LAPORAN TUGAS AKHIR MIKRO fix
LAPORAN TUGAS AKHIR MIKROPROSESSOR
Sistem Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak
Dibuat oleh:
Toibah
5115141824
Kiki Rosiana Dewi
5115144123
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2014
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangtelah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanlaporan
kunjungan industri ini dengan lancar dan tepat waktu.
PenulisanLaporan Tugas Akhir Mikroprosessor dengan judul alat “Sistem Lampu
Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak”.
Penulis menyadari laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagaipihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Mochammad Djaohar, M.Sc, selaku dosen mata kuliah,
2. Reza Fahlevi dan Elma Utami, selaku asisten dosen mata kuliah
3. Briyan Priyo Saputro, selaku pembimbing membuat alat
4. Semua rekan-rekan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro 2014 Konsentrasi
Otomasi Industri
Harapan penulis kiranya laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan
untuk membuat laporan selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Aamiin.
Jakarta, Juni 2017
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LembarJudul ........................................................................................................... 1
Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kunjungan Industri............................................. ........
4
1.2Tujuan Kunjungan Industri..................................................................
5
1.3Rumusan Kunjungan Industri................................................................. 5
1.4 Metode Penelitian……………………................................................
5
1.5 Pelaksana Observasi............................................................................
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1Profil Perusahaan..............................................................................
7
2.2Hasil Pengamatan................................................................................... 8
2.2.1 Identifikasi................................................................................... 9
2.2.2 Waktu Pengamatan...................................................................... 9
2.2.2 Analisa Data Wawancara............................................................. 10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................……………................................................. 26
B. Saran...............……................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 28
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan terhadap energi listrik di Indonesia terus meningkat seiring
pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan dunia industri. Peningkatan kebutuhan
tersebut bahkan mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri
yang diwakili PLN masih belum mampu menyediakan energi listrik dalam jumlah yang
memadai (Purwadi, 2012).
Menurut Outlook Energi Nasional 2011, dalam kurun waktu 2000-2009 konsumsi
energi Indonesia meningkat dari 709,1 juta SBM (Setara Barel Minyak/BOE) ke 865,4
juta SBM. Meningkat rata-rata sebesar 2,2% pertahun. Konsumsi energi ini sampai akhir
tahun 2011 terbesar dikuasai oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor rumah tangga
dan sektor transportasi.
Mulai dari penerangan hingga pengaturan suhu ruangan pun semuanya dibantu
oleh listrik. Ketergantungan manusia terhadap listrik ini menimbulkan kebiasaan buruk.
Banyak orang yang terkadang membiarkan suatu peralatan elektronik hidup pada saat
tidak dibutuhkan. Terjadi suatu permasalahan untuk menciptakan suatu desain sistem
untuk mengendalikan peralatan elektronik dalam rumah secara otomatis.
Dikutip Alpen Steel Forum (2012), Indonesia merupakan negara paling boros dalam
pemakaian listrik di ASEAN. Pemborosan dalam pemakaian listrik itu umumnya terjadi di
perkantoran atau bangunan publik. Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan
publik adalah penggunaan mesin penyejuk udara (air conditioner, AC) dan lampu yang tetap
dihidupkan meski sedang tidak diperlukan. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif
besar, yakni di atas 45% (untuk AC) dan 30% (untuk lampu).
Guna mengatasi masalah pemborosan listrik perlu peran serta dari masyarakat
secara langsung yaitu dengan cara menghemat penggunaan listrik mulai dari hal kecil,
misalnya tidak menyalakan lampu pada siang hari, mematikan segala peralatan elektronik
dalam rumah yang membutuhkan daya listrik saat tidak ada orang dalam rumah dan lain
sebagainya. Akan tetapi dalam melakukan penghematan listrik dari hal kecil tersebut
terkadang masyarakat suka lupa atau malas untuk melakukannya.
Perkembangan sistem kendali otomatisasi semakin mempermudah pekerjaan
manusia khususnya dalam mengendalikan nyala atau tidak nyala dalam sistem lampu
penerangan
Makalah ini membahas tentang sistem lampu penerangan dalam ruangan secara
otomatis. Lampu penerangan suatu ruangan akan menyala sendiri apabila ada orang
dalam ruangan tersebut dan akan mematikan lampu dengan sendirinya bila orang tersebut
keluar ruangan. Dengan kata lain sensor kehadiran orang ini akan diaplikasikan sebagai
saklar otomatis
Sistem terdiri dari sensor PIR yang berfungsi untuk mendeteksi objek bergerak
(manusia), dan sensor LM35 yang berfungsi untuk mendeteksi suhu.Mikrokontroller
Arduino Uno R3 sebagai pengendali jalannya sistem dari pembacaan sensor,
menampilkan datasensor pada LCD dan mengatur kontak relay untuk menghidup dan
mematikan arus listrik ke lampu.Sistem pengendali lampu penerangan dalam ruangan
secara otomatis menunjukan sensor PIR dapat mendeteksi ada atau tidaknya orang dalam
ruangan sejauh 5 meter, dan sensor suhu LM35 dapat mendeteksi suhu dalam ruangan
dengan toleransikesalahan pembacaan kurang lebih 2℃ .
Sistem ini bertujuan untuk menghindari pemborosan energi listrik, maka dalam
penelitian ini dibuat dan dibahas rangkaian otomatis untuk mengendalikan lampu
penerangan otomatis.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu rancang bangun sistem lampu
penerangan ruangan secara otomatis berdasarkan keberadaan manusia dalam suatu
ruangan dalam upaya untuk membantu penghematan penggunaan energi listrik dan untuk
mengetahui suhu ruangan diruangan tersebut.
1.3
Batasan Masalah
1. Peralatan listrik yang digunakan sebagai obyek penelitian sebatas lampu
penerangan yang berada di ruangan kelas.
2. Pembuatan sistem kendali bertujuan untuk menghidup dan mematikan peralatan
elektronik dalam rumah secara otomatis.
3. Pembuatan sistem menggunakan sensor PIR,sensor LM35, dan limit switch
untukmengetahui kondisi ruangan dalam rumah, sertarelay sebagai output untuk
mengatur tegangan ACyang terhubung ke lampu.
4. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) hanyadigunakan untuk mendeteksi
gerakan manusia.
1.4
Manfaat
Makalah ini kami susun dengan maksud agar alat dari sistem lampu penerangan
otomatis ini dapat dituangkan kedalam penulisan makalah guna menjadi sumber referensi
untuk pembuatan atau pun pengembangan alat selanjutnya.
1.5
Metode Penyusunan Makalah
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka,
dengan menggunakan jurnal-jurnla ilmiah sebagai referensi, penulis juga melakukan studi
pustaka dengan menggunakan media internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teori
Listrik merupakan bentuk energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupan. Semakin bertambahnya konsumsi listrik per kapita di seluruh dunia
menunjukkan
kenaikkan
standar
kehidupan
manusia.
Dengan
pertumbuhan
permintaan tenaga listrik, maka harus direncanakan pembangunan pusat-pusat listrik
baru, atau menciptakan bentuk-bentuk energi baru untuk mendukungnya, apabila
kapasitas pusat listrik yang ada pada saat ini tidak cukup mendukung.
Dengan menciptakan bentuk-bentuk energi baru, sistem kendali otomatisasi
pun semakin berkembang dengan banyaknya inovasi-inovasi baru untuk dapat
membantu dalam mengontrol konsumsi energi listrik. Sistem kendali lampu
penerangan otomatis merupakan salah satu cara operasi yang digunakan untuk
mengendalikan beban listrik.
Inovasi terbaru dalam penggunaan lampu penerangan otomatis ini muncul
sebagai upaya menghindari pemborosan energi listrik. Dari segi ekonomis, dengan
menggunakan lampu penerangan otomatis, maka keborosan energi listrik dapat
dihindari.
2.1.1
Alat dan Bahan
1. Mikrokontroller Arduino Uno R3
Arduino Uno pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Mikrokontroler berbasis Uno
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input
tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16
MHz osilator Kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol
reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya
menghubungkan board arduino Uno ke computer dengan menggunakan kabel
USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk
menjalankannya.
Gambar. 1 Bentuk Mikrokontroler Arduino Uno
2. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)
Sensor Passive Infrared Receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor
berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan fototransistor. Sensor
PIR merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh setiap
benda yang terdeteksi olehnya. Salah satu benda yang memiliki pancaran
infrared pasif adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh
benda dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh sensor
tersebut. Bagian-bagian dari PIR adalah Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric
sensor, amplifier, dan komparator.
Gambar. 2 Bentuk Sensor PIR
Passive Infrared Receiver (PIR) tidak memancarkan apapun seperti IR
LED. Sesuai dengan namanya “Passive”, sensor ini hanya merespon energi
dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang
terdetiksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah
tubuh manusia. Passive Infrared Receiver (PIR) KC7783R merupakan sensor
pendeteksi yang akan mengeluarkan output dengan level high antara 5-6 volt.
Daya peka dari sensor ini tekgolong cukup baik dan mempunyai area
jangkauan kurang lebih sampai 5 meter dan dapat mendeteksi benda yang
sampai pada suhu 500°C.
3. Sensor Suhu LM35
Sensor LM35 adalah sensor suhu yang terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit.
Gambar. 3 Bentuk Sensor LM35
Sensor suhu LM35 yang mempunyai 3 pin, pin 1 berfungsi sebagai
sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau kaki tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan
antara 4 Volt sampai 30 Volt, pin 3 berfungsi sebagai ground. Sensor ini
mempunyai koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa setiap kenaikan
suhu 1°C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
4. Modul Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari
2 bagian utama yakni electromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch).
Relay
menggunakan
prinsip
elektromagnetik
untuk
menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.
Sebagai contoh, relay yang menggunakan electromagnet 5v dan 50 mA
mampu menggerakan Armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Kendali ON/OFF switch (relay)
ditentukan oleh nilai input sensor, yang setelah diproses oleh mikrokontroler
akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi On/Off.
Gambar. 5 Modul Relay
5. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah sebuah display dot matriks yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 6 menunujukan modul LCD 16x2.
Gambar.6 Modul LCD 16x2
6. Lampu
Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui aliran
arus listrik yang mengalir pada filamen sehingga terjadilah pemanasan dan
pada akhirnya filamen tersebut mampu menghasilkan cahaya. Adapun kaca
yang terdapat pada lampu berfungsi untuk melindungi filament lampu serta
menjaga filamen panas dari kemungkinan terjadinya oksidasi dengan udara
luar.
Gambar. 7 Bentuk Lampu Pijar 220V
2.1.2
Prinsip Kerja
Sistem lampu penerangan otomatis ini akan bekerja apabila menerima
gerakan dari manusia. Apabila sensor PIR menangkap adanya gerakan dari
manusia, maka selanjutnya secara otomatis sensor mengirim data ke
mikrokontroler
sebagai
pusat
dari
sistem.
Selanjutnya
mikrokontroler
melakukan tugasnya dengan mengaktifkan sensor LM35 sebagai kontrol untuk
mendeteksi suhu ruangan yang nantinya akan di tampilkan di layar LCD.
Proses
otomatisasi
tersebut
dikontrol
menggunakan
program
mikrokontroler sehingga dapat mengerakan relay dan mengontrol lampu.
Adanya rangkaian pengontrol lampu penerangan, manusia dapat mengontrol
lampu dengan pewaktuan menyala dan mati lampu secara otomatis sesuai
kebutuhan.
Gambar.8 Desain Sistem
2.1.3
List Program
#include
#include
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
int pir = 10;
int suhu = A3;
int relay = 7;
int Vin;
float Temperature;
void setup() {
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(suhu,INPUT);
Serial.begin(9600);
pinMode(pir,INPUT);
pinMode(relay,OUTPUT);
lcd.setCursor (3,0);
lcd.print ("TUGAS AKHIR");
lcd.setCursor (2,1);
lcd.print ("Kiki & Toibah");
delay (3000);
}
void loop() {
int baca = digitalRead(pir);
Vin = analogRead(suhu);
Temperature=(500*Vin)/1023;
Serial.println(Temperature);
Serial.println(baca);
if (baca == 1)
{
lcd.clear();
digitalWrite(relay,HIGH);
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("Body Detect");
delay(10);
}else
{
lcd.clear();
digitalWrite(relay,LOW);
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("No Body Detect");
delay(10);
}
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print ("suhu = ");
lcd.print (Temperature);
delay(1000);
}
2.2
Kerangka Berfikir
Sistem kontrol lampu otomatis dengan menggunakan mikrokontroler Arduino
Uno R3 terdiri atas 2 bagian utama, yaitu perancangan perangkat keras (hardware)
dan perancangan perangkat lunak (software). Perancangan perangkat keras terdiri dari
rangkaian minimum mikrokontroler, rangkaian catudaya, dan juga rangkaian relay.
Sementara perancangan perangkat lunak (software) menggunakan bahasa C.
1. Diagram Blok
Gambar.9 Diagram Blok Sistem Lampu Penerangan
Alur proses sistem lampu penerangan otomatis bekerja, mulai dari radiasi inframerah
yang dideteksi oleh obyek sampai menghidupkan lampu secara otomatis. Sensor PIR
berfungsi sebagai detektor yang akan memberikan logika high dan akan diproses oleh
mikrokontroler yang kemudian akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan
fungsi on/off dan mengendalikan lamanya lampu hidup secara otomatis selama waktu yang
telah ditentukan. Sensor suhu akan mendeteksi suhu/temperature ruangan kemudian diproses
oleh mikrokontroler. Inputan sensor suhu dan sensor pir akan ditampilkan pada LCD. Pada
LCD ditampilkan suhu ruangan, dan informasi ada atau tidaknya manusia dalam ruangan.
2. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak merupakan perancangan program yang
dibutuhkan oleh mikrokontroler Arduino Uno R3 untuk dapat mengendalikan output
relay sesuai data masukan dari sensor PIR dan sensor LM35 serta dapat menampilkan
nilai data dari kedua sensor tersebut di LCD. Perancangan dan pembuatan perangkat
lunak secara umum dapat dijelaskan pada diagram alir proses di gambar.10
Gambar.11 Flow Chart Proses Perancangan Sistem
Dari gambar flowchart diatas merupakan fungsi dasar dari sistem yang akan
dibuat. Tahap awal adalah menerima gerakan dari manusia. Apabila sensor
menangkap adanya gerakan dari manusia, maka selanjutnya secara otomatis sensor
mengirim data ke mikrokontroler sebagai pusat dari sistem sebagai control untuk
mengaktifkan lampu.
Selanjutnya mikrokontroler mengaktifkan sensor LM35 sebagai kontrol untuk
mendeteksi suhu ruangan yang nantinya akan di tampilkan di layar LCD. Kendali
ON/OFF switch (relay) ditentukan oleh nilai input sensor, yang setelah diproses oleh
mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi On/
Off pada lampu. Informasi ada atau tidaknya manusia juga akan ditampilkan pada
LCD.
3. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras pada sistem pengendali lampu penerangan dalam
ruangan secara otomatis ini menggunakan beberapa macam periperal yang terhubung
langsung dengan mikrokontroler sebagai pusat pengolahan data yang berkaitan
dengan inpu tatau output sistem. Terdapat periperal yangdigunakan sebagai input
sistem yaitu sensor PIR dan sensor LM35. Serta periperal sebagai output yaitu LCD
16x2 dan relay.
2.4
Pengujian dan Analisis
Pengujian Struktural
Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah system yang sudah
dibuat sesuai dengan rancangan yang sudah ada. Uji coba ini dilakukan dengan
menguji pin2 hingga pin12 untuk input dan output digital. Dan pin analog0 sampai
pin analog5 untuk input berupa analog. Pengujian dilakukan dengan cara antara
lain:
1. Pin ground dan vcc dihubungkan pada protoboard.
2. Pin 10 digital dihubungkan dengan input dari sensor gerak atau sensor PIR.
3. Pin 7 digital dihubungkan dengan input Relay.
4. Pin A3 dihubungkan dengan input analog sensor suhu.
5. Pin SCL dan SDA dihubungkan dengan output LCD.
Mikrokontroller
Pin 7 digital
Pin 10 digital
Pin A3 Analog
Pin SCL dan SDA
Vcc
Ground
Pin yang dihubungkan
Input Relay
Pin Input PIR
Pin Input Suhu
Pin Output LCD
Protoboard
Protoboard
Keterangan
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Tabel . hasil pengujian structural system control lampu otomatis
Pengujian Fungsional
Pada tahap ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
semua komponen dapat berfungsi dengan baik. Untuk uji coba sensor dilakukan
dengan mengetes sensor dihubungkan pada mikrokontroler dan dilihat melalui serial
monitor.
Gambar 12. Uji coba Mikrokontoller saat keadaan tidak ada orang
Gambar 13. Ujicoba mikrokontroler saat keadaan terdeteksi gerakan orang
Gambar diatas mengindikasikan bahwa mikrokontroler telah bekerja. Hal itu
dapat dilihat dari lampu indicator mikrokontroler yang bekerja. Dengan demikian
mikrokontroler lolos pengujian fungsional. Berikut adalah tabel hasil dari ujicoba
fungsional yang telah dilakukan secara keseluruhan alat yang telah diuji seperti diatas.
Komponen
PIR
Suhu
Lampu
Mikrokontroller
Keterangan
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Hasil Sistem Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak
Gambar 14. Tampilan Maket dengan lampu mati karena tidak terdeteksi manusia
Dari gambar 14 menunjukkan bahwa maket yang telah siap dengan seluruh
perlengkapan serta alat yang sudah didesain dan dipasang dengan tata letak yang
sempurna, guna mendukung prinsip kerja dari sebuah maket penerangan automatis
ini. Pada gambar tersebut sedang dilakukan uji coba, maket yang telah terprogram
menunjukkan hasil bahwa ketika awal sumber on maka akan muncul pada LCD
“TUGAS AKHIR Kiki & Toibah”.
Lalu selanjutnya LCD menampilkan hasil dari sensor yang telah dideteksi oleh
sensor PIR dan sensor suhu, hasil yang ditampilan pada LCD menyatakan bahwa “No
Body Detect” serta “SUHU = ….” . Hal tersebut disebabkan karna pada uji coba ini,
tidak adanya manusia dalam radius maksimum sensor PIR selanjutnya Relay akan
OFF maka lampu tidak dapat menyala dan LCD menampilkan hasilnya. Sedangkan
tampilan LCD mengenai suhu, menyatakan bahwa hasil tersebut merupakan
pendeteksian oleh sensor suhu terhadap suhu lingkungan sekitar.
Gambar 15. Maket dengan tampilan lampu menyala karena telah terdeteksi manusia
Dari gambar 15 menunjukkan bahwa tidak berbeda jauh dengan gambar 14
yaitu maket yang telah siap dengan seluruh perlengkapan serta alat yang sudah
didesain dan dipasang dengan tata letak yang sempurna, guna mendukung prinsip
kerja dari sebuah maket penerangan automatis ini. Pada gambar tersebut sedang
dilakukan uji coba, maket yang telah terprogram menunjukkan hasil bahwa ketika
awal sumber on maka akan muncul pada LCD “TUGAS AKHIR Kiki & Toibah”.
Lalu selanjutnya yang membedakan adalah LCD menampilkan hasil dari
sensor yang telah dideteksi oleh sensor PIR dan sensor suhu, hasil yang ditampilan
pada LCD menyatakan bahwa “Body Detect” serta “SUHU = ….” . Hal tersebut
disebabkan karna pada uji coba ini, dapat terdeteksi adanya manusia dalam radius
maksimum sensor PIR selanjutnya Relay akan ON maka lampu akan menyala dan
LCD menampilkan hasilnya. Sedangkan tampilan LCD mengenai suhu, menyatakan
bahwa hasil tersebut merupakan pendeteksian oleh sensor suhu terhadap suhu
lingkungan sekitar.
Pada gambar tersebut menujukan lampu menyala dan LCD menampilkan
“Body Detect”, sebab pada uji coba ini dilakukan dengan cara memasukkan tangan
atau pergerakan manusia melalui pintu maka sensor pir mendeteksi adanya
pergerakan manusia, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya relay on dan akan
terjadinya lampu menyala secara otomatis tanpa perlu adanya saklar untuk
menghidupkan lampu tersebut.
Namun pada gambar di atas, tidak terlihat adanya tangan atau pergerakan
manusia di dalam maket tersebut. Alasannya karena pada mikrokontroller yang ada,
telah diprogram dengan adanya delay. Yang dimaksud dengan delay adalah
mempertahankan hasil saat itu sebelum memproses hasil berikutnya dan memberikan
perubahan pada seluruh kegiatan maket, untuk mendapatkan output seperti itu maka
dibuat program delay selama beberapa detik atau selama yang diingkan oleh
programmer.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk membuat “Model Sistem Kontrol
Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Pir” dirancang dan dibuat sebagai
prototype untuk menampilkan bahwa banyak sekali pengendali lampu yang dapat kita
gunakan dengan memanfaatkan konsep pergerakan dari manusia menggunakan sensor
PIR.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
system telah dibuat sesuai dengan struktur dan system telah berfungsi dengan baik.
Lampu dinyalakan dan dimatikan dengan menggunakan pergerakan manusia yang
melewati sensor PIR tanpa melalui saklar sebagaimana mestinya namun penempatan
sensor PIR ini memiliki jarak maksimal jangkauanhanya 5 meter.
3.2
Saran
Alat yang dibuat memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan alat ini
mudah untuk digunakan, mudah untuk membangun / mempelajari sistemnya serta
komponen-komponen pembangun system yang mudah ditemukan.Kekurangan dari
system ini adalah hanya dapat membaca pergerakan manusia.
Sistem Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak
Dibuat oleh:
Toibah
5115141824
Kiki Rosiana Dewi
5115144123
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2014
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangtelah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanlaporan
kunjungan industri ini dengan lancar dan tepat waktu.
PenulisanLaporan Tugas Akhir Mikroprosessor dengan judul alat “Sistem Lampu
Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak”.
Penulis menyadari laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagaipihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Mochammad Djaohar, M.Sc, selaku dosen mata kuliah,
2. Reza Fahlevi dan Elma Utami, selaku asisten dosen mata kuliah
3. Briyan Priyo Saputro, selaku pembimbing membuat alat
4. Semua rekan-rekan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro 2014 Konsentrasi
Otomasi Industri
Harapan penulis kiranya laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan
untuk membuat laporan selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Aamiin.
Jakarta, Juni 2017
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LembarJudul ........................................................................................................... 1
Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kunjungan Industri............................................. ........
4
1.2Tujuan Kunjungan Industri..................................................................
5
1.3Rumusan Kunjungan Industri................................................................. 5
1.4 Metode Penelitian……………………................................................
5
1.5 Pelaksana Observasi............................................................................
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1Profil Perusahaan..............................................................................
7
2.2Hasil Pengamatan................................................................................... 8
2.2.1 Identifikasi................................................................................... 9
2.2.2 Waktu Pengamatan...................................................................... 9
2.2.2 Analisa Data Wawancara............................................................. 10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................……………................................................. 26
B. Saran...............……................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 28
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan terhadap energi listrik di Indonesia terus meningkat seiring
pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan dunia industri. Peningkatan kebutuhan
tersebut bahkan mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri
yang diwakili PLN masih belum mampu menyediakan energi listrik dalam jumlah yang
memadai (Purwadi, 2012).
Menurut Outlook Energi Nasional 2011, dalam kurun waktu 2000-2009 konsumsi
energi Indonesia meningkat dari 709,1 juta SBM (Setara Barel Minyak/BOE) ke 865,4
juta SBM. Meningkat rata-rata sebesar 2,2% pertahun. Konsumsi energi ini sampai akhir
tahun 2011 terbesar dikuasai oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor rumah tangga
dan sektor transportasi.
Mulai dari penerangan hingga pengaturan suhu ruangan pun semuanya dibantu
oleh listrik. Ketergantungan manusia terhadap listrik ini menimbulkan kebiasaan buruk.
Banyak orang yang terkadang membiarkan suatu peralatan elektronik hidup pada saat
tidak dibutuhkan. Terjadi suatu permasalahan untuk menciptakan suatu desain sistem
untuk mengendalikan peralatan elektronik dalam rumah secara otomatis.
Dikutip Alpen Steel Forum (2012), Indonesia merupakan negara paling boros dalam
pemakaian listrik di ASEAN. Pemborosan dalam pemakaian listrik itu umumnya terjadi di
perkantoran atau bangunan publik. Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan
publik adalah penggunaan mesin penyejuk udara (air conditioner, AC) dan lampu yang tetap
dihidupkan meski sedang tidak diperlukan. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif
besar, yakni di atas 45% (untuk AC) dan 30% (untuk lampu).
Guna mengatasi masalah pemborosan listrik perlu peran serta dari masyarakat
secara langsung yaitu dengan cara menghemat penggunaan listrik mulai dari hal kecil,
misalnya tidak menyalakan lampu pada siang hari, mematikan segala peralatan elektronik
dalam rumah yang membutuhkan daya listrik saat tidak ada orang dalam rumah dan lain
sebagainya. Akan tetapi dalam melakukan penghematan listrik dari hal kecil tersebut
terkadang masyarakat suka lupa atau malas untuk melakukannya.
Perkembangan sistem kendali otomatisasi semakin mempermudah pekerjaan
manusia khususnya dalam mengendalikan nyala atau tidak nyala dalam sistem lampu
penerangan
Makalah ini membahas tentang sistem lampu penerangan dalam ruangan secara
otomatis. Lampu penerangan suatu ruangan akan menyala sendiri apabila ada orang
dalam ruangan tersebut dan akan mematikan lampu dengan sendirinya bila orang tersebut
keluar ruangan. Dengan kata lain sensor kehadiran orang ini akan diaplikasikan sebagai
saklar otomatis
Sistem terdiri dari sensor PIR yang berfungsi untuk mendeteksi objek bergerak
(manusia), dan sensor LM35 yang berfungsi untuk mendeteksi suhu.Mikrokontroller
Arduino Uno R3 sebagai pengendali jalannya sistem dari pembacaan sensor,
menampilkan datasensor pada LCD dan mengatur kontak relay untuk menghidup dan
mematikan arus listrik ke lampu.Sistem pengendali lampu penerangan dalam ruangan
secara otomatis menunjukan sensor PIR dapat mendeteksi ada atau tidaknya orang dalam
ruangan sejauh 5 meter, dan sensor suhu LM35 dapat mendeteksi suhu dalam ruangan
dengan toleransikesalahan pembacaan kurang lebih 2℃ .
Sistem ini bertujuan untuk menghindari pemborosan energi listrik, maka dalam
penelitian ini dibuat dan dibahas rangkaian otomatis untuk mengendalikan lampu
penerangan otomatis.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu rancang bangun sistem lampu
penerangan ruangan secara otomatis berdasarkan keberadaan manusia dalam suatu
ruangan dalam upaya untuk membantu penghematan penggunaan energi listrik dan untuk
mengetahui suhu ruangan diruangan tersebut.
1.3
Batasan Masalah
1. Peralatan listrik yang digunakan sebagai obyek penelitian sebatas lampu
penerangan yang berada di ruangan kelas.
2. Pembuatan sistem kendali bertujuan untuk menghidup dan mematikan peralatan
elektronik dalam rumah secara otomatis.
3. Pembuatan sistem menggunakan sensor PIR,sensor LM35, dan limit switch
untukmengetahui kondisi ruangan dalam rumah, sertarelay sebagai output untuk
mengatur tegangan ACyang terhubung ke lampu.
4. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) hanyadigunakan untuk mendeteksi
gerakan manusia.
1.4
Manfaat
Makalah ini kami susun dengan maksud agar alat dari sistem lampu penerangan
otomatis ini dapat dituangkan kedalam penulisan makalah guna menjadi sumber referensi
untuk pembuatan atau pun pengembangan alat selanjutnya.
1.5
Metode Penyusunan Makalah
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka,
dengan menggunakan jurnal-jurnla ilmiah sebagai referensi, penulis juga melakukan studi
pustaka dengan menggunakan media internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teori
Listrik merupakan bentuk energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupan. Semakin bertambahnya konsumsi listrik per kapita di seluruh dunia
menunjukkan
kenaikkan
standar
kehidupan
manusia.
Dengan
pertumbuhan
permintaan tenaga listrik, maka harus direncanakan pembangunan pusat-pusat listrik
baru, atau menciptakan bentuk-bentuk energi baru untuk mendukungnya, apabila
kapasitas pusat listrik yang ada pada saat ini tidak cukup mendukung.
Dengan menciptakan bentuk-bentuk energi baru, sistem kendali otomatisasi
pun semakin berkembang dengan banyaknya inovasi-inovasi baru untuk dapat
membantu dalam mengontrol konsumsi energi listrik. Sistem kendali lampu
penerangan otomatis merupakan salah satu cara operasi yang digunakan untuk
mengendalikan beban listrik.
Inovasi terbaru dalam penggunaan lampu penerangan otomatis ini muncul
sebagai upaya menghindari pemborosan energi listrik. Dari segi ekonomis, dengan
menggunakan lampu penerangan otomatis, maka keborosan energi listrik dapat
dihindari.
2.1.1
Alat dan Bahan
1. Mikrokontroller Arduino Uno R3
Arduino Uno pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Mikrokontroler berbasis Uno
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input
tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16
MHz osilator Kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol
reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya
menghubungkan board arduino Uno ke computer dengan menggunakan kabel
USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk
menjalankannya.
Gambar. 1 Bentuk Mikrokontroler Arduino Uno
2. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)
Sensor Passive Infrared Receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor
berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan fototransistor. Sensor
PIR merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh setiap
benda yang terdeteksi olehnya. Salah satu benda yang memiliki pancaran
infrared pasif adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh
benda dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh sensor
tersebut. Bagian-bagian dari PIR adalah Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric
sensor, amplifier, dan komparator.
Gambar. 2 Bentuk Sensor PIR
Passive Infrared Receiver (PIR) tidak memancarkan apapun seperti IR
LED. Sesuai dengan namanya “Passive”, sensor ini hanya merespon energi
dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang
terdetiksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah
tubuh manusia. Passive Infrared Receiver (PIR) KC7783R merupakan sensor
pendeteksi yang akan mengeluarkan output dengan level high antara 5-6 volt.
Daya peka dari sensor ini tekgolong cukup baik dan mempunyai area
jangkauan kurang lebih sampai 5 meter dan dapat mendeteksi benda yang
sampai pada suhu 500°C.
3. Sensor Suhu LM35
Sensor LM35 adalah sensor suhu yang terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit.
Gambar. 3 Bentuk Sensor LM35
Sensor suhu LM35 yang mempunyai 3 pin, pin 1 berfungsi sebagai
sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau kaki tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan
antara 4 Volt sampai 30 Volt, pin 3 berfungsi sebagai ground. Sensor ini
mempunyai koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa setiap kenaikan
suhu 1°C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
4. Modul Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari
2 bagian utama yakni electromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch).
Relay
menggunakan
prinsip
elektromagnetik
untuk
menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.
Sebagai contoh, relay yang menggunakan electromagnet 5v dan 50 mA
mampu menggerakan Armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Kendali ON/OFF switch (relay)
ditentukan oleh nilai input sensor, yang setelah diproses oleh mikrokontroler
akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi On/Off.
Gambar. 5 Modul Relay
5. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah sebuah display dot matriks yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 6 menunujukan modul LCD 16x2.
Gambar.6 Modul LCD 16x2
6. Lampu
Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui aliran
arus listrik yang mengalir pada filamen sehingga terjadilah pemanasan dan
pada akhirnya filamen tersebut mampu menghasilkan cahaya. Adapun kaca
yang terdapat pada lampu berfungsi untuk melindungi filament lampu serta
menjaga filamen panas dari kemungkinan terjadinya oksidasi dengan udara
luar.
Gambar. 7 Bentuk Lampu Pijar 220V
2.1.2
Prinsip Kerja
Sistem lampu penerangan otomatis ini akan bekerja apabila menerima
gerakan dari manusia. Apabila sensor PIR menangkap adanya gerakan dari
manusia, maka selanjutnya secara otomatis sensor mengirim data ke
mikrokontroler
sebagai
pusat
dari
sistem.
Selanjutnya
mikrokontroler
melakukan tugasnya dengan mengaktifkan sensor LM35 sebagai kontrol untuk
mendeteksi suhu ruangan yang nantinya akan di tampilkan di layar LCD.
Proses
otomatisasi
tersebut
dikontrol
menggunakan
program
mikrokontroler sehingga dapat mengerakan relay dan mengontrol lampu.
Adanya rangkaian pengontrol lampu penerangan, manusia dapat mengontrol
lampu dengan pewaktuan menyala dan mati lampu secara otomatis sesuai
kebutuhan.
Gambar.8 Desain Sistem
2.1.3
List Program
#include
#include
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
int pir = 10;
int suhu = A3;
int relay = 7;
int Vin;
float Temperature;
void setup() {
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(suhu,INPUT);
Serial.begin(9600);
pinMode(pir,INPUT);
pinMode(relay,OUTPUT);
lcd.setCursor (3,0);
lcd.print ("TUGAS AKHIR");
lcd.setCursor (2,1);
lcd.print ("Kiki & Toibah");
delay (3000);
}
void loop() {
int baca = digitalRead(pir);
Vin = analogRead(suhu);
Temperature=(500*Vin)/1023;
Serial.println(Temperature);
Serial.println(baca);
if (baca == 1)
{
lcd.clear();
digitalWrite(relay,HIGH);
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("Body Detect");
delay(10);
}else
{
lcd.clear();
digitalWrite(relay,LOW);
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("No Body Detect");
delay(10);
}
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print ("suhu = ");
lcd.print (Temperature);
delay(1000);
}
2.2
Kerangka Berfikir
Sistem kontrol lampu otomatis dengan menggunakan mikrokontroler Arduino
Uno R3 terdiri atas 2 bagian utama, yaitu perancangan perangkat keras (hardware)
dan perancangan perangkat lunak (software). Perancangan perangkat keras terdiri dari
rangkaian minimum mikrokontroler, rangkaian catudaya, dan juga rangkaian relay.
Sementara perancangan perangkat lunak (software) menggunakan bahasa C.
1. Diagram Blok
Gambar.9 Diagram Blok Sistem Lampu Penerangan
Alur proses sistem lampu penerangan otomatis bekerja, mulai dari radiasi inframerah
yang dideteksi oleh obyek sampai menghidupkan lampu secara otomatis. Sensor PIR
berfungsi sebagai detektor yang akan memberikan logika high dan akan diproses oleh
mikrokontroler yang kemudian akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan
fungsi on/off dan mengendalikan lamanya lampu hidup secara otomatis selama waktu yang
telah ditentukan. Sensor suhu akan mendeteksi suhu/temperature ruangan kemudian diproses
oleh mikrokontroler. Inputan sensor suhu dan sensor pir akan ditampilkan pada LCD. Pada
LCD ditampilkan suhu ruangan, dan informasi ada atau tidaknya manusia dalam ruangan.
2. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak merupakan perancangan program yang
dibutuhkan oleh mikrokontroler Arduino Uno R3 untuk dapat mengendalikan output
relay sesuai data masukan dari sensor PIR dan sensor LM35 serta dapat menampilkan
nilai data dari kedua sensor tersebut di LCD. Perancangan dan pembuatan perangkat
lunak secara umum dapat dijelaskan pada diagram alir proses di gambar.10
Gambar.11 Flow Chart Proses Perancangan Sistem
Dari gambar flowchart diatas merupakan fungsi dasar dari sistem yang akan
dibuat. Tahap awal adalah menerima gerakan dari manusia. Apabila sensor
menangkap adanya gerakan dari manusia, maka selanjutnya secara otomatis sensor
mengirim data ke mikrokontroler sebagai pusat dari sistem sebagai control untuk
mengaktifkan lampu.
Selanjutnya mikrokontroler mengaktifkan sensor LM35 sebagai kontrol untuk
mendeteksi suhu ruangan yang nantinya akan di tampilkan di layar LCD. Kendali
ON/OFF switch (relay) ditentukan oleh nilai input sensor, yang setelah diproses oleh
mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi On/
Off pada lampu. Informasi ada atau tidaknya manusia juga akan ditampilkan pada
LCD.
3. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras pada sistem pengendali lampu penerangan dalam
ruangan secara otomatis ini menggunakan beberapa macam periperal yang terhubung
langsung dengan mikrokontroler sebagai pusat pengolahan data yang berkaitan
dengan inpu tatau output sistem. Terdapat periperal yangdigunakan sebagai input
sistem yaitu sensor PIR dan sensor LM35. Serta periperal sebagai output yaitu LCD
16x2 dan relay.
2.4
Pengujian dan Analisis
Pengujian Struktural
Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah system yang sudah
dibuat sesuai dengan rancangan yang sudah ada. Uji coba ini dilakukan dengan
menguji pin2 hingga pin12 untuk input dan output digital. Dan pin analog0 sampai
pin analog5 untuk input berupa analog. Pengujian dilakukan dengan cara antara
lain:
1. Pin ground dan vcc dihubungkan pada protoboard.
2. Pin 10 digital dihubungkan dengan input dari sensor gerak atau sensor PIR.
3. Pin 7 digital dihubungkan dengan input Relay.
4. Pin A3 dihubungkan dengan input analog sensor suhu.
5. Pin SCL dan SDA dihubungkan dengan output LCD.
Mikrokontroller
Pin 7 digital
Pin 10 digital
Pin A3 Analog
Pin SCL dan SDA
Vcc
Ground
Pin yang dihubungkan
Input Relay
Pin Input PIR
Pin Input Suhu
Pin Output LCD
Protoboard
Protoboard
Keterangan
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Tabel . hasil pengujian structural system control lampu otomatis
Pengujian Fungsional
Pada tahap ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
semua komponen dapat berfungsi dengan baik. Untuk uji coba sensor dilakukan
dengan mengetes sensor dihubungkan pada mikrokontroler dan dilihat melalui serial
monitor.
Gambar 12. Uji coba Mikrokontoller saat keadaan tidak ada orang
Gambar 13. Ujicoba mikrokontroler saat keadaan terdeteksi gerakan orang
Gambar diatas mengindikasikan bahwa mikrokontroler telah bekerja. Hal itu
dapat dilihat dari lampu indicator mikrokontroler yang bekerja. Dengan demikian
mikrokontroler lolos pengujian fungsional. Berikut adalah tabel hasil dari ujicoba
fungsional yang telah dilakukan secara keseluruhan alat yang telah diuji seperti diatas.
Komponen
PIR
Suhu
Lampu
Mikrokontroller
Keterangan
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Hasil Sistem Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Gerak
Gambar 14. Tampilan Maket dengan lampu mati karena tidak terdeteksi manusia
Dari gambar 14 menunjukkan bahwa maket yang telah siap dengan seluruh
perlengkapan serta alat yang sudah didesain dan dipasang dengan tata letak yang
sempurna, guna mendukung prinsip kerja dari sebuah maket penerangan automatis
ini. Pada gambar tersebut sedang dilakukan uji coba, maket yang telah terprogram
menunjukkan hasil bahwa ketika awal sumber on maka akan muncul pada LCD
“TUGAS AKHIR Kiki & Toibah”.
Lalu selanjutnya LCD menampilkan hasil dari sensor yang telah dideteksi oleh
sensor PIR dan sensor suhu, hasil yang ditampilan pada LCD menyatakan bahwa “No
Body Detect” serta “SUHU = ….” . Hal tersebut disebabkan karna pada uji coba ini,
tidak adanya manusia dalam radius maksimum sensor PIR selanjutnya Relay akan
OFF maka lampu tidak dapat menyala dan LCD menampilkan hasilnya. Sedangkan
tampilan LCD mengenai suhu, menyatakan bahwa hasil tersebut merupakan
pendeteksian oleh sensor suhu terhadap suhu lingkungan sekitar.
Gambar 15. Maket dengan tampilan lampu menyala karena telah terdeteksi manusia
Dari gambar 15 menunjukkan bahwa tidak berbeda jauh dengan gambar 14
yaitu maket yang telah siap dengan seluruh perlengkapan serta alat yang sudah
didesain dan dipasang dengan tata letak yang sempurna, guna mendukung prinsip
kerja dari sebuah maket penerangan automatis ini. Pada gambar tersebut sedang
dilakukan uji coba, maket yang telah terprogram menunjukkan hasil bahwa ketika
awal sumber on maka akan muncul pada LCD “TUGAS AKHIR Kiki & Toibah”.
Lalu selanjutnya yang membedakan adalah LCD menampilkan hasil dari
sensor yang telah dideteksi oleh sensor PIR dan sensor suhu, hasil yang ditampilan
pada LCD menyatakan bahwa “Body Detect” serta “SUHU = ….” . Hal tersebut
disebabkan karna pada uji coba ini, dapat terdeteksi adanya manusia dalam radius
maksimum sensor PIR selanjutnya Relay akan ON maka lampu akan menyala dan
LCD menampilkan hasilnya. Sedangkan tampilan LCD mengenai suhu, menyatakan
bahwa hasil tersebut merupakan pendeteksian oleh sensor suhu terhadap suhu
lingkungan sekitar.
Pada gambar tersebut menujukan lampu menyala dan LCD menampilkan
“Body Detect”, sebab pada uji coba ini dilakukan dengan cara memasukkan tangan
atau pergerakan manusia melalui pintu maka sensor pir mendeteksi adanya
pergerakan manusia, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya relay on dan akan
terjadinya lampu menyala secara otomatis tanpa perlu adanya saklar untuk
menghidupkan lampu tersebut.
Namun pada gambar di atas, tidak terlihat adanya tangan atau pergerakan
manusia di dalam maket tersebut. Alasannya karena pada mikrokontroller yang ada,
telah diprogram dengan adanya delay. Yang dimaksud dengan delay adalah
mempertahankan hasil saat itu sebelum memproses hasil berikutnya dan memberikan
perubahan pada seluruh kegiatan maket, untuk mendapatkan output seperti itu maka
dibuat program delay selama beberapa detik atau selama yang diingkan oleh
programmer.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk membuat “Model Sistem Kontrol
Lampu Penerangan Otomatis Menggunakan Sensor Pir” dirancang dan dibuat sebagai
prototype untuk menampilkan bahwa banyak sekali pengendali lampu yang dapat kita
gunakan dengan memanfaatkan konsep pergerakan dari manusia menggunakan sensor
PIR.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
system telah dibuat sesuai dengan struktur dan system telah berfungsi dengan baik.
Lampu dinyalakan dan dimatikan dengan menggunakan pergerakan manusia yang
melewati sensor PIR tanpa melalui saklar sebagaimana mestinya namun penempatan
sensor PIR ini memiliki jarak maksimal jangkauanhanya 5 meter.
3.2
Saran
Alat yang dibuat memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan alat ini
mudah untuk digunakan, mudah untuk membangun / mempelajari sistemnya serta
komponen-komponen pembangun system yang mudah ditemukan.Kekurangan dari
system ini adalah hanya dapat membaca pergerakan manusia.