBD

130 00618657 April L 16 15.2 43.0 100/80 2600 36 24 39 51 - - 8 8 DBD 1

131 00613976 April P 16 11.7 35.0 110/70 2400 78 52 51 89 171 - - - DBD 1

132 00618456 April L 18 17.0 39.0 90/60 9100 - - 231 - - 192 3 - DBD 1

133 00616832 April L 19 - 48.5 110/70 - - 116 58 38 43 75 - - DBD

134 00613922 April L 20 16.2 35.0 120/80 - - 100 80 95 133 - 5 DBD 1

135 00618605 April L 20 16.4 46.0 110/90 2900 16 - - - 7 - DBD 2

136 00511473 April L 20 12.7 36.0 110/70 3700 47 41 31 17 21 31 - 5 DBD INFEKSI SEKUNDER

137 00618897 April P 21 14 42 110/70 2300 121 91 - - - SUSPECT DBD

138 00609516 April P 22 14.4 34.6 90/70 5000 32 - - 104 181 - 3 - DBD 1

139 00557640 April L 22 16.4 46.1 120/90 8900 - 21 60 108 - 7 7 DBD 2

140 00618363 April P 24 11.2 34.0 120/80 3500 109 - - 31 24 34 neg neg DBD

141 00588606 April L 25 16.5 48.0 130/80 - 14 17 18 50 - - - 5 VIRAL INFECT

142 00495995 April P 25 11.5 36.0 100/70 3800 115 - - - 185 - - - DBD

143 00615648 April L 26 15.5 44.0 100/70 3400 - 59 19 18 50 93 11 11 DBD 1

144 00557349 April P 26 12.7 - 120/80 1700 78 59 72 95 113 - neg neg SUSPECT DBD

145 00567823 April L 27 14 45 110/70 5400 82 68 72 102 121 - neg neg SUSPECT DBD

146 00620614 April P 30 16.1 50.0 120/90 2100 95 24 20 17 - 3 3 DBD

147 00615872 April L 30 15.5 47.0 90/70 9500 22 34 44 107 180 - 7 7 DBD SEKUNDER

148 00618584 April L 31 17.5 52.0 90/60 3300 129 54 41 138 - - 7 - DBD 2

149 00518330 April L 32 16.0 49.0 120/80 2700 72 - - - 8 - DBD 2

150 00618565 April L 32 16.4 50.1 120/90 - 52 55 104 174 - - 7 - DBD

151 00618456 April L 34 15.5 47 130/80 5800 68 72 114 169 - - - - SUSPECT DBD

152 00567183 April L 38 13.7 40.1 110/80 6000 50 - 103 185 - - 7 7 DBD 1


(17)

LAMPIRAN 1

153 00618850 April L 41 15.9 46.0 110/70 4170 - 29 - 45 72 80 - 4 DBD

154 005006590 April P 42 14.2 45.0 100/80 2700 116 - 74 73 105 155 3 - DBD 1

155 00367039 April L 52 12.8 38.7 120/80 7400 - 260 297 - - - neg neg DBD 1

156 00457152 Mei P 2 9.3 29.0 - 10600 362 - - - DBD 2

157 `00514745 Mei P 3 11.6 36.0 - 7800 254 - - - DBD 2

158 00350113 Mei L 6 12.3 37 - 8000 29 53 60 - - - 6 6 DBD 2

159 00620420 Mei L 4 12 38 - 4800 202 - - - neg neg DBD 2

160 00620774 Mei L 7 11.0 36.0 120/80 1000 98 59 73 71 171 - - 7 DBD 2

161 00615825 Mei P 8 14,6 36.5 90/70 - 20 34 38 101 210 - 8 8 DBD

162 00622288 Mei L 9 14.1 42.4 100/70 - 41 59 48 64 151 - 4 4 DBD

163 00620420 Mei L 12 12.0 38.0 - 4800 202 - - - DBD

164 00618950 Mei P 12 12.5 37.0 92/60 2600 101 104 128 - - - DBD 1

165 00518992 Mei L 13 - - 120/80 - 96 102 150 192 - - 6 - DBD

166 00620773 Mei P 14 15.2 45.6 110/70 1300 - - 42 130 268 - neg neg SUSPECT DBD

167 00681695 Mei P 16 10.1 31.0 100/70 2800 75 83 62 85 121 - 2 2 DBD

168 00317323 Mei L 16 14.6 - 90/70 7000 - 120 163 - - - 9 - DBD 1

169 00620520 Mei P 18 14.8 45 110/70 4300 114 119 - - - - 7 - SUSPECT DBD

170 00620320 Mei P 19 15 47 100/70 4800 118 134 156 - - - 7 - SUSPECT DBD

171 00449680 Mei L 20 - - 120/80 - 11 20 57 117 - - 5 5 DBD

172 00459820 Mei L 20 14.5 43 130/80 4100 89 96 102 117 - - - 6 DBD

173 00618897 Mei P 21 14.0 42.0 110/70 2300 121 91 - - - 5 SUSPECT DBD

174 00622608 Mei L 21 - - 110/70 3900 57 126 201 - - - 5 5 DBD

175 00618287 Mei P 21 13 38 110/80 2500 - 123 68 53 74 123 7 - DBD + TIPHOID


(18)

LAMPIRAN 1


(19)

LAMPIRAN I

176 00620658 Mei P 21 13.4 40 120/80 1800 100 74 63 79 - - 8 8 DBD

177 00621650 Mei P 21 14.2 43 110/80 4700 105 85 58 68 79 102 7 7 DBD

178 00618287 Mei P 21 13 38 110/70 2500 123 - - 53 74 123 - - DBD

179 00622608 Mei L 21 14.1 26 100/70 3900 57 201 - - - - 8 8 DBD

180 00622389 Mei L 24 14.5 44.0 110/70 6600 119 64 79 89 135 - - 4 DBD+ VERTIGO

181 00620528 Mei L 26 17.8 52.0 120/80 5500 11 - 131 - - - 5 5 DBD 1

182 0010711 Mei P 30 14.0 44.0 100/80 1500 78 - 22 - - - - 5 DF

183 00517586 Mei P 32 15 43 100/70 6700 58 96 168 - - - 4 4 DBD 2

184 00516495 Mei P 32 14.2 41 110/80 3700 21 83 186 - - - 4 4 DBD 2

185 00255629 Mei P 33 15.1 - 110/90 6900 - 20 37 89 - - 4 - DBD 1

186 00586135 Mei P 34 13.8 41 110/70 3600 20 42 68 105 - - 5 5 DBD 2

187 00619760 Mei L 38 19.3 45.0 110/70 4100 18 17 23 74 137 - 5 5 DBD 2

keterangan DBD 1 : DBD derajat 1 (pembagian WHO) DBD 2 : DBD derajat 2 (pembagian WHO) DBD 3 : DBD derajat 3 (pembagian WHO) suspect DBD : kemungkinan DBD

DF = DD (Demam Dengue) neg : IgM dan IgG negatif - : tidak diperiksa


(20)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Artiti Aditya Nomor Pokok Mahasiswa : 0210024

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 20 Juli 1984

Alamat : Jln. Mesjid I no 11A, Cicadas - Bandung 40281

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1996 : Lulus SD St.Yusuf Bandung Tahun 1999 : Lulus SLTP Negeri 5 Bandung Tahun 2002 : Lulus SMU Negeri 5 Bandung

Tahun 2002 : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha Bandung 2002 (- sekarang )


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit demam berdarah hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sulit ditanggulangi di Indonesia. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand di seluruh dunia. (Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso, 2004)

Insidensi DBD rata-rata di Indonesia bervariasi sejak tahun 1968 yaitu

Incidence Rate (IR) DBD pada tahun 1968 0,05 per 100.000 penduduk menjadi

8,14 per 100.000 pada tahun 1973, dan mencapai angka tertinggi pada tahun 1988, yaitu 27,09 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 47.573 orang. Insidensi DBD setelah epidemi pada tahun 1988 cenderung menurun yaitu 12,7 (1990) menjadi 9,2 (1993) per 100.000 penduduk. Insidensi DBD menurun lagi menjadi 8,9 per 100.000 penduduk pada tahun 1994 (Sumarno Poorwo Soedarmo, 1988). Kejadian Luar Biasa (KLB) terbesar dengan IR 35,19 per 100.000 dan Case Fatality Rate (CFR) 2% terjadi pada tahun 1998. IR menurun tajam sebesar 10,17% pada tahun 1999, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003) pada periode Januari sampai Maret 2004 terjadi lebih dari 52.000 kasus dengan lebih dari 500 orang meninggal. Kasus DBD hingga bulan Januari 2005 ada lebih dari 1.124. (Umar Firdaus, 2004)

Angka morbiditas DBD yang dilaporkan oleh berbagai negara bervariasi akibat beberapa faktor yaitu: (1) umur penduduk, (2) tingkat penyebaran virus dengue, (3)prevalensi serotipe virus dengue, (4) kondisi meteorologis, dipengaruhi pula oleh (5) status imunologis pejamu, (6) kepadatan vektor nyamuk yang mentrans- misi virus dengue,dan (7) faktor keganasan virus. (Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso, 2004)


(22)

2

Patofisiologi utama DBD adalah perembesan plasma ke jaringan akibat peningkatan permeabilitas kapiler biasanya berlangsung selama 24-48 jam. Akibat perembesan plasma ke jaringan adalah syok, anoksia, dan kematian. Usaha untuk mengatasi komplikasi DBD diperlukan diagnosis DBD penunjang secara cepat dan tepat dalam penanganannya sehingga angka kematian akibat DBD dapat ditekan.

Pemeriksaan Dengue Rapid Test sebagai sarana penunjang diagnostik DBD akhir-akhir ini ramai dibicarakan di antara para klinisi. Dengue Rapid Test adalah pemeriksaan Imunodiagnostik spesifik untuk dengue. Dengue Rapid Test dapat mendeteksi IgM dan IgG anti dengue yang merupakan penanda infeksi dengue baik infeksi primer maupun sekunder.

IgM anti dengue merupakan tanda infeksi akut DBD, menurut referensi WHO, IgM akan muncul pada hari ketiga dan mencapai puncaknya pada hari kelima. (Imran Lubis, 2002; Made Ratna Saraswati, 2003; Hindra Satari, 2004). Suharyono (2004) menyatakan bahwa IgM biasanya dibentuk pada hari kedua sampai keempat dari perjalanan penyakit, tetapi dapat pula baru timbul pada hari ketujuh sampai hari kedelapan (Suharyono Wuryadi, 2004). Hasil penelitian Indro Handojo di Surabaya tahun 2004 mendapatkan bahwa antigen IgM terhadap virus dengue baru timbul pada 7-10 hari setelah infeksi primer. Sumber lain menyatakan bahwa pemeriksaan IgM dan IgG sebaiknya dilakukan pada hari ketiga atau keempat. (Widodo Darmowandowo, 2002). Di Indonesia, ternyata referensi WHO tidak dapat diterapkan karena IgM sering belum ditemukan pada hari ketiga sampai hari kelima.

Mengingat harga pemeriksaan yang mahal untuk diagnosis DBD secara tepat maka perlu diketahui waktu yang tepat dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG dengan Dengue Rapid Test khususnya di Indonesia agar tidak mendapat hasil negatif palsu. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pemeriksaan IgM dan IgG-anti dengue pada penderita infeksi dengue. Pemeriksaan ini untuk membedakan antara infeksi primer dan sekunder. Infeksi dengue primer ditandai dengan meningkatnya kadar IgM lebih dahulu yang lebih


(23)

3

tinggi dibandingkan dengan kadar IgG. Sedangkan infeksi sekunder ditandai dengan meningkatnya kadar IgG lebih dahulu dibanding kadar IgM.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Kapan waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid

Test pada penderita DBD?

1.2.2 Bagaimana manfaat Dengue Rapid Test pada penderita DBD yang terinfeksi primer dan sekunder?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG pada penderita DBD.

1.3.2Tujuan Penelitian

1. Mengetahui waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue

Rapid Test pada penderita DBD.

2. Mengetahui gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari-31 Mei 2005.

3. Mengetahui rasio infeksi dengue primer dan sekunder pada penderita DBD.

1.4 Manfaat Penelitian


(24)

4

1..4.1 Manfaat Akademis:

• Menambah wacana diagnostik penunjang penyakit dengue.

Mengetahui waktu yang tepat kapan pemeriksaan IgM dan IgG Dengue

Rapid Test diperiksa.

1.4.2 Manfaat Praktis

• Memberikan masukan kepada rekan klinisi kapan diusulkan pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test pada penderita DBD.

1.4Kerangka Pemikiran

Imunodiagnosis adalah diagnosis berdasarkan pada reaksi antibodi dalam serum darah terhadap antigen (Dorlan, 2002). Antibodi IgM dibentuk pada keadaan akut. Antibodi ini diproduksi pada awal respon primer dan merupakan antibodi yang penting untuk pertahanan terhadap virus dan bakteri. Antibodi IgG dibentuk pada respon sekunder dan termasuk kelas antibodi yang bersifat antitoksin.

Infeksi dengue primer adalah infeksi yang baru pertama kali terjadi pada seorang penderita, ditandai dengan meningkatnya kadar IgM lebih dahulu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar IgG. Prognosis dari infeksi primer demam dengue dapat sembuh spontan dan bersifat benign. Sedangkan infeksi dengue sekunder terjadi apabila penderita terkena infeksi dengue ulang oleh virus yang berhubungan erat, yaitu virus yang sama dengan serotipe berbeda. Infeksi sekunder ini ditandai dengan meningkatnya kadar IgG lebih tinggi dan lebih cepat daripada IgM.

Parameter imunodiagnosis DBD yang saat ini populer di klinisi adalah Dengue

Rapid Test. Pemeriksaan ini berdasarkan atas adanya antibodi IgM dan IgG anti


(25)

5

Menurut referensi WHO, 1999, IgM akan tampak dalam 2-3 hari setelah penurunan suhu tubuh, 80% menunjukkan kadar antibodi IgM yang akan terdeteksi pada hari kelima dan 99% pada hari kesepuluh. Beberapa sumber menyatakan bahwa IgM-anti dengue sebaiknya diperiksa pada hari kelima. (Imran Lubis, 2002, Made Ratna Saraswati, 2003; Hindra Satari, 2004). Menurut Indro Handojo, antigen IgM terhadap virus dengue timbul 7-10 hari setelah infeksi primer. Sedangkan sumber lain menyatakan bahwa pemeriksaan IgM dan IgG dapat dilakukan pada hari ketiga atau keempat. (Widodo Darmowandowo, 2002). Di Indonesia, ternyata referensi WHO, tidak dapat diterapkan karena tidak sesuai dengan hasil yang didapat, sehingga di Indonesia belum diketahui dengan pasti kapan IgM mencapai puncak dan memberikan hasil positif pada uji laboratorium.

Pemeriksaan IgG diperlukan untuk membedakan antara infeksi primer dan sekunder. Bila terdeteksi, kadar IgG akan meningkat dengan cepat, puncaknya sekitar 2 minggu setelah timbul gejala dan kemudian akan menurun dengan perlahan selama 3-6 bulan. Dengan terdeteksinya IgG-anti dengue dapat diketahui infeksi sekunder lebih awal, karena pada infeksi sekunder dapat muncul manifestasi berat bila terjadi infeksi ulangan oleh virus dengue yang serotipenya berbeda dengan infeksi sebelumnya.

Tes serologis untuk DBD adalah uji HI, uji pengikatan komplemen (jarang dilakukan karena rumit dan memerlukan keahlian tersendiri), uji netralisasi (paling sensitif dan spesifik untuk infeksi virus dengue namun caranya rumit, mahal dan memerlukan ketrampilan), tes Elisa IgM dan IgG, Dengue Rapid Test. (Sathish, Vijayakumar, Abraham, Sridharan, 2003; Suharyono Wuryadi, 2004) Kelebihan dari pemeriksaan IgM dan IgG dengan menggunakan Dengue Rapid

Test (DRT) dibanding tes Elisa IgM dan IgG yaitu menunjukkan hasil yang tidak

berbeda bermakna baik menggunakan serum akut maupun ganda. Sehingga untuk DRT hanya diperlukan serum akut saja. Sensitivitas hasil DRT (83%) lebih baik dibandingkan dengan sensitivitas hasil tes HI (51,7%) bila menggunakan serum akut. Sensitivitas DRT dengan menggunakan serum ganda akan meningkat


(26)

6

menjadi 98,3% dengan spesifisitas 96%. (Sathish Vijayakumar, Abraham, Sridharan, 2003; Andi Utama, 2004)

Morbiditas dan mortalitas infeksi dengue dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status imunologis pejamu. Virus untuk kelangsungan hidupnya dalam sel harus bersaing dengan sel manusia dalam kebutuhan protein yang dipengaruhi oleh status gizi seseorang. Status gizi masyarakat Indonesia tentunya berbeda dengan status gizi masyarakat di negara-negara maju, sehingga daya tahan tubuh juga akan berbeda, hal ini sesuai dengan pendapat Sutaryo (2004) yang menyatakan faktor nutrisi berhubungan dengan teori imunologi bahwa pada gizi yang baik akan mempengaruhi peningkatan antibodi. (Sutaryo, 2004). Perbedaan keadaan daya tahan tubuh terhadap antibodi menyebabkan penyakit dapat sembuh sempurna atau penyakit akan menjadi berat dan bahkan menyebabkan kematian, hal inilah yang menyebabkan penulis ingin mengetahui waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test di Indonesia.

1.5Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan metode deskriptif analitik terhadap data rekam medik penderita DBD yang dirawat di Ruang Rawat Rumah Sakit Immanuel Bandung selama periode 1 Januari sampai 31 Mei 2005

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Rumah Sakit Immanuel Bandung selama periode 1 Januari sampai 31 Mei 2005.


(27)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

ƒ Waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test adalah hari ke 6 atau ke 7.

ƒ Pemeriksaan Dengue Rapid Test baik untuk diagnosis penunjang DBD serta membedakan infeksi primer dan sekunder.

5.2 Saran

ƒ Pemeriksaan Dengue Rapid Test sebaiknya dilakukan untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue.

ƒ

Untuk menentukan waktu yang tepat pada pemeriksaan IgM dan IgG

Dengue Rapid Test sebaiknya dilakukan penelitian lanjut dengan sampel


(28)

50

Daftar Pustaka

Abednego, Moeloek. 2004. Demam berdarah belum musibah nasional. http://www.indomedia.com/bpost/9804/25/DEPAN/depan1.htm., 16 Maret 2005

Alan R.Tumbelaka. 2004. Diagnosis Demam dengue/ Demam Berdarah Dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam

Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 74, 76-77.

Andi Utama. 2004. Dengue, permasalahan dan solusinya.

http://www.lipi.go.id., 14 Maret 2005

A. Samik Wahab, Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit

Imun. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Hal 17.

Aryati. 2001. Nilai Diagnostik Dengue Rapid Test untuk Diagnosis Demam Berdarah Dengue. Dalam: Prakonas & Simposium Kongres Nasional IV

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Bandung:

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik. Hal : 1,2,3.

Berhman Richard E, Vaughan Victor C. 1995. Demam Berdarah Dengue/ Sindrom Syok Dengue. Dalam: Nelson Waldo E., editor: Nelson Ilmu

Kesehatan Anak. 12th ed. Jakarta : ECG. Hal 286-298.

Djadiman Gatot. 2004. Perubahan Hematologi pada Infeksi Dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah

dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 45-46.

Dorland, W . A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Huriawati Hartanto dkk., editor. Jakarta : EGC. Hal 1077.

Hindra Satari. 2004. Tatalaksana demam berdarah dengue petunjuk praktis terapi

cairan.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/pus-1.htm ., 20 Januari 2005.

____ . 2001. Konsultasi: Bagaimana Memastikan DBD Lebih Awal? http://www.kompas.com.kesehatan/news/0404/01/071249.htm., 20 Januari 2005.

Harikushartono, Nur Hidayah, Soegeng Soegijanto, Widodo Darmowandowo. 2002. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto, editor: Ilmu

Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.

Hal 46, 47, 50.


(29)

51

Ida W Djajadisastra. 2003. Penentuan Serotipe Virus Dengue Metode Reverse-

Transcriptase Polymerase Chain Reaction dan Kesesuaian dengan Pemeriksaan Hemaglutinasi Inhibisi pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung. Bandung: Fakultas

kedokteran Unpad. Hal 13,22-24. (dissertation).

Imran Lubis. 2002. Memahami IgM dam IgG.

http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2002-imran-430-dengue ,16 Maret 2005.

Indro Handojo. 2004. Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 163-176.

Innis Bruce L. 1997. Antibody Responses to Dengue Virus Infection. In Gubler D.J., Kuno G., editor: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. London : Cambridge University Press. Hal 223, 234.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2002. Imunologi Dasar.Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 3, 28-31, 33-34, 50-52.

Kristina, Isminah, Leny Wulandari, 2004. Demam berdarah dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/052004/demamberdarah1.htm., 16 Maret 2005

M. Adhyatma. 1981. Demam Berdarah diagnosa dan Pengelolaan Penderita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal P3M. Hal 7.

Made Ratna Saraswati. 2003. Demam juga bermanfaat.

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/1/12/kesehatan/html., 16 Maret 2005.

Nawa M, Takasaki T, Yamada K, Kurane I, Akatsuka T. 2003. Development of Ig-M Enzyme-Linked Immunosorbent Assay for Serodiagnosis of Dengue using Beta-propiolactone-inactived Dengue Viral Antigen. Dengue Bulletin, (27) : 95.

Nimmannitya S. 2003. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. In G.C. Cook, A.I. Zumla, editor: Manson`s Tropical Diseases. 21th ed. China : RDC Group Limited. Hal 768.

Pusparini. 2004. Kadar Hematokrit dan Trombosit. Jurnal Kedokteran Trisakti, 2 (23): 54-55.


(30)

52

Rachmawati M, Benny Rusli, Harjoeno. 2003. Gambaran Serologis (IgM,IgG) Penderita Demam Berdarah Dengue dengan Dengue Rapid Test di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam: H. Harjoeno, dkk: Interpretasi

Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Edisi 3. Makassar : Lembaga

Penerbitan Universitas Hasanudin. Hal 458.

Sathish N,Vijayakumar TS, Abraham , Sridharan G. 2003. Dengue Fever: Its Laboratory Diagnosis, with Special Emphasis on IgM Detection. Dengue

Bulletin (27); p 118-121.

Siti Boedina Kresno. 2001. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Edisi 4. Jakarta Balai Penerbit FKUI. Hal 14-15, 45, 53-56.

Soedarmono. 2000. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah

Dengue . 1st edition. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 1 -12.

Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso, 2004. Tatalaksana Demam Dengue/ Demam Berdarah Dengue pada anak. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor:

Demam berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 82, 88,

99-100.

Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada

Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 13-25, 36, 44-45, 98, 110.

_____ .2004. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 1.

Suharyono Wuryadi. 2004. Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue. Dalam: Sri rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam

berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 58-59, 60.

Suroso, Torry Chrishantoro. 2004. Informasi Produk Panbio Dengue Duo IgM

dan IgG Rapid Strip Test. Jakarta: PT Pasific Biotekindo Intralab. Hal 9, 11,

20, 27

Sutaryo. 2004. Dengue. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM. Hal 31.

Thomas Suroso, Ali Imran Umar. 2004. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia Saat Ini. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan, editor: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 21.


(31)

53

Umar Firdaus. 2004. Kasus demam berdarah di Indonesia.

http://www.liputan6.com/search.php?hal=5&s=demam%20berdarah., 20 Agustus 2005

Widodo Darmowandowo. 2002. Demam berdarah dengue.

www.pediatrik.com/ilmiah_populer/demam_berdarah.htm., 16 Maret 2005

World Health Organization. 1999. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Jakarta: ECG. Hal 18-23, 70.


(1)

menjadi 98,3% dengan spesifisitas 96%. (Sathish Vijayakumar, Abraham, Sridharan, 2003; Andi Utama, 2004)

Morbiditas dan mortalitas infeksi dengue dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status imunologis pejamu. Virus untuk kelangsungan hidupnya dalam sel harus bersaing dengan sel manusia dalam kebutuhan protein yang dipengaruhi oleh status gizi seseorang. Status gizi masyarakat Indonesia tentunya berbeda dengan status gizi masyarakat di negara-negara maju, sehingga daya tahan tubuh juga akan berbeda, hal ini sesuai dengan pendapat Sutaryo (2004) yang menyatakan faktor nutrisi berhubungan dengan teori imunologi bahwa pada gizi yang baik akan mempengaruhi peningkatan antibodi. (Sutaryo, 2004). Perbedaan keadaan daya tahan tubuh terhadap antibodi menyebabkan penyakit dapat sembuh sempurna atau penyakit akan menjadi berat dan bahkan menyebabkan kematian, hal inilah yang menyebabkan penulis ingin mengetahui waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test di Indonesia.

1.5Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan metode deskriptif analitik terhadap data rekam medik penderita DBD yang dirawat di Ruang Rawat Rumah Sakit Immanuel Bandung selama periode 1 Januari sampai 31 Mei 2005

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Rumah Sakit Immanuel Bandung selama periode 1 Januari sampai 31 Mei 2005.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

ƒ Waktu yang tepat untuk pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test adalah hari ke 6 atau ke 7.

ƒ Pemeriksaan Dengue Rapid Test baik untuk diagnosis penunjang DBD serta membedakan infeksi primer dan sekunder.

5.2 Saran

ƒ Pemeriksaan Dengue Rapid Test sebaiknya dilakukan untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue.

ƒ

Untuk menentukan waktu yang tepat pada pemeriksaan IgM dan IgG Dengue Rapid Test sebaiknya dilakukan penelitian lanjut dengan sampel lebih besar.


(3)

Daftar Pustaka

Abednego, Moeloek. 2004. Demam berdarah belum musibah nasional. http://www.indomedia.com/bpost/9804/25/DEPAN/depan1.htm., 16 Maret 2005

Alan R.Tumbelaka. 2004. Diagnosis Demam dengue/ Demam Berdarah Dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 74, 76-77.

Andi Utama. 2004. Dengue, permasalahan dan solusinya. http://www.lipi.go.id., 14 Maret 2005

A. Samik Wahab, Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Hal 17.

Aryati. 2001. Nilai Diagnostik Dengue Rapid Test untuk Diagnosis Demam Berdarah Dengue. Dalam: Prakonas & Simposium Kongres Nasional IV Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Bandung: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik. Hal : 1,2,3.

Berhman Richard E, Vaughan Victor C. 1995. Demam Berdarah Dengue/ Sindrom Syok Dengue. Dalam: Nelson Waldo E., editor: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. 12th ed. Jakarta : ECG. Hal 286-298.

Djadiman Gatot. 2004. Perubahan Hematologi pada Infeksi Dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 45-46.

Dorland, W . A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Huriawati Hartanto dkk., editor. Jakarta : EGC. Hal 1077.

Hindra Satari. 2004. Tatalaksana demam berdarah dengue petunjuk praktis terapi cairan.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/pus-1.htm ., 20 Januari 2005. ____ . 2001. Konsultasi: Bagaimana Memastikan DBD Lebih Awal?

http://www.kompas.com.kesehatan/news/0404/01/071249.htm., 20 Januari 2005.

Harikushartono, Nur Hidayah, Soegeng Soegijanto, Widodo Darmowandowo. 2002. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto, editor: Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika. Hal 46, 47, 50.


(4)

Ida W Djajadisastra. 2003. Penentuan Serotipe Virus Dengue Metode Reverse- Transcriptase Polymerase Chain Reaction dan Kesesuaian dengan Pemeriksaan Hemaglutinasi Inhibisi pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung. Bandung: Fakultas kedokteran Unpad. Hal 13,22-24. (dissertation).

Imran Lubis. 2002. Memahami IgM dam IgG.

http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2002-imran-430-dengue ,16 Maret 2005.

Indro Handojo. 2004. Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 163-176.

Innis Bruce L. 1997. Antibody Responses to Dengue Virus Infection. In Gubler D.J., Kuno G., editor: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. London : Cambridge University Press. Hal 223, 234.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2002. Imunologi Dasar.Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 3, 28-31, 33-34, 50-52.

Kristina, Isminah, Leny Wulandari, 2004. Demam berdarah dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/052004/demamberdarah1.htm., 16 Maret 2005

M. Adhyatma. 1981. Demam Berdarah diagnosa dan Pengelolaan Penderita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal P3M. Hal 7.

Made Ratna Saraswati. 2003. Demam juga bermanfaat.

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/1/12/kesehatan/html., 16 Maret 2005.

Nawa M, Takasaki T, Yamada K, Kurane I, Akatsuka T. 2003. Development of Ig-M Enzyme-Linked Immunosorbent Assay for Serodiagnosis of Dengue using Beta-propiolactone-inactived Dengue Viral Antigen. Dengue Bulletin, (27) : 95.

Nimmannitya S. 2003. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. In G.C. Cook, A.I. Zumla, editor: Manson`s Tropical Diseases. 21th ed. China : RDC Group Limited. Hal 768.

Pusparini. 2004. Kadar Hematokrit dan Trombosit. Jurnal Kedokteran Trisakti, 2 (23): 54-55.


(5)

Rachmawati M, Benny Rusli, Harjoeno. 2003. Gambaran Serologis (IgM,IgG) Penderita Demam Berdarah Dengue dengan Dengue Rapid Test di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam: H. Harjoeno, dkk: Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Edisi 3. Makassar : Lembaga Penerbitan Universitas Hasanudin. Hal 458.

Sathish N,Vijayakumar TS, Abraham , Sridharan G. 2003. Dengue Fever: Its Laboratory Diagnosis, with Special Emphasis on IgM Detection. Dengue Bulletin (27); p 118-121.

Siti Boedina Kresno. 2001. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Edisi 4. Jakarta Balai Penerbit FKUI. Hal 14-15, 45, 53-56.

Soedarmono. 2000. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah Dengue . 1st edition. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 1 -12.

Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso, 2004. Tatalaksana Demam Dengue/ Demam Berdarah Dengue pada anak. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 82, 88, 99-100.

Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 13-25, 36, 44-45, 98, 110. _____ .2004. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki

H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 1.

Suharyono Wuryadi. 2004. Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue. Dalam: Sri rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 58-59, 60.

Suroso, Torry Chrishantoro. 2004. Informasi Produk Panbio Dengue Duo IgM dan IgG Rapid Strip Test. Jakarta: PT Pasific Biotekindo Intralab. Hal 9, 11, 20, 27

Sutaryo. 2004. Dengue. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM. Hal 31.

Thomas Suroso, Ali Imran Umar. 2004. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia Saat Ini. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan, editor: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 21.


(6)

Umar Firdaus. 2004. Kasus demam berdarah di Indonesia.

http://www.liputan6.com/search.php?hal=5&s=demam%20berdarah., 20 Agustus 2005

Widodo Darmowandowo. 2002. Demam berdarah dengue.

www.pediatrik.com/ilmiah_populer/demam_berdarah.htm., 16 Maret 2005 World Health Organization. 1999. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Jakarta: