PENDAHULUAN Tinjauan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan Antibiotik pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.


 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi menjadi salah satu masalah kesehatan yang penting bagi
masyarakat, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Obat yang sering
diresepkan oleh dokter dan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut antara
lain antibakteri atau antibiotik, antifungi, antivirus, antiprotozoa.Sebagian besar
masyarakat menggunakan antibiotik secara tidak rasional. Hal ini menjadi salah
satu penyebab terjadinya resistensi antibiotik terhadap bakteri (Deurink et al,
2007), (Suaifan et al, 2012).
Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan mengenai antibiotik
antara lain; penggunaan secara tepat atau rasional, antibiotik yang dipilih
merupakan antibiotik yang tepat untuk kondisi tertentu, hanya digunakan untuk
infeksi bakteri, melakukan konseling pada pasien mengenai penggunaan
antibiotik, dan menggunakan dosis yang optimal (Mardiastuti, 2007).
Munculnya kuman resistensi terhadap antibiotika dipengaruhi banyak
faktor. Faktor yang penting yaitu faktor penggunaan antibiotik dan pengendalian
infeksi. Oleh karena itu penggunaan antibiotik secara bijaksana menjadi hal yang

penting untuk mencegah berkembangnya bakteri-bakteri resistensi tersebut ke
komunitas (Hadi, 2006).
Resistensi antibiotik merupakan berkurangnya efektivitas obat dalam
membunuh bakteri, maka bakteri akan tetap hidup dan berkembangbiak (Bishit et
al, 2009). Resistensi antibiotik terhadap bakteri menimbulkan akibat yang sangat
berbahaya. Penyakit infeksi yang dikarenakan bakteri yang tidak berhasil dalam
memberikan

efek

pengobatan

akan

mengakibatkan

penyakit

yang


berkepangjangan (prolonged illness), resiko kematian meningkat (greater risk of
death) dan rawat inap di rumahsakit semakin lama (Utami, 2012).
Pendidikan tentang pengetahuan antibiotik terhadap masyarakat menjadi
salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya resistensi. Di beberapa negara
telah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pengetahuan




 

penggunaan antibiotik yang tepat serta mencegah berkembangnya resistensi
antibiotik (Sun et al., 2011). Peran apoteker sangatlah penting dalam pelayanan
informasi obat melalui konseling dan monitoring penggunaannya. Memerlukan
proses dan waktu yang panjang sehingga panggunaan antibiotik tidak dapat
diawasi secara langsung, sehingga memungkinkan untuk penggunaan yang kurang
tepat (Depkes, 2008).
Penelitian yang dilakukan di negara-negara Eropa menunjukkan tingkat
pengetahuan yang baik mengenai pengetahuan antibiotik sebesar 38%, sedangkan
di Amerika sebesar 79%, dan yang mempunyai pengetahuan rendah yaitu

sebanyak 42% (Eurobarometer, 2010), (The Pew Health Group, 2012).
Penelitian terhadap pasien di Puskesmas Malang didapatkan hasil bahwa
sebagian responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah mengenai
bahaya resistensi antibiotik yaitu 49%, sedangkan perilaku penggunaan antibiotik
yang irrasional sebesar 68% (Wahyuniadi, 2013).
Penelitian di Universitas Jordan terkait penggunaan antibiotik sebanyak
40% mahasiswa kesehatan dan 28,1% mahasiswa non kesehatan sepakat bahwa
antibiotik digunakan untuk pengobatan flu dan infeksi virus. Sebanyak hampir
61% mahasiswa menggunakan antibiotik secara tidak tepat, sedangkan 31,2%
mahasiswa meminta kepada dokter untuk diresepkan antibiotik (Suaifan et al.,
2012).
Hasil penelitian pada mahasisiwa non kesehatan di Universitas Sumatera
Utara mengenai tingkat pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik sebagian
besar tergolong baik, dari 380 orang terdapat 293 mahasiswa non kesehatan
(77,1%) yang menjawab pertanyaan pengetahuan dengan benar, yang mempunyai
pengetahuan sedang sebanyak 70 orang (18,4%) dan yang berpengetahuan kurang
sebanyak 17 orang (4,5%) (Pulungan, 2010).
Penelitian mengenai penggunaan antibiotik di kalangan mahasiswa di
Indonesia masih sedikit maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa terhadap penggunaan antibiotik agar

kasus resistensi antibiotik tidak semakin memburuk.


 

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan rumusan
masalah yaitu: “Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan
antibiotik pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah: “Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
penggunaan antibiotik pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di
Universitas Muhammadiyah Surakarta.”
D. Tinjauan Pustaka
1. Antibiotik
a. Definisi Antibiotik
Antibiotik merupakan zat kimia yang diproduksi oleh fungi dan bakteri yang
berkhasiat dapat menghambat pertumbuhan kuman yang memiliki toksisitas

relatif kecil bagi manusia (Tjay dan Rahardja, 2007). Antibiotika sebagian
besar sudah diketahui rumus kimianya dan dapat dibuat sintesis. Pada tahun
1928 pertama kali Alexander Fleming menemukan antibiotika yang sangat
efektif yaitu Penisilina (Widjajanti, 1990).
b. Penggunaan Antibiotik
Berbagai jenis infeksi akibat kuman atau prevensi infeksi dapat digunakan
antibiotik untuk mengobatinya. Pada pasien dengan sendi dan klep jantung
buatan juga sebelum cabut gigi digunakan antibiotik profilaksis. Stimulans
pertumbuhan merupakan penggunaan penting non-terapeutis pada peternakan
sapi, babi, dan ayam. Namun belum diketahui secara jelas mekanisme aksinya.
Efek ini ditemukan pada tahun 1940-an secara kebetulan. Di dalam usus
antibiotik bekerja setempat dengan menstabilisir floranya. Mengurangi jumlah
dan aktivitas kuman-kuman yang dapat merugikan, sehingga dapat
dipergunakan lebih baik zat-zat gizinya (Tjay dan Rahardja, 2007).


 

c. KlasifikasiAntibiotik
Berdasarkan mekanismenya antibiotik dibagi menjadi empat yaitu,

Mekanisme kerja

Contoh

Merusak dinding sel atau
menghambat sintesis bakteri

Beta-laktam
(penisilin,
sefalosporin,
karbapenem,
inhibitor beta-laktamase,
monobaktam) vankomisin dan basitrasin.

Menghambat sintesis protein

Kloramfenikol, aminoglikosida, tetrasiklin,
makrolida
(eritromisin,
klaritromisin,

azitromisin) spektinomisin, mupirosin, dan
klindamisin.

Menghambat enzim esensial
metabolism folat
Mempengaruhi metabolism atau
sintesis asam nukleat

Sulfonamide dan trimetoprim.
Nitrofurantoin dan kuinolon.

(Depkes, 2011)
Berdasarkan spektrumnya penisilin dibagi menjadi dua yaitu,
Spektrum
Luas

Sempit

Contoh
Ampisilin : diabsorbsi oral

Amoksisilin : diabsorbsi oral dengan masa kerja panjang
Siklasin : oral untuk infeksi saluran kencing
Bekampisilin : digunakan dengan cara oral.
Penisilin G : digunakan secara IM atau IV, akan dihambat oleh
asam lambung dan makanan jika digunakan secara oral.
Penisilin V : diberikan secara oral, IM atau IV dan tidak
dianjurkan untuk pasien dengan lemah ginjal.
Benzatin penisilin G : secara oral untuk profilaksi demam
rematik.
Procain penisilin G : karena penggunaan secara IM lambat
maka mekanisme kerjanya diperanjang.

(Sutedjo, 2008) 

d. Resistensi antibiotik
Resistensi antibiotik merupakan berubahnya efektivitas antibiotik terhadap
bakteri sehingga bakteri akan terus bertahan hidup dan berkembang (Bari, et
al,. 2008). Terdapat beberapa cara terjadinya resistensi, yaitu :
1) Dengan enzim yang diproduksi antibiotik dirusak.
2) Reseptor titik tangkap antibiotik dirubah.

3) Pada sel bakteri fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik dirubah.
4) Dinding sel tidak dapat ditembus oleh antibiotik.
5) Melalui mekanisme transport aktif antibiotik dikeluarkan dari sel.


 

e. Farmakokinetik dan Farmakodinamik Antibiotik
Antibiotik harus mempunyai sifat-sifat agar dapat menunjukkan kerjanya
sebagai bakterisida ataupun bakteriostatik. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1) Memiliki aktivitas mikrobiologi yaitu antibiotik harus terikat dengan
tempat ikatan spesifiknya.
2) Pada tempat infeksi kadar antibiotik harus cukup tinggi.
3) Untuk memperoleh efek yang kuat antibiotik harus tetap berada pada
tempat ikatannya dalam waktu yang cukup memadai.
4) Mempunyai kadar hambat pertumbuhan bakteri yang minimal.
f. Interaksi dan Efek Samping Antibiotik
Penggunaan antibiotik secara bersama dengan antibiotik lain, obat ataupun
makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Efek dari interaksi
tersebut misalnya penurunan absorpsi obat hingga peningkatan efek toksik

obat lainnya (Depkes, 2011).
2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang tersebut
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalu
panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari indera
pengliahatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan memiliki enam tingkatan, antara lain :
a. Tahu (know)
Tahu merupakan mengingat suatu materi yang sebelumnya telah dipelajari.
Untuk mengetahui bahwa orang tersebut tahu sesuatu maka dapat
menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu hal tidak hanya sekedar tahu ataupun menyebutkan,
namun orang tersebut harus mampu menjabarkan secara benar tentang hal
yang diketahui tersebut.


 


c. Aplikasi (aplication)
Apabila orang tersebut telah memahami objek yang dimaksud dan
mengaplikasikannya pada situasi tertentu.
d. Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk menjelaskan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat pada suatu masalah yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan seseorang untuk meringkas dalam satu hubungan yang logis
dari hal-hal pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi
Kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan sendiri
atau yang berlaku di masyarakat.

3. Sikap
Sikap

adalah

kecenderungan

untuk

bertindak

dan

berpersepsi,

mempunyai daya pendorong (motivasi), relatif lebih menetap dibanding emosi
dan pikiran, dan mengandung aspek penilaian atau evaluatifterhadap objek.
Sikap merupakan kesiapan susunan syaraf sebelum memberikan respon yang
nyata (Notoatmodjo, 2010).
Sikap terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu :
a. Menerima (receiving)
Menerima adalah orang mau dan memperhatikan rangsangan yang
diberikan.
b. Merespon (responding)
Merespon yaitu memberikan jawaban apabila diberikan pertanyaan,
mengerjakan tugas yang diberikan merupakan indikasi dari suatu sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
meruakan indikasi dari suatu sikap.


 

d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab segala sesuatu yang sudah dipilih dengan resiko yang
akan dihadapinya (Notoatmodjo, 2003).

e. Perilaku
Perilaku adalah suatu aktivitas makhluk hidup. Aktivitas manusia secara
singkat dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a) aktivitas yang dapat dilihat
oleh orang lain. b) Aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Perilaku
kesehatan merupakan seluruh aktivitas yang dapat dilihat maupun yang tidak
dapat dilihat yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan mutu
kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data tentang tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik pada mahasiswa
kesehatan dan non kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dokumen yang terkait

Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Non Kesehatan Universitas Sumatera Utara Terhadap Penyakit Mulut

1 66 88

PENDAHULUAN Pengaruh Promosi Kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Seks Pranikah di SMA Muhammadiyah 4 Surakarta.

0 3 7

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA Tinjauan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan Antibiotik pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 10

Lampiran 1. Data Demografi Responden Mahasiswa Kesehatan Tinjauan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan Antibiotik pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 39

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN Tinjauan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan Antibiotik pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 12

SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MAHASISWA BIDANG KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Swamedikasi Penyakit Maag Pada Mahasiswa Bidang Kesehatan Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 16 12

PENDAHULUAN Swamedikasi Penyakit Maag Pada Mahasiswa Bidang Kesehatan Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

5 26 10

PENDAHULUAN HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN STRES DENGAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 6

PERBANDINGAN PERSEPSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TERHADAP APOTEK ONLINE - repository perpustakaan

0 1 14

SIKAP, PERILAKU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT SECARA ONLINE PADA MAHASISWA NON-KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 17