makalah variabel dan hipotesis penelitia

Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika

MAKALAH
“HIPOTESA DAN VARIABEL PENELITIAN”
Dosen Pengampu :
Dr. Betty Marisi Turnip, M.Pd
Yulifda Tanjung S.Pd.,M.Pd

Oleh :
Kelompok 2
Mega Furi Handayani

4152121027

Mhd Abdillah Fikri

4151121039

Mika Febriani Siahaan

4153121041


Nurhayani

4151121049

Nur Maharani

4152121032

Nur Setiana

4152121033

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunianya kita selalu diberikan kesehatan dan kesempatan
terutama kepada penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Fisika yang berjudul “hipotesa dan variabel penelitian” ini.
Ucapan terima kasih kepada para pendukung penulis di dalam
menyelesaikan tugasnya, terkhususnya kepada Ibu Dr. Betty Marisi Turnip, M.Pd
dan Yulifda Tanjung S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah yang banyak memberi
bimbingan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2017
Penulis

Kelompok 2

1


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................1
BAB II IDENTITAS BUKU .....................................................................2
2.1 Buku Penelitian Pendidikan....................................................2
2.2 Buku Metoda Penelitian Pendidikan......................................2
2.3 Buku Metode Penelitian .......................................................2
BAB III RINGKASAN BUKU..................................................................3
3.1 Penelitian Pendidikan.............................................................3
3.2 Metoda Penelitian Pendidikan................................................6
3.3 Metode Penelitian..................................................................11
BAB IV PENILAIAN TERHADAP BUKU.............................................18
4.1 Penelitian Pendidikan.............................................................18
4.2 Metoda Penelitian Pendidikan................................................18
4.3 Metode Penelitian..................................................................19
BAB V PENUTUP......................................................................................20

5.1 Kesimpulan ............................................................................20
5.2 Saran ......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan metode ilmiah dalam kegiatan

keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dengan fakta empirik didunia nyata. Hubungan nyata ini
lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar pada variabel, sedangkan
hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan,
menguji hubungan antara fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel.

Pendekatan penelitian semacam ini bermasalah pada saat menguji teori. Hal ini
dilakukan melalui pengujian variabel-variabel dalam rangka menguji atau
mengubah teori.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini
hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan hipotesis
penelitian sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa. Sehigga penulis merasa
bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah satu latar belakang yang
sangat besar terhadap tulisan ini.
1.2

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Variabel dan hipotesis penelitian.
2. Apa sajakah Jenis-jenis Variabel.
3. Apa sajakah Jenis-jenis Hipotesis.
4. Bagaimana karakteristik dari Variabel.
1.3

Tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian Variabel dan hipotesis penelitian.
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Variabel.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Hipotesis.
4. Untuk mengetahui karakteristik dari Variabel.

1

BAB II
IDENTITAS BUKU
2.1

2.2

Buku Pertama
1. Judul Buku
2. Pengarang
3. Penerbit
4. Tahun Terbit
5. Kota Terbit
6. Tebal Buku

7. ISBN

: Penelitian Pendidikan
: Prof.Dr.H Wina Sanjaya M.Pd
: Kencana Prenada Media Grup
: 2013
: Jakarta
: 314 Halaman
: 978-602-9413-96-0

Buku Kedua
1. Judul Buku : Metoda Penelitian Pendidikan
2. Pengarang

: Prof.Dr. Sugiono

3. Penerbit

: CV.ALVABETA


4. Tahun terbit : 2009
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 293 Halaman
7. ISBN
2.3

: 979-8433-71-8

Buku Ketiga
1. Judul Buku : Metode Penelitian
2. Pengarang

: Moh. Nazir, Ph.D

3. Penerbit

: Ghalia Indonesia

4. Tahun terbit : 1988
5. Kota Terbit : Jakarta

6. Tebal Buku : 622 halaman
7. ISBN

: 979-450-173-5

BAB III
RINGKASAN BUKU

2

3.1

Sumber: Penelitian Pendidikan

A. Variabel Penelitian
1. Pengertian Dan Jenis Variabel Penelitian
Dalam eksperimen perlu diperhatikan masalah variabel penelitian, sebab
pada dasarnya penelitian itu untuk melihat pengaruh variabel yang satu terhadap
variabel yang lain. Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan
(treatment) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil

eksperimen. Karena penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel
itu bisa kita kelompokkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat atau tergantung (dependent variable).
Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena

yang

diobservasi.

Dalam

bidang

pendidikan,

kondisi

yang


dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang diterapkan oleh peneliti.
Variabel ini biasa dilambangkan dengan variabel “X”, contohnya adalah
penggunaan metode mengajar tertentu, penggunaan media, penggunaan paket
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan variabel tergantung atau terikat (dependent
variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang muncul atau yang
tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variabel
bebas. Jenis variabel ini biasa dilambangkan dengan variabel “Y” contohnya
prestasi belajar, motivasi belajar, dan lain sebagainya.
Jadi, dalam penelitian eksperimen peneliti ingin melihat apa yang terjadi
pada variabel “Y” sebagai variabel terikat/tergantung seandainya variabel “X”
sebagai variabel bebas dimanipulasikan. Contohnya, peneliti ingin melihat apakah
metode diskusi mempunyai pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar atau tidak
pada siswa kelas 3 SMU dalam mata pelajaran ekonomi. Manakala peneliti
menggunakan desain eksperimen dengan kelompok control, maka untuk melihat
ada atau tidaknya adanya pengaruh, peneliti harus mempunyai dua kelompok
subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen adalah kelompok yang dikenakan perlakuan (treatment), yakni subjek

3

yang diajar dengan metode diskusi; sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan, misalnya pelajaran ekonomi dengan
metode biasa. Pada akhir eksperimen, peneliti membandingkan prestasi belajar
yang diperoleh kedua kelompok tadi. Seandainya kelompok eksperimen lebih baik
dibandingkan kelompok control, maka perbedaan itu kemungkinan disebabkan
oleh penggunaan diskusi.
B. Hipotesis Penelitian
1. Hakikat Hipotesis Penelitian
Setiap kerja penelitian pada dasarnya merupakan usaha pemecahan masalah
melalui pengumpulan dan penganalisaan data secara empiris. Oleh sebab itu,
kedudukan dan keberadaan data dalam setiap penelitian sangat diperlukan.
Untuk lebih memudahkan pencarian data yang relevan dengan masalah
penelitian diperlukan hipotesis. Sebab, dengan hipotesis seluruh kegiatan
penelitian akan terarah dan jelas. “Tanpa hipotesis, maka proses pengumpulan
data itu merupakan suatu usaha pencarian secara membabi buta. Sebab, hipotesis
itu memberikan pedoman dan pengarahan pada penyelidikan dan pemecahan
masalah” (Kartini Kartono, 1986). Mengapa demikian? Karena data yang tersedia
itu sangat banyak, sehingga membuat kita sulit memilihnya.
Tuckman (1986) menjelaskan : “ A hypothesis is an expectation about
events, based on generalization of the assumed relationship between variables”.
Jadi dalam setiap rumusan hipotesis terdapat jawaban atau harapan berdasarkan
generalisasi. Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang
perlu diuji melalui pengumpulan data dan analisis data. Namun demikian,
walaupun hipotesis sifatnya hanya jawaban sementara, bukanlah jawaban yang
asal jawaban. Jawaban itu harus didasarkan pada kenyataan dan fakta-fakta yang
muncul berdasarkan hasil studi pendahuluan kita, kemudian dari berbagai fakta
tersebut dirumuskan keterkaitannya antara variabel satu dengan variabel lainnya,
sehingga pada akhirnya, berdasarkan hasil pemikiran tersebut akan terbentuk
suatu konsep atau kesimpulan sementara yang akan diuji kebenarannya. Oleh
sebab itu, perumusan hipotesis tergantung kepada pemahaman tentang
permasalahan serta gejala-gejala yang tampak. Sebab, walaupun sifatnya hanya

4

sementara, perumusannya harus dilandaskan teori, sehingga benar-benar menjiwai
penelitian ilmiah.
2. Teknik Merumuskan Hipotesis
Pada dasarnya dalam merumuskan hipotesis secara umum tidak ada
aturannya. Namun agar hipotesis itu berfungsi sebagai penuntun dalam proses
penelitian

khususnya

dalam

mengumpulkan

data

penelitian,

teknik

merumuskannya dapat mengikuti saran-saran sebagai berikut :
a. Hipotesis itu hendaknya menyatakan pertautan antara dua atau lebih
variabel. Kerlinger (1973) mengemukakan : “A hiphotesis is a conjectural
statement of the relation between two or more variables”. Hal itu
dikarenakan penelitian ilmiah itu sendiri sebagai suatu proses untuk
mengungkap keterkaitan baik dalam bentuk pengaruh, hubungan, atau
sekedar perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lain.
b. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat
peryataan (statement). Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai jawaban
sementara atas suatu permasalahan yang diajukan, sehingga peneliti hanya
bekerja untuk menguji penerimaan dan penolakan jawaban sementara itu
berdasarkan data yang terkumpul dan tidak diganggu oleh hal-hal lain yang
tidak berkaitan dengan pengujian tersebut.
c. Hipotesis sebaiknya dirumuskan dalam kalimat yang jelas dan padat.
Rumusan yang bersifat umum, akan menyulitkan dalam pengumpulan dan
pengolahan data.
d. Hipotesis itu hendaknya dapat diteliti. Rumusan hipotesis yang baik harus
dapat menggambarkan akan ketesediaan data yang cukup memadai,
sehingga dapat diuji.
Selain hal tersebut, Surachmad (1987), mengemukakan cirri-ciri hipotesis
yang baik :
1. Hipotesis harus tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh penyelidik.
2. Hipotesis harus dapat diuji. Hipotesis yang baik senantiasa menunjukkan
variabel-variabel yang dapat diukur dan dibanding-bandingkan.

5

3. Hipotesis

harus

sederhana dan terbatas, guna untuk mengurangi

kesalahpahaman yang timbul dari perbedaan-perbedaan pengertian dan sifat
terbatas dimaksudkan sebagai penjelasan mengenai luas dan dalamnya
masalah yang diselidiki.
Rumusan hipotesis yang baik sangat diperlukan dalam suatu proses
penelitian, selain berperan sebagai pengarah, juga hipotesis tersebut memiliki
daya ramal yang kuat yang dapat menunjang terhadap pembentukan suatu konsep
dan prinsip.
3. Jenis-Jenis Hipotesis
Hipotesis terdiri atas beberapa jenis. Dilihat dari rumusan masalah yang
hendak diteliti, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis umum dan hipotesis
khusus. Hipotesis umum atau juga disebut hipotesis mayor, adalah hipotesis yang
dirumuskan untuk menjawab sementara dari masalah yang bersifat umum,
sedangkan hipotesis khusus adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan khusus sebagai penjabaran dari masalah umum.
4. Hipotesis dan Anggapan Dasar
Kalau hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang
perlu dibuktikan penerimaannya dan penolakannya, maka anggapan dasar adalah
simpulan yang sudah benar adanya, sehingga peneliti tidak perlu lagi mengujinya.
Anggapan dasar perlu dirumuskan untuk memberikan keyakinan bahwa variabelvariabel yang terkandung dalam masalah penelitian bisa diuji. Jadi dengan
demikian, melalui anggapan dasar akan memberikan keyakinan pada peneliti
untuk dapat menarik simpulan dari proses penelitiannya. Oleh sebab itu, rumusan
hipotesis harus bersandar pada anggapan dasar yang benar.
3.2

Sumber : Metoda Penelitian Pendidikan

A. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang terbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti di pelajari sehingga di proleh informasi tentang
hal tersebut. Teori variabel didenifinisikan sebagai antribut seseorang atau objek,
yang mempunyai “variasi “ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
6

dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady. 1981). Variabel merupakan atribut
dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi , Berat badan, sikap, motivasi,
kepemipinan, disiplin kerja, merupakan atribut – atribut dari setiap orang. Berat,
ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut- atribut dari abjek. Struktur
organisasi, model pendelegasian, kepemipinan, pengawasaan, koordinasi,
prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan adalah merupakan
contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
Variabel karena ada variasinnya. Misalnya berat badan dapat dikatakan
variabel, karena berat badan sekolompok orang itu bervariasi antara satu orang
dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar, kemampuan guru dapat juga
dikatakan sebagai variabel karena misalnya prestasi belajar dari seklompok murid
tertentu, maka harus ada variasinnya bukan dikatakan variabel. Berdasarkan
variasi penelitian didasarkan sumber data atau objek yang bervariasi.
Kerlinger(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak ( constructs)
atau sifat yang dipelajari.misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain –lain.
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dikatakan suatu sifat diambil dari nilai yang
berbeda ( different values). Variabel ini merupakan suatu yang bervariasi. Menurut
Kidder(1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas ( qualities)
dimana penelitin mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , objek atau kegiatann yang
mempunyai variasi tertentu ditatapkan oleh peneliti.
2. MACAM – MACAM VARIABEL
a. Variabel independen, variabel ini disebut variabel stimulus, predictor,
antececedent. Dalam bahasa indinesia variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat) dalam SEM
( Structurul E quation modeling / permodelan persamaan structural, variabel
dependen yang di sebut variabel indogen.
b. Variabel dependen : disebut variabel output, criteria , konsekuen, atau sering
disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

7

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM
persamaan structural, variabel dependen desebut sebagai variabel indogen.
c. Variabel moderator : adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Varibel disebut juga sebagai variabel
independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik
(kuat )kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada fihak
ketiga ikut mencampuri. Disini anak sebagai sebagai variabel moderator
yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel
moderator yang memperlemah hubungan, hubungan motivasi dan prestasi
belajar akan semakin kuat bila peranan guru dan menciptakan iklim belajar
sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila perenan guru kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
d. Variabel intervening : tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable
is that factor that theoretically affect the manipulate “ variabel intervening
adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak lansung dan
tidak dapat diamati dan diukur. Variabel adalah variabel merupakan variabel
penyela terletak diantara variabel independen dan variabel dependen,
sehingga variabel variabel independen tidak lansung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
e. Variabel control : variabel dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
factor luar yang tidak teliti. Variabel control digunakan oleh penelitian
bersifat membandingkan.
Rumusan masalah penelitian melalui study pendahuluan objek penelitian,
sehingga setelah dirumuskan teryata masalah itu tidak menjadi masalah pada
objek penelitian
B. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis pnelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hiportesis. Penelitian

8

bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada
fakta empiris yang diproleh oleh pengumpulan data. Hipotesis dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik dengan data.
Penelitian merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hi[potesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan
diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis penelitian dan hipotesis statistic. Pengertian hipotesis penelitian
seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistic itu ada, bila
penelitian bekerja dengan sample. Jika penelitian tidak menggunakan sampel,
maka tidak ada hipotesis statistic.
Terjadi hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian
dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan mendapat hipotesis penelitian
tetapi tidak aka nada hipotesis statistic. Bahwa hipotesis itu berupa jawaban
sementara terhadapan ruusan masalah dan hipotesis itu berupa jawaban sementara
terhadapan rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan
hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil ). Hipotesis kerja
disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal sedangkan hipotesis nol
dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalanya.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif

dan hipotesis nol

dinyatakan dalam kalimat negative. Dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis alternative ( hipotesis alternative tidak sama dengan hipotesis kerja ).
Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dulu adalah hipotesis penelitian
terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian membuktikan hasil pengujian
hipotesis itu signifikansi atau tidak, maka diperlukan hipotesis statistic. Teknik
statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah statistic. Teknik

9

statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah ststistic inferensial.
Statistic yang bekerja dengan data populasi adalah statistic deskriptif
Dalam hipotesis statistic yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang
menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji
hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sample dan
populasi atau statistic dan parameter. Parameter adalah ukuran – ukuran yang
berkenaan dengan populasi, dan statistic di sini diartikan sebagai ukuran – ukuran
yang berkenaan dengan populasi, dan statistic disini di artikan sebagai ukuran –
ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistic disini diartikan sebagai
ukuran – ukuran yang berkenaan dengan sample.
1. Bentuk – bentuk hipotesis
Bentuk – bentuk penelitian terkait rumusan masalah penelitian. Dilihat
tingkat eksplanasinnya, maka bentuk rumusan masalah penelitian.ada tiga yaitu :
rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ), komparatif ( pembandingan) dan
asosiatif ( hubungan ).
a. Hipotesis Deskriptif
Jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan
dengan variabel mandiri
b. Hipotesis Komparatif
Jawaban sementara terhadap rumusan masalah komperatif. Pada rumusan
ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda .
c. Hipotesis Asosiatif
Jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1) Rumusan Masalah Asosiatif
Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah
2) Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemipinan
kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah
3) Hipotesis Statistik

10

2. Karateristik hipotesis yang baik
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan
keadaan variabel pada berbagai sample, dan merupakan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih .
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan ,metode – metode
penelitian .

3.3

Sumber : Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih

A. Merumuskan Hipotesa
1. Defenisi Hipotesa
Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
Trelease (1960) memberikan defenisi hipotesa sebagai “suatu keterangan
sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good dan Scates
(1954) menyatakan bahwa “Hipotesa adalah sebuah taksiran atau referensi yang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta
yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya ? Hipotesa adalah pernyataan yang
bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger,1973).
Secara garis besar, kegunaan hipotesa adalah sebagai berikut :
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antarfakta.
Tinggi rendahnya kegunaan hipotesa sangat bergantung dari:
a. Pengamatan yang tajam si peneliti.
11

b. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti.
c. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
d. Metode serta desain penelitian yaang dipilih oleh si peneliti.
2. Ciri-ciri Hipotesa
Hipotesa yang baik, mempunyai ciri-ciri berikut:
a. Hipotesa harus menyatakan hubungan.
b. Hipotesa harus sesuai dengan fakta.
c. Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan
ilmu pengetahuan.
d. Hipotesa harus dapat diuji.
e. Hipotesa harus sederhana.
f. Hipotesa harus bisa menerangkan fakta.
3.

Jenis-jenis Hipotesa
Hipotesa, yang isi dan rumusannya bermacam-macam, dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari pendekatan kita dalam membaginya.
Hipotesa dapat kita bagi sebagai :
a. Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan.
b. Hipotesa kerja vs hipotesa nul.
c. Hipotesa common sense dan ideal.
1. Hipotesa hubungan dan perbedaan
Hipotesa tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesa tentang
hubungan analitis. Hipotesa ini, secara analitis, menyatakan hubungan atau
perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.
2. Hipotesa kerja dan hipotesa nul
Hipotesa nul biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental.Akhirakhir ini hipotesa nul juga digunakan dalam penelitian sosial, seperti
penelitian di bidang sosiologi, pendidikan, dan lain-lain.
Hipotesa kerja biasanya diuji untuk diterima. Hipotesa kerja biasanya
dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu sosial dalam desaian yang
noneksperimental.
3. Hipotesa tentang ideal vs common sense
Hipotesa ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan.
Contohnya, hipotesa sederhana tentang produksi dan status pemilikan tana,
hipotesa mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan

12

antara dosis pemupukan dengan daya tahan terhadap insekta, hubungan
antara kegiatan-kegiatan dalam industri, dan sebagainya.
4. Menggali dan Merumuskan Hipotesa
Dalam memformulasikan atau merumuskan hipotesa, hubungan- hubungan
berikut dapat dijadikan model untuk memudahkan rumusan :
 Suatu hipotesa dapat menegaskan bahwa sesuatu adalah kasus dalam suatu
keadaan, di mana satu objek tertentu, seseorang, situasi, atau kejadian
mempunya suatu ciri tertentu. Misalnya dirumuskan hipotesa yang
menyatakan bahwa Raja Anu adalah orang Aceh, dalam suatu penelitian
dengan metode sejarah.
Good dan Hatt (1952) memberikan empat buah sumber untuk menggali
hipotesa:
a. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk.
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada
penelitian.
c. Analogi juga merupakan sumber hipotesa pengamatan terhadap jagad raya
yang serupa atau pengamatan yang serupa pada ilmu lain, merupalam
sumber hipotesa yang baik.
d. Reaksi individu dan pengalaman.

Masalah
Penelitian

Model
Penyusunan
Matematika
Modal

Pengumpulan
Data

13

Simulasi

Data
Empirik

Data
Hipotetik
Verifikasi

Gambar: Proses merumuskan hipotesa

Contoh rumusan hipotesa serta hubungannya dengan judul penelitian dan
tujuan penelitian.
JUDUL
PENELITIAN
Analisa Pengeluaran

TUJUAN
PENELITIAN
1. Mengetahui

Pembangunan Selama

pengaruh

Pelita I dan II

penjelas
digunakan
penerimaan
14

HIPOTESA

Elastisitas
antara
pengeluaran
variabel
pembangunan adalah
yang positif dan kecil.

pembangunan,
ekspor minyak dan
nonminyak,
minyak

impor

dan

non

minyak serta jumlah
uang

beredar

terhadap pengeluaran
pembangunan.
B. Menguji Hipotesa
Fungsi hipotesa adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang
hubungan tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian.
a. Menguji Hipotesa dengan Konsistensi Logis
Penggunaan logika memegang peranan penting dalam menguji hipotesa
dengan konsistensi logis. Logik adalah cara menalar di mana data diamati dan
dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan
diambil. Ada dua cara dalam memberi alasan, yaitu cara deduktif, (dari umum
menuju spesifik), dan cara induktif, (dari spesifik menuju umum).
b. Menguji dengan Mencocokkan dengan Fakta
Menguji hipotesa adalah dengan mencocokkan dengan fakta. Hal ini sering
dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan. Si peneliti, dalam hal ini,
mengadakan percobaan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
menguji hipotesanya. Pada percobaan tersebut si peneliti menggunakan kontrol.
Kontrol dalamm suatu percobaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Dengan manipulasi fisik; dan
2) Dengan pemilihan bahan atau desain.
C. Memilih Variabel Penelitian
1. Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel
dibagi atas 2 jenis, yaitu variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit
(descrete variable). Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan
variabel bebas. Juga variabel dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel
atribut.
a. Variabel Kontinu

15

Variabel kontinu adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam
jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Contoh variabel ini
misalnya berat, tinggi, luas, pendapatan, dan sebagainya.
b. Variabel Descrete
Variabel descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk pecahan atau desimal di belakang koma. Misalnya, jenis kelamin, terdiri
dari laki-laki atau perempuan.
c. Variabel Dependen dan Variabel Bebas
Variabel bebas adalah antecedent dan

variabel

dependen

adalah

konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel
dependen. Contoh: jika dipikirkan ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan,
di mana dengan bertambahnya pendapatan, konsumsi juga akan bertambah, maka,
konsumsi adalah variabel dependen dan pendapatan adalah variabel bebas.
d. Variabel Moderator dan Variabel Random
Jika dilihat suatu hubungan antarvariabel, biasanya terdapat dependen
tersebut, tetapi dianggap tidak pengaruh utama maka variabel ini dinamakan
variabel moderator. Di samping variabel-variabel tertentu yang nyata-nyata
mempengaruhi variabel dependen, masih terdapat berjenis-jenis variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam persamaan hubungan diatas. Variabel ini dinamakan
variabel raandom.dan pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan error yang timbul
dalam mengadakan estimasi.
e. Variabel Aktif
Variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti dinamakan variabel aktif. Jika
seseorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara menghukum
mahasiswa, maka metode mengajar, cara menghukum, adalah variabel-variabel
aktif, karena variabel ini dapat memanipulasikan.
f. Variabel Atribut
Ada juga variabel-variabel yang tidak bisa dimanipulasikan ataupun sukar
dimanipulasikan. Variabel demikian dinamakan variabel atribut. Variabel-variabel
atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti; intelegensia, jenis
kelamin, status sosial, pendidikan, sikap dan sebagainya.

D. Mendefenisikan Variabel

16

Defenisi terhadap variabel atau konstrak dapat dibagi atas dua, yaitu:
1. Defenisi konstitutif
Defenisi konstitutif adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu
konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. Misalnya kita mempunyai
sebuah konsep, yaitu: area.
2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut. Misalnya kita mempunyai sebuah
konstrak yaitu kemampuan. Misalnya, kemampuan diberikan defenisi sebagai
suatu uji kemampuan dengan suatu standar, seperti standardized archievent test.

BAB IV
PENILAIAN BUKU
4.1

Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama

A. Kelebihan Buku Penelitian Pendidikan
1. Buku dilengkapi dengan peta konsep yang jelas dan sesuai dengan teori
pada buku tersebut sehingga pembaca merasa terbantu dalam memahami
teori tersebut.
2. Materi yang disajikan dalam buku jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Dalam buku menyajikan contoh kasus-kasus yang dapat membantu
pembaca memahami materi
B. Kelemahan Buku Penelitian Pendidikan
1. Penulis tidak membuat rangkuman disetiap akhir Bab, sehingga tidak
memudahkan pembaca mencari hal-hal yang penting dalam materi
4.2

Kelebihan dan Kelemahan Buku Kedua
17

A. Kelebihan Buku Metoda Penelitian Pendidikan
1. Buku metoda penelitian pendidikan ini bagus dimana di lengkapi dengan
teori yang lebih meluas yaitu tentang variabel dan juga hipotesa, dan hurufhuruf yang digunakan dalam buku bisa terbaca dengan jelas dan untuk teori
hipotesis dilengkapi dengan contoh soal yang mudah dimengerti pembaca.
B. Kelemahan Buku Metoda Penelitian Pendidikan
1. Buku metoda penelitian pendidikan ini sudah bagus tetapi kekurangannya
yaitu dalam penyusunan buku antara variabel dan hipotesis kerangka
susunannya berjauhan dalam teorinya sehingga membuat pembaca bingung,
seperti tidak ada keterkaitan diantara kedua bahasan tersebut. Pada
pembahasan variabel tidak dilengkapi dengan contoh sehingga pembaca
sulit untuk mengerti.
4.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku Ketiga
A. Kelebihan Buku Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih
1. Buku Moh. Nazir, Ph.D pada materi merumuskan dan menguji hipotesa
serta memilih variabel materi yang dipaparkan lengkap dengan defenisi,
ciri-ciri, jenis-jenis, contoh dan dilengkapi dengan peta konsep yang mudah
dipahami pembaca.
2. Buku Moh. Nazir, Ph.D memiliki identitas yang lengkap.
B. Kelemahan Buku Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih
1. Kelemahan pada buku Moh. Nazir, Ph.D yaitu diterbitkan pada tahun 1988,
dapat dikatakan tidak up to date.

18

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan

semua tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen. Karena
penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel itu bisa kita
kelompokkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
atau tergantung (dependent variable). Variabel juga dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu
variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable).
Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Jenis-jenis dari Hipotesa adalah
Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan, Hipotesa
Hipotesa common sense dan ideal.
5.2

Saran
19

kerja vs hipotesa nul,

Dari hasil penilaian terhadap ketiga buku ini diharapkan kepada pembaca
agar lebih teliti dalam memilih bahan bacaan yang digunakan sebagai acuan
dalam pembelajaran.Selain itu, untuk penulis buku jika ingin membuat sebuah
buku ada baiknya memakai sampul buku yang menarik minat pembaca untuk
membacanya dan gunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Nazir Moh.1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Sanjaya Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Cv.ALvabeta

20