Gambaran Umum Sejarah Pertumbuhan dan Pe (1)

Gambaran Umum Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan Filsafat Ilmu

Perkembangan
Tingkat peradaban manusiapun dapat diketahui melalui sejarah
perkembangan ilmu. Perkembangan ilmu meliputi zaman Yunani kuno,
zaman abad pertengahan, zaman renaissance dan modern, dan zaman
kontemporer. Arifin Banasura, Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke
Tanggung Jawab (Bandung: Alfabeta, 2013)

1. Filsafat ilmu pada zaman Yunani kuno (abad ke-7 SM)
Pada masa ini bangsa Yunani tidak lagi mempercayai mitos-mitos dan
mulai senang menyelidiki sesuatu dengan kritis. Sikap kritis ini
melahirkan beberapa filosof yang berjaya dan dikenal pada zamannya
dan sesudahnya seperti Thales, Anaximander, Heraclitos dan lain-lain.
Oleh beberapa filosof pada zaman ini filsafat diartikan sebagai bertanya
secara rasional dan mencari jawaban atas prinsip-prinsip pertama atau
arkhe dari realitas. Dalam hal ini, Thales beranggapan bahwa arkhe itu
adalah air, Anaximandros mengemukakan bahwa arkhe itu adalah tidak
terbatas (to apeiron), sedangkan Heraclitos melihat bahwa arkhe adalah
api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir.

Aholiab Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan: Mempertimbangkan
Epistemologi Secara Kultural (Yogyakarta: Kanisius, 2001), 58-59.

• Pada tahun 470 SM lahir seorang filosof dengan metode dan sistem
pemikiran yang lebih berkembang berbanding pendahulunya,
Socrates, yang bisa diketahui pemikirannya berdasarkan naskahnaskah salah seorang muridnya, Plato yang lazimnya disebut “dialogdialog Plato”.
• Socrates mengajarkan bahwa kebenaran dan kepastian dapat dicapai
melalui metode dialektika. Metode ini menurutnya dapat menuntun
orang untuk mempersoalkan kenyataan yang ada secara terus
menerus sampai akhirnya menemukan kepastian yang kokoh.
Aholiab Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan: Mempertimbangkan
Epistemologi Secara Kultural (Yogyakarta: Kanisius, 2001), 62

• Berbeda dengan gurunya, Plato berkesimpulan bahwa sumber dari
segala pengetahuan adalah ide absolut. Dalam hal ini, Plato lebih
menaruh perhatian pada kualitas yang abstrak. Selain Plato, adapula
Aristoteles (384-322 SM)
• Menurut Aristoteles, berdasarkan pengalaman berulah selanjutnya
subjek memberikan uraian mendasar mengenai data-data
pengetahuan itu. Ia memandang pengetahuan sebagai hubungan

timbal balik antara subjek dan objek dengan berbagai implikasinya.
Aholiab Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan: Mempertimbangkan
Epistemologi Secara Kultural (Yogyakarta: Kanisius, 2001), 63

2. Filsafat ilmu pada zaman abad pertengahan
Perkembangan filsafat ilmu pada abad pertengahan ditandai dengan kehadiran para teolog, sehingga aktivitas
ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ‘abadi agama’.
Ajaran kristen merupakan problema kefilsafatan, karena mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan
kebenaran sejati, sedangkan kegitan keilmuan praktis diarahkan untuk mendukung kebenaran teologi.
Menurut Aholiab, zaman ini mengalami dua periode, yakni :
1) Periode patristik, sebuah istilah yang diambil dari kata pater yang bermakna bapa perintis gereja. Periode
patristik ini terdiri pula atas dua tahap, yakni permulaan agama Kristen dan Filsafat Agustinus yang melihat
dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan.
2) Periode skolastik. Periode ini berlangsung dari tahun 800-1500 M. periode ini dibagi dalam tiga tahap, yakni :
(a) Periode skolastik awal ditandai dengan lahirnya metode-metode hasil dari hubungan
agama dan filsafat.
(b) Periode puncak perkembangan skolastik ditandai dengan keadaan yang dipengaruhi

yang rapat antara
oleh Aristoteles.


Arifin Banasura, Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung Jawab (Bandung: Alfabeta, 2013).