152883658 PTK Akuntansi 3. doc

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN PENDEKATAN KUIS TIM
UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB INDIVIDU
DALAM KELOMPOK BELAJAR SISWA KELAS 3 AKUNTANSI-1
DI SMKN 2 BUDURAN SIDOARJO
Oleh:

Tutut Endri Purbowati
NIP. 131 658 343
Kemitraan antara:
Lembaga Penelitian Universitas Malang
dengan
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan

SMK NEGERI 2 BUDURAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
November, 2006

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(RESEARCH FOR THE IMPROVEMENT OF INSTRUCTION)
1
2

Judul Penelitian

Penggunaan Pendekatan Kuis Tim Untuk
Meningkatkan
Tanggung Jawab Individu
Dalam Kelompok Belajar

Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat/gol/NIP
d Asal Sekolah
e. Alamat Kantor
f. Nomor Telpon
g. Alamat Rumah

h. Telpon/ email

3

Lama Penelitian

4

Biaya yang diperlukan

Tutut Endri Purbowati
Perempuan
Penbina/IV/a/131658343
SMKN 2 Buduran Sidoarjo
SMKN 2 Buduran Sidoarj
Jl.Jenggolo No 2 A Siwalanpanji Buduran
Sidoarjo
031-8964034
Jl.Bukit Kismadani Selatan no.72 Rt03 Rt.13
Bluru Kidul Sidoarjo

031-8967409/08123234404
Tutut63@yahoo.com
2 Bulan
Tgl 15 September s/d 17 November 2006
Rp.2.000.000 ( dua juta rupiah )

Sidoarjo, 22 November 2006
Mengetahui,
Kepala SMKN 2 Buduran
Sidoarjo

Peneliti

Drs. H. Gatot Saudi Akzam
Nip. 130 806 181

Dra. Tutut Endri Purbowati
Nip. 131 658 343

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian UM

Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd
Nip. 131 652 225

ABSTRAK
Purbowati,Tutut,Endri

2006.Penggunaan

Pendekatan

Kuis

Tim

Untuk

Meningkatkan Tanggung Jawab Individu Dalam Kelompok Belajar Siswa
Akuntansi-1 Di SMKN 2 Buduran Sidoarjo.

Kata-kata Kunci; model pembelajaran kuis tim, tanggung jawab individu,
kelompok belajar.
Pengembangan diri melalui pembelajaran aktif dengan penggunaan
pendekatan Kuis tim ini lebih memusatkan pada keragaman kegiatan siswa
dalam kelompok belajar yang dinamis, mulai dari pemahaman konsep materi
pembelajaran, membuat pertanyaan merancang kegiatan kelompok, pembagian
tugas anggota kelompok, merencanakan presentasi sampai pada pemberian
penghargaan berupa score dan penobatan kelompok terbaik pada setiap sesi. Oleh
sebab itu , penggunaan model pembelajaran aktif dengan pendekatan kuis tim ini
diharapkan dapat mengatasi masalah masalah pengembangan diri ,utamanya
masalah tanggung jawab siswa dalam hubungannya dengan kelompok belajarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam
penyelesaian tugas –tugas belajarnya secara kelompok , dalam rangka proses
pengembangan diri.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III Akuntansi – 1 SMK Negeri 2
Buduran Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006 – 2007.Penelitian Tindakan Kelas ini
dirancang dalam 2 Siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan beserta instrumen
penelitian ( SAP, bahan ajar,lembar observasi,dan angket ) disiapkan oleh peneliti.
Dalam pelaksanaan tindakan di kelas peneliti bertindak sebagai guru pembimbing

sekaligus pengamat. Hasil tindakan dalam suatu siklus yang berupa keaktifan
siswa, serta kemajuan – kemajuan aspek kepribadian dan pengembangan diri
siswa, dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan tindakan
dalam siklus berikutnya. Materi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah
model pembelajaran aktif kuis tim dan implementasinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif
dengan pendekatan Kuis Tim dapat meningkatkan tanggung jawab individu dalam
kelompok belajar. Peningkatan tanggungjawab tersebut dapat diketahui

dari

makin aktifnya siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok,
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam presentasi kelompok,
semangat bersaing secara sehat dalam kelompok dan membangun kekompakan
kelompok. Model pembelajaran melalui pendekatan ini mendapat respon positif
dari seluruh siswa dengan idikator hasil analisa angket pada akhir sesi, dan
meningkatnya penyelesaian tugas-tugas dan unjuk kerja.

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Abstrak .....................................................................................................
Daftar Isi

i

………………………………………………………………..

iii

Kata Pengantar …………………………………………………………...

v

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
B. Perumusan Masalah …………………………………………

C. Pemecahan Masalah ………………………………………….
D. Tujuan Penelitian …………………………………………….
E. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………..
F. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………
G. Definisi Operasional …………………………………………..
BAB II. Kajian Pustaka …………………………………………………

1
5
6
7
8
9
9
12

A. Pendekatan Kuis Tim ………………………………………...
B. Meningkatkan Tanggung Jawab Individu dalam Kelompok
Belajar ……………………………………………………...
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………….

BAB III. Metode Penelitian ……………………………………………

12

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………………………
B. Model Penelitian …………………………………………...
C. Rancangan Penelitian ………………………………………
D. Instrumen Penelitian
………………………………………
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……………………………

22
22
23
25
26

A. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………...
1. Paparan Data Siklus 1 …………………………………..
2. Paparan Data Siklus 2 …………………………………..

B. Pembahasan Hasil Pembelajaran …………………………..

26
26
33
39

17
21
22

BAB V. Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………...
B. Saran ………………………………………………………..
Daftar Pustaka …………………………………………………………

41
41
42


LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Pembuatan Angket ……………………………….

43

Lampiran 2. Angket Kuis Tim …………………………………………….

44

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Angket …………………………………… 45
Lampiran 4. Hasil Analisa Data Pelancaran Angket ……………………..

46

Lampiran 5. Hasil Penskoran Kuis ……………………………………….

47

Lampiran 6. Silabus Layanan Bimbingan

……………………………….

48

Lampiran 7. Silabus Layanan Bimbingan

……………………………….

49

Lampiran 8. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling …………………

50

Lampiran 9. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling …………………

52

Lampiran 10. Skenario Layanan Bimbingan ……………………………..

54

Lampiran 11. Skenario Layanan Bimbingan ……………………………..

56

Lampiran 12. Foto Kegiatan ……………………………………………….

57

KATA PENGANTAR

Puji

syukur

kehadirat

Tuhan

yang

telah

membimbing

peneliti

melaksanakan penelitian hingga terwujudnya laporan ini.Penelitian yang berusaha
mengkaji pengaruh penerapan suatu model pembelajaran terhadap kualitas proses
dan hasil belajar sebagai upaya penggunaan pendekatan kuis tim untuk
meningkatkan tanggung jawab individu dalam kelompok belajar siswa akuntansi1 di SMKN 2 Buduran Sidoarjo.
Terlaksananya penelitian ini atas kerjasama berbagai pihak.Untuk itu
peneliti menyampaikan terima kasih atas segala dukungannya dalam pelaksanaan
penelitian ini,kepada:
1. Pimpinan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan
Ditjen Dikti(DP3M) Departemen Pendidikan Nasional yang telah
mendanai penelitian ini.
2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang beserta staf yang
telah mewadahi penelitian ini
3. Kepala DinasPendidikan Kabupaten Sidoarjo yang telah memberi
kesempatan untuk mengikuti kegiatan penelitian ini.
4. Kepala SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo yang telah memberi kesempatan
untuk mengikuti kegiatan penelitian ini.
5. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini masih kurang
sempurna. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini

sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan proses
pembelajaran ,proses bimbingan khususnya dan bagi bidang pendidikan pada
umumnya.

Sidoarjo, 17 November 2006

Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Persoalan-persoalan pembelajaran yang muncul

di sekolah sangat

beragam. Mulai dari penggunaan strategi pembelajaran, metode, materi, sumber
daya manusianya sampai pada sarana dan prasarana pembelajaran, keadaan
semacam ini perlu disikapi secara sinergis oleh pelaku pembelajar antara lain:
guru, siswa, manager sekolah dan lain-lainnya.
Persoalan yang sangat menonjol dan perlu tindakan dengan segera dan
berkelanjutan adalah tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
akademisnya. Berdasarkan keluhan beberapa guru bidang studi, keluhan guruguru pembimbing, dan para instansi yang terkait dengan praktek kerja industri,
khususnya yang sangat berkaitan dengan target penyelesaian tugas-tugas
kelompok siswa. Menjelang penyelesaian tugas akhir project work siswa dituntut
memiliki komitmen kerja dan tanggung jawab yang tinggi dalam mengemban
tugas tersebut. Akhir-akhir ini sangat dirasakan bahwa adanya kecenderungan
menurunnya aspek-aspek dan nilai-nilai tanggungjawab siswa terhadap tugas
belajarnya. Keadaan ini memerlukan upaya dari para guru bidang studi maupun
guru pembimbing untuk segera mengambil tindakan edukatif, baik yang berupa
kegiatan instruksional maupun kegiatan bimbingan diluar pembelajaran. Untuk
mewujudkan upaya tersebut dipilihlah penggunaan metode pembelajaran aktif
kuis tim sebagai alternatif dalam usaha memecahkan masalah tersebut.

Metode kuis tim merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran aktif
yang

dikembangkan

melalui

pemberdayaan

kelompok.

Mengefektifkan

kerjasama, dan membangun rasa percaya diri individu, serta membangun dan
meningkatkan tanggungjawab individu itu dalam kelompok tersebut.
Aspek pengembangan diri

siswa antara lain adalah tanggung jawab,

disiplin, kepemimpinan, percaya diri, kemandirian, keberanian mengambil
keputusan, motivasi berprestasi, bekerjasama, kejujuran, bersaing secara sehat,
sanggup berbeda dengan yang lain, mengambil inisiatif dan sebagainya.
Untuk bidang pengembangan diri, pengembangan kepribadian dan aspek
emosi, memerlukan strategi dan teknik tertentu, melalui pembelajaran,
pembiasaan dan latihan –latihan.
Guru dan siswa memiliki hubungan yang sinergis dalam suasana yang
lebih menyenangkan dan membutuhkan komunikasi yang hangat dengan
menumbuhkan kepercayaan satu sama lain secara terus menerus, sehingga dapat
mewujudkan suasana kondusif yang lebih tepatnya disebut bimbingan.
Bimbingan dalam skop pemngembangan diri yang disampaikan melalui
pembelajaran aktif klasikal, akan lebih efektif jika menggunakan strategi atau
pendekatan yang tepat. Pendekatan yang sering digunakan oleh para guru
pembimbing dan dianggap efektif adalah pendekatan kelompok, disebut juga
bimbingan kelompok, kelompok dimaksud adalah kelompok belajar.
Jereme Bruner membahas sisi sosial proses belajar dalam buku klasiknya,
Toward a Theory of instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam
manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna

mencapai tujuan, ”yang mana hal ini dia sebut resiprositas (hubungan timbalbalik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang
bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kegiatan belajar. Dia menulis
sebagai berikut: ”Di mana dibutuhkan tindakan bersama, dan di mana resiprositas
diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan,di situlah terdapat proses
yang membawa individu ke dalam pembelajaran, membimbingnya untuk
mendapatkan

kemampuan

yang

diperlukan

dalam

pembentukan

kelompok”(Bruner :1966).
Konsep-konsepnya Maslow dan Bruner melandasi perkembangan metode
belajar kolaboratif yang sedemikian populer dalam lingkup pendidikan masa kini.
Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut
mereka untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara
yang bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi
cenderung lebih terlibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya
bersama teman-teman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan
untuk membicarakan apa yang mereka alami bersama teman yang mengarah
kepada hubungan-hubungan lebih lanjut.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun
kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok-kecil akan
memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus.
Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan
siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh

pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Metode kelompok belajar bersama
yang terbaik, pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong
mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga mengajarkan satu sama
lain dan mereka merasa satu tim.
Hasil

pengamatan

yang

telah

dihimpun

menunjukkan

adanya

kecenderungan bahwa, (1) sebagian siswa cerdas belum bisa mencapai prestasi
yang diharapkan, (2) sebagian siswa belum menyadari tanggung jawabnya dalam
penyelesaian tugas secara individu maupun kelompok, (3) Sebagian siswa belum
paham bagaimana bekerja secara tim, (4) kurangnya pemahaman diri masingmasing siswa dalam penyelesaian tugas kelompok, (5) masih adanya siswa yang
terlalu bergantung dengan teman, (6) sebagian siswa belajar kurang bersungguhsungguh,asal-asalan,terpaksa dsb.
Dalam rangka pengembangan diri siswa melalui pembelajaran aktif kuis
tim dipandang sebagai metode atau pendekatan paling tepat untuk meningkatkan
tanggung jawab individu dalam kelompok belajar. Pada pembelajaran aktif Kuis
Tim, siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan khusus yaitu
menyelesaikan sebuah tugas. Hal itu dapat dicapai dengan cara : Pertama,
Mengajak siswa bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas,
membahas masalah dalam diskusi, dan menyelesaikan tugas kelompok lainnya.
Kedua, pengaturan siswa dalam kelompok kecil yang heterogen menantang dan
memotivasi siswa untuk saling membantu, berbagi tugas dan mendukung belajar
teman lainnya dalam kelompok. Ketiga, penumbuhan rasa tanggung jawab untuk

belajar dan bekerja sama dalam upaya bersaing antar kelompok. Keempat,
terjadinya proses membangun tim atau kelompok yang kuat dalam belajar.
Dengan memperhatikan beberapa keuntungan metode atau pendekatan
kuis tim, peneliti menganggap penting untuk menerapkan pendekatan ini sebagai
salah satu sumbangan menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) dalam rangka pengembangan diri siswa.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, permasalahan
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Sejauh mana Pendekatan Kuis Tim dapat meningkatkan tanggung
jawab individu dalam kelompok belajar ?
2. Bagaimana Pengembangan pendekatan Kuis Tim ini dalam kelompok
belajar ?
Indikator kualitas proses pembelajaran dan bimbingan direkam dalam
bentuk catatan jurnal, lembar observasi, dan kualitas tugas serta kuesioner untuk
siswa. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran dalam bimbingan tersebut
diharapkan diikuti dengan peningkatan kualitas pengembangan diri siswa
sehingga siswa dapat beraktualisasi diri secara optimal dan mencapai prestasi
maksimal.

C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah kurangnya tanggungjawab siswa dalam
penyelesaian tugas dalam kelompok belajar, maka diterapkanlah metode atau
pendekatan Kuis Tim. Langkah-langkah umum atau kerangka pemecahan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Siswa satu kelas berjumlah 40 siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 4 -5 orang perkelompok.Anggota masingmasing kelompok memillih secara bebas.
2. Semua kelompok diberi materi yang sama dan diberi tugas untuk
mempelajari dan membahas materi tersebut dengan kelompoknya. semua
kelompok dibebaskan untuk mencari literatur tambahan di perpustakaan.
Masing-masing kelompok menunjuk salah satu anggota kelompok sebagai
ketua atau pimpinan kelompok.
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi , dan membuat 5 pertanyaan
sekaligus jawaban yang akan dipresentasikan dalam bentuk kuis. Masingmasing anggota kelompok bertanggung jawab menguasai

satu materi

pertanyaan dan jawabannya sekaligus menentukan skor jawaban

yang

akan muncul dari teman lawan kelompok.
4. Masing-masing ketua kelompok berunding untuk menyepakati mekanisme
permainan kuis, ketentuan–ketentuan yang harus di taati selama
permainan, petunjuk permainan yang ada dibawa ke kelompok masingmasing.

5. Presentasi kuis dilaksanakan dalam dua termin yaitu termin pertama
kelompok 1 sampai 4 dan termin kedua kelompok 5 sampai 8. Masingmasing termin diambil kelompok mana yang memperoleh skor tertinggi
dan dinobatkan sebagai pemenang. Dan setiap termin diadakan refleksi.
6. Pemenang kuis termin pertama dan pemenang kuis termin kedua diberi
materi yang berbeda, dan kepada masing-masing kelompok diberi
kesempatan untuk presentasi melalui kuis dalam tatap muka yang lain.
Para ketua kelompok yang lain sebagai pengamat dan penilai dan anggota
yang lain menjadi partisipan sekaligus supporter.
7. Setelah presentasi selesai diadakan penilaian dan penobatan kelompok
terbaik dan secara bersama-sama mengadakan refleksi terakhir. Hasil
refleksi dicatat dalam bentuk rekaman data.
8. Diedarkan kuesioner kepada seluruh siswa untuk diisi sebagai kegiatan
terakhir, dalam rangka memperoleh umpan balik dari kegiatan penggunaan
pendekatan Kuis tim.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab siswa dalam
rangka membangun kerjasama dalam kelompok belajar melalui pendekatan
Kuis Tim sebagai alternative dalam proses pengembangan diri siswa.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam kelompok belajar.

3. Memasyarakatkan metode pembelajaran aktif kuis tim sebagai alternatif dalam
proses pengembangan diri siswa.

E. Manfaat Hasil Penelitian
Bagi siswa : Meningkatkan tanggungjawab sebagai individu bagian dari
kelompok,

meningkatkan

meningkatkan

solidaritas

rasa

percaya

kelompok,

diri,

meningkatkan

meningkatkan

kerjasama

konsentrasi,
kelompok,

meningkatkan spontanitas menjawab pertanyaan, meningkatkan keberanian
berbuat sesuatu, meningkatkan motivasi bersaing.
Bagi guru : Penelitian ini merupakan pengalaman langsung yang sangat
berharga untuk meningkatkan profesionalisme. Hasil penelitian ini merupakan
sumbangan nyata untuk dikembangkan dimasa yang akan datang sebagai langkah
maju yang berkelanjutan dalam rangka pengembangan profesi guru khususnya
dan peningkatan pembelajaran dalam dunia pendidikan pada umumnya. Melatih
dan membiasakan diri menulis hal yang dilakukan sehari-hari, untuk
mengembangkan manajemen kerja, dan meningkatkan kinerja sebagai insan
pendidikan yang cinta perubahan dan kemajuan.
Bagi sekolah / manajemen sekolah : Penelitian ini membantu untuk
mewujudkan team work yang memiliki tanggungjawab dan dedikasi yang tinggi
di lingkungan sekolah sebagai institusi pendidikan.
Hasil penelitian ini akan menambah referensi untuk peningkatan
profesionalisme guru, dapat digunakan sebagai starting point untuk penelitian
tindakan kelas berikutnya oleh guru BP/BK khususnya dan untuk semuaguru pada

umumnya, dalam upaya peningkatan professional masing-masing bidang yang
diembannya dalam lingkup lembaga SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Sumber datanya adalah siswa kelas III jurusan Akuntansi -1 dengan jumlah 42
siswa yang mengikuti mata pelajaran pengembangan diri dalam bimbingan
penyuluhan. Pertimbangan pemilihan kelas ini adalah didasarkan hasil
pengamatan oleh para guru BP/BK dan wali kelas, bahwa kelas ini terdiri dari
siswa yang berkemampuan bagus tetapi prestasi kerjanya terutama kerja
kelompok cenderung menurun dan kelihatan tidak kompak. Ketika diadakan
wawancara singkat oleh guru BP/BK, siswa cenderung pasif, acuh tak acuh dan
terlihat kurang bersemangat.

G. Definisi Operasional
Pembelajaran aktif Kuis Tim merupakan sebuah metode/ model pedekatan
pembelajaran, dimana siswa belajar bersama saling menyumbangkan pikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun
kelompok serta mempresentasikan hasil belajarnya (Slavin:1991).
Dalam pembelajaran ini siswa bekerja dalam kelompok kecil dimana
masing-masing siswa berpartisipasi pada tugas bersama /kolektif yang telah
disepakati. Para siswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
baik meskipun tanpa pengawasan langsung dari guru.

Untuk meningkatkan semangat bersaing siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka dalam bentuk kuis.
1. Tanggung Jawab adalah mengakui akuntabilitas,pengaruh dan peran akan
terciptanya situasi dimana individu berada. Tanggungjawab adalah suatu
sikap, perilaku menerima konsekwensi dari sebuah perbuatan, yang akan
membawa individu pada perilaku konstruktif yang mengisyaratkan proses
pembentukan (authorship) sikap yang lebih baik dan dapat diterima individu
lain di sekitarnya.( Elizabeth Kubler Ross: 1992).
2. Kelompok balajar adalah beberapa individu dalam jumlah tertentu bergabung
menjadi satu mengadakan kegiatan bersama, memiliki tujuan yang
disepakati bersama dan bergerak menuju arah yang mereka tentukan yang
disebut belajar. (Rosser, 1984 :445. Learning group).
Dari sisi sosial, proses belajar memerlukan interaksi

antar komponen-

komponen, aspek-aspek dari lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
JeromeBruner membahas sisi sosial dari proses belajar dalam buku klasiknya
adalah ,Toward Theory of Instruction . Menjelaskan tentang “kebutuhan
mendalam manusia untuk merespon orang lain dan bekerjasama dengan mereka
guna mencapai tujuan,”yang mana hal ini dia sebut resiprositas( hubungan timbal
balik ).
Bruner berpendapat bahwa resiprositas sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kelompok dalam kegiatan belajar. Dia
menulis sebagai berikut: ” Dimana dibutuhkan tindakan bersama ,dan dimana
resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan, disitulah

terdapat proses yang membawa individu kedalam pembelajaran, membimbingnya
untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam pembentukan kelompok”
(Bruner: 1996).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Kuis Tim
Pendekatan kuis tim adalah salah satu bentuk atau bagian dari
pembelajaran aktif yang mengedepankan kegiatan yang menyenangkan ,
menciptakan kreativitas- kreativitas baru, mengutamakan efektifitas dalam belajar,
memobilisasi kelompok secara konsisten.
Belajar

aktif

adalah

mengkaji

gagasan,

mendiskusikan

gagasan,memecahkan masalah, mengambil kesimpulan dan menerapkan apa yang
dipelajari dengan semangat dan menyenangkan ( Piaget dalam teoribelajar Ratna
Wilis D,1988).
Montessori mengatakan bahwa, siswa akan belajar dengan sangat baik
dari pengalaman konkret yang berlandaskan kegiatan yang menyenangkan dan
berkesan dalam kebersamaan atau kegiatan kelompok yang saling mempengaruhi
dan saling menghargai perbedaan individual serta menghargai beragamnya
kecerdasan.
Belajar aktif melalui pendekatan kuis tim ini memiliki cirri khusus sebagai
berikut:
1. Belajar dimulai dengan suatu topic,
2. Pembentukan tim, untuk mengenal satu sama lain dalam menciptakan
satu kerjasama dan kesalingtergantungan.

3. Pelibatan belajar secara langsung untuk menciptakan minat awal
terhadap pelajaran.
4. Penilaian serentak untuk mempelajari sikap, pengetahuan, dan
pengalaman siswa.Teknik-teknik ini digunakan untuk mendorong
siswa untuk mengambil peran aktif sejak awal.
Teknik yang digunakan sebagai alternative dalam membantu siswa untuk
mendapatkan pengetahuan ,ketrampilan secara aktif adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar satu kelas penuh yang dibagi dalam kelompokkelompok kecil dipimpin oleh guru sebagai stimulator seluruh siswa.
2. Diskusi kelas yang yang mewadahi dialog dan debat tentang
persoalan-persoalan yang muncul dalam presentasi kelompok.
3. Pengajuan pertanyaan oleh siswa dalam rangka meminta penjelasan
atau penguatan konsep pemahaman topic.
4. Kegiatan belajar kolaboratif untuk penyelesaian tugas secara bersamasama dalam kelompok kecil.
5. Pengajaran oleh teman sekelas dalam rangka tukar menukar informasi
dan penjajakan pengetahuan dengan sistim among.
6. Kegiatan belajar madiri, yakni aktifitas belajar yang dilakukan di
dalam kelompok tersebut untuk meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap apa yang telah mereka pelajari dan pahami.
7. Kegiatan belajar aktif dan partisipatif, yakni kegiatan yang membantu
siswa dalam memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka

8. Pengembangan

ketrampilan,mempelajari

dan

mempraktekan

ketrampilan baik secara teknis maupun non teknis.
Pengembangan diri melalui pembelajaran aktif kuis tim lebih efektif bila
didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan kondusif ini biasa
disebut lingkungan konstruktivistik dalam pembelajaran.
Jonassen dalam Reigeluth(Ed), 1999: 218 , mengemukakan bahwa
lingkungan belajar konstruktivistik mencakup beberapa factor antara lain:
Kasus-kasus

berhubungan,

fleksibilitas

kognisi,

sumber-sumber

informasi, cognitive tools, pemodelan yang dinamis,percakapan dan kolaborasi,
dan dukungan sosial konstektual.
Kasus-kasus berhubungan membantu siswa untuk memahami persoalanpersoalan secara implisit. Kasus-kasus berhubungan dalam model ini dapat
membantu siswa dalam belajar melalui kondisi yang dapat meningkatkan memori
dan fleksibilitas kognisi siswa.
Dalam konteks pengembangan diri, terdapat hubungan antara peningkatan
tanggung jawab individu,penggunaan model pembelajaran aktif, pengembangan
metode pembelajaran kuis tim dan efektifitas kelompok belajar dalam
kekompakan dalam presentasi.
Fleksibilitas kognisi mempresentasikan materi dalam upaya memahami
kompleksitas yang berkaitan dengan domain pengetahuan. Fleksibilitas kognisi
dapat ditingkatkan melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide-idenya yang menggambarkan pemahamannya terhadap
permasalahan atau materi.

Fleksibilitas kognisi dapat menumbuhkan kreativitas berfikir divergen dalam
mempresentasikan masalah atau topik

materi. Dari masalah yang ditetapkan

siswa, siswa dapat mengembangkan lagkah-langkah berikutnya melalui diskusi
kelompok .
Sumber-sumber informasi bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan
wawasan , pemahaman mater, pengambilan keputusan atau pengembangan
alternative-alternatif yangdisepakati dalam kelompok untuk kebaikan bersama.
Cognitive tools, merupakan bantuan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan
unuk menyelesaikan tugas-tugasnya.cognitive tools membantu siswa untuk
mempresentasikan apa yang dipelajarinya, apa yang dipahaminya, atau melakukan
aktifitas berfikir melalui pemberian tugas-tugas.
Pemodelan yang dinamis adalah pengetahuan yang memberikan
cara-cara berfikir dan menganalisis, mengorganisasi dan cara-cara untk
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap suatu fenomena. Pemodelan
membantu siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan , “apa yang saya
ketahui”, ‘apa artinya “, “apa manfaatnya”, dan sebagainya. Percakapan
kolaborasi dilakukan dengan diskusi kelompok dalam rangka membahas
permasalahan yang muncul.
Arends (2004) mengungkapkan cirri-ciri utama pembelajaran aktif kuis
tim adalah sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah( Driving question or Problem).
Organisasi bimbingan melalui pengajaran diawalai dengan diawali
dengan pertanyaan atau masalah.

2) Berfokus pada kaitan antar disiplin ilmu(Interdiciplinary focus). Siswa
memecahkan masalah yang dihadapi dengan meninjaunya berdasar
kaitan antarbidang ilmu. Makin general permasalahan, kaitan antar
disiplin semakin tinggi.
3) Penyelidikan

Otentik

(Authentic

Investigation).

Melakukan

penyelidikan untuk mencari solusi yang nyata dari masalah
yang nyata. Dalam hal ini sangat diperlukan analisis masalah,
hipotesis, melacak informasi dan sumber, melakukan “eksperimen”,
interpretasi dan menyimpulkan
4) Menghasilkan hasil karya dan memamerkannya( Production of and
exhibits): Membuat hasil karya nyata dalam berbagai bentuk seperti
laporan, model chart, gambar, program dan sebagai dari hasil
pembahasannya. selanjutnya memamerkan dan menyajikannya.
5) Kerjasama ( collaboration). Pada dasarnya pengajaran ini adalah
model pembelajaran kooperatif. Kerjasama yang dimaksud dalam hal
ini adalah kerjasama kelompok untuk mengembangkan ketrampilan
sosial dan ketrampilan berfikir Inkuiri, dialog ,diskusi, dan sebagainya.
Dari berbagai pandangan diatas, dapat diidentifikasi bahwa pengembangan
diri melalui pendekatan pembelajaran aktif kuis tim mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Belajar diawali dengan topic masalah
2. Topik masalah yang dibahas berkaitan erat dengan dunia nyata siswa

3. Mengorganisasikan

topic

masalah

yang

dibahas

berdasarkan

pengetahuan,pemahaman dan pengalaman, dan bukan dari disiplin ilmu.
4. Memberikan tanggungjawab yang besar kepada siswa untuk membentuk dan
menjalankan cara dan gaya belajar mereka sendiri secara langsung.
5. Menekankan penggunaan kelompok kecil dalam belajar.
6. Mengarahkan

dan menuntut siswa untuk mendemonstrasikan atau

mempresentasikan apa yang telah mereka pelajaridalam suatu unjuk kerja atau
produk, kinerja( performance).
7. Menekankan pada proses “belajar untuk belajar” dengan memberikan
tanggungjawab maksimal kepada siswa untuk menentukan proses dan gaya
belajarnya sendiri.

B. Meningkatkan Tanggungjawab Individu dalam Kelompok Belajar
Bertanggungjawab artinya mengakui akuntabilitas, pengaruh dan peran
individu akan terciptanya sebuah situasi dimana individu berada.ini berarti
individu bertanggungjawab terhadap perilakunya,dan menerima sepenuhnya
konsekuensi apapun yang diakibatkan oleh perbuatannya. Tanggungjawab
mengisyaratkan

proses

pembentukanmakna(Authorship),

Tanggungjawab

membawa pada pembebasan pengakuan kebenaran dan tidak melarikan diri dari
kesalahan,dan akan membawa individu untuk melangkah lebih lanjut kepada
kebaikan yang lebih besar.(Elizabeth Kubler dalam Ross , 1989). Tanggung
jawab adalah pelajaran kedewasaan yang utama, individu yang menerima

tanggungjawab berusaha mewujudkan sesuatu dalam situasi tertentu yang
berbeda, dimana individu bisa berbangga karenanya. (Rosser,1984:445)
Bertanggungjawab adalah kesediaan individu menerima sejumlah tugas,
kemudian melaksanakan tugas yang telah disepakati antara pemberi tugas dan
penerima tugas, berkonsultasi kepada pemberi tugas jika menghadapi masalah
atau menemui masalah ketika menjalankan tugasdan melaporkan hasil
pelaksanaan tugas kepada pemberi tugas serta kesanggupan bekerjasama dengan
pemberi tugas demi keberhasilan tugas yang disepakati bersama ( Carl R.
Rogers,1981 :185)
Kelompok belajar adalah berkumpulnya dua individu atau lebih yang
mengadakan aktivitas belajar. ( D. Ausubel, 1992)
Ada lima elemen penting yang harus ada dalam suatu kelompok belajar antara
lain:
1. Interdependent yang positif (perasaan kebersamaan).
2. Interaksi face-to-face atau tatap muka saling mendukung (saling membantu
saling menghargai, memberikan selamat dan merayakan sukses bersama).
3. Tanggungjawab individu dan kelompok (demi keberhasilan pembelajaran)
4. Kemampuan komunikasi antar pribadi dankomunikasi dalamkelompok kecil
( komunikasi, rasa percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan
manajemen serta resolusi konflik ).
5. Pemrosesan secara kelompok ( melakukan refleksi terhadap fungsi dan
kemampuan mereka bekerjasama sebagai suatu kelompok,dan bagaimana
untuk mampu berprestasillebih baik lagi).

Usaha-usaha yang harus diperhatikan agar kelompok belajar lebih efektif:
1. Pengelompokan harus memperhatikan level kemampuan, karakter, style
Belajar, dan heterogenitas agar terjadi pelatihan silang(cross-training).
2. Jumlah anggota kelompok harus desuai dengan materi bahasan dan waktu
pengerjaan. Jumlah ideal anara 3 – 5 orang tiap kelompok.
3. Kelompok belajar harus diterapkan secara konsisten dan sistematik dengan
memperhatikan, stamina individu anggota kelompok, frekuensi, privasi,
Dan daya asimilasi materi pembelajaran setiap individu dalam kelompok .
Ada 3 macam pengelompokan dalam belajar, yaitu:
1. Kelompok Informal
Kelompok ini bersifat sementara, pengelompokan ini hanya digunakan
dalam satu periode pengajaran. Kelompok ini biasanya hanya terdiri dari dua
orang siswa. Tujuan kelompok ini adalah untuk menjelaskan harapan akan hasil
yang ingin dicapai , membantu siswa untuk lebih focus pada materipembelajaran,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa secara lebih mendalam
memproses informasi yang diajarkan atau menyediakan waktu untuk melakukan
pengulangan dan menjangkarkan informasi.
2. Kelompok Formal
Kelompok ini digunakan untuk memastikan bahwa siswa mempunyai
Cukup waktu untuk menyelesaikan cukup waktu untuk menyelesaikan
Suatu tugas dengan baik,kelompok ini bisa bekerja beberapa hari atau bahkan
beberapa minggu tergantung pada tugas yang diberikan kepada meraka.

3. Kelompok Pendukung
Kelompok pendukung adalah pengelompokan dengan tenggang waktu
yang lebih panjang (misalnya satu semester atau satu tahun). Tujuannya adalah
memberi suatu dukungan yang berkelanjutan antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan diatas, langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
kuis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Fase 1 : Pendahuluan
 Menjelaskan kepada

siswa

tentang

pengembangan

diri

melalui

Pembelajaran dengan pendekatan kuis tim yang akan digunakan , dan tujuan
pembelajaran. Target akhir (produk) yang akan dicapai

Pada akhir

pembelajaran adalah meningkatnya tanggung jawab indi

Vidu dalam

kelompok belajar.
 Menetapkan kegiatan siswa, tingkah laku dan interaksi antarsiswa selama
pembelajaran yang diharapkan.
Fase 2: Penyajian Informasi
 Guru menyajikan konsep kunci secara verbal dalam bentuk garis besar atau
menggunakan bentuk bahan ajar lainnya.
 Berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki siswa diberi tugas untuk
menambah wawasan materi dengan cara studi pustaka.
Fase 3: Mengatur siswa dalam kelompok belajar
 Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang seimbang
 Mengatur peran setiap anggota kelompok dalam kelompoknya
 Menetapkan rencana kerja masing-masing kelompok

Fase 4: Membantu siswa bekerja dalam kelompok
Fase 5: Memberikan umpan balik tentang kemajuan kerja
Fase 6 : Membarikan penghargaan terhadap kelompok

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “
penggunaan pendekatan kuis tim untuk meningkatkan tanggungjawab individu
dalam kelompok belajar kelas III Akuntansi -1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo”.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
pendekatan kualitatif, sebab penelitian ini dilakukan karena terjadi permasalahan
pembelajaran di kelas. Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara menguji
coba sebuah model pembelajaran yang diamati kemudian direfleksi, dianalisis dan
dilakukan uji coba kembali dari siklus ke siklus berikutnya.

B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis
dan Mc. Taggart (1998) mengadopsi dari Suranto, 2000; 49, model ini
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu
ancang-ancang pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills GE
200;17, “Stephen Kemmis has created a well known representation of the action
research spiral …”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling
praktis dan aktual.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMKN 2 Buduran Sidoarjo kelas
III Akuntansi 1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi : Skenario
pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, lembar pengamatan guru dan satuan
layanan yang diambil dari silabus.

Skenario pembelajaran dibuat sebagai panduan guru agar pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Lembar Kegiatan Siswa
digunakan membuat daftar pertanyaan. Tugas Dari Guru/ Kuis Lembar
Pengamatan/Observasi

guru

digunakan

untuk

mengetahui

perkembangan

kegiatan/ perubahan tingkah laku siswa. Menurut Waseno (1994 : 17) Proses
penelitian tindakan ini merupakan proses daur ulang mulai dari tahap
perencanaan. Tindakan pengamatan (observasi) dan refleksi (perenunganpemikiran evaluatif), berulang sesuai banyaknya siklus.

C . Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2siklus , masing-masing
siklus

terdiri dari :

penyusunan rencana tindakan ,pelaksanaan tindakan

,melakukan obsevasi, pembuatan analisis dan refleksi serta membuat rencana
peningkatan(improvement plan) tindakan berikutnya:
 SIKLUS I
a.

Rencana tindakan 1:
Mengidentifikasi permasalahan,merencanakan penelitian secara
keseluruhan , menyusun desain pembelajaran dan strateginya, menyusun
perangkat

pembalajaran,

menyiapkan

bahan

ajar,

menyiapkan

alat/menyusun alat perekam data, menyusun rencana pengolahan data.
b. Pelaksanaan tindakan I dan pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebagai
berikut

:

melakukan

pembelajaran

sesuai

skenario

(persiapan,

penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil), siswa melakukan kegiatan
sesuai langkah-langkah yang terjadi, mengamati kegiatan siswa secara
komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam data yang sudah
disiapkan.
c. Analisis dan Refleksi
Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap data hasil pengamatan,
kemudian sintesis, pemaknaan penjelasan, penyimpulan data dan
informasi yang telah terkumpul. Hasil yang diperoleh berupa temuan
tingkat efektifitas rancangan pembelajaran yang dibuat, dan daftar
permasalahan yang muncul di lapangan, selanjutnya dipakai sebagi dasar
untuk melakukan perencanaan ulang. Setiap aspek memiliki indikator,
Indikator bertanggung jawab adalah : paham dan tanggung jawab terhadap
tugas atau beban yang di emban, melaksanakan tugas dan konsultasi bila
ada masalah dalam melaksanakan tugas, dan melaporkan hasil pelaksanaan
tugas.

 SIKLUS II
a. Rencana Tindakan 2
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi perencanaan kegiatan
dengan menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I.

b. Pelaksanaan tindakan 2 dan pengamatan
Rincian tindakan sama dengan tindakan 1 ditambah dengan tindakan lain
sebagai pengembangan tindakan I
c. Analisis dan refleksi II
Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil angket awal dengan hasil
angket evaluasi dan lembar pengamatan. Apakah tindakan yang dilakukan
dapat meningkatkan tanggung jawab individu. Hasil analisis dan refleksi
dipergunakan untuk menentukan hasil akhir dari kegiatan pada siklus II.

D. Instrumen Penelitian
a. Instrumen non tes berupa angket
b. Lembar observasi
c. Skenario pembelajaran
d. Satuan layanan
e. Silabus pembelajaran
f. Wawancara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. PAPARAN DATA SIKLUS I
a.

Penyusunan Rencana Tindakan I
 Persiapan Pelaksanaan Tindakan.
Pada tahap ini yang disiapkan adalah silabus pembelajaran, yang
dikembangkan melalui satuan layanan pembelajaran dan sekenario
pembelajaran. Menyiapkan instrumen pengamatan yang berupa
pedoman observasi

dan log book(buku catatan pelaksanaan

penelitian), instrumen penilaian skala sikap. Waktu yang diperlukan
dalam siklus pertama 3 X tatap muka ,masing-masing tatap muka 2 X
45 menit. Tatap muka I: diskusi, tatap muka ke II presentasi kuis tim,
dan tatap muka ke III presentasi kuis tim dan pengisian angket. Tatap
muka I ada 4 kelompok presentasi, masing-,masing kelompok
menggunakan waktu 20 menit. 10 menit terakhir untuk sharing .
 Pelaksanaan Tindakan.
Pada pertemuan pertama siklus pertama membagi siswa menjadi
delapan kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 – 6 orang.
Peneliti memaparkan judul materi pengembangan diri yang akan
disajikan dalam

pembelajaran kepada siswa dan sekaligus

memperkenalkan metode pembelajaran aktif yang akan digunakan

dalam menyajikan materi tersebut, yaitu metode kuis tim. Peneliti
menjelaskan pada siswa pola pembelajaran tersebut. Adapun yang
harus dilakukan oleh kelompok adalah membagi tugas anggota
kelompok , berdiskusi membahas materi, membuat pertanyaan kuis
dan sekaligus membuat skala penilaiannya. Merencanakan presentasi
masing-masing

kelompok

dan

menyiapkan

refleksi

tanggapan

kelompok lain. Mengisi angket umpan balik.
Setelah terbentuk kelompok siswa diminta untuk duduk sesuai
kelompoknya untuk membahas materi yang telah dipaparkan oleh
peneliti

secara kelompok siswa berdiskusi tentang materi , setiap

anggota kelompok diharuskan membuat pertanyaan kuis dan sekaligus
membuat jawabannya dan bertanggungjawab atas pengembangan
pertanyaan atau jawaban soal kuis tersebut oleh kelompok lain.
Kemudian kelompok menentukan skala skor atas jawaban kelompok
lain dan memilih kelompok mana yang memperoleh skor tertinggi
dalam presentasi itu dan berhak maju untuk presentasi berikutnya.
 Melakukan Obsevasi dan Pencatatan data
Pada pertemuan ke dua dilaksanakan presentasi dimulai dengan
undian kelompok. Pada undian tersebut jatuh giliran untuk kelompok
tiga yang dipimpin oleh Miftakhul Ulum. Pada pertemuan kedua ini
direncanakan ada 4 kelompok yang maju presentasi, masing-masing
kelompok memiliki waktu 20 menit untuk presentasi, 10 menit terakhir
digunakan untuk refleksi.Hasil presentasi pertama yaitu penampilan

kelompok III yang diketuai oleh Miftakhul Ulum yang beranggotakan
5 orang menghasilkan lima pertanyaan yang dijadikan kuis, sedangkan
pengumpulan skor berturut-turut sebagai berikut: Kelompok II Ratni
mendapat skor

465, kelompok IVLotusa mendapat skor 315,

kelompok VI Muja mendapat skor 245, kelompok VII Rini mendapat
skor 140 dan kelompok VIII Septi mendapat skor 90, sedangkan dua
kelompok lainnya belum mendapatkan skor. Dengan dimikian
pemenang pada sesson ini adalah kelompok II pimpinan Ratni,
kelompok tersebut berhak memimpin kuis pada sesson kedua.
Demikian seterusnya sampai selesai penampilan presentasi 4
kelompok yang menghabiskan waktu 80 menit. Dari 4 kelompok yang
presentasi tersebut ,secara keseluruhan yang mendapatkan skor
tertinggi adalah kelompok II yaitu pimpinan Ratni mendapat skor 465.
 Pembuatan Analisis dan Refleksi
Pada akhir sesson diadakan refleksi untuk melihat pengalaman
secara individu maupun kelompok dalam perencanaan, pembuatan dan
pelaksanaan kuis tahap pertama. Peneliti bertanya kepada para siswa: “
apa yang kalian rasakan selama bekerja secara kelompok dalam
membuat kuis dan mempresentasikannya”?
Dari pertanyaan itu ditemukan beberapa jawaban yang antara lain
adalah: 11 siswa merasa kesulitan dalam mebuat pertanyaan dan
jawabannya, 6 bingung,4 siswa penasaran ,5 siswa kurang mengerti
istilah dalam materi, 4 siswa merasa kesulitan menentukan scor

jawaban, 8 siswa menyatakan waktunya terlalu sedikit, 3 siswa
mengatakan kemampuan anggota kelompok tidak merata atau
seimbang, yang lainnya tidak berpendapat. Pada kelompok yang yang
belum aktif, peneliti memberi pertanyaan sebagai berikut:” Mengapa
kalian belum mendapatkan skor?”
Dari pertanyaan tersebut didapatkan jawaban sebagai berikut: kalah
duluan mengacungkan tangan, Susah menyusun kalimat jawaban,
Pandangan pemimpin presentasi tidak merata,anggota kelompok
terlalu pendiam,takut jawabannya diserang disanggah,yang ditunjuk
untuk menjawab itu-itu saja padahal sudah ngacung duluan, anggota
kelompok terlalu lamban, kelompok tidak/ kurang menguasai
materi,anggota kelompok susah diajak aktif.
Pada individu yang belum aktif, Peneliti memberi pertanyaan sebagai
berikut :
“Mengapa kalian tidak berpartisipasi “?
Dari pertanyaan tersebut didapatkan jawaban sebagai berikut : Merasa
asing dengan materi ini, banyak istilah yang tidak dimengerti, geli
dengan masalah-masalah yang dibahas, malu mau bertanya tentang
masalah yang dibahas, merasa kuper ketika membahas materi,kurang
akrab dengan anggota kelompok yang lain sehingga kurang bisa
terbuka kepada teman-teman, pendidikan sek itu tabu untuk dibahas,
takut dinilai jelek oleh teman-teman,khawatir rahasianya terbuka,tidak

sepantasnya materi ini dibahas dikelas,Gengsi, kalau jawabannya
dianggap tidak berbobot, Dan sebagainya.
Peneliti merangkum hasil refleksi ini dan mempersiapkan untuk
penampilan presentasi kelompok berikutnya pada tatap muka ketiga
atau terakhir pada siklus pertama ini. Hasil rangkuman di
komunikasikan kepada siswa untuk menjadi catatan pada pertemuan
yang akan datang.
Pada pertemuan ke tiga siklus pertama digunakan untuk presentasi
4 kelompok

yaitu kelompok V ,VI, VII, VIII.Pelaksanaan sama

dengan pertemuan sebelumnya. Giliran pertama jatuh pada kelompok
VIII dan secara berturut-turut adalah kelompok VI, V dan Terakhir
kelompok VII. Pada sesson ini peneliti dibantu oleh guru-guru PPL
UNESA sebagai pengamat jalannya diskusi dan presentasi. Pada
tatapmuka ini yang mendapatkan skor tertinggi adalah kelompok VI
dengan skor 425.
Pada akhir pertemuan ini refleksi hanya dilaksanakan lebih kurang
tiga menit, karena penampilan presentasi cenderung mundur dari
waktu yang telah ditentukan. Materi bahasan

berkembang meluas

sejalan

siswa.

dengan

bertambahnya

pengetahuan

Dan

pada

penampilan masing-masing kelompok terdapat banyak kemajuan
dibandingkan dengan sesson pertama, misalnya: Keaktifan anggota
kelompok

relatif

merata,

kekompakan

kelompok

cenderung

meningkat, keberanian mengemukakan pendapat meningkat, arus

kerjasama lebih stabil,pembagian tugas dalam kelompok lebih jelas,
individu lebih bertanggungjawab dalam meyusun pertanyaan dan
jawaban,pemberian skor oleh kelompok lebih obyektif, pertanyaan
yang disusun lebih berbobot, dan sebagainya.

b. Hasil belajar
Hasil belajar pada siklus pertama diperoleh nilai dari dua bidang
yaitu (1) Nilai presentasi dan (2) nilai tugas pembuatan soal kuis. Masingmasing tugas dinilai secara individu maupun kelompok. Rekaman nilai
siswa digambarkan pada tabel dalam lampiran. Aspek-aspek yang dinilai
dalam

presentasi

adalahsebagai

berikut:

kekompakan,

sistematika

penyajian, partisipasi anggota,pemerataan tugas anggota,spontanitas
menjawab pertanyaan, bobot jawaban dari pertanyaan yang dibuat,
tanggungjawab dalam memandu kuis, tanggungjawab dalam kelompok
baik sebagai anggota maupun sebagai ketua, keberanian mengutarakan
pendapat, semangat bersaing antar teman kelompok, ketepatan waktu
presentasi, antara pertanyaan dan jawaban yang dibuat, ketepatan waktu
penyelesaian tugas, kesesuaian materi kuis, dan sebagainya.

c. Refleksi
Berdasarkan paparan proses pembelajaran dan hasil belajar yang
diperoleh pada siklus I diketahui bahwa sebagian besar siswa perlu
dimotivasi untuk berani mengutarakan pendapat dalam diskusi, menerima

saran dari kelompok /oranglain, membangkitkaan spontanitas dan
mengatur diskusi supaya terjadi komunikasi multi arah, presentasi adalah
hasil diskusi kelompok secara intensif. Siswa perlu dorongan untuk aktif
bekerja baik secara individual maupun kelompok. Perlu dibiasakan bekerja
secara tim yang saling mendukung.
Hasil kerjasama yang ditampilkan oleh kelompok sangat
bervariasi, hasil kerja individu juga sangat bervariasi, hal ini sangat di
pengarui oleh beberapa faktor antara lain : situasi dan kondisi bulan puasa,
keadaan siswa, kemampuan siswa, pemahaman siswa terhadap materi dan
pemahaman siswa terhadap aspek komunikasi kelompok, serta kecocokan
dan kekompakan kelompok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini dapat
membantu siswa untuk meningkatkan tanggungjawab dan kerjasama baik
secara individu maupun kelompok.

d. Upaya Perbaikan Untuk Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I,

untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, perlu adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran akan dilakukan dengan cara
meningkatkan pembelajaran aktif Kuis Tim

pada sisi kooperatifnya,

sistematikanya dan pengembangan materinya. Usaha yang akan dilakukan
adalah pemberian materi seminggu sebelum presentasi.

2. PAPARAN DATA SIKLUS II
a. Penyusunan Rencana Tindakan II
 Persiapan Pelaksanaan Tindakan II
Pada tahap ini yang disiapkan adalah silabus pembelajaran, yang
dikembangkan melalui satuan layanan pembelajaran dan sekenario
pembelajaran. Menyiapkan instrumen pengamatan yang berupa
pedoman observasi

dan log book (buku catatan pelaksanaan

penelitian), instrumen penilaian skala sikap. Waktu yang diperlukan
dalam siklus pertama 3 X tatap muka, masing-masing tatap muka 2 X
45 menit. Tatap muka I: diskusi, tatap muka ke II presentasi kuis tim,
dan tatap muka ke III presentasi kuis tim dan pengisian angket. Tatap
muka I ada 4 kelompok presentasi, masing-,masing kelompok
menggunakan waktu 20 menit, 10 menit terakhir untuk sharing.
Pada bulan oktober minggu pertama dibagikan modul materi
pembelajaran kepada masing-masing kelompok, dari kelompok satu
sampai kelompok delapan dengan penyebaran sebagai berikut:
Kelompok I

: Septi Ika Virlinawati

Kelompok II

: Nur Hida Irawati

KelompokIII

: Miftakhul Ulum

Kelompok IV

: LotusaMaylinda P.

Kelompok V

: Ratni Siswanti

KelompokVI

: Puput Purwanti

Kelompok VII

: Siti Mujamaroh

Kelompok VIII

: Rini Purwoningsih