TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM MELAKUKAN PENYITAAN ASET TERSANGKA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TA.

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM MELAKUKAN PENYITAAN ASET TERSANGKA
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ABSTRAK
Adhijasya Satrio
110110100026
Penyitaan aset terhadap tersangka tindak pidana pencucian uang yang dilakukan
KPK dianggap sebagai kesewenang-wenangan, karena KPK sering sekali melakukan
penyitaan aset terhadap tersangka tanpa mengetahui terlebih dahulu tindak pidana asal
dari tindak pidana pencucian uang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah KPK berwenang melakukan penyitaan aset tanpa mengetahui terlebih dahulu
tindak pidana asal dari tindak pidana pencucian uang tersebut dan bagaimana proses
pengembalian aset apabila tidak terkait dengan tindak pidana pencucian uang tersebut.
Penulisan skripsi berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif dan metode
deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah berdasarkan data yang
diperoleh yang kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundangundangan terkait hukum acara pidana, literatur serta bahan lain yang berhubungan
dengan penelitian dan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui
wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara yuridis kualitatif.

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil: Pertama, KPK dalam melakukan
penyitaan aset terhadap tersangka tindak pidana pencucian uang dianggap tidak
professional karena mereka menyita tanpa mengetahui terlebih dahulu tindak pidana asal
dari tindak pidana pencucian uang tersebut. Padahal kewenangan KPK hanya terbatas
mengenai tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya merupakan tindak
pidana korupsi. Kedua, proses pengembalian aset yang dilakukan oleh KPK jika aset
tersebut tidak berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang juga belum ada pengaturan
khusus mengenai jangka waktu pengembalian tersebut. Padahal kita tahu bahwa aset
atau harta kekayaan merupakan hak dari seseorang, tentu saja KPK dianggap semenamena karena melakukan penyitaan yang tidak professional lalu tidak ada
pertanggungjawaban dalam pengembaliannya.