Apa itu evolusi apa farmasi
Apa itu farmasi ?
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata “farmasi”. Namun, apakah
kalian tau apa itu farmasi? jika kita mendengar kata itu pasti yang terlintas di pikiran
kita adalah Obat-obatan ,padahal sebenarnya Farmasi berasal dari kata “Pharmacon”
yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di
bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Sedangkan Farmasi secara umum terutama masyarakat sering mengkaitkan farmasi
sebagai salah satu tenaga kesehatan namun tidak sesederhana itu farmasi adalah
sebuah bidang besar . farmasi merupakan kombinasi antara ilmu kesehatan dan ilmu
kimia , dimana bidang ini mempunyai tanggung jawab memastikan efektifitas dan
penggunaan obat.
Oleh karena itu , ruang lingkup praktik farmasi mencakup juga praktik
farmasi tradisional , seperti pracikan dan penyediaan sediaan obat. Farmasi juga
terkait dengan pelayanan farmasi moderen yang berhubungan dengan layanan
terhadap pasien , di antaranya layanan klinik , evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat dan penyediaan informasi obat . sedangkan orang yang ahli
dibidang tersebut adalah apoteker (farmasis) yaitu gelar professi untuk orang dengan
keahlian di bidang farmasi.
Namun untuk melihat lebih dalam dunia farmasi, kita bisa belajar secara
mendalam dengan memahami program studi farmasi didunia perkuliahan sebagai
contoh di universitas sriwijaya yang baru memdirikan program studi farmasi. Bisa
kita lihat betapa pentingnya farmasi, oleh karena itu sebagian besar universitas di
Indonesia menyediakan program studi farmasi. Mari kita lihat program studi farmasi
di universitas sriwiaya.
Farmasi Universitas Sriwijaya terletak di Jalan Palembang – Prabumulih KM
32 (OI) dan merupakan salah satu Program Studi baru yang termasuk ke dalam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya .Farmasi
UNSRI yang ditetapkan pada tanggal 13 Juli 2011 oleh Mentri Pendidikan Nasional.
Farmasi UNSRI memiliki kurang lebih 10 tenaga ahli Dosen Farmasi dan beberapa
Dosen pembantu dari jurusan lain di FMIPA. Ketua Program Studi Farmasi UNSRI
angkatan pertama adalah Dra.Budi Untari, M.Si, Apt dan Sekretaris Prodi Farmasinya
adalah Herlina,M.Si,Apt. Ketua Mahasiswa/Angkatan Prodi Farmasi yang pertama
adalah Muhammad Herpi Akbar dan Wakilnya adalah Redho Rizky Pratama. Untuk
saat ini Prodi Farmasi di universitas sriwijaya sementara menggunakan gedung D6
Fakultas MIPA sebagai tempat pembelajaran. Pada semester 2 ini kelas belajar dibagi
menjadi 2 kelas yakni kelas genap (untuk mahasiswa yang memiliki NIM genap) dan
ganjil (untuk mahasiswa yag memiliki NIM ganjil). Nah itulah seputar info tentang
program studi di universitas sriwijaya.
Lalu apa sih peranan farmasi di masyarakat ?
Profesi farmasi hingga kini masih belum dikenal luas oleh masyarakat.
Padahal sebenarnya, farmasi juga memiliki peran yang sangat penting dalm kesehatan
masyarakat. Hal ini karena yang paling kompeten dalam hal obat-obatan adalah
orang-orang farmasi. Orang-orang farmasilah yang menjamin bahwa pasien
mendapatkan obat yang benar,digunakan dengan cara yang tepat,dan menghasilkan
efek yang diharapkan.selain itu, farmasi juga bertanggung jawab jika ada masalah
terkait dengan obat, seperti salah memberikan obat dan menimbulkan efek samping
yang membahayakan pasien.
Nah berikut adalah tugas,fungsi dan tanggung jawab farmasi(secara khusus
farmasis) dalam menunjang kesehatan masyarakat.
1.Tugas
a. Melakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional).
b. Membuat dan memperbaharui SOP (Standard Operational Procedure) baik di
industri farmasi.
c. Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri
saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi.
d. Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada
masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.Peran
a. Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagan pemastian mutu (Quality
Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control).
b. Sebagai penanggungjawab Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu di apotek,
diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek
bersama.
c. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
d. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
3.Tanggungjawab
a. Melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk melindungi
masyarakat dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak
tepat dan tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Pelayanan
kefarmasian juga ditujukan pada perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan
terkait dengan penggunaan farmasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien.
b. Menjaga rahasia kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang menyangkut
proses produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia
pasien.
c. Harus memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
ditetapkan oleh Menteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dalam produksi
sediaan farmasi, termasuk di dalamnya melakukan pencatatan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses produksi dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada
fasilitas produksi sediaan farmasi.
d. Tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
produksi sediaan farmasi harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang produksi dan pengawasan mutu.
e. Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
f. Wajib menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya, yang dilakukan
melalui audit kefarmasian.
g. Menegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan.
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata “farmasi”. Namun, apakah
kalian tau apa itu farmasi? jika kita mendengar kata itu pasti yang terlintas di pikiran
kita adalah Obat-obatan ,padahal sebenarnya Farmasi berasal dari kata “Pharmacon”
yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di
bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Sedangkan Farmasi secara umum terutama masyarakat sering mengkaitkan farmasi
sebagai salah satu tenaga kesehatan namun tidak sesederhana itu farmasi adalah
sebuah bidang besar . farmasi merupakan kombinasi antara ilmu kesehatan dan ilmu
kimia , dimana bidang ini mempunyai tanggung jawab memastikan efektifitas dan
penggunaan obat.
Oleh karena itu , ruang lingkup praktik farmasi mencakup juga praktik
farmasi tradisional , seperti pracikan dan penyediaan sediaan obat. Farmasi juga
terkait dengan pelayanan farmasi moderen yang berhubungan dengan layanan
terhadap pasien , di antaranya layanan klinik , evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat dan penyediaan informasi obat . sedangkan orang yang ahli
dibidang tersebut adalah apoteker (farmasis) yaitu gelar professi untuk orang dengan
keahlian di bidang farmasi.
Namun untuk melihat lebih dalam dunia farmasi, kita bisa belajar secara
mendalam dengan memahami program studi farmasi didunia perkuliahan sebagai
contoh di universitas sriwijaya yang baru memdirikan program studi farmasi. Bisa
kita lihat betapa pentingnya farmasi, oleh karena itu sebagian besar universitas di
Indonesia menyediakan program studi farmasi. Mari kita lihat program studi farmasi
di universitas sriwiaya.
Farmasi Universitas Sriwijaya terletak di Jalan Palembang – Prabumulih KM
32 (OI) dan merupakan salah satu Program Studi baru yang termasuk ke dalam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya .Farmasi
UNSRI yang ditetapkan pada tanggal 13 Juli 2011 oleh Mentri Pendidikan Nasional.
Farmasi UNSRI memiliki kurang lebih 10 tenaga ahli Dosen Farmasi dan beberapa
Dosen pembantu dari jurusan lain di FMIPA. Ketua Program Studi Farmasi UNSRI
angkatan pertama adalah Dra.Budi Untari, M.Si, Apt dan Sekretaris Prodi Farmasinya
adalah Herlina,M.Si,Apt. Ketua Mahasiswa/Angkatan Prodi Farmasi yang pertama
adalah Muhammad Herpi Akbar dan Wakilnya adalah Redho Rizky Pratama. Untuk
saat ini Prodi Farmasi di universitas sriwijaya sementara menggunakan gedung D6
Fakultas MIPA sebagai tempat pembelajaran. Pada semester 2 ini kelas belajar dibagi
menjadi 2 kelas yakni kelas genap (untuk mahasiswa yang memiliki NIM genap) dan
ganjil (untuk mahasiswa yag memiliki NIM ganjil). Nah itulah seputar info tentang
program studi di universitas sriwijaya.
Lalu apa sih peranan farmasi di masyarakat ?
Profesi farmasi hingga kini masih belum dikenal luas oleh masyarakat.
Padahal sebenarnya, farmasi juga memiliki peran yang sangat penting dalm kesehatan
masyarakat. Hal ini karena yang paling kompeten dalam hal obat-obatan adalah
orang-orang farmasi. Orang-orang farmasilah yang menjamin bahwa pasien
mendapatkan obat yang benar,digunakan dengan cara yang tepat,dan menghasilkan
efek yang diharapkan.selain itu, farmasi juga bertanggung jawab jika ada masalah
terkait dengan obat, seperti salah memberikan obat dan menimbulkan efek samping
yang membahayakan pasien.
Nah berikut adalah tugas,fungsi dan tanggung jawab farmasi(secara khusus
farmasis) dalam menunjang kesehatan masyarakat.
1.Tugas
a. Melakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional).
b. Membuat dan memperbaharui SOP (Standard Operational Procedure) baik di
industri farmasi.
c. Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri
saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi.
d. Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada
masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.Peran
a. Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagan pemastian mutu (Quality
Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control).
b. Sebagai penanggungjawab Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu di apotek,
diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek
bersama.
c. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
d. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
3.Tanggungjawab
a. Melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk melindungi
masyarakat dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak
tepat dan tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Pelayanan
kefarmasian juga ditujukan pada perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan
terkait dengan penggunaan farmasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien.
b. Menjaga rahasia kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang menyangkut
proses produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia
pasien.
c. Harus memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
ditetapkan oleh Menteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dalam produksi
sediaan farmasi, termasuk di dalamnya melakukan pencatatan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses produksi dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada
fasilitas produksi sediaan farmasi.
d. Tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
produksi sediaan farmasi harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang produksi dan pengawasan mutu.
e. Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
f. Wajib menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya, yang dilakukan
melalui audit kefarmasian.
g. Menegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan.