laporan praktikum dan proses manufaktur.docx

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan teknologi dan kemajuan zaman menuntut adanya
sumber daya manusia yang handal dan siap pakai dan siap diterjunkan dimana
saja sehingga perlu adanya wadah pendididkan formal yang menciptakan
tenaga yang handal dan trampil. Pendidikan saat ini dilaksanakan dalam
perwujudan dan perkembangan teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan
era globalisai, oleh karna itu pendidikan sekarang difokuskan pada pendidikan
professional di lapangan maupun di bengkel.
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan
sebagai dasar untuk materi teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang
sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja
yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar
sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin

produksi. (Sodjana, Abo R.Suasdik.1978)
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman
mahasiswa di dalam praktek maupun teori kerja bangku dan pelat sehingga
kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam
dunia teknik pemesinan

1

1.1 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti arti dari kerja
bangku.
2. Mahasiswa dapat menggunakan mesin dan peralatan yang ada pada
kerja bangku.
3. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan teori saat
praktek.
4. Mahasiswa mampu mengergaji dengan baik dan benar.

1.2 Manfaat
1. Stelah praktikum mahasiswa sudah dapat meguasai teknik kerja
bangku.


2. Mahasiswa sudah tau bagaimana cara mengebor dengan baik dan
benar.

3. Mahasiswa sudanh mengerti langkah-langkah pembuatan palu, baut
dan mur, dan pembuatan pemanggang.
4. Mahasiswa sudah dapat bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur
yang berlaku pada praktek sesi kerja bangku.
5. Mahasiswa mampu mengikir dengan ketemtuan ukuran yang sesuai
dan presisi.

2

MODUL 1
PALU
A. Pengertian Palu
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan
tumbukan kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki
suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu obyek. Palu
dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur.

Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian
besar berat berada di kepala palu. Desain dasar palu agar mudah digunakan,
tetapi ada juga model palu mekanis yang dioperasikan untuk keperluan yang
lebih besar. Palu besar dalam Bahasa Indonesia disebut dengan godam.
Palu mungkin adalah peralatan paling tua yang masih diketahui
keberadaannya. Palu dari batu diketahui telah digunakan sejak tahun
2.600.000 Sebelum Masehi. Palu adalah peralatan dasar untuk banyak profesi.
Sebagai analogi, palu juga digunakan sebagai perangkat yang didesain untuk
memberikan tumbukan, contoh dalam mekanisme pelontar peluru pada pistol.
B. Alat dan pengukur.
Dalam proses pembuatan palu ada alar dan pengukur yang digunakan
dalam pembuatan palu. Yang meliputi:
a. Ragum.
b. Kikir.
c. Gergaji besi
d. Mistar siku
e. Penggaris
f. Bor
g. Las


3

C. Funsi Alat-alat yang digunakan
a. Ragum

Gambar 1. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit suatu benda kerja
waktu mekanik mempergunakannya seperti mengikir, memahat, menggergaji,
dll, yang harus dikerjakan
b. Kikir

Gambar 2. Kikir
Kikir adalah suatu alat yang digunakan untuk mengurangi ketebalan
benda dan meratakan permukaan benda. Macam-macam kikir:
a.

Kikir Rata

b.


Kikir segi empat

c.

Kikir segi tiga

d.

Kikir bulat

e.

Kikir setengah lingkaran

f.

Kikir bujur Sangkar.

4


c. Gergaji Besi

Gambar 3. Gergaji Besi
Gergaji besi adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja.
Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga
ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui
spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan,
yang menyebutkan jumlah gigi per inchi.
d. Mistar Siku

Gambar 4. Mistar Baja
Mistar Siku adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kesikuan
atau kerataan suatu benda kerja yang akan dikerjakan.
e.

Penitik

Gambar 5. Penitik

5


Penitik adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda pada benda
kerja pada saat akan dibor. penitik yang sering digunakan adalah penitik
selenid yang kartel dengan ujung tirus yang bersudut 25 -30 drajat.
f. Mesin Bor

Gambar 6. Mesin Bor
Mesin Bor adalah alat yang digunakan Untuk Melobangi Palu.
Macam-macam Mata bor yang digunakan : Ø 12, Ø 14,
g. Las

Gambar 7. Las
Las adalah salah satu alat yang di gunakan untuk menyambungkan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
D. Langkah Kerja

No
.

1.

Uraian / Penjelasan
- Periksa Material

Alat
• Jangka

Waktu

Waktu

Rencana

Pengerjaan

3 menit

5 menit


Sorong

6

2.

- Lukis benda kerja pada • Peggores
semua

sisi

15 menit

15 menit

45 menit

30 menit

30 menit


15 menit

30 menit

30 menit

60 menit

60 menit

40 menit

40 menit

sesuai • Mistar Baja

jobsheet.

• Kongkol

Penggores
• Penitik

3.

• Palu
- Lakukan Pemotongan • Gergaji Besi
pada

bagian

belakang • Kikir Kasar

benda kerja
-

Kemudian

kikirlah

permu-kaan tersebut
hingga rata dan memenuhi
4.

ukuran toleransi.
- Lakukan pengikiran • Kikir Kasar
pada

5.

ujung

belakang

benda kerja
- Lakukan penitikan pada • Penitik
dua titik pusat benda kerja • Mata Bor
yang

akan

dilakukan

drilling.

Ø 6 & Ø 12
• Mesin Bor

- Kemudian dilanjutkan • Kunci
pengerjaan

pengeboran

Cak Bor

sampai lubang mendekati
6.

R2 cm.
- Lakukan

Pengikiran • Kikir Bulat

pada lubang yang sudah • Mal Palu
dibor sebelumnya.
-

Kemudian

pengerjaan
lubang
7.

sampai

lanjutkan
mengikir
sesuai

ukuran pada mal palu.
- Lakukan pengukuran • Kikir Kasar

7

ulang kembali pada benda •Busur Derajat
kerja.
- Lakukan

8.

• Mistar Baja
pengikiran • Kikir Kasar

60 menit

45 menit

15 menit

30 menit

30 menit

15 menit

15 menit

15 menit

343 menit

300 menit

pada bagian depan / muka • Kikir Halus
benda kerja
- Lakukan

9.

pengikiran • Kikir Halus

finishing
mencapai

sehingga •Jangka Sorong
ukuran

yang

sesuai dengan jobsheet.
10.

- Buat gagang palu
dengan ukuran 20 cm.

• Mistar Baja
• Gergaji

- Bentuk pada ujung besi • Kikir
sesuai lubang palu.
- Usahakan ukuran ujung
besi
11.

ketika

dipasang

pas.
- lakukan pengelasan pada • Palu
ganggang palu dan lubang • Las
palu

hingga

menyatuh

dengan kuat.

Total Waktu

MODUL II
BAUT DAN MUR
A. Defenisi Baut dan Mur
a. Baut
Baut merupakan suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) atau

8

sambungan atau pengikat yang tidak permanen sehingga dapat dibongkar
pasang

untuk

menahan

dua

obyek

bersama,

dan

sebagai pesawat

sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan

sebagai bidang

miring yang

membungkus

suatu

batang. merupakan jenis.
b. Mur
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi
sebagai penyambung/pengikat permanen. Pada umumnya, bentuk mur adalah
segi enam. Tetapi untuk pemakaian khusus, dapat dipakai mur dengan
bentukyang bermacam-macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur
mahkota dan mur kuping. (George.Harun.A.R.1983)
B. Alat yang Digunakan dan Fungsinya
a. Kikir

Gambar 8. Kikir
Kikir digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan
benda kerja serta menghilangkan sejumlah kecil material pada saat finishing.
Ketajaman kikir dilihat dari bagian menyilang dan ketajaman yang tersedia.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kikir,
antara lain :
1. Agar diperoleh permukaan yang rata (cross-filling), maka posisi lengan
kiri dan lengan kanan terletak pada satu bidang datar.

9

2.

Jangan menggunakan kikir tanpa dipasang tangkai pemegang, karena
selain menyulitkan juga akan membahayakan tangan.

3. Pengikisan kikir terjadi ayunan ke depan (sebaliknya) akan membuat
kikir menjadi tumpul.
4.

Pastikan bahwa tangkai pemegang sudah terpasang kuat.

5. Jepitlah benda kerja di dalam ragum dengan kuat.
6. Jangan memegang kikir pada permukaannya. Jika terkena stenpet / oli,
maka serpihan bahan akan menempel pada alur.
7.

Jika terjadi penyumbatan pada alut, maka hendaknya segera
dibersihkan.

b. Mesin bor

Gambar 9. Mesin Bor
Mesin bor adalah alat yang berfungsi untuk membuat lubang sesuai
dengan mata bor yang digunakan. Pada dasarnya, mata bor terdiri dari dua
gerakan untuk melubangi, yaitu gerakan rotasi (putaran) dan gerakan ingsutan
yang lurus ke bawah. Ada dua macam mesin bor, yaitu bor tangan dan bor
duduk.
c. Tap

Gambar 10. Tap

10

Tap adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil
pengeboran atau membuat ulir sekrup dalam. Pekerjaan ini disebut pengetapan
ulir sekrup karena adanya ulir-ulir sekrup, tap menjadi lemah maka
pemotongan ulir sekrup tidak dapat dikerjakan dalam satu kali, sebab itu
sepasang tap terdiri dari 3 buah, yaitu:
1. tap yang pertama untuk membuka jalur ulir,
2. tap kedua untuk memperdalam ulir, dan
3. tap ketiga sebagai tahap finishing.
Tangkai tap bebentuk bujur sangkar, sehingga tab-tab dapat diputar dengan
besi puntir. Supaya sisi-sisi dari ulir sekrup pada baja dapat dipotong licin dan
selama pengetapan harus dipakai minyak potong. Logam-logam biasanya dapat
dipotong secara kering. Supaya ulir tetap rapi bentuknya, maka secara teratur
tap harus diputar kembali seperempat putaran. Untuk mengulir dengan baik,
bahan yang akan dibuat untuk menjadi mur harus memiliki diameter lubang
yang besarnya pas atau fit dengan tap tersebut atau disesuaikan, sehingga ulir
yang terbentuk sempurna dan fit dengan baut.

d. Snai

Gambar 11. Snai
Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar. Cara kerjanya
hampir sama dengan tap, namun pada snai, benda kerja dijepit pada snai, dan

11

snai diputar mengelilingi benda kerja tersebut. Pada saat benda kerja dijepit
oleh snai, benda kerja harus dipastikan benar-benar terjepit karena jika tidak
ulir tidak akan terbentuk sempurna atau alat mengalami patah.
e. Ragum

Gambar 12. Ragum
Ragum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat menahan, memegang
dan menopang bahan yang akan dipotong, digerindra ataupun digergaji.
f. Gergaji besi

Gambar 13. Gergaji Besi
Gergaji besi berfugsi untuk memotong benda kerja. Daun gergaji dibuat
dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga ketajaman gerigi tidak
selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui spesifikasi gergaji, dapat
dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah
gigi per inchi.
C. Prosedur Pengerjaan
a) Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
b) Memotong bahan untuk membuat mur
c) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

12

d) Dua

buah

silinder

untuk

mur

dengan

ketebalan

20

mm

Memotong bahan untuk membuat baut.
e) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
f) Satu

buah

silinder

untuk

mur

dengan

panjang

10

mm.

Mengikir permukaan benda kerja sampai rata
g) Pengikiran Mur
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan
ukuranyang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai
dengan ketebalan yang diinginkan, yaitu 10 mm.
h) Pengikiran Baut
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuranyang
telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan panjang
yang diinginkan, yaitu 45 mm
i) Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
a. Membuat Mur:
Membentuk

bahan

menjadi

segi

enam

dengan

cara

dikikir.

Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada
kedua ujung silinder. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi
darisilinder tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi
enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan
dengan sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu
dengan sisi yang sama luas permukaannya.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi(mur), biasanya
dengan menggunakan punch. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan
Memasang mata bor pada mesin bor denmengencangkannya dengan
bantuan kunci gear Membor dengan perlahan-lahan dan jangan dipaksakan
karena akan merusak mata bor.
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka benda
kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda

13

kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 10 mm, mur di bor
sampai tembuske sisi sebelahnya. Selama proses membor sekali-kali dilakukan
pemberian pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor
tidak cepat rusak. Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan
keselamatan kerja. Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum
untuk ditap dengan ukuran tap 10 mm. Posisi pada saat peletakan pada ragum
di usahakan vertikal dengan lubang yang akan ditap, padasaat melakukan
pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu kencang, halini dapat
mengakibatkan kerusakan benda kerja. Lakukan pengetapan secarabertahap
agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus sampaitembus
pada satu sisinya.

b.

Membuat Baut
Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada gambar. Benda

kerja hasil pemotongan dibubut dengan menggunakan mesin bubut sampai
mencapai diameter 10 mm. Pembubutan dilakukan secara bertahap agar benda
kerja tidak mengalami kerusakan (patah) dan juga tidak merusak matapisau
bubut. Pada proses ini dibutuhkan air pendingin (cooler ) agar suhu bendakerja
dan mata pisau tidak terlalu tinggi. Bubut sampai batas ukuran diameter 10
mm batasan panjang yang dibubut yaitu 35 cm.
Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara dikikir
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertasukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada

14

setiap sisi dari silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur padakertas
yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Padasaat
pengikiran lakukan dengan sangat hati-hati, usahakan pada saat pengikiran anta
ra sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
Menyenai ulir luar pada porosd. Selama proses senai harus selalu diberi
pelumas. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jikasudah diatur posisinya maka
ujung benda kerja (yang permukaan yang dibubut) disnai (di buat alur) sampai
panjang 4,5 cm. Lakukan penyenaian secara bertahap.

Proses finishing:
-

Membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang masih tajam.

-

Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat.

MODUL 3
PEMANGGANG
A. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja

adalah masalah penting yang harus selalu

diperhatikan guna mencapai sukses menyeluruh dalam praktik kerja bangku
dan pelat. Sehingga dapat meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktik
berlangsung yang dilakukan oleh para mahasiswa. Pada saat bekerja hendaklah
kita mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Karena pada saat
melakukan pekerjaan, kita tidak dapat mengetahui bahaya-bahaya yang dapat
mengancam kesehatan dan keselamatan kita. Oleh sebab itu, sebelum memulai

15

peraktek kita harus memperhatikan cara dan bagaimana caranya badan kita
benar-benar terlindungi. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencegah kecelakaann kerja adalah sebagai berikut :
1.

Pakailah pakaian kerja yang telah di tentukan.

2.

Periksa dan siapkan peralatan kerja yang akan di gunakan.

3.

Gunkan alat yang sesuai dengan fungsinya.

4.

Jangan bergurau saat praktek.

5.

Sebelum meninggalkan ruang praktek harus seizin dosen atau
pengawas.

6.

Gunakan sepatu,sarung tangan bila di perlukan.

7.

Rambut rapi dan tidak panjang.

8.

Patuhi peraturan bengkel.

9.

Sebelum menggunakan mesin, harus bertanya dengan teknisi/ dosen
yang mengajar.

10. Dipasangnya gambar-gambar disertai kata-kata sebagai tanda-tanda
peringatan untuk mencegah kecelakaan kerja
11. Setelah selesai praktik beberapa mahasiswa membersihkan tempat
praktik guna menjaga kebersihan tempat praktik dari sisa-sisa benda
kerja seperti serbuk-serbuk besi dan yang lainnya.
B.

Kerja Pelat (Membuat Pemanggang )
Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan

pelat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang
dapat digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda
kerja memiliki ketebalan 0,8 mm. Dalam melakukan praktik kerja kita harus
mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai berikut antara lain:
1.

Pembuatan Gambar kerja

2.

Melakukan pemotongan pelat

3.

Menghitung besarnya Bending (penekukan)

4.

Melakukan Penekukan

5.

Assembling

16

6.

Finished Work (Pengamplasan)
C. Peralatan yang Digunakan
Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung

untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut
diantaranya adalah:
1. Penitik

Gambar 14. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di
bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan
ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.

2. Mistar baja

Gambar 15. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam

17

melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja
ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
3. Mistar siku

Gambar 16. Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
4. Gunting pelat

Gambar 17. Gunting Plat
Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang
sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang berbentuk
radius atau lingkaran.
5. Kikir

Gambar 18. Kikir

18

Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada
umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari
baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam
kikir antara lain:


rata


segi empat


segi tiga


bulat


setengah lingkaran


bujur sangkar
D. Material yang Digunakan
- Plat seng

Plat ini di gunakan untuk pembuatan pemanggang sate.
- Besi 5 mm
E. Langkah Kerja
1. Menggambar Bukaan Awal
Langkah awal kerja pelat adalah menggambar bukaan. Gambar bukaan
benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun
peralatan yang digunakan untuk menggambar bukaan tersebut adalah:
1.

Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga
pada pelat terdapat goresan sket bukaan.

2.

Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut
pelat tersebut.

3.

Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai
pedoman dalam penggoresan.

a. ambil pelat seng dengan ketebalan 0,5 mm.
b.ukur pelat yang akan digunakan dengan penggaris sesuai job sheet
c.buat pola sesuai ukuran yang tertera pada job sheet yang diberikan
dengan penggores.

19

2. Melakukan Pemotongan Pelat
Setelaa selesai melakukan menggambar bukaan pada pelat, langkah
selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pola yang kita
gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau
dengan menggunakan gunting manual,
Adapun langkah langkah pemotongan adalah sebagai berikut:
1.

Pegang benda kerja dengan tangan kiri dengan kuat agar menahan pelat
ketika di potong, usahakan pegang jauh sedikit dari bibir gunting agar
aman.

2.

Menggunting benda kerja usahakan mata makan gunting di luar garis
pola,bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap benda kerja dan tepat
pada garis lukisan

3.

Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di potong

4.

Lakukan pengguntingan secara perlahan mengikuti garis pola agar
hasilnya lurus.

5.

Lakukan hal yang sama untung memotong bagian bagian lainnya.

6.

Untuk menggunting bentuk lingkaran atau radius dapat digunakan
gunting dengan bibir lengkung kiri/kanan, atau gunting dengan
universal.

3. Melakukan Pembendingan Atau Menekuk
Setelah pelat yang kita potong dan kita , maka langkah berikutnya adalah
penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual
dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul).disini kita
menekuk benda kerja menggunakan mesin lipatatau tekuk.ada pun langkah nya
sebagai berikut:
1. Menyiapkan benda kerja yang akan dilipat untuk membuat pemanggag
sate.
2. Menandai tempat kerja yang akan di lipat.

20

3. Menjepit benda kerja yang akan di lipat, sesuai dengan pola yang akan
dilipat.
4. Melipat benda kerja sesuai dengan pola dan ukuran yang ditentukan.
5. Melipat bagian dalam dengan arah sudut 90 derajat.
4. Penyambungan
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai
cara yaitu:
1.

Menyambung dengan sekrup

2.

Menyambung dengan lipatan

3.

Menyambung dengan paku keeling

4.

Menyambung dengan lastik

Dalam

pekerjaan

ini,

penyambungan

yang

dilakukan

dengan

penyambungan plat seng dengan besi menggunakan metode lipatan. Metode
lipatan yang digunakan peratalatan nya yaitu palu karet, landasan besi yang
mempunyai sisi siku, dan tang.
5.

Finishing
Setelah proses diatas selesai dan benda kerja juga telah terbentuk sesuai

dengan perencanaan. Agar hasil akhir dari benda kerja tampak menarik dan
tidak ada sisi sisi yang tajam ,maka kita perlu penghalusan pada permukaan
benda kerja,dengan cara pengikiran pada sisi-sisi tepi dan bekas lipatan benda
kerja maka tampaklah hasil benda kerja kita maksimal.

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlu diketahui dalam melakukan kerja bangku di butuhkan kesabaran
dan ketelitian yang tinggi untuk membuat benda kerja yang pas ukuran dan
rapi. Dan yang penting keselamatan yang perlu di utamakan pertama kali
dalam melakukuan pekerjaan. Kerja sama tim, kekompakan perlu dalam suatu
kelompok untuk melakukan kerja, karena dalam tim kita memecahkan masalah
bersama, bertukar pendapat, dan saling membantu.

22

3.2 Saran
Agar semakin efektif dan efisien serta menghasilkan hasil pembuatan
benda kerja yang berkualitas, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum Proses
Manufaktur seluruh peserta praktikan harus mengetahui dan memahami
terlebih dahulu tentang bagaimana cara pengoperasian mesin, penggunaan alatperalatan yang benar, sehingga selagi melakukan praktek dapat berjalan lancar
tidak harus belajar cara mengoperasikan mesin dan cara pemakaian alatalatnya. Diharapkan setelah lulus dari bangku kuliah nantinya menjadi calon
tenaga kerja yang handal, mandiri dan siap bersaing dengan calon tenaga kerja
lainnya.

LAMPIRAN
Dokumentasi Pembuatan Palu

Gambar 1 Melas Palu

23

Gambar 2 Mengikir Palu

Gambar 3 Membuat Lubang Palu

Gambar 4 Menyambung Palu
Dokumentasi Pembuatan Baut Dan Mur

Gambar 1 Pengikiran Baut

24

Gambar 2 Pemeriksaan Pada Baut

Gambar 3 Pembuatan Mur

Gambar 4 Baut Dan Mur Yang Dihasilkan
Dokumentasi pembuatan pemanggang

Gambar 1 Penyambuangn Plat

25

Gambar 2 Pemasangan Panggangan

Gambar 3erapatkan Sambuangan

Gambar 4 Pemanggang Yang Dihasilkan

26