Membangun hak dan martabat manusia Impli

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harkat dan Martabat Manusia membedakan manusia dari makhluk-makhluk lainnya di seluruh
alam semesta, dimana Harkat dan Martabat Manusia (HMM) yang mengandung butir-butir bahwa
manusia adalah: a) makhluk yang terindah dalam bentuk dan pencitraannya; b) makhluk yang
tertinggi derajatnya; c) makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa; d)
khalifah dimuka bumi; dan e) pemilik Hak-hak Asasi Manusia (HAM)
Pada diri maanusia dapat dilihat adanya lima dimensi kemanusiaan, yaitu : 1) Demensi kefitrahan; 2)
Dimensi keindividualan; 3) Dimensi kesosialan; 4) Dimensi kesusilaan; dan 5) Dimensi
keberagamaan. Kata kunci untuk dimensi kefitrahan adalah kebenaaran dan keluhuran, dimensi
keindividualan adalah potensi dan perbedaan, dimensi kesosialan adalah komunikasi dan
kebersamaan, dimensi kesusilaan adalah nilai dan moral, dan dimensi keberagamaan adalah iman dan
taqwa. Kelima dimensi kemanusiaan tersebut merupakan satu kesatuan, saling terkait dan
berpengaruh. Pada dasarnya menyatu, berdinamika dan bersinergi sejak awal kejadian individu,
sampai akhir kehidupannya. Kelima menuju kepada perkembangan individu menjadi “manusia
seutuhnya”
Untuk memungkinkan perkembangan individu ke arah yang dimaksud itu, manusia dikaruniai
lima jenis bibit yang dalam hal ini disebut Pancadaya, yaitu: (1) Daya cipta, (2) Daya karsa, (3) Daya
rasa, (4) Daya karya, dan (5) Daya taqwa. Pancadaya menjadi sisi hakiki dari keseluruhan dimensi
kemanusiaan. Dalam kajian, pancadaya dimanifestasikan sebagai intelegensi rasional, intelegensi

social, intelegensi emosional, intelegensi instrumental, dan intelegensi spiritual.

1.2 Rumusan masalah
 Contoh eksplisit dari membangun hak martabat manusia berdasarkan implikasinya dalam
pendidikan
 Maksud dalam kelima aspek dimensi tersebut
 Menjelaskan secara jelas panca daya sebagai penunjang dalam intelegasi membangun harkat
martabat manusia

Ilmu Sosial Dasar

Page 1

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat untuk membangun martabat berdasarkan
pendidikan .
 Dapat mengetahui apa saja aspek yang harus dibutuhkan dalam individu untuk terbangunnya
martabat .
 Mengetahui apa saja yang harus dilihat selain kelima aspek yang tersebut .


Ilmu Sosial Dasar

Page 2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pendidikan sebagai sarana pembangun martabat manusia
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa kepada
manusia yang belum dewasa dengan tujuan untuk mempengaruhi ke arah yang lebih baik.
Namun pendidikan dalam makalah ini adalah pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang dimiliki
seorang, yang semua itu berawal dari pendidikan dalam proses belajar mengajar, Kemajuan
adalah suatu perubahan keadaan yang lebih baik dan lebih bermanfaat dari keadaan yang
sebelumnya. Dan semua itu terjadi karena adanya pendidikan. Atau di sebut juga dampak positif
dari adanya pendidikan.
Dengan berbekal hakekat yang selalu melekat, manusia mengembangkan kehidupannya di atas
bumi. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ditunaikan melalui peribadatan yang tulus
dan ikhlas; Citra kesempurnaan dan keindahannya diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban
yang terus berkembang; ketinggian derajatnya ditampilkan melalui upaya menjaga kehormatan dan
menolak hal-hal yang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan; kekhalifahan diselenggarakan melalui

penguasaan dan pengelolaan atas sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kehidupan yang
damai dan sejahtera dalam alam yang damai dan tenteram; dan hak azasi manusia dipenuhi melalui saling
pengertian, saling memberi dan saling menerima serta saling melindungi, mensejahteraan dan
membahagiakan.
Dengan teraktualisasikannya hakekat dirinya, manusia akan dapat memenuhi kehidupan di dunia
dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu kehidupan yang mulia, bermartabat dan
membahagiakan. Kehidupan demikian itu diatur dengan memenuhi hak azasi masing-masing individu
dalam keseluruhan kemanusiaannya.

Ilmu Sosial Dasar

Page 3

2.2 Hakikat manusia
MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PALING INDAH DAN SEMPURNA DALAM PENCITRAANNYA

Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui penampilan budaya dan
peradaban yang terus berkembang. Kebudayaan itu adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan
manusia. Manusia menciptakan kebudayaa dan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia makhluk
yang berbudaya. Manusia juga disebut dengan makhluk yang memiliki peradaban (Civil Society). Melalui

peradaban ini manusia dapat mengembnagkan pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang
merupakan cerminan dari kebudayaannya.
MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PALING TINGGI DERAJATNYA
Manusia memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah, sementara
ruh manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa
manusia mesti mengemban beban amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus
mempunyai kekuatan dalam kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan. Sebab tidak sesuatupun di
dunia ini yang memiliki kekuatan yang mampu mengemban beban amanat. Manusia mempunyai
kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifat ruhnya), bukan melalui raganya.
Karena ruh manusia berkaitan dengan derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia
ruh yang menyamai kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu lainnya.
Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling rendah, sehingga tidak sesuatupun di
dunia jiwa bisa mempunyai kekuatannya, entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika
mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan, tumbuhtumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan
sifat "dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di
dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.
MANUSIA ADALAH KHALIFAH DIMUKA BUMI
Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai "khalifah" (wakil
Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta


Ilmu Sosial Dasar

Page 4

mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang
tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri
manusia.
Dalam dunia pendidikan,manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan, mengelola atau
mengatur kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan bagi kehidupan,tanpa merusak tatanan dan
keharmonisannya. Artinya manusia ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan datang,
serta menjalin keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
MAKHLUK YAG BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa. Dengan demikian pendidikan
ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
agar dapat menjadi hamba Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada
yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada al-Quran
dan kitab-kitab samawi sebelum alQuran, serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).
MANUSIA ADALAH MAKHLUK PEMILIK HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar (HAM) yang
dikrarkan untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan manusia,

sehingga dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak mengalami benturan dengan aturan yang telah
ditetapkan. Aturan tersebut antra lain adalah kebebasan dalam menjalankan/menentukan nasib dalam
menjalankan kehidupan. Manusia jug memiliki kebebasan dalam menjalan perintah,dalam hal ini tentu
masih dalam bingkai keempat butir harkatdan martabat manusia.

2.3 Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderiataan rakyat
dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ilmu Sosial Dasar

Page 5

Mudyahardjo (2001:91) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep yang berfungsi
sebagai:
1. Asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
2. Definisi konotatif atau denotative atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari

istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyususn teori.
Adapun asumsi pokok-pokok pendidikan adalah:
1. Pendidikan adalah actual, artinya perdidikan bermula dari kondisi-kondisi actual dari
individu yang belajar dari lingkunagan belajarnya.
2. Pendidikan adalah normative, artinya pendidikan tertuju apada mencapai hal-hal yang
baik atau norma-norma yang baik.
3. Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian
kegiatan bermula dari kondisi-kondisi actual dan individu yang belajar, tertuju paada
pencapaian individu yang diharapkan.
Sementara itu pendidikan dapat dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti:
1. Sosiologi, memandang pendidikan dari aspek social, yaitu mengartikan pendidkan
sebagai usaha pewarisan dari genersi ke generasi.
2. Antropologi, memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya
dari generasi ke generasi.
3. Psikologi, memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu mengartikan
pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secra optimal. Psikologi
menurutWoodward dan Maquis (1955:3) adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau
tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya.
4. Ekonomi, memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani (human
capital) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

5. Politik, melihat pendidikan adalah proses menjadi warga Negara yang diharapkan
(civilisasi) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori pendidikan adalah
pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan
praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkritnya. Teori pendidikan disusun
seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek pendidikan serta pada
dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada
tujuan yang pada hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subyek pendidikan.

Ilmu Sosial Dasar

Page 6

2.3 Aspek dimensi manusia

DEMENSI KEFITRAHAN

Berdasarkan dimensi ini, tujuan pendidikan diarahkan kepada pencapaian target yang berkaitan
dengan hakikat penciptaan manusia oleh Allah SWT. Dari sudut pandangan ini, maka Pendidikan
bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi

kepada Allah yang setia (QS.51:56). Berangkat dari tujuan ini, maka aktivitas pendidikan
diarahkan kepada upaya membimbing manusia agar dapat menempatkan diri dan berperan
sebagai individu yang taat dalam menjalankan ajaran agama Allah. Jadi dimensi ini diarahkan
pada pembentukan pribadi yang bersikap taat asas terhadap pengabdian kepada Allah. Mengacu
kepada tujuan tersebut, pendidikan dipandang sebagai upaya untuk menempatkan manusia pada
statusnya sebagai makhluk yang diciptakan.
DIMENSI KEINDIVIDUALAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan yang unik. Secara umum manusia memiliki
sejumlah persamaan. Namun di balik itu sebagai individu, manusia juga memiliki berbagai
perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
manusia sebagai individu secara fitrah memiliki perbedaan. Selain itu perbedaan tersebut juga
terdapat pada kadar kemampuan yang dimiliki masing-masing individu. Jadi secara fitrah,
manusia memiliki perbedaan individu (individual differencies) yang memang unik. Sehubungan
dengan kondisi itu, maka tujuan pendidikan diarahkan pada usaha membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor
perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembangannya dengan kadar kemampuan dari
potensi yang dimiliki masing-masing. Dimensi individu dititikberatkan pada bimbingan dan
pengembangan potensi fitrah manusia dalam statusnya sebagai insan. Dalam konteks al-Insan,
manusia adalah makhluk yang eksploratif (dapat mengembangkan diri). Tetapi dalam kaitan
dengan adanya perbedaan individu, pengembangan diri manusia adalah dalam kapasitasnya sebagai

individu. Dengan demikian menurut dimensi ini, usaha pendidikan ditekankan pada
pembentukan insan kamil (individu manusia paripurna), sesuai dengan kadar yang dimiliki
masing-masing individu.Manusia sebagai individu memiliki potensi fisik, mental, dan spiritual.
Pendidikan dalam kaitan ini, digambarkan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi fisik,
mental, dan spiritual sesuai dengan kadar kemampuan setiap individu secara utuh, berimbang dan
optimal

Ilmu Sosial Dasar

Page 7

. Tujuan pendidikan dititikberatkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik dan kemudian
menginternalisasikannya, serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan
perilaku melalui pembiasaan. Sumber utama dari nilai-nilai moral dimaksud adalah ajaran
wahyu.Dimensi moral dinilai berguna dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Dengan pendekatan
ini, diharapkan kepribadian peserta didik akan selaras dengan fitrahnya. Melalui pendidikan yang didasarkan
pada nilai-nilai ajaran moral, peserta didik disadarkan akan nilai-nilai asasi kemanusiaan yang dimilikinya,
yaitu sebagai makhluk yang bermoral. Makhluk yang dapat membedakan yang baik dari yang buruk,
serta mampu untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut secara konsisten. Atas dasar prinsip ini, manusia
merupakan makhluk yang dalam segala bentuk aktivitasnya adalah makhluk yang terikat kepada nilai-nilai

moral, yang sumbernya adalah wahyu Ilahi. Kesadaran akan adanya nilai-nilai moral yang wajib dipatuhi
dan diterapkan dalam kehidupannya, karena dirinya merupakan sosok pribadi penyandang nilai-nilai itu.
DIMENSI KEBERAGAMAAN
Mengacu kepada dimensi ini, maka tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap
takwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba
Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang ghaib, mendirikan
shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada al-Quran dan kitab-kitab samawi
sebelum alQuran, serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).Takwa kemudian secara umum dapat
dirumuskan sebagai kemampuan untuk memelihara diri dari siksaan Allah, yakni dengan cara mematuhi dan
melaksanakan segala perintah-Nya secara ajeg, lalu diimbangi dengan usaha semaksimal mungkin untuk
menjauhkan clan menghindari diri dari perbuatan yang melanggar.segala bentuk larangan-Nya.
Ketakwaan dikaitkan dengan dimensi tauhid, karena sifat ketakwaan mencerminkan ketauhidan secara
menyeluruh, yaitu mematuhi sepenuhnya perintah Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, sejalan dengan perintahnya agar manusia bertakwa (QS.4:131).

2.4 Panca daya sebagai intelegasi membangun Harkat Martabat Manusia

Ilmu Sosial Dasar

Page 8

DAYA TAQWA
merupakan basis dan kekuatan pengeanmbangan yang secara hakiki ada pada diri manusiua
untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dari tuhan Yang Maha Kuasa. Tujuan
pendidikan pada pada daya takwa ini adalah dalam upaya pembentukan sikaf takwa. Dengan
demikian pendidikan ditujukan pada upaya membimbing dan mengembangankan potensi peserta
didik secara optimal agar dapat menjadi hamba yang bertakwa kepada Sang Khalik.
DAYA CIPTA
Berhubungan dengan kemampuan akal,pikiran,kecerdasan dan fungsi otak, yang sering
disebut dengan komponen kognitif. Dalam taxonomy Bloom ada enam tingkatan berpikir yang
harus dikembangkan untuk membangun proses berpikir yang komprehensif dari tingkatan yang
paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu
Knowledge,Understanding,Application,analysis,synthesis, and Evalution
DAYA RASA
Mengarah pada kekuatan perasaan atau emosi yang sering disebut dengan kmponen
afektif. Dalam daya ini peserta didik dibentuk untuk dapat,menerima (Receiving)merespon
(responding),menilai atau menghargai (valuing) dalam prose pembelajaran.

DAYA KARSA
Merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu. Dorongan
dalam pendidikan yang juga sering disebut dengan motivasi. Motivasi ini bisa saja dari dalam
individu( Intrinsict) dan dari luar individu (extrinsict). Kedua motivasi ini akan mempengaruhi
peserta didik dalam prose belajar mengajar.

Ilmu Sosial Dasar

Page 9

DAYA KARYA
Mengarah pada ahsil atau produk nyata yang langsung dapat digunakan atau
dimanfaatkan oleh dirinya sendiri, orang lain atau lingkungan. Dalam taxonomy pendidikan,daya
ini meliputi Imitation, manipulation,precision, and articulation. Dalam taxonomy ini, peserta
didik usahakan untuk dapat mendemonstarasikan, memanpulasi proses kegiatan dengan akurat
dan effisien terhadap apa yang telah diberikan oleh pendidik.

Ilmu Sosial Dasar

Page 10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian tentang Implikasi HMM terhadap Pendidikan, dapat disimpulkan bahwa titik tolak
pendidikan itu adalah Harkat dan Martabat Manusia (HMM). Berdasarkan HMM itu ditetapkan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan pendidikan dilakukan proses pembelajaran,yang
merupakan interaksi antara manusia dengan manuasia (pendidik dan peserta didik). Proses pembelajaran
dalam pendidikan ini pada hakikatnya adalah proses pengembangan segenap potensi/dimensi yang ada
melalui pancadaya. Pendidikan merupakan wahana bagi pengembangan manusia. Pendidikan menjadi
media bagi pemuliaan kemanusiaan manusia yang tercermin dalam HMM dengan dimensi kemanusiaan
dan pancadaya serta HMM-nya itu. Pendidikan terjadi di antara manusia oleh manusia dan untuk
manusia, serta hanya mungkin terjadi dalam hubungan antarmanusia.

3.2 Saran
Pendidikan di Indonesia masih sangat terbatas dikarenakan karena
perekonomian yang sulit akan memperoleh biaya pendidikan , pada semestinya
pendidikan adalah sarana sebagai pembangun martabat manusia yang sangat
mendominasi dalam perkembangannya dan perlu adanya peningkatan mutu
pendidikan di Negara ini .
.

Ilmu Sosial Dasar

Page 11