MASA DEPAN kakus dan masa KEBHINEKAAN

Jenis
Tema
Penulis

: ESSAY
: MASA DEPAN KEBHINEKAAN
: Syntia Ayu Kencana (Universitas Gadjah Mada, 2016)

Judul
:
Keberagaman Bukan Lagi MenjadiMomokyang Sering dijadikan Latar
Belakang Terjadinya Perpecahan Bangsa yang Berujung Kepada Konflik
Nasional
Indonesia merupakan negara yang mempunyai tingkat pluralitas
yang sangat tinggi yang di tandai dengan keanekaragaman agama yang
mampu berpotensi menimbulkan konfikk Seringkali terjadi perpecahan
dengan maraknya kekerasan antara suku, konfik dengan latar belakang
agama
dan
sebagainya
yang

ditimbulkan
oleh
disentegrasi
bangsak Negara gagal dalam mengelola kebhinekaan karena hanya
mengakomodir apa yang menjadim imajinasi kekuasaan tentang
kebhinekaan, bukan hakikat kebhinekaan yang menjadi ruh dan nyawa
keindonesiaank Pendekatan kebudayaan tidak pernah dilakukan oleh para
penguasa negeri ini dalam melihat kebhinekaank Kebhinekaan dilihat
dalam kaca mata politik dan ekonomi semata, sehingga jika dipandang
tidak akan menguntungkan secara ekonomi dan politik maka kebhinekaan
yang merupakan ibu kandung nusantara tidak menjadi prioritas dalam
praktek politik kekuasaank
Akibatnya kemudian sangat jelas, betapa antar warga negaran yang
beragam tidak tumbuh sikap saling percaya, saling menghargai, dan
membangun demi kemajuan bangsa serta banyaknya konfik yang terjadik
Hal tersebut adalah indikasi paling nyata jika Negara ini gagal secara
substansial mengelola kebhinekaank Kebhinekaan ibaratnya hanya
sebagai pemanis tatakala para penguasa berpidato dihadapan tamu luar
negeri, di hadapan pejabat daerah dan pejabat kekusaan yang tengah
menjadi bagian dari jongos pembangunan nasionalisme, sebab

nasionalisme yang hendak dibangun oleh penguasa tidak jelas arah dan
akhirnyak
Secara garis besar , keragaman adalah suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai
bidang terutama suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya (masyarakat
yang majemuk)k Keragaman dalam masyarakat dalam masyarakat adalah
sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak

macam atau jenisnya dalam masyarakatk Namun akhir akhir ini
keragaman menjadi salah satu penyebab konfikk
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat
terjadi seperti fakotr sosial, ekonomi, hukum, HAM, politik dan
kebudayaank Namun yang utama adalah persoalan identitas kebangsaan
dalam hal ini persoalan kebhinekaank Persoalan kebhinekaan memang
tidak lepas dari kalangan masyarakat karena keanekaragaman ini tidak
hanya cerita melainkan realitak Suku, agama, ras antar golongan
merupakan hal nyata dari sebuah kemajemukan yang menjadi kekayaan
bangsa kitak Namun hal ini yang menjadi kekayaan dan menjadi
kebanggaan kita justru menjadi momok yang sering dijadikan latar
belakang terjadinya perpecahan bangsa yang berujung kepada konfik

nasionalk
Persoalan ini tentunya harus menjadi perhatian khusus bagi
seluruh stakeholder bangsa yaitu masyarakat, kelompok, komunitas
ataupun individu manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap suatu organisasi, karena melihat kebhinekaan ini sebenarnya
bukan merupakan alasan bagi terjadinya perpecahan sesama masyarakat
namun ini diarahkan kepada bentuk daripada salah satu kekayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesiak

Jika kita menoleh jauh lebih ke belakang melihat sosok Mpu Tantular
dengan
semboyannya
“Bhinneka
Tunggal
Ika”
yang
merupakan
semboyan Indonesia. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada
hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan

untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat “Bhinneka Tunggal Ika”
merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma,
karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin
karangan Mpu Tantular sangat istimewa karena mengajarkan toleransi antara
umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Mpu Tantular merupakan penganut
agama Budha, namun ia terbuka terhadap pemeluk agama lain, terutama Hindu
Siwa. Artinya sebenarnya sudah sejak lama bangsa Indonesia ini mempraktikan
hidup menganut toleran terhadap pluralitas. Ini adalah tradisi dan sudah melekat
serta menjiwai setiap anggota masyarakat. Ini pula yang menciptakan keberagaman
yang rukun dan sudah sangat mengakar pada bangsa Indonesia.

Mantapnya kebhinekaan Indonesia dan kuatnya perekat kesatuan
negara kita tersebut hanya dapat dicapai dengan mematangkan
pendidikan multikutur yang ideal melalui desain kebhinekaan yang
mengintegrasikan seluruh aspek pendidikan nilai, pengetahuan, dan
keterampilan hidup manusia dalam masyarakat Indonesia yuang
multikuturk
Sistem pendidikan

saat
ini
dianggap
kurang
dalam
mensosialisasikan nilai-nilai seperti humanis, sehingga masih belum
membentuk paradigma manusia yang mampu memahami paradigma
multikuturalisme yang proporsional akibat distorsi-distorsi seperti contoh
distorsi agama yang kerap dijadikan pembenar bagi terjadinya
antaragamak
Melihat hal di atas, maka sebagai penerus sekaligus tulang
punggung bangsa, generasi muda diharapkan mampu menanamkan
semangat toleransi pluralisme, dan penghargaan antar kelompok agar
tetap lesatri dan menjadi dasar kehidupan berbangsak Persepsi generasi
muda tentang persoalan kebangsaan, pluralitas, dan kepemimpinan
nasional sangatlah penting dalam rangka mengeksplorasi opini dan sikap
publik tentang kebhinekaan di Indonesiak
Seperti berita yang terjadi beberapa hari yang lalu, ratusan
mahasiswa yang terdiri dari berbagai organisasi mendorong gerakan
kebhinekaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesiak

“Agenda ini merupakan apel kebangsaan yang mana meneguhkan
kembali kebhinekaan dan kebangsaan kita”, kata kata hanifa yang
merupakan ketua pelaksana “Deklarasi dan Karnaval Relawan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Demi Kebhinekaan Indonesia” di Tugu
Proklamasi, Jakarta, Kamisk Deklarasi itu diikuti oleh mahasiswa dari
berbagai organisasi yakni Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia, Pengurus Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia,
Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia dan
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Mahasiswa Hikmah Budi dan
Mahasiswa Hindu Dharma Indonesiak “Kita kumpulkan mahasiswa, ini
menjadi ajang silaturahmi dari berbagai mahasiswa tersebut guna
mempererat tali persaudaraan kita sesama anak bangsa,” ujarnyak Dia
menanggapi rencana demonstrasi pada 4 November 2016 sebagai hak
warga negara dalam menyampaikan pendapat namun tetap harus sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku sehingga tidak menggangu
ketertibank Dia mengatakan mahasiswa merupakan garda terdepan

mengawal NKRI dan kebhinekaan serta meneguhkan Pancasila sebagai
dasar negarak “Kami ingin menegaskan bahawa Indonesia aman kondusif
dengan mahasiswa tampil sebagai garda terdepan untuk menjaga NKRI,”

ujarnyak Dia mengimbau pada seluruh mahasiswa tidka ikut-ikutan untuk
demonstrasi 4 November 2016k “Kami dari organisasi menginstrusikan
kader-kader kami untuk tidak ikut aksi pada 4 November 2016,” tuturnyak
Saat ini sangat diperlukan adanya kelompok-kelompok yang diisi
oleh anak pemuda dalam upaya membangun toleransi keberagaman dan
mendorong semangat kebhinekaank Pengalaman kehidupan sehari-hari
para pelajar Indonesia serta agagasan-gagasan yang dimiliki oleh
generasi muda harus mulai di tanam sejak dini, dipupuk dan disirami yang
kelak akan menumbuhkan hasil yang memuaskank Karena saat ini melihat
pelatihan atau seminar-seminar yang arahnya kepada semangat
kebhinekaan yang diadakan oleh orang-orang tua dapat dikatakan hanya
sebagai seremonial atau formalitas saja, maka dari itu semangat yang
dimiliki oleh intelektual muda yang idialismenya dapat diadu mungkin
harus mulai mendominasi untuk mengisi semangat multikutur inik Karena
dengan memperluas wacana kebhinekaan di kalangan anak muda, dalam
jangka panjang diharapkan dapat terbangun secara luas tentang
kebhinekaan Indonesiak Namun tidak hanya itu, untuk menghindari
terjadinya konfik, dan untuk menjaga keharmonisan bangsa, maka
diperlukannya toleransi dan sikap saling menghargai dalam menyikapi
keanekaragaman yang besar didalam bangsa Indonesia, dan harus sadar

bahwa semua keragaman tersebut sebagai kekayaan budaya yang kita
miliki, sehingga kita harus menjaganya dengan baikk