HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja Siswa Smp Negeri 4 Cepu.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN
KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA
SISWA SMP NEGERI 4 CEPU

Naskah Publikasi
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
UNTUNG MARGI UTOMO
F100 090 232

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN
KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA
SISWA SMP NEGERI 4 CEPU


Naskah Publikasi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh:

UNTUNG MARGI UTOMO
F100 090 232

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii

ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN
KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA
SISWA SMP NEGERI 4 CEPU

Untung Margi Utomo
Zahrotul Uyun
[email protected]
Perilaku kenakalan yang dilakukan remaja semakin beragam. Remaja tidak
hanya mencoret-coret tembok, membolos, kebut-kebutan di jalan raya atau pun
berkelahi, tetapi perbuatan remaja yang dilakukan saat ini mulai merambah ke segisegi kriminal secara yuridis formal, menyalahi ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), seperti pencurian, pencopetan,
pemerasan, pemerkosaan, narkoba serta pembunuhan. Tujuan penelitian yaitu ingin
mengetahui : 1) Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan kenakalan
remaja; 2) Tingkat konsep diri dan kecenderungan kenakalan remaja; 3) Pengaruh
atau sumbangan efektif konsep diri terhadap kecenderungan kenakalan remaja.
Hipotesis yang diajukan: Ada hubungan negatif antara konsep diri dengan
kecenderungan kenakalan remaja. Semakin tinggi konsep diri maka akan semakin
rendah kecenderungan kenakalan remaja, sebaliknya semakin rendah konsep diri
maka akan semakin tinggi kecenderungan kenakalan remaja.
Subjek penelitian yaitu 69 siswa-siswi kelas 8 SMP N 4 Cepu, Blora Jawa
Tengah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling dengan cara undian. Alat pengumpulan data menggunakan skala konsep diri
dan skala kecenderungan kenakalan remaja. Metode analisis data menggunakan
teknik korelasi product moment.

Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai koefisien r = -0,608;
p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara konsep diri dengan kecenderungan kenakalan remaja. Artinya
semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah kecenderungan kenakalan remaja.
Sumbangan konsep diri terhadap kecenderungan kenakalan remaja sebesar 37%.
Berdasarkan hasil analisis diketahui konsep diri pada subjek penelitian tergolong
sedang ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 100,94; dan rerata hipotetik (RH) =
87,5. Secara umum kenakalan subjek penelitian tergolong rendah, ditunjukkan oleh
rerata empirik (RE) = 54,81 dan rerata hipotetik (RH) = 70

Kata kunci: konsep diri, kecenderungan kenakalan remaja.

v

pendiam atau bahkan cenderung nakal

PENGANTAR
Masa remaja merupakan masa

(Sarwono, 2000).


transisi, dimana remaja seakan-akan

Kenakalan-kenakalan

yang

berpijak pada dua kutub, yaitu kutub

dilakukan oleh remaja sangat beragam

lama (masa anak-anak) yang akan

mulai dari perbuatan yang amoral dan

ditinggalkan dan kutub baru, yaitu

anti sosial tidak dapat dikategorikan

masa yang akan dimasuki. Kondisi ini


sebagai pelanggaran hukum atau yang

membuat remaja mengalami keragu-

melanggar

raguan karena berpijak pada dua kutub

kenakalan remaja misalnya: kabur dari

tersebut. Di satu sisi mereka belum

rumah, membawa senjata tajam, dan

siap memasuki alam yang baru itu,

kebut-kebutan di jalan, perbuatan yang

tetapi di sisi lain mereka sudah harus


sudah

meninggalkan masa yang lama. Akibat

kriminal

dari keragu-raguan ini, pada umumnya

melanggar

akan menimbulkan kesulitan-kesulitan

pembunuhan,

dalam diri remaja dan akan muncul

pemerkosaan, seks bebas, pemakaian

kondisi yang tidak seimbang pada diri


obat-obatan

mereka. Kondisi yang tidak seimbang

kekerasan

ini

diberitakan media-media masa. Salah

pada

sebagai

remaja

akan

ditunjukkan dengan sikap agresif,


satu

hukum.

menjurus
atau

Bentuk-bentuk

pada

perbuatan

perbuatan
hukum

yang
seperti;


perampokan,

terlarang,
lainnya

contoh

yang

dan
yang

belum

tindak
sering

lama

diberitakan pada awal 2014, yaitu

1

pembunuhan yang dilakukan oleh

sekolah, media massa, dan keadaan

sepasang kekasih terhadap remaja

sosial ekonomi.

bernama Ade Sara, sepasang kekasih
yang

juga

masih

tersebut

berusia


terbukti

Konsep diri merupakan bagian

remaja

dari

kepribadian

yang

dapat

melakukan

mempengaruhi kenakalan pada remaja.

pembunuhan keji terhadap korban di

Hasil penelitian Ling & Chan (1997)

dalam

menyatakan

mobil

kemudian

mayatnya

bahwa

konsep

diri

ditinggal begitu saja di jalan tol

berhubungan

(Detik.com.2014).

remaja. Ditambahkan oleh Meichati

Munculnya kenakalan dapat
disebabkan

oleh

Simandjuntak

beberapa

(2004)

dengan

kenakalan

(1993) peranan konsep diri merupakan

faktor.

kerangka

berpendapat

referensi

internal,

yaitu

merupakan acuan bagi tingkah laku

bahwa secara garis besar munculnya

dan

perilaku

remaja

Orang yang memiliki konsep diri

disebabkan oleh faktor internal dan

positif akan menghasilkan perilaku

eksternal.

yang

dimaksud

kenakalan

Faktor
meliputi

pada

internal

yang

karakteristik

cara

penyesuaian

positif,

melakukan

dan

seseorang.

akan

kontrol

mudah
terhadap

kepribadian, nilai- nilai yang dianut,

perilakunya sendiri dalam pergaulan.

sikap negatif terhadap sekolah, serta

Sebaliknya,

kondisi emosi remaja yang labil.

konsep diri negatif akan menunjukkan

Adapun faktor eksternal mancakup

perilaku yang negatif pula dalam

lingkungan

pergaulan dan sulit untuk melakukan

rumah

atau

keluarga,
2

orang

yang

memiliki

kontrol atau mengendalikan diri jika

mempunyai

menghadapi suatu situasi tertentu,

berinteraksi sosial , menghargai diri

dengan demikian konsep diri sangat

sendiri dan orang lain, bebas dan dapat

menentukan tingkah laku individu

mengantisipasi

sekarang dan masa mendatang baik

memandang

tingkah

disukai, diinginkan dan diterima oleh

laku

yang

berhubungan

dengan keadaan psikologis maupun

kemampuan

hal

untuk

negatif

serta

secara

utuh,

dirinya

orang lain.

sosial.

Seiring dengan perkembangan
Hasil penelitian Maria (2007)

remaja

yang

sedang

mengalami

menyatakan ada hubungan negatif

gejolak, remaja membutuhkan adanya

antara konsep diri dengan kenkalan

penghargaan, pengakuan dan perhatian

remaja, semakin tinggi konsep diri

untuk membentuk konsep diri yang

maka akan semakin rendah kenakalan,

baik, namun Kenyataan tidak setiap

begitu pula sebaliknya semakin rendah

remaja dapat terpenuhi kebutuhan

konsep diri maka akan semakin tinggi

konsep

kenakalan,

diri

mengakibatkan konsep diri remaja

terhadap kenakalan sebesar 30,5%,

tersebut negatif. Konsep diri yang

dengan demikian kondisi konsep diri

negatif

remaja

terhadap

tingkah laku yang berlawanan atau

kenakalan remaja. Ditambahkan Beane

bertentangan terhadap norma-norma

& Lipka (Maria, 2007) remaja yang

dalam

mempunyai

dengan pengaruh konsep diri terhadap

pengaruh

konsep

berpengaruh

konsep

diri

positif
3

dirinya

mempengaruhi

masyarakat.

sehingga

munculnya

Sehubungan

kenakalan

Fuhrman,

(1990)

seseorang memandang dirinya akan

mengemukakan bahwa remaja dengan

tercermin

konsep diri negatif akan menunjukkan

perilakunya. Artinya, perilaku individu

penyesuaian psikis dan sosial yang

akan selaras dengan cara individu

negatif, meliputi kecemasan, depresi

memandang dirinya sendiri. Apabila

dan kenakalan. Perilaku kenakalan

individu memandang dirinya sebagai

yang

semakin

orang yang tidak mempunyai cukup

hanya

kemampuan untuk melakukan suatu

membolos,

tugas, maka seluruh perilakunya akan

dilakukan

beragam.

remaja

Remaja

mencoret-coret

tidak

tembok,

dari

kebut-kebutan di jalan raya atau pun

menunjukkan

berkelahi, tetapi perbuatan remaja

tersebut.

yang

dilakukan

ini

ketidakmampuan

mulai

Menurut Shavelson & Roger

merambah ke segi-segi kriminal secara

(2002) konsep diri terbentuk dan

yuridis formal, menyalahi ketentuan-

berkembang berdasarkan pengalaman

ketentuan yang ada di dalam kitab

dan

Undang-undang

Pidana

penilaian orang lain, atribut, dan

pencurian,

tingkah laku dirinya. Pengembangan

(KUHP),

saat

keseluruhan

Hukum

seperti

inteprestasi

dari

lingkungan,

pencopetan, pemerasan, pemerkosaan,

konsep

narkoba serta pembunuhan.

terhadap perilaku yang ditampilkan,

Konsep

diri

mempunyai

sehingga

diri

tersebut

bagimana

berpengaruh

orang

lain

peranan penting dalam menentukan

memperlakukan individu dan apa yang

tingkah laku seseorang. Bagaimana

dikatakan orang lain tentang individu
4

akan dijadikan acuan untuk menilai

Daradjat

dirinya sendiri. Tanggapan positif dari

individu yang mempunyai konsep diri

lingkungan terhadap keadaan remaja

negatif adalah cenderung tidak berani,

akan menimbulkan rasa puas dan

cepat tersinggung, dan cepat marah.

(2003)

bahwa

perilaku

menerima keadaan dirinya, sedangkan

Pola konsep diri pada remaja

tanggapan negatif dari lingkungan

dapat terbentuk melalui proses belajar

akan menimbulkan perasaan tidak puas

dalam interaksinya dengan lingkungan

pada dirinya dan individu cenderung

sosial, kurang adanya kesempatan

tidak menyukai dirinya yang nantinya

mengembangkan

akan

menyesuaikan diri dengan tugas-tugas

mengakibatkan

terjadinya

diri

dan

pelanggaran terhadap peraturan dan

perkembangannya

mengakibatkan

norma-norma

remaja

ditolak

yang

ada

dalam

masyarakat.

oleh

lingkungannya oleh karena itu remaja

Konsep
remaja

merasa

diri

akan

yang

dimiliki

akan mempertahankan diri dengan cara

mempengaruhi

yang menyimpang, mempertahankan

perilakunya dalam hubungan sosial

gambaran

dengan individu lain. Konsep diri

mengakibatkan

tinggi atau positif akan berpengaruh

mengembangkan konsep diri secara

pada

Sebaliknya

negatif. Dengan karakteristik situasi

Konsep diri rendah atau negatif akan

yang dihadapi, remaja tersebut tidak

membawa pengaruh yang kurang baik

memiliki konsep diri yang fleksibel

bagi perilaku individu. Dijelaskan oleh

untuk menyesuaikan diri dalam situasi

perilaku

positif.

5

diri

yang

palsu,
remaja

yang bermacam-macam. Akibatnya

indikator;

mereka tidak mampu mengontrol dan

persahabatan dan yang akrab,

mengelola

merasa rendah diri; supel dan mudah

faktor-faktor

perilaku

mampu

membina
tidak

sesuai dengan situasi dan kondisi

bergaul.

untuk menampilkan diri dalam proses

indikator; Kejujuran, melaksanakan

sosialisasi.

mereka

ajaran agama, memelihara kerukunan

untuk selalu tampil dalam situasi sosial

dengan individu lain. Jika aspek-aspek

dan menarik perhatian selalu negatif,

tersebut sudah menjadi bagian karakter

karena remaja tersebut tidak mampu

individu dan menjadi dasar dalam

membaca sikap, nilai dan perilaku

penilaian terhadap diri sendiri maka

orang lain dalam penyesuaian dirinya

diharapkan

Kecenderungan

Remaja melakukan atau tidak

Aspek

Moral

dapat

perbuatan

atau

dengan

menghindari
tindakan

yang

melakukan tindakan kenakalan dapat

menyimpang dari norma-norma sosial,

dipengaruhi beberapa aspek yang ada

hukum

dalam konsep diri diri. Misalnya fisik

berdasarkan

dengan indikator; penampilan fisik,

hipotesis yang diajukan yaitu : Ada

kesehatan

jasmani,

dikenakan

dan

dimiliki.

Aspek

dan
teori

agama.

Dengan

tersebut

maka

pakaian

yang

hubungan negatif antara konsep diri

benda-benda

yang

dengan

indikator;

remaja.

psikis

kecenderungan

kenakalan

pengendalian emosi, mampu menerima
METODE
kritikan,

mampu

melakukan
Metode

penelitian

ini

penyesuaian diri. Aspek sosial dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif
6

deskriptif. Variabel bebas konsep diri,

“Ada hubungan negatif antara konsep

variabel

diri dengan kecenderungan kenakalan

tergantung

kecenderungan

remaja ” dapat diterima.

kenakalan remaja. Subjek penelitian
69 siswa-siswi kelas 8 SMP N 4 Cepu,

Hasil

penelitian

ini

sesuai

Blora. Teknik pengambilan sampel

dengan

yang digunakan adalah cluster random

diilakukan

sampling undian. Alat pengumpulan

diantaranya hasil penelitian Maria

data menggunakan skala konsep diri

(2007) menyatakan ada hubungan

dan skala kecenderungan kenakalan

negatif

remaja.

kenakalan

Metode

analisis

data

beberapa

penelitian

peneliti

telah

sebelumnya,

antara konsep diri dengan
remaja,

semakin

tinggi

menggunakan teknik korelasi product

konsep diri maka akan semakin rendah

moment.

kenakalan, begitu pula sebaliknya
semakin rendah konsep diri maka akan
semakin tinggi kenakalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

hasil

Adapun

analisis

penelitian Muazif (2004) menyatakan

diketahui ada hubungan negatif yang

ada hubungan negatif antara konsep

sangat signifikan antara konsep diri

diri dengan kecenderungan kenakalan

dengan

pada remaja. Didukung oleh beberapa

kecenderungan

kenakalan

remaja. Artinya semakin tinggi konsep

pendapat

diri

Coopersmith

maka

semakin

rendah

tokoh,
(dalam

diantaranya
Partosuwido,

kecenderungan kenakalan remaja. Hal

2002)

ini berarti hipotesis yang menyatakan

remaja dengan konsep diri tinggi, yaitu
7

mengemukakan

karakteristik

bebas

mengemukakan

pendapat,

kecenderungan kenakalan remaja , dan

memiliki motivasi yang tinggi untuk

sebaliknya

mencapai

konsep diri yang rendah, seringkali

prestasi,

mengaktualisasikan
mampu

mampu

potensinya

menyelaraskan

lingkungannya,

sedangkan

remaja

yang

memiliki

dan

melanggar peraturan dan norma-norma

dengan

yang ada dalam masyarakat, sehingga

remaja

nantinya

dapat

mengakibatkan

yang berkonsep diri negatif atau

terjadinya kecenderungan kenakalan

rendah akan sulit mengganggap suatu

remaja. Menurut Santrock (2003),

keberhasilan diperoleh dari diri sendiri

berdasarkan

tetapi karena bantuan orang lain,

identitas Erikson, faktor-faktor yang

kebetulan, dan nasib semata. Remaja

mempengaruhi kenakalan pada remaja

tersebut

mengalami

antara lain identitas negatif. Perilaku

kecemasan yang tinggi. Karakteristik

delinkuen muncul karena remaja gagal

remaja yang memiliki konsep diri

menemukan suatu identitas peran.

rendah, yaitu mempunyai perasaan

Remaja yang memiliki pengalaman

tidak aman, kurang penerimaan diri,

masa balita, masa anak-anak atau masa

dan biasanya memiliki harga diri yang

remaja yang membatasi mereka dari

rendah. Adanya konsep diri yang

berbagai peran sosial yang dapat

tinggi tersebut remaja dituntut untuk

diterima atau yang membuat mereka

melakukan perbuatan positif yang

merasa

diharapkan oleh masyarakat, sehingga

tuntutan bagi mereka, dan hal tersebut

akan

akan

biasanya

mengurangi

tingkat
8

tidak

teori

perkembangan

mampu

mengakibatkan

memenuhi

timbulnya

individu

tersebut

memiliki

subjek

terdapat

6

subjek

(8,7%)

perkembangan konsep diri negatif.

memiliki konsep diri sangat tinggi, 14

Ditambahkan oleh Fuhrman, (1990)

subjek (20,3%) memiliki konsep diri

bahwa remaja dengan konsep diri

tinggi dan 49 subjek (71%) memiliki

negatif

menunjukkan

konsep diri sedang. Tidak ada subjek

penyesuaian psikis dan sosial yang

yang memiliki konsep diri sangat

negatif, meliputi kecemasan, depresi

rendah atau sangat rendah. Kondisi ini

dan kenakalan.

dapat diartikan bahwa sebagian besar

akan

Hasil analisis menunjukkan nilai
koefisien

determinan

(r2)

subjek penelitian pada dasarnya belum

sebesar

memiliki konsep diri yang optimal

0.370. Hal ini berarti sumbangan

sehingga

konsep diri

terpengaruh oleh orang lain

terhadap kenakalan

remaja sebesar 37%, maka masih

perilakunya

Berdasarkan

mudah

perhitungan

terdapat 67% faktor-faktor lain yang

kategorisasi

dan

mempengaruhi

kecenderungan

kenakalan

kenakalan

di

luar

frekuensi
remaja

variabel konsep diri misalnya jenis

diketahui dari 69 subjek, terdapat 36

kelamin, usia, ekonomi, pola asuh

subjek

orangtua,

kategori kenakalan sedang, 24 subjek

moralitas

masyarakat

(Kartono, 2010)

kategorisasi

memiliki

tingkat

(34,8%) memiliki kenakalan rendah

Berdasarkan hasil perhitungan
tingkat

(52,2%)

dan

9

subjek

(13%)

memiliki

dan frekuensi

kenakalan sangat rendah. Tidak ada

variabel konsep diri diketahui dari 69

subjek yang memiliki kenakalan tinggi
9

atau sangat tinggi. Hasil tersebut

Saran

menunjukkan masih cukup banyak

1. Bagi subjek penelitian

kenakalan

Diharapkan meningkatkan konsep

sedang sehingga perilaku tersebut

diri yang dimiliki, yaitu dengan

masih perlu diminimalkan lagi.

cara

subjek

yang

memiliki

meningkatkan aspek-aspek

yang ada dalam variabel konsep
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Ada hubungan negatif yang

diri yaitu

fisik, psikis, sosial,

moral. Secara fisik dapat dilakukan
sangat signifikan antara konsep diri
dengan cara memberikan penilaian
dengan

kecenderungan

kenakalan
positif pada kondisi fisik Pada

remaja. Artinya semakin tinggi konsep
aspek psikis subjek diharapkan
diri

maka

semakin

rendah
bersikap

positif

terhadap

diri

sendiri,

percaya diri, optimis.

kecenderungan kenakalan remaja.
2. Secara umum konsep diri
Aspek sosial dapat dioptimalkan
subjek penelitian tergolong sedang,
dengan cara aktif dalam kegiatan
dan kecenderungan kenakalan remaja
ektrakurikuler di sekolah maupun
pada

subjek

penelitian

tergolong
masyarakat. Aspek moral, subjek

rendah.
diharapkan

bersikap

jujur,

3. Sumbangan efektif konsep
bertanggung jawab, menghormati
diri terhadap kecenderungan kenakalan
dan

menghargai

orang

lain,

remaja sebesar sebesar 37%.
mengikuti kegiatan keagamaan di
sekolah maupun di masyarakat.
10

Diharapkan

2. Bagi Pihak Sekolah SMP N 4

mengoptimalkan konsep diri anak

Cepu, Blora Jawa Tengah
menciptakan

sehingga tidak terjerumus dalam

suasana pembelajaran yang dapat

perilaku kenakalan, hal ini dapat

meningkatkan konsep diri para

dilakukan dengan, mengarahkan

siswa,

anak

Diharapkan

atau

dapat

sekaligus

meminimalisir

mencegah

kenakalan,

pada

kegiatan-kegiatan

terjadinya

positif

untuk

cara

luang,

seperti

dengan

mengisi

waktu

pengembangan

menerapkan menjalin hubungan

bakat olah raga dan kesenian,

yang harmonis dengan siswa dan

membatasi menonton televisi dan

orangtua siswa, serta masyarakat.

bermain ke luar rumah.
4.

Selain itu para guru harus dapat
menerapkan

3.

dapat

pola

Peneliti selanjutnya Diharapkan
memperhatikan faktor-faktor lain

pembelajaran

yang lebih aktif, kreatif, efektif

yang

sekaligus menyenangkan sehingga

kecenderungan kenakalan remaja

dapat

selain konsep diri

membuat

siswa

merasa

mempengaruhi

usia,

seperti jenis

nyaman, tenang, merasa dihargai,

kelamin,

keagamaan,

dan mengikuti pelajaran dengan

ekonomi, pola asuh orangtua,

baik.

moralitas masyarakat. Selain itu

.

juga dapat memperluas populasi
dan memperbanyak sampel, agar

Orang Tua

ruang lingkup dan generalisasi
11

diterbitkan).
Yogyakarta:
Magister Psikologi UGM

penelitian menjadi lebih luas,
misalnya

membandingkan
Meichati, A. 1993. Kesehatan Mental.
(Dasar Praktis Pengetahuan
dan Kehidupan Bersama),
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.

kecenderungan kenakalan remaja
antara siswa dari SMP Kota
dengan SMP Desa.

Muazif, A. 2004. Hubungan antara
Pergaulan Negatif dan Konsep
Diri dengan Kecenderungan
Kenakalan Remaja. Skripsi
(tidak diterbitkan). Surakarta:
Fakultas Psikologi UMS.

.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J.W. 2003. Life-Span
Development. Perkembangan
Masa Hidup. Jilid 2 Edisi
kelima. Jakarta : Erlangga.

Daradjat, Z. 2003. Problem Remaja.
Jakarta: Gunung Agung.
Fuhrmann, B.S. 1990. Adolescent. 2 nd
.Ed., Foresman/Little. Illinols :
Brown Higher Education &
Sons.

Sarwono, S.W. 2000. Psikologi
Remaja. Jakarta: CV. Rajawali
Press.

Kartono, K. 2010. Patologi Sosial
II:Kenakalan Remaja. Cet
9.Jakarta: Rajagrafindo Persada

Shavelson, R. J. dan Roger W. 2002.
On the Structure of Self
Concept:
Self
Related
Cognitionin
Naxiety
and
Motivation.
New
Jersey:
Lawrence Er lbaum .

Ling, L.K., & Chan, D.W. 1997.
Family Relationship, SelfConcept,
and
Delinquent
Behavior Among Chinese
Adolescents in Hong Kong .
Journal Education. Vol 25, No.
1. pg. 120-133 The Chinese
University Of Hong Kong
Maria,

Simandjuntak, B. 2004. Psikologi
Remaja. Bandung : Tarsito.

U. 2007. Peran Persepsi
Keharmonisan Keluarga Dan
Konsep
Diri
Terhadap
Kecenderungan
Kenakalan
Remaja.
Tesis
(tidak
12