SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
A. Deskripsi Kondisi Umum
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo adalah unsur
pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo yang mempunyai
tugas
melaksanakan
kewenangan
Otonomi
Daerah
dalam
pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo.
Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberakan pada Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan
sejumlah kewenangan (urusan) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Daerah yang bersangkutan. Penyerahan berbagai kewenangan
dalam rangka desetralisasi ini tentunya harus disertai dengan
penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang
paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan
istilah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana komponen utamanya
adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan
retribusi daerah.
Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui
proses
penyerahan
sejumlah
kekuasaan/kewenangan
dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dimana implementasi
kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Salah satu faktor pendukung yang secara signifikan menentukan
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan
daerah untuk membiayai pelaksanaan kekuasaan/kewenangan yang
dimilikinya,
disamping
faktor-faktor
lain
seperti
kemampuan
personalia di daerah dan kelembagaan pemerintah daerah.
1
B. Rasional Pemilihan/ Penetapan Area Perubahan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang
diperoleh
dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola
sendiri oleh pemerintah daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 26 Ayat 1, menyatakan bahwa Pendapatan
Asli Daerah terdiri dari ;
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, seorang Pakar dari
World Bank berpendapat bahwa batas 20 % perolehan PAD
merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah.
Sekiranya PAD kurang dari angka 20%, maka daerah tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang
Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
masih Banyaknya tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
dan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang perkembangan Piutang
Daerah yang setiap Tahun terjadi Penambahan Piutang Daerah.
Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dan dalam penghimpunan data piutang daerah juga menjadi
2
kendala
karena
Pendapatan
sehingga
laporan
Daerah
sering
piutang
Kabupaten
terjadi
yang
disampaikan
Bungo
sering
ketidakakuratan
data
ke
Dinas
berubah-rubah
piutang
yang
menyebabkan sulitnya mendapatkan data yang valid dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
kebenaran
datanya.
Untuk
kelancaran
Pengendalian dan penyelesaian tunggakan Piutang Daerah tersebut
Perlu dirancang dan diterapkan Sistem Aplikasi Piutang Daerah,
sehingga data piutang daerah yang dihasilkan terpusat dan akurat.
C. Keterkaitan Area Perubahan Dengan Isu Strategik
Dalam Proyek Perubahan ini akan dikembangkan Sistem
Aplikasi Piutang daerah yang terintegrasi ke SKPD Pengelola
Pendapatan Asli Daerah sehingga akan dapat membantu dalam
evaluasi dan pengendalian penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
dapat mengurangi kebocoran penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan untuk mempermudah proses identifikasi tunggakan Pajak,
Retribusi dan Lain-Lain PAD yang Sah. Adapun Permasalahan yang
dihadapi saat ini yaitu sebagai berikut ;
1. Belum Terpusatnya Data Piutang Daerah.
2. Data Piutang Daerah yang Tidak Valid
3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendukung
4. Sumber Daya Aparatur yang terbatas
5. Belum Tersedianya Alokasi Anggaran.
6. Belum Optimalnya Pengelolaan Piutang Daerah.
7. Belum Optimalnya
Evaluasi dan Rekonsiliasi terhadap
Stakeholder Terkait.
8. Belum adanya Reward dan Punishment Kepada SKPD yang
ada Tunggakan Piutang Daerah.
3
1.2
TUJUAN PROYEK PERUBAHAN
Tujuan Perubahan terdiri dari tujuan jangka pendek, tujuan jangka
menenggah dan tujuan jangka panjang,
Adapun tujuan tersebut
terdiri dari :
A. Tujuan Jangka Pendek yaitu
1. Terbentuknya Tim Rekonsiliasi dan Pengkajian Kebijakan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bungo.
2. Terbentuknya
Tim
Penyelesaian
Piutang
Daerah
diLingkungan Dinas Pendapatan Daerah.
3. Terinvertarisir Data Piutang Daerah
4. Tersedianya hasil Survai Sistem Aplikasi
5. Tersedianya hasil Perancangan Sistem Aplikasi
b. Tujuan Jangka Menenggah
1. Tersedianya Sistem Aplikasi Piutang Daerah
2. Penganggaran melalui APBD Perubahan T.A 2015
3. Beroperasinya Sistem Aplikasi Piutang Daerah
c. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka Panjang dalam Proyek Perubahan ini
adalah
Terwujudnya pengelolaan piutang daerah yang
optimal.
1.3
SKOP PROYEK PERUBAHAN
A. Area Perubahan
Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat
dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya
4
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
akibat lainnya yang sah.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap tertib administrasi
Pelaporan Piutang Daerah melalui penyediaan aplikasi dan SOP yang
baru diharapkan terjadinya peningkatan tertib administrasi Pelaporan
Piutang Daerah sehingga Penyelenggaraan Pelaporan terlaksana
secara tepat, cepat dan akurat. Melalui Gagasan Proyek Perubahan
ini selain tercapainya penatausahaan Pelaporan Piutang Daerah yang
efektif dan efisien diharapkan temuan BPK dapat diselesaikan dan
juga tercapainya Peningkatan PAD sesuai dengan target yang
diharapkan.
B. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
Ruang Lingkup Proyek Perubahan Pengelolaan Piutang Daerah
Melalui Sistem Aplikasi Piutang Daerah Pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Bungo meliputi :
1. Terinvertarisir Data Piutang Daerah
2. Diterbitkannya
Tentang
Tim
Surat Keputusan Bupati (SK
Rekonsiliasi
dan
Pengkajian
Bupati)
Kebijakan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bungo.
3. Diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Dinas (SK Kepala
Dinas) Tim Penyelesaian Piutang Daerah diLingkungan
Dinas Pendapatan Daerah.
4. Terlaksananya Rapat Koordinasi dan Evaluasi
dalam
upaya Penyelesaian tunggakan Piutang Daerah .
5. Tersedianya Hasil Survai Sistem Aplikasi yang digunakan
6. Tersedianya Hasil Perancangan Sistem Aplikasi
7. Teralokasinya Anggaran Pada APBD Perubahan Tahun
Anggaran 2015
8. Tersedianya dan Beroperasinya Sistem Aplikasi Piutang
Daerah.
5
Untuk mewujudkan tercapainya keberhasilan Proyek
Perubahan ini dilandasi adanya dukungan, bimbingan dari
mentor selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Bungo dan arahan maupun bimbingan dari Coach dalam
penyelesaian Proyek Perubahan yang dilaksanakan serta
adanya
Komitmen
Tim
Efektif
dan
semua
staf
Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo untuk mensukseskan
rangkaian pelaksanaan proyek perubahan ini.
1.4
STANDAR KRITERIA KEBERHASILAN
Proyek Perubahan yang dilaksanakan dalam sistem aplikasi
piutang daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo
dapat dinyatakan berhasil apabila tercapainya indikator-indikator
dibawah ini guna mewujudkan tujuan jangka menengah antara
lain ;
1.
Tersedianya Surat Keputusan Bupati tentang Tim
Rekonsiliasi dan Pengkajian Kebijakan Piutang Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo.
2.
Tersedianya Surat Keputusan Kepala Dinas (SK Kepala
Dinas) Tim Penyelesaian Piutang Daerah diLingkungan Dinas
Pendapatan Daerah
3.
Tersedianya Laporan Data Piutang Daerah
4.
Tersedianya Hasil Survei Sistem Aplikasi Piutang Daerah
5.
Tersedianya Hasil Rancangan Format Sistem Aplikasi
Piutang Daerah
6
BAB II
DESKRIPSI DAN ANALISIS PROYEK PERUBAHAN
Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui
proses
penyerahan
sejumlah
kekuasaan/kewenangan
dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dimana implementasi
kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Salah satu faktor pendukung yang secara signifikan menentukan
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan
daerah untuk membiayai pelaksanaan kekuasaan/kewenangan
yang dimilikinya, disamping faktor-faktor lain seperti kemampuan
personalia di daerah dan kelembagaan pemerintah daerah.
Dinas Pendapatan Daerah terbentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2014, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Bungo
mempunyai
Pemerintahan
dan
tugas
Pembangunan
melaksanakan
dibidang
kewenangan
Pendapatan
serta
Prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, simplikasi, keamanan dan
kepastian serta menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah
dibidang Pendapatan.
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, seorang Pakar dari
World Bank berpendapat bahwa batas 20 % perolehan PAD
merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah.
7
Sekiranya PAD kurang dari angka 20%, maka daerah tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang
Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
masih Banyaknya tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
dan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang perkembangan Piutang
Daerah yang setiap Tahun terjadi Penambahan Piutang Daerah.
Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dan dalam penghimpunan data piutang daerah juga menjadi
kendala
karena
Pendapatan
sehingga
laporan
Daerah
sering
piutang
Kabupaten
terjadi
yang
disampaikan
Bungo
ketidakakuratan
sering
data
ke
Dinas
berubah-rubah
piutang
yang
menyebabkan sulitnya mendapatkan data yang valid dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
kebenaran
datanya.
Untuk
kelancaran
Pengendalian dan penyelesaian tunggakan Piutang Daerah tersebut
Perlu dirancang dan diterapkan Sistem Aplikasi Piutang Daerah,
sehingga data piutang daerah yang dihasilkan terpusat dan akurat.
Dalam Proyek Perubahan ini akan dikembangkan Sistem
Aplikasi Piutang daerah yang terintegrasi ke SKPD Pengelola
Pendapatan Asli Daerah sehingga akan dapat membantu dalam
evaluasi dan pengendalian penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
dapat mengurangi kebocoran penerimaan Pendapatan Asli Daerah
8
(PAD) dan untuk mempermudah proses identifikasi tunggakan
Pajak, Retribusi dan Lain-Lain PAD yang Sah.
9
9
10
11
D. Capaian Proyek Perubahan
NO
INDIKATOR KEBERHASIILAN
RENCANA CAPAIAN
12
REALISASI
1
2
3
1
Tersedianya surat keputusan Bupati
1 Surat Keputusan
Bungo tentang Tim Rekonsiliasi dan
Bupati Bungo
Pengkajian
Kebijakan
4
100 %
Piutang
Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bungo
2
Tersedianya Surat Keputusan
1 Surat Keputusan
Kepala Dinas Tim Penyelesaian
100 %
Kepala Dinas
Piutang Daerah di Lingkungan
3
Dinas Pendapatan Daerah
Tersedianya Laporan Data Piutang
Daerah
1 Laporan
100%
Perkembangan Piutang
Daerah
4
Tersedianya Hasil Survei Sistem
1 Surat Penawaran Dari 100%
Aplikasi Piutang Daerah
PT. Usadi Sistemindo
Intermaitka di Bekasi
5
Tersedianya Hasil Rancangan
1 Surat Keputusan
Format Sistem Aplikasi Piutang
Kepala Dinas tentang
Daerah
Rancangan Format
Aplikasi Piutang Daerah
13
100%
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang Daerah
adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau
hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
masih Banyaknya
dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang sah, yang perkembangan Piutang Daerah yang setiap Tahun terjadi
Penambahan Piutang Daerah. Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Dan dalam penghimpunan data piutang daerah
juga menjadi kendala karena laporan piutang yang disampaikan ke Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo sering berubah-rubah sehingga sering
terjadi
ketidakakuratan
data
piutang
yang
menyebabkan
sulitnya
mendapatkan data yang valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran datanya. Untuk kelancaran Pengendalian dan
penyelesaian
tunggakan Piutang Daerah tersebut Perlu dirancang dan diterapkan Sistem
Aplikasi Piutang Daerah, sehingga data piutang daerah yang dihasilkan
terpusat dan akurat.
3.2 REKOMENDASI
Perwujudan pengelolaaan Piutang Daerah melalui Sistem Aplikasi Piutang
Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo merupakan sebuah
terobosan untuk menghasilkan penyajian database Perkembangan Laporan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo yang valid,akurat
dan
mudah
di
akses
bagi
pelaksana
kepentingan
dalam
Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bungo, maka dalam tulisan ini ada
16
beberapa rekomendasi yang disampaikan dari pelaksanaan proyek perubahan
ini antara lain :
Dalam mempelancar pelaksanaan Pengelolaan Piutang Daerah , Perlu
direalisasi Pengadaan Aplikasi Piutang Daerah sehingga akan dapat
mempermudah
mengevaluasi
perkembangan
Piutang
daerah
di
Lingkuangan Pemerintah Kabupaten Bungo.
Diharapkan Seluruh SKPD/Intansi Teknis Pengelola PAD, Agar tepat waktu
dalam mengimput data Piutang dan Menyampaikan Laporan Ke Dinas
Pendapatan Daerah.
Untuk Kelancaran Operasional
Aplikasi
Piutang
disediakan sarana dan prasarana Pendukung
Daerah,
agar
dapat
sehingga akan bermanfaat
dalam mengevaluasi dalam pencapaian target Penerimaan PAD
Perlu dilaksanakan Bintek tentang Pengelolaan Piutang Daerah bagi
SKPD/Instansi Pengelola PAD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo.
Untuk mensikronisasikan Laporan Keuangan dan Mengurangi tingkat
kebocoran dalam Pembanyaran Pajak dan Retribusi daerah dan Memberikan
Kemudahan Bagi Wajib Pajak, Perlu di Kembangkan Aplikasi Elektronik
Pendapatan Asli Daerah (E-PAD) dan Pembayaran Pajak Secara Online.
17
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
A. Deskripsi Kondisi Umum
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo adalah unsur
pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo yang mempunyai
tugas
melaksanakan
kewenangan
Otonomi
Daerah
dalam
pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo.
Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberakan pada Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan
sejumlah kewenangan (urusan) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Daerah yang bersangkutan. Penyerahan berbagai kewenangan
dalam rangka desetralisasi ini tentunya harus disertai dengan
penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang
paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan
istilah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana komponen utamanya
adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan
retribusi daerah.
Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui
proses
penyerahan
sejumlah
kekuasaan/kewenangan
dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dimana implementasi
kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Salah satu faktor pendukung yang secara signifikan menentukan
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan
daerah untuk membiayai pelaksanaan kekuasaan/kewenangan yang
dimilikinya,
disamping
faktor-faktor
lain
seperti
kemampuan
personalia di daerah dan kelembagaan pemerintah daerah.
1
B. Rasional Pemilihan/ Penetapan Area Perubahan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang
diperoleh
dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola
sendiri oleh pemerintah daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 26 Ayat 1, menyatakan bahwa Pendapatan
Asli Daerah terdiri dari ;
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, seorang Pakar dari
World Bank berpendapat bahwa batas 20 % perolehan PAD
merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah.
Sekiranya PAD kurang dari angka 20%, maka daerah tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang
Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
masih Banyaknya tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
dan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang perkembangan Piutang
Daerah yang setiap Tahun terjadi Penambahan Piutang Daerah.
Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dan dalam penghimpunan data piutang daerah juga menjadi
2
kendala
karena
Pendapatan
sehingga
laporan
Daerah
sering
piutang
Kabupaten
terjadi
yang
disampaikan
Bungo
sering
ketidakakuratan
data
ke
Dinas
berubah-rubah
piutang
yang
menyebabkan sulitnya mendapatkan data yang valid dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
kebenaran
datanya.
Untuk
kelancaran
Pengendalian dan penyelesaian tunggakan Piutang Daerah tersebut
Perlu dirancang dan diterapkan Sistem Aplikasi Piutang Daerah,
sehingga data piutang daerah yang dihasilkan terpusat dan akurat.
C. Keterkaitan Area Perubahan Dengan Isu Strategik
Dalam Proyek Perubahan ini akan dikembangkan Sistem
Aplikasi Piutang daerah yang terintegrasi ke SKPD Pengelola
Pendapatan Asli Daerah sehingga akan dapat membantu dalam
evaluasi dan pengendalian penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
dapat mengurangi kebocoran penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan untuk mempermudah proses identifikasi tunggakan Pajak,
Retribusi dan Lain-Lain PAD yang Sah. Adapun Permasalahan yang
dihadapi saat ini yaitu sebagai berikut ;
1. Belum Terpusatnya Data Piutang Daerah.
2. Data Piutang Daerah yang Tidak Valid
3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendukung
4. Sumber Daya Aparatur yang terbatas
5. Belum Tersedianya Alokasi Anggaran.
6. Belum Optimalnya Pengelolaan Piutang Daerah.
7. Belum Optimalnya
Evaluasi dan Rekonsiliasi terhadap
Stakeholder Terkait.
8. Belum adanya Reward dan Punishment Kepada SKPD yang
ada Tunggakan Piutang Daerah.
3
1.2
TUJUAN PROYEK PERUBAHAN
Tujuan Perubahan terdiri dari tujuan jangka pendek, tujuan jangka
menenggah dan tujuan jangka panjang,
Adapun tujuan tersebut
terdiri dari :
A. Tujuan Jangka Pendek yaitu
1. Terbentuknya Tim Rekonsiliasi dan Pengkajian Kebijakan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bungo.
2. Terbentuknya
Tim
Penyelesaian
Piutang
Daerah
diLingkungan Dinas Pendapatan Daerah.
3. Terinvertarisir Data Piutang Daerah
4. Tersedianya hasil Survai Sistem Aplikasi
5. Tersedianya hasil Perancangan Sistem Aplikasi
b. Tujuan Jangka Menenggah
1. Tersedianya Sistem Aplikasi Piutang Daerah
2. Penganggaran melalui APBD Perubahan T.A 2015
3. Beroperasinya Sistem Aplikasi Piutang Daerah
c. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka Panjang dalam Proyek Perubahan ini
adalah
Terwujudnya pengelolaan piutang daerah yang
optimal.
1.3
SKOP PROYEK PERUBAHAN
A. Area Perubahan
Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat
dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya
4
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
akibat lainnya yang sah.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap tertib administrasi
Pelaporan Piutang Daerah melalui penyediaan aplikasi dan SOP yang
baru diharapkan terjadinya peningkatan tertib administrasi Pelaporan
Piutang Daerah sehingga Penyelenggaraan Pelaporan terlaksana
secara tepat, cepat dan akurat. Melalui Gagasan Proyek Perubahan
ini selain tercapainya penatausahaan Pelaporan Piutang Daerah yang
efektif dan efisien diharapkan temuan BPK dapat diselesaikan dan
juga tercapainya Peningkatan PAD sesuai dengan target yang
diharapkan.
B. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
Ruang Lingkup Proyek Perubahan Pengelolaan Piutang Daerah
Melalui Sistem Aplikasi Piutang Daerah Pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Bungo meliputi :
1. Terinvertarisir Data Piutang Daerah
2. Diterbitkannya
Tentang
Tim
Surat Keputusan Bupati (SK
Rekonsiliasi
dan
Pengkajian
Bupati)
Kebijakan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bungo.
3. Diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Dinas (SK Kepala
Dinas) Tim Penyelesaian Piutang Daerah diLingkungan
Dinas Pendapatan Daerah.
4. Terlaksananya Rapat Koordinasi dan Evaluasi
dalam
upaya Penyelesaian tunggakan Piutang Daerah .
5. Tersedianya Hasil Survai Sistem Aplikasi yang digunakan
6. Tersedianya Hasil Perancangan Sistem Aplikasi
7. Teralokasinya Anggaran Pada APBD Perubahan Tahun
Anggaran 2015
8. Tersedianya dan Beroperasinya Sistem Aplikasi Piutang
Daerah.
5
Untuk mewujudkan tercapainya keberhasilan Proyek
Perubahan ini dilandasi adanya dukungan, bimbingan dari
mentor selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Bungo dan arahan maupun bimbingan dari Coach dalam
penyelesaian Proyek Perubahan yang dilaksanakan serta
adanya
Komitmen
Tim
Efektif
dan
semua
staf
Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo untuk mensukseskan
rangkaian pelaksanaan proyek perubahan ini.
1.4
STANDAR KRITERIA KEBERHASILAN
Proyek Perubahan yang dilaksanakan dalam sistem aplikasi
piutang daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo
dapat dinyatakan berhasil apabila tercapainya indikator-indikator
dibawah ini guna mewujudkan tujuan jangka menengah antara
lain ;
1.
Tersedianya Surat Keputusan Bupati tentang Tim
Rekonsiliasi dan Pengkajian Kebijakan Piutang Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo.
2.
Tersedianya Surat Keputusan Kepala Dinas (SK Kepala
Dinas) Tim Penyelesaian Piutang Daerah diLingkungan Dinas
Pendapatan Daerah
3.
Tersedianya Laporan Data Piutang Daerah
4.
Tersedianya Hasil Survei Sistem Aplikasi Piutang Daerah
5.
Tersedianya Hasil Rancangan Format Sistem Aplikasi
Piutang Daerah
6
BAB II
DESKRIPSI DAN ANALISIS PROYEK PERUBAHAN
Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui
proses
penyerahan
sejumlah
kekuasaan/kewenangan
dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dimana implementasi
kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Salah satu faktor pendukung yang secara signifikan menentukan
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan
daerah untuk membiayai pelaksanaan kekuasaan/kewenangan
yang dimilikinya, disamping faktor-faktor lain seperti kemampuan
personalia di daerah dan kelembagaan pemerintah daerah.
Dinas Pendapatan Daerah terbentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2014, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Bungo
mempunyai
Pemerintahan
dan
tugas
Pembangunan
melaksanakan
dibidang
kewenangan
Pendapatan
serta
Prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, simplikasi, keamanan dan
kepastian serta menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah
dibidang Pendapatan.
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, seorang Pakar dari
World Bank berpendapat bahwa batas 20 % perolehan PAD
merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah.
7
Sekiranya PAD kurang dari angka 20%, maka daerah tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang
Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya
yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
masih Banyaknya tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
dan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang perkembangan Piutang
Daerah yang setiap Tahun terjadi Penambahan Piutang Daerah.
Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dan dalam penghimpunan data piutang daerah juga menjadi
kendala
karena
Pendapatan
sehingga
laporan
Daerah
sering
piutang
Kabupaten
terjadi
yang
disampaikan
Bungo
ketidakakuratan
sering
data
ke
Dinas
berubah-rubah
piutang
yang
menyebabkan sulitnya mendapatkan data yang valid dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
kebenaran
datanya.
Untuk
kelancaran
Pengendalian dan penyelesaian tunggakan Piutang Daerah tersebut
Perlu dirancang dan diterapkan Sistem Aplikasi Piutang Daerah,
sehingga data piutang daerah yang dihasilkan terpusat dan akurat.
Dalam Proyek Perubahan ini akan dikembangkan Sistem
Aplikasi Piutang daerah yang terintegrasi ke SKPD Pengelola
Pendapatan Asli Daerah sehingga akan dapat membantu dalam
evaluasi dan pengendalian penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
dapat mengurangi kebocoran penerimaan Pendapatan Asli Daerah
8
(PAD) dan untuk mempermudah proses identifikasi tunggakan
Pajak, Retribusi dan Lain-Lain PAD yang Sah.
9
9
10
11
D. Capaian Proyek Perubahan
NO
INDIKATOR KEBERHASIILAN
RENCANA CAPAIAN
12
REALISASI
1
2
3
1
Tersedianya surat keputusan Bupati
1 Surat Keputusan
Bungo tentang Tim Rekonsiliasi dan
Bupati Bungo
Pengkajian
Kebijakan
4
100 %
Piutang
Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bungo
2
Tersedianya Surat Keputusan
1 Surat Keputusan
Kepala Dinas Tim Penyelesaian
100 %
Kepala Dinas
Piutang Daerah di Lingkungan
3
Dinas Pendapatan Daerah
Tersedianya Laporan Data Piutang
Daerah
1 Laporan
100%
Perkembangan Piutang
Daerah
4
Tersedianya Hasil Survei Sistem
1 Surat Penawaran Dari 100%
Aplikasi Piutang Daerah
PT. Usadi Sistemindo
Intermaitka di Bekasi
5
Tersedianya Hasil Rancangan
1 Surat Keputusan
Format Sistem Aplikasi Piutang
Kepala Dinas tentang
Daerah
Rancangan Format
Aplikasi Piutang Daerah
13
100%
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 1 Ayat 7 menyatakan bahwa Piutang Daerah
adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau
hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, tentang
tunggakan Pajak, Retribusi, hasil
masih Banyaknya
dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang sah, yang perkembangan Piutang Daerah yang setiap Tahun terjadi
Penambahan Piutang Daerah. Sehingga target PAD tidak tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Dan dalam penghimpunan data piutang daerah
juga menjadi kendala karena laporan piutang yang disampaikan ke Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo sering berubah-rubah sehingga sering
terjadi
ketidakakuratan
data
piutang
yang
menyebabkan
sulitnya
mendapatkan data yang valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran datanya. Untuk kelancaran Pengendalian dan
penyelesaian
tunggakan Piutang Daerah tersebut Perlu dirancang dan diterapkan Sistem
Aplikasi Piutang Daerah, sehingga data piutang daerah yang dihasilkan
terpusat dan akurat.
3.2 REKOMENDASI
Perwujudan pengelolaaan Piutang Daerah melalui Sistem Aplikasi Piutang
Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo merupakan sebuah
terobosan untuk menghasilkan penyajian database Perkembangan Laporan
Piutang Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo yang valid,akurat
dan
mudah
di
akses
bagi
pelaksana
kepentingan
dalam
Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bungo, maka dalam tulisan ini ada
16
beberapa rekomendasi yang disampaikan dari pelaksanaan proyek perubahan
ini antara lain :
Dalam mempelancar pelaksanaan Pengelolaan Piutang Daerah , Perlu
direalisasi Pengadaan Aplikasi Piutang Daerah sehingga akan dapat
mempermudah
mengevaluasi
perkembangan
Piutang
daerah
di
Lingkuangan Pemerintah Kabupaten Bungo.
Diharapkan Seluruh SKPD/Intansi Teknis Pengelola PAD, Agar tepat waktu
dalam mengimput data Piutang dan Menyampaikan Laporan Ke Dinas
Pendapatan Daerah.
Untuk Kelancaran Operasional
Aplikasi
Piutang
disediakan sarana dan prasarana Pendukung
Daerah,
agar
dapat
sehingga akan bermanfaat
dalam mengevaluasi dalam pencapaian target Penerimaan PAD
Perlu dilaksanakan Bintek tentang Pengelolaan Piutang Daerah bagi
SKPD/Instansi Pengelola PAD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo.
Untuk mensikronisasikan Laporan Keuangan dan Mengurangi tingkat
kebocoran dalam Pembanyaran Pajak dan Retribusi daerah dan Memberikan
Kemudahan Bagi Wajib Pajak, Perlu di Kembangkan Aplikasi Elektronik
Pendapatan Asli Daerah (E-PAD) dan Pembayaran Pajak Secara Online.
17