Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

RR.Handining Melati Har umsar i , Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya
Dalam Menonton Progr am Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV
(Studi deskr iptif tentang motif ibu r umah tangga Surabaya dalam menonton
pr ogram acar a talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)
Semakin kompleksnya kebutuhan individu membuat mereka aktif dalam
memilih media mana yang akan digunakan. Mereka akan memilih media yang
dapat memenuhi kebutuhannya. Program acara talk show “Islam Itu Indah” di
Trans TV merupakan talk show rohani bagi umat Islam. Susunan acara dalam talk
show yang tayang setiap selepas subuh ini adalah pemberian tausiyah dari nara
sumber utama, menghadirkan nara sumber tamu untuk berbagi pengalaman hidup,

sesi interaktif baik dengan pemirsa distudio maupun dirumah, kesimpulan dan
ditutup dengan doa’.
Dalam penelitian ini teorii yang digunakan adalah teori uses &
gratifications karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar dan
hal itu membuat mereka secara aktif memilih media massa untuk memenuhi
kebutuhannya. Termasuk ketika pemirsa memilih program acara talk show “Islam
Itu Indah” di Trans TV untuk memenuhi kebutuhan rohaniahnya. Kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi
sosial, dan kebutuhan untuk melepaskan diri dari ketegangan (hiburan).
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling, yang dapat dilakukan melalui 3 tahap. Tahap pertama,
dilakukan pengundian secara acak (random) terhadap wilayah penelitian di kota
Surabaya. Kedua, dilakukan pengundian secara acak pada wilayah kecamatan dan
terakhir dilakukan pengundian secara acak pada tingkat kelurahan. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan Pemirsa/Ibu rumah tangga yang
bertempat tinggal di kota Surabaya dan memiliki pekerjaan diluar rumah atau
karir
Setelah dilakukan pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa motif
yang mendorong ibu rumah tangga dalam menonton talk show “Islam Itu Indah”
di Trans TV adalah motif identitas personal, informasi, dan integrasi dan interaksi

sosial. Namun motif tertinggi adalah motif identitas personal. Sedangkan pada
motif hiburan tergolong rendah, karena untuk kebutuhan hiburan ibu rumah
tangga memilih menonton acara komedi, sinetron dan infotainment.
Kata kunci : Motif, Ibu rumah tangga, acara talk show “Islam Itu Indah”
di Trans TV

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAC
RR.Handining Melati Harumsar i , Motive Housewife Surabaya in watching
Talk Show Pr ogram “Islam is Beautiful” on Trans TV (Descr iptive Study of
Motive Housewife Sur abaya in Watching Talk Show Pr ogram “Islam is
Beautiful” on Trans TV)

The more complex needs of the individual making them active in selecting
which media will be used. They will choose the media that can meet their needs.
Talk show Program “Islam itu Indah” on Trans TV is a spiritual talk show for

Muslims. The arrangement of the event in a talk show broadcast every after dawn
this is the awarding of the Islamic Center, main resource a resource person to
present the guests to share life experiences, interactive sessions well with viewers
at home, as well as the conclusions distudio and concludes with a prayer.
In this research teorii used is the theory uses & gratifications because
basically every human being has a basic need and it makes them actively choose
the mass media to meet his needs. Including when viewers chose the talk show
program “Islam Itu Indah” on Trans TV to meet the needs of spiritual. Those
needs are information needs, personal identity, integration and social interaction,
and the need to escape the tension (entertainment).
Withdrawal of samples that are used in this research is the cluster random
sampling, which can be done through the 3 stages. The first phase, conducted the
draw randomly (random) towards research areas in the city of Surabaya. Second,
do the draw randomly in the subdistrict and last made the draw randomly at the
level of the village. The sample in this study is part of the overall
Viewership/housewife who resides in the city of Surabaya and have jobs outside
the home or career.
After processing the data, then it can be inferred that the motives that
drove housewives in watching talk show “Islam Is Beautiful” on Trans TV is
personal identity motives, and integration of information and social interaction.

However the highest motive is identity personal motives. While the motive
entertainment is low, due to the entertainment needs of housewives prefer to
watch the show comedy, sitcoms and infotainment.
Keyword : The motive , a housewife , the event of the talk show of “Islam is
Beautiful” on Trans TV

xv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
ridhonya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “MOTIF
IBU RUMAH TANGGA SURABAYA DALAM MENONTON ACARA
TALK SHOW “Islam Itu Indah” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Motif Ibu
Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di
Trans TV). Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, baik dalam penyajian material
maupun dalam pengungkapan bahasanya.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala
bimbingan, bantuan, dan dorongan dari Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si yang
telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan yang sangat bermanfaat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, maka pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ingin menyatakan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S. Sos, MSi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si. Sebagai dosen Pembimbing dalam skripsi
ini.
4. Orang tua dan keluarga tercinta.
5. Teman-teman angkatan 2007, terima kasih atas bantuannya
6. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang secara
langsung telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................

iii

KATA PENGANTAR

.................................................................

iv

DAFTAR ISI

..............................................................................

vi


DAFTAR TABEL

.........................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR

..........................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN

.......................................................................

xiii

ABSTRAKSI


.................................................................................

Bab I PENDAHULUAN

................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah

..............................................

xiv
1
1

1.2 Perumusan masalah

......................................................

11


1.3 Tujuan Penelitian

......................................................

11

1.4 Kegunaan Penelitian

......................................................

11

......................................................

13

......................................................

13


Bab II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Media komunikasi Massa
2.1.2 Televisi

...................................

......................................................

13
15

2.1.3 Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi

16

2.1.4 Teori Kebutuhan

17

....................................

2.1.5 Definisi dan Deskripsi Motif

..................................

18

2.1.6 Masyarakat Sebagai Khalayak

...................................

20

...............................................

22

2.1.7 Program Talk Show
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.8 Acara Talk Show islam Itu Indah
2.1.9 Teori Uses dan Gratification
2.2 Kerangka berpikir

.......................

22

...................................

24

........................................................

27

Bab III METODE PENELITIAN ........................................................

30

3.1

3.2

Definisi Operasional ........................................................

30

3.1.1. Motif ……………………………………………

31

3.1.2. Masyarakat Sebagai Khalayak……………………

36

Populasi, Sampel, dan Teknik penarikan Sampel

37

3.2.1. Populasi

...........

........................................................

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

37

………

37

3.3

Teknik Pengumpulan Data

...............................................

44

3.4

Teknik Analisis Data ............................................................

44

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

............................................

Gambaran Umum Objek Penelitian

................................

4.1.1. Gambaran Umum Ibu Rumah Tangga Surabaya

45
45
45

4.1.2. Gambaran Umum Program Talk Show “Islam
Itu Indah” di Trans TV
4.2

………………………

46

Penyajian Data dan Analisa

..............................................

48

4.2.1

Identitas Responden

..................................................

48

4.2.2

Menonton Program Acara Talk Show ‘Islam
Itu Indah” di Trans TV

4.2.3

………………………

50

Motif Ibu rumah Tangga Dalam Menonton
Program Acara ‘Islam Itu Indah” di Trans TV

51

4.2.3.1 Motif Informasi

52

vii

………………………

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.3.2 Motif Identitas Personal

4.2.4
4.3

……………….

62

4.2.3.3 Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ………..

69

4.2.3.4 Motif Hiburan

76

………………………..

Kategorisasi Motif Secara Umum

Perbandingan Motif Secara keseluruhan

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

5.2

Saran

………………...

80

................................

86

...............................................

89

....................................................................

89

................................................................................

91

DAFTAR PUSTAKA

.....................................................................

LAMPIRAN

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

92

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa lepas

dari kegiatanya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk bersosialisasi
itulah manusia memerlukan komunikasi sehingga akhirnya timbul interaksi dalam
kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekanto bahwa suatu
interaksi tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya
kontak sosial dan komunikasi (Soekanto, 1990 : 71), maka ketika seseorang
melakukan suatu proses komunikasi dengan orang lain dibutuhkan suatu kesamaan
makna sehingga diharapkan agar
berlangsung efektif dan akan

proses komunikasi yang sedang terjadi dapat
terjadi suatu kepuasan diantara keduanya dan

dikemudian hari tidak akan ragu-ragu lagi dalam mengulangi proses komunikasi.
Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi
segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring
dengan perubahan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan
masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi – informasi yang selalu
berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi
dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam
menyampaikan informasinya, baik melalui media massa atau melalui media
komunikasi interpersonal. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat dan media yang digunakan juga harus tepat.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan media massa. Media massa tersebut
adalah pers, radio, televisi, film, dan lain – lain. Dalam perkembangannya pers
mempunyai dua pengertian yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam
pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan bahkan
termasuk media massa elektronik, radio, siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers
dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak yakni, surat kabar,
majalah, tabloid, dan buletin kantor berita. (Effendy, 1993 : 145)
Seiring dengan perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam
memperoleh informasi tidak hanya komunikasi secara langsung (tatap muka), tetapi
juga dapat melalui media massa untuk membantu komunikator berhubungan dengan
khalayaknya. Media massa dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan
komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan pelapisan sosial
dalam suatu masyarakat. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan respon dan kepercayaan masyarakat. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan – pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal yang dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut.
Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan
masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya tingkat
konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media massa dan bermunculan media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

baru yang menawarkan banyak pilihan pada khalayaknya, yang pada akhirnya akan
menimbulkan ketergantungan masyarakat pada media elektronik tersebut.
Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari film, berita,
hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan dengan media
massa yang lain televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga
menampilkan gambar, sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah
dimengerti. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek – aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan
merasakannya, baik pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. (Effendy,
1996:122)
Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri.
Kelebihan dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka
wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di
lingkungan masyarakat. (Kuswandi, 1996 : 94) Sedangkan kekuatan dari media
televisi adalah menguasai jarak dan ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah
besar, nilai aktualitas yang cepat, daya rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta
menyampaikan informasi dengan lebih singkat, jelas, dan sistematis. Mengingat
kemampuan televisi dalam menguasai jarak secara geografis dan sosiografis.
(Kuswandi, 1996), maka televisi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar pada
khalayak dibanding dengan radio dan surat kabar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Setiap individu memilih media yang sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini
sekaligus menentang gagasan audience pasif dan bergantung pada sejumlah asumsi.
Satu diantaranya adalah bahwa anggota audience secara individual, dalam ukuran
tertentu,. Memilih secara sadar dan termotivasi diantara berbagai pokok isi. Ada
berbagai versi pendekatan yang berbeda dan berbagai rumusan teori yang
mendasarinya. (McQuail dan Gurevitch, 1991 : 216)
Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini media menempatkan diri
sebagai sarana yang dapat memenuhi kebetuhan khalayak, tak terkecuali media
televisi. Hal ini tidak lepas dari semakin kompleksnya kebutuhan manusia yang
menginginkan pemenuhan secara instan. Kondisi tersebut di manfaatkan banyak
industry televise di negeri ini untuk saling bersaing menyuguhkan tayangan yang
dapat memenuhi hasrat khalayak sebagai pemirsa televise.
Semakin meningkatnya jumlah stasiun televise swasta yang mengudara saat
ini merupakan salah satu bukti dari ketergantungan khalayak akan keberadaan media.
Misalnya stasiun televise swasta TransTv yang berusaha untuk dapat memenuhi
kebutuhan khalayak dengan program acara yang variatif. Dari beberapa program
acara yang ditawarkan oleh TransTv pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
stasiun televise swasta lainnya. Misalnya program siaran berita, program siraman
rohani bagi umat beragama, infotainment, kuis, sinetron, acara music, reality show
dan Talk show.
PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTv) merupakan perusahaan milik
Trans Corporation yang juga pemilik Trans7. Dibandingkan dengan televisi swasta
lainnya TransTv berkembang lebih cepat. Baru 10 tahun stasiun ini resmi melakukan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

siaran sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Selain kualitas
gambar dan jaringan luas, TransTv juga menyuguhkan program acara yang lebih
menarik dibandingkan stasiun televisi lain. Dan sepertinya sudah menjadi tren
hampir setiap program acara yang disajikan oleh TransTv kemudian di ikuti oleh
stasiun televisi lain. Misalnya program acara mistis yang sempat menjadi acara
favorit masyarakat Dunia Lain membuat stasiun televisi lain juga menyajikan
program acara sama namun dengan nama berbeda.
Tayangan talk show Islam itu indah adalah salah satu program acara
kerohanian bagi umat muslim.

Acara ini ditayangkan setiap hari selepas subuh

dengan topic yang berbeda – beda mengenai berbagai hal dalam agama islam. Selain
itu dalam acara ini selalu di hadiri oleh organisasi dari ibu PKK dari berbagai
penjuru sebagai audiencenya. Di sela – sela acara juga di adakan sesi interaktif
dimana pemirsa yang hadir di studio dapat berinteraksi secara langsung dengan nara
sumber. Bukan itu saja pemirsa di rumah pun dapat menghubungi nomor telepon
yang sudah di sediakan untuk dapat berkomunikasi langsung dengan nara sumber,
yang dikenal dengan istilah “Jama’ah Oh Jama’ah,Alhamdulillah”.
Nara sumber pada acara talk show tersebut adalah Ustadz Maulana yang
dikenal energik dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Sosok ini mempunyai ciri
khas yang mungkin sangat mudah tersimpan di benak orang yang baru mengenal
atau pernah melihatnya. Suara lantang dan tegas menjadi salah satu ciri khas ustadz
yang postur tubuhnya kecil ini. Gaya kocak serta cara berbicara atau Cara
menyampaikan materi yang diselingi dengan joke – joke konyolnya seringkali
mengundang tawa audince yang hadir di studio maupun di rumah. Sepertinya bukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

menjadi rahasia lagi jika sebagian besar para pendakwah saat ini menganggap
dakwah bahwa metode penyampaian bak pelawak, dengan kata lain disertai dengan
candaan lebih efektif dari pada harus selalu serius. Materi di sampaikan dengan
santai sambil di selingi dengan candaan akan lebih mendapatkan perhatian audience.
Dalam kondisi itulah materi dapat di terima dengan mudah oleh audience yang hadir
di studio maupun mereka yang menyaksikan lewat layar kaca, yaitu televisi.
Dalam setiap episodenya talk show yang berlangsung selama 1 jam ini
membahas topik yang berbeda terkait pandangan Islam dalam mengatur sebuah
kehidupan. Supaya lebih menarik maka program acara ini menghadirkan bintang
tamu dari kalangan selebritis. Bintang tamu tersebut berbagi kisah tentang
pengalaman hidupnya sebagai seorang muslim dengan menceritakan berbagai hal
yang terjadi pada dirinya. Nara sumber menjadi barometer untuk dapat menilai,
dengan mengupas pengalaman bintang tamu dari sudut pandang Islam. Hal di
harapkan dapat memberikan referensi kepada para audience dalam menjalani
kehidupan secara islami.
Ustadz Lebay, demikian julukan yang disematkan pada Ustadz M. Nur
Maulana. Gayanya memang lebay dengan intonasi dan gerakan khas, Ustadz M Nur
Maulana (37) menyapa jemaahnya di acara Islam Itu Indah (Trans TV) dengan
"Jamaah oh jamaah". Panggilan yang tengah populer dan identik dengan ustadz asal
Makassar ini. Anak-anak hingga remaja gemar meniru ucapannya. Cara ceramah Nur
Maulana dianggap lebay, kurang berwibawa dan maaf, kemayu, sempat jadi kritik.
Tapi terbukti, justru gayanya itu yang membuatnya jadi populer. Di tengah
menjamurnya ustadz di layar kaca, seorang ustadz dituntut punya ciri khas agar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

menarik perhatian penonton. Gaya lebay adalah cara yang dipilih Ustadz Nur
Maulana. Menurut polling dari tabloid bintang per bulan November 2011 untuk
semua program acara di stasiun televisi baik sinetron, reality show dan program
religi, saat ini program acara yang di bawakan ustadz maulana tersebut berada pada
ranking 20 acara yang sering di tonton pemirsa. Dan berada pada rating tertinggi dari
setiap program acara tausiyah Islam yang saat ini di tayangkan di televisi. Hal ini
membuktikan bahwa program acara talk show tersebut mendapatkan respon positif
dari pemirsa, yaitu masyarakat Indonesia.
Talk show Islam itu indah sebagian besar pemirsanya adalah kaum
perempuan yang umumnya ibu rumah tangga. Hal ini mengacu pada survei pra
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait pemirsa program acara tersebut. Acara
ini sangat dibutuhkan oleh setiap muslimah (perempuan Islam) untuk menambah
pengetahuan mereka mengenai agama yang selama ini mereka anut. Terlebih bagi
perempuan modern yang kegiatannya lebih banyak disibukkan untuk mengurusi hal
lain, sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk hadir dalam sebuah pengajian
atau tausiah secara langsung.
Sebenarnya di stasiun televise swasta lain juga terdapat program acara yang
sama bahkan di tayangankan pada jam yang sama pula. Misalnya Mamah dan Aa’ di
Indosiar, Ummi yang di MNC TV dan program acara rohaniah dibebrapa stasiun
televisi lainnya. Pemilihan jam tayang program acara juga sangat mempengaruhi di
sukai tidaknya sebuah program acara tersebut. Acara Islam itu indah ditayangkan
selepas subuh dimana setiap orang khususnya yang beragama muslim terbangun dari
istirahatnya untuk menunaikan ibadah sholat subuh dan akan memulai aktifitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

lainnya. Tanpa harus meninggalkan rumah untuk mengikuti pengajian mereka akan
mendapatkan wawasan mengenai kehidupan islami dengan hanya menyalakan
televise di rumahnya masing – masing.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui motif ibu rumah
tangga di surabaya dalam menonton acara talk show Islam itu indah yang
ditayangkan oleh TransTv setiap pagi. Yakni motif yang mendasari Ibu rumah
tangga memilih untuk menonton acara talk show tersebut dalam memenuhi
kebutuhan rohaniah mereka dari pada program acara yang juga menawarkan hal
serupa di stasiun televisi lain. Tentunya motivasi tersebut muncul karena adanya
kebutuhan yang harus di penuhi, kebutuhan yang bersifat rohani.
Menurut Thorn Burg, motif merupakan sesuatu yang menggerakkan tingkah
laku, selain itu motif memberikan arah bagi tingkah laku, motif juga dapat
menimbulkan intensitas dalam bertindak, serta merupakan kunci pemuas kebutuhan.
Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Individu
merespon kebutuhan tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi
kebutuhan tersebut melalui penggunaan media. (Effendy, 1989 : 34)
Sebagian diantaranya lebih bersifat 'budaya' dan deskriptif, yang lain lebih
bersifat keperilakuan dan fungsionalis. Satu dari pernyataan yang banyak dikutip
tentang yang disebut kemudian mengemukakan bahwa semua studi seperti itu,
memusatkan perhatian pada (1) sumber kebutuhan (2) sosial dan psikologis, yang
menimbulkan (3) harapan terhadap (4) media massa dan sumber lainnya, yang
mengakibatkan (5) perbedaan pola pembedahan (exposure) media massa (atau
keterlibatan dalam aktifitas lain) yang menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

(7) konsekuensi lainnya. (Katz et al, 1974 : 20). Hal ini yang kemudian mendorong
masyarakat atau individu untuk memilih acara talk show Islam itu indah yang
ditayangkan di TransTv sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rohaniah mereka.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah yang diajukan adalah : " Bagaimana motif Ibu rumah tangga di Surabaya
dalam menonton acara talk show “Islam Itu Indah” di TransTV? ".
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif ibu
rumah tangga di Surabaya dalam menonton acara talk show “Islam Itu Indah” di
TransTV.
1.4

Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teor itis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perkembangan ilmu komunikasi tentang penelitian terhadap motif khalayak
dalam menggunakan sebuah program acara di media, khususnya televisi
sesuai dengan kebutuhan mereka. Karna mereka merupakan khalayak aktif
dalam menyeleksi setiap tayangan yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Kegunaan Pr aktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
media televisi yang berkaitan dengan motif pemirsa dalam menonton sebuah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

program acara talk show rohaniah, khususnya acara talk show Islam itu indah
yang di tayangkan di TransTV. Selalu kreatif dalam mengemas sebuah
program acara yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak secara umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) disini ialah komunikasi
melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum
dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2003:79).
Komunikasi massa menyiarkan infomasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan
media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada
komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan
kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa
menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara
pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok lainnya.
Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang
yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya
guna membina empati dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya.
Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental
adalah antara dua orang, benak komunikator harus mengenai setiap
komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan
pribadi yang diulangi ribuan kali secara serentak (Effendy, 2003:80).
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk
melakukan

kegiatan

komunikasinya

perlu

memahami

karakteristik

komunikasi massa diantaranya (Effendy, 2003:81-83):
a. Komunikasi massa bersifat umum artinya pesan komunikasi yang
disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
b. Komunikasi bersifat heterogen artinya perpaduan antara jumlah
komunikan yang besar dalam komunikasi masa dengan keterbukaan
dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya
dengan sifat heterogen komunikan.
c. Media massa menimbulkan keserampakkan artinya keserampakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan
terpisah.
d. Hubungan

komunikator-komunikan

bersifat

non

pribadi,

karena

komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya
dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non
pribadi ini timbul disebabkan karena teknologi dari penyebaran yang
massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan
komunikator yang bersifat umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.1.2. Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture).
Para penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siarat televisi,
kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambargambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tida ada unsur-unsur
film. (Effendy, 2003:174)
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision)
yang berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahkan oleh prinsip radio dan
segi “penglihatan”-nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apaapa yang dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati siarat televisi, kalau
pemancar televisi tadi memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang
dipancarkan itu adalah gambar-gambar yang bergerak. (Effendy, 2003:174)
Televisi dikatakan sebagai “saudara muda” dari radio, karena lahirnya
sesudah radio dan karenanya, sebagaimana dikatakan tadi dasarnya adalah
radio.
Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan
menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, inforamsi, maupun
pendiidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu susahsusah pergi ke gedung bisokop atau gedung sandiwara karena pesawat
televisi menyajikan ke rumah. (Effendy, 2004:60)
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan
pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat
menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).
2.1.3. Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak terlepas dari
pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi
menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah
banyak yang mengetahui dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh
yang positif dan sejauh mana pengaruh yang negatif, belum diketahui banyak.
Di Indonesia, meskipun tidak sebanyak di negara-negara yang sudah maju,
penelitian telah dilakukan, baik oleh Departemen Penerangan sebagai
lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh perguruan-perguruan tinggi.
(Effendy, 2003:191)
Menurut Porf. Dr. R. Mar.at dan Unpad acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini
adalah hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang mengakibatkan penonton
terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah
satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis
penonton,

sehingga

penonton

tersebut

dihanyutkan

dalam

suasana

pertunjukan televisi. (Effendy, 2003:192)
Adalah kelatahan atau barangkali lebih tepat dikatakan peniruan yang
seringkali dipermasalahkan yakni peniruan yang negatif, kenyataan televisi
tidak selalu menimbulkan pengaruh peniruan negatif, tidak jarang juga yang
positif.

Yang

menjadi

persoalan

sekarang

bagaimana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kita

harus

17

menggalakkan peniruan yang positif dan mencegah peniruan yang negatif.
(Effendy, 2003:192)
2.1.4. Teor i Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang
ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka
pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan
perilaku yang gembira sebgaai manifestasi dari rasa puasnya.
Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002):
a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta
dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan
dihargai oleh orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunkaan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dab
kritik terhadap sesuatu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.1.5. Definisi dan Deskr ipsi Motif
Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak alasanalasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan
yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya
motif yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu,
artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuahn dari penggunaan
media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif
adalah pengertian yang melingkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atau
dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat
sesuatu (Gerungan,2000:140).
Blumer (Rakhmat, 1999 : 66) motif meliputi: motif kognitif yaitu
keinginan untuk menambah pengetahuan baru. Motif identitas personal yaitu
keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.Dan motif Integratif
Personal yaitu keinginan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat kepercayaan, kesetiaan, dan status pribadi.Maka pada dasarnya
motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan
ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan.
Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan
aktifitas tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

motif seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat
konstan meskipun ada kemungkinan berubah.
Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada
umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali. Dan
tampak bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada
mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya
(Gerungan, 2000 : 144).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat McQuail (2002:72) sebagai berikut:
1. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan, yang terdiri dari:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Keinginan untuk belajar (pendidikan terhadap diri sendiri)
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang
terdiri dari:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)
Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
c. Memperoleh teman selain dari manusia (media)
d. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga,
teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan,
yang terdiri dari:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu

2.1.6

Masyarakat Sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan
pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu
memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta
mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak
konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan

cepat (Mc.Quail,

1994:201).
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik
minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator.
Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pertama,
heterogen (aneka ragam) yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang
sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat.
Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi
yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang
disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi
pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif. Mereka aktif,
seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun
televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi. Mereka
bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang
penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya
selektif. Ia memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 1990:84).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.1.7

Pr ogr am Talk show
Istilah Talk show adalah aksen dari bahasa inggris di amerika. Di
inggris istiilah talk show biasa di sebut chat show. Pengertian talk show
adalah sebuah program televise atau radio dimana seseorang atau pun group
berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topic dengan suasana
santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
Kadangkala, talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu
dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara talk show ini
biasa diikuti dengan menerima telepon dari penonton atau pendengar yang
berada di rumah, mobil atau pun ditempat lain. (Farlex, 2005:57)

2.1.8

Pr ogr am Acar a Talk show Islam itu Indah
Tayangan talk show Islam itu indah adalah salah satu program acara
kerohanian bagi umat muslim.

Acara ini ditayangkan setiap hari selepas

subuh dengan topic yang berbeda – beda mengenai berbagai hal dalam agama
islam. Selain itu dalam acara ini selalu di hadiri oleh organisasi dari ibu PKK
dari berbagai penjuru sebagai audiencenya. Di sela – sela acara juga di
adakan sesi interaktif dimana pemirsa yang hadir di studio dapat berinteraksi
secara langsung dengan nara sumber. Bukan itu saja pemirsa di rumah pun
dapat menghubungi nomor telepon yang sudah di sediakan untuk dapat
berkomunikasi langsung dengan nara sumber, yang dikenal dengan istilah
“Jama’ah Oh Jama’ah,Alhamdulillah”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Nara sumber pada acara talk show tersebut adalah Ustadz Maulana
yang dikenal energik dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Sosok ini
mempunyai ciri khas yang mungkin sangat mudah tersimpan di benak orang
yang baru mengenal atau pernah melihatnya. Suara lantang dan tegas menjadi
salah satu ciri khas ustadz yang postur tubuhnya kecil ini. Gaya kocak serta
cara berbicara atau Cara menyampaikan materi yang diselingi dengan joke –
joke konyolnya seringkali mengundang tawa audince yang hadir di studio
maupun di rumah. Sepertinya bukan menjadi rahasia lagi jika sebagian besar
para pendakwah saat ini menganggap dakwah bahwa metode penyampaian
bak pelawak, dengan kata lain disertai dengan candaan lebih efektif dari pada
harus selalu serius. Materi di sampaikan dengan santai sambil di selingi
dengan candaan akan lebih mendapatkan perhatian audience. Dalam kondisi
itulah materi dapat di terima dengan mudah oleh audience yang hadir di
studio maupun mereka yang menyaksikan lewat layar kaca, yaitu televisi.
Dalam setiap episodenya talk show yang berlangsung selama 1 jam ini
membahas topik yang berbeda terkait pandangan Islam dalam mengatur
sebuah kehidupan. Supaya lebih menarik maka program acara ini
menghadirkan bintang tamu dari kalangan selebritis. Bintang tamu tersebut
berbagi kisah tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang muslim dengan
menceritakan berbagai hal yang terjadi pada dirinya. Nara sumber menjadi
barometer untuk dapat menilai, dengan mengupas pengalaman bintang tamu
dari sudut pandang Islam. Hal di harapkan dapat memberikan referensi
kepada para audience dalam menjalani kehidupan secara islami.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

`

Menurut polling dari tabloid Bintang per bulan November 2011 untuk
semua program acara di stasiun televisi baik sinetron, reality show dan
program religi, saat ini program acara yang di bawakan Ustadz Maulana
tersebut berada pada ranking 20 acara yang sering di tonton pemirs. Hal ini
membuktikan bahwa program acara talk show tersebut mendapatkan respon
positif dari pemirsa, yaitu masyarakat Indonesia. TransTv berusaha untuk
dapat memenuhi kebutuhan rohaniah khalayak dalam menjalani kehidupan
sesuai dengan rambu – rambu yang telah ditetapkan dalam agama yang
mereka yakini, yakni agama Islam. Sesuai dengan nama program acara Islam
itu indah yang menggambarkan bahwa segalanya akan terasa indah bagi
seorang muslim apabila mereka betul – betul memahami dan menjalankan
kehidupan seperti apa yang sudah di atur dalam islam.

2.1.9

Teor i Uses dan Gratifications
Teori Uses dan Gratifications merupakan pergeseran fokus dari tujuan
komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi
massa dalam melayani khalayak. (Effendy, 2003:289)
Pendekatan Uses dan Gratifications menunjukkan bahwa yang
menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap
dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi
dan sosial khalayak. Jadi, bobot ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja
menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Mengenai kebutuhan biasannya orang merujuk kepada hirarki
kebutuhan yang ditampilkan oleh Abraham Maslow. Ia membedakan lima
perangkat kebutuhan dasar:
1. Psysiological needs (kebutuhan fisiologi) adalah kebutuhan primer yang
menyangkut fungsi biologis baitugi organisme manusia seperti kebutuhan
pangan, sandang, papan dan kesehatan fisik.
2. Safety needs (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan mengenai
perlindungan dari bahaya, perlakuan tidak adil, dan terjaminnya
keamanan diri.
3. Love needs (kebutuhan cinta) adalah kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan secara pribadi.
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan) adalah kebutuhan dihargai secara
prestasi, kemampuan, kedudukan atau status.
5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimal, kreativitas dan ekspresi diri.
Model ini memulai dengan lingkungan social (social environment)
yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan social tersebut meliputi cirriciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual
(individual’s needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, effective
needs, personal integrative, social integrative needs, dan escapist needs.
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2. Affective needs (kebutuhan Afekjtif) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan
emosional.
3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah
kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,
teman dan dunia.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya
menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification
maka Katz, Gurevitch dan Haas mengemukakan gambar model Uses and
Gratification dalam Effendy (2003 : 293) adalah sebagai berikut :
Nonmedia Sources of
Needs Satisfaction
1.
2.
Social Environment
1.

Demographic
characteristics

2.

Group
affiliations

3.

Personality
characteristics
(psychological
dispositions)

Individual’s Needs

family, friends
Interpersonal
communication

1.

Cognitive needs

3.

Hobbies

2.

Affecnitive needs

4.

Sleep

3.

Personal integrative
needs

5.

Drugs etc

4.

Social integrative
needs

5.

Tension-release or
escape

M ass M edia Use
M edia Grat if icat ions
1.

M edia t ypenew spaper, radio,
TV, movies
2. M edia cont ent s.
3. Exposure t o
m edia, per se
4. Social cont ext of
m edia exposure

Gambar 2.1
Uses dan Gratification Model

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(Funct ions)

1.
2.
3.
4.

Surveillance
Diversi/entertainme
nt
Personal
Social relationships

27

Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification
menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh
khalayak berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada
apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah
motif me

Dokumen yang terkait

MINAT IBU RUMAH TANGGA MENONTON PROGRAM TALK SHOW DI TV SWASTA(Studi Terhadap Ibu Rumah Tangga di Desa Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Tentang program Dorce Show di Trans TV)

0 6 1

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA MOZAIK ISLAM DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Mozaik Islam Di Trans TV).

0 0 103

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA TAHAN TAWA DI TRANS TV ( studi deskriptif tentang motif masyarakat Surabaya menonton program acara Tahan Tawa di Trans Tv ).

0 0 88

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

0 2 102

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Mamah dan Aa’” di Indosiar (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Mamah dan Aa’” di Indosiar).

2 11 82

MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV).

1 1 92

MOTIF IBU RUMAH TANGGA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA TALK SHOW “MAMAH DAN AA’” DI INDOSIAR

0 0 22

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA MOZAIK ISLAM DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Mozaik Islam Di Trans TV)

0 1 26