sejarah matode dan materi yang diajarkan

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM (SPI) PADA MASA RASLULLAH SAW
Pendidikan islam pada zaman Rasulullah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendidikan
islam periode Mekah dan pendidikan islam periode Madinah.
A. Pendidikan Islam Periode Mekah
a. Sejarah Pendidikan islam periode Mekah
Pendidikan Islam merupakan warisan dan perkembangan budaya manusia yang
bersumber dan berpedoman ajaran islam dalam rangka terbentuknya kepribadian utama
menurut islam. Munculnya ilmu pendidikan telah memotivasi umat islam untuk
menelusuri perjalanan sejarah pendidikan islam. Sejarah Pendidikan Islam pada masa
Rasulullah periode Mekkah, yakni Sejak Nabi diutus sebagai Rasul hingga hijrah ke
Madinah-kurang lebih sejak tahun 611 M – 622 M atau selama 12 tahun tahun 5 bulan 21
hari, sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi. Bahkan tidak ada yang
mempunyai kewenangan untuk memberikan atau menentukan materi-materi pendidikan,
selain Nabi (Suwendi, 2004:7).
Nabi Muhammad SAW. Menerima wahyu yang pertama di gua Hira di Mekkah
pada tahun 610 M. Dalam wahyu itu termaktub yang artinya sebagai berikut : “ Bacalah
(ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam) ! Dia
menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan-mu Maha Pemurah. Yang
mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya” (QS. Al Alaq:1-5).
penyebaran ajaran Islam yang dilakukan oleh Rasulullah pada periode ini kepada
keluarga dan orang-orang terdekatnya dengan cara yang lemah lembut. Tiga tahun

kemudian diturunkan ayat Alquran yang meminta Rasulullah untuk menyampaikan
ajaran Islam secara terbuka dan terang-terangan kepada sahabat dan masyarakat umum.
Rumah Al-Arqam menjadi tempat pendidikan Islam pertama pada zaman Rasulullah dan
digunakan oleh Rasul sebagai tempat berdakwah. Dalam menyebarkan ajaran Islam
Rasul menggunakan metode berceramah dan berpidato. Rasul memanfaatkan tempattempat yang ramai dikunjungi orang sebagai tempat menebarkan ajaran Islam.
b. Tahapan Pendidikan Pada Masa Periode Mekkah
Pola pendidikan yang dilakukan Rasulullah Sejalan dengan tahapan-tahapan
dakwah yang disampaikan kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini Kamaruzzaman di dalam
buku Sejarah Pendidikan Islam membagi kepada 3 tahap :

1. Tahap pendidikan Islam secara Rahasia dan Perorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5, Pola pendidikan
yang dilakukan adalah sembunyi-sembunyi mengingat kondisi sosial-politik yang
belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula
Rasulullah mendidik isterinya, Khadijah untuk beriman dan menerima petunjuk dari
Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Abi Thalib (anak pamannya)
dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat
menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara
berangsur-angsur ajakan tersebut disampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas di
kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy.

2. Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan
jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkau seruan
dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan
masuk agama islam.
3. Tahap pendidikan Islam untuk Umum
Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga
dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam
skala “ internasional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah dalam surah Al Hijr
ayat 94-95.
95)

َ‫ك ْال ُم ْستَه ِْز ِء ْين‬
َ ‫( اِنّا َكفَ ْينَا‬94 ) َ‫فَاصْ َد ْع بِ َما تُ ْؤ َم ُر َواَ ْع ِرضْ ع َِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬

Terjemahan :
“maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (94)
sesungguhnya Kami Memelihara emgkau (Muhammad) dari kejahatan orang yang
memperolok-olokkan (engkau).”

c. Materi Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah
Materi pendidikan pada periode Mekkah yang diberikan oleh Rasulullah antara lain,
yaitu:

1. Pendidikan Tauhid
Pelaksanaan atau praktek pendidikan tauhid tersebut diberikan oleh Nabi Muhammad
SAW kepada umatnya dengan cara yang sangat bijaksana yaitu dengan menuntun
akal pikiran untuk mendapatkan dan meniru pengertian tauhid yang diajarkan, dan
sekaligus beliau memberikan teladan dan contoh bagaimana pelaksanaan ajaran
tersebut

dalam

kehidupan

sehari-hari

secara

kongkrit,


kemudian

beliau

memerintahkan agar umatnya mencontoh praktek pelaksanaan tersebut sesuai dengan
apa yang dicontohkanya. Berarti disini Nabi Muhammad SAW telah mampu
menyesuaikan diri dengan pola kehidupan masyarakat jahiliah dengan mengajarkan
ilmu tauhid secara baik dengan tanpa kekerasan.
2. Pendidikan Amal dan Ibadah
Pada awalnya Nabi sholatnya bersama sahabat-sahabatnya secara sembunyisembunyi. Namun setelah Umar ibn Khattab masuk islam beliau melakukannya
secara terang-terangan. Pada mulanya sholat itu belum dilakukan sebanyak lima kali
sehari semalam kemudian setelah Nabi Isra’ dan Mi’raj barulah diwajibkan untuk
sholat lima waktu. Adapun zakat semasa di Mekkah diberikan kepada fakir miskin
dan anak-anak yatim serta membelanjakan harta untuk jalan kebaikan.
3. Pendidikan Akhlaq
Diantara akhlaq yang baik yang dianjurkan Nabi masa di Mekkah, yaitu sebagai
berikut :

 Adil yang mutlak, meskipun terhadap keluarga atau diri sendiri.

 Pemaaf.
 Menepati janji, tepat pada waktunya.
 Takut kepada Allah semata dan tiada takut kepada berhala.
 Berbuat kebaikan kepada kedua orangtua, dan sebagainya
4. Pengajaran Al Quran
Materi pengajaran Al Quran dapat dirinci kepada :

 Materi baca-tulis Al Quran.
 Materi Menghafal ayat-ayat Al Quran.

 Materi Pemahaman Al Quran. (Samsul Nizar, 2007:34-35
Pada fase Mekkah materi pengajaran Al Quran yang diberikan hanya berkisar pada
ayat-ayat Al Quran pada surah-surah yang diturunkan ketika Nabi sebelum Hijrah ke
Madinah. Surah yang diturun di Mekkah inilah yang kemudian dikenal dengan nama
surah Makkiyah.
d. Metode Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah
Pendidikan Islam adalah rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup
manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sesuai
dengan nilai-nilai islam, sehingga terjadilah perubahan pribadinya sebagai makhluk
individual, sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup.

Untuk mencapai pada pengertian pendidikan tersebut tentunya seorang pendidik
memerlukan metode-metode yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan. Begitu juga
dengan Rasulullah dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Adapun metode pendidikan yang
dilakukan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya antara lain :
1. Metode ceramah.
2. Dialog.
3. Diskusi / tanya jawab.
4. Metode perumpamaan.
5. Metode kisah.
6. Metode pembiasaan.
7. Metode hafalan.
Adapun Salah satu faktor penting yang merupakan metode pendidikan Islam yang
menjadikan kejayaan pendidikan Islam yang dijalankan Rasulullah Saw. Faktor tersebut
ialah “karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya.
Rasulullah Saw. adalah al Qur’an yang hidup (the living Qur’an) artinya pada diri
Rasulullah SAW tercermin semua ajaran al Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau adalah
pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangannya. Oleh
karena itu para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan
meniru perilaku Rasulullah Saw.”


e. Kurikulum Dan Lembaga Pendidikan Periode Mekah
Kurikulum merupakan pedoman ataupun dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Pada
masa Rasulullah kurikulum yang digunakan adalah Al Quran yang Allah Wahyukan
sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami pada saat itu.
Penulis Kamaruzzaman dalam buku Sejarah Pendidikan Islam, menyebutkan ada
dua tempat yang menjadi lembaga pendidikan Islam pada fase Mekkah, yaitu:
1. Rumah Arqam ibn Arqam
Rumah Arqam ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin
beserta Rasulullah untuk belajar hukum – hukum dan dasar-dasar ajaran Islam.
Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah yang pertama
sekali dalam islam, adapun yang mengajar dalam lembaga tersebut adalah Rasulullah
sendiri.
2. Kuttab
Pendidikan di Kuttab pada awalnya lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair
Arab, dan pembelajaran berhitung namun setelah datang Islam materinya ditambah
dengan materi baca tulis Al Quran dan memahami hukum-hukum Islam.
B. Pendidikan Islam Periode Madinah
a. Sejarah Pendidikan Islam Priode Madinah
Ketika sampai di Madinah kedatangan nabi Muhammad SAW bersama kaum
Muslimin disambut oleh penduduk Madinah dengan syair-syair yang penuh dengan

kegembiraan dan penuh rasa persaudaraan. Islam mendapat lingkungan baru yang bebas
dari ancaman para Quraisy Mekkah. Lingkungan yang memungkinkan bagi nabi
Muhammad SAW untuk melanjutkan dakwahnya. Menyampaikan ajaran Islam dan
menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi ternyata lingkungan yang baru tersebut, bukanlah lingkungan yang betulbetul baik yang tidak menimbulkan permasalahan. Di Madinah Nabi Muhammad SAW
menghadapi kenyataan-kenyataan yang menimbulkan masalah baru. Beliau menghadapi
permasalahan bahwa umatnya terdiri dari dua kelompok yang berasal dari latar belakang
kehidupan berbeda, yaitu;

 Mereka yang berasal dari Mekkah yang disebut dengan kaum Muhajjirin
 Merupakan penduduk asli yang disebut kaum anshor.
Melihat kenyataan tersebut, beliau mengatur dan menyusun segenap potensi yang
ada dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dengan menggunakan potensi dan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun
masyarakat yang baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi segenap
tantangan dan rintangan yang berasal dari luar dengan kekuatan sendiri.
Kenyataan lain yang harus dihadapi Nabi Muhammad adalah bahwa masyarakat
kaum muslimin yang baru di Madinah tersebut tinggal bersama dengan masyarakat suku
bangsa Arab lainnya yang belum masuk Islam dan masyarakat kaum yahudi yang
memang sudah menjadi penduduk Madinah. Mereka ini dan terlebih kaum Yahudi

tentunya tidak merasa senang dengan terbentuknya masyarakat baru Kaum Muslimin,
maka kenyataan lainnya yang tidak dapat diabaikan bahwa ancaman dari kaum Quraisy
Makah untuk sewaktu-waktu akan datang menyerbu dan menghancurkan kaum muslimin.
Kalau periode Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan islam adalah pendidikan
tauhid, maka pada periode madinah ini ciri pokok pembinaan pendidikan islam dapat
dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Tetapi sebenarnya antara dua ciri
tersebut bukanlah merupakan dua hal yang dipisahkan satu dengan yang lain. Kalau
pembinaan pendidikan di Mekkah titik pokoknya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid
kedalam jiwa tiap individu muslim, agar dari jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan
tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
pembinaan pendidikan di Madinah pada hakikatnya ialah merupakan lanjutan dari
pendidikan tauhid di Mekkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik
agar dijiwai oleh ajaran tauhid, sehingga akhirnya tingkah laku sosial politiknya
merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
b. Lembaga Pendidikan Islam Periode Madinah
Masalah pertama yang dihadapi oleh Nabi Muhammad dan kaum muhajirin adalah
tempat tinggal, maka untuk sementara kaum Muhajirin bisa menginap di rumah-rumah
kaum Anshor, tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus di tengah-tengah
umatnya sebagia pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambing persatuan dan kesatuan


diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar belakang kehidupan yang
berbeda itu.
Oleh karenanya ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu
program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Setelah
selesai pembangunan masjid, maka nabi Muhammad Saw pindah menempati sebagian
ruangannya yang memang khusus disediakan untuknya. Demikian pula di antara kaum
Muhajirin yang miskin yang tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri.
Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin, untuk
secara bersama-sama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid
dan memcerminkan persatuan dan kesatuan umat. Dimasjid itulah beliau bermusyawarah
mengenai berbagai urusan, mendirikan shalat berjemaah, membacakan al-Quran, maupun
membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian masjid itu merupakan
pusat pendidikan dan pengajaran.
c. Materi Pendidikan islam Periode Madinah
 Pembentukan dan Pembinaan Masayarakat Baru.
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang
bersatu padu secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh
masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
1. Nabi Muhammad saw mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan
anatr suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka.nabi

mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula diantara sesama Muhajirin,
kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu
bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.[6]
2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada
kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan
pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata
kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa,
yang merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial,
bnaik secara materil maupun moral.

4. Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan
masyarakat baru di Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi
berdasarkan wahyu, yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan
adzan. Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyarakat
berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad
SAW dan shalat jama’ah jum’at.
Rasa harga diri dan kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi
Muhammad SWA menapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat
dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah, karena dengan demikian mereka merasa
sebagai umat yang memiliki identitas.
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi
bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk
Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi bersahabat dengan
kaum muslimin, tolong-menolong , bantu-membantu, terutama bila ada seranga
musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negri bersama-sama kaum
Muslimin, disamping itu kaum Yahudi merdeka memeluk agamanya dan bebas
beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian persahabatan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
 Pendidikan Sosial Politik dan Kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci
lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode
Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran
konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik
dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh
dunia.
 Pendidikan Anak dalam Islam.
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi
Muhammad saw dan gnerasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi
menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-

peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu. Diantara peringatan-peringatan
tersebut antara lain:
1. Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan
anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka)
2. Pada surat An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan
keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
3. Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang
mendapatkan kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan
memohon kepada Allah SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang
menyenangkan hati.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat
Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
3. Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
5. Pendidikan kepribadian
6. Pendidikan kesehatan
7. Pendidikan akhlak.
 Pendidikan Hankam (pertahanan dan keamanan) Dakwah Islam.
d. Kurikulum dan Metode Periode Madinah
Kurikulum pendidikan Islam yang dipakai di Mekkah dan Madinah adalah sama,
yaitu Al-Qur’an yang dijelaskan oleh Hadits Nabi Muhammad yang diturunkan
berangsur-angsur sesuai dengan situasi dan kondisi, dan hanya Kurikulum di Madinah
yang lebih komplit seiringan dengan bertambahnya wahyu yang diturunkan oleh Allah
kepada Rasulullah.
Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar para
sahabatnya, Rasulullah SAW. Menggunakan bermacam-macam metode, hal itu dilakukan

untuk menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa. Di antara metode yang diterapkan
Rasulullah adalah: Metode Ceramah, Metode Dialog, Metode Diskusi atau Tanya Jawab,
Metode demonstrasi, Metode perumpamaan, Metode pembiasaan, Metode hafalan,.
Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikan islam periode kota Makkah dan kota
Madinah.
 Periode kota Makkah:
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya
adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa
mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.
 Periode kota Madinah:
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu
pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan
cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.