Karakteristik Wisatawan produk wisata dan

KARAKTERISTIK DAN JENIS WISATAWAN
Bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang tentang
mereka, siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa ke sana dan
masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam, ada tua-muda, miskin-kaya,
asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan
dan harapan yang berbeda-beda.

A. KARAKTERISTIK WISATAWAN
Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik
sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith (1989:13). Dalam hal ini
karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap
pengembangan pariwisata. Tidak dapat diterapkan secara langsung langkah-langkah
yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung, melainkan perlu
melihat keterkaitan dengan persepsi pengunjung.
Pengunjung pada suatu objek wisata memiliki karakteristik dan pola kunjungan,
kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu objek wisata masing-masing
berbeda hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata sehingga dalam
menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung.
Adapun karakteristik pengunjung meliputi:
1. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan
2. Usia adalah umur responden pada saat survei

3. Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal responden
4. Tingkat pendidikan responden
5. Status pekerjaan responden
6. Status perkawinan responden
7. Pendapatan perbulan responden
Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik
perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist descriptor)
(Seaton dan Bennet, 1996).
1. Trip Descriptor
Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan
yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan
rekreasi, mengunjungi teman/keluarga (VFR = visiting friends and relatives), perjalanan
bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996). Smith (1995)

menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok
lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan
lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis
akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian
perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain.
2. Tourist Descriptor

Memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “Who wants
what, why, when, where and how much?”. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan
beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik Sosio-demografis
Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawab pertanyaan “who wants what”.
Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan
analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan
relatif mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk dalam karakteristik sosiodemografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat
pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan
lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.
Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak
langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat
pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata
kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur
misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan (Seaton & Bennet, 1996).
Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang
yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata.
Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan
dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis, psikografis dan

tingkah laku (behavior) (Smith, 1995).
b. Karakteristik geografis

Karakteristik

geografis

membagi

wisatawan

berdasarkan

lokasi

tempat

tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya.
Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota
tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota

tersebut dan lain-lain.

c. Karakteristik psikografis
Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompokkelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan
dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat
berbeda.
Beragamnya
beragamnya

karakteristik

keinginan

dan

dan

latar

kebutuhan


belakang

mereka

akan

wisatawan
suatu

menyebabkan
produk

wisata.

Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan
setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran
kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu
produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan harga produk wisata,
serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut,

pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk
wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan
strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut (Ir. Ina Herliana Koswara,
M.Sc.)
Karakteristik wisatawan lokal
1. Royal/gemar belanja
Turis indonesia terkenal sangat royal mengeluarkan uang ketika berwisata.
Kemanapun dia pergi selalu menyempatkan belanja souvenir,oleh-oleh dan apa saja
yang sekiranya menarik bagi mereka. Alasannya membeli oleh-oleh cukup banyak adalah
untuk dibagi-bagi kenapa saudara dan tetangganya ditempat asalnya. Bahkan dia

cenderung merepotkan diri dengan barang belanjaannya,terkadang ketika di bandar
barang bawaannya over limit dan kena tambahan biaya lagi.
Berbeda dengan turist asing,ketika datang ke sebuah objek wisata. Terlebih
dahulu adalah menikmati suasana tempat barunya. Sambil jalan-jalan dan mengabdikan
melalui kamera maupun camrecordnya. Bahkan turis asing ini betah berlama-lama
berada ditempat wisata,sambil menggali informasi tentang sejarah objek wisata tersebut
kepada pemandu wisata. Baru setelah waktunya kembalu ketempat asalnya ia akan
membeli beberapa oleh-oleh dan mengirimnya lewat paket dari pada ia bawa sendiri.
Sehingga disimpulkan turis asing lebih mengutamakan ke praktisan dan kenyamanan

selama berwisata.
2. Senang tour rombongan
Kebiasaan turis lokal lainnya adalah menyukai berpergian secara
rombongan,bersama teman-teman pergaulan/sekeluarga. Menyewa bus / mobil rental
yang tujuannya agar mengurangi biaya pengeluaran. Kalaupun wisatanya
bermalam,mereka akan memilih hotel / motel kecil atau bahkan menginap disalah satu
rumah rekannya demi mengurangi ppengeluaran. Selain itu berwisata ramai-ramai bagi
sebagian orang itu lebih mengasyikan. Kebiasaan ini sulit dijumpai pada turis asing.
Mereka pergi sendirian atau erdua dengan pasangannya saja.
3. Lebih menyukai tempat yang populer
Turis lokal biasanya ketika berwisata memutuskan objek yang sudah populer dan
banyak dikunjungi. Misalnya candi,kebun binatang,pantai atau pemandian umum. Selain
itu jarak tempat wisata dan rumahnya tak begitu jauh. Karakter demikian dimasukka
dalam kategori turis konservatif. Dia menyukai tempat-tempat yang sudah mapan
terkenal.
Mereka kurang suka hal-hal yang sifatnya baru dan belum ada rekomendasi dari
pihak lain. Mereka tak begitu suka hal-hal yang bersifat spekulatif.

B. JENIS WISATAWAN
Foreign Tourism atau wisatawan asing adalah orang yang melakukan perjalanan

wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana
dia biasanya tinggal, istilah wisatawan asing saat ini populer dengan sebutan Wisatawan
Mancanegara.
Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang berdim atau bertempat tinggal
pada suatu negara yang melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana dia
tinggal. Orang tersebut bukan warga negara dimana dia berada tetapi Warga Negara
Asing (WNA) yang karena tugas dan kedudukannya menetap dan tinggal pada suatu
negara.
Domestic Tourist adalah Wisatawan Dalam Negeri (WDN) yaitu seorang warga negara
yang melakukan perjalanan negaranya, wisawan semacam ini lebih dikenal denga
Wisatawan Nusantara.
Indigenous Foreign Tourist adalah warga suatu negara tertentu yang karena tugas
atau jabatannya berada di luar negeri dan pulang ke negar asalnya untuk melakukan
perjalanan wisata di wilayah negarnya sendiri.

Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisat ke suatu
negara tertentu yang menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api yang
terpaksa singgah pda suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
Biasanya ini terjadi apabila ada pergantian transportasi yang digunakan untuk
meneruskan perjalanan ke negara tujuan atau menambah penumpang atau mengisi

bahan bakar dan kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan semula. Waktu yang cukup
lama untuk pergantian tersebut itulah yang digunakan oleh penumpang untuk tour di
tempat yang disinggahinya.
Business Tourist adalah orang yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan
isata, tetapi perjalanan wisata itu dilakukan setelah tujuan utamanya selesai. Jadi
perjalanan wisata merupakan perjalanan sekunder setelah tujuan primernya.