Kunci Jawaban praktek Geomorfologi-Tanah

Kunci Jaawaban OSN Geografi Bidang Geomorfologi-Tanah (praktek lapangan)
1. Pengamatan / Pengukuran Objek Geomorfologi
Cara pegukuran:
a. Pengukuran lereng muka dan belakang menggunakan abney level (clinometer) untuk
mengetahui % sudut lereng (kondisional).
b. Diameter rata-rata butir pasir diamati dengan mengambil sampel pasir dan
menyesuaikan butir pasir dengan menggunakan komparator besar butir
c. Pengukuran kecepatan angina menggunakan anemometer untuk mendapatkan
kecepatan dalam satuan m/detik
d. Arah tiupan angin diamati dengan melihat arah bendera yang berkibar dan arah dapat
dilihat pada kompas
Alat: Clinometer, komparator, anemometer, bendera.
N

Objek

Parameter

Hasil Pengukuran/ Pengamatan

o

1

Gumu
k Pasir

Lereng muka gumukpasir
Lereng belakang gumukpasir
Dimeter rata-rata butir pasir
Kecepatan angin
Arah tiupan angin

2

Angin

2.

Sketsa Lokasi Gumuk Pasir

3-8 %

8-15 %
0,250-0,500 mm
1,8-3,8 m/detik
N

275°-320°

E

Nama : ………………………………………….. No Peserta: …………
Cuaca : ………………….
Waktu : …………….. WIB

Arah hadap

Sketsa lokasi gumuk pasir diamati secara general kondisi lokasi gumuk pasir yang
digambarkan pada kolom yang tersedia dan terdapat arah hadap dan skala
pembanding antara gambar dan kondisi asli.

3. Kisi-kisi jawaban terkait parameter pengukuran lapangan dengan bentukan gumukpasir

- Sudut lereng muka lebih rendah dibanding dengan sudut lereng belakang terhadap
-

bentukan gumukpasir
Diameter rata-rata butir pasir berkisar antara 0,25-0,5 mm dan memiliki distribusi

-

berbeda pada lokasi pengambilan sampel
Kecepatan angin mempengaruhi proses pembentukan gumuk pasir
Arah tiupan angin mengarah pada kolong angin parangtritis yang mengarah pada

-

barat laut
Material gumukpasir bersumber dari Gunungapi Merapi yang terbawa oleh aliran
sungai menuju lautan dan akibat proses gelombang dan hembusan angin, material
pasir dapat terpindahkan oleh proses eolin dan membentuk gumuk pasir.

4. Pengamatan Profil Tanah

Nama

: ………………………………………….. No Peserta: …………

Hari/ Tanggal

: Kamis / 21 Mei 2015

Lokasi

: Dusun Grogol 7, Desa Parangtritis

Posisi

: X: 424722,824 Y: 9115259,313 Z: 12 mdpal

Setiap lapisan tanah dianalisa sifat fisik dan kimia
 Sifat fisik
1. Warna: menggunakan soil color charts. Cara pembacaan adalah menyesuaikan warna tanah
dengan petunjuk warna pada soil color charts pengamatan pada Hue 5 YR, Hue 7.5 YR atau

Hue 10 YR (contoh: Hue 7.5 YR; 4/3 dibaca brown (lihat halaman kiri warna)).
2. Tekstur: menggunakan tangan. Meremas-remas sampel tanah secukupnya pada kondisi
agak basah untuk mengetahui kondisi tekstur tanah; tekstur pasiran, terasa ditangan kasar
dengan banyak butiran pasir di dalammya; tekstur lempung, terasa di tangan sangat liat atau
lengket di tangan; tekstur debuan, terasa di tangan sangat licin pada kondisi basah; tekstur
geluhan, terasa di tangan seperti spons atau remah (terasa lengket,kasar dan licin atau
komposisi kandungan pasir, lempung dan debu seimbang).
3. Ketebalan: mengamati tebal setiap lapisan dengan menggunakan meteran.
 Sifat kimia
1. pH aktual: memasukkan sampel tanah pada tabung reaksi dan memberikan aquades dengan
perbandingan tanah dan aquades yaitu 1 : 2,5. Lalu melarutkan tanah dalam tabung dengan
mengojok bolak-balik tabung secara konsisten sekitar 30 kali permenit, kemudian didiamkan

hingga tanah mengendap (±2 menit). Ambil selembar pH stick dan celupkan pada air yang
jernih dalam tabung reaksi. Cocokkan warna pH stick dengan warna pH indikator untuk
mengetahui nilai pH tanah.
2. pH potensial: memasukkan sampel tanah pada tabung reaksi dan memberikan KCl 1 N
dengan perbandingan tanah dan KCl 1 N yaitu 1 : 2,5. Lalu melarutkan tanah dalam tabung
dengan mengojok bolak-balik tabung secara konsisten sekitar 30 kali permenit, kemudian
didiamkan hingga tanah mengendap (±2 menit). Ambil selembar pH stick dan celupkan pada

air yang jernih dalam tabung reaksi. Cocokkan warna pH stick dengan warna pH indikator
untuk mengetahui nilai pH tanah.
3. Kandungan Bahan Organik: meneteskan 1-3 tetes larutan H2O2 10 % pada sampel tanah.
Apabila sampel tanah tidak mengandung bahan organik maka tanah tidak akan mengalami
reaksi (-). Tanah yang mengandung bahan organik rendah enunjukkan reaksi berbuih
kecil/sedikit (+); kandungan bahan organik sedang akan menunjukkan reaksi tanah yang
berbuih cukup besar (muncul gelembung-gelembung) pada sampel tanah (++); kandungan
bahan organik tinggi ditunjukkan dengan buih yang dihasilkan banyak atau bahkan meleleh
pada sampel tanah yang ditetesi (+++).
4. Kandungan Bahan Kapur: meneteskan 1-3 tetes larutan HCl 10 % pada sampel tanah.
Apabila sampel tanah tidak mengandung bahan kapur maka tanah tidak akan mengalami
reaksi (-). Tanah yang mengandung bahan kapur rendah enunjukkan reaksi berbuih
kecil/sedikit (+); kandungan bahan kapur sedang akan menunjukkan reaksi tanah yang
berbuih cukup besar (muncul gelembung-gelembung) pada sampel tanah (++); kandungan
bahan kapur tinggi ditunjukkan dengan buih yang dihasilkan banyak atau bahkan meleleh
pada sampel tanah yang ditetesi (+++).
Alat: meteran, sekop kecil, soil color chart (soil muncel), pH stick, larutan KCl 1 N, H2O2 10
%, aquades, spidol, plastik.

1

2
3
4
5

Warna

Tekstur

Dark brown
Geluh berpasir
Dark yellowis
Geluh
brown
berlempung
Dark yellowis
lempungan
brown
Brown
lempungan

Ketebalan Tanah

Analisis Kimia
Ketebalan

Lapisan

Analisis Fisik

PH
Bahan
PH
Kandungan
Potensial Organik*
Aktual
Gamping*
(KCl
(H2O2
(Aquades)
( HCl 10%)

1 N)
10%)

12 cm

5,5

5

+

-

26 cm

6

5

+


-

46 cm

6

6

-

+

> 84 cm
cm

5

5


-

-

Keterangan
* -(tidak ada); + (rendah); ++ (sedang); +++ (tinggi)

SKETSA PROFIL TANAH
1
2

3

4

>84 cm

5. Kisi-kisi jawaban terkait perkembangan tanah di Dusun Grogol (lokasi pengamatan)
- Tanah pada lokasi pengamatan baru mengalami perkembangan
- Tanah yang terbenntuk membentuk horizon A dan B (lapisan 1, 2 dan 3)
- Tanah pada lapisan 4 berupa Cr (tanah yang masih bercamour dengan batu (regolit))
- Lapisan tanah selanjutnya berupa bahan dasar (regolit)
- Tanah mulai dimanfaatkan akan tetapi belum dapat optimal terlihat pada akar tanaman
yang tidak dapat menembus hingga lapisan Cr