HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG

  

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT

DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA

DI SMA KOTA SEMARANG

Riana Prihastuti

Titiek Soelistyowatie*)

  • *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

    Korespondensi : titiek sadi@yahoo.co.id

    ABSTRAK

  Ada berbagai bentuk sosialisasi, salah satu diantaranya adalah pacaran, berbagai gaya pacaran mereka

lampiaskan dengan berbagai cara, salah satunya adalah perilaku seksual yang sering disalahgunakan oleh para

remaja dalam berpacaran. Banyak para remaja yang melakukan hubungan seksual mulai dari berpelukan,

berciuman, melakukan petting, hingga mengeluarkan bujuk rayuan agar mau berhubungan seksual. Hal ini

mereka lakukan disebabkan karena kurangnya pengetahuan remaja tentang pacaran yang sehat terutama

mengenai perilaku seksual.

  Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pacaran yang

sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA Teuku Umar Kota Semarang. Penelitian ini termasuk

Penelitian remaja dengan rancangan cross sectional dan termasuk Penelitian korelasi. Populasi Penelitian

adalah seluruh siswa SMA Teuku Umar kelas XII sebanyak 107 orang. Sedangkan jumlah sampel 52 orang,

sampel yang diambil secara purposive sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder .

Sedangkan Analisa data yang digunakan adalah analisa data secara univariat dan bivariat.

  Pada analisis univariat variabel didistribusikan dengan masing-masing proporsi sedangkan pada 2 analisis bivariat di gunalam akan uji chi square (X ) dengan menggunakan kuesioner.

  Hasil dari Penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang pacaran yang sehat di SMA Teuku Umar kota

Semarang didapakan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 23 (44,2%) responden, dan perilaku seksual

yang termasuk kategori sikap positif sebanyak 30 (57,7%) responden. Jadi, dengan demikian ada hubungan

tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa SMA Teuku

Umar kota Semarang. Dengan nilai p value 0,000 dimana p value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

  Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini untuk mencegah perilaku seks bebas pada remaja yaitu

perlu meningkatkan pengetahuan dan informasi akibat seks bebas, sehingga para remaja dapat lebih memahami

akibat dari perbuatan seks bebas tersebut dan para remaja dapat menjaga diri dalam bergaul. Dan bagi orang tua

diharapkan memberikan pantauan dan bimbingan pada anaknya agar tidak terjerumus dalam perilaku seks bebas

Kata kunci : Tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat, perilaku seks bebas, remaja.

  PENDAHULUAN

  Masa puber adalah bagian dari masa remaja, sebab masa remaja diawali dengan pubertas. Ketika seorang anak telah mengalami pubertas maka ia dianggap sudah memasuki masa remaja mereka. Masa remaja sendiri yaitu masa dimana anak sudah meninggalkan masa kanak-kanak menuju dunia orang dewasa (Depkes RI, 2005).

  Dalam kehidupan, kita pasti melakukan sosialisasi dengan orang lain. Kita tidak bisa hidup tanpa sosialisasi dengan orang lain, ada berbagai bentuk sosialisasi salah satunya adalah pacaran. Pacaran sendiri merupakan salah satu pilihan dalam kehidupan remaja (PKBI,1999).

  Pada usia remaja ini dapat dikatakan matang secara seksual namun secara emosional belum stabil dan dapat dengan mudah terombang-ambing oleh berbagai macam hal mulai dari mencari jatidiri dan bersosialisasi, sering dikatakan bahwa remaja merupakan masa yang penuh dengan konflik, dan pertentangan, yang bergelora dan ada yang mengatakan seperti masa badai dan topan (Willopo, 2008).

  Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik ( BPS ) kota Semarang tahun 2008, jumlah data remaja di Indonesia pada tahun 2008 mencapai sekitar 64 juta jiwa, sedang di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah remaja 4.824.307 jiwa dan di Wilayah Kota Semarang dengan jumlah 255.681 jiwa. Sekitar 15 persen remaja di Indonesia, menurut data hasil sebuah penelitian yang diungkapkan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Pusat tahun 2006, diketahui telah melakukan hubungan seks diluar nikah (pra-nikah) (Herdi Mansyah, 2006).

  Maka dari itu dilakukan penelitian di salah satu SMA di Kota Semarang dengan mengambil tempat di SMA Teuku Umar dan telah didapatkan data jumlah siswa dan siswi kelas XII yaitu jumlah laki-laki 87 siswa (64%) dan perempuan 20 siswi (36%). Berdasarkan usia rentang 16-18 tahun dengan jumlah 90 siswa (89%), dan usia 19-21 tahun dengan jumlah 17 siswa (11%).

  SMA Teuku Umar merupakan salah satu SMA swasta di Kota Semarang terletak di Jalan Karangrejo Tengah. Menurut keterangan guru Bimbingan Konseling bahwa secara formal diajarkan pendidikan seksual melalui salah satu mata pelajaran yaitu agama dan biologi. Berdasarkan data di SMA, pada tahun 2007-2008 telah mengeluarkan 5 orang siswinya secara berturut-turut karena mengalami hamil diluar nikah. Oleh karena itu dilakukan survey awal melalui wawancara dengan kuesioner dan hasilnya menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang mengetahui pemahaman tentang pacaran yang sehat.

  Dari hasil sampel 15 siswa dan siswi didapatkan hasil 5 orang (33,3%) pernah melakukan cium bibir, 4 orang (26,67%) melakukan cium leher, 3 orang (20%) pernah melakukan petting atau bercumbu sampai menempelkan alat kelamin dan hampir menjurus ke senggama, 2 orang (13,3%) hanya berpegangan tangan, dan hanya 1 orang (6,67%) siswa yang mengakui pernah melakukan senggama, mereka melakukan perilaku tersebut paling banyak di rumah ketika sedang sepi. Hal ini mereka lakukan atas dasar suka sama suka.

  Keterangan yang diperoleh bahwa sebagian siswa dan siswi di SMA tersebut yang berpacaran melakukan, aktifitas seperti di atas. Dan yang paling banyak mereka lakukan adalah perilaku cium bibir dan cium leher, karena resiko terbesar dari perilaku tersebut adalah terjadinya hubungan seksual sebelum menikah.

  Kesimpulan yang didapat bahwa siswa dan siswi SMA Teuku Umar belum mengetahui tentang arti dari mereka berpacaran, sehingga sebagian dari mereka melakukan aktifitas seperti di atas. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian, Hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA Teuku Umar Kota Semarang.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Menurut Notoatmodjo, 2005 rancangan cross sectional yaitu pengukuran variabelnya dilakukan satu kali dalam periode yang sama. Didalam penelitian ini variabel independen yaitu (tingkat pengetahuan remaja tentang pacaran yang sehat) dan variabel dependen (perilaku seks bebas pada remaja).Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas

  XII SMA Teuku Umar kota Semarang yang berjumlah 107 orang dan sampel dalam penelitian ini 52 orang yang terdiri dari 26 orang laki-laki dan 26 orang perempuan. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Univariat

1. Umur

  Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar respoden berumur antara 17 tahun sebanyak 26 (50,0%).

  Tabel 1 Distribusi frekuensi umur siswa kelas XII SMA Teuku Umar Kota Semarang

  Umur Jumlah %

  16 tahun 19 36,5 17 tahun 26 50,0 18 tahun

  7 13,5 Total 52 100 Masa remaja adalah mencakup semua periode atas masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja dibagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal (umur 12 – 14 tahun), masa remaja menengah (umur 14 – 17 tahun) dan masa remaja akhir (umur 17 – 19 tahun). Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden berumur 17 tahun sebanyak 50%.

  Kategori masa remaja menengah menurut Partiwi (2006) adalah kelembutan dan ketakutan terhadap lawan jenis, kekhawatiran tentang daya tarik seksual dan sering berganti-ganti hubungan. Dengan umur 17 tahun tersebut remaja mulai mencari jati diri sehingga kadang-kadang terjerumus dalam perilaku seks bebas. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki para remaja tentang akibat perilaku seks bebas akan menjadikan memiliki kecenderungan pada perilaku seks bebas. Karena menurut Notoatmodjo (2003) bahwa umur sangat mempengaruhi pengetahuan karena semakin tua umur seseorang maka perilaku perkembangan mentalnya bertambah baik.

2. Tingkat Pengetahuan

  Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar respoden memiliki tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat termasuk kategori baik sebanyak 23 (44,2%) responden.

  Tabel 2. Distribusi tingkat pengetahuan siswa kelas XII SMA Teuku Umar Kota Semarang

  Tingkat Pengetahuan Jumlah %

  Kurang 12 23,1 Cukup 17 32,7

  Baik 23 44,2 Total 52 100 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tersebut. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dengan tingkat pengetahuan yang baik tentunya tindakan yang dilakukannya berbeda dengan orang dengan tingkat pengetahuan yang kurang atau cukup. Karena dengan tingkat pengetahuan yang baik seseorang akan selalu mengambil sisi positif dan negatif dari hal-hal yang dilakukannya.

  Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 23 (44,2%) responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pacaran yang sehat telah dipahami siswa dengan baik.

  Pengetahuan tentang pacaran yang sehat dapat diperoleh lewat berbagai mass media yang mengungkap tentang reproduksi sehat, dimana dalam materi-materi tentang reproduksi sehat bagi remaja mengupas tentang pacaran yang sehat. Hasil ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa informasi tentang pacaran yang sehat dapat diperoleh lewat televisi, radio, koran dan sebagainya. Disamping itu pengetahuan tentang pacaran yang sehat juga dapat diperoleh bagi bagian guru bimbingan dan konseling, dimana dari materi-materi yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling mengungkap tentang pacaran yang sehat, akibat-akibat yang ditimbulkan akibat pacarabn yang kurang baik seperti terjadinga kehamilan, tertularnya penyakit dan lain-lain. Disamping itu factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang pacaran yang sehat menurut Notoatmodjo (2003) berasal dari umur, intelegensi, lingkungan, social budaya, pendidikan, informasi, pengalaman

3. Perilaku seks Bebas

  Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar respoden dengan perilaku seks bebas yang baik sebanyak 30 (57,7%) responden.

  Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku seks bebas siswa kelas XII SMA Teuku umar Kota Semarang

  Perilaku Jumlah %

  Kurang 22 42,3 Baik 30 57,7

  Total 52 100 Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku seks bebas adalah bersetubuh yang dilakukan melalui beberapa tahan yaitu kissing (berciuman), necking (cium leher), petting ( seks dalam dan menghindari kehamilan) intercourse (penetrasi penih ke dalam vagina). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa perilaku seas remaja sebagian besar termasuk dalam kategori baik sebanyak 30 (57,7%) responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar remaja dengan perilaku seks bebas yang baik. Perilaku seks bebas yang baik tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik keluarga maupun lingkungan pergaulan.

  Dengan lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan yang baik akan mengakibatkan perilaku seks bebas yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2003) bahwa perilaku seks bebas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya kurangnya menghayati ajaran agama, factor lingkungan keluarga dan pergaulan, pengawasan masyarakat semakin menurun, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang, penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa yang dengan teknologi yang canggih, adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita.

4. Hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA Teuku Umar kota Semarang Tingkat Perilaku Seks bebas Total Pengetahuan Kurang Baik n %

  n % n % Kurang 12 100 0,0 12 100,0 cukup

  7 41,2 10 58,8 17 100,0 Baik 3 13,0 20 87,0 23 100,0 Total 22 42,3 30 57,7 52 100.0

  Chi square = 24,442, p value = 0,000

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Teuku Umar kota Semarang mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja. Hal ini didasarkan pada hasil uji chi square yang diperoleh ρ value 0,000 (ρ < 0,05).

  Pada responden dengan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat yang termasuk dalam kategori baik memiliki kecenderungan pada perilaku seks bebas yang baik. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengetahuan seseorang dalam hal pacaran yang sehat berhubungan dengan perilaku yang dilakukan. Karena dengan pengetahuan yang baik tersebut responden lebih mengetahui akibat yang diderita apabila melakukan seks bebas. Dimana akibat seks bebas bagi remaja adalah pada remaja pria tidak perjaka dan remaja putri tidak perawan, menambah resiko tertular penyakit menular seksual (PMS), remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, trauma kejiwaan

  (depresi, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja.(Sarwono, 2003).

  Sedangkan pada responden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki kecenderungan pada perilaku seks bebas yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang akibat perilaku seks bebas, pengaruh kemajuan teknologi informasi yang banyak menayangkan situs-situs porno di internet sehingga menjadikan para remaja memiliki keinginan untuk mencobanya. Dapat pula disebabkan oleh faktor lingkungan pergaulan remaja yang kurang baik sehingga para remaja memiliki kecenderungan pada perilaku seks bebas yang kurang baik.

  SIMPULAN

  Pada penelitian yang dilakukan di SMA Teuku Umar kota Semarang mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja, didapatkan hasil sebagai berikut:

  1. Sebagian besar responden dengan umur 17 tahun sebanyak 26 (50,0%) responden

  2. Sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat termasuk dalam kategori baik sebanyak 23 (44,2%) responden.

  3. Sebagian besar responden dengan perilaku seks bebas yang baik sebanyak 30 (57,7%) responden.

  4. Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang pacaran yang sehat dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA Teuku Umar kota Semarang dengan p value sebesar 0,000.

  KEPUSTAKAAN

  Alimul, H. 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan ilmiah. Salemba Medika, Bandung. Al Mighwar Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Pustaka Setia, Bandung. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. PT Asdi Mahasatya, Jakarta. Basri, H. 2004. Remaja Berkualitas, Problematika Remaja dan Solusinya. Mitra Pustaka, Jakarta. Charles, D dan Amy, G . 2006. Bicara soal Cinta, Pacaran, dan Seks. Erlangga, Jakarta. Gilbert, P dan Nash, B. 2006. Panduan Kesehatan Seksual. Prestasi Pustaka, Jakarta. Nanang, M.1999. Perkembangan Seksualitas Remaja. UNFPA, Bandung. Marty Klein.1999. Tanya Jawab Paling Lengkap Tentang Seks. Mitra Utama, Jakarta. Monks, F.J. 2006. Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

  . 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Pardede. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Dekes RI,. Jakarta. Pratiwi. 2004. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Tugu Publisher, Yogyakarta. Sarlito, W. 2005. Psikologi Remaja. Raja Grafindo Persada, Jakarta.. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Wenita. 2004. Ketika Anak Remaja. PT Gramedia, Jakarta. Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KELUARGA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

1 1 9

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMP ANGGREK BANJARMASIN Etri Lolita Andika Putri1 , Imelda Ingir Ladjar2 , Dini Rahmayani3, ABSTRAK Latar Belakang: Kanker adalah salah satu jenis penyebab kematian

0 1 6

PENGALAMAN HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENJALANI PENGOBATAN OAT (Obat Anti Tuberkulosis) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2017 Chrisnawati1 , Virginius Mario Beda2 , Anastasia Maratning

0 0 8

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT STRESS DALAM MENJALANI OSCE MAHASISWA SEMESTER VI ANGKATAN VIII DI STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN Tricintia, Y

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG UGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

2 13 8

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

0 0 9

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) (STUDI KASUS DI TK. ISLAM PANDANSARI) SURABAYA Jayanti Dewi Purwanti Nurul Abidah) ) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya Kor

0 0 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama

0 0 7

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

0 0 10

HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK Budi Yuningsih Imbarwati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK -

0 0 8