Contoh Soal dan Penyelesaian Departement
Contoh Soal dan Penyelesaian Departementalisasi BOP
SOAL :
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi
selama satu tahun diperkirakan sebagai berikut :
Departemen produksi :
Departemen A ……………
Rp 9.000.000
Departemen B ……………
Rp 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X ……………
Rp 3.000.000
Departemen Y ……………
Rp 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut :
Dipakai oleh
departemen pembantu departemen produksi
Dept. X
Dept. Y
Dept. A
Dept. B
Jasa dept. X
10 %
65 %
25 %
Jasa dept. 20 %
Y
-
45 %
35 %
Dari data diatas :
1. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode
kontinyu ?
2. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode aljabar ?
PT. SINAR BULAN mempunyai data biaya overhead sebagai berikut :
DEPARTEMEN
Departemen Jasa
BOP sebelum distribusi
jasa yang disediakan
Dept. Y
Dept. Z
Produksi A
$
60.000
40%
20%
Produksi B
$
80.000
40%
50%
Jasa Y
$
36.300
Jasa Z
$
20.000
20%
Total Overhead
$
196.300
100%
30%
100%
Dari data diatas :
1. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode langsung !
2. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa menggunakan metode bertingkat !
3. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode simultan !
Sebuah perusahaan setiap tahun menanggung biaya sewa gedung sebesar $
1,500.000.
Perusahaan tersebut terdiri dari 4 departemen,
dengan luas lantai masing-masing departemen adalah sebagai berikut :
Departemen
Luas Lantai
A
100 M2
B
150 M2
C
100 M2
D
50 M2
Biaya sewa masing-masing gedung secara terpisah adalah sebagai berikut :
Departemen
Biaya sewa ruang yang terpisah
A
500.000
B
500.000
C
250.000
D
50.000
1.300.000
Kemudian diasumsikan jika sewa ruang secara sentralisasi maka biaya agregat
sewa,
gedung menjadi $ 1.030.000. Dari data diatas :
1. Hitunglah alokasi BOP Departemental tidak lansung !
2. Hitunglah alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya yang terpisah !
3. PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak
120.000 unit.
Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,
sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku
sebanyak 6 kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg,
lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit
dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam .
Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,/ kg,
dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam
dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1.
2.
3.
4.
Selisih harga bahan baku.
Selisih kuantitas bahan baku.
Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
Selisih Tarif tenaga kerja langsung
E. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus
dibayar,
serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan
mengabaikan pajak atas gaji dan upah
1. Biaya depresiasi gedung Rp70.600.
Data luas lantai masing-masing departemen
sebagai berikut:
Departemen
Departemen A
Luas Lantai (m2)
150
Departemen B
100
Departemen 1
63
Departemen 2
40
Jumlah
353
Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !
1. Biaya depresiasi bangunan Rp 141.200 Data luas lantai masing-masing departemen sebagai
berikut:
Departemen
Luas Lantai (m2)
Departemen A
300
Departemen B
200
Departemen 1
126
Departemen 2
80
Jumlah
706
Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !
JAWAB :
1. Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu adalah sebagai
berikut :
Biaya overhead langsung
Departemen X
Departemen Y
Rp 3.000.000
Rp 5.000.000
dan tak langsung departemen
Alokasi biaya overhead Departemen X* Rp 3.000.000
Rp
Rp
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
0
300.000
Rp 5.300.000
Rp 1.060.000
Rp 5.300.000)
Rp 1.060.000
Rp
0
Rp 1.060.000
Rp
106.000
Rp
0
Rp
106.000
Rp
21.200
Rp
106.000
Rp
21.200
Rp
0
Rp
21.200 )
Rp
2.120
2.120
Rp
0
Rp
Rp
424
Rp
2.120)
Rp
424
Rp
0
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Rp
424 )
Rp
42.4
Rp
0
Rp
42.4
Rp
8.48
Rp
42.4)
Rp
8.48
Rp
0
Rp
8.48
Rp
0.85
Rp
0
Rp
0.85
Keterangan :
*) Biaya overhead departemen X sebesar Rp 3.000.000 tersebut mestinya dialokasikan pula ke
departemen-departemen produksi, tetapi dalam perhitungan ini jumlah biayaoverhead yang
dialokasikan ke departemen-depertemen produkasi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokaso kontinyu di sini adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead
departemen pembantu setelah menerima alokasi biaya dari departemen lain.
Jadi, jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokaso biaya dari departemen Y
adalah sebesar Rp 4.081.632,48 (yaitu diperoleh dari Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.00 +
Rp 424 + Rp 8,48).
Sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y adalah sebesar Rp 5.408.163,25 ( yaitu yang
diperoleh dari Rp 5.000.000 + Rp 300.000 +Rp 106.000 + Rp 2.120 + Rp 42,4 + Rp 0,85).
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya
overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut :
Departemen Pembantu
Dept. X
Departemen Produksi
Dept. Y
Dept. A
Dept. B
Biaya overhead Rp
3.000.000 Rp
5.000.000 Rp
9.000.000 Rp 15.000.000
langsung dan tak Rp 4.081.632,60 Rp 408.163,26 Rp 2.653.061,19 Rp 1.020.408,15
langsungAlokasi Rp 1.081.632,60 Rp 5.408.163,26 Rp 2.433.673,44 Rp 1.892.857,12
biaya
departemen X
Alokasi biaya
departemen Y
Total biaya
Rp
0 Rp
0
Rp
14.086.734,63
Rp
17.913.265,27
1. Dari data soal tersebut di atas, misalkan :
Oleh karena itu,
x
=
3.000.000 + 0,20 y
y
=
5.000.000 + 0,10 x
Kedua persamaan tersebut dapat diselesaiakan lebih lanjut sebagai berikut :
X
= 3.000.000 + 0,20 y
X
= 3.000.000 + 0.20 (5.000.000 + 0,10 x)
X
= 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 x
x – 0,02 x = 4.000.000
0,98 x
= 4.000.000
X
= 4.000.0000,98
X
= 4.081.632,60
Y
= 5.000.000 + 0,10 x
Y
= 5.000.000 + 408.163,26
Y
= 5.408.163,26
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan antar departemen
pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut:
Departemen Pembantu
Departemen Produksi
X
Dept. Ymenggunakan
Dept. A
1. Distribusi BOPDept.
Departemen
jasa dengan
Dept. B
Biaya overhead Rp
3.000.000 Rp
5.000.000 Rp
9.000.000 Rp 15.000.000
metode
langsung
ialah
sebagai
berikut
:
langsung dan tak (Rp 4.081.632,48) Rp 408.163,25 Rp 2.653.061,11 Rp 1.020.408,12
langsungAlokasi Rp 1.081.632,48 (Rp 5.408.163,25) Rp 2.433.673,41 Rp 1.892.857,09
biaya
departemen X
Departemen Produksi Departemen Jasa
Total
Alokasi biaya
A
B
Y
Z
departemen Y
Overhead
Total biayapabrik Rp
0 Rp
0 Rp 14.086.734,52Rp 17.913.265,21
sebelumnya
- Distribusi dept.
$
jasa
196.300
$
60.000
$
80.000
$
36.300
$ 20.000
Distribusi dari
$
1. Distribusi BOP Departemen jasa dengan
- Departemen Y
$ 18.150 18.150
- Departemen Z
Total Overhead $
$
196.300
$
$
(36.300)
$
5.714 14.286
$
$
83.864 112.436 -
$ (20.000)
$
-
menggunakan metode bertingkat ialah sebagai
berikut :
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
Y
Z
$
60.000 $ 80.000 $
36.300 $
20.000
- Departemen Y
$
14.520
$ 14.520 $ (36.300) $
7.260
- Departemen Z
$
7.789
$ 19.471
Total
B
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
jasa
$
196.300
Distribusi dari
Total Overhead
$
196.300
$ 82.309
$ 113.991 $
$ (27.260)
-
$
-
1. Distribusi BOP Departemen jasa metode simultan
Jika menggunakan metode simultan, setiap total biaya departemen jasa dinyatakan dalam bentuk
persamaan, sebagai berikut :
Jika :
Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 20.000 + 0.20Y
Maka penyelesaiannya adalah sebagai
berikut :
Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 36.300 + 0.30 ($ 20.000 + 0.20Y)
Y = $36.300 + $6.000 + 0.06
Y
Y – 0,06 Y = $ 42.300
0,94 Y =
$ 42.300
Y=
$45.000,00
Untuk nilai Y = $ 45.000 maka untuk menentukan nilai Z (menggunakan sifat
subtitusi) :
Z = $ 20.000 + 0,20 Y
Z = $ 20.000 + 0,20 ($
45.000)
Z = $ 20.000 + $ 9.000
Z = $29.000
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
Y
$ 60.000
$
80.000
$
$
20.000
- Departemen Y
$ 18.000
$
18.000
$ (45.000) $
9.000
- Departemen Z
$
$
13.630
$
$ 111.630
$
Total
Z
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
jasa
$ 196.300
36.300
Distribusi dari
Total Overhead
5.800
$ 196.300 $ 83.800
8.700
$ (29.000)
- $
-
1. Alokasi BOP departemental tidak langsung :
Departemen
Luas Lantai
Dasar Alokasi
BOP yang
dialokasikan
A
100 M2
(100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 375.000
B
150 M2
(150 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 562.500
C
100 M2
(100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 375.000
D
50 M2
(50 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 187.500
Total
1. Alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya terpisah :
$ 1.500.000
Departemen Biaya Agregat
Dasar Alokasi
Biaya agregat
yang dialokasikan
A
$ 1.030.000
($ 500.000 : $ 1.300.000) x
$1.030.000
$ 396.154
B
$ 1.030.000
($ 500.000 : $ 1.300.0000 x
$1.030.000
$ 396.154
C
$ 1.030.000
($ 250.000 : $ 1.300.000) x $
1.030.000
$ 198.077
D
$ 1.030.000 ($ 50.000 : $ 1.300.000) x $ 1.030.000
Total
$ 39.615
$ 1.030.000
1. Penyelesaian :
2. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
B. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan] x Harga Std
= [ 700.000 – ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
1. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja=[Jam kerja Ssg–Jam kerja Std yg ditetapkan] x Tarif upah Std
= [ 365.000 – ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )
1. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah
= [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )
1. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :
Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000)
Berbagai perkiraan hutang
Rp. 912.500.000,-
—
—
Rp. 912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 )
Rp. 864.000.000,-
—
Selisih efisiensi TK langsung
Rp. 12.000.000,-
—
Selisih tarif TL langsung
Rp. 36.500.000,-
—
Gaji dan upah
—
Rp. 912.500.000,-
1. Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen sebagai berikut:
Departemen A = (150 / 353) x Rp70.600
= Rp30.000
Departemen B = (100 / 353) x Rp70.600
= Rp20.000
Departemen 1 = (63 / 353) x Rp70.600
= Rp12.600
Departemen 2 = (40 / 353) x Rp70.600
= Rp8.000
1. Alokasi biaya depresiasi bangunan untuk setiap departemen sebagai berikut:
Departemen A = (300 / 706) x Rp 141.200= Rp 60.000
Departemen B = (200 / 706) x Rp 141.200 = Rp 40.000
Departemen 1 = (126 / 706) x Rp 141.200= Rp 25.200
Departemen 2 = (80 / 706) x Rp 141.200 = Rp 16.000
SOAL :
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi
selama satu tahun diperkirakan sebagai berikut :
Departemen produksi :
Departemen A ……………
Rp 9.000.000
Departemen B ……………
Rp 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X ……………
Rp 3.000.000
Departemen Y ……………
Rp 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut :
Dipakai oleh
departemen pembantu departemen produksi
Dept. X
Dept. Y
Dept. A
Dept. B
Jasa dept. X
10 %
65 %
25 %
Jasa dept. 20 %
Y
-
45 %
35 %
Dari data diatas :
1. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode
kontinyu ?
2. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode aljabar ?
PT. SINAR BULAN mempunyai data biaya overhead sebagai berikut :
DEPARTEMEN
Departemen Jasa
BOP sebelum distribusi
jasa yang disediakan
Dept. Y
Dept. Z
Produksi A
$
60.000
40%
20%
Produksi B
$
80.000
40%
50%
Jasa Y
$
36.300
Jasa Z
$
20.000
20%
Total Overhead
$
196.300
100%
30%
100%
Dari data diatas :
1. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode langsung !
2. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa menggunakan metode bertingkat !
3. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode simultan !
Sebuah perusahaan setiap tahun menanggung biaya sewa gedung sebesar $
1,500.000.
Perusahaan tersebut terdiri dari 4 departemen,
dengan luas lantai masing-masing departemen adalah sebagai berikut :
Departemen
Luas Lantai
A
100 M2
B
150 M2
C
100 M2
D
50 M2
Biaya sewa masing-masing gedung secara terpisah adalah sebagai berikut :
Departemen
Biaya sewa ruang yang terpisah
A
500.000
B
500.000
C
250.000
D
50.000
1.300.000
Kemudian diasumsikan jika sewa ruang secara sentralisasi maka biaya agregat
sewa,
gedung menjadi $ 1.030.000. Dari data diatas :
1. Hitunglah alokasi BOP Departemental tidak lansung !
2. Hitunglah alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya yang terpisah !
3. PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak
120.000 unit.
Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,
sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku
sebanyak 6 kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg,
lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit
dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam .
Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,/ kg,
dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam
dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1.
2.
3.
4.
Selisih harga bahan baku.
Selisih kuantitas bahan baku.
Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
Selisih Tarif tenaga kerja langsung
E. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus
dibayar,
serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan
mengabaikan pajak atas gaji dan upah
1. Biaya depresiasi gedung Rp70.600.
Data luas lantai masing-masing departemen
sebagai berikut:
Departemen
Departemen A
Luas Lantai (m2)
150
Departemen B
100
Departemen 1
63
Departemen 2
40
Jumlah
353
Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !
1. Biaya depresiasi bangunan Rp 141.200 Data luas lantai masing-masing departemen sebagai
berikut:
Departemen
Luas Lantai (m2)
Departemen A
300
Departemen B
200
Departemen 1
126
Departemen 2
80
Jumlah
706
Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !
JAWAB :
1. Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu adalah sebagai
berikut :
Biaya overhead langsung
Departemen X
Departemen Y
Rp 3.000.000
Rp 5.000.000
dan tak langsung departemen
Alokasi biaya overhead Departemen X* Rp 3.000.000
Rp
Rp
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
0
300.000
Rp 5.300.000
Rp 1.060.000
Rp 5.300.000)
Rp 1.060.000
Rp
0
Rp 1.060.000
Rp
106.000
Rp
0
Rp
106.000
Rp
21.200
Rp
106.000
Rp
21.200
Rp
0
Rp
21.200 )
Rp
2.120
2.120
Rp
0
Rp
Rp
424
Rp
2.120)
Rp
424
Rp
0
Alokasi biaya overhead Departemen X
Alokasi biaya overhead Departemen Y
Alokasi biaya overhead Departemen X
Rp
424 )
Rp
42.4
Rp
0
Rp
42.4
Rp
8.48
Rp
42.4)
Rp
8.48
Rp
0
Rp
8.48
Rp
0.85
Rp
0
Rp
0.85
Keterangan :
*) Biaya overhead departemen X sebesar Rp 3.000.000 tersebut mestinya dialokasikan pula ke
departemen-departemen produksi, tetapi dalam perhitungan ini jumlah biayaoverhead yang
dialokasikan ke departemen-depertemen produkasi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokaso kontinyu di sini adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead
departemen pembantu setelah menerima alokasi biaya dari departemen lain.
Jadi, jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokaso biaya dari departemen Y
adalah sebesar Rp 4.081.632,48 (yaitu diperoleh dari Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.00 +
Rp 424 + Rp 8,48).
Sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y adalah sebesar Rp 5.408.163,25 ( yaitu yang
diperoleh dari Rp 5.000.000 + Rp 300.000 +Rp 106.000 + Rp 2.120 + Rp 42,4 + Rp 0,85).
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya
overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut :
Departemen Pembantu
Dept. X
Departemen Produksi
Dept. Y
Dept. A
Dept. B
Biaya overhead Rp
3.000.000 Rp
5.000.000 Rp
9.000.000 Rp 15.000.000
langsung dan tak Rp 4.081.632,60 Rp 408.163,26 Rp 2.653.061,19 Rp 1.020.408,15
langsungAlokasi Rp 1.081.632,60 Rp 5.408.163,26 Rp 2.433.673,44 Rp 1.892.857,12
biaya
departemen X
Alokasi biaya
departemen Y
Total biaya
Rp
0 Rp
0
Rp
14.086.734,63
Rp
17.913.265,27
1. Dari data soal tersebut di atas, misalkan :
Oleh karena itu,
x
=
3.000.000 + 0,20 y
y
=
5.000.000 + 0,10 x
Kedua persamaan tersebut dapat diselesaiakan lebih lanjut sebagai berikut :
X
= 3.000.000 + 0,20 y
X
= 3.000.000 + 0.20 (5.000.000 + 0,10 x)
X
= 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 x
x – 0,02 x = 4.000.000
0,98 x
= 4.000.000
X
= 4.000.0000,98
X
= 4.081.632,60
Y
= 5.000.000 + 0,10 x
Y
= 5.000.000 + 408.163,26
Y
= 5.408.163,26
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan antar departemen
pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut:
Departemen Pembantu
Departemen Produksi
X
Dept. Ymenggunakan
Dept. A
1. Distribusi BOPDept.
Departemen
jasa dengan
Dept. B
Biaya overhead Rp
3.000.000 Rp
5.000.000 Rp
9.000.000 Rp 15.000.000
metode
langsung
ialah
sebagai
berikut
:
langsung dan tak (Rp 4.081.632,48) Rp 408.163,25 Rp 2.653.061,11 Rp 1.020.408,12
langsungAlokasi Rp 1.081.632,48 (Rp 5.408.163,25) Rp 2.433.673,41 Rp 1.892.857,09
biaya
departemen X
Departemen Produksi Departemen Jasa
Total
Alokasi biaya
A
B
Y
Z
departemen Y
Overhead
Total biayapabrik Rp
0 Rp
0 Rp 14.086.734,52Rp 17.913.265,21
sebelumnya
- Distribusi dept.
$
jasa
196.300
$
60.000
$
80.000
$
36.300
$ 20.000
Distribusi dari
$
1. Distribusi BOP Departemen jasa dengan
- Departemen Y
$ 18.150 18.150
- Departemen Z
Total Overhead $
$
196.300
$
$
(36.300)
$
5.714 14.286
$
$
83.864 112.436 -
$ (20.000)
$
-
menggunakan metode bertingkat ialah sebagai
berikut :
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
Y
Z
$
60.000 $ 80.000 $
36.300 $
20.000
- Departemen Y
$
14.520
$ 14.520 $ (36.300) $
7.260
- Departemen Z
$
7.789
$ 19.471
Total
B
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
jasa
$
196.300
Distribusi dari
Total Overhead
$
196.300
$ 82.309
$ 113.991 $
$ (27.260)
-
$
-
1. Distribusi BOP Departemen jasa metode simultan
Jika menggunakan metode simultan, setiap total biaya departemen jasa dinyatakan dalam bentuk
persamaan, sebagai berikut :
Jika :
Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 20.000 + 0.20Y
Maka penyelesaiannya adalah sebagai
berikut :
Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 36.300 + 0.30 ($ 20.000 + 0.20Y)
Y = $36.300 + $6.000 + 0.06
Y
Y – 0,06 Y = $ 42.300
0,94 Y =
$ 42.300
Y=
$45.000,00
Untuk nilai Y = $ 45.000 maka untuk menentukan nilai Z (menggunakan sifat
subtitusi) :
Z = $ 20.000 + 0,20 Y
Z = $ 20.000 + 0,20 ($
45.000)
Z = $ 20.000 + $ 9.000
Z = $29.000
Departemen Produksi
Departemen Jasa
A
B
Y
$ 60.000
$
80.000
$
$
20.000
- Departemen Y
$ 18.000
$
18.000
$ (45.000) $
9.000
- Departemen Z
$
$
13.630
$
$ 111.630
$
Total
Z
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
jasa
$ 196.300
36.300
Distribusi dari
Total Overhead
5.800
$ 196.300 $ 83.800
8.700
$ (29.000)
- $
-
1. Alokasi BOP departemental tidak langsung :
Departemen
Luas Lantai
Dasar Alokasi
BOP yang
dialokasikan
A
100 M2
(100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 375.000
B
150 M2
(150 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 562.500
C
100 M2
(100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 375.000
D
50 M2
(50 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000
$ 187.500
Total
1. Alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya terpisah :
$ 1.500.000
Departemen Biaya Agregat
Dasar Alokasi
Biaya agregat
yang dialokasikan
A
$ 1.030.000
($ 500.000 : $ 1.300.000) x
$1.030.000
$ 396.154
B
$ 1.030.000
($ 500.000 : $ 1.300.0000 x
$1.030.000
$ 396.154
C
$ 1.030.000
($ 250.000 : $ 1.300.000) x $
1.030.000
$ 198.077
D
$ 1.030.000 ($ 50.000 : $ 1.300.000) x $ 1.030.000
Total
$ 39.615
$ 1.030.000
1. Penyelesaian :
2. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
B. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan] x Harga Std
= [ 700.000 – ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
1. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja=[Jam kerja Ssg–Jam kerja Std yg ditetapkan] x Tarif upah Std
= [ 365.000 – ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )
1. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah
= [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )
1. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :
Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000)
Berbagai perkiraan hutang
Rp. 912.500.000,-
—
—
Rp. 912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 )
Rp. 864.000.000,-
—
Selisih efisiensi TK langsung
Rp. 12.000.000,-
—
Selisih tarif TL langsung
Rp. 36.500.000,-
—
Gaji dan upah
—
Rp. 912.500.000,-
1. Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen sebagai berikut:
Departemen A = (150 / 353) x Rp70.600
= Rp30.000
Departemen B = (100 / 353) x Rp70.600
= Rp20.000
Departemen 1 = (63 / 353) x Rp70.600
= Rp12.600
Departemen 2 = (40 / 353) x Rp70.600
= Rp8.000
1. Alokasi biaya depresiasi bangunan untuk setiap departemen sebagai berikut:
Departemen A = (300 / 706) x Rp 141.200= Rp 60.000
Departemen B = (200 / 706) x Rp 141.200 = Rp 40.000
Departemen 1 = (126 / 706) x Rp 141.200= Rp 25.200
Departemen 2 = (80 / 706) x Rp 141.200 = Rp 16.000