Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (studi kasus pada perusahaan sektor farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

(1)

Oleh: Yusrina Nur Shabrina

21111008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI,FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Phenomena that occur in 2013 at a pharmaceutical company where the profitability of these companies experienced increment while the value of the company or its stock price decline this is indicated because dividends are distributed so that the small company's value decline. The purpose of this research is to find out how big an influence profitability of the firm value and how big an influence dividend policy of the firm value.

The research method used is descriptive method quantitative approach with verifikatif. While the data used are secondary data in the form of time series that is made up of years 2009-2013 on the pharmaceutical sector companies were listed on the Indonesia stock exchange. The sample used in this study amounted to 30 samples. The test statistic used is a classic assumption test, an analysis of the multiple linear correlation coefficient, coefficient of determination and hypothesis testing used is SPSS 21.0 for windows.

The results showed that, profitability has a strong positive relationship of 16,90% and significant effect against the firm value, as well as dividend policy has a strong positive relationship of 20.21% and influential significantly to firm value.

Keyword: profitability, dividend policy, firm value

I. Pendahuluan LatarBelakang Penelitian

Setiap pendirian suatu perusahaan pasti memiliki tujuan yang jelas, antara lain tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan pendapatan laba dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan, sementara untuk jangka panjang tujuan perusahaan yaitu memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. (Luh putu : 2012).

Nilai perusahaan merupakan suatu cermin yang menggambarkan sejauh mana perusahaan diakui oleh publik. Nilai perusahaan dapat dinilai melalui tiga cara yaitu melalui nilai buku (Book Value), nilai pasar (Market Value) dan nilai intrinsik (Intrinsic Value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Price Book Value (PBV). (Sukma Mindra : 2014).

Price Book Value (PBV) adalah rasio perbandingan antara harga saham dengan nilai buku (Book Value) suatu perusahaan yang mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Price Book Value (PBV) juga sering dipakai sebagai acuan dalam menentukan nilai suatu saham relatif terhadap harga di pasar. Semakin rendah Price Book Value (PBV) berarti semakin rendah harga saham relatif terhadap bukunya, sebaliknya semakin tinggi Price Book Value (PBV) maka semakin tinggi harga saham.


(2)

diukur melalui Return On Equity (ROE). Karena Return on Equity (ROE) mempunyai hubungan positif dengan perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal sendiri. Semakin besar hasil Return On Equity (ROE) menunjukan kinerja perusahaan semakin baik. (Sukma Mindra : 2014).

Selain profitabilitas nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Karena kebijakan dividen merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen memiliki dua alternatif terhadap penghasilan laba perusahaan,yaitu membaginya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Biasanya sebagian laba perusahaan dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Oleh karena itu manajemen harus membuat kebijakan tentang besarnya laba yang dibagikan sebagai dividen tersebut. Kebijakan dividen dapat diukur melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan pembayaran dividen dalam bentuk persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividennya. Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian, dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan. (Amanda Wongso : 2012).

Ketua International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) Lutfi Mardiansyah (2013) mengatakan, Sektor farmasi adalah sektor yang kurang mendapat perhatian dari investor. Tidak seperti saham sektor lainnya yang selalu berfluktuasi dengan tajam, saham farmasi cenderung kurang likuid. Berdasarkan data historis di BEI, saham emiten farmasi hanya bergerak aktif di saat tertentu saja. Misalnya saat merebaknya kekhawatiran penyebaran virus flu babi. Atau saat nilai tukar rupiah berfluktuasi tajam. Sebenarnya, saham perusahaan farmasi sangat menarik untuk dikoleksi mengingat besarnya omset penjualan produk farmasi di dalam negeri. Tercatat hingga akhir Agustus 2013, pasar farmasi di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Produk farmasi Over The Counter (OTC) atau obat yang bisa dibeli bebas tumbuh hampir 10%, dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Selain itu, kelas menengah menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi vitamin, dan pembelian obat batuk meningkat sebanyak 8,7%. (Lutfi Mardiansyah:2013).

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Seberapa Besar Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. 2. Seberapa Besar Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.


(3)

ekuitas,dengan rumus sebagai berikut:

Kebijakan Dividen

kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) adalah sebagai berikut:

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya

berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang

dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Rumus rasio kebijakan dividen melalui dividend payout ratio sebagai berikut :

3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menurut I Made Sudana (2011:8) adalah sebagai berikut: “Nilai

perusahaan adalah nilai sekarang dari arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada

masa yang akan datang”.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio nilai pasar atau nilai buku atau Price Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan dan mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Berdasarkan telaah pustaka serta penelitian terdahulu, maka penelitian ini menjelaskan nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan kebijakan dividen.

I Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan Menurut Kasmir (2012:196) menyatakan bahwa:

“Profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika manajer mampu mengelola

perusahaan dengan baik maka biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih sehingga profit yang dihasilkan menjadi lebih besar. Besar kecilnya profit akan

mempengaruhi nilai perusahaan”.

ii Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Menurut Abdul Halim (2010:96) menyatakan bahwa:

“Apabila deviden yang dibayarkan tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat

keuntungan yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen dianggap prospek tingkat keuntungan yang kurang baik. Tingginya tingkat pembayaran dividen akan meningkatkan nilai

perusahaan”.

Hipotesis Pemikiran

H1: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. H2: Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.


(4)

Profitabilitas (X1) dan kebijakan dividen (X2). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah nilai perusahaan (Y).

Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Populasi dan Penarikan Sample i. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perusahaan farmasi.

ii. Penarikan Sample

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 6 perusahaan farmasi dari tahun 2009 – 2013 jadi jumlah sampelnya 30.

Perusahaan yang diteliti adalah Darya Varia Laboratoria Tbk, Kimia Farma Tbk, Kalbe Farma Tbk, Merck Indonesia Tbk, Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, Tempo Scan Pasific Tbk.

iii. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

Pengambilan data diperoleh melalui Indonesian Stock Exchange (IDX) Kota Bandung yang beralamat di Jalan Veteran No.10 telepon: (022) 4214349 Fax: (022) 4214359 Email: pipm.bandung@idx-pipm.net. Dan data didapat juga melalui website Indonesian Stock Exchange (IDX).

Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian.

IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Verifikatif

Uji Normalitas

Berdasarkan pada normal p-plot residual terlihat bahwa residual berdistribusi secara normal. Hal ini terlihat dari data yang menyebar dekat dari diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas residual.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas jauh di bawah 10, yakni X1 = 1,126 dan X2 = 1,126. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

Uji Heteroakedastistias

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan dan tidak membentuk sebuah pola serta sebarannya berada diatas dan dibawah titik nol. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tidak terdapat pelanggaran asumsi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Autokorelasi

Dari tabel di atas diperoleh nilai d sebesar 1,583. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α = 0.05, k = 2 dan n = 30, diperoleh dL=1,28 dan dU = 1,57. Karena d terletak antara dL(1,28) dan 4-dU (2,43), maka disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi.


(5)

a. Nilai konstanta sebesar 0,872, memiliki arti bahwa jika semua variabel bebas (X) yakni profitabilitas dan kebijakan dividen bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka jumlah nilai perusahaan akan bernilai 0,872.

b. Nilai profitabilitas (X1) sebesar 0,077, memiliki arti bahwa jika profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 1 persen sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka jumlah nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,077.

c. Nilai kebijakan dividen (X2) sebesar 2,034, memiliki arti bahwa jika profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 1 persen sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka jumlah nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 2,034.

Analisi Korelasi

Nilai korelasi yang diperoleh antara profitabilitas dan Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan pada saat Profitabilitas konstan sebesar 0,609 dan masuk dalam kategori kuat positif. Artinya hubungan antara Profitabilitas dan Kebijakan Dividen semakin besar akan diikuti dengan Nilai Perusahaan yang menjadi semakin besar.

Analisis Koefisien Determinasi

Dari hasil uji individu diatas diketahui bahwa Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan memiliki pengaruh positif sebesar 0,1690 atau 16,90% dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan memiliki pengaruh positif sebesar 0,2021 atau 20,21%.

Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T)

Hasil pengujian hipotesis parsial menunjukan nilai thitung jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,163 < ttabel 2,052) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Haartinya secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan perhitungan dari tingkat signifikan dapat dilihat bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek indonesia pada periode tahun 2009-2013. Pembahasan

i Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dari pengujian menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan sebesar 16,90% dan sisanya sebesar 83,10% dipengaruhi oleh faktor lain seperti struktur modal, kebijakan investasi, good corporate governance, dan ukuran perusahaan. Dimana hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan mempunyai nilai korelasi sebesar 0,609 masuk dalam kategori yang kuat dan bertanda positif, artinya semakin besarnya nilai Profitabilitas akan diikuti pula oleh semakin besarnya nilai perusahaan pada sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Selanjutnya hasil pengujian hipotesis parsial menunjukan nilai thitung jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,163 < ttabel 2,052) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan perhitungan dari tingkat signifikan dapat dilihat bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji tersebut apat digeneralisasikan/diberlakukan umum pada anggota populasi keseluruhan.

Hasil ini menjawab beberapa kasus yang terjadi pada beberapa perusahaan sektor farmasi ketika price book value mengalami penurunan, tetapi justru return on equity mengalami peningkatan yang terjadi di tahun 2013 pada PT. Merck Tbk dan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Dengan hasil ini menunjukan bahwa faktor lain seperti struktur modal, kebijakan investasi, good corporate governance, dan ukuran perusahaan lebih mempengaruhi dibandingkan profitabilitas dan kebijakan dividen.

Hasil pengujian menunjukan bahwa adanya pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2010:196) yang menyatakan bahwa


(6)

menunjukan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Demikian juga pada penelitian Putu Yunita Saputri Dewi (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi juga nilai perusahaan karena investor akan membeli saham.

ii Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dari pengujian menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan sebesar 20,21% dan sisanya sebesar 79,79% dipengaruhi oleh faktor lain seperti struktur modal, kebijakan investasi, good corporate governance, dan ukuran perusahaan. Dimana hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan mempunyai nilai korelasi sebesar 0,609 masuk dalam kategori yang kuat dan bertanda positif, artinya semakin besarnya nilai kebijakan dividen akan diikuti pula oleh semakin besarnya nilai perusahaan pada sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Selanjutnya hasil pengujian hipotesis parsial menunjukan nilai thitung jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,437 < ttabel 2,052) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya secara parsial kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan perhitungan dari tingkat signifikan dapat dilihat bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji tersebut apat digeneralisasikan/diberlakukan umum pada anggota populasi keseluruhan.

Hasil pengujian menunjukan bahwa adanya pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, seperti yang dikatakan oleh Abdul Halim (2010:96) apabila dividen yang dibayarkan tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Tingginya tingkat pembayaran dividen akan meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis verifikatif dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan, sesuai dengan penelitian oleh Luh Putu Novita Sartini (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan mengindikasikan semakin tinggi pembayaran dividen kas suatu perusahaan akan menimbulkan sinyal positif bagi para pemegang saham dan menyebabkan peningkatan harga saham perusahaan serta berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan. Demikian juga pada penelitian Oktavina Tiara Sari (2011) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai korelasi positif, ini berarti terdapat hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Dimana terjadi penurunan nilai perusahaan tetapi profitabilitas mengalami peningkatan pada perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengujian parsial dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan memiliki kontribusi pengaruh positif.


(7)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk menjadi bahan masukan bagi pihak terkait, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Besarnya profitabilitas dan kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan farmasi hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan profitabilitas dan kebijakan dividen tiap tahunnya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan merupakan hal pokok bagi perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam persaingan bisnis.

2. Bagi Investor

Investor dalam melakukan investasi sebaiknya lebih memperhatikan variabel profitabilitas dan kebijakan dividen karena berdasarkan penelitian ini kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang membahas tentang profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan hendaknya menggunakan atau mengubah variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang serupa pada objek penelitian yang berbeda atau dengan menggunakan teknik analisis yang berbeda.

4. Bagi Pengembangan Ilmu

Dapat memberikan bukti empiris dalam manajemen keuangan. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2010. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia

Amanda Wongso. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori Signaling. Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ayu Sri Mahatma Dewi. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan

terhadap Nilai Perusahaan. E- Jurnal Akuntansi. ISSN: 2302-8556. I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta : Erlangga.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-5. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Li Ju Chen, Shun Yu Chen. 2011. The influence of profitability on firm value with capital structure

as the mediator and firm size and industry as moderators. Journal Investment Management and Financial Innovations. Volume 8.


(8)

2252-6552.

Putu Yunita Saputri Dewi. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ 45 di BEI Periode 2008-2012. Jurnal Volume 2 No: 1.

Sukma Mindra. 2014. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2. ISSN 2088-768X. Uigbe, Uwalomwa et al. 2012. Dividend Policy and Firm Performances: A Study of Listed Firm in

Nigeria. Journal Accounting and Management Information Systems, 11(3): pp: 442-454. www. Idx.co.id


(9)

30 ,0000000 2,05929055 ,164 ,106 -,164 ,900 ,393 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa, b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

,609a ,371 ,325 2,13420 1,583

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), KEBIJAKAN DIVIDEN , PROFITABILITAS a.

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN b.


(10)

Uji Multikolinieritas Coefficientsa ,888 1,126 ,888 1,126 PROFITABILITAS KEBIJAKAN DIVIDEN Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN a.

Regression

Variables Entered/Removedb

KEBIJAKA N DIVIDEN , PROFITABI LITASa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN b.

Model Summaryb

,609a ,371 ,325 2,13420 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KEBIJAKAN DIVIDEN ,

PROFITABILITAS a.

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN b.


(11)

195,547 29 Total

Predictors: (Constant), KEBIJAKAN DIVIDEN , PROFITABILITAS a.

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN b.

Coefficientsa

,872 ,922 ,946 ,353

,077 ,036 ,350 2,163 ,040

2,034 ,835 ,395 2,437 ,022

(Constant) PROFITABILITAS KEBIJAKAN DIVIDEN Model

1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN a.

Coefficientsa

,872 ,922

,077 ,036 ,350 ,482 ,384 ,330 2,034 ,835 ,395 ,512 ,425 ,372 (Constant)

PROFITABILITAS KEBIJAKAN DIVIDEN Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN a.


(12)

iv

company or its stock price decline this is indicated because dividends are distributed so that the small company's value decline. The purpose of this research is to find out how big an influence profitability of the firm value and how big an influence dividend policy of the firm value.

The research method used is descriptive method quantitative approach with verifikatif. While the data used are secondary data in the form of time series that is made up of years 2009-2013 on the pharmaceutical sector companies were listed on the Indonesia stock exchange. The sample used in this study amounted to 30 samples. The test statistic used is a classic assumption test, an analysis of the multiple linear correlation coefficient, coefficient of determination and hypothesis testing used is SPSS 21.0 for windows.

The results showed that, profitability has a strong positive relationship of 16,90% and significant effect against the firm value, as well as dividend policy has a strong positive relationship of 20.21% and influential significantly to firm value.


(13)

v

mana profitabilitas perusahaan tersebut mengalami kenaikkan sementara nilai perusahaan atau harga sahamnya mengalami penurunan hal ini diindikasikan karena dividen yang dibagikan kecil sehingga nilai perusahaan mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan seberapa besar pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series yaitu terdiri dari tahun 2009-2013 pada perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 sampel. Pengujian statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis linear berganda, koefisien korelasi, koefisien

determinasi dan pengujian hipotesis menggunakan SPSS 21.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, profitabilitas memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 16,90% dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, begitu juga dengan kebijakan dividen memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 20,21% dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.


(14)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan analisis bagi topik penelitian ini yang membahas tentang Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan.

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Definisi Profitabilitas

Sebuah perusahaan dapat dinilai baik dan berprestasi jika dianalisis dari laporan keuangan yang dapat diukur dari rasio-rasio,bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan, tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Profitabilitas menurut Kasmir (2012:196) adalah sebagai berikut:

“Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan”.


(15)

Sedangkan profitabilitas menurut Irham Fahmi (2012:68) adalah sebagai

berikut:

“Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang

ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan dengan penjualan maupun investasi”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan perhitungan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi pengguna aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan) mungkin juga efisiensi ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Oleh karena itu, profitabilitas ini dapat memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:197) tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.


(16)

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal sendiri.

Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk :

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Mengetahui besarnya produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

2.1.1.3 Jenis - Jenis Rasio Profitabilitas

Menurut Irham Fahmi (2012:80) ada beberapa jenis rasio profitabilitas diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini merupakan margin laba kotor, yang memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan.


(17)

2. Net Profit Margin (NPM)

Merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

3. Return On Investment (ROI)

Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan.

4. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

2.1.1.4 Indikator Profitabilitas

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio Return On Equity (ROE).

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengolahan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

Return On Equity (ROE) menurut Irham Fahmi (2012:80) adalah:

Return On Equity (ROE) yaitu rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh

mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas”.


(18)

Sedangkan Return On Equity (ROE) menurut Kasmir (2012:204) adalah:

Return On Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri secara keseluruhan menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini semakin baik”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur sejauh mana suatu

perusahaan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rumus rasio profitabilitas melalui Return On Equity (ROE) atau hasil

pengembalian ekuitas,dengan rumus sebagai berikut:

(Kasmir,2012:204)

Sebelum menilai Return On Equity (ROE), ada baiknya investor

mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah:

1. Laba Bersih Setelah Pajak.

2. Total Ekuitas.

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi komponen-komponen Return On

Equity (ROE)yang telah dipaparkan sebelumnya:

1. Laba Bersih Setelah Pajak

Menurut Sutrisno (2012:20) menyatakan laba bersih setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan hasil penjualan aktiva tetap, aktiva non tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain, dan saham penyertaan langsung.


(19)

2. Total Ekuitas

Menurut Sutrisno (2012:21) menyatakan total ekuitas adalah seluruh komponen modal dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan.

Menurut Kasmir (2012:204) rasio ini bisa dikatakan sebagai rasio yang

paling penting dalam keuangan perusahaan. Return On Equity (ROE) mengukur

pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Rasio ini menunjukan efisiensi modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

2.1.2 Kebijakan Dividen 2.1.2.1 Definisi Dividen

Keuntungan yang didapat oleh investor ketika berinvestasi pasa suatu perusahaan dapat berupa dividen. Dividen merupakan suatu imbalan balas jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada para pemegang saham, yang berasal dari laba perusahaan. Jumlah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki masing masing pemegang saham.

Dividen menurut Agus Sartono (2008:281) adalah sebagai berikut:

“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para


(20)

Sedangkan dividen menurut Kieso et al (2011:785) adalah sebagai berikut:

“Dividen adalah distribusi oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya secara pro rata (proporsional dengan dasar kepemilikan)”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian secara berkala yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dengan dasar pembagian adalah sebesar kepemilikan saham yang dimiliki.

2.1.2.2 Jenis Dividen Dan Pembayarannya

Salah satu keuntungan memiliki saham adalah memperoleh dividen. Pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada juga pembayaran dividen dilakukan dalam bentuk pemberian saham, bahkan juga dalam bentuk pemberian property.

Menurut Irham Fahmi (2012:273) ada beberapa jenis dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen yaitu:

1. Dividen Tunai (Cash Dividends)

Yaitu dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan.

2. Dividen Property (Property Dividens)

Yaitu suatu distribusi keuntungan perusahaan dalam bentuk property atau barang.


(21)

3. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividens)

Yaitu distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham dalam hal perusahaan tersebut dilikuidasi.

2.1.2.3 Definisi Kebijakan Dividen

Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flow pada suatu periode tertentu, manajemen akan dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan (retained

earning). Keputusan inilah yang dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu

menentukan seberapa besar proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen. Kebijakan dividen menurut Abdul Halim (2010:96) adalah sebagai berikut: “Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang”. Sedangkan kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) adalah

sebagai berikut:

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen merupakan sebuah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan sebagai deviden atau sebagai laba ditahan.


(22)

2.1.2.4 Macam-Macam Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya bisa bermacam. Menurut Bambang Riyanto (2010:269) menyatakan bahwa ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen yang stabil.

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan. Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout ratio

yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen

payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per

lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.


(23)

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.

Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Bambang Riyanto (2010:267), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Posisi Likuiditas Perusahaan

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.

2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan

sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen

payout ratio yang rendah.

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya,


(24)

dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya.

4. Pengawasan Terhadap Perusahaan

Pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “control”

terhadap perusahaan, berarti mengurangi “dividen payout ratio”nya.

2.1.2.6 Aspek-Aspek Kebijakan Dividen

Menurut I Made Sudana (2011:171) aspek-aspek kebijakan dividen adalah sebagai berikut :

1. Stabilitas Dividen

Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik dari pada perusahaan yang membayar dividen secara fluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya.

2. Target Payout Ratio

Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividen payout ratio jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil.

3. Dividen Reguler Dan Dividen Ekstra

Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan Memberikan dividen ekstra disamping dividen reguler. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi sifatnya sementara.


(25)

2.1.2.7 Indikator Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio)

menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.

Dividend Payout Ratio (DPR) menurut I Made Sudana (2011:24) adalah

sebagai berikut:

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah persentase laba yang dibayarkan dalam

bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.

Sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) menurut Agus Sartono

(2010:491) adalah sebagai berikut:

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio pembayaran dividen dalam

bentuk persentase laba yang dibayarkan sebagai dividen”.

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Dividend

Payout Ratio (DPR) merupakan persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk

dividen bagipemegang saham.

Adapun rumus dividend payout ratio sebagai berikut :


(26)

Sebelum menilai Dividen Payout Ratio (DPR), ada baiknya investor mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah:

1. Dividend Per Share

2. Earning Per Share

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi komponen-komponen Dividen

Payout Ratio (DPR) yang telah dipaparkan sebelumnya:

1. Menurut Nor Hadi (2013:79) menyatakan Dividen Per Share (DPS)

merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar dividen yang diperoleh per lembar saham yang dimiliki oleh investor.

2. Menurut Irham Fahmi (2012:83) menyatakan Earning per share (EPS) atau

pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.

2.1.3 Nilai Perusahaan

2.1.3.1 Definisi Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan

dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan

dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.


(27)

Nilai perusahaan menurut I Made Sudana (2011:8) adalah sebagai berikut:

“Nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang”.

Sedangkan nilai perusahaan menurut Agus Sartono (2008:478) adalah

sebagai berikut:

“Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham dan terkait dengan keberhasilan perusahaan mengelola perusahaan.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Rasio Nilai Perusahaan

Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Menurut Irham Fahmi (2012:83) rasio ini terdiri dari :

1. Price Earning Ratio (PER).

Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham.


(28)

2. Price Book Value (PBV).

Rasio ini mengukur seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi.

2.1.3.3 Indikator Nilai Perusahaan

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan Price Book Value (PBV)

karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham.

Price Book Value (PBV) menurut Irham Fahmi (2012:83) adalah sebagai

berikut:

Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar harga

saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya”.

Sedangkan Price Book Value (PBV) menurut Farah Margareta (2011:27) adalah sebagai berikut:

Price Book Value menggambarkan seberapa besar menghargai nilai buku saham


(29)

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Price Book

Value (PBV) merupakan rasio yang mengukur besarnya harga saham yang

terdapat dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio nilai pasar atau nilai buku atau Price Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:

(Irham Fahmi, 2012: 84)

Sebelum menilai Price Book Value (PBV), ada baiknya investor

mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah:

1. Harga Per Saham 2. Nilai Buku Per Saham

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi komponen-komponen Price Book

Value (PBV) yang telah dipaparkan sebelumnya:

1. Menurut Irham Fahmi (2012:84) menyatakan Harga per saham merupakan

harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

2. Menurut Irham Fahmi (2012:84) menyatakan Nilai buku per saham merupakan

perbandingan antara harga saham per bukunya dihitung sebagai hasil bagi ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.


(30)

2.2. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan dan mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Berdasarkan telaah pustaka serta penelitian terdahulu, maka penelitian ini menjelaskan nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan kebijakan dividen.

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio yang dapat mewakili keuangan perusahaan, dimana meningkatkan kinerja keuangan perusahaan akan meningkatkan return yang akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang mewakili kinerja yang baik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dengan jalan membeli saham-sahamnya.

Menurut Kasmir (2012:196) menyatakan bahwa:

“Profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika manajer mampu

mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih sehingga profit yang dihasilkan menjadi lebih besar. Besar kecilnya profit akan mempengaruhi nilai perusahaan”.

Sedangkan menurut Suad Husnan (2001:371) menyatakan bahwa:

“Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba


(31)

Putu Yunita Saputri Dewi (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa:

“Profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi juga nilai perusahaan karena investor akan membeli saham”.

Menurut Sukma Mindra (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa:

“Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan”.

Sedangkan dalam penelitian oleh Li- Ju Chen dan Shun- Yu Chen (2011) menyatakan bahwa: “The results confirmed thet profitability has a positive effect

on firm value”.

2.2.2 Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan

Melalui kebijakan dividen ini pada akhirnya manajer keuangan hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemiliknya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan sangat ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya.

Menurut Sutrisno (2010:266) menyatakan bahwa:

“Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan jadi semakin besar


(32)

Sedangkan menurut Abdul Halim (2010:96) menyatakan bahwa:

“Apabila deviden yang dibayarkan tinggi dianggap perusahaan mempunyai

prospek tingkat keuntungan yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen dianggap prospek tingkat keuntungan yang kurang baik. Tingginya

tingkat pembayaran dividen akan meningkatkan nilai perusahaan”.

Mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

dikemukakan oleh Luh Putu Novita Sartini (2012) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa:

“Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan mengindikasikan semakin tinggi pembayaran dividen kas suatu perusahaan akan menimbulkan sinyal positif bagi para pemegang saham dan menyebabkan peningkatan harga saham perusahaan serta berdampak terhadap peningkatan nilai Perusahaan”.

Penelitian oleh Oktavina Tiara Sari (2011)menyatakan bahwa:

“Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini menunjukan bahwa pembayaran deviden yang semakin meningkat merupakan signal positif yang menyatakan bahwa prospek perusahaan semakin baik sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat”.

Sedangkan menurut Uwalomwa et all (2012) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa:

Based on the first hypotheses, the study observed that firm performance has a


(33)

Berdasarkan paparan diatas maka dikembangkan suatu paradigma penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:84) menyatakan hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi. Dengan kata lain hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data sampel.

Berdasarkan kerangka pemikran diatas, maka dibutuhkan suatau pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X1 dan X2 (Profitabilitas dan Kebijakan Dividen) terhadap variabel Y (Nilai Perusahaan).

Profitabilitas (X1) Kasmir (2012:196) Irham Fahmi (2012:68)

Kebijakan Dividen (X2) Abdul Halim (2010:96) I Made Sudana (2011:167)

Nilai Perusahaan (Y) I Made Sudana (2011:8) Agus Sartono (2010:478)

Sutrisno (2010:266) Abdul Halim (2010:96)

Uwalomwa et all (2012)

Oktavina Tiara Sari (2011)

Luh Putu Novita Sartini (2012) Kasmir (2012:196)

Suad Husnan (2001:371)

Putu Yunita Saputri Dewi (2014) Sukma Mindra (2014)


(34)

Dari kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

H2: Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.


(35)

30

3.1 Metode Pendekatan

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, sistematis”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Penelitian terapan menurut Sugiyono (2010:40) adalah sebagai berikut:

“Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan

mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis”.

Metode yang digunakan penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.


(36)

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:147) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2011:55) adalah sebagai berikut:

“suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif digunakan untuk pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian seseorang lembaga masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.

Adapun pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (2010:13) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji


(37)

3.2. Operasionalisasi Variabel

Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:31) operasional variabel didefinisikan sebagai berikut:

“Operasional variabel adalah proses penguraian variabel penelitian keadaan sub variabel, dimensi, indikator sub variabel dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor”.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui pengaruh satu variabel lainnya dalam hubungan yang sifatnya kausal, artinya suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya dalam hubungan sebab-akibat (Sugiyono, 2011:62). Variabel penelitian ini menggunakan dua kategori utama yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas menurut Sugiyono (2010:4) adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

Sedangkan variabel bebas menurut Uma Sekaran (2009:117) adalah

sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negative”.


(38)

Data yang menjadi variabel bebas (Varaibel X) adalah Profitabilitas dan Kebijakan Dividen.

2.Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2010:33) adalah sebagai berikut:

“Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Nilai Perusahaan. Operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Profitabilitas (X1)

profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan. (Kasmir, 2012:196) x100% (Kasmir,2012:204) Rasio Kebijakan Dividen (X2)

Kebijakan Dividen adalah

keputusan apakah laba yang

diperoleh perusahaan akan

dibagikan kepada pemegang

saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang.

(Abdul Halim, 2010:96)

(I Made Sudana, 2011:24)

Rasio

Nilai Perusahaan (Variabel Y)

Nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang.

(I Made Sudana, 2011:8) (Irham Fahmi, 2011: 84)


(39)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, berikut ini penjelasan mengenai rasio.

Ukuran rasio menurut Moh. Nazir (2010:132) adalah sebagai berikut:

“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”.

Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

3.3 Sumber Data

Sumber data menurut Arikunto (2010:172) adalah sebagai berikut:

“sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.

Data sekunder menurut Sugiyono (2010:137) adalah sebagai berikut:

“sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.

Data-data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data tersebut bersifat kuantitatif mengenai laporan keuangan tahunan, dengan menggunakan data sekunder peneliti memperoleh data atau informasi yang berhubungan mengenai profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai


(40)

perusahaan pada perusahaan sektor farmasi informasi tersebut berupa data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu diperoleh dari Indonesia Stock Exchange

(www.idx.co.id).

3.4 Populasi, Sampel Dan Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa yang disebut populasi.

Populasi menurut Umi Narimawati (2010:161) adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.

Sedangkan populasi menurut Sugiyono (2011:61) adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Berikut ini adalah daftar perusahaan sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(41)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN

1. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk

2. INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk

3. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

4. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

5. MERK PT. Merck Tbk

6. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk

7. SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk

8. SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

9. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk

Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan data tersebut, maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 9 x 5 = 45 laporan keuangan pada sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana 10 merupakan jumlah perusahaan sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan 5 adalah tahun yang dijadikan sampel yaitu 2009-2013.

3.4.2 Penarikan Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:120) adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


(42)

Sedangkan sampel menurut Umi Narimawati (2010:161) adalah:

“Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian ini”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling purposive.

Sampling purposive menurut Sugiyono (2011:85) adalah sebagai berikut:

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu”.

Jumlah sampel yang dianjurkan dalam suatu penelitian menurut Hair et al (2006:196) diungkapkan bahwa: in addition to its role in determining statistical power, sample size also affect the generalizability of the result by the ratio of observation to the independent variables. A general rule is that the ratio should be never fall below 1 : 15, meaning that five observations are made for each independent variable in the variate.

Berdasarkan teori tersebut, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 15 x 2 variabel yaitu 30 buah sampel.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan sektor Farmasi dari tahun 2009 – 2013 jadi jumlah sampelnya 30 laporan keuangan. Perusahaan yang diteliti adalah PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Merk Tbk, PT. Tempo Scan Pasific Tbk, PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk dan PT. Darya Varia laboratorium Tbk.


(43)

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang akan digunakan adalah:

1. Tercatat sebagai emiten yang masih terdaftar di BEI sejak tahun 2009 sampai

2013.

2. Perusahaan yang terus menerus melaporkan laporan keuangannya dari tahun

2009 sampai 2013.

3. Perusahaan yang selalu membagikan dividen dari tahun 2009 sampai 2013.

Tabel 3.3

Kriteria Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN

Kriteria

1 2 3

1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk

2. PT. Indofarma (Persero) Tbk

-3. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

4. PT. Kalbe Farma Tbk

5. PT. Merck Tbk

6. PT. Pyridam Farma Tbk -

7. PT. Schering Plough Indonesia Tbk - -

8. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

9. PT. Tempo Scan Pacific Tbk


(44)

Berdasarkan kriteria tersebut maka didapatkan daftar Perusahaan sektor Farmasi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Sampel Penelitian

NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN

1. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk

2. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

3. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

4. MERK PT. Merck Tbk

5. SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

6. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk

Berdasarkan data tabel tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 6 x 5 = 30 sampel yang terdiri dari laporan keuangan sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana 6 merupakan jumlah laporan keuangan sektor Farmasi yang terdaftar di BEI sebagai sampel dan 5 merupakan tahun yang dijadikan sampel yaitu 2009-2013.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.3.1Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190. Dengan memperoleh data sekunder melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bandung yang berlokasi di Jl.Veteran No. 10.


(45)

3.4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Secara lebih rinci waktu penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Waktu Penelitian Taha

p Kegiatan

Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Agustus 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I PERSIAPAN

a. Persiapan Judul

b. Pengajuan

Proposal

c. Pengajuan judul

d. Mencari

Perusahaan

II USULAN

PENELITIAN

a. Persiapan UP

b. Penyusunan UP

c. Bimbingan UP

d. Seminar UP

e. Revisi UP

f. Penyusunan

Skripsi

g. Pengolahan dan Analisis Data

h. Bimbingan Skripsi

i. Revisi Skripsi

III PELAPORAN

a. Sidang Skripsi b. pengumpulan draf skripsi


(46)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2011:244) adalah sebagai berikut:

“Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar yang ditetapkan”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada tahap ini, penulis mengambil data-data sekunder berupa dokumen berbentuk laporan keuangan perusahaan industri manufaktur sektor farmasi pada periode 2009-2013, dimana data tersebut dapat langsung diakses di www.idx.co.id. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data profitabilitas, kebijakan dividen dan nilai perusahaan serta informasi -informasi lainnya yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan (Library Research) dilakukan untuk memperoleh data

ataupun teori yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitiaanya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca, mempelajari berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku-buku, laporan-laporan serta bahan-bahan lain yang erat hubungannya dengan masalah yang akan dibahas penulis, sehingga dapat membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian ini.


(47)

3. Dokumentasi (Documentation)

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini menelaah atau mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi berupa laporan keuangan berupa kinerja keuangan dan ICM khususnya pada sektor farmasi yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia.

3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain”.

Menurut Sugiyono (2010:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Menurut Sugiyono (2011:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan


(48)

hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas :

a. Uji Normalitas

Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji normalitas sebagai berikut:

“Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen

atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dasar pengambilan keputusan menurut bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar

normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(49)

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji mormalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas

sebagai berikut:

“Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen”.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan 0. Untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat:

- nilai tolerance dan lawannya


(50)

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Rumus untuk menghitung VIF adalah sebagai berikut :

Sumber : Gujarati ( 2003: 351)

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan

variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam

data tidak terdapat Multikolinieritas. (Gujarati, 2003: 362).

c. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser yaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas

terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka

kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2003: 405).

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga VIF =


(51)

bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar (2011:182) uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

“Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.

Cara untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam uatu model

regresi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji

Durbin-Waston digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lagi di antara variable bebas. Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Rumus perhitungan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi tersebut adalah sebagai berikut:

Sumber: Gujarati (2003:467)

 

2

2 1

t t t

e e e DW


(52)

Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan secara umum adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada auto korelasi positif Non Decision dl<d<du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4dl<d<4

Tidak ada korelasi negative No Decision 4du ≤d ≤4dl

Tidak ada auto korelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du<d<4du

Sumber: Gurajati (2003:470)

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun pengertian analisis regresi linear berganda menurut Umi Narimawati (2008:5) sebagai berikut:

“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti

pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Data harus berskala interval;

b. Variabel bebas terdiri lebih dari dua variabel; c. Variabel tergantung terdiri dari satu variabel;


(53)

d. Hubungan antara variabel bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung;

e. Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variabel bebas tidak boleh berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah misalnya 0,01; f. Tidak boleh terjadi autokorelasi. Akan terjadi autokorelasi jika angka Durbin

dan Watson sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1-4;

g. Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka dipergunakan simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka

Standard Error of Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku

(Standard Deviation). Jika angka Standard Error of Estimate (SEE) <

simpangan baku (Standard Deviation) maka model dianggap selaras; dan

h. Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi.

Model regresi layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi < 0,05 (dengan presisi 5%) atau 0,01 (dengan presisi 1%).

Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono 2011) Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2= 0)


(54)

β1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terikat Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.

β2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terikat Y, apabila variable bebas X1 diangap konstan.

X1 = Profitabilitas X2 = Kebijakan Dividen

3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi Pearson

Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala interval atau rasio (parametrik) yang dalam SPSS disebut scale, yang dalam hal ini pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan.

Menurut Umi Narimawati (2011:49), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y, dapat menggunakan

pendekatan korelasi Pearson dengan rumus dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah data

X = Variabel Bebas (Independen)


(55)

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(1)

216

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Yusrina Nur Shabrina Tempat tanggal lahir : Bandung, 19 Oktober 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

No HP : 085722797969

Email : Yusrinasabrina@gmail.com

Alamat : Jln Cigiringsing No 13 RT 04 RW 17 Desa Girimekar Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.

DATA PENDIDIKAN

TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH XIX 1998 – 1999

SDN ANDIR KIDUL II 2000 – 2005

SMPN 50 BANDUNG 2006 – 2008

SMAN 24 BANDUNG 2009 – 2011

Sampai sekarang masih tercatat sebagai Mahasiswi di UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Bandung tahun pendidikan 2014/2015.


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh Jenjang Strata-1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari doa dan dukungan dari berbagai pihak, terutama kepada Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., CA sebagai dosen pembimbing yang telah senantiasa meluangkan waktu dan membimbing penulis. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Seogoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi. 3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi


(3)

vii

4. Wati Aris Astuti, SE., M.si.,Ak. dan Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak. selaku penguji yang telah berkenan memberikan kritikan sekaligus masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Komputer Indonesia.

6. Keluarga besar khususnya Ibu, Ayah, Kakak, dan Adikku tercinta yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Pendukung setia penulis Faizal Fariz Setiadi, atas dukungan, perhatian, nasehat serta dorongan semangatnya.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis De Lusi Nur Latifah, Lidya Salsa Nadisya, Sarah Andryani, Vina Hendriyana, Bunga Rosalia, Winda Mardiana, Andani, Resti, Dila, Esia, Neta, Ari, Denny, Nindi, Mega, Irma, Aliyyu, gita yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

9. Teman-teman AK-1 dan semua pihak yang membantu penulis terima kasih atas semua dorongan, semangat, motivasi serta doa kepada penulis.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi yang memerlukannya dan segala kelapangan hati penulis menerima segala saran dan kritik terhadap penulisan usulan penelitian ini untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, Agustus 2015


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

1 41 6

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN UTANG DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013

2 11 87

Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

7 71 108

Pengaruh Kebijakan Hutang dan Keputusan Investasi terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

2 19 81

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2013

1 12 66

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kebijakan Dividen, Cash Holding, Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Perusahaan LQ – 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013

2 11 124

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas Kebijakan Dividen Dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013.

0 2 14

Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 64

Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 27

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2013

0 0 12