Denyut Nadi dan Tekanan Darah

MAKALAH TUGAS MANDIRI 1
Nadi dan Tekanan Darah dan Pemeriksaan Nadi serta Tekanan
Darah
pada 3 Rentang Usia

Disusun oleh :

Yulviana Dwi Oktavia
145070200131007
K3LN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

1. DENYUT NADI
1.1.

Pengertian Denyut Nadi
Denyut nadi merupakan rambatan dari denyut jantung yang dihitung


tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit), dengan denyut nadi
normal 60- 100 kali/menit (Majid, 2005).
Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena
dipompa kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi
diatur oleh sistem saraf otonom.
Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :
a. Karotid

: di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,

hindari
pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.
b. Brakial

: Diatas siku dan medial dari tendo bisep.

c. Radial

: Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.


d. Femoral

: Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.

e. Popliteal

: Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.

f.

Tibia posterior : Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus
medialis.

g. Pedis dorsalis
1.2.

: Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.

Tujuan pemeriksaan denyut nadi


Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah:
- Untuk mengetahui kerja jantung
- Untuk menentukan diagnosa
- Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang
1.3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi

Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin,
keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikap kerja,
faktor fisik dan kondisi psikis (Muffichatum, 2006).
a. Usia
Frekuensi

nadi

secara

bertahap


akan

menetap

memenuhi

kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Pada masa remaja, denyut
jantung menetap dan iramanya terratur. Pada orang dewasa efek

fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia
yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat
dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia
antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada
pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan
pertambahan usia.
b.

Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum, sub

maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda
dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut
per menit, pada wanita 13 8denyut per menit. Pada kerja maksimal
pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada
wanita 164 denyut per menit.

c. Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau
frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru
sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi
akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita
anemia

(kurangdarah)

akan

mengalami


peningkatan

kebutuhan

oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.
e. Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut
nadi,lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan
kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi
sehingga

tidak

melampaui

batas

maksimal.


Apabila

melakukan

pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan
denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan
pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.
f.

Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi
berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan

dengan posisi kerja duduk. Sehingga pada posisi berdiri denyut nadi
lebih cepat dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
g. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh
seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih
cepat.
h. Kondisi Psikis

Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan
dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang.
Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat
frekuensi nadi seseorang.
1.4.

Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :

a. Kecepatan
a. Bradikardia

: denyut jantung lambat (100x/menit), biasa terjadi

pada pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart
failure, syok hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.
b. Takikardia

:

denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa


terjadi pada pasien dengan demam, feokromositoma, congestif
heart failure, syok hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan
perokok.
c. Normal

: 60-100x/menit pada dewasa.

b. Irama
a. Reguler
b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.
c. Irregularly irregular :

tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya,

terdapat pada fibrilasi atrium.
c. Volume nadi
a. Volume nadi kecil :

tahanan terlalu besar terhadap aliran darah,


darah yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial,
stenosis katup mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).
b. Volume nadi yang berkurang secara lokal :
setempat

peningkatan tahanan

c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak,
tahanan

terlalu

rendah

(pada

bradikardia,

anemia,


hamil,

hipertiroidisme).
1.5.

Frekuensi denyut nadi
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak

faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :


Normal



Bradikardi

: 60 – 100 x / menit,
: 100. x / menit

Denyut nadi pada saat tidur yaitu :


Bayi baru lahir

: 100 – 180 x/menit



Usia 1 minggu – 3 bulan : 100 – 220 x/ menit



Usia 3 bulan – 2 tahun



usia 10 –21 tahun : 60 – 90 x/menit



Usia lebih dari 21 tahun : 69 – 100 x/menit

: 80 – 150 x/menit

Ada beberapa sumber lain yang membagi frekuensi normal nadi :
N

Rentang Usia

Frekuensi Normal

o
1
2

Bayi baru lahir
Di bawah umur

140 kali per meni
110 kali per menit

3
4
5
6
7
8
9
1

bulan
1 – 6 bulan
2 – 6 tahun
6 – 12 bulan
1 – 2 tahun
6 – 10 tahun
10 – 14 tahun
14 – 18 tahun
Di atas 18 tahun

130 kali per menit
105 kali per menit
115 kali per menit
110 kali per menit
95 kali per menit
85 kali per menit
82 kali per menit
60 – 100 kali per

0
1

Usia Lanjut

menit
60 -70

1

1

kali

per

menit

Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)
Level Nadi
0
1+

Tidak ada
Nadi menghilang, hampir tidak teraba,

2+
3+
4+

mudah menghilang
Mudah teraba, nadi normal
Nadi penuh, meningkat
Nadi mendentum keras, tidak dapat
hilang

1.6.

Cara Menghitung Denyut Nadi

a. Tempel dan tekankan (Jangan terlalu keras) tiga jari (telunjuk, tengah,
manis) salah satu tangan pada pergelangan tagan yang lain.
b. Temukan denyut nadi anda.
c. Mulai menghitung.
d. Hitunglah denyut nadi selama 15 detik.
e. Kemudian, hasilnya dikalikan 4.
Angka-angka
-

Denyut nadi normal

: 60 – 100/menit

-

Denyut nadi maksimal

: 220

-

Umur Zone latihan

: 70% – 85% dari denyut nadi maksimal

(Training Zone : tingkat intensitas dimana seseorang bisa berolahraga)
Cara menghitung denyut nadi seseorang adalah dengan cara
letakkan jari pada pergelangan tangan (jangan menggunakan ibu jari),
atau dapat juga meraba daerah leher disamping tenggorokan, atau dapat
juga dengan secara langsung menempelkan telinga pada dada orang
yang akan diperiksa untuk mendengar detak jantungnya.
Denyut nadi pada orang yang sedang berisitirahat adalah sekitar
60 – 80 permenit untuk orang dewasa, 80 – 100 permenit untuk anakanak, dan 100 – 140 permenit pada bayi. Namun denyut nadi bisa lebih
cepat jika seseorang dalam keadaan ketakutan, habis berolah raga, atau
sakit panas. Umumnya denyut nadi akan meningkat sekitar 20 kali
permenit untuk setiap satu derajat celcius penderita sakit panas.
Sebagai catatan, denyut nadi yang terlalu cepat, terlalu lambat,
atau tidak beraturan dapat berarti gangguan pada jantung
-

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut
pradicardi.

-

Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut
tachicardi.

2. Tekanan Darah
2.1.

Pengertian Tekanan Darah

Menurut Martuti (2009), secara umum ada dua komponen tekanan darah,
yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul 9 10
akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan
tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan
penahan pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat
jantung dalam keadaan mengembang (saat beristirahat).
Tekanan darah menurun saat jantung relaks diantara dua denyut nadi, ini
disebut tekanan diastolik. Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik
pertekanan diastolik sebagai contoh,120/80 mmHg (Kowalski, 2010)
Menurut Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam
satuan milimeter air raksa (mmHg).
2.2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu :

2.3.

-

Umur

-

Kegiatan (kerja otot perubahan sikap)

-

Ketinggian (gravitasi)

-

Ekspirasi dan inspirasi

-

Kerja jantung

-

Pengaruh berpikir

Mengukur tekanan darah
Adapun cara pengukuran tekanan darah dimulai dengan membalutkan

manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan
dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut radial
atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa
tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup.
Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik
hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan
dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi
kita

hanya

dapat

mengukur

tekanan

sistolik.

Sedangkan

dengan

auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih
akurat (Smeltzer & Bare, 2001).

Posisi atau Sikap Tubuh dan Tekanan Darah
Jumlah darah arteri pada dasarnya ditentukan oleh jumlah darah yang
terkandung di dalam arteri tersebut (Guyton & Hall, 2002). Variasi tekanan
darah dapat terjadi bila pasien mengambil posisi yang berbeda-beda.
(Cameron, 2006). Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam
keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70
mmHg.
a. Berdiri dan Tekanan Darah
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,
karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi
ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak
jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk
atau berbaring ke posisi berdiri. Sebanyak 300-500 ml pada
posisi

berdiri,

darah

pada

pembuluh

”capacitance”

vena

anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami
penurunan sampai 40% (Ganong, 2008). Pengumpulan darah di
vena lebih banyak pada posisi berdiri,. Mengakibatkan volume
darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang,
curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan
turun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan
darah sampai ke bagian tubuh yang dituju.. Volume jantung
berkurang 17 maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi
berkurang (Guyton & Hall, 2002).
b. Gerak tubuh dan tekanan darah
Gerak tubuh secara teratur dapat memperbaiki tonus otot
dan sikap tubuh, serta dapat meningkatkan relaksasi. Gerakan
tubuh merangsang peredaran darah ke otot dan organ tubuh
yang lain (Asmadi, 2008). Terjadi peningkatan tekanan arteri
pada saat selama tubuh bergerak. Peningkatan terjadi karena
adanya pencetusan simpatis dan vasokonstriksi sebagian besar
pembuluh darah. Peningkatan ini dapat sekecil 20 mmHg atau
sampai

sebesar

80

mmHg

selama

bergerak,

otot-otot

memerlukan peningkatan aliran darah yang banyak (Guyton &
Hall, 2002). Hal ini menyebabkan peningkatan denyut jantung.

Kosekuensi dari peningkatan denyut jantung menyebabkan
waktu pengisian diastolic memendek dan terjadi penurunan
kapasitas jantung (Asmadi, 2008).

c. Duduk dan tekanan darah
Sikap

atau

posisi

duduk

membuat

tekanan

darah

cenderung stabil. Hal ini dikarnakan pada saat duduk system
vasokontraktor simpatis teransang melalui saraf rangka menuju
otot-otot abdomen. Keadaan ini meningkatkan tonus dasar otototot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen,
membantu mengelurkan darah dari cadangan vaskuler abdomen
ke jantung. Hal tersebut membuat darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon
ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton & Hall, 2002).
Kerja jantung pada posisi duduk, dalam memompa darah akan
lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan
denyut jantung meningkat (Istiqomah, 2009).
d. Berbaring dan tekanan darah
Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada
posisi berbaring (Guyton & Hall, 2002). Gaya gravitasi pada
peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut
horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak
terlalu memompa (Istiqomah, 2009). Makin besar intensitas
kerja (melebihi 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi
sekuncup, disebabkan memendeknya waktu pengisian diastole
akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (Guyton & Hall,
2002).

2.4.

Tekanan Darah

Klasifikasi tekanan darah untuk yang berumur 18 tahun atau lebih
Kategori
Optimal
Normal
Normal-tinggi

Sistolik (mmHg)
< 120
< 130

Diastolik (mmHg)
< 80
< 85

130 – 139

85 – 89

(Perbatasan)

Hipertensi
Hipertensi Ringan
(Derajat 1)
Hipertensi Sedang
(Derajat 2)
Hipertensi Berat

140 – 159

90 – 99

160 – 179

100 - 109

(Derajat 3)
Hipertensi Maligna

≥ 180

≥ 110

210 mmHg atau

120 mmHg atau

(stadium 4)

lebih

lebih

2.5.

Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
-

Bayi usia di bawah 1 bulan

: 85/15 mmHg

-

Usia 1 - 6 bulan

: 90/60 mmHg

-

Usia 6 - 12 bulan

: 96/65 mmHg

-

Usia 1 - 4 tahun

: 99/65 mmHg

-

Usia 4 - 6 tahun

: 160/60 mmHg

-

Usia 6 - 8 tahun

: 185/60 mmHg

-

Usia 8 - 10 tahun

: 110/60 mmHg

-

Usia 10 - 12 tahun

: 115/60 mmHg

-

Usia 12 - 14 tahun

: 118/60 mmHg

-

Usia 14 - 16 tahun

: 120/65 mmHg

-

Usia 16 tahun ke atas

-

Usia lanjut

: 130/75 mmHg
: 130-139/85-89 mmHg

3. HASIL PEMERIKSAAN NADI DAN TEKANAN DARAH
a. Anak – anak
Anak L (13 tahun)
-

Tekanan Darah
Ekstremitas kanan
A. Berdiri

= 90/70 mmHg

B. Duduk

= 90/60 mmHg

- Denyut Nadi
Arteri Brachialis

: 84x/menit

b. Dewasa
Nn. I (20 tahun)
-

Tekanan Darah
Ekstremitas kanan
A. Berdiri

= 100/80 mmHg

B. Duduk

= 90/80 mmHg

- Denyut Nadi
Arteri Brachialis

: 68x/menit

c. Lansia
Tn. K (60 tahun)
-

Tekanan Darah
Ekstremitas kanan
A. Berdiri

= 140/90 mmHg

B. Duduk

= 140/80 mmHg

- Denyut Nadi
Arteri Brachialis

: 64x/menit

DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Soewolo, dkk. Fisiologi Manusia. Malang: UNM
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
Jakarta. EGC
Hayens, B. et al, (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta:

Ladang

Pustaka
Wiryowidagdo (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi,
&Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC.
Asmadi. (2008). Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Istiqomah, T. (2009). Pengukuran Tekanan Darah. (Diakses pada 5 April 2016. Pukul
23.00 WIB. http: //www.scribd.com/doc/58582610/PengukuranTekananDarah)
Kowalski, E. R. (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan
Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami.
Bandung: Qanita.