Resume Buku Telikungan Kapitalisme Globa

Resume Buku, Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan
Indonesia
Oleh Exsan Ali Setyonugroho

Tulisan ini adalah ringkasan dari buku yang berjudul sama “Telikungan Kapitalisme
Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia”

karya Hasyim Wahid adik kandung K.H.

Abdurahman Wahid (Gus Dur). Buku ini sangat menarik ditengah isu yang sedang menghampiri
Indonesia saat ini atau bahkan buku ini juga sangat relevan jika kita ingin membahas formula
atau resep dalam membangun Indonesia kedepan. Tanpa banyak diketahui oleh orang, bahwa
keberadaan Indonesia sebagai sebuah negara bangsa adalah berkat dari peran Kapitalisme
Global. Mulai dari bercokolnya kolonialisme dan imperialime Belanda pada abad ke-16 sampai
Indonesia sudah memasuki era reformasi sekarang. Peran internasional atau khususnya
kapitalisme global sangat menggurita sampai sekarang tidak terlepas dari sejarah pembentukan
bangsa Indonesia sendiri.

1

Buku ini merupakan pembacaan ulang sejarah Indonesia kaitannya dengan telikungan

kapitalisme global. Mungkin pembacaan ulang ini taka sing bagi telinga kita, namun dari
beberapa segi, banyak dari kita mungkin akan kaget bahkan tercengang setelah membaca analisis
berbagai gerak sejarah serta sisipan analisis dan data di sana sini yang tergolong baru dan langka.
Banyak dari analisis penulis yang segar dan otentik, bahkan tak dapat kita temukan dalam
wacana resmi yang telah lama kita kaji di bangku sekolahan.
Buku ini singkat dan padat namun akan memicu perdebatan. Banyak analisis dari penulis
yang cenderung provokatif namun objektif. Bahkan meskipun penulis adalah cucu langsung dari
pendiri Nadlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asya’ri dan juga tentu saja dibesarkan dari kalangan
NU tulen, namun ia tak segan-segan mengkritik NU sebagai sebuah organisasi yang bisa
dimanfaatkan oleh Kapitalisme Global dalam penghancuran PKI tahun 1965-1966. Dalam
bukunya, Hasyim Wahid mengatakan: “Operasi pelumpuhan PKI dilakukan terutama dengan
menggunakan kekuatan NU. karena kenaifan dan kebodohannya, NU melakukan semua itu
dengan segala kebanggaan dan ketulusan”. Ini menunjukan sikap yang tidak memihak dari
penulis dan menunjukan bahwa penulis adalah kader NU kultural.
Dalam buku setebal 52 halaman tersebut dan bahkan cukup bila dibaca sekali duduk,
penulis menerangkan sejarah di Indonesia itu tidak berdiri dengan sendirinya, namun merupakan
anak dari sejarah-sejarah yang terjadi di dunia internasional. Dalam bagian pendahuluan penulis
memaparkan bahwa nama Indonesia itu sendiri bukanlah nama asli yang lahir dari bumi
nusantara, melainkan sebuah istilah dari temuan linguistik-filologis seorang ilmuan Jerman
bernama Adolf Bastian. Dengan itu penulis mulai beragumen bahwa diagnose dan terapi atas

persoalan yang terjadi di Indonesia tanpa melihat keterkaitan dengan konstelasi global, niscaya
akan menemui kegagalan. Hal ini terlihat dari kemacetan berbagai analisis dan gerakan yang
dilakukan oleh para aktivis maupun intelektual dalam menuntut dan menyikapi perubahan di
Indonesia. Kebanyakan mereka melihat Indonesia sebagai entitas tersendiri yang lepas dari
konstelasi internasional. Akibatnya mereka hanya melihat persoalan secara parsial dan sektoral,
sehingga tidak bisa menemukan akar persoalan sebenarnya. Maka dengan kondisi inilah maka
perlu dilakukan analisis yang mendalam terkait sejarah kebangsaan Indonesia dengan kaitannya
dengan pengaruh kapitalisme global.

2

Pengaruh Kapitalisme Global sebelum Kemerdekaan
Mulai dari pengaruh internasional dalam menciptakan golongan baru Indonesia saat
politik etis berlaku. Sehingga irama perlawanan untuk kemerdekaan menggunakan pemikiranpemikiran barat, seperti munculnya organisasi Budi Oetomo yang merupakan organisasi pertama
di Indonesia terbentuk dari kelas priyayi baru bentukan pendidikan barat. Karena sering
mengenyam pendidikan modern ala barat dan didukung oleh perubahan-perubahan yang terjadi
dinegara barat akibat munculnya negara-bangsa, akhirnya ada suatu semangat baru yang
bernama nasionalisme berhasil mempengaruhi wacana kalangan masyarakat Hindia Belanda.
Kita tahu faham nasionalisme sendiri berasal dari barat namun bisa membuat suatu gerakan
untuk kemerdekaan. Semakin masif berkembangnya gerakan nasionalisme di kalangan Pemuda

Indonesia, akhirnya bangsa Indonesia berhasil mengkonstruksikan faham kebangsaannya secara
utuh dan terpadu melaui peristiwa yang monumental yaitu Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928 yang kemudian melahirkan wacana negara-Bangsa Indonesia.
Selain faham nasionalisme, muncul juga faham komunisme akibat di Rusia terjadi
Revolusi Bolshevik di Indonesia. Dengan ditandai beridinya Partai Komunis Indonesia (PKI)
pada 1920-an. Yang membuat kapitaisme global mengalami perlawanan yang sangat berarti
kedepannya. Banyak pemberontakan dari PKI yang memiliki faham anti kapitalisme terjadi di
Indonesia, ini membuat pihak kapitalisme global seperti AS dan Inggris berfikir lebih tajam
dalam memasukan pengaruhnya di Indonesia.
Dalam bidang sosial, pihak kapitalisme global mulai merumuskan sesuatu. Mereka mulai
merumuskan suatu proses rekayasa sosial (social engineering) melalui penyusunan bebrapa
konsep dan teori sosial. Salah satu teori sangat terkenal dan hendak diujicobakan di negaranegara jajahan adalah teori Struktualisme Fusngsional dari sosiolog kondang Amerika, Talcott
Parsons.

Akibatnya banyak negara-negara yang kemudian bergabung dalam kelompok-

kelompok akibat perang dunia pertama. Kelompok itu ada blok sekutu yang terdiri dari negaranegara imperialis-kapitalis dan imperialis-komunis serta Axis merupakan negara-negara
penganut imperialis-rasis dan imperialis-totaliter itu ada Jerman, Jepang, Italy dan Spanyol.
Merekalah semua yang kemudian menjadi aktor utama perang dunia ke-2. Otamatis pihak
Indonesia mengalami imbasnya taktakala perang dunia ke-2 berkecamuk. Jepang memulai


3

perang dengan mencaplok negara-negara asia pasifik termasuk juga Indonesia. Hal inlah yang
kemudian membuat kekuasaan politik Belanda atas Indonesia terampas direbut oleh Jepang.
Dalam Perang Dunia Ke-2 pihak axis setelah banyak mengalami kemenangan kini
terbalik sering mengalami kekalahan beruntun, begitu juga di perang Pasifik lambat laun Jepang
menuai kekalahan ditambah wilayahnya di bom atom oleh sekutu (Hiroshima dan Nagasaki). Hal
inilah yang kemudian banyak mempengaruhi legitimasi Jepang atas Indonesia. Pihak jepang
kemudian menjanjikan sebuah kemerdekaan untuk Indonesia dengan menggandeng tokoh-tokoh
pejuang dan intelektual untuk bekerjasama demi kemerdekaan Indonesia dan melawan kekuatan
sekutu. Hal inilah yang kemudian diamanfaatkan oleh pihak Indonesia dalam kesempatannya
untuk memerdekakan diri.
Jepang kalah perang dengan sekutu, sesuai dengan sejarah dan kebiasaan perang, bahwa
pihak yang kalah harus menyerahkan wilayah kekuasaanya kepada yang menang, termasuk
Indonesia. Namun berkat kelicikan Jepang dan kemahiran acrobat Soekarno dan kawan-kawan,
akhirnya lahirlah negara Indonesia pada tahun 1945. Disini jelas bahwa kemerdekaan Indonesiapun sebenarnya tidak luput dari pengaruh situasi global dunia Internasional.
Pada Masa Kemerdekaan
Pada saat Indonesia merdeka,banyak pula negara-bangsa yang juga muncul akibat perang
dunia ke-2. Namun masih ada ancaman dari pihak yang menang dalam perang Duni ke-2 untuk

kembali menguasai secara fisik negara-negara jajahan. Di Indonesia sendiri masuknya asing
secara fisik ditandai dengan pasukan sekutu yang mendarat dan melakukan blockade demi
blockade di Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia, Ini dinamai sebagai revolusi fisik atau
perang kemerdekaan. Untuk merspon kedatangan sekutu yang akan mulai kembali menjajah
Indonesia maka para Ulama NU pada tanggal 21 Oktober 1945 mengeluarkan Resolusi Jihad
yang berisi seruan perang suci bagi kaum muslim untuk mengangkat senjata untuk
mempertahankan wilayah kedaulatan RI dari tangan Sekutu. Dan usaha pihak sekutu tersebut
tidak berhasil mengingat kondisi dunia sekarang sudah berubah, sudah tidak jamannya lagi
penjajahan secara fisik karena akan banyak dikecam oleh berbagai pihak.
Hal inilah yang kemudian membuat pihak kapitalisme global memutar otak kembali
mengenai formulasinya untuk mencengkram kembali negara-negara merdeka termasuk
4

Indonesia. Pada bulan Juli 1944 negara-negara kapitalis-imperialis mengadakan pertemuan di
Bretton Woods untuk merumuskan strategi baru menghadapi negara-negara baru pula. Strategi
baru itu yakni berbentuk modal atau penguasaan ekonomi di negara-negara yang baru merdeka.
Negara-negara ini pasti akan banyak membutuhkan bantuan dana terkait usahanya membangun
negeri, maka kebanyakan dari negara-negara dunia ke-3 tergiur dengan bantuan-bantuan dari
kapitalisme-global tersebut.
Maka mereka pertama membentuk World Bank dan IBRD yang beroprasi pada tahun

1946, lembaga ini berfungsi memberikan pinjaman kepada negara-negara yang baru merdeka
atau hancur akibat PD II kemudian pada 1947 mereka mendirikan IMF yang berfungsi
memberikan pinjaman namun dengan persyaratan-persyaratan tertentu. Ketiga mereka
mendirikan GATT beroperasi pada 1947 yang berfungsi memajukan dan mengatur perdagangan
dunia agar sesuai dengan ritme, irama dan

kepentingan kapitalis. Hal ini masuk secara

sistematif, masif dan terstruktur setelah Orde Baru berkuasa yang telah berhasil menggulingkan
presiden Soekarno. Orde Baru berhasil mendepak Soekarno dari kepemimpinan itupun adalalah
permainan juga dari Kapitalisme Global.
Karena Soekarno terutama pada saat itu menerapkan Konsep NASAKOM (Nasionalis,
Agama dan Komunis ) sehingga ia menolak langsung pengaruh barat di Indonesia, serta
usahanya menyatukan negara-negara dunia ke-3 dalam Konfrensi Asia-Afrika pada 1955 itu
membuat pihak Kapitalisme Global meradang dan akhirnya merancang sebuah rekayasa sosial
politik guna menjatuhkan Soekarno dengan membunuh PKI sebagai parner terbaik Soekarno
kala itu. Terjadilah peristiwa berdarah G30S 1965. Dan setelahnya terjadi pembantaian atas
orang-orang PKI yang banyak dilakukan oleh Militer dan Ormas-ormas.
Peristiwa ini merupakan dampak dari perang dingin antara pihak blok barat (kapitalis) di
pimpin Amerika Serikat dan timur (komunis) yang di pimpin oleh Uni Soviet. Pihak kapitalis

tidak menginginkan jika Indonesia nantinya akan menjadi negara komunis ataupun sahabat
komunis dan dengan menggunakan teori domino jika Indonesia komunis, maka negara-negara di
Asia tenggara akan mengikutinya seiring pengaruh Soekarno yang besar. Dan dengan teori
domino pula PKI dipukul agar Soekarno ikut terjatuh setelahnya.

5

Bercokolnya Orde Baru membuat keran investasi modal multinasional menjadi terbuka
yang sebelumnya telah dipertahankan mati-matian oleh presiden Soekarno dalam berbagai
kebijakannya, terutama konsep Trisakti yang mengkampanyekan berdikari (berdiri di kaki
sendiri) dalam bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam
kebudayaan. Orde baru mulai menghapus sejarah ataupun peran-peran presiden Soekarno.
Dalam pembangunan ekonomi, Orde baru menggunakan konsep yang digunakan oleh
negara-negara kapitalis, yakni menggunakan konsep-konsep W.W. Rostow sebagaimana
dipesankan oleh sang donor penyumbang utama investasi di Indonesia saat Orde Baru. Seperti
tertuang dalam konsep the Stages of Growth; Five Stages Scheme dan sejanisnya.
Untuk merealisasikan konsep tersebut orba membuat kebijakan yang mengamankan
pertumbuhan ekonomi, meski harus mengorbankan kepentingan bangsa dan mengabaikan
amanat penderitaan rakyat sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 dan terkandung dalam
Pancasila. Semua rencana ini berjalan dengan mulus berkat bantuan para intelektual dan ekonom

yang telah memperoleh pendidikan yang memadai dari Amerika, seperti mereka yang tergabung
dalam Mafia Berkeley. Tak hanya itu orba juka didukung oleh sebuah dewan penasehat ekonomi
(Economic Advisory Group) yang terdiri dari Warburg & Co., Lehman Brothers dan Lazard
Freres. Mereka banyakmenyediakan pembiayaan bagi pemerintah orde baru sambil menunggu
terbentuknya badan Inter Govermental Group on Indonesia (IGGI).
Pada masa ini, semangat orde baru talah di setir oleh modal multinasional dengan
semangat-semangat modernitas, oleh karenanya semua perangkat sosial harus diubah dengan
bentuk dan struktur formal yang modern. Maka konskwensinya, yang tak sesuai dengan kaidah
ke-modernitas-an harus disingkirkan atau diubah sedemikian rupa sesuai kehendak orde baru. Ini
dialami oleh kelompok tradisional NU (kalangan agama) dan PNI (kalangan nasionalis).
Modernitas dalam hal ini bukan dipahami sebagai suatu spirit, cara pandang, pola pikir dan
paradigm, tetapi lebih terlihat sebagai gaya hidup (life style), tampilan-tampilan formal yang
bercorak kebarat-baratan inilah yang kemudian oleh Edward Said disebut sebagai Orientalisme
(Barat sebagai subjek dan timur Objek). Ini kemudian menjadi penyakit yang sangat menjangkit
terutama dialami kalangan muda-mudi, mereka mulai di hinggapi virus-virus barat yang
kemudian lupa akan budaya sendiri. Keadaan seperti ini sebenarnya telah difikirkan oleh
Soekarno yang menamainya “Nekolim” atau Neo Kolonialisme-Imperialisme, oleh karena itu ia
6

sangat anti dengan barat dan mencetuskan Trisakti ,salah satunya konsep “Berkepribadian dalam

Kebudayaan”.
Perang Dingin selesai dan ditandai dengan peristiwa runtuhnya negara komunis Uni
Soviet. Dengan berakhirnya perang dingin maka negara-negara kapitalis tidak lagi membutuhkan
buffer (tameng) untuk menghadapi komunisme. Akibatnya negara-negara dunia ketiga (termasuk

Indonesia) yang selama ini menjadi buffer lantas kehilangan peran. Karena hal ini membuat
pemerintahan Orba Rapuh. Maka dari itu, orientasi negara-negara kapitalis akan Indonesia bukan
lagi membentengi dari serangan komunisme, melainkan hanya kepentingan bisnis atau ekonomi
dan politik kebudayaan.
Maka dari itu ketika para mahasiswa banyak yang melakukan demontrasi atas kejenuhan
yang dilakukan oleh pemerintah Orba selama 32 tahun, banyak dari negara-negara kapitalis yang
masuk dan banyak menunggangi. Maka dari itu sebenarnya proses reformasi bukan semata-mata
merupakan perjuangan rakyat Indonesia, namun menurut istilah penulis ada “tangan-tangan
gaib”` yang ikut bermain sehingga kekuatan politik Soeharto yang begitu kuat dan mengakar
bisa runtuh hanya dalam waktu tiga bulan. Tangan-tangan gaib yang dimaksud adalah
kapitalisme global. Dalam hal ini Francis Fukuyama dengan bukunya The End History juga
mengatakan demikian. Reformasi kali ini merupakan scenario dunia internasional dalam
mempertahankan kepentingannya di Indonesia. Karena ada kesamaan kepentingan antara
kapitalisme global Internasional dengan kekcewaan sebagian rakyat Indonesia yang mengalami
rising expectations maka proses reformasi dapat berjalan. Oleh sebab itu disini kita bisa


mengatakan bahwa saat Soeharto naik menjadi presiden dan kemudian lengser itu semua berkat
dari tangan-tangan kapitalisme global.
Komunisme bukan lagi merupakan ancaman yang serius bagi kapitalisme global saat Uni
soviet telah runtuh, melainkan menurut teori sosial yang di cetuskan oleh Samuel P. Hutington
dengan buku berjudul Clash of Civilization, bahwa periode pacsa perang dingin akan diwarnai
pertarungan peradaban antara peradaban barat dengan peradaban Timur (Islam dan Confucian).
Pengaruh yang paling terasa adalah saat huru hara Mei 1998 yang mana ada gerakan atau isu
sentimen anti Cina yang berlebihan dikalangan Indonesia. Inilah satu diantara peran kapitalisme
global di Indonesia.

7

Masa Reformasi
Pada saat reformasi banyak masayarakat yang sering termakan isu keburukan Militer dan
kemudian menghujat militer. Sebenaranya hal itu sudah di sosialisasikan melalui konsep
supremasi sipil yang terdidik oleh dua sosiolog Inggris A. Giddens dan R. Dahrendorf. Dampak
dari itu bahwa militer sudah tidak dibutuhkan lagi, dan juga dianggap sebagai faktor yang
mengambat tumbuhnya ekonomi yang sehat dan dinamis.
Kemudian dalam hal pemilihan umum, kapitalisme global juga berperan di era reformasi

ini. Agar pemilihan berjalan dengan baik, maka dibuatlah sebuah scenario yang bisa mengganti
aktor-aktor yang sedang bermain. Dengan cara ini, secara retorik dapat dikatakan bahwa
sesungguhnya telah terjadi reformasi di Indonesia melalui pergantian sejumlah tokoh tang
bermain. Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, maka negara-negara barat menyokong
terjadinya pemilu di Indonesia, sebagai mekanisme yang legal dan konstitusional untuk
melakukan pergantian pemain. Maka bisa kita maklumi kalau dunia internasional memiliki
antusianisme tinggi atas pelaksanaan pemilu di Indoensia. Melihat hasilo pemilu yang ada,
nampaknya hampir bisa dipastikan tidak terjadi perubahan kebijakan yang mendasar dalam
sisitem ekomomi dan politik Indonesia. Tokoh-tokoh yang akan naik dalam tampuk
kepemimpinan masih didominasi oleh mereka-mereka yang mempertahankan wacana
developmentalisme-modernisme.
Dalam

membaca

Jean

Baudrillard

berjudul

Simulatuions

bahwa

Semua

itu

mengindikasikan adanya kenyataan buatan (virtual reality) yaitu suatu penampakan semu
demokrasi dimana terdapat parta-partai peserta pemilu, panitia pemilu, pengawas pemilu, para
pemilih, bahkan pula demonstrasi yang menuntut diusutnya kecurangan-kecuranagn pemilu,
yang semuanya itu hanya melegitimasi demokrasi prose-dural tanpa membahas subtansi
kadaulatan rakyat itu sendiri.
Selain itu juga adanya pengaruh kapitalisme global dalam perebutan perusahaaperusahaan nasional yang kemudian dikuasai oleh modal internasional. Maka dalam hal ini
kekuatan-kekuatan Kapitalisme Global di Indonesia tidak akan dapat dibendung. Mereka dengan
memegang para pemimpin di Indonesia maka akan dengan mudah untuk menancapkan pakupaku kapitalisme lebih dalam dan dalam lagi di Indonesia.
8

Itulah sebagain kecil keterkaitan kapitalisme global dalam sejarah Kerbangsaan di
Indonesia. Dalam buku ini banyak contoh-contoh yang lebih banyak mengenai hal tersebut.
Dengan analisis yang kritis dan tajam serta ke-objektivan penulis membuat buku ini sangat baik
untuk dibaca oleh semua kalangan. Ada tulisan di akhir yang kemudian membuat Gong dari
buku ini terkait sikap kita dengan kapitalisme global yang mencengkram Indonesia, namun saya
tidak akan menjelaskannya agar pembaca semuanya bisa tertarik dan membaca buku ini.
selamat membaca…
Identitas Buku
Judul Buku

: Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia

Penulis

: Hasyim Wahid

Tahun

: 1999

Penerbit

: LKiS

Kota

: Yogyakarta

Halaman

: 52 Halaman

9