Makalah Pak Joko Pengantar Ilmu Hukum
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas dengan judul “Kesadaran
Hukum”.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan, begitu juga halnya dengan penulis. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi penulisan mapun isi. Penulis pun menerima dengan
lapang dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun
dari pembaca agar penulis dapat membenahi diri.
Walaupun demikian, penulis berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat membantu dalam proses belajar maupun
mengajar serta dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Bengkulu, 23 November
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat kesadaran hukum
B. Kondisi kesadaran hukum
C. Cara-cara meningkatkan kesadaran hukum
BAB III
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan hukum di Indonesia sudah tidak tentu arah,
seakan sudah tidak memiliki hukum. Hukum yang sudah di buat
oleh pihak legislative pun seakan hanya sebuah catatan yang
dibukukan. Pelanggaran-pelanggaran semakin marak terjadi
namun hukum seperti takut untuk melakukan tugasnya.
Kesadaran masyarakat akan hukum pum menjadi kian merosot.
Dan menganggap hukum yang dibuat hanya untuk dilanggar.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang permasalahan di atas,
penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat kesadaran hukum ?
2. Bagaimana kondisi kesadaran hukum sekarang ini ?
3. Bagaimana meningkatkan kesadaran hukum ?
C. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan
rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang hakikat kesadaran hukum
2. Menjelaskan tentang kondisi kesadaran hukum sekarang ini
3. Memaparkan cara-cara untuk meningkatkan kesadaran
hukum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang
erat sekali. Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan
hukum. Bahkan Krabbe menyatakan bahwa sumber segala hukum
adalah kesadaran hukum. Dengan begitu maka yang disebut
hukum hanyalah yang memenuhi kesadaran hukum kebanyakan
orang, maka undang-undang yang tidak sesuai dengan kesadaran
hukum kebanyakan orang akan kehilangan kekuatan mengikat.
Sudikno Mertokusumo dalam buku Bunga Rampai Ilmu Hukum
mengatakan :
Kesadaran hukum adalah kesadaran tentang apa yang
seyogyanya kita lakukan atau perbuat atau yang
seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuat terutama
terhadap orang lain. Kesadaran hukum mengandung sikap
toleransi.
Dapat disimpulkan bahwa kesdaran hukum merupakan cara
pandang masyarakat terhadap hukum itu, apa yang seharusnya
dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta
penghormatan terhadap hak-hak orang lain (tenggang rasa). Ini
berarti bahwa dalam kesadaran hukum mengandung sikap
toleransi.
Dalam kenyataanya ada beberapa hal secara include perlu
ditekankan dalam pengertian kesadaran hukum; pertama,
kesadaran tentang ‘apa itu hukum’ berarti kesadaran bahwa
hukum itu merupakan perlindungan kepentingan manusia. Karena
pada prinsipnya hukum merupakan kaedah yang fungsinya untuk
melindungi kepentingan manusia.
Pada hakekatnya kesadaran hukum masyarakat tidak lain
merupakan pandangan-pandangan yang hidup dalam masyarakat
tentang apa hukum itu. Pandangan-pandangan yang hidup di
dalam masyarakat bukanlah semata-mata hanya merupakan
produk pertimbangan-pertimbangan menurut akal saja, akan
tetapi berkembang di bawah pengaruh beberapa faktor seperti
agama, ekonomi poliitik dan sebagainya Sebagai pandangan
hidup didalam masyarakat maka tidak bersifat perorangan atau
subjektif, akan tetapi merupakan resultante dari kesadaran
hukum yang bersifat subjektif.
Kedua, kesadaran tentang ‘kewajiban hukum kita terhadap
orang lain’ berarti dalam melaksanakan hak akan hukum kita
dibatasi oleh hak orang lain terhadap hukum itu. Dengan begitu
dalam kesadaran hukum menganut sikap tenggang rasa/toleransi,
yaitu seseorang harus menghormati dan memperhatikan
kepentingan orang lain, dan terutama tidak merugikan orang lain.
Ketiga, kesadaran tentang adanya atau terjadinya ‘tindak
hukum’ berarti bahwa tentang kesadaran hukum itu baru
dipersoalkan atau dibicarakan dalam media elektronik kalau
terjadi pelanggaran hukum seperti : pembunuhan, pemerkosaan,
terorisme,KKN dan lain sebagainya.
Hukum baru dipersoalkan apabila justru hukum tidak terjadi,
apabila hukum tidak ada (onrecht) atau kebatilan. Kalau segala
sesuatu berlangsung dengan tertib maka tidak akan ada orang
mempersoalkan tentang hukum. Baru kalau terjadi pelanggaran,
sengketa, bentrokan atau “conflict of human interest”, maka
dipersoalkan apa hukumnya, siapa yang berhak, siapa yang benar
dan sebagainya. Dengan demikian pula kiranya dengan
kesadaran hukum.
Dengan demikian jelas bahwa kesadaran hukum pada
hakekatnya bukanlah kesadaran akan hukum, tetapi terutama
adalah kesadaran akan adanya atau terjadinya “tidak hukum”
atau “onrecht”. Memang kenyataannya ialah bahwa tentang
kesadaran hukum itu baru dipersoalkan atau ramai dibicarakan
dan dihebohkan didalam media massa kalau kesadaran hukum itu
merosot atau tidak ada, kalau terjadi pelanggaran-pelanggaran
hukum,seperti : pemalsuan ijazah, pembunuhan, korupsi, pungli,
penodongan dan sebagainya.
B. Kondisi Kesadaran Hukum
kondisi suatu masyarakat terhadap kesadaran hukum dapat
kita kemukakan dalam beberapa parameter, antara lain: ditinjau
dari segi bentuk pelanggaran, segi pelaksanaan hukum, segi
jurnalistik, dan dari segi hukum :
1. Tinjauan bentuk pelanggaran
Bentuk-bentuk pelanggaran yang lagi marak belakangan ini
meliputi tindak kriminalitas, pelanggaran lalu lintas oleh para
pengguna motor, pelanggaran HAM, tindak anarkis dan
terorisme, KKN dan penyalahdunaan hak dan wewenang,
pemerkosaan dan lain sebagainya.
2. Tinjauan Pelaksanaan Hukum
Pelaksanaan hukum sekarang ini dapat dikatakan tidak ada
ketegasan sikap terhadap pelanggaran-pelanggaran hukum
tersebut. Indicator yang dapat dijadikan parameter adalah
banyaknya kasus yang tertunda dan bahkan tidak surut,
laporan-laporan dari masyarakat tentang terjadinya
pelanggaran kurang ditanggapi.
Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
hukum hanya berpihak pada mereka yang secara financial
mampu memberikan nilai lebih dan jaminan. Terbukti
sekarang dengan adanya auditisasi pada setiap departemen
dan menjaring setiap pejabat terbukti korupsi.
3. Tinjauan Jurnalistik
Peristiwa-peristiwa pelanggaran maupun pelaksanaan
hukum hampir setiap hari dapat dibaca di media cetak dan
elektronik, ataupun diakses melalui internet. Memang harus
kita akui bahwa jurnalistik terkadang mengusung sensasi
dalam pemberitaan, karena sensasi menarik perhatian
pembaca dan berita tentang pelanggaran hukum dan
peradilan selalu menarik perhatian.
4. Tinjauan Hukum
Ditinjau dari segi hukum, maka dengan makin banyak
pemberitaan tentang pelanggaran hukum, kejahatan, dan
kebathilan berarti kesadaran akan banyak terjadinya
“onrecht”. Hal ini juga memberikan implikasi makin
berkurangnya toleransi dalam masyarakat. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat
sekarang ini menurun, yang mau tidak mau mengakibatkan
merosotnya kewibawaan masyarakat juga.
Menurut Sudikno Mertokusumo, kesadaran hukum yang
rendah cenderung pada pelanggaran hukum, sedangkan
makin tinggi kesadaran hukum seseorang makin tinggi
ketaatan hukumnya.
Mengingat bahwa hukum adalah perlindungan terhadap
kepentingan manusia, maka menurunnya kesadaran hukum
masyarakat disebabkan karena orang tidak melihat atau
menyadari bahwa hukum melindungi kepentingannya, tidak
adanya atau kurangnya pengawasan pada petugas penegak
hukum, sistem pendidikan yang kurang menaruh
perhatiannya dalam menanamkan pengertian tentang
kesadaran hukum. Soerjono Soekanto, menambahkan bahwa
menurunya kesadaran hukum masyarakat disebabkan juga
karena para pejabat kurnag menyadari akan kewajibannya
untuk memelihara hukum dan kurangnya pengertian akan
tujuan serta fungsi pembangunan.
C. Cara-Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum
Kita harus menyadari bahwa setelah mengetahui kesadaran
hukum masyarakat dewasa ini, yang menjadi tujuan kita
hakikatnya bukanlah semata-mata sekedar meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat, tetapi juga membina kesadaran
hukum masyarakat.
Peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan
(action) dan pendidikan (education). Berikut penjelasannya :
1. Tindakan (action)
Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat
dilakukan berupa tidakan drastik, yaitu dengan
memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih
mangetatkan pengawasan ketaatan warga negara terhadap
undang-undang. Cara ini bersifat isidentil dan kejutan dan
bukan merupakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat
2. Pendidikan (education)
Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun
nonformal. Hal yang perlu diperhatikan dan ditanamkan
dalam pendidikan formal/nonformal adalah pada pokoknya
tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik,
tentang apa hak serta kewajiban seorang warga negara.
Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilainilai kebudayaan. Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai
dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui
kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum
masyarakat usaha pembinaan yang efektif dan efesien ialah
dengan pendidikan :
a.
Pendidikan formal
Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kesadaran
hukum di sekolah harus dilakukan dari tingkat rendah/ TK
sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan tinggi ) :
1) Tingkat TK
Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin
ditanamkan pengertian-pengertian abstrak tentang hukum
atau disuruh menghafalkan undang-undang. Yang harus
ditanamkan kepada murid Taman Kanak-kanak ialah
bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau orang
lain, bagaimana mentaati peraturan-peraturan yang dibuat
oleh sekolah.
Yang penting dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah
menanamkan pada anak-anak pengertian bahwa setiap
orang harus berbuat baik dan bahwa larangan-larangan
tidak boleh dilanggar dan si pelanggar pasti menerima
akibatnya
2) Tingkat SD, SMP, dan SMA
Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan
kewajiban warga negara Indonesia, susunan negara kita,
Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-pasal yang
penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh
perlindungan hukum. Perlu diadakan peraturan-peraturan
sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga
untuk menanamkan ”sense of justice” pada murid-murid
perlu dibentuk suatu ”dewan murid” dengan pengawasan
guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap
peraturan sekolah. Di samping buku pelajaran yang
berhubungan dengan kesadaran hukum perlu diterbitkan
juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang heroik.
Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk
pekan (pekan kesadaran hukum, pekan lalu lintas dan
sebagainya) yang diisi dengan perlombaan-perlombaan
(lomba mengarang, lomba membuat motto yang ada
hubungannya dengan kesadaran hukum), pemilihan warga
negara teladan terutama dihubungkan dengan ketaatan
mematuhi peraturan-peraturan.
3) Tingkat Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi
peranan penting dalam hal meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat, karena di dalanya menghasilkan orang-orang
yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.
b. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas
meliputi segala lapisan dalam masyarakat. Pedidikan non
formal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut
penjelasannya :
1) Penyuluhan Hukum
Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat berupa penyampaian dan
penjelasan peraturan hukum kepada masyarakat dalam
suasana informal agar setiap masyarakat mengetahui dan
memahami apa yang menjadi hak, kewajiban dan
wewenangnya, sehingga tercipta sikap dan prilaku
berdasarkan hukum, yakni disamping mengetahui,
memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.
Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara :
pertama, penyuluhan hukum langsung yaitu kegiatan
penyuluhan hukum berhadapan dengan masyarakat yang
disuluh, dapat berdialog dan bersambung rasa misalnya :
ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya. Kedua,
penyuluhan hukum tidak langsung yaitu kegiatan
penyuluhan hukum yang dilakukan tidak berhadapan dengan
masyarakat yang disuluh, melainkan melalui
media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah,
surat kabar, film,dan lain sebagainya.
Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk
bahan bacaan, terutama ceritera bergambar atau strip yang
bersifat heroik akan sangat membantu dalam meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan yang berisi
tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia, susunan
negara kita, Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasapasal yang penting dalam KUHP, bagaimana caranya
memperoleh perlindungan hukum perlu diterbitkan.
Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran
hukum yang tinggi dalam masyarakat, sehingga setiap
anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya
sebagai warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum,
keadilan, perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia, ketertiban, ketentraman, dan terbentuknya
perilaku warga negara yang taat pada hukum.
2) Kampanye
Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat
dilakukan secara ajeg yang diisi dengan kegiatan-kegiatan
yang disusun dan direncanakan,seperti : ceramah, berbagai
macam perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan
lain sebagainya.
3) Pameran
Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif.
Maka tidak dapat disangkal peranannya yang positif dalam
meningkatkan dan membina kesadaran hukum masyarakat.
Dalam pameran hendaknya disediakan buku vademecum,
brochure serta leaflets di samping diperlihatkan film, slide,
VCD dan sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran
hukum yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang
besar.
Dan pada akhirnya dalam upaya mensukseskan peningkatan
kesadaran hukum masyarakat masih diperlukan partisipasi
dari para pejabat dan pemimpin-pemimpin.
BAB III
Kesimpulan
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat
terhadap hukum, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak
dilakukan terhadap hukum, serta penghormatan terhadap hakhak orang lain. Kondisi kesadaran hukum masyarakat gapat
ditinjau dari empat parameter (dari segi
pelanggaran,pelaksanaan hukum,jurnalistik dan dari segi hukum).
Pandangan tersebut bukan hanya pertimbangan semata yang
bersifat objektif. Kesadaran hukum bukan hanya untuk dipahami
dan ditingkatkan melainkan juga harus kita bina agar terbentuk
suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu
dibutuhkan suatu pendidikan gan penyuluhan hukum.
Daftar Pustaka
Soeroso,R. 1993. Pegantar Ilmu Hukum. Jakarta : PT. Sinar Grafika.
Titik Triwulan Tutik. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Surabaya : PT.
Prestasi Pustaka.
Van aveldoorn. 1996. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta :
PT.Pradanya Paramita.
http://www.google.com// kesadaran hukum dalam
masyarakat.com
http://www.google.com// penyuluhan hukum.com
http://www.goole.com// pendidikan hukum.com
KESADARAN HUKUM
DOSEN PEMBIMBING : JOKO SUSETYANTO,S.H.,M.S
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
APRIZAL TRIO BAHRI
B1A016042
EDUWIN DUIKA ADE PUTRA
B1A016291
FACHRI MUHAMMAD
B1A016040
HAFIS ZUL ANDIKA SAPUTRA
B1A016041
MUHAMMAD GHALIB AZHAR
B1A016160
NOVIAN DWI CAHYO
B1A016219
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS HUKUM
2016/2017
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas dengan judul “Kesadaran
Hukum”.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan, begitu juga halnya dengan penulis. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi penulisan mapun isi. Penulis pun menerima dengan
lapang dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun
dari pembaca agar penulis dapat membenahi diri.
Walaupun demikian, penulis berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat membantu dalam proses belajar maupun
mengajar serta dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Bengkulu, 23 November
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat kesadaran hukum
B. Kondisi kesadaran hukum
C. Cara-cara meningkatkan kesadaran hukum
BAB III
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan hukum di Indonesia sudah tidak tentu arah,
seakan sudah tidak memiliki hukum. Hukum yang sudah di buat
oleh pihak legislative pun seakan hanya sebuah catatan yang
dibukukan. Pelanggaran-pelanggaran semakin marak terjadi
namun hukum seperti takut untuk melakukan tugasnya.
Kesadaran masyarakat akan hukum pum menjadi kian merosot.
Dan menganggap hukum yang dibuat hanya untuk dilanggar.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang permasalahan di atas,
penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat kesadaran hukum ?
2. Bagaimana kondisi kesadaran hukum sekarang ini ?
3. Bagaimana meningkatkan kesadaran hukum ?
C. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan
rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang hakikat kesadaran hukum
2. Menjelaskan tentang kondisi kesadaran hukum sekarang ini
3. Memaparkan cara-cara untuk meningkatkan kesadaran
hukum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang
erat sekali. Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan
hukum. Bahkan Krabbe menyatakan bahwa sumber segala hukum
adalah kesadaran hukum. Dengan begitu maka yang disebut
hukum hanyalah yang memenuhi kesadaran hukum kebanyakan
orang, maka undang-undang yang tidak sesuai dengan kesadaran
hukum kebanyakan orang akan kehilangan kekuatan mengikat.
Sudikno Mertokusumo dalam buku Bunga Rampai Ilmu Hukum
mengatakan :
Kesadaran hukum adalah kesadaran tentang apa yang
seyogyanya kita lakukan atau perbuat atau yang
seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuat terutama
terhadap orang lain. Kesadaran hukum mengandung sikap
toleransi.
Dapat disimpulkan bahwa kesdaran hukum merupakan cara
pandang masyarakat terhadap hukum itu, apa yang seharusnya
dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta
penghormatan terhadap hak-hak orang lain (tenggang rasa). Ini
berarti bahwa dalam kesadaran hukum mengandung sikap
toleransi.
Dalam kenyataanya ada beberapa hal secara include perlu
ditekankan dalam pengertian kesadaran hukum; pertama,
kesadaran tentang ‘apa itu hukum’ berarti kesadaran bahwa
hukum itu merupakan perlindungan kepentingan manusia. Karena
pada prinsipnya hukum merupakan kaedah yang fungsinya untuk
melindungi kepentingan manusia.
Pada hakekatnya kesadaran hukum masyarakat tidak lain
merupakan pandangan-pandangan yang hidup dalam masyarakat
tentang apa hukum itu. Pandangan-pandangan yang hidup di
dalam masyarakat bukanlah semata-mata hanya merupakan
produk pertimbangan-pertimbangan menurut akal saja, akan
tetapi berkembang di bawah pengaruh beberapa faktor seperti
agama, ekonomi poliitik dan sebagainya Sebagai pandangan
hidup didalam masyarakat maka tidak bersifat perorangan atau
subjektif, akan tetapi merupakan resultante dari kesadaran
hukum yang bersifat subjektif.
Kedua, kesadaran tentang ‘kewajiban hukum kita terhadap
orang lain’ berarti dalam melaksanakan hak akan hukum kita
dibatasi oleh hak orang lain terhadap hukum itu. Dengan begitu
dalam kesadaran hukum menganut sikap tenggang rasa/toleransi,
yaitu seseorang harus menghormati dan memperhatikan
kepentingan orang lain, dan terutama tidak merugikan orang lain.
Ketiga, kesadaran tentang adanya atau terjadinya ‘tindak
hukum’ berarti bahwa tentang kesadaran hukum itu baru
dipersoalkan atau dibicarakan dalam media elektronik kalau
terjadi pelanggaran hukum seperti : pembunuhan, pemerkosaan,
terorisme,KKN dan lain sebagainya.
Hukum baru dipersoalkan apabila justru hukum tidak terjadi,
apabila hukum tidak ada (onrecht) atau kebatilan. Kalau segala
sesuatu berlangsung dengan tertib maka tidak akan ada orang
mempersoalkan tentang hukum. Baru kalau terjadi pelanggaran,
sengketa, bentrokan atau “conflict of human interest”, maka
dipersoalkan apa hukumnya, siapa yang berhak, siapa yang benar
dan sebagainya. Dengan demikian pula kiranya dengan
kesadaran hukum.
Dengan demikian jelas bahwa kesadaran hukum pada
hakekatnya bukanlah kesadaran akan hukum, tetapi terutama
adalah kesadaran akan adanya atau terjadinya “tidak hukum”
atau “onrecht”. Memang kenyataannya ialah bahwa tentang
kesadaran hukum itu baru dipersoalkan atau ramai dibicarakan
dan dihebohkan didalam media massa kalau kesadaran hukum itu
merosot atau tidak ada, kalau terjadi pelanggaran-pelanggaran
hukum,seperti : pemalsuan ijazah, pembunuhan, korupsi, pungli,
penodongan dan sebagainya.
B. Kondisi Kesadaran Hukum
kondisi suatu masyarakat terhadap kesadaran hukum dapat
kita kemukakan dalam beberapa parameter, antara lain: ditinjau
dari segi bentuk pelanggaran, segi pelaksanaan hukum, segi
jurnalistik, dan dari segi hukum :
1. Tinjauan bentuk pelanggaran
Bentuk-bentuk pelanggaran yang lagi marak belakangan ini
meliputi tindak kriminalitas, pelanggaran lalu lintas oleh para
pengguna motor, pelanggaran HAM, tindak anarkis dan
terorisme, KKN dan penyalahdunaan hak dan wewenang,
pemerkosaan dan lain sebagainya.
2. Tinjauan Pelaksanaan Hukum
Pelaksanaan hukum sekarang ini dapat dikatakan tidak ada
ketegasan sikap terhadap pelanggaran-pelanggaran hukum
tersebut. Indicator yang dapat dijadikan parameter adalah
banyaknya kasus yang tertunda dan bahkan tidak surut,
laporan-laporan dari masyarakat tentang terjadinya
pelanggaran kurang ditanggapi.
Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
hukum hanya berpihak pada mereka yang secara financial
mampu memberikan nilai lebih dan jaminan. Terbukti
sekarang dengan adanya auditisasi pada setiap departemen
dan menjaring setiap pejabat terbukti korupsi.
3. Tinjauan Jurnalistik
Peristiwa-peristiwa pelanggaran maupun pelaksanaan
hukum hampir setiap hari dapat dibaca di media cetak dan
elektronik, ataupun diakses melalui internet. Memang harus
kita akui bahwa jurnalistik terkadang mengusung sensasi
dalam pemberitaan, karena sensasi menarik perhatian
pembaca dan berita tentang pelanggaran hukum dan
peradilan selalu menarik perhatian.
4. Tinjauan Hukum
Ditinjau dari segi hukum, maka dengan makin banyak
pemberitaan tentang pelanggaran hukum, kejahatan, dan
kebathilan berarti kesadaran akan banyak terjadinya
“onrecht”. Hal ini juga memberikan implikasi makin
berkurangnya toleransi dalam masyarakat. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat
sekarang ini menurun, yang mau tidak mau mengakibatkan
merosotnya kewibawaan masyarakat juga.
Menurut Sudikno Mertokusumo, kesadaran hukum yang
rendah cenderung pada pelanggaran hukum, sedangkan
makin tinggi kesadaran hukum seseorang makin tinggi
ketaatan hukumnya.
Mengingat bahwa hukum adalah perlindungan terhadap
kepentingan manusia, maka menurunnya kesadaran hukum
masyarakat disebabkan karena orang tidak melihat atau
menyadari bahwa hukum melindungi kepentingannya, tidak
adanya atau kurangnya pengawasan pada petugas penegak
hukum, sistem pendidikan yang kurang menaruh
perhatiannya dalam menanamkan pengertian tentang
kesadaran hukum. Soerjono Soekanto, menambahkan bahwa
menurunya kesadaran hukum masyarakat disebabkan juga
karena para pejabat kurnag menyadari akan kewajibannya
untuk memelihara hukum dan kurangnya pengertian akan
tujuan serta fungsi pembangunan.
C. Cara-Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum
Kita harus menyadari bahwa setelah mengetahui kesadaran
hukum masyarakat dewasa ini, yang menjadi tujuan kita
hakikatnya bukanlah semata-mata sekedar meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat, tetapi juga membina kesadaran
hukum masyarakat.
Peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan
(action) dan pendidikan (education). Berikut penjelasannya :
1. Tindakan (action)
Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat
dilakukan berupa tidakan drastik, yaitu dengan
memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih
mangetatkan pengawasan ketaatan warga negara terhadap
undang-undang. Cara ini bersifat isidentil dan kejutan dan
bukan merupakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat
2. Pendidikan (education)
Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun
nonformal. Hal yang perlu diperhatikan dan ditanamkan
dalam pendidikan formal/nonformal adalah pada pokoknya
tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik,
tentang apa hak serta kewajiban seorang warga negara.
Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilainilai kebudayaan. Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai
dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui
kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum
masyarakat usaha pembinaan yang efektif dan efesien ialah
dengan pendidikan :
a.
Pendidikan formal
Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kesadaran
hukum di sekolah harus dilakukan dari tingkat rendah/ TK
sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan tinggi ) :
1) Tingkat TK
Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin
ditanamkan pengertian-pengertian abstrak tentang hukum
atau disuruh menghafalkan undang-undang. Yang harus
ditanamkan kepada murid Taman Kanak-kanak ialah
bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau orang
lain, bagaimana mentaati peraturan-peraturan yang dibuat
oleh sekolah.
Yang penting dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah
menanamkan pada anak-anak pengertian bahwa setiap
orang harus berbuat baik dan bahwa larangan-larangan
tidak boleh dilanggar dan si pelanggar pasti menerima
akibatnya
2) Tingkat SD, SMP, dan SMA
Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan
kewajiban warga negara Indonesia, susunan negara kita,
Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-pasal yang
penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh
perlindungan hukum. Perlu diadakan peraturan-peraturan
sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga
untuk menanamkan ”sense of justice” pada murid-murid
perlu dibentuk suatu ”dewan murid” dengan pengawasan
guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap
peraturan sekolah. Di samping buku pelajaran yang
berhubungan dengan kesadaran hukum perlu diterbitkan
juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang heroik.
Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk
pekan (pekan kesadaran hukum, pekan lalu lintas dan
sebagainya) yang diisi dengan perlombaan-perlombaan
(lomba mengarang, lomba membuat motto yang ada
hubungannya dengan kesadaran hukum), pemilihan warga
negara teladan terutama dihubungkan dengan ketaatan
mematuhi peraturan-peraturan.
3) Tingkat Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi
peranan penting dalam hal meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat, karena di dalanya menghasilkan orang-orang
yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.
b. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas
meliputi segala lapisan dalam masyarakat. Pedidikan non
formal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut
penjelasannya :
1) Penyuluhan Hukum
Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat berupa penyampaian dan
penjelasan peraturan hukum kepada masyarakat dalam
suasana informal agar setiap masyarakat mengetahui dan
memahami apa yang menjadi hak, kewajiban dan
wewenangnya, sehingga tercipta sikap dan prilaku
berdasarkan hukum, yakni disamping mengetahui,
memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.
Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara :
pertama, penyuluhan hukum langsung yaitu kegiatan
penyuluhan hukum berhadapan dengan masyarakat yang
disuluh, dapat berdialog dan bersambung rasa misalnya :
ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya. Kedua,
penyuluhan hukum tidak langsung yaitu kegiatan
penyuluhan hukum yang dilakukan tidak berhadapan dengan
masyarakat yang disuluh, melainkan melalui
media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah,
surat kabar, film,dan lain sebagainya.
Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk
bahan bacaan, terutama ceritera bergambar atau strip yang
bersifat heroik akan sangat membantu dalam meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan yang berisi
tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia, susunan
negara kita, Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasapasal yang penting dalam KUHP, bagaimana caranya
memperoleh perlindungan hukum perlu diterbitkan.
Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran
hukum yang tinggi dalam masyarakat, sehingga setiap
anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya
sebagai warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum,
keadilan, perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia, ketertiban, ketentraman, dan terbentuknya
perilaku warga negara yang taat pada hukum.
2) Kampanye
Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat
dilakukan secara ajeg yang diisi dengan kegiatan-kegiatan
yang disusun dan direncanakan,seperti : ceramah, berbagai
macam perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan
lain sebagainya.
3) Pameran
Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif.
Maka tidak dapat disangkal peranannya yang positif dalam
meningkatkan dan membina kesadaran hukum masyarakat.
Dalam pameran hendaknya disediakan buku vademecum,
brochure serta leaflets di samping diperlihatkan film, slide,
VCD dan sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran
hukum yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang
besar.
Dan pada akhirnya dalam upaya mensukseskan peningkatan
kesadaran hukum masyarakat masih diperlukan partisipasi
dari para pejabat dan pemimpin-pemimpin.
BAB III
Kesimpulan
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat
terhadap hukum, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak
dilakukan terhadap hukum, serta penghormatan terhadap hakhak orang lain. Kondisi kesadaran hukum masyarakat gapat
ditinjau dari empat parameter (dari segi
pelanggaran,pelaksanaan hukum,jurnalistik dan dari segi hukum).
Pandangan tersebut bukan hanya pertimbangan semata yang
bersifat objektif. Kesadaran hukum bukan hanya untuk dipahami
dan ditingkatkan melainkan juga harus kita bina agar terbentuk
suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu
dibutuhkan suatu pendidikan gan penyuluhan hukum.
Daftar Pustaka
Soeroso,R. 1993. Pegantar Ilmu Hukum. Jakarta : PT. Sinar Grafika.
Titik Triwulan Tutik. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Surabaya : PT.
Prestasi Pustaka.
Van aveldoorn. 1996. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta :
PT.Pradanya Paramita.
http://www.google.com// kesadaran hukum dalam
masyarakat.com
http://www.google.com// penyuluhan hukum.com
http://www.goole.com// pendidikan hukum.com
KESADARAN HUKUM
DOSEN PEMBIMBING : JOKO SUSETYANTO,S.H.,M.S
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
APRIZAL TRIO BAHRI
B1A016042
EDUWIN DUIKA ADE PUTRA
B1A016291
FACHRI MUHAMMAD
B1A016040
HAFIS ZUL ANDIKA SAPUTRA
B1A016041
MUHAMMAD GHALIB AZHAR
B1A016160
NOVIAN DWI CAHYO
B1A016219
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS HUKUM
2016/2017