TUGAS MAKALAH PERILAKU ORGANISASI TEORI

TUGAS MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
“ TEORI KEPEMIMPINAN “

Disusun Oleh :
Muhammad Farid (1401142360)
Reza Aditya Asad

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah
mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah
yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari
banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan
berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya
dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,
kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan
peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan

sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka
untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan
menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama
tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur
kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok
tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga
ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang
pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani,
ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai
sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak
ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).
Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar

menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut
menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,
2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau

bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih
terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya
kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,
karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela
(compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan
sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan
pemimpin (Moejiono, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
a.

Pengertian kepemimpinan itu?


b.

Apa saja teori-teori kepemimpinan itu?

c.

Biografi Adolf Hitler

d.

Biografi Mikhail Sergeyevich Gorbachev

e.

Kesimpulan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1)
Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai
prosesmempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2)
Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung
arti mempengaruhiorang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga,
dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
3)
Georger R. Terry, kepemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai
tujuan bersama.
4)
Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
berbagai caramempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang
yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
2.2 Teori Kepemimpinan

1. The Great Man Theory
2. Trait Theory
3. Group & Exchange Theory
4. Situational Theory
5. Path- Goal Theory

 THE GREAT MAN THEORY
Menurut teori ini orang bisa berhasil menjadi pemimpin yang baik,
karena memang dilahirkan demikian.
Sebab kemunculan The Great man theory :
1. Anggapan / keyakinan sebagian masyarakat.
2. Sebagai konsekwensi dari anggapan studi awal
tentang kepribadian yang diyakini sifatnya bawaan.
 TRAIT THEORY (KEITH DAVIS)
• 4 CIRI UTAMA PEMIMPIN YANG BERHASIL
1. INTELEGENSIA
2. KEMATANGAN SOSIAL
3. INNER MOTIVATION
4. HUMAN RELATION ATTITUDE
 GROUP & EXCHANGE THEORY

1. Hubungan antara pemimpin dan pengikut pada dasarnya
bersifat “exchange” pertimbangan untung/rugi.
2. Komitmen akan muncul dari pengikut jika pemimpin
memberikan exchange positif (rewards).
3. Pemimpin harus lebih banyak memberikan rewards daripada
beban (cost)
 SITUATIONAL THEORY (FIEDLER)
1. Efektivitas pemimpin tergantung pada situasi.
2. Situasi kepemimpinan :
1. Favorable
2. Unfavorable
3. Dalam situasi yang sangat favorable dan sangat unfavorable
yang efektif adalah gaya “task directed”.
4. Dalam situasi yang moderate Favorable dan moderate
unfavorable yang efektif adalah gaya “human relations”.
 PATH-GOAL LEADERSHIP THEORY (ROBERT HOUSE)

1. Menjelaskan dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi,
kinerja dan kepuasan.
2. Gaya kepemimpinan : Directive, Supportive, Participative,

Achievement Oriented.
3. Seorang pemimpin dapat saja menunjukkan tipe
kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
2.3 Biografi Adolf Hitler

Adolf Hitler
Seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi (bahasa
Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP);
Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional) kelahiranAustria. Ia menjabat
sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman
Nazi (bergelar Führer und Reichskanzler) mulai tahun 1934 sampai
1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di
Eropa, dan Holocaust.
Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia
bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada
tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia
melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwaBeer
Hall Putsch. Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya
Hitler. Di penjara, Hitler menulis memoarnya, Mein
Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas tahun 1924, Hitler mendapat

dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan
menjunjung Pan-Jermanisme, antisemitisme, dan antikomunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi.
Setelah ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia
mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga, sebuah
kediktatoran satu partaiyang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik.
Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan Eropa. Sampai saat
itu, kebijakan luar dan dalam negerinya bertujuan mencapai Lebensraum ("ruang hidup") bagi kaum Jermanik.
Ia memerintahkan Jerman dipersenjatai kembali dan Wehrmacht menginvasi Polandia pada bulan September
1939, menyebabkan pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Di bawah pemerintahan Hitler, pada tahun 1941
pasukan Jerman dan sekutu Eropanya menduduki sebagian besar Eropa dan Afrika Utara. Tahun 1943, Jerman

terpaksa bertahan diri dan mengalami serangkaian kekalahan dalam pertempuran. Pada hari-hari terakhir
perang, saat Pertempuran Berlin berlangsung tahun 1945, Hitler menikahi kekasih lamanya,
Eva Braun. Tanggal 30 April 1945, kurang dari dua hari kemudian, keduanya bunuh diri agar tidak
ditangkap Angkatan Darat Merah, lalu mayat mereka dibakar.
Kebijakan Hitler yang supremasis dan termotivasi oleh ras mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang
selama Perang Dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis "non-Arya" yang pemusnahan
sistematisnya diperintahkan oleh Hitler dan rekan-rekan terdekatnya.

Gaya kepemimpinan

Hitler memimpin NSDAP secara otokratik dengan menerapkan Führerprinzip ("prinsip pemimpin"). Prinsip
ini bergantung pada kepatuhan absolut semua bawahannya kepada pimpinan mereka; sehingga ia melihat
struktur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dengan dirinya—pemimpin mutlak—di puncak. Pangkat
dalam partai tidak ditentukan oleh pemilihan umum—jabatan diisi melalui penunjukkan oleh pangkat yang
lebih tinggi, yang menuntut kepatuhan tanpa pernyataan terhadap keinginan sang pemimpin. Gaya
kepemimpinan Hitler adalah memberikan perintah berlawanan terhadap bawahannya dan menempatkan
mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab mereka saling bertindihan agar "orang yang
lebih kuat menjalankan pekerjaannya". Dengan cara ini, Hitler mendorong saling tidak percaya, persaingan,
dan perkelahian di antara bawahannya demi mengonsolidasi dan memaksimalkan kekuasaannya. Kabinetnya
tidak pernah rapat setelah tahun 1938, dan ia meminta para menterinya tidak bertemu secara pribadi. Hitler
biasanya tidak memberi perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal atau disampaikan melalui rekan
dekatnya, Martin Bormann. Ia memercayakan semua dokumennya, penunjukannya, dan kekayaan pribadinya
ke Bormann dan Bormann memanfaatkan jabatannya untuk mengendalikan arus informasi dan akses ke Hitler.
Hitler secara pribadi membuat semua keputusan militer besar. Sejarawan yang menilai kinerjanya setuju bahwa
setelah awal yang kuat, ia semakin tidak fleksibel setelah 1941 sehingga ia menyia-nyiakan kekuaran militer
yang dimiliki Jerman. Sejarawan Antony Beevor berpendapat bahwa saat perang pecah, "Hitler adalah
pemimpin yang terinspirasi, karena kejeniusannya terletak pada menilai kelemahan orang lain dan
memanfaatkan kelemahan tersebut." Akan tetapi, sejak 1941 sampai seterusnya, "ia menjadi sangat sklerotik.
Ia tidak mengizinkan kemunduran atau fleksibilitas dalam bentuk apapun di antara komandan lapangannya,
dan hal tersebut sangat menghancurkan.


2.4 Biografi Mikhail Gorbachev

Mikhail Gorbachev
Politikus Rusia dan pemimpin Uni Soviet periode 1985 hingga bubarnya
pada tahun 1991. Pada tanggal 11 Maret 1985, ia menjadi Sekretaris
Jenderal Partai Komunis Uni Soviet kelima untuk menggantikan Konstantin
Chernenkoyang wafat.
Pada masa pemerintahannya, ia melakukan perubahan besar-besaran dalam
sistem perekonomian dan politik yang secara langsung maupun tidak
langsung memicu bubarnya Uni Soviet. Ia mengundurkan diri
sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 menyusul
percobaan kudeta oleh kelompok garis keras di Moskwa pada
bulan Agustus 1991 yang dipicu oleh adanya pertentangan atas rencana
perubahan bentuk negara.
Gorbachev adalah penerima Nobel Perdamaian pada tahun 1990 dan
penerima pertama Penghargaan Kebebasan Ronald Reagandari mantan
seterunya, Ronald Reagan, pada tahun 1992.
Kebijakan Gorbachev glasnost ("keterbukaan") dan perestroika
("restrukturisasi") serta konferensi puncak dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan reorientasi

tentang tujuan strategis Soviet memberikan kontribusi terhadap berakhirnya Perang Dingin, dihapus peran
konstitusional Komunis pihak pemerintahan negara, dan secara tidak sengaja menyebabkan pembubaran Uni
Soviet. Dia dianugerahi Otto Hahn Perdamaian Medal pada tahun 1989, Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun
1990 dan Hadiah Harvey pada tahun 1992 serta gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas seperti yang
dibahas di bawah ini.
Pada bulan September 2008, Gorbachev dan bisnis berkuasa Alexander Lebedev mengumumkan mereka akan
membentuk Partai Demokrat Independen Rusia, dan Mei 2009 Gorbachev mengumumkan bahwa peluncuran
sudah dekat. Ini adalah usaha ketiga Gorbachev untuk mendirikan sebuah partai politik, setelah memulai Partai
Sosial Demokrat Rusia pada tahun 2001 dan Uni Sosial Demokrat pada tahun 2007.

Catatan kepemimpinan
Hanya saja begitu dia mulai, maka dia membela catatan kepemimpinannya dengan bersemangat.
“Mereka berkeras reunifikasi sebaiknya tidak berjalan, bahwa proses itu harus dihentikan” (Mikhail
Gorbachev). Dia mencontreng, dengan kalimat yang cepat dan berapi-api, keuntungan yang dia bawa ke
Rusia, yang menurutnya dinikmati hingga hari ini; kebebasan yang lebih besar dan penataan kembali
hubungan Rusia dengan dunia internasional.
"Saya kira ’89 jelas merupakan perubahan untuk yang lebih baik, tidak diragukan lagi. Dulu kami tidak
memiliki kebebasan yang diperlukan, khususnya kebebasan berbicara," katanya.

Salah satu perubahan yang paling spektakular adalah ambruknya Tembok Berlin, yang langsung disusul
dengan proses reunifikasi.
Gorbachev menentang reunifikasi, juga –seperti diketahuinya- Perdana Menteri Inggris Margaret
Thatcher dan Presiden Perancis, Francois Mitterand.
Dan dia menyadari bahwa para pemimpin Barat mengandalkan dia untuk menahan proses itu.
"Mereka berkeras reunifikasi sebaiknya tidak berjalan, bahwa proses itu harus dihentikan," tambahnya.
"Saya tanya mereka jika ada saran. Mereka hanya punya satu saran, bahwa orang lain yang harus menarik
kacang dari pemanggangan."
Gorbachev mengatakan kedua pemimpin itu ingin agar dialah yang mencegahnya namun jangan sampai
mengerahkan pasukan.
"Itu jelas tidak bertanggungjawab. Mereka salah."
"Mereka salah," ulangnya untuk menegaskan bahwa penentangan Thatcher dan Mitterand tidak tepat.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kepemimpinan Adolf Hitler
Gaya kepemimpinan Adolf Hitler menurut teori kepemimpinan termasuk kedalam Teori: The Great Man
Theory, Karena gaya kepemimpinan Hitler adalah memberikan perintah berlawanan terhadap
bawahannya dan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab mereka
saling bertindihan agar "orang yang lebih kuat menjalankan pekerjaannya". Hitler biasanya tidak memberi
perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal. Dan semua bawahannya patuh terhadap apa yang
diperintahkan olehnya. Bahkan dia tidak memberi kesempatan bawahannya untuk menyatakan pendapat,
jadi bila hitler berkata “A” maka semua bawahannya harus patuh terhadapnya.

3.2 Kepemimpinan Mikhail Gorbachev
Gaya Kepemimpinan Mikhail Gorbachev menurut teori kepemimpinan termasuk kedalam Teori: