Makalah Uas Komunikasi Massa Analisis Te

Media Global

TUGAS AKADEMIK MATA KULIAH KOMUNIKASI MASSA

DISUSUN OLEH :
DWI MAULANA (03201340002)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI BISNIS STRATA SATU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KOSGORO 1957
JAKARTA 2016

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dewasa ini media sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar orang. Kita
mungkin tidak bisa mengupdate diri kita tanpa hadirnya media. Seiring perkembangan

teknologi, media pun juga berkembang dalam proses penyebarannya menjadi media global
yang terhubung dengan belahan seluruh penjuru dunia, satelit dan internet telah menjadikan
media massa benar – benar mengglobal.
Berkat media global yang didukung oleh perkembangan teknologi, informasi saat ini
berjalan dan tersebar secara cepat di negara berkembang maupun negara maju, banyak terjadi
pertukaran informasi dari segi pendidikan, hiburan, maupun kebudayaan dan sebagainya
melalui dunia digital. Media global memiliki pengaruh yang kuat disegala dimensi kehidupan
masyarakat, hal ini menyebabkan perubahan positif maupun negatif. Pemerintah yang dahulu
dapat melarang secara fisik pengenalan dan distribusi media (Surat Kabar, Majalah, Film)
yang tidak diinginkan, kini harus bekerja lebih keras dalam menyumbat konten media digital
(yang disebarkan melalui internet) yang tidak diinginkan .Banyak negara – negara maju
menyebarkan informasi dan mengajarkan kebudayaan mereka melalui media global, salah
satunya internet.
Media komunikasi digunakan manusia untuk mempermudah proses komunikasi yang
dilakukan. Perkembangan teknologi dan komunikasi menghasilkan pula perkembangan
dalam media komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi terutama
penyampaian pesan dan informasi. Internet merupakan salah satu hasil perkembangan
teknologi media komunikasi yang mengubah dan mengembangkan media konvensional
menjadi media online. Sebagai contoh surat pos, kini “disulap” menjadi e-mail atau surat
elektronik. Media massa seperti media cetak seperti koran, majalah dan media elektronik

seperti TV dan radio mengalami perkembang pesat ke arah media online. Untuk memperoleh
informasi yang cepat dan terbaru, kini cukup dengan menggunakan internet. Yunus dalam
Prayudhi (2011) menyatakan bahwa media online merupakan salah satu jenis media massa
yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki
jaringan tekhnologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer. Keunggulan media
online terletak pada informasi yang bersifat up to date, real time, dan praktis. Up to date
karena media online dapat melakukan upgrade informasi dari waktu ke waktu. Real time
karena media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung.
Praktis, karena media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh
teknologi internet.

2

Berdasarkan sejarah perkembangannya internet berawal dari ditemukannya ARPA-net
yang digunakan oleh militer Amerika dengan menghubungkan satu komputer ke komputer
lain. ARPA-net kemudian dikembangkan menjadi NSF-net yang selanjutnya direduksi
menjadi interconnected network atau dikenal dengan “internet” yang pada perkembangannya
menyebar luas dan dapat digunakan oleh masyarakat umum melalui koneksi kabel telepon.
Saat ini dengan berkembangannya tekhnologi informasi dan komunikasi, internet dapat
diakses melalui handphone, pc tablet, dan gadget-gadget lainnya. Internet merupakan media

komunikasi yang membuka era demokrasi baru dengan memberikan kekuasaan pada setiap
penggunanya untuk memproduksi dan menerima informasi dan hiburan ke dan dari seluruh
dunia. Pengguna internet dapat melihat dunia lebih luas.
Masyarakat menggunakan media online dan media sosial yang terdapat dalam internet
dengan beragam aktifitas dan kepentingan seperti digunakan sebagai media promosi,
kampanye politik, bisnis, pendidikan dan lain sebagainya. Saat ini masyarakat semakin
berubah menuju masyarakat sadar informasi dan menjadikan new media sebagai kebutuhan
bukan hanya sebagai user akan tetapi masyarakat juga berperan sebagai penyampai (sender)
informasi itu sendiri (Maryani dan Aripin .2012:44). New media mempunyai konsep yang
cukup luas dan perkembangannya cukup pesat didukung perkembangan teknologi dan media
yang sudah mengglobal diseluruh penjuru dunia. Perkembangan ini menyebabkan efek
positif dan negatif. Para ahli sependapat bahwa internet seperti “Pisau Bermata Dua” banyak
kegunaannya namun juga banyak efek negatifnya tergantung bagaimana kita ingin
menggunakannya.
Disini kami akan mengambil contoh kasus bagaimana pemerintah Indonesia melakukan
regulasi terhadap jaringan internet dan bekerjasama dengan perusahaan didalam negeri
(TELKOM) yang diberi nama “Trust Internet Positif Indonesia” dalam menekan efek negatif
yang ada didalam internet (radikalisme, sara, kekerasan, pornografi anak, penipuan,
perjudian, keamanan, hak cipta, narkoba) terutama konten pornografi, karna banyaknya
konten pornografi juga merupakan penyebab meningkatnya kasus pemerkosaan di Indonesia.

Namun pada nyatanya “Trust Internet Positif” menuai banyak kontroversi didalam negeri
dan kritikan dari para pengguna internet di Indonesia. Pakar media William Hatchen (1992)
menawarkan “Lima Konsep” sistem media, salah satu konsep yang dominan di negara –
negara berkembang asia adalah konsep Pembangunan Honduras yang bisa kita jadikan
contoh. Didalam konsep ini dinyatakan pemerintah dan media bekerja sama untuk
memastikan bahwa media membantu pembangunan negara yang bermanfaat. Bila kita
hubungkan dengan perkembangan media saat ini, media tidak hanya media cetak namun juga
sudah berkembang menjadi media digital (Dunia Maya) yang harusnya bekerjasama dengan
pemerintah dalam pembangunan negara yang bermanfaat. Didalam konsep ini juga
menjelaskan komisi resmi pemerintahan serta media swasta bekerjasama untuk kontrol
pengawasan yang ketat atas semua penyiaran yang dilakukan media, terutama media yang
disebarkan melalui dunia maya pada era globalisasi saat ini.
3

Kami sepakat untuk menjadikan kebijakan pemerintah “Trust Internet Positif” sebagai
contoh kasus dalam pembahasan ini karna kebijakan ini juga bisa berdampak sebagai
penghambat perkembangan desa global yang disebabkan dari penerapan kebijakan yang tidak
professional dan tidak sesuai dengan konsep awal dalam pembentukan Internet Positif
Indonesia yang seharusnya sesuai dengan namanya yaitu menghasilkan efek positif bagi para
pengguna media internet di Indonesia dan menuntun jalan kita di desa global, jangan sampai

kebijakan Internet Positif Indonesia menghambat kemajuan kita dalam mendapatkan
informasi.

1.2 Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah, kami mengambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Trust+Positif ?
2. Kesalahan apa yang terjadi dalam Penerapan Internet Positif Indonesia ?
4. Apakah Internet Positif Indonesia membuat efek penurunan tindak kejahatan
kekerasan seksual sejak berjalannya program ini ?

4

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Pengertian & Sejarah Media Global
Sebelum kita mengerti apa itu media global, kami akan menjelaskan dahulu apa itu kata
media & global. Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,
yang berasaldan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa

Indonesia,kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga
pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan
informasi(pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat
diartikansebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses
penyajian informasi (AECT, 1977:162). Sedangakan kata global menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti keseluruhan (meliputi seluruh dunia). Jadi kita bisa menarik
kesimpulan apa itu media global dari 2 arti kata diatas. Media global adalah mendunia nya
media komunikasi (Media Massa) sehingga informasi yang disebarkan melalui media dapat
menjangkau hampir seluruh belahan penjuru dunia menggunakan sinyal ataupun jaringan
internet.
Guglielmo Marconi adalah putra Inggris dari seorang diploma Italia, dan diantara
kesuksesesan awalnya adalah transmisi sinyal nirkabel dari Inggris ke NewFoundland pada
tahun 1901. Seorang penemu dari Amerika Philo Farnsworth dan imigran Rusia Vladimir
Zworykin, bertemu dan akhirnya menyelesaikan tantangan yang diajukan oleh John Logie
Baird asal Skotlandia, yang di antara pencapaian terbesarnya adalah kesuksesan transmisi
gambar televisi dari London ke New York di tahun 1928. Namun, baik transmisi temuan
Marconi maupun Baird masih bersifat percobaan, dirancang untuk menarik perhatian dan
uang bagi teknologi mereka yang masih baru.
2.2


Satelit & Media Massa Global
Dampak satelit pada komunikasi massa international sangat fundamental. Dengan
kemunculan satelit, sinyal dapat didistribusikan tidak hanya secara internasional, yakni
anatara dua negara tertentu, sebagaimana sebelumnya telah terjadi, tetapi didistribusikan
keseluruh dunia. Revolusi satelit dimulai oleh Uni Soviet pada tahun 1972 (Sputnik) hal ini
sebagai ajang pembuktiaan khususnya kepada Amerika Serikat. Namun hal ini juga menjadi
motivasi besar negara negara blok barat agar berusaha lebih giat dalam mengorbitkan satelit
mereka masing – masing.
Pada tahun 1962 Amerika Serikat mengorbitkan satelit kedua, Telstar I milik AT&T.
ditahun yang sama, Kongres mendirikan Communications Satellite Corporation (COMSAT)
untuk mengoordinasikan kepemilikan dan operasi sistem satelit komunikasi Amerika. Akan
tetapi, pada waktu itu jelas bahwa potensi terbesar satelit adalah kemampuanya
mengglobalkan bidang telekomunikasi. Presiden John F. Kennedy mengadakan sebuah
konsorsium negara barat dan negara – negara nonblok untuk mendirikan International
Telecommunications Satellite Organization (INTELSAT).
5

2.3

Media Global Saat Ini

Setelah acara Who Wants to Be a Milionaire? Menjadi acara baru yang segar di televisi
Amerika, acara permainan versi bahasa asli itu segera disiarkan di 29 negara yang lain, dan
produser berencana untuk memperluas waralaba menjadi 50 lebih. Cartoon Network adalah
siaran satelit dan televisi kabel di 145 negara dalam 14 bahasa. Discovery Channel memiliki
63 juta pelanggan di Asia, 35 juta pelanggan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, 30 juta
pelanggan di India, dan 18 juta pelanggan di Amerika Latin. Hampir 200 negara menerima
saluran CNN melalui satelit. Radio Beijing melakukan siaran kepada pengdengar di seluruh
dunia dalam 40 bahasa. Ratusan juta penguna internet yang tersebar di sejumlah negara
dapat menyetel ribuan WEB stasiun radio yang berasal dari tiap benua selain antartika.
AT&T, perusahaan telekomunikasi dan kable terbesar di Amerika, dan British Telecom,
penyedia jasa telekomunikasi terbesar di Inggris , telah menggabungkan operasi
internasionalnya menjadi satu unit operasi bernilai 10 miliar dolar. Media sekarang hanya
mengenal sedikit batasan nasional.
Namun tidak semua orang menyambut luapan ekspresi dan hiburan global. Undang –
undang Prancis mempersyaratkan 40 persen dari semua siaran musik stasiun radio
menggunkan bahasa prancis. Iran melarang “musik barat” baik dari radio maupun televisi.
Turki melarang penggunaan huruf Q dan W, dengan dikenai hukuman denda karena huruf
tersebut tidak termasuk dalam alphabet Turki. Takut Google Print, rencana raksasa internet
untuk mendigitalkan jutaan buku, yang akan mendorong bahasa Inggris sebagai bahasa yang
mendominasi di internet dan “menyebabkan ketidakseimbangan terutama untuk kepentingan

pandangan Anglo-Saxon mengenai dunia”, para intelektual Prancis meminta pemerintahnya
untuk bertindak melalui European Union untuk menghentikan upaya itu (“The World”
2005). Sistem media massa berbagai negara mencerminkan keberagaman tingkat
perkembangan dan kesejahteraan, nilai dan sistem politik mereka. Sering kali geografi
sebuah negara juga mempengaruhi jenis sistem media yang dianutnya. Tingkat difusi
teknologi komunikasi yang berbeda memberikan contoh jelas.
Logis saja jika sistem politik negara tercermin dalam karakteristik sistem medianya.
Pemerintah yang otoritarian perlu mengontrol media massa demi mempertahankan
kekuasaan. Oleh karena itu, mereka akan mengelola sebuah sistem media yang sangat
berbeda dengan yang dimiliki sebuah negara demokratis berekonomi bebas yang kapitalis.

2.4

Teori New Media
Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang
mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai
perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu
pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan
interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) Sebagai sebuah
lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia

mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis
6

tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan bedasarkan pada
masyarakat.
New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang
termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin
2009). Definisi lain media online adalah media yang didalamnya terdiri gabungan berbagai
elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media
dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet,
media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13) Semua informasi yang
berisikan pendidikan, hiburan, dan sebagainya dapat kita temui didalamnya.
2.5

Perdebatan Imperialisme Budaya
Pemerintah yang dahulu dapat melarang penyebaran secara fisik distribusi dari surat
kabar, majalah, dan buku – buku yang tidak diinginkan, harus bekerja lebih keras dalam
menyumbat siaran radio dan televisi yang tidak diinginkan. Namun, pemerintah dapat
melakukannya, sampai saat satelit datang. Pemerintah tidak dapat mengacaukan sinyal

satelit. Hanya kekurangan teknologi penerima sinyal satelitlah, yang dapat membatasi
jangkauannya. Sekarang, ada internet yang merupakan teknologi penerima baru yang murah,
mudah digunakan, dan ada di atas meja lebih dari jutaan orang di tiap sudut dunia. Sebagai
hasilnya, pertanyaan – pertanyaan yang sulit dijawab mengenai kedaulatan nasional dan
keberagaman kultural muncul lagi.
Teori imperialisme cultural muncul sejak tahun 1960 dan telah menjadi topic
pembahasan di kalangan elit politik sejak tahun 1970. Perbincangan tersebut melahirkan
istilah-istilah seperti “media imperialism, imperialism structural, ketergantungan budaya
dan dominasi, sinkronisasi budaya, kolonialisme elektronik, imperialism ideologis, dan
imperialism ekonomi. Dalam pendefinisiannya, Imperialisme cultural merupakan tindak
upaya dalam mempromosikan budaya yang lebih kuat atas budaya yang diketahui dan
diinginkan. Imperialism cultural dapat mengambil bentuk yang aktif, kebijakan formal atau
sikap umum. Sebuah metafora kolonialisme digunakan dalam produk budaya dunia pertama
yang berbenturan dengan budaya dunia ketiga sehingga mampu menaklukan budaya local.
Dalam arti budaya, istilah dominasi dunia diartikan sebagai tujuan dari Negara-negara atau
perusahaan yang mengekspor budaya. Dalam arti peyoratif, biasanya ditujukan untuk
menolak pengaruh asing.
Adapun akademisi amerika, Herbert Schiller menulis “The Concept of Cultural
Imperialisme Today (1975)” yang menggambarkan berbagai proses, dimana masyarakat
dibawa ke dalam system dunia modern dan bagaimana dapat mendominasinya (dunia barat),
baik secara tertarik, tertekan, dipaksa, dan terkadang dengan menyuap lembaga-lembaga
social agar selaras atau mempromosikan nilai-nilai dan struktur dominasi system. Media
masa Negara barat yang mendominasi media massa di dunia ketiga. Media publik adalah
contoh utama dari perusahaan operasi yang digunakan dalam proses penetratif. Untuk
penetrasi pada skala yang signifikan media sendiri harus ditangkap oleh para pendominasi.
7

ini sebagian besar terjadi melalui komersialisasi penyiaran. Menurut Schiller, konsep
imperialisme kultural adalah keseluruhan proses dimana sebuah masyarakat dibawa ke
dalam sistem dunia modern dan strata yang mendominasi (maksudnya elit) diiming-imingi,
ditekan, dipaksa, dan kadang-kadang disuap untuk menjadikan pranata-pranata sosial serasi
dengan atau bahkan mendukung nilai dan struktur pusat sistem yang mendominasi. Dalam
perkembangan nya, teori imperialism budaya memiliki beberapa transformasi. Dalam hal ini
akan membahas beberapa istilah-istilah yang muncul dalam perkembangan teori imperialism
budaya. Electronic Colonialism yang didefinisikan oleh Tom McPhail sebagai hubungan
suatu ketergantungan yang telah ditetapkan atas aspek impor perangkat keras komunikasi,
program software asing (barat) yang dihasilkan, beserta dengan insinyur, teknisi, dan
protocol informasi yang terkait, menetapkan seperangkat norma-norma asing, nilai-nilai,
dan harapan yang, berbagai tingkat, dapat mengubah budaya dalam negeri dan proses
sosialisasi."
Membahas imperialisme Communication dapat didefinisikan sebagai proses dimana
adanya kepemilikan dan control atas perangkat keras dan perangkat lunak dari media massa
serta bentuk komuniasi tergabung dalam satu Negara secara tunggal atau bersama-sama
ditaklukan dengan dominasi Negara lain dengan resiko yang dapat merusak pada nilai-nilai
adat, norma dan budaya.
Media imperialism selalu digambarkan sebagai suatu proses dimana Negara barat
(Amerika dan Eropa barat) memproduksi sebagian besar produk media di dunia, sehingga
membuat keuntungan dari penjualan domestic, lalu memasarkan produk di Negara-negara di
dunia ketiga dengan biaya yang jauh lebih rendah jika dibandingkan Negara-negara harus
dibebani dalam menghasilkan produk sejenis. Screberny-mohammadi menyatakan,
imperialism sebagai penaklukan dan control atas satu Negara yang lebih kuat, imperialism
budaya menandakan dimensi proses yang melampaui eksploitasi ekonomi atau kekuatan
militer dalam sejarah kolonialisme (bentuk imperialism, di mana pemerintah colonial
dijalankan secara langsung oleh orang asing), system penididikan dan media dari banyaknya
Negara dunia ketiga yang telah ditetapkan sebagai replica dari masyarakat inggris, amerika
serikat, atau prancis dan membawa nilai-nilai mereka.
Media iklan di barat telah membuat suatu terobosan besar karena memiliki gaya
arsitektur dan fashion. Bersifat halus tapi kuat, namun terkadang berisikan pesan sindiran
bahwa budaya barat jauh lebih baik dari pada budaya dunia ketiga. Isu imperialisme budaya
muncul sebagian besar dari studi komunikasi. Namun, imperialisme budaya telah digunakan
sebagai kerangka oleh para ahli untuk menjelaskan fenomena di bidang hubungan
internasional , antropologi , pendidikan, ilmu pengetahuan, sejarah, sastra, dan olahraga.

8

2.6

Kasus Untuk Desa Global
Desa Global adalah konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana
dunia dianailogikan menjadi sebuah desa yang sangat besar. Marshall McLuhan
memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul
Understanding Media: Extension of A Man. Masyarakat desa global menilai masyarakat
dunia yang lebih menyatu merupakan budaya umum, dinegosiasikan dan tidak kebetulan.
Sebagaimana kita menjadi lebih terhubung secara ekonomis. Seharusnya hanya ada sedikit
ketakutan bahwa budaya individu dan identitas nasional akan hilang karena keragaman
dunia akan memunculkan agenda kepentingan khusus dalam budaya tertentu. Misalnya
mengikuti jejak kesuksesan film Spiderman, Marvel Comics dan sebuah perusahaan India
mengumumkan lahirnya Spider-Man India, dimana anak muda Bombay, Pavitr Prabhakar,
mewarisi kekuatan dari seorang yogi suci dan menambahkan dhoti tradisional pada setelan
Spiderman-nya ketika berurusan dengan masalah – masalah dan tantangan lokal (Bal, 2004).
Sebagai hasil pertukaran budaya tersebut, menurut pendukung globalisasi, “budaya global
diciptakan, sepotong demi sepotong, tetapi tumbuh lebih beraneka ragam dan kompleks
sepanjang jalan. Dan bahkan ketika identitas yang berbasis geografis kabur dan memudar,
subkultur baru, yang berbasis selera bersama dalam music, sastra, atau hobi yang tidak jelas,
tumbuh” (Bennett, 2004 ; 62).

2.6.1

Desa Global Di Indonesia
A. Desa Global di Indonesia

Indonesia telah mengalami penglobalan dalam bidang informasi, sejak kemunculan
internet pada pertengahan 90-an. Melalui internet dan televisi membuat masyarakat
sumatera utara mengetahui apa yang sedang terjadi di Jakarta, begitu juga penduduk Jakarta
yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di Indonesia bagian Timur. Melalui internet,
masyarakat antar satu kelompok dapat berhubungan dengan kelompok lain di dunia maya,
contohnya komunitas pendukung batik sebagai warisan budaya bangsa dapat berkontekkontekan dengan komunitas pendukung candi Borobudur sebagai salah satu dari tujuh
keajabiaan dunia. Lewat blog atau milis, mahasiswa dapat bertukar data kuliah, informasi
mengenai suatu peristiwa, bertukar pengalaman, maupun hal ringan untuk hiburan,
semuanya dapat diakses melalui internet. Implementasi desa global ini, membuat masyarakat
yang saling berjauhan dapat saling berkomunikasi dan saling mengamati, dimanfaatkan
pemerintah pusat untuk menjangkau dan memonitor pemerintah daerah, apakah pemerintah
daerah mengalami masalah, hambatan, apa perlu bantuan, dan sebagainya, tidak perlu
langsung datang ke daerahnya yang jauh itu, hanya melalui telepon, internet, dan teknologi
komunikasi lainnya. Desa global juga berlaku di pedesaan. "internet masuk desa" merupakan
salah satu wujud desa global di Indonesia, terutama di pedesaan. Contohnya adalah desa
Leuwiliang di Bogor, walaupun desa tersebut relatif jauh dari pusat kota, tetapi
penduduknya tetap bisa merasakan jasa telekomunikasi menggunakan telepon. contoh
9

lainnya adalah internet yang sudah terpasang di daerah Bojong, Kotamdaya Purwakarta,
kota realtif kecil dua jam dari Bandung, suatu hal yang luar biasa, mengingat masyarakat
Bojong belum lama dapat mengakses telepon, kehadiran internet dengan cepat menyusul,
karena adanya perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan komunikasi di Indonesia.

2.7

Kasus Menentang Desa Global
Penulis media Time James Poniewozik (2001: 69) menyebutnya “perang dingin era baruantara poros Hollywood/poros Mickey D dengan setiap kebudayaan dunia lainnya”. Profesor
Richard Rosenberg (1992) memperkirakan pengikisan kedaulatan nasional. “Kemajuan
bangsa – bangsa di dunia, melalui perusahaan – perusahaan multi nasional mereka, akan
memperluas secara besar – besaran kontrolnya atas arus informasi internasional. Akibatnya,
dunia menjadi lebih sangat bergantung pada negara – negara Barat dan Jepang” Rosenberg
juga memperkirakan runtuhnya budaya asli.
Kritikus media Robert McChesney (1997) khawatir akan demokrasi di seluruh dunia.
“Jalur yang sekarang ini,” tulisnya, “merupakan salah satu dimana banyak hiburan dan
jurnalisme di dunia akan disediakan oleh segelintir perusahaan besar, dengan posisi politis
pasar yang selalu prokeuntungan dan proposisi politik pasar global pada isu – isu sentral di
masa kita. Implikasi bagi demokrasi politik, dengan standar apapun, mengganggu”
Sistem media komersial global bersifat radikal karena tidak menghormati tradisi atau
adat, setelah mempertimbangkan semuanya, jika sistem ini berdiri di jalur keuntungan.
Sistem media global lebih baik dipahami sebagai salah satu yang memajukan perusahaan
dan nilai – nilai serta kepentingan komersial, serta meremehkan atau mengabaikan hal yang
tidak dapat dimasukkan ke dalam misinya. Tidak ada perbedaan yang dapat dilihat dari
konten perusahaan, apakah perusahaan dimiliki oleh pemegang saham di Jepang atau Belgia
atau memiliki kantor pusat perusahaan di New York atau Sydney. (1999; 13-14).
Tidak ada jawaban sederhana untuk perdebatan mengenai perlindungan integritas budaya
lokal. Sebagaimana yang telah kita lihat, bahkan ada ketidaksepakatan mengenai
kebijaksanaan dalam melakukannya. Orang - orang yang melek media setidaknya harus
menyadari perdebatan dan isu – isu tentang ini.

10

2.8

Menentukan Jalan Kita Di Desa Global
Pertanyaan – pertanyaan yang ditimbulkan oleh berbagai teknologi komunikasi baru
sering kali memberi jawaban yang kurang jelas dan memuaskan. Bahkan, seperti yang
ditunjukkan pada kontroversi besar yang dibahas dalam bab ini. Dampak teknologi
komunikasi baru pada kedaulatan nasional dan budaya, jawaban – jawaban berbeda mengalir
dari sudut pandangan yang berbeda. Contohnya, sebuah dunia yang damai di mana
masyarakatnya berbagi asumsi bersama mengenai kebudayaan dominan, merupakan suatu
mimpi utopis. Ada yang melihat bahwa hal ini dapat dicapai. Namun, jika kebudayaan
umum yang mengikat kita adalah Mickey Mouse, apakah harmonisasi ini senilai dengan
hilangnya kebudayaan tradisional yang unik ?
Bisa jadi tidak ada solusi yang mudah atau bahkan benar untuk permasalahan mengenai
perlindungan integritas budaya lokal dalam dunia kita yang termediasi dan semakin saling
terikat. Namun setidaknya, keberadaan sederhana masalah menuntut kita untuk tetap terbuka
dan menghargai budaya semua tetangga kita di desa global. Berbagai teknologi komunikasi
yang baru akan menempatkan mereka dan kita bersama – sama dalam cara – cara yang tidak
terbayangkan sebelum era internet. Apakah kita siap ? ciri khas individu yang melek media
pastinya adalah analisis dan refleksi diri.

11

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Apa itu Trust+Positif & Awal Mula Terbentuknya
Era digital saat ini membuat internet semakin punya posisi penting dalam kehidupan.
Bukan rahasia bila kemudian internet yang bersifat netral akhirnya memiliki dampak positif
dan negatif bagi masyarakat umum yang memanfaatkan akses internet. Sadar akan dampak
negatif internet yang bisa membahayakan masyarakat, Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) bersama operator seluler Telkomsel membangun inisiatif agar
internet dipakai secara baik. Inisiatif pun ini didukung berbagai lembaga swadaya
masyarakat.
Pada tanggal 7 Juli 2014, Menteri Komunikasi & Informatika, Tifatul Sembiring
mengesahkan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor
19, mengenai penanganan situs internet bermuatan negatif. Dalam peraturan tersebut,
disebutkan bahwa penyelenggara jasa akses internet (Internet Service Provider atau ISP)
wajib melakukan pemblokiran terhadap website-website yang termasuk dalam database
Trust+Positif.
Sebelum gagasan ini terbentuk, Telkomsel mengadakan gagasan yang sesuai dengan
keinginan KOMINFO. Telkomsel meluncurkan program tanggung jawab perusahaan
(Corporate Social Responsibility) bertajuk #internetBAIK, yang merupakan kampanye
Telkomsel untuk menciptakan ekosistem digital yang positif dan konstruktif dengan
penggunaan internet yang Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif. Direktur
Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan, "Kampanye #internetBAIK merupakan
salah satu wujud tanggung jawab sosial Telkomsel sebagai penyedia layanan seluler
terdepan di Indonesia. Sudah menjadi kewajiban kami untuk membangun ekosistem digital
yang positif dengan mengedukasi dan memberikan teladan bagi masyarakat Indonesia
perihal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memberikan nilai
tambah bagi kita semua." Ririek menambahkan bahwa seiring dengan makin meluasnya
ketersediaan jaringan broadband Telkomsel di seluruh Indonesia, melalui #internetBAIK,
Telkomsel berusaha untuk menekan penggunaan layanan broadband yang kurang
bermanfaat. Program #internetBAIK ingin menanamkan semangat cyber wellness di
kalangan remaja dengan memberikan sosialisasi dan edukasi penggunaan internet secara
BAIK (Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif).
Penggunaan internet yang bertanggung jawab artinya memanfatkan internet secara tepat
sesuai dengan norma dan etika. Aman berarti pengguna internet terlindungi dari segala
potensi kejahatan dan dampak buruh dari internet. Inspiratif artinya mendorong pemanfaatan
internet untuk hal-hal yang positif dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pengguna dan
orang di sekitarnya. Sementara kreatif berarti menciptakan ekosistem digital yang produktif
sebagai wadah pengembangan daya cipta dan kreasi yang bermanfaat secara luas bagi
masyarakat.
Menkominfo menilai program ini sejalan dengan gerakan sosiokultural yang dimiliki
Kemkominfo, program Agen Perubahan Informatika (API). Program tersebut jadi garda
terdepan dalam melakukan sosialisasi dan edukasi pemanfaatan Internet secara CAKAP
(Cerdas, Kreatif dan Produktif) di seluruh Indonesia.

12

3.2

Kesalahan Dalam Penerapan Internet Positif Indonesia (Trust+Positif)
Kebijakan Menkominfo menerapkan Internet positif yang seharusnya membawa efek
positif bagi masyarakat pengguna Internet di Indonesia malah menuai kritikan dari berbagai
macam kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan draf dokumen Rancangan Peraturan
Menteri (RPM) yang dimiliki oleh ICT Watch , pada pasal 6 (enam) disebutkan tentang
keberadaan TRUST+Positif sebagai daftar alamat situs (database) yang disediakan oleh
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemkominfo. Berdasarkan pasal 9 (sembilan) di
dalam RPM tersebut, dinyatakan bahwa Penyelenggara Jasa Akses Internet (Internet Service
Provider / ISP), wajib melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang masuk di dalam
database Trust+Positif tersebut. Kita pahami bahwa secara umum untuk dapat berselancar di
ranah maya dan mengakses konten online, kita membutuhkan akses Internet yang disediakan
oleh para ISP. Maka praktis dapat dikatakan, apa yang boleh atau tidak boleh diakses oleh
pengguna Internet di Indonesia, sangat tergantung kepada ketentuan dari Kementerian
Kominfo, melalui Trust+Positif tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah
Trust+Positif tersebut?.
Untuk memahami apakah Trust+Positif tersebut, ICT Watch berdasarkan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), secara resmi
mengirimkan surat permintaan informasi kepada Kementerian Kominfo. Kepada Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kominfo, surat dikirimkan melalui e-mail dan
juga disampaikan langsung ke kantor PPID pada tanggal 25 dan 26 Mei 2014 . Walaupun
kemudian surat tersebut telah ditanggapi oleh Kominfo melalui email pada 9 Juni 2014 ,
namun isinya tidak dapat menjawab atau menjelaskan esensi yang ditanyakan oleh ICT
Watch, yaitu tentang legitimasi keberadaan Trust+Positif dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang digunakan.
Kesalahan ini terjadi karna praktik yang dijalankan oleh Trust+internet tidak sesuai
dengan misi dan program kerja Internet Positif Indonesia. Kebijakan internet positif yang
telah berjalan dinilai juga bisa menghambat laju pertukaran informasi yang bersifat positif
bagi para pengguna internet di Indonesia karna eksekusi yang buruk dari kebijakan ini.
Disini kami mengambil data dari ICT (Information And Comunication Technology) Watch.
ICT Watch merupakan lembaga non-profit dengan rekam jejak yang tidak diragukan lagi
sejak didirikan tahun 2002. ICT Watch termasuk lembaga pertama di Indonesia yang secara
konstan memberi informasi kepada masyarakat tentang dinamika dan potensi manfaat
internet melalui kampanye, publikasi serta berbagai kegiatannya. Mengacu kepada surat
tanggapan Kominfo yang terakhir tersebut (14 Juli 2014), kemudian dapat disimpulkan
bahwa sebenarnya keberadaan Trust+Positif tidaklah memiliki legitimasi yang jelas. Bahkan
praktek Trust+Positif tidak memiliki SOP yang baku dan resmi. Berikut paparan mengenai
kesalahan prosedur yang dapat menyebabkan terhambatnya laju informasi bagi para
pengguna internet di Indonesia :

13

1. Tak Ada Legitimasi Keberadaan?
Ketika ICT Watch meminta informasi (dokumen resmi) yang dapat menunjukkan catatan
pembentukan dan legitimasi kewenangan Trust+Positif, pihak Kominfo hanya memberikan
Surat Edaran Ditjen Postel No. 1598/SE/DJPT.1/KOMINFO/7/2010 tentang “Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan yang Terkait Pornografi” . Surat tersebut ditujukan
kepada para ISP. Keberadaan Trust+Positif bahkan sama sekali tidak disebutkan dalam surat
edaran tersebut, apalagi yang terkait dengan pembentukan dan legitimasi kewenangannya.
Ini tentu tetap menimbulkan pertanyaan mendasar tentang asal-usul keberadaan
Trust+Positif di jajaran Kominfo.
2. Standar Operasi Prosedur Ilegal?
Ketika ICT Watch meminta informasi (dokumen resmi) tentang Standar Operasi Prosedur
(SOP) yang digunakan Trust+Positif sejak 2011, pihak Kominfo hanya memberikan
dokumen berjudul “SOP Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif” alias SOP Blokir .
Dokumen tersebut sama sekali tidak ada penanda ataupun bukti pengesahan sebagai sebuah
dokumen resmi, seperti cap/stempel, nomor surat, tanda tangan pejabat berwenang, tanggal
dan nomor surat ataupun kop surat Kominfo. Menjadi menarik jika keberadaan SOP tanpa
ada tanda atau bukti pengesahan tersebut, lantas diacukan pada Permen Kominfo No.
27/2013 tentang “Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur” (Permen SOP). Dalam pasal 2
di dalam Permen SOP tersebut ditegaskan bahwa:
SOP masing-masing satuan kerja disahkan oleh Pimpinan Satuan Kerja / Eselon II yang
bersangkutan). SOP masing-masing UPT (Unit Pelaksana Teknis) pada tingkat eselon III, IV
dan V disahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal atau Sekretaris Badan. Kemudian pasal 4
dari Permen SOP tersebut, juga ditegaskan bahwa SOP yang berhubungan dengan perijinan
dan pelayanan kepada masyarakat wajib diinformasikan kepada masyarakat dan pihak-pihak
yang berkepentingan agar terwujud transparansi. Dengan tidak adanya tanda atau bukti
pengesahan apapun, maka dapat diindikasikan bahwa SOP Blokir yang menjadi landasan
Trust+Positif tersebut adalah SOP “ilegal” yang melanggar aturan Permen SOP.
Jika kemudian Permen Situs Negatif yang baru saja ditandatangani Menkominfo
didalamnya tetap menggunakan Trust+Positif yang dikelola pemerintah sebagai database
wajib, (padahal Trust+Positif tidak memiliki SOP yang legal), maka dapat dikatakan bahwa
Permen Situs Negatif melanggar Permen SOP. Padahal kedua Permen tersebut adalah samasama produk hukum dari Kementerian Kominfo.

14

3. Sejak 2011 Tak Sah?
Kemudian mengapa ICT Watch meminta informasi /dokumen SOP untuk Trust+Positif
per tahun 2011? Sebab keberadaan Trust+Positif itu sendiri telah disebut dalam surat resmi
yang dikeluarkan oleh Direktur e-Bisnis, a/n Dirjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, No.
70/DJAI/KOMINFO/02/2011 per tanggal 11 Februari 2011, perihal “Penerapan Internet
Sehat dan Aman oleh Para Penyelenggara Jasa Akses Internet (ISP)”. Secara logis, jika
ternyata Trust+Positif selama ini memang tidak memiliki legitimasi dan/atau SOP yang sah,
maka dapat dikatakan bahwa perintah Kominfo untuk menggunakan Trust+Positif sebagai
database acuan pemblokiran situs Internet oleh ISP (setidaknya terhitung sejak 2011) dapat
dipertanyakan keabsahan dan aspek legalitasnya.
Maka pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, atas nama hukum, dapatkah perintah
pemblokiran dari Kementerian Kominfo yang telah dilakukan selama ini dibatalkan? Dan
tentu saja kemudian sesegera mungkin ditata kelola ulang dengan pelibatan aktif multistakeholder (pemerintah, swasta, masyarakat sipil) sehingga memiliki landasan yang lebih
baik, patuh hukum dan menghormati hak asasi manusia.
4. Tanpa Audit yang Akuntabel?
Berdasarkan tanggapan pertama Kominfo atas permintaan informasi tentang
Trust+Positif yang diajukan oleh ICT Watch, dijelaskan bahwa, “Trust+Positif diaudit oleh
lembaga pelaksana audit program kerja dan pelaksanaan kegiatan anggaran”. Berdasarkan
jawaban tersebut, ICT Watch kemudian memohon untuk diberikan berkas dokumen hasil
audit kinerja tersebut. Menurut ICT Watch, hal dokumen tersebut tidaklah termasuk
klasifikasi rahasia sebagaimana diatur oleh UU KIP.
Berdasarkan permintaan dokumen hasil audit kinerja tersebut, Kominfo kemudian
memberikan 1 (satu) lembar dokumen berjudul “Pencapaian Situs Tertangani”. Dokumen
tersebut hanyalah tabel berisi data kategori situs dan jumlah situs. Dokumen ini menurut ICT
Watch tidak dapat dianggap sebagai dokumen audit kinerja dari Trust+Positif. Acuan ICT
Watch adalah sebagaimana Peraturan Menteri Negara, Pendayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Nomor 35 Tahun 2011, tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dari laporan ICT Watch diatas kita dapat menyimpulkan sendiri bagaimana kinerja dari
pelaksanaan Trust+Positif Internet Sehat yang kurang professional, disini kami juga akan
memaparkan data hasil temuan di lapangan mengenai kinerja Trust+Positif dalam
menjalankan Internet Sehat Indonesia sebagai berikut :

15

1. Database Salah Blokir
Sebenarnya proyek Trust+positif sendiri telah berjalan dari tahun 2010 (diresmikan
dalam peraturan pemerintah pada tahun 2014) dan kala itu sempat terjadi kasus salah blokir
yang seharusnya Trust+positif hanya memblokir hal hal negatif, namun banyak juga berita
positif yang ikut terblokir.
 Agustus 2010: sejumlah website terkemuka seperti Detik, Kompas, dan Kaskus
sempat diblokir lantaran masuk dalam database Trust+Positif
 Agustus 2011: website humor MalesBanget sempat diblokir karena mengandung
kata “Males” atau “Male” dan kata “bang” — kata yang berkonotasi negatif —
yang masuk dalam database Trust+Positif.
 September 2013: website CarFreeDay.com sempat diblokir lantaran pemilik
domain sebelumnya sempat menggunakan domain tersebut untuk konten
pornografi hingga tahun 2004
 Mei 2014
: website vimeo.com diblokir, vimeo adalah website yang
berguna untuk menyimpan video berkualitas tinggi di dalam dunia maya dengan
kapasitas yang besar sehingga membantu para pengguna internet.

2. Halaman Peringatan Yang Berbeda – Beda
Dari keputusan tersebut, muncul website peringatan bagi para pengguna internet di tanah
air yang mengakses konten ilegal. Misalnya, First Media akan membawa penggunanya ke
halaman website Internet Sehat dan Aman. Sedangkan Internet Positif, merupakan halaman
peringatan yang akan tampil bagi pengguna internet yang menggunakan akses internet dari
Telkom atau Telkomsel. Website ini dikelola oleh PT. MetraNet, anak perusahaan Telkom.
Jadi pada dasarnya setiap ISP memiliki halaman website peringatan berbeda-beda.
3. Website Penuh Iklan
Berbeda dengan halaman peringatan ISP lain yang hanya menampilkan peringatan,
Internet Positif menampilkan banyak iklan dalam website ini. Jenisnya pun beragam, ada
yang horizontal maupun vertikal. Bahkan di bagian bawah terdapat “Advertising With Us”
sebagai pemberitahuan tawaran untuk memasang iklan di website tersebut. Dari hasil
pencarian,
ternyata
domain
Internet
Positif
didaftarkan
dengan
email
advertising@telkom.co.id. Hal ini semakin memperkuat kontroversi bahwa Internet Positif
digunakan sebagai sumber penghasilan, daripada sebagai peringatan agar tidak mengakses
website pornografi. Adanya iklan tersebut menuai banyak kritik dari para netizen. Apabila
alasannya adalah untuk pengelolaan server database website ilegal, maka akan tidak masuk
akal, mengingat database Trust+Positif dikelola oleh pemerintah. Di samping itu, pengguna
tentunya telah membeli paket internet ISP tersebut.

16

Website Pemblokiran Internet Positif Yang Penuh Dengan Iklan

4. Masuk Dalam 100 Besar Dengan Jutaan Pengunjung Setiap Bulan
Banyak pengguna internet di Indonesia — khususnya pengguna ISP Telkom dan
Telkomsel — pernah melihat tampilan Internet Positif. Bagaimana tidak, menurut
SimilarWeb, Internet Positif masuk dalam peringkat ke-58 di tanah air dan menurut Alexa
Web masuk ke peringkat 290 di Indonesia.

17

Masih dari sumber yang sama, Internet Positif bahkan mendapat 8,7 juta pengguna setiap
bulan. Mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014. Dari paparan kami di atas, pertanyaan
yang muncul adalah, Kemana uang hasil iklan tersebut? Dan mengapa Kemkominfo
memperbolehkan Internet Positif untuk meraup uang dari kegiatan pemblokiran internet?
Pertanyaan ini masih belum terjawab hingga saat ini.

3.3

Apakah Internet Positif Indonesia membuat efek penurunan tindak kejahatan
kekerasan seksual sejak berjalannya program ini ?
Internet merupakan salah satu media perwujudan hak asasi manusia untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi yang dilaksanakan secara tertib dan bertanggung
jawab dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tujuan dasar dari peraturan ini adalah memberikan dasar bagi pemerintah dan masyarakat
terhadap pemahan situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam
penanganannya, melindungi kepentingan umum dari konten internet yang berpotensi
memberikan dampak negatif atau merugikan.
Yang dimaksud dengan jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani adalah
pornografi, dan kegiatan ilegal lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang –
undangan (Radikalisme, Sara, Kekerasan, Pornografi Anak, Penipuan, Perjudian,
Keamanan, Hak Cipta, Narkoba) Namun tujuan utama dari program ini adalah untuk
menekan kekerasan seksual yang salah satu faktor disebabkan meningkatnya pencarian situs
pornografi di Indonesia oleh kaum muda maupun dewasa.
Menurut laporan dari Humas Kominfo, dari data terbaru yang telah dirilis oleh situs
dewasa Pornhub disebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat kedua pengakses situs
tersebut, kebanyakan menurut Pornhub, para pengakses asal Indonesia membuka situsnya
menggunakan handphone. Terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah pangakses
situsnya dari Indonesia. Pengakses situs asal Indonesia jumlahnya naik empat kali lipat
dibanding tahun 2013. Sampai 2015, tercatat ada 18,36 milyar viewer yang membuka situs
porno tersebut.
Dari data diatas kita bisa menilai apakah Trust+positif sudah efektif dalam menekan
jumlah pengunjung situs pornografi di Indonesia? Karna situs pornografi adalah salah satu
faktor yang melatarbelakangi tindak kejahatan seksual di Indonesia. Menurut data yang
dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia
dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tercatat sebanyak 21.869.797 kasus pelanggaran hak
anak, yang tersebar di 34 provinsi, dan 179 kabupatan dan kota. Sebesar 42-58% dari
pelanggaran hak anak itu, merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Selebihnya adalah
kasus kekerasan fisik, dan penelantaran anak. Data dan korban kejahatan seksual terhadap
18

anak setiap tahun terjadi peningkatan. Pada 2010, ada 2.046 kasus, diantaranya 42%
kejahatan seksual. Pada 2011 terjadi 2.426 kasus (58% kejahatan seksual), dan 2012 ada
2.637 kasus (62% kejahatan seksual). Pada 2013, terjadi peningkatan yang cukup besar yaitu
3.339 kasus, dengan kejahatan seksual sebesar 62%. Sedangkan pada 2014 (Januari-April),
terjadi sebanyak 600 kasus atau 876 korban, diantaranya 137 kasus adalah pelaku anak.
Seiring terjadinya peningkatan kasus pemerkosaan setiap tahunnya menggambarkan
apakah dengan di blokirnya situs pornografi menurunkan tingkat kejahatan sesksual di
Indonesia ? cara pemblokiran konten negatif terutama pornografi di Indonesia belum lah
maksimal. Hal ini sangat meresahkan karna kasus pemerkosaan yang terjadi telah merusak
masa depan anak bangsa ini. Jangan sampai program positif yang diciptakan dan dijalankan
oleh kita menjadi sia-sia ketika prosedurnya tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan mencederai Hak Asasi kita dalam mencari informasi yang berguna (positif).

19

BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil analis yang telah kami lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada
khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis. Media massa memenuhi
kebutuhan masyarakat akan fantasi dan informasi. Saat ini, jenis media massa yang sudah masuk
di Indonesia dibagi menjadi 3: media cetak (seperti surat kabar, tabloid, majalah), media
elektronik (seperti radio, televisi, film atau video), dan media online (seperti website, portal
berita, blog, media sosial).
Seiring perkembangan teknologi komunikasi, muncullah sebutan untuk Media global. Media
Global dapat dipahami sebagai perkembangan penyebaran informasi yang sudah mendunia, kita
dapat mendapatkan informasi darimana saja dan kita pun juda dapat menyebarkan informasi
kemana saja melalui jaringan internet.
Melalui media massa yang bersifat internasional ini, penyebarluasan informasi masuk dalam era
globalisasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi yang telah berkembang
pesat, maka seluruh bangsa di dunia dapat disatukan dalam agenda globalisasi.
Media massa dan globalisasi memiliki pengaruh maupun peran yang saling mendukung satu
sama lain. Pengaruh globalisasi terhadap media massa di Indonesia memiliki dampak yang
positif (konstruktif) maupun negatif (destruktif). Dengan adanya pengaruh negatif inilah maka
diperlukan gatekeeper (filter) terhadap informasi yang diterima.
Globalisasi membentuk kita sebagai masyarakat informasi. Dalam masyarakat informasi, kita
akan mendapatkan keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan:Di
tempat kerja, di rumah dan tempat bermain. Contoh dari ICT’s adalah: ATM untuk penarikan
tunai dan pelayan perbankan lainnya, telepon genggam(handphone), teletext television, faxes dan
pelayan informasi seperti juga internet, e-mail, mailinglist, serta komunitas maya (virtual
community) lainnya.
Ciri – ciri Masyarakat Informasi :
 Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam
kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan
tempat– tempat kerja
 Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta
kegiatan– kegiatan lainnya.
 Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh

20

Pemerintah telah sadar bahwa sekarang perkembangan masyarakat di era new media sangat lah
cepat. Pemerintah harusnya mempertajam kerja (Program yang sudah dibentuk) dan melihat
langsung apa yang terjadi dilapangan dengan mengedepankan etika professional bukan hanya
retorika belaka. Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap lebih aktif tidak masa bodoh melihat
perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia.
Salah satu tindakan nyata pemerintah melalui Menteri Komunikasi & Informatika yang perlu kita
dukung adalah dengan memblokir situs situs yang bermuatan negatif di Indonesia melalui
Trust+positif (Internet Positif Indonesia). Seharusnya program ini menekan tindak kejahatan
seksual seperti yang diharapkan oleh masyarakat, namun pada kenyataannya tindakan ini belum
sesuai dengan program kerja yang telah dibentuk. Manajemen yang kurang aktif dan kurang
professional menyebabkan program kerja ini tidak sepenuhnya didukung oleh masyarakat
Indonesia khususnya para pengguna internet. Manajemen yang belum cukup baik dari program
ini bisa menyebabkan terjadi nya penghambatan informasi, karna tidak hanya situs negatif saja
yang di blokir oleh Trust+Positif, namun situs yang bermanfaat positif bagi para pengguna
internet di Indonesia juga ikut terblokir akibat manajemen yang kurang baik dari Trus+Positif.
Di Indonesia, kita sebatas disuguhi satu-dua kisah anekdotal. Misalnya, si X memperkosa
tetangganya setelah melihat video Ariel, atau si Y setelah mengakses situs porno di Warnet. Tapi
benarkah hubungan antara pornografi, dorongan seksual dan kejahatan seksual sesederhana itu?
Berapa banyak kasus pemerkosaan yang terjadi tanpa melibatkan pornografi?
Dua studi di AS jusru menunjukkan hubungan terbalik antara pornografi online dan
pemerkosaan. Yang pertama, paper berjudul "Porn Up, Rape Down" oleh Anthony D'Amato dari
Northwestern Law School (2006). Paper kedua adalah "Pornography, Rape and the Internet" oleh
Ted Kendall, Departemen Ekonomi Universitas Clemson.
Dua paper itu menunjukkan, sejak awal '90an tingkat kejahatan pemerkosaan di AS turun. Data
yang dikutip Kendall: tahun 1993 ada sekitar 1,6 pemerkosaan per seribu penduduk. Di tahun
2004, angka itu turun jadi 0,4 per seribu penduduk. Ini terjadi di periode di mana Internet
berkembang dengan cepat, termasuk pornografi online.
Kendall menggunakan sumber data berbeda, tapi kurang lebih ia menunjukkan kecenderungan
serupa. Ia kemudian menghitung pertumbuhan akses Internet di 50 negara bagian plus
Washington, D.C., dihitung berdasarkan persentase rumah tangga yang mengakses Internet,
antara 1995-2003. Ia kemudian mengelompokkan 26 negara bagian dengan pertumbuhan
Internet 'tinggi' dan 25 dengan pertumbuhan 'rendah'. Di kelompok pertama, tingkat
pemerkosaan antara 1995-2003 turun 14 persen. Di kelompok kedua tingkat pemerkosaan juga
turun tapi hanya sebesar 6 persen. Artinya, negara bagian yang mengalami pertumbuhan akses
Internet lebih cepat juga mengalami penurunan tingkat pemerkosaan lebih cepat.
21

Kendall juga menunjukkan, setiap kenaikan 1 persen jumlah rumah tangga yang punya akses
Internet, tingkat pemerkosaan turun sebesar 7,3 persen.
Bagi yang paham statistik, tentu studi ini harus dilihat secara hat-hati. Pertama, studi-studi itu
tidak spesifik melihat korelasi antara traffic ke situs porno dan pemerkosaan. Tapi ingat, dalam
periode 1995-2003, situs pornografi, baik dalam hal jumlah maupun inovasi layanan yang
diberikan, berkembang pesat. Dan di AS tidak ada pemblokiran situs porno, selain batasan
tentang pornografi anak-anak yang dijalankan sangat ketat. Kendall juga menunjukkan bahwa
dari berbagai jenis kriminalitas yang dilihat, efek dari kenaikan Internet hanya signifikan dalam
penurunan kejahatan seksual, tidak di jenis-jenis kejahatan lainnya.
Kedua, korelasi bukan berarti kausalitas. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa pornografi online
menurunkan tingkat pemerkosaan. Kendall

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63