Sejarah Perkembangan Filologi Tekstil dan

Alfian
Rokhmansyah,
M.Hum.

Sejarah
Perkembangan
Filologi

Filologi
Zaman
Eropa
Daratan

 Filologi berasal dari Kerajaan Yunani 
kota Iskadariyah, bagian utara Afrika
(saat ini Mesir pesisir utara)  abad 3
SM.
 Di kota Iskandariyah pada abad ke-3
SM terdapat pusat ilmu pengetahuan
karena pada masa itu banyak orangorang yang melakukan telaah pada
teks-teks lama Yunani.

 Tulisan yang berhasil dibaca  dari
abad ke 8 SM yang berisi catatan

 Penyalinan mencapai puncaknya antara
abad ke 8—3 SM  dilakukan oleh para
pustakawan.
 Pustakawan yang pertama disebut
sebagai ahli filologi adalah Erastothenes.
 Naskah pada masa ini hampir semuanya
berbentuk gulungan (roll) yang terbuat
dari papirus.
 Gulungan-galangan itu berisi berbagai
ilmu pengetahuan, seperti ilmu filsafat,
kedokteran, perbintangan, ilmu sastra

 Selain untuk tujuan penggalian ilmu
pengetahuan Yunani Kuno, kegiatan
filologi juga dimanfaatkan untuk
kegiatan perdagangan.
 Khusus untuk tujuan perdagangan,

penyalinan dilakukan oleh budak belian
 mengakibatkan banyak kesalahan
dalam penyalinan.

Filologi
Zaman
Romawi

 Abad ke-1 SM kota Iskandariyah jatuh

ke tangan Romawi  kegiatan filologi
pindah ke Roma.
 Abad ke 4 M, Romawi pecah menjadi

Romawi Barat dan Romawi Timur.
Filologi di Romawi Barat
 Kegiatan filologi mengikuti tradisi di

Yunani, tetapi yang digarap adl naskah
Latin  puisi dan prosa.


Filologi di Romawi Barat
 Sejak kristenisasi di Eropa 

filologi digunakan untuk
kepentingan agama  naskah
Yunani Kuno ditinggalkan.
 Abad ke-2 s.d ke-4 M 

kemunculan codex (berasal dari
kulit binatang) & mulai
menggunakan nomor halaman.
 Sejak kemunculan codex

penyalinan tidak menggunakan

Filologi di Romawi Timur
 Tradisi filologi di Romawi Timur

berbeda dengan Romawi Barat.

 Sejak Romawi Barat meninggalkan

naskah Yunani Kuno, di Romawi
Timur mulai muncul pusat studi
naskah Yunani Kuno.
 Pada masa ini muncul kebiasaan

tafsir naskah (scholia) 
memberikan catatan pada tepi

Filologi di Romawi Timur
 Akibat adanya scholia  mulai

bermunculan kegiatan kuliah
filologi di berbagai perguruan
tinggi  Romawi Timur kurang Ahli
dalam bidang telaah teks-teks
Yunani Kuno.

Filologi

Zaman
Renaisa
ns

 Renaisans dimulai dari Italia pada abad ke13 M  menyebar di daratan Eropa lain 
berakhir
abad ke-16 M.
 Renaisans adalah periode yang mengambil
lagi kebudayaan klasik sebagai pedoman
hidup; periode rakyat cenderung kepada
Yunani atau kepada aliran humanisme.
 Menurut Baried, humanisme berarti aliran
yang mempelajari sastra klasik untuk
menggali kandungan isinya yang meliputi
keagamaan, filsafat, ilmu hukum, sejarah,

 Zaman Renaisans sering juga dianggap
sebagai masa peralihan dari zaman
pertengahan ke zaman baru.
 Abad ke-15 Byzantium (Romawi Timur)

jatuh ke bangsa Turki  para ahli
melakukan eksodus ke Eropa Selatan.
 Pada masa ini, kegiatan telaah kembali ke
telaah naskah Yunani Kuno yang sudah
ditinggalkan sejak zaman Romawi 
penyalinan naskah Yunani ke bahasa Latin.

 Pada masa ini ditemukan mesin Guttenberg
oleh Johannes Guttenberg  menyebabkan
banyak permintaan penyalinan naskah yang
bersih dari kesalahan penyalinan.
 Dengan adanya mesin cetak Guttenberg ini
meminimalisir kesalahan penyalinan yang
sering dilakukan oleh para budak belian.
 Pada masa ini kedudukan bahasa Yunani,
Latin, dan Romawi menjadi peting. Kajian
Bibel (Injil) memerlukan bahasa Ibrani &
Arab.

 Pengkajian naskah tidak sebatas pada

naskah klasik Yunani, tetapi juga pada
naskah berbahasa lain  kajian mulai
berkembang ke kajian bahasa/linguistik.
 Pada abad ke-19 M, ilmu bahasa/linguistik
mampu berdiri sendiri, terpisah dari filologi.
Pada abad ke-20 M, di Eropa daratan,
kegiatan filologi tetap pada kajian naskah,
tetapi di kawasan Anglo-Saxon berubah
menjadi kajian linguistik/ilmu bahasa.
 Perkembangan selanjutnya, kajian filologi di
Eropa mulai merabah untuk menelaah

Filologi
di
Timur
Tengah

 Perkembangan filologi di Timur Tengah
mulai muncul pada abad ke-4 M, yaitu
saat transmisi dan penerjemahan teks

Yunani terjadi secara signifikan di
belahan dunia bagian timur.
 Penerjemahan menggunakan bahasa
Syriac (bahasa Suryani)  kawasan Fertile
Crescent (saat ini Irak, sebagian Iran,
Kuwait, Syiria, Lebanon, Yordania, Mesir,
Israel, Palestina.
 Mulai abad ke-8 M, penerjemahan di
kawasan Fertile Crescent mulai
menggunakan bahasa Arab. Bahasa
Syriac mulai benar-benar digantikan

 Studi naskah dan ilmu pengetahuan
Yunani semakin berkembang & puncaknya
pada masa pemerintahan Makmun (dinasti
Abbasiyah).
 Penerjemah terkenal :
1. Qusta bin Luqa, Hunain bin Ishaq, dan
Habaisyi (Nasrani)
2. Ibnu Na’imah al-Himshi, Abu Bisyr Matta,

Yahya bin Adi (Kristen Nestorian dan
Jacobite)
3. Tsabit bin Qurra (Muslim)

 Naskah bangsa Timur Tengah banyak
berasal dari bangsa Arab dan Persia  prosa
dan puisi  baik sebelum maupun Islam
muncul.
 Naskah Timur Tengah banyak yang diteliti
bangsa Barat setelah kedatangan bangsa
Barat ke wilayah Timur Tengah.
 Naskah-naskah bangsa Timur Tengah
akhirnya banyak yang dibawa ke kawasan
Eropa dan tersimpan di beberapa pusat
studi ketimuran di sana.

Filologi
di
Kawasa
n Asia


 Bangsa Asia sudah memiliki peradaban
sejak sebelum masehi.
 India memiliki banyak peninggalan
naskah.
 India memiliki kontak langsung dengan
Yunani (abad ke-3 M), Cina (abad ke-1
M), dan Timur Tengah.
 Kontak India dan Cina terjadi pada masa
penyebaran agama Budha oleh para
pendeta ke India dan pada saat
peziarah Cina datang ke India  terjadi
penyalinan naskah-naskah India
kedalam bahasa Cina.

 Kontak India dan Yunani terjadi pada saat
Raja Iskandar Zulkarnain datang ke India 
kemiripan bentuk patung dan adanya
perpaduan kebudayaan Yunani.
 Kontak India dan Timur Tengah terlihat dari

masuknya karya sastra India dalam
kesusastraan Persia.
 Di India terdapat naskah yang dianggap
tertua, yaitu Weda  kitab suci agama Hindu
 diperkirakan ditulis pada abad ke-6 SM.
 Di India juga terdapat naskah prosa 
Ramayana dan Mahabarata.

 Naskah India mulai dikaji oleh bangsa Barat
saat mereka datang ke India sekitar abad
ke-15 M.
 Bangsa Barat menemukan bahasa
tradisional India: bahasa Gujarati dan
Bengali (sebelum abad ke-19), dan bahasa
Sanskerta (awal abad ke-19).
 Sekitar abad ke-18 Inggris memulai kegiatan
di India  Tahun 1776 penelitian kitab
hukum oleh Gubernur Jenderal Warren
Hastings dari naskah-naskah hukum India.
 Tahun 1784 muncul kegiatan filologi The
Asiatic Society di Bengal, tahun 1794 di
Calcuta.

 Awal abad ke-19 di Eropa mulai muncul
studi naskah-naskah Sanskerta. Tahun 1808
berdiri Lembaga Filologi India di Jerman
(oleh Friedrich Schlegel).
 Sastra Weda mulai benar-benar dikaji pada
tahun 1838 oleh F. Rosen.
 Tahun 1850 mulai banyak dilakukan kajian
terhadap naskah sastra klasik India.

Filologi
di
Indones
ia

 Nusantara merupakan kawasan yang
memiliki banyak peninggalan masa
lampau  salah satunya naskah-naskah
kuno.
 Di Indonesia tradisi penulisan naskah
dimulai sebelum abad ke-14 M 
dipengaruhi kebudayaan India 
menggunakan bahasa Sanskerta.
 Teks asal India banyak disalin kedalam
bahasa Jawa Kuno  menyebabkan
bahasa Sanskerta menjadi bahasa
penting di kalangan cendekiawan dan
agamawan.

 Abad ke-13 M pengaruh Islam masuk
ke Nusantara  menyebabkan bahasa
Sanskerta digantikan bahasa Melayu
sebagai bahasa perdagangan, politik,
agama, dan budaya.
 Naskah Melayu dengan aksara Jawi
mulai berkembang abad ke-14 M 
khususnya di wilayah Selat Malaka.
 Filologi di Nusantara (Indonesia)
pertama kali dikembangkan oleh
kolonial Belanda  bertujuan untuk
mengungkap nilai-nilai budaya masa
lampau.

 Kolonial Belanda mendirikan dua
institusi:
1. Nederlandsch Bijbelgenootschap (NBG) — Dutch
Bible Society : tujuannya menyebarkan agama
Kristen
2. Koninklijk Instituut voor Taal-en Volkenkunde
(KITLV) — Royal Institute of Linguistics and
Ethnology : tujuannya penelitian/riset bahasa,
geografi, dan antropologi/kebudayaan.

 NBG melakukan penerjemahan Injil
kedalam bahasa daerah jajahan
Belanda  dilakukan oleh penginjil dan
penerjemah asing.
 KITLV melakukan inventarisasi
pengetahuan ttg bahasa, geografi, dan
antropologi Jawa  dilakukan oleh
sarjana asing.

 Kegiatan yang dilakukan kolonial
Belanda melalui KITLV adalah untuk
mempertahankan pemerintahan
absolut Belanda di Nusantara,
khususnya Jawa.
 Sekitar abad ke-20 baru muncul
ketertarikan sarjana pribumi untuk
mengkaji naskah Nusantara  sekitar
tahun 1965-an.
 Kajian filologi mulai muncul dan
berkembang akibat masuknya teoriteori sastra di Indonesia  memberikan
kontribusi besar dalam kajian filologi.

 Tahap awal kajian filologi adalah
mengkaji naskah sebagai bentuk
karya sastra lama.
 Hingga saat ini, kegiatan filologi di
Indonesia umumnya masih menjadi
bagian dari kajian sastra 
mengingat objek kajian filologi
masih terbatas.