Regulasi dan Kebijakan Telekomunikasi regulasi

Telekomunikasi dan Regulasi
Imran Aulia – 1706992343
Program Studi Magister Manajemen Telekomunikasi, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia - Jakarta, Indonesia
Tel : +6285320084443, Email : Imran.aulia@live.com

Abstract— Penemuan telegraf pada akhir abad 19 menjadi
tanda dimulai nya suatu era telekomunisi di dunia. Berbagai
penemuan setelah itu hadir dan ikut dalam merubah dunia.
Hingga saat ini kita di berada di era digital. Era dimana
pertukaran informasi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Regulasi menjadi aspek penting dalam bisnis telekomunikasi.
Regulator menjalankan fungsi pengawasan dan pembuat aturan
agar tidak merugikan dan mampu mengakomodir setiap
kepentingan semua pihak. Regulator juga harus adaptif terhadap
setiap perkembangan teknologi telekomunikasi agar setiap
peraturan dan kebijakan yang dibuat mampu menjawab
permasalahan yang terjadi di dunia telekomunikasi.

I. PENDAHULUAN : SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
TELEKOMUNIKASI DI DUNIA


S

EJARAH perkembangan Telekomunikasi modern di
mulai ketika di temukan nya Telegraf pada akhir abad ke
19 oleh Samuel Morse. Selang beberapa tahun dari
penemuan morse Alexandre graham Bell menemukan
Telephone yang dapat mentransmisikan suara dari suatu titik ke
titik lain nya. Kedua Teknologi ini masih menggunakan kabel
sebagai media transmisi nya. Pada tahun 1887 Heinrich Hertz
menjadi orang pertama yang berhasil yang menemukan
gelombang radio. Penumuan nya di sempurn oleh ilmuan itali
bernama Gugliemmo Marconi pada awal abad 20. Marcono
berhasil mentrasmisikan data
dengan menggunakan
gelombang radio. Pada era itu muncul berbagai Teknologi
telekomunikasi seperti radio dan telephone. Di London seorang
insinyur Skotlandia John Logie Baird berhasil mentrasmisikan
gambar bergerak atau yang biasa kita sebut dengan Televisi.
BBC pun mengudara pada tahun 1929 dan menjadi perusahaan

broadcasting pertama di Dunia.
Komunikasi antar benua pun terwujud pada tahun 1927.
Inggris dan Amerika serikat terhubung melalui jaringan radio
telephone melalui jaringan bawah laut transatlantic.
Terhubungan nya kedua negara yang terpisah jauh oleh jaringan
telekomunikasi semakin memudahkan terjadi Pertukaran
informasi di belahan dunia. Jaringan telekomunikasi pun
berkembang pesat. Serta ikut berperan dalam perubahan geo
politik dunia saat itu. Tak terkecuali di Indonesia. Jaringan
telekomunikasi pertama di Indonesia di bangun oleh
pemerintah Hindia Belanda yaitu berupa telegraf elektro magnit
yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg
(Bogor). Dua tahun kemudian dibuka saluran Jakarta-Surabaya
dengan cabang Semarang-Ambarawa. Sejak itu jasa telegraf
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Keberadaan

Telekomunikasi juga sangat berperan dalam perjuangan
perebutan kemerdekaan pada saat itu, radio dan telegraf mejadi
media bagi para pejuang untuk bertukar dan menyebarkan
informasi kepada masyarakat umum. Setelah masa Perang

dunia perkembangan Teknologi telekomunikasi pun semakin
pesat. Di era perang dingin Amerika berhasil menemukan
Satelit sebagai sarana telekomunikasi jarak jauh. Lalu pada
tahun 60an departemen pertahanan Amerika Serikat
mengembangkan suatu jaringan yang dapat menghubungkan
suatu computer dengan computer lain nya atau di sebut juga
denga ARPAnet yang akan menjadi cikal bakal internet pada
saat itu. Jaringan internet pun berkembang pesat hingga saat ini.
Internet di nilai menjadi salah satu penemuan yang merubah
dunia. Seiring dengan penemuan internet, Teknologi
telekomunikasi pun berkembangan dengan di mulai nya era
Teknologi Jaringan selular dengan mennggunakan spektrum
frekuensi radio. Era ini di tandai dengan di temukan nya system
selular analog pada tahun 1980 atau yang dikenal juga denga
system generasi pertama atau 1G. peralihan dari system analog
ke system digital pada tahun awal tahun 1990an dengan
peluncuran layanan selular digital generasi kedua atau di sebut
juga dengan jaringan 2G. jaringan 2G menewarkan jaringan
dasar telekomunikasi seperti SMS dan Voice dan layanan
tambahan internet kecepatan rendah menggunakan Teknologi

GPRS dan EDGE pada era ini pula kemunculan berbagai
macam smartphone yang di lengkapi dengan beberapa fitur
yang lengkap, sehigga memudahkan mobilitas pengguna nya.
Pada awal tahun 2000an generasi ketiga Teknologi selular di
kembangkan (3G), Teknologi ini menawarkan layanan internet
dengan kecepatan mencapai 480Kbps. Dengan ada nya
Teknologi 3G memungkinkan untuk melakukan layanan Video
call yang di gadang menjadi andalan layanan 3G ketika pertama
kali di luncurkan. Setelah layanan 3G , muncul lah layanan 4G
yang menawarkan kecepatan yang jauh lebih cepat dari
Teknologi sebelum nya. Layanan 4G di kembangkan dengan 2
teknologi yang berbeda yaitu WiMAX dan LTE (Long Term
Evolution) namun WiMAX kurang di minati, sedangkan LTE
telah digunakan sebagai standar di banyak negara di dunia.
Layanan 4G memberikan kecepatan yang sangat tinggi,
sehingga memungkinkan untuk meenggabungkan berbagai
layanan. Seperti broadcasting melalui jaringan internet.
Layanan streaming music dan lain sebagai nya. Kedapan nya
dunia telekomunikasi akan kehadiran generasi baru jaringan
selular atau 5G. teknologi ini menawarkan kecepatan yang

kecepatan yang jauh berkali lipat dari 4G, 5G di proyeksikan

untuk komunikasi mesin atau yang di sebut juga dengan IoT
(Internet of Thing).
II. REGULASI & KEBIJAKAN TELEKOMUNIKASI
Salah satu aspek terpenting dalam penyelanggaraan suatu
teknologi adalah ada nya fungsi regulator, yang mengatur
kebijakan dan berbagai standar. Di Telekomunikasi kita
mengenal ada nya ITU (International Telecomunication Union)
sebuah badan dunia di bawah naungan PBB yang mengatur
mengenai kebijkan dan standar di Telekomunikasi. Sedangkan
di Indonesia kita mengenal BRTI (Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia) dan Kementrian Informasi dan
Komunikasi yang menjalankan fungsi regulasi di Indonesia.
Peran Utama regulator adalah untuk mempromosikan
kepentingan publik.
Regulasi telekomunikasi di Indonesia pasca reformasi
mengalami perubahan yang signifikan. Melalui undang undang
36 tahun 1999, telekomunikasi mengalami transisi dari
monopoli negara ke struktur pasar yang swasta dan kompetitif.

Ada beberapa alasan yang mendukung keputusan tersebut,
seperti meningkatkan kompentisi antar penyedia layanan,
sehingga semakin meningkat nya kualitas layanan,
menciptakan iklim bisnis yang sehat dan mempercepat tumbuh
nya industry telekomnuikasi,serta yang terpenintng adalah
untuk mengurangi penyalahgunaan kekuatan pasar oleh negara,
jika negara terus memonopoli industry maka semua nya akan
di kontrol negara. Di Indonesia ada beberapa hal yang menjadi
perhatian bagi Regulator terutama di era ICT saat ini,seperti
hadir nya layanan OTT yang mengancam operator
telekomunikasi di Indonesia, layanan OTT bagaikan benalu
bagi operator, di suatu sisi layanan ini membebani jaringan
dengan traffic yang tinggi dan di satu sisi operator tidak
mendapatkan apa apa dari layanan ini. Saat ini belum ada
regulasi yang mengatur mengenai OTT, urgensi mengenai
regulasi OTT ini cukup mendesak karena layanan OTT telah
mengancam pemasukan operator. Selain itu, ada nya regulasi
tentang OTT akan memberikan pendapatan bagi negara dengan
penarikan pajak bagi penyelenggara layanan OTT.
Jumlah operator di Indonesia cukup banyak terhitung ada 5

operator besar yang beroperasi di Indonesia. Jumlah ini di nilai
tidak efesien karena ada beberapa operator yang terlalu
dominan di sejumlah wilayah dan mendominasi pasar. Kurang
merata nya infrastruktur telekomunikasi menjadi kendala bagi
operator untuk mengembangkan insfrastruktur mereka. Salah
satu solusi yang di tawarkan adalah merger antar operator.
Pemerintah di minta untuk mengkaji persolan ini karena
dengan konsilidasi antar operator akan mendorong tercipta nya
iklim yang investasi yang sehat, operator juga bisa terdorong
untuk mengembangkan insfrastrukur mereka terutama di
daerah tertinggal. Jumlah ideal operator yang beroperasi di
Indonesia adalah 3 atau 4 operator. Selain merger antar
operator, network sharing menjadi salah satu solusi yang
realisitis untuk di terapkan untuk efesiensi telekomunikasi di
Indonesia
agar
meningkatkan
efisiensi
frekuensi
dan.mempercepat penetrasi infrastruktur dan layanan pitalebar

(broadband). Ada beberapa model bisnis yang di tawarkan

dalam network sharing seperti yakni Mobile Network Virtual
Operator, CME Sharing, multi operator radio access network
(MORAN), multi operator core network (MOCN) dan
Roaming. dua operator yang sudah mengadopsi network
sharing untuk 4G adalah Indosat Ooredoo dan XL Axiata
dengan konsep MORAN. MORAN adalah operator bisa
berbagi BTS, tapi tetap menggunakan spektrum masingmasing. Pemerintah selaku regulator diharapkan untuk dapat
mendorong hal ini. Agar cita-cita efiseinsi telekomunikasi bisa
tercapai.
Ada beberapa hal lain yang menjadi perhatian regulator seperti
penarikan dana USO (Universal Service Obligation) dari
operator sebanyak 1,25 persen keuntungan operator dan Proses
lelang hak penggunaan spektrum frekuensi. Penarikan dana ini
harus di awasi agar tidak terjadi penyelewangan dan dana yang
digunakan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat
banyak. Selain itu masih ada permsalahan regulasi penyiaran
seperti konvergensi penyiaran , konversi TV analog ke digital.
Walaupun hal ini telah di atur dalam undang udnang tetapi

dalam penerapan nya masih jauh dari harapan. Regulator
diharapakan mempercepat proses ini. Implementasi beberapa
project vital telekomunikasi di Indonesia yang seperti Project
palapa ring, pembangunan ekosistem E-commerce , persiapan
implementasi 5G juga harus menjadi perhatian bagi regulator di
Indonesia.
III. KESIMPULAN
Ada 3 aspek penting dalam dunia telekomunikasi yaitu
Operator / Vendor , User dan Regulator. Regulator berperan
penting dalam bisnis telekomunikasi. Regulator menjalankan
fungsi pengawasan , pembuat kebijakan dan peraturan agar
menjaga bisnis telekomunikasi dapat tumbuh dan
berkembangan tampa merugikan salah satu pihak. Hadir nya
berbagai teknologi baru berpotensi menghadirkan perubahan
dalam
kehidupan
masyarakat.
Regulator
harus
mempertimbangkan setiap aspek yang ada di dalam setiap

kebijakan yang mereka buat. Agar mampu mengakomodir
kepentingan semua pihak.
REFERENCES
[1] Telecomunication Regulation Handbook, International
telecommunication Union, Tenth Anniversary Edition , 2011
[2] Strategies for Successful Telecommunications Regulation
in Weak Governance Environments, Peter L. Smith Björn
Wellenius,2011
[3] https://www.linkedin.com/pulse/6-milestones-historytelecommunications-desmond-chong
[4] Indonesia Broadband Plan 2014-2019, Kementiran
Informasi dan komunikasi Indonesia, 2014
Imran Aulia, lulus sebagai Sarjana Teknik Institut
Teknologi Telkom pada tahun 2014 dan memiliki
pengalaman lebih dari 4 tahun di bidang IT dan
Telekomunikasi di beberapa perusahaan di Indonesia. Saat
ini sedang melanjutkan program Magister Teknik dengan
konsentrasi Manajemen Telekomunikasi di Universitas
Indonesia.