Dasar Prinsip dan Tujuan Pendidikan Isla

Makalah
Dasar, Prinsip, dan Tujuan Pendidikan Islam
(Dasar-Dasar Psikologis pendidikan Islam: IQ, EQ
dan SQ )

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Kamrani Buseri,
MA
 
Di susun oleh:
Sarmani, S.Pd.I
(1302251121)
 
 

PASCASARJANA IAIN ANTASARI
TAHUN AKADEMIK 2014
BANJARMASIN

PENDAHULUAN
D
Kecerdasan merupakan salah satu karunia

terbesar dari Allah SWT kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan
manusia
dibandingkan
dengan
makhluk
lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia
dapat terus menerus mempertahankan dan
meningkatkan
kualitas
hidupnya
yang
semakin kompleks, melalui proses berfikir dan
belajar secara terus menerus.

PENGERTIAN

kemampuanuntuk
kemampuan
intelektual,

mengendalilan
analisa,
emosi
logika
dandan
rasional
rasio,
secara
yaitubersa
kec

PENGERTIAN
IQ
Kecerdasan
intelektual
adalah
kecerdasan
yang
menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan
pengaktifan

manusia
untuk
berinteraksi
secara
fungsional dengan yang lain.
Dalam pengertian lain Kecerdasan Intelektual adalah
kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio, yaitu
kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah
informasi menjadi sebuah fakta.
IQ juga merupakan kecerdasan yang diperoleh melalui
kreatifitas akal yang berpusat di otak.Orang yang
kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak akan ada
informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan, diolah
dan diinformasikan kembali pada saat dibutuhkan

Proses dalam menerima, menyimpan dan mengolah
kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat
pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa
disebut ‘’berfikir’’.Berfikir adalah media untuk
menambah perbendaharaan/khazanah otak manusia

Otak satu-satunya organ yang terus berkembang
sepanjang itu terus diaktifkan,

ayat yang menjadi bukti bahwa Allah sangat
menuntut manusia untuk terus berpikir:
SURAH AL BAQARAH 164

 

ayat yang menjadi bukti bahwa Allah sangat
menuntut manusia untuk terus berpikir:
SURAH AL BAQARAH 164

 

164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air

itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan
pengisaran
angin
dan
awan
yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Pada ayat diatads mendorong manusia untuk
memikirkan kejadian langit dan bumi, pergantian
malam dengan siang dan betapa air hujan
mengubah tanah yang tandus menjadi hijau

PENGERTIAN
EQ

Kecerdasan ini mulai dikenal pada akhir abad 20. Kecerdasan ini

di otak berada pada otak bagian belakang manusia. Kecerdasan ini
memang tidak mempunyai ukuran pasti seperti IQ, namun kita
bisa merasakan kualitas keberadaannya dalam diri seseorang. Oleh
karena itu EQ lebih tepat di ukur dengan feeling.
kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengendalilan emosi
dan rasional secara bersamaan dengan kondisi yang tepat.
Aristotele pernah mengatakan bahwa semua bisa menjadi marah,
namu marah dalam kondisi yang tepat tidak dilakukan oleh semua
orang

Menurut Peter Salovey dan John Mayer "emotional Intteligence
is the ability to perceive emotion, to access and generate emotions
so as to assist thought..." melihat dari deinisi tersebut, agar
seseorang dapat dikatakan memiliki kecerdasan emo baik, orang
itu harus memenuhi syarat, sebagai berikut:
• mampu memahami emosi-emosi,
• mampu memasukkan emosi-emosi
• mampu menggunakan emosi-emosi itu untuk membantu
pikirannya


Seseorang yang memiliki EQ yang baik, baginya informasi
tidak hanya didapat lewat panca indera semata, tetapi ada
sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara
hati.Malahan sumber informasi yang disebut terakhir
akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari
panca indera.Substansi dari kecerdasan emosional adalah
kemampuan ‘menjinakkan’ emosi dan mengarahkannya
kepada hal-hal yang lebih positif.

EQ mengajarkan manusia dalam bersikap :
• Terhadap dirinya (intra personal)
• Terhadap orang lain (interpersonal)

Dalam bahasa agama, EQ adalah keahlian
menjalin “hablun min al-nass”.Pusat dari EQ
adalah “qalbu

Dalam bahasa agama, EQ adalah keahlian
menjalin “hablun min al-nass”.Pusat dari EQ
adalah “qalbu


Ayat Al Quran Tentang Hati
Firman-Nya dalam QS. Al-A’raf 179

dan
Sesungguhnya
Kami
jadikan
untuk
(isi
neraka
Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat
Allah)
dan
mereka
mempunyai

mata
(tetapi)
tidak
dipergunakannya
untuk
melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak
dipergunakannya
untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka
itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai.
Ayat diatas menyatakan
bahwa orang yang hatinya tidak dapat
berfungsi
sebagaimana
mestinya

disebabkan kotor, disamakan dengan
binatang, malahan lebih hina lagi

Hadis tentang hati
‫ت دفدسدد‬
‫ دوإإدذا دفدسدد ت‬، ‫ت دصل ددح ال تدجدسهد هكل لههه‬
‫ أ دل د دوإإ ل دن إفى ال تدجدسإد همتضدغةة إإدذا دصل ددح ت‬،
‫ال تدجدسهد‬
‫ب‬
‫ أ دل د دوإهدى ال تقدل ت ه‬. ‫هكل لههه‬

Ingatlah, bahwa dalam jasad itu ada segumpal daging, jika ia baik maka
baiklah keseluruhan jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula
keseluruhan jasadnya. Segumpal daging itu adalah hati.”
Hadist diatas menyatakan bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal
daging, bila ia baik baiklah seluruh tubuh, dan bila ia rusak, rusak
pulalah seluruh tubuh.Segumpal daging itu adalah hati

PENGERTIAN
SQ

Kecerdasan Spritual (SQ), yang merupakan temuan terkini secara
ilmiah, pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall,
masing-masing dari harvard University dan Oxpord Universty
melalui resit yang sangat Komprehensif
Spritual intellgence (SQ, Spritual Qutient) adalah paradigma
kecerdasan spritual. Artinya, segi dan ruangan spritual kita bisa
memancarkan cahaya spritual ( Spritual light) dalam bentuk
kecerdasan spritual
Danah Zohar dan Ian Marshall mendefenisikan kecerdasan
spritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna
atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih memakna di bandingkan dengan yang lain

SQ adalah suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang
untuk berbuat atau tidak berbuat . Kalau EQ berpusat di
hati, maka SQ berpusat pada "hati nurani"
(Fuad/dhamir). Kebenaran suara hati nurani tidak perlu
diragukan Sejak awal kejadiannya, "hati nurani" telah
tunduk kepada perjanjian ketuhanan
QS. al-A'raaf,7:172
     
  
   
    
     
    
 

172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

HUBUNGAN IQ,EQ,SQ
DALAM PERSEFIKTIF
ISLAM


Menilik Tentang IQ dan EQ sudak kita pahami
pengertiannya serta bagaiamana keduanya apabila
bersinergi. Namun apabila kedua kecerdasan terebut tidak
disinergikan dengan SQ maka bisa berakibat fatal. SQ
sendiri bukanlah menjadi “ahli petapa”, duduk termenung
dan diam menikmati indahnya spiritualitas



Seseorang bisa saja sukses dengan mempunyai
kecerdasan IQ dan SQ, seorang penipu atau yang
lebih popular saat ini adalah para koruptor, tentunya
dia harus cerdas dan jago bersrategi, untuk itu
diperlukan IQ. Sementara untuk uji “timing” dalam
pelaksanaan strategi, bernegosiasi, berkomunikasi,
dan mampu merebut hati orang agar mau di ajak
berspekulasi dan berkompromi dengannya di
perlukanlah EQ



Menurut Dr. Guslihan D. Tjipta, spak dalam makalahnya
pada seminar Talk Show sharing moments bu Pigeon yang
berjudl "menyelaraskan IQ,QS, dan SQ agar anak tangguh
dan mandiri: tahun 2003 menjelaskan bahwa anak menjadi
orang sukses juga memliki IQ tinggi, mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya (EQ) dan memiliki keimanan yang
(SQ),. Tiga kecerdasan ini diharapak bisa dimiliki anak
sehingga mampu menjadi individu yang mandiri dan
mimiiliki jiwa yang tangguh setelah dewasa, namun
sekarang ini banya sukses dengan IQ sedang-sedang saja.
Hali ini dikarenak kemampuannya mengolah kecerdasan
emosional (EQ) dan kecerdasan spritual (SQ)



Bilamana kita melihat dalam Persefiktif Islam mengenai IQ,
EQ, dan SQ dalam hal ini Sentuhan al-Qur'an dan al-Hadis
yang begitu halus dan gamblang terhadap akal , qalbu dan
fuad (hati nurani) sebagai pusat IQ , EQ dan SQ
menunjukkan bahwa Islam memberikan apresiasi yang
sama terhadap ketiga sistem kecerdasan tersebut.
Hubungan ketiganya dapat dikatakan saling membutuhkan
dan melengkapi



Namun kalau akan dibedakan , maka SQ merupakan "Prima
Causa " dari IQ dan EQ. SQ mengajarkan interaksi manusia
dengan al-Khalik , sementara IQ dan EQ mengajarkan
interaksi manusia dengan dirinya dan alam di sekitarnya.
Tanpa ketiganya bekerja proporsional, maka manusia tidak
akan dapat menggapai statusnya sebagai "Khalifah" di
muka bumi. Oleh karena Islam memberikan penekanan
yang sama terhadap " hablun min Allah " dan "hablun min
al-naas ", maka dapat diyakini bahwa keseimbangan IQ, EQ
dan SQ merupakan substansi dari ajaran Islam

SIMPULAN


Di dalam diri manusia terdapat tiga bentuk
kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual
(SQ).IQ adalah kecerdasan yang diperoleh melalui
kreatifitas akal yang berpusat di otak, EQ adalah
kecerdasan yang yang diperoleh melalui kreatifitas
emosional yang berpusat di dalam jiwa dan SQ
adalah kecerdasan yang diperoleh melalui kreatifitas
rohani yang mengambil lokus di sekitar wilayah roh.
Di dalam hubungan Presefiktif islam tentang IQ, EQ
dan SQ adalah SQ mengajarkan interaksi manusia
dengan al-Khalik



Namun kalau akan dibedakan , maka SQ merupakan "Prima
Causa " dari IQ dan EQ. SQ mengajarkan interaksi manusia
dengan al-Khalik , sementara IQ dan EQ mengajarkan
interaksi manusia dengan dirinya dan alam di sekitarnya.
Tanpa ketiganya bekerja proporsional, maka manusia tidak
akan dapat menggapai statusnya sebagai "Khalifah" di
muka bumi. Oleh karena Islam memberikan penekanan
yang sama terhadap " hablun min Allah " dan "hablun min
al-naas ", maka dapat diyakini bahwa keseimbangan IQ, EQ
dan SQ merupakan substansi dari ajaran Islam



sementara IQ dan EQ mengajarkan interaksi manusia
dengan dirinya dan alam di sekitarnya. Tanpa ketiganya
bekerja proporsional, maka manusia tidak akan dapat
menggapai statusnya sebagai "Khalifah" di muka bumi.
Oleh karena Islam memberikan penekanan yang sama
terhadap " hablun min Allah " dan "hablun min al-naas ",
maka dapat diyakini bahwa keseimbangan IQ, EQ dan SQ
merupakan substansi dari ajaran Islam, dan SQ merupakan
Prima Causa dari IQ dan EQ

Thanks for antention