Pemikiran Filosofis dan Non Filosofis (1)

Pemikiran Filosofis dan NonFilosofis
Oleh : Komarudin

Arti Berpikir
• Kamus Besar, berpikir adl menggunakan akal budi
utk memprtimbangkan dan memutuskan sst;
menimbang-nimbang dl ingatan.
• Sebagian ahli menganggap berpikir sbg proses
kimia, terutama proses pembakaran (oxydation
process), spt pndpt Jacob Moleschott (18221893).
• Namun, pendapat ini tdk dpt dibenarkan, krn
tidak dpt dipastikan proses kimia manakah yg mjd
sebab timbulnya proses tersebut. Krn itu berpikir
bukanlah proses kimia.

Lanjutan

• Semua tenaga yg datang dari pancaindera dan
menjadi pikiran harus melewati pangkal otak. Krn
adanya sistem of relays, dari pangkal otak akan
dilepaskan tenaga untuk menjadi anasir pikiran.

• Pangkal otak adl tempat nafsu-nafsu, ajakan-ajakan
dan emosi-emosi. Tenaga yg datang dari pangkal otak
akan menjelma menjadi nafsu, ajakan dan emosi dan
berpadu dg tenaga-tenaga yg datang dari tempat lain,
shg pikiran kita selalu disertai oleh nafsu-nafsu,
ajakan-ajakan, dan emosi-emosi, yg terutama adl
syahwat dan godlob.
(Paryana suryadipura, Alam Pikiran, hlm. 72)

Lanjutan

• Tiga tenaga syahwat yg menggerakkan jiwa :
1. Ajakan melakukan perbuatan untuk
kepentingan diri sendiri
2. Ajakan melakukan perbuatan untuk
kepentingan orang lain
3. Ajakan melakukan perbuatan untuk Tuhan

Lanjutan


• Yang disebut “manusia” yg sebenarnya
bukanlah jasmaniahnya, akan tetapi
rohaniahnya.
• Rene Descartes berkata bahwa “manusia
adalah roh yg mempergunakan jasad
jasmaniahnya sebagai alat (homo est anima
utens het lichaam als een instrument bedient)”

Lanjutan
• Tiap-tiap perbuatan secara sadar selalu didahului oleh
kemauan. Sebaliknya, tidak semua kemauan disusul oleh
perbuatan.
• Perlombaan menghasilkan kemauan sdg kemauan
menghasilkan perbuatan. Tetapi tidak semua kemauan
menjadi perbuatan. Krn itu kemauan berakhir pada empat
kemungkinan :
1. Kemauan yg perbuatannya dg segera dijalankan
2. Kemauan yg perbuatannya dijalankan secara terkendali
(tdk seluruh isi kemauan dijadikan perbuatan)
3. Kemauan yg perbuatannya ditunda untuk sementara,

menunggu kesempatan yang lebih sesuai
4. Kemauan yg perbuatannya dibatalkan sama sekali, krn
melanggar hukum

Sumber Pengetahuan Manusia





Mitos
Agama
Filsafat
Ilmu Pengetahuan

• Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika
mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya
suatu proses refleksi dari bekerjanya akal.
Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses
refleksi adalah berbagai kegiatan/problema

kehidupan manusia.

Macam karakter kegiatan Berpikir
• Berfilsafat itu berpikir, tapi tidak semuanya itu
berfikir dikatakan berfilsafat.
• Berpikir non-filsafati dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Berfikir tradisional
2. Berfrikir ilmiah

Lanjutan
• Berfikir tradisional, yaitu berfikir tanpa
mendasarkan pada aturan-aturan berfikir
ilmiah.
• Artinya berfikir yang hanya mendasarkan pada
tradisi atau kebiasaan yang sudah berlaku
sejak nenek moyang, sehingga merupakan
warisan lama.

Lanjutan

• Sedangkan yang dimaksud berfikir ilmiah,
berfikir yang memakai dasar-dasar / aturanaturan pemikiran ilmiah, yang diantaranya:
1. Metodis
2. Sistematis
3. Obyektif
4. Umum

Berpikir kefilsafatan
• Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun
berfilsafat tidak identik dengan berfikir.
• Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu
mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa
semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir.

Ciri berfikir secara filsafat
1. Metodis ; yakni menggunakan metode, cara, jalan
yang lazim digunakan oleh para filsuf dalam proses
berfikir filsafati.
2. Sistematis; yakni dalam berfikir, masing-masing unsur
saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam

suatu keseluruhan, sehingga dapat tersusun suatu
pola pemikiran yang filosofis.
3. Koheren; yakni dalam berfikir unsur-unsurnya tidak
boleh mengandung uraian yang bertentangan satu
sama lain namun juga memuat uraian yang logis.
4. Rasional; yakni harus mendasarkan pada kaidah
berfikir yang benar (logis).

Lanjutan
5. Komprehensif; yakni berfikir secara menyeluruh,
artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi /
sudut pandang, melainkan secara multidimensional.
Disinilah perlunya filsafat dan ilmu pengtahuan
saling menyapa dan menjenguk.
6. Radikal ; yakni berfikir secara mendalam, sampai
akar yang paling ujung, artinya sampai menyentuh
akar persoalannya, esensinya.
7. Universal ; yakni muatan kebenarannya sampai
tingkat umum universal, mengarah pada pandangan
dunia, mengarah pada realitas hidup dan realitas

kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

Tiga karakteristik Berpikir filosofis
• Radikal itu artinya mengakar, mengenai masalah dasar, yaitu
mengenai masalah yang menguras pikiran untuk
menjawabnya.
• berfikir spekulatif artinya tidak mendasarkan pada
pengalaman atau percobaan ttp sbg hasil pemikiran yang
dapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil
pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menjelajah wilayaha pengetahuan nyang baru. Meskipun
demikian tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu
meragukan, karena tidak pernah mencapai keselesaian.
• universal artinya menyeluruh; maksudnya pemikiran filsafah
itu tidak memilih obyek tertentu membatasi pada
pengetahuan manusia, melainkan semua obyek yang bisa
dipikirkan oleh manusia termasuk Tuhan (meliputi seluruh
sarwa-ada)

Menurut Louis O. Kattshof

1.
2.
3.
4.
5.

Konsepsional
Sistematis
Koheren
Rasional
Komprehensif

Pandapat lain
Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya hingga
sampai pada hakekat atau subtansi yang dipikirkan
Universal, artinya pemikiran secara luas.
Konseptual, artinya generalisasi dan abstraksi pengalaman
manusia.
Koheren atau konsisten, artinya runtut dan tidak
mengandung kontradiksi.

Sistematis, artinya uraian yang saling berhubungan secara
teratur.
Komprhensif, artinya mencakup atau menyeluruh.
Bebas, artinya tidak memiliki batasan dalam berpikir dan
tidak terikat dengan prasangka-pransngka sosial, historis,
kultural bahkan religius.

5 prinsip penting dalam berfilsafat
1. Tidak boleh merasa paling tahu dan paling benar
sendiri (congkak).
2. Memiliki sikap mental, kesetiaan dan jujur
terhadap kebenaran.
3. Bersungguh-sungguh dalam berfilsafat serta
berusaha dalam mencari jawabannya.
4. Latihan memecahkan persoalan filsafati dan
bersikap intelektual secara tertulis maupun lisan.
5. Bersikap terbuka.

Metode Berfikir Filsafat


Pola pemikiran dalam metode berfikir
(berfilsafat) berawal dari titik pangkal dan dasar
kepastian, seperti logika konsepsional dan
intuisi, seperti penalaran (induktif) dan
penalaran (deduktif).

Beberapa Metode Berfikir Filsafat
1.
2.
3.
4.
5.

Metode Intuitif (Plotinus dan Henri Bergson)
Metode Skolastik (Thomas Aquinas 1225-1247)
Metode Geometris (Rene Descartes 1596-1650)
Metode Eksperimental (David Hume)
Metode Kritis-Transendental (Immanuel Kant
1724-1804)
6. Metode Dialektis (G.W.F. Hegel 1770-1831)

7. Metode Fenomenologis (Edmund Husserl 18591938)

Terima Kasih