MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV).

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

DIAN EKA HP 0643010119

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SURABAYA


(2)

ANDY DI METRO TV

(Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV)

Disusun Oleh : DIAN EKA H.P NPM 0643010119

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 195 812 251 199 001 1001

Mengetahui, DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507181983022001


(3)

Oleh : DIAN EKA H.P NPM. 0643010119

Telah dipertahankan dihadapan dan dietrima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 21 Mei 2010

Pembimbing Tim Penguji:

1. Ketua :

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 1958 1225 1990 01 1001 NIP. 1958 1225 1990 01 1001

2. Sekertaris :

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si

NPT. 370 069 400 351

3. Anggota :

Dr. Catur Suratnoaji, M.Si

NPT. 368 049 400 281

Mengetahui, DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP 195507181983022001


(4)

Puji Syukur setinggi-tingginya serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat serta Karunia-Nyalah skripsi ini berhasil diselesaikan. Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, karena dengan Qudrat dan Iradat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberi dukungan serta bantuan moral dan bimbingan dalam pembuatan dan penyelesaian skripsi ini. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Mama dan Papa tersayang yang telah memberikan doa dan kepercayaan sepenuhnya kepada penulis selama berada jauh dari kalian.

2. Dra. Hj. Suparwati. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

3. Juwito, S.Sos. M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UPN ”VETERAN” Jawa Timur serta dosen wali yang telah banyak membantu. 4. Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sabar

dalam memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.

5. Kepada seluruh dosen Ilmu Komunikasi UPN ”VETERAN” Jawa Timur, terima kasih sebanyak-banyaknya atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Semua keluarga yang memberi doa, dukungan, adik-adik ku Rendi, Cilla, pokoknya semuanya yang selalu menghibur.


(5)

7. Abang Adi yang selalu menemani dan masih nungguin adenya ini, makasih buat dukungan, semangat, marahnya dan doanya, sayang kamu. 8. Teman-teman yang terbaik, Icha, Julb, Venny terima kasih banyak atas

bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang buat temanmu ini serta semangat yang telah kalian semua berikan.

9. Anak-anak kosan Nyun, Chimie, Kiki, Lilis, Mba Rina dan Mba Ita atas kebersamaan dan berbagi apapun, keributan, jalan-jalan, makan-makan dan semuanya. makasih ya, bakal kangen dan selalu sayang kalian semua. 10. Sahabat-sahabat tercinta Lizda, Ikha, Wiwid, Dilla maksih ya cinta sudah

kasih semangat menggebu buat nyuruh pulang mulu supaya cepat selesain kuliah.

11. Anak-anak ikom ’06, teman-teman terbaik yang ada, moga semuanya berhasil dan sukses, amiiinn.

12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri, karena apa yang telah penulis kerjakan tidak luput dari kesalahan serta belum semaksimal seperti yang diharapkan. Dan juga penulis sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam proposal ini terdapat kesalahan dan kekurangan, serta kekhilafan. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan amal bakti yang penulis lakukan. Amin.

Surabaya, Maret 2010


(6)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI SEMINAR SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1. Landasan Teori ... 12

2.1.1. Definisi Komunikasi ... 12

2.1.2. Definisi Media Massa ... 14

2.1.3. Mahasiswa Sebagai Khalayak ... 16

2.1.4. Acara Kick Andy Di Metro TV ... 19

2.1.5. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 21

2.1.6. Motif ... 22

2.1.7. Teori Uses And Gratification ... 26

2.2. Kerangka Berfikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1. Definisi Operasional ... 32

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 32

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38


(7)

3.2.1. Populasi ... 38

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4. Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian . ... 41

4.2. Penyajian Analisis Data . ... 44

4.2.1. Karakteristik Responden ... 44

4.2.2. Responden Dalam Menonton Talkshow Kick Andy Di Metro TV . ... 46

4.2.3. Motif Responden Dalam Menonton Talkshow Kick Andy Di Metro TV . ... 48

4.2.4. Kategorisasi Motif Secara Umum... 66

4.2.5. Kategorisasi Motif Secara Keseluruhan ... 70

4.2.6. Kategorisasi Motif Berdasarkan Universitas ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Usia ... 44 Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45 Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Universitas ... 46 Tabel 4.4. Frekuensi Responden Dalam Satu Kali Menonton Talkshow

Kick Andy Di Metro TV ... 47 Tabel 4.5. Durasi Responden Dalam Satu Kali Menonton Talkshow

Kick Andy Di Metro TV ... 47

Tabel 4.6. Menambah Wawasan Atau Pengethuan Tentang Berita

Aktual Yang Terjadi ... 49 Tabel 4.7. Ingin Mendapatkan Dan Mengetahui Informasi Tentang Topik Atau Permasalahan Yang Dibicarakan Dalam Segmen Talkshow Pada Program Acara Kick Andy Di Metro TV ... 50 Tabel 4.8. Ingin Mengetahui Informasi Tentang Siapa Yang Menjadi

Narasumber Pada Program Acara Kick Andy Di Metro TV . ... 51 Tabel 4.9. Ingin Mengetahui Informasi Tentang Kegiatan-Kegiatan Yang

Dilakukan Oleh Narasumber Pada Program Acara

Kick Andy Di Metro TV ... 52 Tabel 4.10. Meningkatkan Pemahaman Tentang Kepribadian

Diri Sendiri ... 54 Tabel 4.11. Mencari Tokoh Atau Panutan Dalam Kehidupan

Sehari-Hari ... 55 Tabel 4.12. Mengidentifikasikan Diri Dengan Profil Narasumber ... 56 Tabel 4.13. Menemukan Penunjang Niilai-Nilai Pribadi ... 57 Tabel 4.14. Saling Bertukar Informasi Mengenai Program Acara

Talkshow Kick Andy Di Metro TV Dengan Keluarga, Teman,

Tetangga Atau Orang Lain ... 58 Tabel 4.15. Menemukan Bahan Percakapan Dan Berinteraksi

Dengan Lingkungan Sosial ... 59


(9)

Tabel 4.16. Ingin Mengetahui Tentang Keadaan Orang Lain

Yaitu Narasumber Dan Bersikap Empati Sosial ... 60 Tabel 4.17. Dengan Menonton Talkshow Kick Andy Bersama

Keluarga, Teman Dan Tetangga Dapat Membantu

Menjalankan Peran Sosial ... 61 Tabel 4.18. Melepaskan Kejenuhan Setelah Melakukan

Aktivitas Seharian ... 62 Tabel 4.19. Mengisis Waktu Luang Saat Bersantai

Bersama Keluarga ... 63

Tabel 4.20. Mencari Kesenangan Melalui Televisi ... 64 Tabel 4.21. Menghilangkan Stress Karena Rutinitas Yang Padat ... 65 Tabel 4.22. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Talkshow

Kick Andy Di Metro TV ... 66 Tabel 4.23. Motif Identitas Personal Responden Dalam Menonton

Talkshow Kick Andy Di Metro TV ... 67 Tabel 4.24. Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial Responden Dalam

Menonton Talkshow Kick Andy di Metro TV ... 68 Tabel 4.25. Motif Diversi (Hiburan) Responden Dalam Menonton

Talkshow Kick Andy di Metro TV ... 69 Tabel 4.26. Motif Secara Keseluruhan Responden Dalam Menonton

Talkshow Kick Andy Di Metro TV ... 70 Tabel 4.27. Motif Secara Keseluruhan Responden Berdasarkan Universitas


(10)

Halaman Gambar 2.1. Theory Uses And Gratifications ... 29 Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Tentang Motif Mahasiswa

Surabaya Menonton Talkshow Kick Andy di Metro TV ... 31


(11)

Lampiran 1. Angket ... 81 Lampiran 2. Hasil Jawaban Responden Motif Kognitif ... 85 Lampiran 3. Hasil Jawaban Responden Motif Identitas Responden ... 87 Lampiran 4. Hasil Jawaban Responden Motif Integrasi

Dan Interaksi Sosial ... 89 Lampiran 5. Hasil Jawaban Responden Motif Diversi (Hiburan) ... 91


(12)

DIAN EKA HP. MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV).

Media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat guna meng up-date berbagai berita serta informasi yang ada baik berupa pengetahuan baru, berita terkini, menambah wawasan ataupun sekedar hiburan bagi khalayak. Media bisa berupa surat kabar, majalah, televisi, radio, dan film. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat.

Kick Andy merupakan talkshow yang banyak berisi tentang kejadian seputar tokoh, orang sukses atau masyarakat yang mempunyai pengalaman lebih atau menarik sehingga dapat dijadikan contoh hidup agar memotivasi masyarakat yang menontonnya untuk melihat kehidupan orang disekeliling mereka, lebih menghargai hidup dan waktu mereka. Bersifat humanis, edukatif, informative, realistis tentang beragam sendi kehidupan.

Berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang atau orang banyak untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangan orang berbeda satu sama lainnya dari waktu ke waktu. Demikian pula motif seseorang terhadap pengaruh yang dihadapinya, motif sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang, seperti motif kognitif, identitas personal, intergrasi dan interaksi sosial serta motif diversi.

Sesuai pendekatan Uses and Gratification bahwa model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul Uses and Gratification, pengunaan dan pemenuhan kebutuhan.

Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia diatas 19-28 tahun tepatnya mahasiswa yang berada di Surabaya. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian untuk motif kognitif, mahasiswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan serta menambah wawasan mereka; sedangkan motif identitas personal, mahasiswa dapat mengambil pelajaran atau nilai-nilai positif dari narasumber yang dihadirkan; dan motif integrasi dan interaksi sosial, mahasiswa dapat saling bertukar informasi serta dapat menemukan bahan percakapan dan berinteraksi dengan orang lain, teman ataupun keluarga, mengetahui tentang keadaan orang lain dan bersikap empati. Untuk motif diversi, kebutuhan akan hiburan dapat terpenuhi setelah menonton talkshow Kick Andy di Metro TV.

Dari data yang dianalisis disimpulkan bahwa motif mahasiswa Surabaya menonton talkshow Kick Andy di Metro TV adalah tinggi, hasil penelitian dari keempat motif hanya identitas personal yang berada pada kategori sedang dan yang lainnya berada pada kategori tinggi. Maka dapat diketahui mahasiswa Surabaya selalu antusias karena kebutuhan mereka dapat terpenuhi setelah menonton talkshow Kick Andy di Metro TV.


(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21, industri media telah berada di dalam perubahan yang cepat. Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan dalam komunikasi ini adalah untuk didapatkannya kemudahan dalam berkomunikasi dan agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan mudah.

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini tak dipungkiri lagi bahwa setiap individu dalam melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi juga telah mendorong perkembangan komunikasi massa. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat.

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya menginsyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT,


(14)

RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2008:5).

Bebicara tentang definisi komunikasi, pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses dinamis yang secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi (Mulyana, 2008:75).

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari kata media of mass communication (media komunikasi massa). Jelas media massa menunjukkan pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa (Nurudin, 2007: 3).

Satu kenyataan yang tak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa (cetak maupun elektronik). Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini. Bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar.

Keberadaan media massa pada saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, media tersebut bisa berupa media kabar, majalah, televisi, radio, dan film. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa (Sobur, 2004: 162).


(15)

Di zaman era globalisasi saat ini, tentunya media massa sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat guna meng up-date berbagai berita serta informasi yang ada. Berbagai macam bentuk media massa baik berupa media massa cetak, elektronik ataupun on-line tentu sudah menjadi sesuatu yang penting untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan bagi seluruh kalangan masyarakat karena memberikan manfaat bagi khalayak media, baik berupa pengetahuan baru, berita-berita terkini, menambah wawasan ataupun sekedar hiburan bagi khalayak media tersebut.

Begitu banyaknya media massa yang ada saat ini membuat khalayak harus pintar-pintar dalam memilih serta memilah mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentunya juga dapat memberikan manfaat dan pengetahuan serta wawasan lebih terhadap khalayaknya yang sesuai dengan fungsi media massa yaitu memberikan informasi, edukasi, hiburan dan persuasif.

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Media massa elektronik adalah suatu media massa yang statis dan menggunakan pesan-pesan visual. Ragam media massa pada masyarakat modern sangat banyak, namun kehadiran media yang paling kontroversial sejak dahulu hingga sekarang adalah televisi (Cahyana, 1996: 17).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi


(16)

dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004: 1). Televisi sebagai salah satu media elektronik dalam komunikasi massa dianggap telah berhasil dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan siaran informasi, hiburan, dan pendidikan kepada masyarakat luas. Bila dibandingkan dengan radio yang hanya dapat didengar (audible), televisi jelas mempunyai pengaruh yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siarannya dapat didengar (audible) dan dapat dilihat (visible), siaran televisi yang memiliki sifat-sifat langsung, stimulant, intim dan nyata (Mulyana, 1997: 169).

Selama menyaksikan televisi orang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil menonton televisi. Selain itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan pengetahuan yang luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi.

Seiiring dengan bertambahnya jumlah stasiun televisi di Indonesia, dunia pertelevisian di Indonesia menjadi semakin berkembang, menawarkan berbagai macam acara seperti musik, film, informasi khusus, acara kuis, talkshow, atau sinetron yang memberikan suguhan hiburan yang menarik untuk ditonton.

Menjamurnya program talkshow hiburan di beberapa stasiun televisi belakangan ini tidak membuat Metro TV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta yang mengambil segmen berita menjadi gentar. Justru Metro TV


(17)

mendahului dengan mengedepankan talkshow yang dipandu seorang jurnalis, Andy F Noya. Acaranya berjudul “Kick Andy” yang mengangkat kisah hidup manusia yang terkadang sulit dipercaya benar-benar terjadi di sekitar kita. Waktu tayang yang tak biasa untuk program talkshow pukul 21.30 WIB setiap hari Jumat berdurasi satu jam dan hanya dipotong iklan 10-15 menit serta terdapat tayangan ulang setiap hari Minggu pukul 15.30 WIB. Surya Paloh sebagai pimpinan Metro TV ingin mendayagunakan kemampuan Andy F Noya untuk tampil seperti apa adanya di layar kaca. Di mata Surya Paloh, Andy F Noya yang suaranya biasa-biasa saja, bahkan cenderung cempreng, punya kemampuan luar biasa-biasa, terutama dalam menggali informasi yang disembunyikan oleh narasumber.

Kick Andy merupakan talkshow yang banyak berisi tentang kejadian seputar tokoh/orang-orang sukses atau masyarakat yang mempunyai pengalaman lebih atau menarik untuk dijadikan contoh hidup agar memotivasi masyarakat yang menontonnya dapat melihat kehidupan orang disekeliling mereka, lebih menghargai hidup dan waktu mereka.

Kick Andy adalah talkshow yang amat manusiawi dan menyentuh hati karena dalam bahasa dan caranya menggunakan hati. Kick Andy memberikan pilihan tontonan humanis dengan cara yang amat berbeda. Merupakan pembicaraan serius tentang beragam sendi kehidupan, dan menontonnya seperti menonton teater. Menonton Kick Andy adalah sebuah experience. Setiap kali tayang Kick Andy merupakan tayangan yang edukatif, informative, realistis, dan selalu menampilkan tema yang beragam dan berbeda setiap minggunya. (http://www.togamas.co.id/kick-andy/ Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14;45)


(18)

Tayangan program acara talkshow TV swasta banyak menarik perhatian pemirsa. Namun, dibalik daya tarik itu ada beberapa potensi efek yang mengiringi paket talkshow itu. Siaran kata / talkshow alias dialog di TV dipandang dari ruang publik, tentu harus bebas dari pengaruh. Kick Andy merupakan acara yang bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga kental dengan kritik dan control social yang cenderung bersifat politis, terutama dalam menyiasati situasi kondisi politik saat itu berfungsi sebagai medium refrerensi dan korelasi terhadap persoalan masa lalu yang dikupas secara interaktif, integralistik dan menyeluruh (Kuswandi, 2008: 149).

Berdasarkan data kompas.com acara Kick Andy di Metro TV dinyatakan sebagai program televisi paling berkualitas, hasil riset rating publik II (Oktober 2008) yang dilakukan Yayasan SET bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi. Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara program yang bernilai berkualitas dengan program ber- rating/share tinggi yang dikeluarkan AGB-Nielsen Media Research. Untuk program talkshow, yang paling berkualitas Kick Andy (Metro TV , 60,8%), disusul Oprah Winfrew Show (Metro TV, 10,4% ), Ceriwis (Trans TV, 4,7%), Dorce Show (Trans TV, 4,2%), Mario Teguh (Metro TV , 2,8%), dan lainnya (17,0%).

Riset rating publik yang dilakukan bukan untuk melihat berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa, tetapi seberapa berkualitas suatu program.Hasil penelitian Oktober 2008, Kick Andy (Metro TV) sebagai program paling berkualitas berhasil meraih 35,4 % . Pada penelitian Maret 2008, Kick Andy


(19)

sebagai program paling berkualitas meraih 47,1 %. Jika pada Maret 2008 Liputan 6 Petang (SCTV ) nomor dua berkualitas dengan 11,0 %, maka pada Oktober 2008, Liputan 6 Petang kualitasnya berada di peringkat IV dengan 3,3 %. Setelah Kick Andy, responden memilih Si Bolang (Trans 7) sebagai program berkualitas dengan 3,8 %. Disusul Apa Kabar Indonesia Malam (TvOne), Liputan 6 Petang (SCTV), Metro Hari Ini (Metro TV), dan Para Pencari Tuhan (SCTV).

Berdasarkan hasil survei rating publik yang dilakukan tanggal 11-17 Januari 2009, program acara 'Kick Andy' di Metro TV merupakan program televisi terbaik dan ramah untuk keluarga. Yayasan SET bekerjasama dengan TIFA, IJTI dan Komunitas Pemerhati Televisi memberikan penghargaan acara televisi ramah keluarga terbaik kepada program acara Kick Andy dari Metro TV, program Seputar Indonesia dari RCTI dan Liputan 6 Petang dari SCTV. Riset rating publik ini dilakukan di 11 kota besar di Indonesia, diantaranya Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, Batam, Pontianak dan Palembang. (http://www.inilah.com/berita/politik/2009/04/02/95535/kick-andy-acara-tv-paling-nendang/ Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 15:01)

Berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang atau orang banyak untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangan orang berbeda satu sama lainnya dari waktu ke waktu serta dari tempat ke tempat. Karenanya motif yang akan berbeda dengan intensitasnya. Demikian pula motif seseorang terhadap pengaruh yang dihadapinya, semakin sesuai pengaruh itu dengan motif seseorang, makin besar pula kemungkinan diterimanya pengaruh itu oleh orang tersebut. (Kustandi, 2005: 108).


(20)

Motif sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang, seperti motif kognitif, identitas personal, intergrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan. Penelitian motif mahasiswa terhadap program acara talk show “Kick Andy” di Metro TV ini akan difokuskan pada keempat motif berikut ini:

1. Motif Kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan khalayak untuk mencari informasi yang up to date. Seperti kebutuhan khalayak akan informasi yang saat ini tengah menjadi pembicaraan banyak orang. Tayangan-tayangan yang telah ada selama ini kurang dapat menyajikan informasi yang up to date sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

2. Motif Identitas Personal (Personal Identity) yaitu para pemirsa khususnya mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi semua potensi, kemampuan, bakat, citra diri, kepercayaan diri dan nilai-nilai positif yang dimiliki pemirsa. Seperti kebutuhan khalayak akan tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam acara tersebut untuk dijadikan panutan ataupun contoh bagi khalayak. Beberapa tayangan belakangan ini kurang dapat memberikan sisi positif terhadap pemirsanya sehingga tidak ada contoh yang dapat ditiru.

3. Motif Intergrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship) yaitu selama ini berbagai tayangan yang ada di televisi kurang memberikan ruang anatara pemirsanya (mahasiswa) untuk berinteraksi dengan orang lain atau keluarganya. Permasalahan yang dihadapi pemirsa yakni para mahasiswa terkait dengan motif integrasi dan interaksi sosial adalah bagaimana tema-tema yang ditayangkan dapat menimbulkan empati dan rasa kepeduliannya.


(21)

4. Motif Hiburan (Diversi) karena banyaknya kebutuhan mahasiswa akan informasi dan hiburan yang belum terpenuhi. Seperti kebutuhan khalayak akan hiburan atau acara yang dapat menghibur khalayak. Permasalahannya selama ini banyak tayangan yang ada kurang dapat memberikan hiburan bagi para mahasiswa. Kejenuhan akan tayangan berita yang dikemas dengan format sangat serius, sedangkan mahasiswa membutuhkan acara yang dikemas menghibur.

Memang lebih sulit untuk mengkaitkan motif, harapan, dan pemakaian dengan tipe isi tertentu, karena pada umumnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan semua manfaat yang telah disebutkan.

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam Uses and Gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002: 388).

Sesuai pendekatan Uses and Gratification bahwa model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul Uses and Gratification, pengenaan dan pemenuhan kebutuhan (Rachmat, 2001: 65).


(22)

Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia diatas 19-28 tahun tepatnya mahasiswa yang berada di Surabaya. Dipilihnya mahasiswa yang berusia diatas 19-28 tahun sebagai responden karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada di sekitarnya karena telah memiliki kemampuan intelektual maupun keterampilan dalam mengalisa sebuah informasi ditunjang dengan sikap pandang yang lebih realistis terhadap lingkungan sosial sehingga dapat mengikuti perubahan zaman (Dariyo, 2004: 66).

Dipilihnya mahasiswa sebagai objek dari penelitian ini dikarenakan peserta di acara off air Kick Andy ini lebih banyak didominasi oleh para mahasiswa (http://.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7787 Kamis, 18 Februari 2010 Pukul 00:30). Mahasiswa dianggap mempunyai intelektual dan pemikiran lebih wajar, bijak dan modern dalam menanggapi suatu permasalahan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul “Motif Mahasiswa Surabaya Menonton Talk Show Kick Andy di Metro TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV)” .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motif mahasiswa Surabaya menonton talk show Kick Andy di Metro TV?


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif mahasiswa Surabaya menonton talk show Kick Andy di Metro TV.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dan penerapan teori-teori tentang penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya pada kajian studi deskriptif tentang motif mahasiswa Surabaya dalam menonton talk show Kick Andy di Metro TV.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi massa yang berkaitan dengan motif.


(24)

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berati “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berati “membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Komunikasi juga didefinisikan secara luas sebagai berbagai pengalaman (Mulyana, 2008:46).

Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan (transfer) informasi (pesan) dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) melalui saluran (media) tertentu dengan tujuan mencapai saling pengertian (mutual understanding).

Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2008:79).

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa berserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Definisi lain yang pernah dikemukakan oleh Josep A.


(25)

Devito jika diterjemahkan yakni komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak meliput seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Yang kedua adalah komunikasi massa merupakan komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita) (Nurudin, 2007:12).

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Mulyana, 2008:83).

Menurut JB. Wahyudi dalam Komunikasi Jurnalistik, komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa media televisi tersebut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media televisi bersifat transtory (hanya meneruskan) maka pesan-pesan


(26)

yang disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut, hanya dapat didengar dan diliat secara sekilas. Pesan-pesan di televisi bukan hanya didengar, tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audiovisual) (Kuswandi, 1996:16).

2.1.2 Definisi Media Massa

Komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa media massa.

Menurut Dennis Mc.Quail, media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Nurudin, 2007:34).

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun media


(27)

elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film dan lain-lainnya, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintas jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).

Televisi sebagai media massa merupakan media dari jaringan komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, mempunyai pesan bersifat umum atau luas, sasarannya menimbulkan keserempakan serta komunikasinya bersifat heterogen. Kelebihan televisi yaitu bersifat audio visual, artinya dapat dilihat dan didengarkan (Effendy, 1993:24). Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan sistem pemancaran dalam elektromagnetik maupun kabel-kabel (Kuswandi, 1996:13).

Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007:9).


(28)

2.1.3 Mahasiswa Sebagai Khalayak

Media televisi menyediakan informasi kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial dan sebagainya. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsa “hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi media tersebut (Kuswandi, 1996:30). Menonton televisi merupakan minat manusia. Pemirsa (televisi watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melaui televisi siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan hanya dalam usia dan jenis kelamin, tetapi juga dalam latar belakang sosial dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda pula dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan, kesenangan dan lain sebagainya (Effendy, 1993:8).

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat.

Pemirsa adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman yang


(29)

berbeda. Pemirsa televisi sebagai khalayak yang aktif dalam hal ini berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, bebas memilih, menyeleksi, dan menggunakan berbagai media massa untuk mencapai tujuan tertentu. Media massa yang digunakan dalam penelitian ini adalah televisi, karena televisi merupakan barang yang sudah umum dan dimiliki oleh sebagaian masyarakat. Jadi khalayak disini yaitu khalayak yang memenuhi kebutuhan akan informasi dengan menggunakan media televisi.

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu heterogen, pribadi yang dapat menerima dan mengerti, akti dan selektif. Memperhatikan perbedaan tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pemirsa televisi yaitu mahasiswa.

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19 bahwasanya “mahasiswa” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajarannya. Sedangkan secara harfiyah, “ mahasiswa ” terdiri dari dua kata, yaitu ”Maha” yang berarti tinggi dan ”Siswa” yang berarti subyek pembelajar (menurut Bobbi de porter), jadi dari segi bahasa “ mahasiswa ” diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seseorang yang belajar di perguruan tinggi/universitas.


(30)

Susantoro (2003) mengatakan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional. Kenniston (dalam Morgan dkk, 1986) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatu periode yang disebutnya dengan “studenthood” (masa belajar) yang terjadi hanya pada individu yang memasuki post secondary education dan sebelum masuk kedalam dunia kerja yang menetap. Mahasiwa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai cirri-ciri tertentu, antara lain (Kartono, 1985):

1. mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia

2. yang karena kesempatan diatas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagi pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja

3. diharapkan dapat menjadi “daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi”

4. diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.

Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung


(31)

jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam menghsilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektul, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi

menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik

Mahasiswa sebagai pemirsa televisi juga mempunyai sifat yang aktif dan selektif. Dikatakan aktif karena apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi, mereka berpikir aktif dan melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Sedangkan selektif yaitu mereka memilih program televisi yang disukainya. Jadi tidak semua acara yang ditayangkan diberbagai stasiun televisi menjadi kesukaan mahasiswa, ada program acara yang disukai dan tidak disukai.

2.1.4 Acara Kick Andy di Metro TV

Talkshow/ perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas satu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa/topik yang diperbincangkan/ mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas (Morissan, 2008:28).

Republik Mimpi dan Kick Andy merupakan dua acara talk show yang bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga kental dengan kritik dan kontrol


(32)

sosial yang cenderung bersifat politis, terutama dalam menyiasati situasi dan kondisi politik saat itu. Dua acara itu juga berfungsi sebagai medium refleksi dan koreksi terhadap persoalan massa lalu yang dikupas secara interaktif, integralistik dan menyeluruh (Kuswandi, 2008:149).

Kick Andy segera merebut hati penonton televisi karena program ini mengangkat berbagai kisah hidup manusia yang kadang sulit dipercaya benar-benar terjadi di sekitar kita. Berbeda dengan program-program televisi lain, yang lebih mengedepankan akal, Kick Andy mengajak kita menonton dengan hati. Kick Andy adalah talkshow yang amat manusiawi dan menyentuh hati karena dalam bahasa dan caranya menggunakan hati. Kick Andy memberikan pilihan tontonan humanis dengan cara yang amat berbeda. Merupakan pembicaraan serius tentang beragam sendi kehidupan, dan menontonnya seperti menonton teater. Menonton Kick Andy adalah sebuah experience. (http://www.togamas.co.id/kick-andy/Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14:45)

Kick Andy bukan semata acara talkshow biasa, tema yang diangkat beragam dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Metro TV juga tidak semata-mata mengambil keuntungan dari pemasukan iklan. Berbeda dengan talkshow di stasiun lain yang berbarengan dengan waktu tayang Kick Andy, justru memasukkan advertising sebanyak-banyaknya sehingga bisa ditebak slot iklan lebih banyak dibandingkan dengan acaranya. Kick Andy tidak demikian. Waktu tayang yang berdurasi 1 jam, hanya dipotong iklan 10-15 menit. Untuk program talks how waktu tayang yang tidak biasa banyak dipertanyakan pemirsa Kick Andy, tayang setiap Jumat pukul 21:30 WIB dan tayang ulang Minggu pukul 15:30 WIB.


(33)

(http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7628, Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14:26)

Acara yang ditayangkan Metro TV setiap jumat malam pukul 21:30 mempunyai daya tarik tersendiri. Karena program yang dikemas dengan format talkshow ini berbeda dengan program lain yang sejenis. Selalu mengangkat sisi lain humanisme manusia yang bisa menjadi kisah inspiratif bagi siapa saja yang menonton. Menjadi penyemangat dan menjadi potret lain kisah-kisah manusia yang bisa dibilang luar biasa.

2.1.5 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya secara konteks social tempat di mana terpaan berlangsung.

Secara langsung Katz dan Gurevitch dalam Effendy (1993:293) berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu:

1. Kebutuhan Kognitif (cognitive needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (coriosity) dan penjelajahan (exsploratory) pada diri kita.


(34)

2. Kebutuhan Afektif (afektif needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan Integratif Personal (personal integrative needs)

Yaitu kebutuahn-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan Intergratif Sosial (social integrative needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan lingkungan sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.

5.Kebutuhan akan pelarian (escapist needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

2.1.6 Motif

Istilah motif berasal dari kata motive yang berarti dorongan dalam diri organisme untuk menentukan pilihan-pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku menusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan dorongan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah


(35)

seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu (Ahmadi, 2000:192).

Untuk memahami seseorang tidaklah cukup dengan mengamati tindak perbuatannya saja. Tetapi juga perlu melihat atau memperhatikan hal-hal yang melatarbelakanginya. Apa saja yang mendorongnya melakukan tindak perbuatan tersebut dan apa motifnya.

Purwanto (2006:70) menjelaskan bahwa fungsi dari motif adalah:

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

3. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Selanjutnya Purwanto (2006:60) mendefinisikan motif sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan pengertian motif itu sendiri tidak dapat dipisahkan dan kebutuhan (need) seseorang atau organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai.


(36)

Woodworth dalam Purwanto (2002:64) menggolongkan motif menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang berhubungan dengan bagian dalam tubuh seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan istirahat.

2. Motif-motif yang ditimbulkan secara tiba-tiba (emergency motive), yakni motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motif timbul bukan atas kemauan dirinya, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik, misalnya motif melarikan dari bahaya, motif berkelahi, mengejar dan motif berusaha atau beriktiar (mengatasi suatu rintangan).

3. Motif objektif, yakni motif yang diarahkan atau ditujukan kesuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar dirinya. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam dirinya, misalnya motif menyelidiki.

Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat Mc.Quail (2002:72) sebagai berikut:

1. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan


(37)

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Keinginan untuk belajar (pendidikan terhadap diri sendiri) e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang terdiri dari:

a. Menentukan penunjangan nilai-nilai pribadi

b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships) Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

a. Mengetahui tentang keadaan orang lain; empati sosial

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

d. Memperoleh teman selain dari manusia e. Membantu menjalankan peran sosial

f. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, terdiri dari:


(38)

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu

e. Penyaluran emosi

f. Membangkitkan gairah seks 2.1.7 Teori Uses And Gratifications

Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:289). Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah uses and gratifications yang itu pengguna dan pemenuhan (Rakhmat, 2002:65). Teori Uses and Gratification muncul sebagai akibat ketidakpuasan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa.

Asumsi dari teori Uses and Gratifications ini adalah khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang memperngaruhinya. Ada berbagai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media media massa. Kita ingin mencari


(39)

kesenangan, media massa dapat memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga berfungsi sebagai sahabat (Rakhmat, 1999:207).

Teori Uses and Gratifications menurut Kats, Gurevitch dan Haas dalam Effendy (2003:294) dimulai dengan lingkungan sosial (sosial environment) yang menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Penjelasan adalah sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. 2. Affective needs (kebutuhan afektif)I adalah kebutuhan uyang berkaitan dengan

peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenansgkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara intergratif) adalah

kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.

4. Social intergrative needs (kebutuhan sosial secara intergratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya gratifications sought, yaitu motif-motif yang mendorong aktivitas individu menggunakan media tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.


(40)

Konsep pemuasan kebutuhan khalayak berangkat dari beberapa asumsi dasar pendekatan Uses and Gratifications. Inti dari teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunkan media massa berdasarkan motif-motif tertentu, dan media massa berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Katz, Blummer dan Guretch (Rakhmat, 1999:205), Uses and Gratifications merumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagaian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak insiatif untuk mengakaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalaj bagian dari kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Jadi teori ini mementingkan media yaitu khalayak daripada pesan media itu sendiri. Khalayak akan menggunakan media yang berguna bagi dirinya. Khalayak dianggap memiliki kuasa dalam memilih media massa, yakni selektif


(41)

menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhannya, memiliki motif tertentu, memiliki tujuan dalam penggunaan media dan memiliki kekuatan untuk tidak dipengaruhi meskipun semenarik dan sebagus apapun media tersebut.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka Katz, Gurevith dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification dalam Effendy (1993:293) adalah sebagai berikut:

Sumber Pemuasaan Kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. keluarga, teman-teman Lingkungan Sosial: Kebutuhan Khalayak: 2. komunikasi

interpersonal Pemuasan Media (fungsi):

Gambar 2.1

Theory Uses And Gratifications

Pada perilaku pengguna media, teori Uses and Gratification menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak

1. ciri-ciri demografis

1. kognitif 3. hobi 2. afektif 4. tidur 2. afiliasi kelompok 3. ciri-ciri personal 3. integratif personal 4. integratif sosial 5. pelepasan ketegangan Penggunaan Media Massa: 1. jenis-jenis media, majalah, radio, TV, dan film.

1.pengamatan lingkungan 2.diversi/hibur an 3.identitas personal 4.hubungan sosial 2. isi media

3. terpaan media 4. konteks sosial

dan terpaan media


(42)

berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.

2.2 Kerangka Berfikir

Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Komunikasi dirasa sangat penting bagi masyarakat. Salah satu komunikasi yang terus mengalami perkembangan yakni komunikasi massa. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia karena mempunyai kelebihan dari media massa lainnya.

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka.

Dengan adanya media massa kita dapat memperoleh berbagai informasi guna memenuhi kebutuhan khalayaknya. Setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan individu tersebut beraneka ragam, mulai dari kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan identitas personal, kebutuhan integritas sosial dan melepas ketegangan.

Dari adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut muncul motif-motif yang mendorong individu menggunakan media massa antara lain seperti motif kognitif, motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan.


(43)

Kick Andy merupakan talk show yang lebih banyak berisi tentang kejadian seputar pengalaman lebih ataupun menarik yang dijadikan contoh hidup agar lebih memotivasi penontonnya untuk dapat menghargai waktu, serta hidup mereka. Kick Andy bukan hanya menampilkan narasumber yang terkenal saja seperti artis, atau tokoh-tokoh terkenal lainnya tetapi talk show ini juga menampilkan narasumber yang dapat dijadikan panutan atau contoh seputar kehidupan atau pengalaman mereka yang dapat bermanfaat bagi para penonton tayangan ini. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat motif mahasiswa Surabaya dalam menonton talk show Kick Andy di Metro TV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Motif Mahasiswa dalam

menonton: Program

Acara talk show “Kick Andy” di Metro TV Mahasiswa

1. Motif Kognitif

2. Motif Identitas Personal 3.Motif Integrasi dan Interaksi Sosial 4. Motif Diversi

Kebutuhan individu dalam menggunakan

media: Kesimpulan

1. Kognitif 2. Afektif

3. Integratif Personal 4. Integritas Sosial 5. Melepas ketegangan

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy di Metro TV


(44)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang motif mahasiswa Surabaya dalam menonton talk show Kick Andy di Metro TV.

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah segala sesuatu yang mempunyai objek pengamatan dalam penelitian ini yang dapat diamati. Sehubungan dengan definisi diatas maka penelitian ini ditujukan kepada

mahasiswa Surabaya yang menonton talk show Kick Andy di Metro TV.

3.1.2 Pengukuran Variabel 1. Motif

Motif adalah suatu pengertian meliputi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Gerungan, 2002:142). Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini digunakan berdasarkan kategori motif Mc.Quail adalah sebagai berikut:


(45)

a. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu yang terdiri dari:

1. Menambahkan wawasan atau pengetahuan baru tentang berita aktual yang

terjadi.

2. Ingin mendapatkan informasi tentang topik yang dibicarakan dalam

segmen talkshow pada progam acara Kick Andy Metro TV.

3. Ingin mengetahui informasi tentang siapa yang menjadi narasumber pada program acara Kick Andy di Metro TV.

4. Ingin mengetahui informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh narasumber pada program acara Kick Andy di Metro TV.

b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang terdiri dari:

1. Meningkatkan pemahaman tentang kepribadian diri sendiri 2. Mencari tokoh atau panutan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengidentifikasikan diri dengan profil narasumber 4. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships) Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

1. Saling bertukar informasi mengenai program acara talkshow Kick Andy di Metro TV dengan keluarga, teman, tetangga atau orang lain.


(46)

2. Menemukan bahan percakapan dan berinteraksi dengan lingkungan sosial.

3. Ingin mengetahui tentang keadaan orang lain yaitu narasumber dan

bersikap empati sosial.

4. Membantu menjalankan peran sosial. d. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari:

1. Melepaskan diri dari kejenuhan setelah melakukan aktivitas seharian 2. Mengisi waktu luang

3. Sebagai sarana untuk bersantai dan refreshing 4. Mencari hiburan

Pengukuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan menggunakan modifikasi model skala Likert. Cara ini merupakan sebuah cara untuk mengetahui pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon jawaban sebagai dasar penentuan skalanya. Untuk melakukan pengskalaan, digunakan kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan pilihannya.

Maka dalam penelitian ini ditetapkan pada empat alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh responden, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).


(47)

Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban di atas akan diberi nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Selanjutnya pada item-item yang dengan masing-masing jawaban diberikan bobot skor sebagai berikut:

1. SS (Sangat Setuju) → diberi skor 4 2. S (Setuju) → diberi skor 3 3. TS (Tidak Setuju) → diberi skor 2 4. STS (Sangat Tidak Setuju) → diberi skor 1

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu (undecided), alasannya menurut Hadi (1981:20) adalah sebagai berikut:

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.

b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab

ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian,

sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden. Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari tiap-tiap indikator motif yang diperoleh dari tiap-tiap kuesioner, sehingga diperoleh skor total dari tiap pernyataannya tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya, tiap-tiap indikator motif diukur melalui pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih diberi skor dan ditotal.


(48)

Total skor dari tiap kategori, yang diperoleh dikategorisasikan ke dalam tiga interval, yaitu tinggi, sedang dan rendah yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus:

skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Range (R) =

jenjang yang di inginkan Keterangan :

Range (R) : batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah nilai item pertanyaan

Skor Terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item

pertanyaan

Jenjang : tiga (3) jenjang yaitu, tinggi, sedang dan rendah

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui

motif mahasiswa Surabaya menonton talk show Kick Andy di Metro TV, untuk

lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pada motif kognitif terdapat empat pertanyaan tentang responden yang menonton talk show Kick Andy akan kebutuhan informasi yang diperoleh.

(4 x 4 ) − ( 1 x 4 ) 16 − 4

Motif kognitif = = = 4

3 3

Rendah : 4−7

Sedang : 8−11


(49)

2. Pada motif identitas pribadi (personal identity) terdapat empat pertanyaan tentang responden yang menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan khalayak sendiri.

(4 x 4 ) − ( 1 x 4 ) 16 − 4

Motif identitas pribadi = = = 4

3 3

Rendah : 4−7

Sedang : 8−11

Tinggi : 12−16

3. Pada motif intergrasi dan interaksi sosial terdapat empat pertanyaan tentang responden dalam menonton talk show Kick Andy.

(4 x 4 ) − ( 1 x 4 ) 16 − 4

Motif integrasi dan interaksi sosial = = = 4

3 3

Rendah : 4−7

Sedang : 8−11

Tinggi : 12−16

4. Pada motif diversi atau hiburan terdapat empat pertanyaan tentang responden dalam kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

(4 x 4 ) − ( 1 x 4 ) 16 − 4

Motif diversi/hiburan = = = 4

3 3

Rendah : 4−7

Sedang : 8−11


(50)

2. Mahasiswa

Mahasiswa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Mahasiswa dipilih dalam penelitian ini karena mahasiswa dinilai lebih aktif dalam menilai permasalahan sosial yang ada dan pernah menonton talk show Kick Andy di Metro TV.

3. Acara Talk Show Kick Andy

Acara talk show Kick Andy adalah acara talk show yang memiliki acara

dengan tema yang beraneka ragam dan selalu up date. Karena program yang

dikemas dengan format talkshow ini berbeda dengan program lain yang sejenis. Selalu mengangkat sisi lain humanisme manusia yang bisa menjadi kisah inspiratif bagi siapa saja yang menonton. Menjadi penyemangat dan menjadi potret lain kisah-kisah manusia yang bisa dibilang luar biasa .

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bertempat tinggal di kota Surabaya yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang berjumlah 151.949 jiwa (Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi www.evaluasi.or.id ).

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini


(51)

menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Bungin dalam Kriyantono, 2006:154).

Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane (Bungin dalam Kriyantono, 2006:160) sebagai berikut:

N

n =

Nd² + 1 Keterangan :

N = ukuran populasi n = ukuran sampel

d = presisi (derajat ketelitian 0,1) Maka jumlah sampelnya yaitu:

N 151.949

n = = = 99,93 = 100 (dibulatkan)

Nd² + 1 151.949(0,1)² + 1

Jadi jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa. Mahasiswa yang terpilih dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang pernah menonton talk

show Kick Andy di Metro TV.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, cara pengumpulan data diperoleh melalui sumber-sumber, yaitu:

1. Data primer diperoleh melalui kuesioner atau daftar pertanyaan yang dijawab oleh responden dan dicatat oleh peneliti.

2. Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan

masalah-masalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan bisa berupa buku-buku literatur yang tercantum pada daftar pustaka.


(52)

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian dengan tanpa mencari atau menjelaskan hubungan antar variabel, tidak menggunakan uji hipotesis atau membuat verifikasi (Rakhmat, 1993:25). Penelitian ini menjelaskan variabel tanpa mencari korelasi satu sama lainnya, tetapi untuk menjelaskan variabel motif. Pengolahan data dari kuesioner terdiri dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut ke dalam table frekuensi berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Untuk mengetahui motif mahasiswa Surabaya menonton acara talk show Kick Andy dengan rumus:

F

P = x 100%

N Keterangan :

P = presentase responden F = frekuensi responden N = jumlah responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah dipresentasikan.


(53)

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Metro TV PT. Media Televisi Indonesia telah memperoleh izin penyiaran untuk Metro TV pada tanggal 25 Oktober 1999. Ini merupakan anak perusahaan dari Media Group, yang dipimpin oleh Surya Paloh, perusahaan Presiden Direktur, yang banyak pengalaman di industri media lokal dan penerbit surat kabar nasional ketiga terbesar di Indonesia. Media Indonesia. Dari memulai tenaga kerja dari 280 karyawan perusahaan kini mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.

Pada tanggal 25 Nopember. 2000. Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam serangkaian uji coba siaran untuk tujuh kota. Pada awalnya hanya disiarkan dua belas jam sehari sampai tanggal 1 April, 2001 ketika 24 jam siaran dimulai.

Mungkin tantangan terbesar bagi perusahaan pada tahap awal adalah kebutuhan untuk membangun infrastruktur, fasilitas dan tim, semua dalam skala waktu pendek dari sembilan bulan. Meskipun ini adalah kerja keras pengalaman yang diperoleh sangat berharga dalam membentuk tim yang solid dari para profesional berpengalaman yang sudah diuji di bawah kondisi yang penuh tantangan.

Perusahaan ini telah membawa gelombang baru dalam gaya hidup dan kualitas program hiburan alternatif untuk melengkapi dominasinya di sektor berita


(54)

industri. Hal ini telah mempelopori perspektif baru dan unik program satu-of-a-kind sambil meningkatkan cara informasi disajikan. produksi yang canggih dan bergaya dari Metro TV telah meniupkan kehidupan baru ke dalam industri. Bahkan pemirsa yang paling cerdas memiliki pilihan untuk tidak melihat kedua. Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya.

Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia

Metro TV juga menayangkan program e-Lifestyle, yakni program talkshow yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. Metro TV dimiliki Media Group pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.

Menjamurnya program talkshow hiburan di beberapa stasiun televisi belakangan ini tidak membuat Metro TV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta yang mengambil segmen berita menjadi gentar. Justru Metro TV mendahului dengan mengedepankan talkshow yang dipandu seorang jurnalis,


(55)

Andy F Noya. Salah satu program talkshow di Metro TV yang sangat diterima baik di masyarakat adalah Kick Andy.

Waktu tayang yang tak biasa untuk program talkshow pukul 21.30 WIB setiap hari Jumat berdurasi satu jam dan hanya dipotong iklan 10-15 menit serta terdapat tayangan ulang setiap hari Minggu pukul 15.30 WIB. Kick Andy merupakan talkshow yang banyak berisi tentang kejadian seputar tokoh/orang-orang sukses atau masyarakat yang mempunyai pengalaman lebih atau menarik untuk dijadikan contoh hidup agar memotivasi masyrakata yang menontonnya untuk melihat kehidupan orang disekeliling mereka, lebih menghargai hidup dan waktu mereka.

Kick Andy adalah talkshow yang amat manusiawi dan menyentuh hati karena dalam bahasa dan caranya menggunakan hati. Kick Andy memberikan pilihan tontonan humanis dengan cara yang amat berbeda. Merupakan pembicaraan serius tentang beragam sendi kehidupan, dan menontonnya seperti menonton teater. Menonton Kick Andy adalah sebuah experience. Setiap kali tayang Kick Andy merupakan tayangan yang edukatif, informative, realistis, dan selalu menampilkan tema yang beragam dan berbeda setiap minggunya.

Metro TV mempunyai visi untuk menjadi stasiun televisi yang berbeda Indonesia dengan peringkat nomor satu untuk berita, menawarkan kualitas dan program hiburan gaya hidup. Memberikan kesempatan iklan unik dan mencapai loyalitas dengan pemirsa dan pengiklan. Sedangkan misi Metro TV untuk merangsang dan memajukan bangsa dan kemajuan negara terhadap suasana demokratis, untuk unggul dalam persaingan global, dengan penghargaan tinggi


(56)

moral dan etika. Untuk menambahkan kehadiran berharga bagi industri televisi dengan memberikan perspektif baru, dengan meningkatkan cara informasi disajikan dan dengan menawarkan alternatif hiburan berkualitas. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dengan mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

4.2 Penyajian dan Analisis Data 4.2.1 Karakteristik Responden

Pada bagian ini disajikan karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, universitas, dan kelengkapannya tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden Jumlah Responden Prosentase (%)

1 19 – 21th 43 43

2 22 – 24 th 52 52

3 25 – 28 th 5 5

Jumlah 100 100%

Sumber : Angket A, no 2

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa usia responden yang paling banyak adalah 22-24 tahun yaitu sebanyak 52 atau sebesar 52%, sedangkan untuk responden yang berusia 19-21 tahun sebanyak 43 atau sebesar 43% dan prosentase 5% atau sebanyak 5 mahasiswa untuk responden yang berusia 25-28 tahun.


(57)

Banyaknya responden yang masih tergolong muda menunjukkan bahwa dengan menonton talkshow Kick Andy juga dapat menambah pengetahuan serta mengetahui informasi yang sedang terjadi. Dengan menonton talkshow tersebut responden mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang telah dialami oleh narasumber sehingga memotivasi mahasiswa agar lebih mengahargai waktu dan hidup mereka.

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase (%)

1 Laki-laki 46 46

2 Perempuan 54 54

Jumlah 100 100%

Sumber : Angket A, no 3

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah para mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 54 responden atau 54%, sedangkan sisanya yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 responden dengan prosentase 46%.

Banyaknya responden yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan bahwa mereka lebih sering melihat acara talkshow tersebut karena dikemas dengan format talkshow yang berbeda dengan program lain yang sejenis sehingga tidak terlalu bersifat monoton dan lebih sedikit menghibur juga menghadirkan peristiwa dari sudut pandang berbeda dan tidak seperti laki-laki yang lebih senang dengan acara hiburan.


(58)

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Universitas

No Universitas Responden Jumlah Responden Prosentase (%) 1 Universitas Katolik Widya

Mandala 15 15

2 Universitas Kristen Petra 17 17

3 Universitas Pembangunan

Nasional 24 24

4 Universitas Surabaya 27 27

5 Universitas Wijaya

Kusuma

17 17

Jumlah 100 100%

Sumber : Angket A, no 4

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa dalam penelitian ini adalah yang kuliah di Universitas Surabaya yaitu sebanyak 27 mahasiswa atau sebesar 27%, sedangkan urutan kedua adalah UPN yaitu sebanyak 24 mahasiswa atau sebesar 24%, urutan selanjutnya adalah mahasiswa Universitas Kristen Petra dan Universitas Wijaya Kusuma yang mempunyai jumlah sama yaitu 17% atau masing-masing 17 mahasiswa.

Dan yang terakhir adalah mahasiswa Katolik Widya Mandala sebanyak 15 mahasiswa atau sebesar 15%. Banyaknya mahasiswa Universitas Surabaya dikarenakan mahasiswa selalu mengikuti atau menonton acara Kick Andy karena tayangan tersebut memberikan manfaat bagi mereka dan tentunya sangat disenangi oleh mereka.

4.2.2 Responden Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV

Pada penelitian diketahui bahwa 100 orang responden secara keseluruhan pernah menonton talkshow Kick Andy dijelaskan dalam tabel berikut ini:


(59)

Tabel 4.4

Frekuensi Responden Dalam Satu Minggu Menonton Talkshow Kick Andy Di Metro TV

No Kategori Jawaban Jumlah Responden Prosentase (%)

1 1 kali 64 64

2 2 kali 36 36

Jumlah 100 100%

Sumber : Angket B, no 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang menonton talkshow Kick Andy dalam satu minggu yaitu kurang dari 2 kali dalam seminggu sebanyak 64 responden atau 64%, sedangkan sisanya 36 responden atau sebesar 36% menonton sebanyak 2 kali dalam satu minggu.

Berdasarkan data tersebut kebanyakan mahasiswa hanya menonton sebanyak 1 kali dalam seminggu. Dikarenakan dalam satu minggu hanya memberikan satu topik untuk di tampilkan sedangkan hari berikutnya merupakan tayangan ulang dari hari sebelumnya. Namun untuk mahasiswa yang menonton sebanyak 2 kali di karenakan ingin melihat ulang tayangan yang telah ditampilkan pada hari Jumat.

Tabel 4.5

Durasi Responden Dalam Satu Kali Menonton Talkshow Kick Andy di Metro TV

No Kategori Jawaban Jumlah Responden Prosentase (%)

1 < 20 menit 21 21

2 20 - 40 menit 49 49

3 > 40 menit 30 30

Jumlah 100 100%

Sumber : Angket B, no 3

Tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 49 responden atau 49% menonton talkshow Kick Andy di Metro TV selama 20-40 menit dalam satu kali


(1)

hanya 1% kedalam kategori sedang dan tidak satupun di antara motif-motif tersebut berada pada kategori rendah. Ini berarti bahwa kebutuhan mereka akan informasi dapat terpenuhi setelah mereka menonton talkshow Kick Andy di Metro TV, karena mereka sangat membutuhkan informasi dan pengetahuan yang lain dan tentunya dapat menambah wawasan mereka akan berita aktual yang terjadi maupun segala berita atau topik yang dihadirkan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada motif kognitif, sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tinggi, banyaknya mahasiswa yang masuk kedalam kategori ini dikarenakan setiap mahasiswa selalu ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih, serta wawasan yang sangat luas. Dengan menonton talkshow Kick Andy di Metro TV keinginan mahasiswa akan informasi dapat terpenuhi oleh karena itu mereka akan selalu mendapat pengetahuan dan informasi yang terbaru serta menambah wawasan mereka akan selalu bertambah.

2. Pada motif identitas personal, sebagian besar mahasiswa berada pada kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan mereka akan pemahaman tentang diri sendiri dan model perilaku, panutan atau figur yang dapat dijadikan panutan dapat terpenuhi setelah menonton talkshow Kick Andy di Metro TV, karena sebagian narasumber yang dihadirkan merupakan orang-orang yang dapat memberikan inspirasi atau pengalaman dan kisahnya dapat dijadikan contoh sebagai pembelajaran dalam hidup.

3. Pada motif integrasi dan interaksi sosial, sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menonton talkshow Kick Andy mahasiswa dapat saling bertukar informasi serta dapat menemukan


(3)

bahan percakapan dengan orang lain, teman ataupun keluarga, berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun mengetahui tentang keadaan orang lain dan bersikap empati terhadap informasi atau kisah-kisah yang dihadirkan, sehingga semua kebutuhan akan penyesuaian diri dengan lingkungan seluruhnya dapat terpenuhi.

4. Pada motif diversi atau hiburan, sebagian besar mahasiswa berada pada kategori tinggi, ini berati bahwa kebutuhan responden akan pelepasan diri dari tekanan, kejenuhan dan stress akibat rutinitas yang padat serta kebutuhan akan hiburan dapat terpenuhi setelah menonton talkshow Kick Andy di Metro TV. 5. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa motif mahasiswa Surabaya

dalam menonton talkshow Kick Andy Di Metro TV adalah tinggi, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat motif hanya motif identitas personal yang berada pada kategori sedang dan yang lainnya berada pada kategori tinggi. Maka dapat diketahui mahasiswa Surabaya selalu antusias dalam menonton talkshow Kick Andy karena kebutuhan mereka akan informasi, berinteraksi dengan orang lain dan hiburan dapat terpenuhi setelah menonton talkshow Kick Andy di Metro TV.


(4)

78

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan survei pada obyek yang diteliti, maka peneliti mempunyai saran antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan saran dalam mempraktekkan ilmu yang didapat selama bangku kuliah sehingga dapat menjadi salah satu sumebr informasi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang motif mahasiswa Surabaya tentang talkshow Kick Andy di Metro TV.

2. Bagi Mahasiswa

Disarankan agar mahasiswa dapat lebih selektif dalam memilih untuk menonton acara di televisi. Ada baiknya mahasiswa tidak hanya menonton acara yang bersifat hiburan semata karena dengan menonton televisi juga dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta mengambil sisi-sisi positif dari tayangan yang dihadirkan oleh acara-acara di televisi.


(5)

Ahmadi, Abu .M. Umar, 1992. Psikologi Umum, Edisi Revisi, Jakarta : Bina Ilmu.

Bungin, Burhan, 2005. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Dariyo, Agus, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor : Ghalia Indonesia.

Effendy, Onong Uchjana, 1993. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Cita Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana, 1993. Televisi Siaran, Teori Dan Praktek, Bandung : CV. Mandar Maju.

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Gerungan, W. A, 2002. Psikologi Sosial, Bandung: Eresco.

Hadi, Sutrisno, 2004. Metodelogi Research : Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan Desertasi, Yogyakarta : Yayasan Penerbit UGM.

Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Kuswandi, Wawan, 2008. Komunikasi Massa, Analisis Interaktif Budaya Massa, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

McQuail, Dennis, 2002. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Erlangga.

Mulyana, Deddy, 2008. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Morrisan, 2004. Jurnalistik TV Mutakhir, Jakarta : Erlangga.

Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

80

Purwanto, M. Ngalim, 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin, 1993. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin, 2004. Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Non Buku:

(http://www.togamas.co.id/kick-andy/ Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14;45). (http://www.inilah.com/berita/politik/2009/04/02/95535/kick-andy-acara-tv-paling-nendang/ Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 15:01).

(http://.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7787 Kamis, 18 Februari 2010 Pukul 00:30).

(http://www.togamas.co.id/kick-andy/ Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14:45)

(http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7628, Minggu, 27 Desember 2009 Pukul 14:26)


Dokumen yang terkait

Analisis program acara Kick Andy di Metro TV

22 128 84

POLITENESS STRATEGIES IN “KICK ANDY” TALK SHOW PROGRAM ON METRO TV.

9 28 28

CONVERSATIONAL MAXIMS IN KICK ANDY TALK SHOW PROGRAM ON METRO TV.

0 3 18

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda).

0 0 102

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

0 0 102

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

0 2 102

MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV) SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UP

0 0 23

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda)

0 0 28