Tugas UTS Mata Kuliah Metodelogi Penelit
Naufal Mamduh
Pendidikan Sosiologi B 2013
4815133958
Metodelogi Penelitian Kualitatif
Perpustakaan FIS UNJ:
Sebuah Kondisi Ironi Di Ruang Literasi
a. Pengantar
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan FIS UNJ. Pada tanggal 25 Maret, 6 April dan 7 April
2015. Saya melakukan pengamatan sekitar 1-2 jam setiap harinya dan tujuan saya melakukan
pengamatan ini untuk mengentahui kondisi Perpustakaan FIS UNJ. Perpustakaan FIS UNJ
terletak di lantai satu gedung K FIS UNJ. Ruangannya bersebelahan dengan ruang kelas 102 dan
kamar mandi. Perpustakaan FIS UNJ memiliki sekitar 25 rak buku dan 1 rak yang dikhususkan
untuk tempat penitipan.
Ketika masuk pengunjung diharuskan untuk mengisi buku tamu dan menitipkan tas miliknya
kepada pustakawan. Tempat kerja pustakawan berada di sisi kanan ketika kita masuk. Tempat
tersebut seakan membentuk sekat antara perpustakaan dan tempat kerja pustawakan. Di sekat
tersebut ada tiga komputer, dua meja besar yang salah satunya berbentuk seperti meja resepsionis
hotel, satu rak buku dan rak tempat penitipan tas.
Perpustakaan FIS UNJ memiliki sekitar 25 rak buku yang tersusun pada formasi 3 barisan
vertikal dan 2 horizontal. Jenis buku di dalam perpustakaan FIS UNJ cukup beragam. Di rak
pertama yang berada di sebelah kiri pintu masuk terdapat barisan buku-buku bertemakan hukum
dan ekonomi serta hasil skripsi dari jurusan sosiologi dan buku-buku teks berbahasa Inggris yang
berada di barisan belakang. Lalu di barisan kedua ada beberapa rak buku bertemakan sejarah dan
hasil skripsi. Pada rak ketiga, terdapat beberapa rak buku hasil skripsi mahasiswa FIS UNJ.
Untuk dua rak yang berbaris horizontal ada beberapa buku hasil penelitian dosen dan skripsi.
Kedua rak buku tersebut ada yang di paling belakang ruangan dan dekat meja pustakawan.
Untuk yang paling belakang panjangnya menutupi tembok ruangan Perpustakaan FIS UNJ.
Demi kenyamanan mahasiswa, ada dua baris meja dan bangku yang berada dekat barisan rak
buku teks bahasa inggris dan di dekat jendela. Deretan meja yang dekat jendela di lengkapi satu
stop kontak yang teraliri listrik untuk para pengunjung yang membawa laptop. Kemudian
perpustakaan ini dilengkapi juga sepasang AC, pengharum ruangan dan hotspot. Perpustakaan
FIS UNJ buka senin-jumat dari pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB dengan jeda istirahat pukul
12.00 WIB sampai 13.00 WIB.
b. Kondisi yang Tidak Terawat
Buku menjadi aspek penting dalam sebuah perpustakaan. Berdasarkan pengamatan di
Perpustakaan FIS UNJ jumlah buku yang tersedia cukup banyak tapi tidak terawat. Banyak
1
buku yang sudah robek dan kuning kertasnya. Selain itu peletakan buku terkesan tidak teratur.
Memang sebagian besar buku sudah diberi nomor tetapi karena tidak ada catalog membuat kita
sangat sulit mencari buku yang diinginkan. Perpustakaan hanya menuliskan jenis buku di kertas
yang ditempelkan pada rak buku. Saya mengamati tulisannya hanya berisi jenis buku
Hukum,Statistik dan tulisan-tulisan yang menandakan hasil skripsi jurusan-jurusan di FIS UNJ.
Mengenai buku, kondisi cukup parah ada pada puluhan buku teks bahasa inggris yang berada di
sudut ruangan. Buku tersebut sudah menguning kertasnya. Selain itu banyak debu serta begitu
kotor. Buku tersebut selain banyak, halamannnya juga tebal. Karena tidak terurus dan jarang
dibaca saya sangat kesulitan untuk mengeluarkan buku tersebut. Selain pada barisan buku teks
bahasa inggris, kondisi buku yang sudah robek serta rak buku yang berdebu banyak terlihat pada
rak-rak buku di bagian bawah. Hampir disetiap rak terdapat beberapa buku yang sudah
bercampur debu sehingga untuk mengambilnya saja, sudah malas karena banyak debu. Buku di
Perpustakaan FIS UNJ juga banyak yang karya lama. Saya melihat buku tersebut terbitan tahun
1990-2000an. Tidak adanya pembaruan buku tersebut bahkan menjalar pada majalah TEMPO
yang menurut pengakuan pustakawan kalau Perpustakaan FIS UNJ sudah tidak berlangganan
lagi sejak tahun 2014.
Bentuk tidak adanya perawatan juga terlihat pada buruknya tata letak buku. Saya mengamati
pada rak buku yang bertuliskan “hukum” ternyata pada raknya terdapat buku-buku sejarah.
Justru buku-buku yang benar-benar berisi tentang hukum dan ekonomi tidak diberi tanda sama
sekali. Kemudian pada rak buku yang bertuliskan “statistik” kondisinya hampir sama. Memang
sedikit lebih baik karena benar-benar ada buku bertemakan statistik disana tapi hanya dua tingkat
di rak saja. Sisanya berisi buku bertemakan sosiologi dan psikologi.
Buku-buku yang tersusun cukup rapi hanya pada hasil skripsi para sarjana FIS UNJ. Dengan
cover merah maroon, ratusan buku-buku tersebut mendominasi perpustakaan FIS UNJ. Selain itu
karya penelitian dosen yang dibiayai oleh DANA DIPA PNBP Universitas Negeri Jakarta dan
hasil Kuliah Kuliah Lapangan(KKL) mahasiswa FIS UNJ tersusun cukup rapi. Sisanya beberapa
jurnal mahasiswa dan dosen seperti Komunitas,Scripta Societa,Sosialita dan Mimbar ironis
kondisinya. Bukunya berserakan begitu saja di beberapa rak. Kondisinya juga banyak yang robek
serta edisi lama. Banyaknya Kondisi buku yang robek,menguning,minim katalog dan berdebu
menjadi bukti tidak ada perawatan yang maksimal dari pustakawan.
c. Kegiatan Mahasiswa di Perpustakaan FIS UNJ
Saya melakukan pengamatan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan mahasiswa FIS UNJ
ketika sedang di perpustakaan. Pada pengamatan tersebut, kegiatan yang sering dilakukan
mahasiswa FIS UNJ di perpustakaan adalah mengerjakan tugas. Pada penelitian saya di hari
senin tanggal 6 April 2015, kondisi perpustakaan begitu ramai. Semua bangku terisi penuh
sampai-sampai ada duduk di lantai. Saya mengamati jika ada dua tipe orang yang saat itu sedang
sibuk mengerjakan tugas di Perpustakaan FIS UNJ. Ada yang mengetik di Laptop dan yang
menuliskan tulisannya di kertas folio. Untuk yang mengerjakan di kertas folio saya menanyakan
pada Ayu yang berstatus mahasiswa jurusan Ilmu Sosial Politik. Dia mengaku kalau dirinya
sedang mengerjakan Ujian Tengah Semester(UTS). Selain mengerjakan tugas, tidak sedikit
mahasiswa yang mengunjungi Perpustakaan FIS UNJ untuk mengerjakan skripsi. Saya
mengatakan demikian karena saya sering bertemu dengan para senior saya di jurusan sosiologi
angkatan 2011 yang mengunjungi perpustakaan FIS UNJ untuk mencari contoh skripsi.
2
Selain mengerjakan tugas, perpustakaan FIS UNJ juga sering dikunjungi oleh mahasiwa yang
hanya ingin mengisi waktunya untuk membaca. Menurut pengakuan Dhiya Salma seorang
mahasiswi jurusan sosiologi angkatan 2014, dirinya mengaku sering ke perpustakaan FIS UNJ
untuk sekedar menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
Perpustakaan FIS UNJ juga dijadikan tempat mengobrol bagi para mahasiwa. Peristiwa ini saya
amati pada hari selasa 7 April 2015. Saat itu ada dua orang wanita yang sedang duduk tenang.
Satu orang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya sedangkan satunya lagi tertidur
dengan kepala di atas meja. Lalu sekitar 20 menit kemudian, ada dua orang wanita menghampiri
mereka. Mereka wanita yang sedari tadi mengerjakan tugas berhenti mengetik dan yang tertidur
kemudian terbangun dan menyambut mereka. Singkat cerita keempat wanita tersebut bercerita
banyak hal. Mulai dari masalah berat badan, urusan untuk Praktik Kuliah Lapangan(PKL) dan
sebagainya.
d. Kritik Mahasiwa Terhadap Perpustakaan FIS UNJ
Kondisi perpustakaan yang demikian rupa saya tanyakan kepada beberapa mahasiswa FIS UNJ.
Saya mewawancarai enam mahasiswa FIS UNJ yaitu Dewi Rizsky Nur Amalia, Rizka Maulidia,
Dhiya Salma, Ahmad Rifai, AnisaSuci dan Abdul Kodir Goza. Pada wawancara pertama saya
dengan Dewi Rizsky Nur Amalia, beliau mengatakan jika kesannya ketika berkunjung pertama
kali ke perpustakaan FIS UNJ, sangat mengecewakan. Baginya kondisi perpustakaan di
sekolahnya dulu lebih baik dibandingkan perpustakaan FIS UNJ.
“Dahulu di SMA saya, perpustakaannya memiliki komputer yang canggih,bukunya
lengkap dan dingin sehingga begitu nyaman. Ini berbeda sekali dengan perpustakaan FIS
UNJ yang kondisi ruangannya begitu”
Wanita yang juga aktif dalam organisasi Badan Legislative Mahasiwa(BLM) ini mengaku jika
dirinya lebih sering berkunjung ke Unit Pelayanan Umum(UPT) Perpustakaan UNJ untuk
mengerjakan tugas. Alasannya karena disana tempatnya lebih luas,nyaman. Kondisi yang kurang
nyaman di perpustakaan FIS UNJ membuat Rizka Maulidia mengaku baru sekali mengunjungi
perpustakan tersebut. Mahasiswi yang aktif menjadi relawan pengajar ini mengatakan jika
banyak sekali kekurangan di Perpustakaan FIS UNJ.
“Saya ke perpustakaan FIS UNJ saat itu untuk mencari bahan skripsi untuk tugas Teori
Sosiologi Modern semester 3 kemarin. Kesan awal yang saya dapat ketika itu cukup baik
tapi saya tidak pernah kembali ke perpustakaan FIS UNJ karena tempatnya terlalu
sempit, bukunya tidak tertata rapi sehingga saya kesulitan untuk mencari buku.
Sekarang,jika ada tugas saya memilih pergi ke Lab Sosiologi UNJ”
Kritik para mahasiwa FIS UNJ tidak hanya soal kenyamanan ruangan saja, ada juga yang
mengkritik tentang pelayanan dan sistem pencarian buku. Kritik ini disampaikan oleh Mahasiswa
Sosiologi FIS UNJ yaitu Ahmad Rifai dan Anisa Suci dari jurusan Sejarah FIS UNJ. Mereka
mengkritik tidak adanya sistem e-catalog di perpustakaan FIS UNJ. Baginya dengan adanya
sistem tersebut maka para mahasiswa lebih mudah untuk mencari buku yang diinginkan. Selain
itu bagi Anisa Suci, pelayanan pustakawan FIS UNJ kurang memuaskan.
3
“Pustakawan sering telat ketika membuka perpustakaan. Saya sering kesal karena
pustakawan yang seharusnya membuka perpustakaan pukul 09.00 WIB malah mundur
sampai pukul 10.00 WIB.”
Bagi mereka kondisi perpustakaan FIS UNJ bukan merupakan perpustakaan yang ideal. Bahkan
Ahmad Rifai yang pernah mengunjungi Perpustakaan Daerah DKI Jakarta mengatakan jika
perpustakaan FIS UNJ harus belajar banyak ke Perpustakaan Daerah DKI Jakarta.
“Seharusnya perpustakaan FIS UNJ bisa mencontoh sistem di Perpustakaan Daerah DKI
Jakarta. Disana itu sistemnya sudah E-Catalog, jadi sangat mudah untuk mencari buku.
Selain itu bukunya juga harus diperbaharui seperti disana”
Mahasiswa FIS UNJ tentunya sangat mengharapkan memiliki perpustakaan yang bagus. Bagi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu Abdul Kadir Goza yang berharap
jika perpustakaan FIS UNJ bisa meningkatkan pelayanannya dan kenyamanan tempatnya.
Kemudian Goza juga berpesan kepada para mahasiswa untuk bisa menghargai kondisi
Perpustakaan FIS UNJ serta berusaha menghidupi suasana Perpustakaan FIS UNJ dengan sering
mengunjunginya. Pendapat yang serupa juga dikatakan oleh Mahasiswi Jurusan Sosiologi 2014
Dhiya Salma. Dirinya berharap jika kondisi perpustakaan FIS UNJ bisa lebih bersih, nyaman dan
ada katalog yang memudahkan mahasiswa untuk mencari buku di Perpustakaan FIS UNJ.
e. Kesimpulan
Perpustakaan FIS UNJ merupakan lokasi tempat dimana kita bisa menikmati ilmu dengan gratis.
Kita bisa menerawang dunia,mengetahui banyak hal serta membuat karya tulisan tanpa harus
membeli buku bacaan yang dibutuhkan. Keberadaan perpustakaan di lingkungan kampus sangat
penting karena ini memudahkan mahasiswa untuk mencari referensi buku. Perpustakaan menjadi
penting bagi perguruan tinggi karena ini menjadi harta yang sesungguhnya yang dimiliki
perguruan tinggi. Dengan buku yang melimpah, para civitas akademika menjadi semakin giat
menciptakan karya. Kemudian kondisi yang nyaman menjadikan perpustakaan menjadi tempat
favorit sehingga mahasiswa menjadi rajin membaca serta berliterasi. Lalu bagaimana budaya
akademik dan literasi bisa berkembang jika kondisi perpustakaannya saja tidak terawat.
Kondisi Perpustakaan FIS UNJ harus cepat diperbaiki karena sebagai fakultas yang bergerak
dalam bidang keilmuan humaniora membuat Perpustakaan harus mampu memenuhi hasrat para
mahasiswa untuk berliterasi karena dengan adanya buku yang lengkap maka budaya akademis
semakin berkembang sehingga status mahasiswa sebagai agen perubahan bisa benar-benar
terwujud
.
4
Pendidikan Sosiologi B 2013
4815133958
Metodelogi Penelitian Kualitatif
Perpustakaan FIS UNJ:
Sebuah Kondisi Ironi Di Ruang Literasi
a. Pengantar
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan FIS UNJ. Pada tanggal 25 Maret, 6 April dan 7 April
2015. Saya melakukan pengamatan sekitar 1-2 jam setiap harinya dan tujuan saya melakukan
pengamatan ini untuk mengentahui kondisi Perpustakaan FIS UNJ. Perpustakaan FIS UNJ
terletak di lantai satu gedung K FIS UNJ. Ruangannya bersebelahan dengan ruang kelas 102 dan
kamar mandi. Perpustakaan FIS UNJ memiliki sekitar 25 rak buku dan 1 rak yang dikhususkan
untuk tempat penitipan.
Ketika masuk pengunjung diharuskan untuk mengisi buku tamu dan menitipkan tas miliknya
kepada pustakawan. Tempat kerja pustakawan berada di sisi kanan ketika kita masuk. Tempat
tersebut seakan membentuk sekat antara perpustakaan dan tempat kerja pustawakan. Di sekat
tersebut ada tiga komputer, dua meja besar yang salah satunya berbentuk seperti meja resepsionis
hotel, satu rak buku dan rak tempat penitipan tas.
Perpustakaan FIS UNJ memiliki sekitar 25 rak buku yang tersusun pada formasi 3 barisan
vertikal dan 2 horizontal. Jenis buku di dalam perpustakaan FIS UNJ cukup beragam. Di rak
pertama yang berada di sebelah kiri pintu masuk terdapat barisan buku-buku bertemakan hukum
dan ekonomi serta hasil skripsi dari jurusan sosiologi dan buku-buku teks berbahasa Inggris yang
berada di barisan belakang. Lalu di barisan kedua ada beberapa rak buku bertemakan sejarah dan
hasil skripsi. Pada rak ketiga, terdapat beberapa rak buku hasil skripsi mahasiswa FIS UNJ.
Untuk dua rak yang berbaris horizontal ada beberapa buku hasil penelitian dosen dan skripsi.
Kedua rak buku tersebut ada yang di paling belakang ruangan dan dekat meja pustakawan.
Untuk yang paling belakang panjangnya menutupi tembok ruangan Perpustakaan FIS UNJ.
Demi kenyamanan mahasiswa, ada dua baris meja dan bangku yang berada dekat barisan rak
buku teks bahasa inggris dan di dekat jendela. Deretan meja yang dekat jendela di lengkapi satu
stop kontak yang teraliri listrik untuk para pengunjung yang membawa laptop. Kemudian
perpustakaan ini dilengkapi juga sepasang AC, pengharum ruangan dan hotspot. Perpustakaan
FIS UNJ buka senin-jumat dari pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB dengan jeda istirahat pukul
12.00 WIB sampai 13.00 WIB.
b. Kondisi yang Tidak Terawat
Buku menjadi aspek penting dalam sebuah perpustakaan. Berdasarkan pengamatan di
Perpustakaan FIS UNJ jumlah buku yang tersedia cukup banyak tapi tidak terawat. Banyak
1
buku yang sudah robek dan kuning kertasnya. Selain itu peletakan buku terkesan tidak teratur.
Memang sebagian besar buku sudah diberi nomor tetapi karena tidak ada catalog membuat kita
sangat sulit mencari buku yang diinginkan. Perpustakaan hanya menuliskan jenis buku di kertas
yang ditempelkan pada rak buku. Saya mengamati tulisannya hanya berisi jenis buku
Hukum,Statistik dan tulisan-tulisan yang menandakan hasil skripsi jurusan-jurusan di FIS UNJ.
Mengenai buku, kondisi cukup parah ada pada puluhan buku teks bahasa inggris yang berada di
sudut ruangan. Buku tersebut sudah menguning kertasnya. Selain itu banyak debu serta begitu
kotor. Buku tersebut selain banyak, halamannnya juga tebal. Karena tidak terurus dan jarang
dibaca saya sangat kesulitan untuk mengeluarkan buku tersebut. Selain pada barisan buku teks
bahasa inggris, kondisi buku yang sudah robek serta rak buku yang berdebu banyak terlihat pada
rak-rak buku di bagian bawah. Hampir disetiap rak terdapat beberapa buku yang sudah
bercampur debu sehingga untuk mengambilnya saja, sudah malas karena banyak debu. Buku di
Perpustakaan FIS UNJ juga banyak yang karya lama. Saya melihat buku tersebut terbitan tahun
1990-2000an. Tidak adanya pembaruan buku tersebut bahkan menjalar pada majalah TEMPO
yang menurut pengakuan pustakawan kalau Perpustakaan FIS UNJ sudah tidak berlangganan
lagi sejak tahun 2014.
Bentuk tidak adanya perawatan juga terlihat pada buruknya tata letak buku. Saya mengamati
pada rak buku yang bertuliskan “hukum” ternyata pada raknya terdapat buku-buku sejarah.
Justru buku-buku yang benar-benar berisi tentang hukum dan ekonomi tidak diberi tanda sama
sekali. Kemudian pada rak buku yang bertuliskan “statistik” kondisinya hampir sama. Memang
sedikit lebih baik karena benar-benar ada buku bertemakan statistik disana tapi hanya dua tingkat
di rak saja. Sisanya berisi buku bertemakan sosiologi dan psikologi.
Buku-buku yang tersusun cukup rapi hanya pada hasil skripsi para sarjana FIS UNJ. Dengan
cover merah maroon, ratusan buku-buku tersebut mendominasi perpustakaan FIS UNJ. Selain itu
karya penelitian dosen yang dibiayai oleh DANA DIPA PNBP Universitas Negeri Jakarta dan
hasil Kuliah Kuliah Lapangan(KKL) mahasiswa FIS UNJ tersusun cukup rapi. Sisanya beberapa
jurnal mahasiswa dan dosen seperti Komunitas,Scripta Societa,Sosialita dan Mimbar ironis
kondisinya. Bukunya berserakan begitu saja di beberapa rak. Kondisinya juga banyak yang robek
serta edisi lama. Banyaknya Kondisi buku yang robek,menguning,minim katalog dan berdebu
menjadi bukti tidak ada perawatan yang maksimal dari pustakawan.
c. Kegiatan Mahasiswa di Perpustakaan FIS UNJ
Saya melakukan pengamatan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan mahasiswa FIS UNJ
ketika sedang di perpustakaan. Pada pengamatan tersebut, kegiatan yang sering dilakukan
mahasiswa FIS UNJ di perpustakaan adalah mengerjakan tugas. Pada penelitian saya di hari
senin tanggal 6 April 2015, kondisi perpustakaan begitu ramai. Semua bangku terisi penuh
sampai-sampai ada duduk di lantai. Saya mengamati jika ada dua tipe orang yang saat itu sedang
sibuk mengerjakan tugas di Perpustakaan FIS UNJ. Ada yang mengetik di Laptop dan yang
menuliskan tulisannya di kertas folio. Untuk yang mengerjakan di kertas folio saya menanyakan
pada Ayu yang berstatus mahasiswa jurusan Ilmu Sosial Politik. Dia mengaku kalau dirinya
sedang mengerjakan Ujian Tengah Semester(UTS). Selain mengerjakan tugas, tidak sedikit
mahasiswa yang mengunjungi Perpustakaan FIS UNJ untuk mengerjakan skripsi. Saya
mengatakan demikian karena saya sering bertemu dengan para senior saya di jurusan sosiologi
angkatan 2011 yang mengunjungi perpustakaan FIS UNJ untuk mencari contoh skripsi.
2
Selain mengerjakan tugas, perpustakaan FIS UNJ juga sering dikunjungi oleh mahasiwa yang
hanya ingin mengisi waktunya untuk membaca. Menurut pengakuan Dhiya Salma seorang
mahasiswi jurusan sosiologi angkatan 2014, dirinya mengaku sering ke perpustakaan FIS UNJ
untuk sekedar menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
Perpustakaan FIS UNJ juga dijadikan tempat mengobrol bagi para mahasiwa. Peristiwa ini saya
amati pada hari selasa 7 April 2015. Saat itu ada dua orang wanita yang sedang duduk tenang.
Satu orang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya sedangkan satunya lagi tertidur
dengan kepala di atas meja. Lalu sekitar 20 menit kemudian, ada dua orang wanita menghampiri
mereka. Mereka wanita yang sedari tadi mengerjakan tugas berhenti mengetik dan yang tertidur
kemudian terbangun dan menyambut mereka. Singkat cerita keempat wanita tersebut bercerita
banyak hal. Mulai dari masalah berat badan, urusan untuk Praktik Kuliah Lapangan(PKL) dan
sebagainya.
d. Kritik Mahasiwa Terhadap Perpustakaan FIS UNJ
Kondisi perpustakaan yang demikian rupa saya tanyakan kepada beberapa mahasiswa FIS UNJ.
Saya mewawancarai enam mahasiswa FIS UNJ yaitu Dewi Rizsky Nur Amalia, Rizka Maulidia,
Dhiya Salma, Ahmad Rifai, AnisaSuci dan Abdul Kodir Goza. Pada wawancara pertama saya
dengan Dewi Rizsky Nur Amalia, beliau mengatakan jika kesannya ketika berkunjung pertama
kali ke perpustakaan FIS UNJ, sangat mengecewakan. Baginya kondisi perpustakaan di
sekolahnya dulu lebih baik dibandingkan perpustakaan FIS UNJ.
“Dahulu di SMA saya, perpustakaannya memiliki komputer yang canggih,bukunya
lengkap dan dingin sehingga begitu nyaman. Ini berbeda sekali dengan perpustakaan FIS
UNJ yang kondisi ruangannya begitu”
Wanita yang juga aktif dalam organisasi Badan Legislative Mahasiwa(BLM) ini mengaku jika
dirinya lebih sering berkunjung ke Unit Pelayanan Umum(UPT) Perpustakaan UNJ untuk
mengerjakan tugas. Alasannya karena disana tempatnya lebih luas,nyaman. Kondisi yang kurang
nyaman di perpustakaan FIS UNJ membuat Rizka Maulidia mengaku baru sekali mengunjungi
perpustakan tersebut. Mahasiswi yang aktif menjadi relawan pengajar ini mengatakan jika
banyak sekali kekurangan di Perpustakaan FIS UNJ.
“Saya ke perpustakaan FIS UNJ saat itu untuk mencari bahan skripsi untuk tugas Teori
Sosiologi Modern semester 3 kemarin. Kesan awal yang saya dapat ketika itu cukup baik
tapi saya tidak pernah kembali ke perpustakaan FIS UNJ karena tempatnya terlalu
sempit, bukunya tidak tertata rapi sehingga saya kesulitan untuk mencari buku.
Sekarang,jika ada tugas saya memilih pergi ke Lab Sosiologi UNJ”
Kritik para mahasiwa FIS UNJ tidak hanya soal kenyamanan ruangan saja, ada juga yang
mengkritik tentang pelayanan dan sistem pencarian buku. Kritik ini disampaikan oleh Mahasiswa
Sosiologi FIS UNJ yaitu Ahmad Rifai dan Anisa Suci dari jurusan Sejarah FIS UNJ. Mereka
mengkritik tidak adanya sistem e-catalog di perpustakaan FIS UNJ. Baginya dengan adanya
sistem tersebut maka para mahasiswa lebih mudah untuk mencari buku yang diinginkan. Selain
itu bagi Anisa Suci, pelayanan pustakawan FIS UNJ kurang memuaskan.
3
“Pustakawan sering telat ketika membuka perpustakaan. Saya sering kesal karena
pustakawan yang seharusnya membuka perpustakaan pukul 09.00 WIB malah mundur
sampai pukul 10.00 WIB.”
Bagi mereka kondisi perpustakaan FIS UNJ bukan merupakan perpustakaan yang ideal. Bahkan
Ahmad Rifai yang pernah mengunjungi Perpustakaan Daerah DKI Jakarta mengatakan jika
perpustakaan FIS UNJ harus belajar banyak ke Perpustakaan Daerah DKI Jakarta.
“Seharusnya perpustakaan FIS UNJ bisa mencontoh sistem di Perpustakaan Daerah DKI
Jakarta. Disana itu sistemnya sudah E-Catalog, jadi sangat mudah untuk mencari buku.
Selain itu bukunya juga harus diperbaharui seperti disana”
Mahasiswa FIS UNJ tentunya sangat mengharapkan memiliki perpustakaan yang bagus. Bagi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu Abdul Kadir Goza yang berharap
jika perpustakaan FIS UNJ bisa meningkatkan pelayanannya dan kenyamanan tempatnya.
Kemudian Goza juga berpesan kepada para mahasiswa untuk bisa menghargai kondisi
Perpustakaan FIS UNJ serta berusaha menghidupi suasana Perpustakaan FIS UNJ dengan sering
mengunjunginya. Pendapat yang serupa juga dikatakan oleh Mahasiswi Jurusan Sosiologi 2014
Dhiya Salma. Dirinya berharap jika kondisi perpustakaan FIS UNJ bisa lebih bersih, nyaman dan
ada katalog yang memudahkan mahasiswa untuk mencari buku di Perpustakaan FIS UNJ.
e. Kesimpulan
Perpustakaan FIS UNJ merupakan lokasi tempat dimana kita bisa menikmati ilmu dengan gratis.
Kita bisa menerawang dunia,mengetahui banyak hal serta membuat karya tulisan tanpa harus
membeli buku bacaan yang dibutuhkan. Keberadaan perpustakaan di lingkungan kampus sangat
penting karena ini memudahkan mahasiswa untuk mencari referensi buku. Perpustakaan menjadi
penting bagi perguruan tinggi karena ini menjadi harta yang sesungguhnya yang dimiliki
perguruan tinggi. Dengan buku yang melimpah, para civitas akademika menjadi semakin giat
menciptakan karya. Kemudian kondisi yang nyaman menjadikan perpustakaan menjadi tempat
favorit sehingga mahasiswa menjadi rajin membaca serta berliterasi. Lalu bagaimana budaya
akademik dan literasi bisa berkembang jika kondisi perpustakaannya saja tidak terawat.
Kondisi Perpustakaan FIS UNJ harus cepat diperbaiki karena sebagai fakultas yang bergerak
dalam bidang keilmuan humaniora membuat Perpustakaan harus mampu memenuhi hasrat para
mahasiswa untuk berliterasi karena dengan adanya buku yang lengkap maka budaya akademis
semakin berkembang sehingga status mahasiswa sebagai agen perubahan bisa benar-benar
terwujud
.
4