Desentralisasi dan Otonomi Daerah. pptx

DESENTRALISASI DAN OTONOMI
DAERAH
Kelompok :
Adelina Haratua 1306462172
Galih Luthfi M. 1306462153
Fajar Wardani Wijayanti 1306460551
Imas Qurhothul Ainiyah 1306383155
Rysa Yulianda1306383275
Administrasi Negara (A)

PENGERTIAN KEUANGAN DAERAH




Dalam arti sempit: hal-hal yang berkaitan dengan
APBD
Menurut Thaja Supriatna : kemampuan pemerintah
daerah untuk mengawasi daerah untuk mengelola
mulai dari merencanakan, melaksanakan,
mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi

berbagai sumber keuangan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan
di daerah yang diwujudkan dalam bentuk anggaran
pendapatan dan beanja daerah (APBD)

LANJUTAN.. (1)




Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah pasal 1 : semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut Mamesah dalam Halim : semua hak dan

kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan
uang.

DESENTRALISASI FISKAL






Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan
Desentralisasi fiskal adalah penyerahan
wewenang oleh pemerintah kepada daerah
otonom dalam urusan fiskal
Urusan fiskal pada bagian di atas meliputi
pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah


DESENTRALISASI FISKAL (2)





Sidik (2002) dalam Sugianto (2007)
memaparkan bahwa pelaksanaan
desentralisasi fiskal akan berjalan dengan
baik jika:
Adanya pemerintah pusat yang kapabel
dalam melakukan pengawasan dan
enforcement
Keseimbangan antara akutabilitas dan
kewenangan dalam melakukan pemungutan
pajak dan restribusi

DESENTRALISASI FISKAL SEBAGAI SYARAT
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH







Desentralisasi fiskal adalah salah satu
urusan yang didesentralisasikan oleh
pemerintah pusat ke pemerintah daerah
(di luar 6 urusan yang diatur pemerintah
pusat)
UU No. 32/2004 dijelaskan syarat
pembentukan daerah adalah syarat
administratif, teknis, dan fisik kewilayahan
Dalam syarat teknis disebutkan dasar
pembentukan daerah mencakup
kemampuan ekonomi

DESENTRALISASI FISKAL SEBAGAI SYARAT
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH (2)



Dalam memenuhi syarat teknis
khususnya dalam kemampuan
ekonomi, daerah otonom harus
diberikan kewenangan untuk mengatur
keuangan daerahnya melalui
desentralisasi fiskal

PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN NON
PENDAPATAN ASLI DAERAH


Definisi:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 menerangkan bahwa
Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli

daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh
pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi
daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli
daerah lainnya yang sah”.



Non Pendapatan Asli Daerah merupakan Pendapatan Daerah yang
bersumber bukan dari Pengelolaan Kekayaan daerah. Dana Non PAD dapat
bersumber dari dana perimbangan dan dana pinjaman.



Jadi, PAD merupakan pendapatan yang diterima
oleh pemerintah daerah yang bersumber dari
pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan
usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan
asli daerah lainnya yang sah serta dipungut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Sedangkan dana Non PAD

merupakan pendapatan daerah yang bukan
bersumber dari pengelolaan kekayaan daerah,
akan tetapi bersumber dari dana perimbangan
dan dana pinjaman.

TUJUAN PAD DAN NON PAD






Dana PAD dipergunakan oleh daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan kegiatan rutin seperti belanja pemerintah
daerah. Tujuan dari PAD adalah untuk maksimalisasi potensi
daerah guna memperkecil ketergantungan daerah dalam
mendapatkan dana dari pemerintah pusat (subsidi).
Dengan demikian usaha peningkatan pendapatan asli daerah
seharusnya mempertimbangkan keterkaitan fungsional dengan
daerah lain, dalam kaitannya dengan kesatuan perekonomian

nasional.
Dana Non PAD yang bersumber dari perimbangan keuangan
Pemerintah pusat dan daerah berfungsi sebagai sumber dana
bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas SDM di
daerah dan menyelenggarakan program-program
pembangunan di daerah

MANFAAT PAD DAN NON PAD






PAD merupakan sumber keuangan daerah yang
lebih penting dibandingkan dengan sumbersumber pendapatan diluar pendapatan asli
daerah.
Hal ini disebabkan karena pendapatan asli
daerah dapat dimanfaatkan sesuai dengan
prakarsa dan inisiatif daerah dalam membangun

dan mengembangkan potensinya.
Sedangkan dana Non PAD bermanfaat sebagai
tambahan dana bagi pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan

SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.

Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli
daerah yang terbesar dibanding jenis pendapatan yang berasal
dari retribusi, bagian laba perusahaan daerah dan pendapatan asli
daerah lainnya.

Karakteristik pajak daerah antara lain:
a. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada
daerah sebagai pajak daerah.
b. Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang.
c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan undangundang dan/atau peraturan hukum Lainnya.
d. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai

penyelenggaraan urusan-urusan rumah tangga daerah atau untuk
membiayai perigeluaran daerah sebagai badan hukum publik;

JENIS PAJAK DAERAH
Menurut UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, jenis Pajak daerah dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pajak daerah Provinsi, meliputi pajak kendaraan
bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak
bahan bakar kendaraan bermotor, pajak kendaraan di
atas air, pajak air bawah tanah dan pajak air
permukaan.
2. Pajak Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari pajak hotel ,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak pengambilan bahan Galian
Golongan C dan pajak parkir.

SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH
2. Retribusi


Retribusi adalah pungutan yang dikenakan
kepada pemakai jasa tertentu yang disediakan
oleh Pemerintah daerah.

Pendapatan retribusi menempati urutan kedua
terbesar setelah pajak daerah. Oleh karena itu
peranannya menjadi penting bagi pemerintah
daerah dalam membiayai kegiatan rutinnya.









Jenis-jenis Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum : retribusi parkir,
retribusi sampah
Retribusi Jasa Usaha: retribusi pasar
Retribusi Perizinan Tertentu: Retribusi
pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan
Berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun
2000, terdapat beberapa jenis retribusi yang
dikategorikan sebagai pajak yaitu retribusi
air, pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan dan retribusi bahan galian
golongan C.

SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang
Dipisahkan

a.

b.

c.

Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci
menurut objek pendapatan yang mencakup:
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
Negara/BUMN.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perushaan milik
swata atau kelompok usaha masyarakat.

SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH
4. Lain-lain PAD yang Sah
Lain-lain PAD merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lainlain milik pemerintah daerah. Pendapatan ini meliputi objek
pendapatan berikut:
a. Hasil penjualan barang milik daerah yang tidak dipisahkan.
b. Penerimaan jasa giro.
c. Pendapatan bunga.
d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah.
e. Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan, pengadaan barang, dan jasa oleh daerah.
f. Pendapatan denda pajak.
g. Pendapatan denda retribusi.
h. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan.
i. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

SUMBER-SUMBER NON PAD


Selain dari PAD, sumber penerimaan
pemerintah daerah otonom kabupaten/kota
berasal dari dana Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (PKPD).



Dana PKPD merupakan salah satu bentuk
kebijakan desentralisasi fiskal yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat kepada
Daerah.

DANA PKPD
Tujuan dari kebijakan dana PKPD adalah:
a. Pemberdayaan (empowerment) masyarakat dan
pemerintah daerah di bidang pembangunan.
b. Mengintensifkan aktivitas dan kreativitas perekonomian
masyarakat daerah yang berbasis pada potensi yang
dimiliki masing-masing daerah.
c. Mendukung terwujudnya goog governance oleh
pemerintah daerah melalui perimbangan keuangan
yang transparan.
d. Menyelenggarakan otonomi daerah secara demokratis,
efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas SDM
yang profesional di daerah.

SUMBER-SUMBER DANA PERIMBANGAN

Menurut Peraturan Pemerintah No. 104
Tahun 2000, terdapat tiga sumber dana
perimbangan, yaitu:
a. Dana Bagi Hasil (DBH)
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

DANA BAGI HASIL


Berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2004, Dana Bagi Hasil
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka prosentase untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana bagi hasil meliputi pembagian hasil sumber
daya alam (SDA) dan penerimaan perpajakan (tax sharing).

Sumber Dana Bagi Hasil
1. Pajak, terdiri dari: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
2. Sumber daya Alam yang berasal dari: pertambangan minyak
bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan dan
perikanan.


DANA ALOKASI UMUM




Dana Alokasi Umum merupakan salah satu transfer dana
Pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber dari
pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya
diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan
daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Dasar Hukum

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; dan PP No. 55 Tahun
2005 tentang Dana Perimbangan.
ALOKASI DAU

DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Besaran DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari
Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto yang ditetapkan dalam
APBN.

DANA ALOKASI KHUSUS


Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN.

Dasar hukum
 UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; dan PP
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
 Dana Alokasi Khusus disediakan untuk membiayai kegiatan
reboisasi dan penghijauan bagi daerah kabupaten penghasil
penerimaan sektor kehutanan.

KRITERIA PENGALOKASIAN DAK
a.

b.

c.

Kriteria Umum, dirumuskan berdasarkan kemampuan
keuangan daerah yang tercermin dari penerimaan
umum APBD setelah dikurangi belanja PNSD;
Kriteria Khusus, dirumuskan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik
daerah;
Kriteria Teknis, yang disusun berdasarkan indikatorindikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana
dan prasarana, serta pencapaian teknis pelaksanaan
kegiatan DAK di daerah.

ARAH KEGIATAN DAK









DAK
DAK
DAK
DAK
DAK
DAK
DAK
DAK

Pendidikan
Kesehatan
Keluarga Berencana
Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Infrastruktur Irigasi
Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi
Pertanian
Kelautan dan Perikanan

PAD








Pendapatan Asli Daerah (PAD)
meliputi (Sudaryanto):
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan;
dan penerimaan lain-lain.

PENDAPATAN NON PAD
Meliputi:
 Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah,menjelaskan bahwa :
 Dana perimbangan, yang terdiri dari :
 Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak dan sumber
daya alam
 Dana alokasi umum, yang dialokasikan berdasarkan
persentase tertentu dari pendapatan dalam negeri
neto



Dana alokasi khusus yang dialokasikan dari APBN
Lain-lain pendapatan Daerah yang sah, misalnya hibah dan
dana darurat.

KESIMPULAN
Dengan adanya otonomi daerah maka
diharapkan bahwa daerah otonom dapat
mengurus kegiatan rumahtangganya sendiri
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
daerah
tersebut.
Untuk
menjalankan
program
yang
ada
maka
pemerintah daerah memerlukan dana yang
diperoleh dari PAD dan Non PAD, dengan
adanya anggaran daerah maka daerah otonom
dapat menjalankan program yang ada.

DAFTAR PUSTAKA














Elmi, Bachrul. 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Kurniawan, Dani. Otonomi Daerah dan desentralisasi Fiskal di Indonesia.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142378&val=546
0&title=OTONOMI%20DAERAH%20DAN%20DESENTRALISASI%20FISKAL%20%20DI%20
INDONESIA
diunduh pada Sabtu, 9 Mei 2015 Pukul 06.34 WIB
Randa, Fransisikus dan Santo Paledung. 2013. Memahami Pelaksanaan
Desentralisasi Fiskal dan Pendapatan Asli Daerah.
https://www.academia.edu/5575643/MEMAHAMI_PELAKSANAAN_DESENTRALISAS
I_FISKAL_DAN_PENDAPATAN_ASLI_DAERAH_Studi_Fenomenologi_pada_Kabupat
en_Poso_-genap_2012_2013
diunduh pada Sabtu, 9 Mei 2015 Pukul 06.45WIB
Leaflet Dana Alokasi Khusus.
http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/190/Leaflet_Dana_Alokasi_Khu
sus.pdf
diunduh pada Jumat, 8 Mei 2015 Pukul 20.32 WIB
Leaflet Dana Alokasi Umum.
http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/190/Leaflet_Dana_Alokasi_Um
um.pdf
diunduh pada Jumat, 8 Mei 2015 Pukul 20.35 WIB

http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_58_05.htm
http://eprints.ung.ac.id/5420/5/2012-1-62201-241408046-bab2-090820121
25941.pdf
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10012/SKRI