PENGEMBALIAN BARANG BUKTI YANG TIDAK TERKAIT DENGAN TINDAK PIDANA ASAL DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.

ABSTRAK

Tindak pidana pencucian uang merupakan suatu tindak pidana
lanjutan dari tindak pidana asal (predicate crime) yaitu adanya
kecenderungan seseorang untuk memanipulasi jalannya uang hasil tindak
pidana yang dialihkan atau bahkan dibekukan dalam bentuk asset. Karena
penyidikan tindak pidana pencucian uang mengikuti jalannya uang hasil
tindak pidana sehingga yang diperlukan adalah kemana jalannya uang
hasil tindak pidana tersebut. Dalam tindak pidana pencucian uang yang
menjadi penting yaitu mengenai asal usul harta kekayaan tersebut yang
memang sulit menelusurinya dan terkadang
penyidik melakukan
kesalahan dalam penyitaan barang bukti dikarenakan asal usul barang
yang disita sulit diidentifikasikan asalnya dan belum tentu terkait dengan
tindak pidana asal. Penelusuran terkait barang bukti tidak terlalu
diperhatikan dan hanya mengedepankan keamanan dari asset yang
dianggap terkait dengan tindak pidana agar tidak dapat dipindah
tangankan atau diperjual-belikan sampai adanya putusan hakim sehingga
semua barang bukti tersebut disita oleh penyidik dan menyebabkan
kerugian yang diderita oleh pemilik barang yang disita. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui akibat hukum penyitaan oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap barang bukti yang tidak terkait
dengan tindak pidana asal dalam tindak pidana pencucian uang dan
ketentuan yang dapat dikenakan kepada penyidik atas pengembalian
barang bukti yang tidak terkait dengan tindak pidana asal dalam tindak
pidana pencucian uang.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan
yuridis normatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
data-data yang bersifat kualitatif berdasarkan data sekunder. Sedangkan
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis sehingga dapat
memperoleh gambaran menyeluruh dan sistematis.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa
Pertama, akibat hukum terhadap penyitaan oleh KPK terhadap barang
bukti yang tidak terkait dengan tindak pidana asal dalam tindak pidana
pencucian uang adalah `penyitaan yang dilakukan dapat dianggap tidak
sah. Kedua, ketentuan yang dapat dikenakan terhadap penyidik adalah
penyidik dapat dituntut untuk memberikan kompensasi berupa ganti
kerugian materil selama disitanya barang bukti dan melakukan rehabilitasi
nama baik seseorang atas dugaan bahwa pemilik barang sitaan adalah
orang yang terkait dengan tindak pidana.


Dokumen yang terkait

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Perlindungan Hukum Terhadap Penyitaan Harta Kekayaan Pihak Lain Dalam Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh Kpk Dihubungkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

0 0 18

Analisa Hukum Terhadap Penerapan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang Bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi Sebagai Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Tindak Pidana Pencucian Uang Dihubungkan Dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Penc

0 0 8

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM MELAKUKAN PENYITAAN ASET TERSANGKA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TA.

0 0 1

Implementasi Tindak Pidana Asal dalam Tindak Pidana Pencucian Uang yang Dikwalifikasikan sebagai Tindak Pidana Lanjutan (Follow Up Crime) dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010.

0 0 1

UNDANG UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TTG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 0 42

UNDANG-UNDANG NO 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 0 19

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 7

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 15

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI SEBAGAI LEMBAGA NEGARA PENEGAK HUKUM DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LOUNDRING) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 UNDANG-UNDANG NO 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PI

0 0 5