Mengapa diperlukan kesadaran membayar pajak
PENGANTAR
PENGANTAR
PERPA PERPA JAK JAK AN AN
Mengapa diperlukan kesadaran
membayar pajak
79,91% APBN 2013 disumbang dari sektor pajak
APBN 2014 masih mengandalkan penerimaan dari pajak
Adanya upaya sistematis pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui:
- – Ekstensifikasi pajak
- –
Apa yang saya peroleh dari Pemerintah/Negara sbg ganti (kontraprestasi) atas pajak-pajak yang telah saya bayar kpd Pemerintah/Negara? UANG PAJAK DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENGELUARAN PUBLIK,SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS NEGARA UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN Sejak Bayi Kita telah menikmati Pajak..! Biaya Rumah Sakit menjadi tidak terlampau mahal Biaya Kesehatan Pun menjadi tidak mahal karena disubsidi Pemerintah Fasilitas & Infrasruktur umum dibangun untuk kenyamanan kita seperti: jalan, jembatan, kebersihan, taman, pasar, dsb juga dibiayai oleh Pemerintah Keamanan dan ketertiban dapat terjaga sehingga kita merasa aman selama berpergian
4
PAJAK SUMBER PENERIMAAN NEGARA TERBESAR PENINGKATAN JUMLAH PENERIMAAN PAJAK esktensifikasi danPERAN PAJAK TERUS DIRJEN PAJAK
Penerimaan Pajak (dlm milyaran rupiah) 2012 -LKPP 885.026.62 2013 –LKPP 916.299,00 2014 - RAPBN 1.110.190.17
Mengapa diperlukan kesadaran
membayar pajak
tax ratio Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN yaitu hanya rata-rata sebesar 12,2 – 13,5 % untuk tahun 2001 – 2006 (Berita Pajak, 1 September 2005). Sementara itu, tax ratio negara-negara ASEAN sebesar: Malaysia (20,17%),Singapura (21,4%), Brunai (18,8%), dan
Thailand (17,28%).PENGERTIAN HUKUM PAJAK
(HUKUM FISKAL)
KESELURUHAN DARI PERATURAN- PERATURAN YANG MELIPUTI WEWENANG PEMERINTAH UNTUK
MENGAMBIL KEKAYAAN SESEORANG
DAN MENYERAHKAN KEMBALI KEMASYARAKAT MELALUI KAS NEGARA
PENGERTIAN PAJAK
Prof.Dr.Rochmat Soemitro SH Iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan UU (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayarPENGERTIAN PAJAK
Prof.Dr.P.J.A.Andriani Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan dengan
tidak mendapat prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaranumum berhubungan dengan tugas negara
PENGERTIAN PAJAK
Prof.Dr.M.J.H. Smeets:
Prestasi kepada pemerintah yang terutang
melalui norma-norma umum, yang dapat
dipaksakan, tanpa ada kontra prestasi yang dapat ditunjukkan secara individual; maksudnya untuk membiayai pengeluaran pemerintahPENGERTIAN PAJAK
Dr.N.J.Feldmann:
Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan
terutang kepada penguasa (menurut norma- norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra prestasi dan sematamata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.UNSUR-UNSUR DALAM
PENGERTIAN PAJAK
PENGERTIAN PAJAK DIPUNGUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
DAPAT DIPAKSAKAN
TDK DPT DITUNJUKKAN ADANYA KONTAPRESTASI SCR LANGSUNG OLEH PEMERINTAH
DIPUNGUT OLEH NEGARA (PUSAT/DAERAH)
DIPERUNTUKKAN BAGI PENGELUARAN- PENGELUARAN PEMERINTAH (JIKA SURPLUS
DIGUNAKAN UNTUK PUBLIC INVESMENT)
UNSUR-UNSUR DALAM
PENGERTIAN PAJAK
PENGERTIAN PAJAK DIPUNGUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
DAPAT DIPAKSAKAN
TDK DPT DITUNJUKKAN ADANYA KONTAPRESTASI SCR LANGSUNG OLEH PEMERINTAH
DIPUNGUT OLEH NEGARA (PUSAT/DAERAH)
DIPERUNTUKKAN BAGI PENGELUARAN- PENGELUARAN PEMERINTAH (JIKA SURPLUS
DIGUNAKAN UNTUK PUBLIC INVESMENT)
Pungutan lain
Bea meterai
Bea masuk dan bea keluar
Cukai
Retribusi
Iuran
FUNGSI PAJAK
BUDGETAIR
REGULER
REDISTRIBUSI
DEMOKRASI
FUNGSI PAJAK
Sumber dana bagi pemerintah
BUDGETAIR;
alat untuk mengatur kebijakan
REGULER;
pemerintah dalam bidang sosial ekonomi
lebih ditekankan unsur
REDISTRIBUSI;
pemerataan dan keadilan dalam masyarakat, tarif
wujud sistem gotong dikaitkan
DEMOKRASI;
dengan pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar
PERBEDAAN PAJAK
RETRIBUSI MENDAPAT KONTRAPRESTASI SECARA LANGSUNG
PERBEDAAN PAJAK
SUMBANGAN YANG MENDAPATKAN MANFAAT ADALAH PENERIMA SUMBANGAN PERLAWANAN TERHADAP PAJAK
PASIF
AKTIF
STRUKTUR
TAX AVOIDANCE EKONOMI
TAX EVASION
SISTEM
PEMUNGUTAN MELALAIKAN
MORAL DAN
INTELEKTUAL PENDUDUK
ASAS DAN DASAR
PEMUNGUTAN PAJAK
EQUALITY Pajak bersifat fnal adil dan merata
CERTAINTY
Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-
wenang CONVINIENCE Pajak dikenakan saat tidak menyulitkan WP ( Pay as you earn)
ECONOMY Biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban
DASAR DAN TEORI
PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI ASURANSI
Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran
premi.Masyarakat seakan mempertanggungjawabkankeselamatan dan keamanan jiwanya kepada negara.
TEPATKAH INI?
TEORI KEPENTINGAN
NEGARA MELINDUNGI KEPENTINGAN HARTA DAN JIWA WARGA NEGARA DENGAN MEMPERHATIKAN BEBAN YANG HARUS DIPUNGUT DARI MASYARAKAT
TEORI GAYA PIKUL
TIAP ORANG DIKENAKAN PAJAK DGN BOBOT SAMA (ADIL) SESUAI GAYA PIKUL DENGAN UKURAN BESARNYA PENGHASILAN DAN PENGELUARAN SESEORANG
TEORI BAKTI
DISEBUT JUGA TEORI KEWAJIBAN PAJAK MUTLAK. PAJAK SEBAGAI BUKTI TANDA BAKTI MASYARAKAT KE NEGARA
TEORI GAYA BELI
PAJAK UNTUK MEMELIHARA MASYARAKAT
PAJAK DITEKANKAN UNTUK FUNGSI MENGATUR
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
Termasuk Hukum Publik (R.Santoso Brotodiharja)
- – Bagian dari tata tertib hukum yang
mengatur hubungan antar penguasa dengan warganya.
- – Memuat cara-cara untuk mengatur pemerintahan
Yang termasuk hukum publik
- – Hukum tata negara
- – Hukum pidana
- – Hukum administratif
PAJAK
HUKUM PAJAK MATERIAL
HUKUM PAJAK FORMAL mengatur tentang obyek pajak, subyek pajak, tata cara untuk besar pajak yang dikenakan timbul dan mewujudkan hapusnya utang pajak hukum material dan hubungan hukum menjadi kenyataan antara pemerintah dan WP UU KUP, UU PPSP, UU PPh dan UU PPN
JENIS-JENIS PAJAK
PAJAK PENGHASILAN
(PAJAK NEGARA DAN PAJAK DAERAH) .
Pengenaan pajak di Indonesia Negara Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi: Daerah diubah UU. No. 36 Th 2008 PPH : UU. No. 7 Th. 1984 diubah UU. No. 34 Th. 2000 UU No. 18 Th. 1997 PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983 diubah UU. No. 42 Th. 2009 Bea Meterai: UU. No. 13 Th. 1985 diubah UU. No. 12 Th 1994 PBB: UU. No. 12 Th. 1985
JENIS-JENIS PAJAK
- Pajak Penghasilan • Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
- Bea Meterai
PAJAK PUSAT
- Pajak Bumi dan Bangunan • Perkebunan,
- kehutanan,
- pertambangan)
Bea Balik Nama Pajak Kendaraan PAJAK Pajak bahan bakar PROPINSI kendaraan bermotor PAJAK DAERAH Pajak Hotel & Restoran PAJAK
MENURUT SIFATNYA
PAJAK TIDAK
PAJAK LANGSUNG LANGSUNG PEMBEBANANNYA PEMBEBANANYA TIDAK DAPAT DAPAT DILIMPAHKAN KPD DILIMPAHKAN PIHAK LAIN KEPADA PIHAK LAIN PPh
PPN MENURUT SASARAN/ OBYEKNYA
PAJAK SUBYEKTIF BERDASARKAN SUBYEK BARU DICARI OBYEKNYA PPh
PAJAK OBYEKTIF BERDASARKAN OBYEK BARU DICARI SUBYEKNYA PPN, PPnBM MENURUT PEMUNGUTANNYA
PAJAK DAERAH
PAJAK PUSAT Pajak Reklame, PPh,PPN PPnBM, Pajak Hiburan, PBB, Bea Materai Pajak Rumah
Makan/Restoran dan Hotel CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK
RIIL STELSEL
FICTIVE STELSEL
CAMPURAN CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK stelse nyata);
RIIL STELSEL ( pengenaan pajaknya didasarkan pada obyek penghasilan yg nyata shg pemungutannya baru bisa dilakukan pd akhir tahun pajak, stl penghasilan yg sesungguhnya diketahui.
- – Stelsel ini rebih realistis (kelebihan)
- – Pajak br dpt dikenakan akhir
periode(kelemahan)
(stelsel
FICTIVE STELSEL
anggapan; pengenaan pajak didasarkan suatu anggapan yang diatur oleh undangundang.
- – Mis, penghasilan 1 th dianggap sama dg th sblumnya shg pd awal th pajak tlh dapat ditetapkan besarnya pajak yg terutang
- – Pajak dapat dibayar selama th berjalan (kelebihan)
- – Pajak yg dibayar tidak didasarkan pada
CAMPURAN ; antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan.
- – berdasarkan suatu anggapan, kemudian pd akhir th besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yg sebenarnya
Pada awal th besarnya pajak dihitung
- – Apabila besarnya pajak lebih besar dr anggapan, maka WP hrs melunasinya
- – Apabila lebih kecil WP dpt meminta
SISTEM PEMUNGUTAN
PAJAK
1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM
2.SELF ASSSESSMENT SYSTEM
3.WITH HOLDING SYSTEM
SISTEM PEMUNGUTAN
PAJAK1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM
Sistem ini memberi kewenangan pemerintah
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang Ciri-ciri1. Wewenang menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiscus
2. WP bersifat pasif
3. Utang pajak timbul stl dikeluartkannya Surat
SISTEM PEMUNGUTAN
PAJAK2.SELF ASSSESSMENT SYSTEM Sistem ini memberi wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada WP untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar
3.WITH HOLDING SYSTEM Sistem ini memberikan kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya
TARIF PAJAK PRESENTASE TARIF
STRUKTUR TARIF
1. MARGINAL
2. EFEKTIF
1. PROPORSIONAL
2. PROGRESIF
3. DEGRESIF
4. TETAP
5. ADVALOREM
6. SPESIFIK TARIF PAJAK PRESENTASE TARIF STRUKTUR TARIF
1. MARGINAL,
1. PROPORSIONAL presentase tarif berlaku
2. PROGRESIF untuk suatu dasar
3. DEGRESIF pengenaan pajak, mis tarif pph
4. TETAP presentase
2. EFEKTIF,
5. ADVALOREM tarif pajak yang efektif berlaku atau harus
6. SPESIFIK diterapkan atas dasar TARIF PAJAK STRUKTUR TARIF
1. TETAP Tarif berupa jumlah atau angka yang • tetap, berapapun besarnya DPP tetap thd jumlah
2. PROPORSIONAL; berapapun, 10% untuk PPn
3. PROGRESIF; prosentasenya lebih besar apabila
DPP nya semakin besarTARIF TETAP
Di Indonesia, tarif tetap diterapkan pada bea
materai No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak1
2
3
4 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 5.750.000 Rp. 50.000.000
Rp. 6.000 Rp. 6.000 Rp. 6.000 Rp. 6.000
TARIF PROPORSIONAL
Di Indonesia, tarif proporsional diterapkan pada
PPn (10%), PPh psl 26 (20%), PPh WP Badan dalam negeri dan BUT (ps 17 ) 25%No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1
2
3
4 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp.15.000.000 Rp. 50.000.000
10% 10% 10% 10%
1. TARIF PROGRESIF
Proporsional
Di Indonesia, tarif progresif diberlakukan sejak
th 1984 sd 1994 ps 17 UU no.7 th 1983No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1
2
3 Sampai dengan Rp. 10.000.000 Diatas Rp. 10.juta sd Rp. 15juta Diatas Rp.25.000.000 15%
25% naik 10% 35% naik 10%
2. TARIF PROGRESIF
Progresif
Di Indonesia, tarif progresif diberlakukan sejak
th 1995 sd 2008 ps 17 UU no.7 th 1983No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1
2
3 Sampai dengan Rp. 25.000.000 Diatas Rp. 10.juta sd Rp. 50juta Diatas Rp.50.000.000 10%
15% naik 5% 30% naik 15%
3. TARIF PROGRESIF
Degresif
Di Indonesia, tarif progresif diberlakukan sejak
th 1995 sd 2008 ps 17 UU no.7 th 1983No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1
2
3 Sampai dengan Rp. 25.000.000 Diatas Rp. 10.juta sd Rp. 50juta Diatas Rp.50.000.000 10%
15% naik 5% 18% naik 3%
3. TARIF Degresif
No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1
2
3 Sampai dengan Rp. 25.000.000 Diatas Rp. 10.juta sd Rp. 50juta Diatas Rp.50.000.000 30%
20% 10% YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK
ASAS TEMPAT TINGGAL
ASAS KEBANGSAAN
ASAS SUMBER
YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK
ASAS TEMPAT TINGGAL
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak dan seluruh penghasilan wajib pajak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK
ASAS KEBANGSAAN
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Asas ini diperlakukan kepada setiap orang yang bertempat tinggal di Indonesia untuk membayar pajak YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK
ASAS SUMBER
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang bersumber dari suatu negara yang memungut pajakTARIP PAJAK
Untuk menghitung
besarnya pajak yang
terutang dipelukan 2 unsur1. Tarip pajak
2. Dasar pengenaan pajak
Jenis tarip pajak
1. Tarif tetap
2. Tarif proporsional
3. Tarif Progresif Terima Kasih atas perhatiannya