Makalah Manajemen Resiko Asuransi Jiwa

Makalah Manajemen Resiko
Asuransi Jiwa
Dosen : Srikandi Kumadji, DR,MS
Muh.Cahyo Widyo S, SE,MBA,DR

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. M.Firman Akbar

(125030200111043)

2. Febri Arin Putra

(125030201111009)

3. Wilton Hendro Josep

(125030207111025)

4. Muchammad Irsal R


(125030202111001)

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian
(death). Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau
suatu keluarga tertentu. Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama
terletak pada unsur waktu (time), oleh karena itu sulit untuk mengetahui kapan
seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil risiko tersebut sebaiknya menjadi
nasabah asuransi pertanggungan jiwa.
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud premature death,menggambarkan dampak financial dan
premature death pada berbagai tipe keluarga?
2. Apa perlunya pendekatan untuk memperkirakan jumlah asuransi jiwa bagi
dirinya sendiri?
3. Apa saja metode yearly renewable term untuk menyediakan proteksi jiwa
bagi individu?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian premature death, dampak finansial dari
kematian dari dini pada beberapa tipe keluarga yang berbeda.

2. Untuk mengetahui pendekatan untuk menentukan jumlah asuransi jiwa bagi
diri sendiri.
3. Untuk mengetahui metode yang menyediakan proteksi asuransi jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian

finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau
hidupnya terlalu lama. Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa, risiko yang
dihadapi adalah:
1. Risiko kematian.
2. Hidup seseorang terlalu lama.
Hal ini sudah barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila risiko yang
terdapat pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada perusahaan asuransi jiwa.
Umpamanya jaminan untuk keturunan (dependents), seorang bapak kalau
meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, si anak tidak akan
terlantar dalam hidupnya.
Bisa juga terjadi terhadap seseorang yang telah mencapai umur ketuaannya (old
age) dan tidak mampu untuk mencari nafkah sehingga tidak mampu membiayai
anak-anaknya, maka dengan menjadi nasabah di Allianz asuransi jiwa risiko yang
mungkin diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan
akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Lembaga asuransi jiwa memiliki faedahnya dengan tujuan utama ialah untuk
menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Di
bawah ini dapat kita lihat betapa pentingnya peranan serta tujuan asuransi jiwa
tersebut.


Tujuan Asuransi Jiwa
1. Dari segi masyarakat umumnya (sosial)
Asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu
atau masyarakat, yaitu sebagai berikut.


Menenteramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan
penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga terkena musibah yang
menyebabkan meninggal dunia.



Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk
menabung (saving). Pada umumnya pendapatan per kapita dari masyarakat
masih sangat rendah, oleh karena itu, dalam praktik terlihat bahwa keinginan
masyarakat untuk membeli asuransi jiwa sedikit sekali.



Sebagai sumber penghasilan (earning power).


2. Dari segi pemerintah / publik.
Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya
kepunyaan pemerintah. Disini kita hubungkan dengan peraturan pemerintah, yaitu
UU No. 19/1960 mengenai pembagian antara perusahaan-perusahaan negara.
Pembagian kegiatan seperti tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut.
a. Sektor produksi (perusahaan industri negara, perusahaan perkebunan negara,
dan perusahaan pertambangan negara).
b. Sektor marketing (perusahaan niaga).
c. Sektor pemberian fasilitas (perusahaan-perusahaan asuransi negara, bank
pemerintah, dan perusahaan pelayanan milik negara lainnya).
Dapat disimpulkan disini bahwa perusahaan asuransi merupakan satu lembaga
keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan
dalam tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada UU No. 19/1960,
ternyata sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi ialah :



Sebagai alat pembentukan modal (capital formation).




Lembaga penabungan (saving).

 Premature Death
Premature death (kematian dini) dapat didefinisikan sebagai kematian kepala rumah
tangga dengan kewajiban keuangan yang tidak terpenuhi. Kewajiban ini dapat
meliputi ketergantungan pada bantuan, hipotek yang harus dilunasi atau anak-anak
untuk dididik.
Apabila ada keluarga yang masih hidup menerima penggantian penghasilan dengan
jumlah yang tidak cukup dari sumber yang lain atau mempunyai ketidakcukupan
modal keuangan untuk mengganti penghasilan yang hilang, mereka mungkin
mengalami kesulitan keuangan.
Kematian dini dapat menyebabkan masalah keuangan hanya apabila orang yang
meninggal tergantung pada bantuan atau meninggal dengan ketidakpuasan
terhadap kewajiban keuangan. Meskipun demikian, kematian pada anak yang
berusia 10 tahun bukan "merupakan kematian dini" dalam pengertian ekonomi.
Terdapat sekurang kurangnya empat pengeluaran sebagai akibat dari kematian dini
kepala rumah tangga. Pertama, nilai kehidupan manusia dari seorang kepala
keluarga tidak ada sama sekali. Human life value (Nilai kehidupan manusia)

didefinisikan sebagai nilai sekarang dari bagian keluarga dari pendapatan pencari
nafkah yang meninggal di masa yang akan datang. Kerugian ini dapat menjadi
substansial; sebenarnya human life value potensial dari sebagian besar lulusan
perguruan tinggi dapat dengan mudah melebihi USD500,000. Kedua, pengeluaran
tambahan mungkin diadakan untuk biaya pemakaman, tagihan pengobatan yang
tidak diasuransikan, biaya surat wasiat dan penyelesaian kepemilikan tanah. Ketiga
karena pendapatan yang tidak cukup, beberapa keluarga mungkin memiliki masalah
dalam menyelesaikan pembayaran atau menutupi pengeluaran.

 Pendekatan
Secara umum, ada tiga pendekatan perhitungan perencanaan asuransi jiwa, yaitu
pendekatan

pendapatan

klien/tertanggung

(multiple

approach),


pendekatan

kebutuhan tanggungan (needs approach), dan pendekatan kebutuhan modal
(capital needs approach).
1.

Pendekatan Pendapatan Klien (Multiple Approach)
Di dalam pendekatan ini, nilai uang pertanggungan dihitung berdasarkan nilai
ekonomis/nyawa (human life value) Pendekatan ini menghitung kebutuhan
asuransi jiwa seseorang berdasarkan besarnya pendapatan/pengeluaran
bulanan dari tertanggung dikalikan dengan lama kebutuhan asuransi tersebut
diperlukan (misalnya sampai dengan masa pensiun). Sedangkan aset-aset
klien yang lain tidak diperhitungkan, dengan asumsi bahwa hasil investasi
masa depan tetap konstan.

2.

Pendekatan Kebutuhan Tanggungan (Needs Approach)
Pendekatan ini bertujuan untuk mempertahankan standar hidup keluarga yang

ditinggalkan dengan memasukkan polis asuransi yang sudah dimiliki,
memperhitungkan tingkat inflasi, dan aset likuid yang dimiliki oleh tertanggung.
Dengan pendekatan ini, nilai uang pertanggungan yang dibutuhkan dihitung
berdasarkan nilai perlindungan dari survival (survival based value). Di sini,
besarnya kewajiban yang harus dilindungi (dibayar) serta kekurangan dari
penghasilan (income) yang harus ditutupi sampai survival dapat bekerja
secara penuh harus dihitung. Penghasilan yang harus dipenuhi meliputi selisih
dari penghasilan yang ditinggalkan (suami/istri) dikurangi dengan biaya hidup
kelak yang harus dikeluarkan.

3.

Pendekatan Kebutuhan Modal (Capital Needs Approach)
Dengan pendekatan ini, hasil uang pertanggungan (UP) nantinya apabila
diinvestasikan hasilnya dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang
ditinggalkan. Jadi, tanggungan hanya menggunakan hasil investasinya saja.
Jika kebutuhan sudah tercukupi maka modal pokoknya dapat diwariskan.
Dengan metode ini, kebutuhan asuransi (nilai proteksi atau nilai perlindungan)
dihitung berdasarkan besarnya kebutuhan bulanan yang dibutuhkan dan


besarnya dana tunai yang dibutuhkan apabila dana tersebut ditempatkan ke
dalam instrumen investasi bebas risiko (risk free asset) yang dapat
memberikan penghasilan yang cukup untuk menutupi kebutuhan bulanan.
Metode lain yang lebih akurat adalah apa yang disebut analisa kebutuhan asuransi.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
1.

Lakukan evaluasi kebutuhan keluarga Anda. Kumpulkan semua
informasi keuangan pribadi Anda dan perkirakan berapa kebutuhan
keuangan setiap anggota keluarga Anda saat ini dan masa depan. Hitung
semua utang yang Anda miliki. Seluruh utang harus dibayar ketika Anda
meninggal.

2.

Hitung semua sumber daya keuangan di luar pendapatan Anda, termasuk
pendapatan pasangan Anda, aset menghasilkan, tabungan, dll.

3.


Selisih antara kebutuhan dan sumber daya keuangan adalah jumlah yang
harus ditutup oleh asuransi jiwa Anda. Anda harus memiliki jumlah uang
pertanggungan yang dapat menutup hutang Anda, mencukupi sisa kebutuhan
hidup keluarga Anda plus masih menyisakan cadangan untuk kebutuhan masa
depan.

Sebagai contoh: bila Anda memiliki hutang= Rp200 juta, kebutuhan bulanan= Rp20
juta/bulan sampai 15 tahun ke depan (sampai anak-anak mandiri) dan perlu
cadangan untuk biaya pendidikan, tak terduga dan masa tua pasangan Anda=
Rp300 juta. Tanpa mempertimbangkan pendapatan pasangan dan aset yang Anda
miliki, keluarga Anda membutuhkan uang pertanggungan:
Rp200 juta + (Rp20 juta x 12 x 15) + Rp300 juta = Rp 4,1 miliar.

 Yearly Renewable Term
Metode ini berdasarkan pada premi risiko, yaitu unsur risiko (kematian) saja yang
direasuransikan. Dengan program YRT, ceding company setiap tahun akan
mereasuransikan jumlah risiko bersih saja. Program YRT digunakan juga pada
whole life dan endowment seperti halnya term insurance. Karena jumlah risiko bersih

untuk whole life dan endowment berkurang setiap tahun, maka jumlah jaminan
reasuransi yang dibeli setiap tahun akan dikurangi dengan jumlah yang sesuai.
Tarif premi YRT meningkat setiap tahun sebagaimana usia tertanggung meningkat.
Dalam polis term insurance jumlah risiko bersih cukup konstan selama masa
kontrak, dengan demikian jumlah yang direasuransikan hampir tetap sama setiap
tahun.
Ciri-ciri dari program reasuransi Yearly Renewable Term adalah:
a. Liability reasuradur tidak sama dengan liability asuradur karena liability reasuradur
hanya meliputi unsur risiko saja, sedangkan liability asuradur meliputi unsur risiko
dan saving sesuai pertanggungan aslinya.
b. Premi reasuransi tidak sama dengan premi asuransi. Premi reasuradur hanya
merupakan premi risiko saja yang besarnya tergantung pada mortality rate dan
mortality table.
c. Premi reasuransi akan berubah setiap tahun karena mengikuti mortality rate usia
yang bersangkutan.

Contoh Kasus :
1. Seorang Ustad Jefri al buchori tidak punya rencana dan mengira akan meninggal
dalam kecelakaan maut. Namun Beliau semasa hidupnya adalah orang yang
bijaksana, maka Beliau sudah siap dengan segala resiko yang mungkin terjadi
dalam kehidupan ini.
Beliau memiliki Asuransi Jiwa Prudential, Dengan menabung 2jt/bln Beliau di cover
jiwa dengan total nilai mencapai 1,7 Miliar. Sehingga sewaktu kejadiaan naas itu
menimpa beliau, maka asuransi jiwa prudential membayar pihak keluarga Ustad Uje
sebesar 1,7 Miliar. Memang angka itu tidak sebanding dengan nyawa sang Ustad,
namun setidaknya bisa meringankan beban keluarga yang di tinggalkan.
2. Contoh Saya sendiri (Khanti Sari) Berusia 32 Tahun. Sya Menyisihkan Sebanyak
50rb / hari Atau 1,5jt/Bulan Atau 18jt/Tahun Atau 180Jt 10 Tahun. Dengan Asuransi

Jiwa Prudential, Maka saya bisa memberikan warisan Hingga 2 miliar rupiah kepada
keluarga saya apabila terjadi resiko meninggal.
10 Tahun Kemudian (di usia saya ke 42 Tahun)Dana yang bisa saya peroleh dari
hasil investasi adalah sebesar 230 JT
20 Tahun kemudian ( di usia saya ke 52 Tahun) Dana yang bisa saya peroleh dari
hasil investasi adalah sebesar 776JT
30 Tahun kemudian (di usia saya ke 62 Tahun) Dana yang bisa saya peroleh dari
hasil investasi adalah sebesar 2,8 Miliar
Disamping semua dana investasi yang bisa saya peroleh, saya juga mendapatkan
perlindungan jiwa, yaitu apabila saya meninggal biasa maka ahli waris saya berhak
mendapatkan dana sebesar 1 miliar ( di tambah nilai dana hasil investasi ), dan
jikalau meninggal karena kecelakaan ahli waris berhak mendapatkan 2 miliar ( di
tambah nilai dana hasil investasi ).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian
finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau
hidupnya terlalu lama
Premature Death adalah Risiko kematian dini Kematian dini dapat didefinisikan
sebagai kematian kepala rumah tangga dengan kewajiban keuangan yang tidak
terpenuhi. Kewajiban ini dapat meliputi ketergantungan pada bantuan, hipotek yang
harus dilunasi atau anak-anak untuk dididik.
Secara umum, ada tiga pendekatan perhitungan perencanaan asuransi jiwa, yaitu
pendekatan

pendapatan

klien/tertanggung

(multiple

approach),

pendekatan

kebutuhan tanggungan (needs approach), dan pendekatan kebutuhan modal
(capital needs approach).
Yearly Renewable Term Metode ini berdasarkan pada premi risiko, yaitu unsur risiko
(kematian) saja yang direasuransikan. Dengan program YRT, ceding company
setiap tahun akan mereasuransikan jumlah risiko bersih saja. Program YRT
digunakan juga pada whole life dan endowment seperti halnya term insurance

Daftar Pustaka
http://www.agenasuransiprudential.net/produk/asuransi-jiwa-prudential/
Soeisno Djojosoedarso, 1999, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi;
Salemba Empat
Abbas Salim , 2007 , Asuransi & Manajemen Resiko; RAJA GRAFINDO
PERSADA