Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa akad-akad dan syarat-syarat adalah dibolehkan dan sahih; tidak ada yang diharamkan atau dianggap batal kecuali apa-apa yang dinyatakan haram dan batal oleh Syariah.” (Ibnu Taymiyah, Qaidah Nuranniyah, 131)
هـقفلا ىف دـقـعلا ةيرـظن نع ةذبن ياملإسلا Falsafah Akad Dalam Fiqih Islam
ةيلاملا ةلماعملا ئدابم
ALLAH TA’ALA1
4 PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA ( رارضضض لو ررضضض ل : لوسرلضضا لضضاضضق ) MUTUAL FREE CONSENT
2
5 KEPEMILIKAN (OWNERSHIP) ) 4/4 ءاسنلا( مكنم ضارت نع
ىتح ةــحاـإسلا ءآيـشلا ىف لـألا هابشلا( ميرحتلا ىلع ليـلدـلا لدـي 1/33 )
Artinya: “Menurut ketentuan asal bahwa segala sesuatu itu dibolehkan selagi belum ada dalil
زاوجلا : طورشلاو دوقـعلا ىـف لــألا اام ل لـطبــيو اـهنام مرحي و ، ةحــصلاو عرـــــــــــــــــــــــشلا
لد نإا( هلاطــــإلو همــــيرحت ىـــلع ) 131 ص ، ةيهقفلا ةينارونلا دعاوقلا، ةيميتلا
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa akad-
akad dan syarat-syarat adalah dibolehkan dan sahih; tidak ada yang diharamkan atauAKAD
menurut TUJUAN
Tijari يراضجضضضت
Dimasudkan untuk Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana Rukun dan Syarat telah terpenuhi
AKAD
menurut KEABSAHANNYA
Sahih حيحضضص
(Valid) Memenuhi semua RUKUN & SYARAT
Bathal لطاضضب Fasid دضساضضضف
(Voidable) Semua RUKUN terpenuhi, namun ada SYARAT yang Tidak dipenuhi
Tabarru’ عرضبضضضت AKAD AKAD Dari sisi: KEKUATANNYA
Dari sisi: PELAKSANAANYA AKAD LAZIM AKAD NAFIZ
مزل دضقضع ذضفاضن دضقضع Salah seorang dari kedua pihak
Lengkap Rukun & Syarat dapat Tidak Memiliki hak fasakh tanpa Langsung dieksekusi Persetujuan pihak lain Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst AKAD MAUWQUF
فوضقوم دضقضع
RUKUN AKAD دضقضعلضضا ناضكرأ Ma’qud ‘Alayh
(Two Contracting Parties) Sighat (Ijab & Qabul)
(Subject Matters) Barang (Goods) dan Harga (Price)
(Offer and Acceptance)
- Aqil (Sound Mind)
- Jelas (Clarity)
- Baligh (Mature)
- Ijab & Qabul bersesuaian (Corresponding)
- Halal (Lawful)
- Mengerti konsekuensi akad yang sedang dilaksanakannya
- Jelas Jenisnya (Quality)
- Ijab & Qabul bersambung (Connection)/Ittihad al-Majlis
- Jumlah (Quantity)
Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)- Niat (Intention)menurut sebagian Ulama
- ‘Aqidan
Terpenuhi Isi Kontrak (Tahqiq al-Gharadh) Hak Memilih (Khiyar) Akad Fasad (Sifat rusak) Pemutusan Kontrak Kesepakatan pembatalan (Faskh) karena penyesalan (Iqalah) BERAKHIRNYA KONTRAK Tidak Terpenuhinya Kontrak Kematian (al-Maut) (Adam al-Tanfidh) Kesepakatan kedua belah Tidak Adanya Izin dari pihak (Ittifaqy) Yang berwenang (adam
MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih Dalam Satu Majkis) TA’YIN (hak menentukan barang yang menjadi obyek jual-beli ) SYARTH (hak pilih yang digantungkan pada syarat)
KHIYAR ‘AIB (hak pilih ketika ditemukan
IZIN YAD AMANAH JUAL BELI YAD DHAMANAH
Perbandingan Harga Jual & Harga Beli Musawamah Tauliyah
Murabahah Muwadhaah Berdasarkan Barang Pengganti
Muqayadhah Mutlaq Sharf
Syarikah Amlak Amlak Jabr Amlak Ikhtiar
Syarikah Uqud Inan Mufawadah
Wujuh Abdan MUSYARAKAH KAFALAH
(GUARANTEE) HIWALAH
(Anjak Piutang) JU’ALAH
(Imbalan) Mutlaqah Muqayyadah
WADIAH WAKALAH
AQAD-AQAD MUAMALAH MALIYAH ةيلاملا ةلماعملا دوضقضع TIJARI
TABARRU’
(Komersil)
(Tolong menolong) Syirkah
(Bagi Hasil) Bai’
(Jual Beli) Ijarah
(Sewa) Ju’alah
(Imbalan) Ijarah Benda
Bai’ Mutlaq Dhamanah Amanah
Wakalah Wadiah Mudharabah
Mutlaqah BERBAGAI HAL YANG DILARANG DALAM PERNIAGAAN
Wahyu Allah SWT : “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” ( QS. Ar Rahmaan : 09) Imam Ghazali dalam Al Arba’in fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah NabiFalsafah : secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun) ysir Tanpa akad/melalui permainan
Ma Memakai akad namun tidak jelas arar
Gh ba
Tambahan yang men-zhalim-i Ri athil
B Usaha-usaha maksiat Harga dimainkan akibat emergency (eksploitasi) ai’ al Mudhthar
B krah
Harga dimainkan dg tekanan/paksaan
I habn
Over Pricing G MAYSIR
رسيملااا
Semua bentuk perpidahan harta ataupun barang dari satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad yang telah digariskan Syariah, namun perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti taruhan uang pada permainan kartu, pertandingan sepak bola, pacuan kuda, pacuan greyhound dan seumpamanya.
Mengapa dilarang? Karena (1) permainan
GHARAR ررااغلااا
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional baik itu menyangkut barang (goods), harga (price) ataupun waktu pembayaran uang/penyerahan barang (time of delivery).
Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan berada di pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat memastikan berapa banyak buah mangga masak yang nanti berhasil di panennya dan kapan buah-buah tersebut dapat di panen.
ااابرلااا
RIBA
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang disebut riba.
Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana memberi syarat kepada si peminjam untuk membayar lebih dari jumlah uang yang dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik dana dapat menangguk tambahan uang atas dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah payah berniaga untuk mendapat keuntungan atau
BATHIL لاطابلااا
Akad jual beli ataupun kemitraan untuk mendapatkan keuntungan ataupun penghasilan, namun barang yang diperdagangkan ataupun projek yang dikerjakan adalah jenis barang atau kegiatan yang bertentangan dengan prinsip- prinsip Syariah seperti kemitraan untuk memproduksi narkotika yang dipasarkan untuk umum ataupun mendirikan usaha casino atau cabaret tempat dansa-dansi.
GHABN
نباغلااا
Ghabn: adalah dimana si penjual memberikan tawaran harga diatas rata- rata harga pasar (market price) tanpa disadari olehpihak pembeli. Ghabn ada dua jenis yakni: Ghabn Qalil (Negligible) dan Ghabn Fahish (Excessive). Ghabn Qalil: adalah jenis perbedaan harga barang yang tidak terlalu jauh antara harga pasar dan harga penawaran dan masih dalam kategori yang dapat dimaklumi oleh pihak
NAJASH شاجانلااا
Dimana sekelompok orang bersepakat dan bertindak secara berpura-pura menawar barang dipasar dengan tujuan untuk menjebak orang lain agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga sebenarnya. Larangan Rasul saw: “..Janganlah kamu meminang
IKRAH اهااراكلااا
Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak untuk melakukan suatu akad tertentu sehingga menghapus komponen mutual free
consent (kesepakatan bebas). Jenis pemaksaan
dapat berupa acaman fisik atau memanfaatkan keadaan seseorang yang sedang butuh atau the state of emergency.
Imam Ibnu Taimiyah ra mengatakan bahwa dalam keadaan darurat (state of emergency) seseorang
IHTIKAR
رااكاتاحلااا
Adalah menumpuk-numpuk barang ataupun jasa yang diperlukan masyarakat dan kemudian si pelaku mengeluarkannya sedikit-sedikit dengan harga jual yang lebih mahal dari harga biasanya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih cepat dan banyak. Para ulama tidak membatasi jenis barang dan jasa yang ditumpuk tersebut asalkan itu termasuk
GHISH شاغلااا
Withholding Relevant Information. Menyembunyikan fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya sebelum terjadi transaksi yang mengikat.
Dalam Common Law akad seperti ini dikenal dengan sebutan Akad Uberrime Fidae Contract
BAY’ AL MUDTHAR
راطاضاملااا اعاياااب
Adalah jual beli dan pertukaran dimana salah satu pihak dalam keadaan sangat memerlukan (in the state of emergency) sehingga sangat mungkin terjadi eksploitasi oleh pihak yang kuat sehingga terjadi transaksi yang hanya menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pihak lainnya.
Jual butuh: adalah merupakan contoh klasik yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga pihak penjual karena sangat –
TADLIS
سيلدـتلــا
Tadlis: adalah tindakan seorang peniaga yang sengaja
mencampur barang yang berkualitas baik dengan
barang yang sama tapi berkualitas buruk demi untuk memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak Tindakan “oplos” yang hari ini banyak dilakukan termasuk kedalam kategori tindakan tadlis ini.JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM )Fiqh Islami Wa Adillatuh, vol.4, p.500(
)ặ Bay’ al Majnun (Jual Beli Orang Gila, Pingsan, Mabuk dan Sedang Fly
karena obat narkotika))b(. Bay’ al Shabiy (Jual Beli Anak Kecil yang belum Mumayyiz/Minor. Tidak
Sah menurut Syafii dan Maliki dan Mauquf menurut Hanafi. Sesuai keterangan
Surah an-Nisa 4:6))c(. Bay’ al A’ma )Jual Beli Orang Buta. Hukumnya Sah menurut Jumhur jika
objek disebut dengan sempurna karena dianggap dinaggap sudah ada ridho;
tidak Sah menurut Syafii karena tidak dapat membedakan antara yang baik
dengan yang buruk, maka seolah objek transaksi majhul).
)d(. Bay’ al Mukrah (Jual Beli Orang Terpaksa atau dipaksa. Menurut Hanafi
Mauquf; dan tidak mengikat menurut Maliki sehingga dia (penjual/pembeli)
memiliki hak Khiyar untuk membatalkan ataupun meneruskan transaksi).
)e(. Bay’ al Fuduli (Jual Beli Wakil Secara Lebih; Hukumnya Sahih Mauquf
Macam-Macam Bay’ al Gharar al Fahish
1. Sukar diserahterimakan. Onta yang melarikan diri; jual janin tanpa menjual
induknya; jual beli habl al hablah janin yang belum dilahirkan dan madhamin yaitu jual beli anak yang masih dalam benih induk pejantannya.
2. Tidak diketahui harga atau barangnya. Saya jual kepada anda barang
yang ada dalam karung ini.
3. Tidak diketahui sifat barangnya. Saya jual salah satu baju yang ada di
rumah saya.
4. Kualitas barang dan kuantitas harga tidak jelas. Saya membeli barang ini
dengan harga sekarang.
5. Tidak diketahui tempo pelaksanaannya. Saya jual kepada anda barang ini
jika Zayid telah datang.
6. Dua penjualan dalam satu penjualan. Menjual satu barang dengan salah
satu dari dua harga. Saya jual baju ini Rp100,- kontan atau Rp200,- tangguh, kemudian serta merta transaksi itu mengikat tanpa pilihan salah satu dari keduanya.
7. Jual beli dari seseorang yang tidak dapat dijamin keselamatannya, seperti dari orang sakit yang dalam pertandingan. a. Bay’ al Mu’athot=Ambil Bayar (Cash and Carry)
b. Bay’ Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent
c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti
d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad
e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul
a. Bay’ al Ma’dum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah
b. Bay’ Ma’juz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan dlm air
c. Bay’ al Kali bil Kali (Bay’ al Dayn Nasiatan)
d. Bay’ al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish)
e. Jual beli Najis atau Mutanajjis
Pembeli memiliki hak khiyar al ru’yah. Jual beli dengan menyebut sifat ada lima syarat: (1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika (2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi (3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual (4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut
(5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika objeknya
pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika sifat-sifat ternyata sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat dan jika tidak pembeli memiliki hak khiyar.
j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh karena
masuk dalam kategori ma’dum. Apabila sudah tampak atau tumbuh
)1(. Jual Beli ‘Urbun )Dengan Uang Mukặ Jika tidak terjadi transaksi, maka
uang muka tidak akan dikembalikan kepada calon pembeli. Fasid menurut Hanafi; Batil menurut Syafii dan Maliki. Jika uang muka dikembalikan, maka boleh menurut jumhur.
)2(. Jual Beli ‘Aynah. Yaitu dua pihak yang seolah melakukan jual beli, namun
sebenarnya hanya untuk mendapatkan “uang cash” bagi pihak pertama, dan “tambahan pengembalian” bagi pihak kedua, bukan tujuan untuk mendapatkan barang (objek transaksi).
(3(. Jual Beli Ribawi, Baik Riba Nasiah )karena penagguhan( ataupun Riba
Fadl )karena penambahan(
)4(. Jual Beli Barang Haram seperti Khamar, Khinzir, Bangkai, Patung dan
seumpamanya karena larangan Rasulullah saw dalam hadis riwayat Imam Bukhari.)6(. Talaqqi al-Rukban.
Menjumpai rombongan atau kafilah pembawa barang perniagaan dan membelinya di tengah jalan sebelum sampai di pasar. Hak ini dilarang Rasulullah saw, sesuai sabdanya: “Janganlah kalian menjumpai rombongan di tengah jalan dan membeli barang mereka, dan janganlah pula orang kota memborong barang dari orang pedalaman (sebelum sampai di pasar).” (Naylul Awtar, 5/164).
Larangan ini tidaklah menjadikan transaksi yang terjadi hukumnya fasad, karena bisa menjadi sah jika
sudah dilakukan khiyar al-ghabn, seperti dilanjutkan Rasul saw dalam hadisnya: “..Maka pemilik barang dalam transaksi tersebut berhak mendapatkan khiyar (opsi) jika mereka telah sampai di pasar.”
)7(. Jual beli Haadirun Libadin : Jual beli dimana datang membawa barang yang ingin dijual dengan
harga cash, kemudian datang orang untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi tetapi dengan harga kredit.
(8) Jual beli Muzabanah : Jual beli barang yang masih basah ditukar dengan yang kering dengan
timbangan dan takaran yang sama. Contoh : jual kurma basah dengan kurma kering dengan timbangan yang sama.)9( Jual Beli An-Najash.
Dengan kesepakan penjual, seseorang menawar harga barang yang didisplay dengan harga lebih
tinggi untuk menjebak pihak ketiga yang berada di sekitar tempat tersebut sehingga penjual akan mendapat margin yang lebih tinggi. Hukumnya, menurut jumhur ulama, adalah sah namun penjualnya berdosa dan pihak pembeli berhak mendapatkan hak khiyar al-ghabn.Adapun jual beli MUzayadah (Lelang) secara terus terang adalah dibolehkan, karena tidak ada pihak yang dijebak dan dirugikan.
)12(. Jual Beli Ibu )Induk( dipisahkan dari anaknya yang masih kecil.
Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan dari
putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: “Barangsiapa yang memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia dari kekasihnya pada hari kiamat.” (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub ra/Naylul Awtar, 5/161).)13(. Jual Beli atas belian orang lain.
Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk pembeli,
kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan berkata kepada pembeli: “batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual barang serupa dengan harga yang lebih murah; atau dengan barang yang lebih baik” Atau Pembelian atas Pembelian. Orang ketiga datang kepada penjual dan berkata: “Batalkan transaksi anda dengan orang kedua, dan saya akan membeli dengan harga yang lebih tinggi.Atau Penawaran atas Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan akan.
Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena larangan
Nabi saw: “Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu.” (HR Ahmad dari IbnuUmar ra/Naylul Awtar, 5/167). (14(. Jual Beli Bersyarat.
Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat tersebut tidak
ميحرلا نمحرلا ل ماإ ِناَممّضلاِإ ُـجاَرَخلا : لوإرلا لاق
) 3/753 ،هجاام نإا حيحأ(
ملـإو هـيلع ل ىلـأ لوـإرلا لاق
ةضفلاإ ةـضفلاو بـهذلاإ بـهذلا(:
رمتلاو رـيعشلاإ رـيعشلاو ربـلاإ ربـلاو
ءاوإ لـثمإ لثام حـلملاإ حـلملاو رــمتلاإ
هذه تفلتخا اذإف دــيإ ادي ءاوــاإادي ناك اذل متئش فـيك اوعيبـف فانـألا
Definisi Definisi
Riba Riba
“Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya
tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok )modal( secara bathil.Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda melahirkan riba.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum
Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.Gambaran Terjadinya Riba
Jenis Transaksi Jual Beli
Pinjaman Beli Jual Kelebiha Ket. Pinjam Kembali Kelebiha Ket. n n 100.000 120.00 20.000 Laba 100.00 120.00 20.000 Riba Jenis-jenis Riba
Riba
dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba Jual Beli.
1. Riba Hutang Piutang
1. Riba Qord اإـر ضرقلــا
2. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
Jenis-jenis Riba
Riba
- Riba Jual Beli
- Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
Riba Fadhl
اإـر لضفلــا
- kadar/takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”.
ILLAT(ـةـلـع) (Alasan) Pelarangan Riba Menurut Berbagai Madzhab
Persoala n Hanafi Maliki Syafi’i Hambali Riba Fadhl Kadar (ditimbang atau ditakar) dan kesatuan jenis Sebagai bahan makanan. Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah sebagai pematok harga barang- barang.
Untuk emas dan perak karena tsumuniyyah. Untuk lainnya karena berfungsi sebagai bahan makanan, buah-buahan dan untuk obat-obatan.
Sebagian pengikutnya berpendapat seperti Hanafi. sebagian lagi seperti pendapat Syafi’iyah. dan sebagian lagi berkata selain dari emas dan perak, illatnya karena
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, sya’ir, korma, anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
Bunga Bunga
Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang )modal( yang dipinjamkan.
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Perbedaan Antara
Bunga dan
Bagi Hasil
Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka
Alasan
Bukan Riba
Dalam keadaan-keadaan darurat sesuatu yang dilarang
dibolehkan guna menyelamatkan nyawa
Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan
Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
9 Alasan Yang Mengatakan Interest Bukan Riba
Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang
Bunga diberikan atas dasar abstinence
Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang
lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa
nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untukDiskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 1 ( Darurat
- Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian sehari-hari akan istilah ini
- Pembatasan yang pasti akan pengambilan
Diskusi Alasan
9
9 ) 2 ( Berlipat Ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif, demikian juga fase-fase pelarangan riba secara menyeluruh
- Memahami secara mendalam makna mafhum
Diskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 3 ( Opportunity Cost
- Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan keuntungan minimal dalam proyek debitur )paling minimal sama dengan suku bunga( Dimana hal ini tidak demikian manakala si deposan yaitu
Diskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 4 ( Konsumtif - Produktif
Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi marginal
dari dana senantiasa lebih besar dari suku bunga
- Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
Diskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 5 ( Uang sebagai komoditi
Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang
dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya
- Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
- Kalau dalam keadaan normal )tidak ada inflasi(, apakah uang
Diskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 6 ( Inflasi
- Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uangTidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang Diskusi Diskusi
Alasan Alasan
9
9 ) 7 ( Abstinence
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
“Pengobatan” )dengan penundaan konsumsi( dari
teori bunga Abstinence- Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah pihak
Alasan Diskusi Alasan Diskusi
9
9 ) 8 ( Time Preference Theory
- Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari masa yang akan datang”, bukankah setiap orang menabung dan belajar beranggapan bahwa hari depan harus lebih baik dari hari ini?
- Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Alasan Alasan
9
9 ) 9 ( Badan Hukum dan Hukum Taklif
- Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite
Juridique ?
Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya
suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat- ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?
Tahapan Tahapan
4
4 Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan Tahapan
4
44 Pelarangan Riba Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Quran Dalam Al Quran Al Quran Tahap Pertama , menolak anggapan bahwa pinjaman riba
- – pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT. Firman Allah SWT:
Tahapan Tahapan Tahapan
4
44 Pelarangan Riba Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Quran
Dalam
Al Quran Al Quran
Tahap kedua , riba digambarkan sebagai suatu yang
- –
buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba. Firman Allah SWT:“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
Tahapan Tahapan Tahapan
4
44 Pelarangan Riba Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Al Quran Dalam Al Quran Al Quran Tahap ketiga , riba itu diharamkan dengan dikaitkan
- – kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Allah SWT. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
Tahapan Tahapan Tahapan
4
4
4 Pelarangan Riba Pelarangan Riba Pelarangan Riba Dalam Dalam Dalam Al Quran Al Quran Al Quran Tahap akhir sekali , ayat riba diturunkan oleh Allah
- – SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil daripada pinjaman. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
Larangan Riba Larangan Riba
Dalam Dalam
Hadits
Hadits
Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain
- Al Qur’an, bagi umat Islam untuk mengesahkan
Larangan Riba Larangan Riba Larangan Riba Larangan Riba Larangan Riba Larangan Riba Dalam Dalam Dalam Dalam Hadits Dalam Dalam Hadits Hadits Hadits Hadits Hadits
· Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya )riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam( dari Bani Mughirah
· Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harusLarangan Riba
Larangan Riba
Larangan Riba Larangan Riba
· Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki- laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba”. )HR.Bukhari(
FATWA ULAMA KONTEMPORER TENTANG RIBA
Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg
dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya“Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan
Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan
konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9, Mekkah 12 – 19 Rajab 1406 H)
Majma’ Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang
telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya,PENDAPAT CENDIKIAWAN (FAILASUF) TENTANG RIBA
Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin, bahkan sistem bunga menyebabkan sistem perpecahan dalam masyarakat
Aristoteles (384 – 322 SM): Fungsi uang adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan alat menghasilkan tambahan melalui bunga
Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya untuk menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu memungut cukai (pajak) dan memberi pinjaman dengan bunga
Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris): “Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai ke derajat nol”
Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989), Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest rate system is a major part in the explanation of cyclical fluctuation. Therefore in Western economics literature there is almost a “tradition” even though not mainstream which indicate that economic evils of our time is as a result of interest rate and associated with bank credit
PRINSIP-PRINSIP AKAD
PADA PRODUK PERBANKAN
SYARI’AHJUAL BELI :
- Pengertian * Dasar Hukum * Rukun dan
Pengertian & Dasar Hukum
Pengertian : Saling menukar harta dengan harta/yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat Dasar Hukum : QS. Al-Baqarah/2: 275.
- Rukun dan Syarat
- Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)
- Ijab Qabul (pernyataan kesepakatan)
- Barang/Objek
- Nilai Tukar/Pengganti barang Syarat Sah Jual Beli:
1. Objek terhindar dari cacat
2. Kriteria objek jelas ( jenis, kualitas, kuantitas
- Unsur Kelalaian
1. Objek jual beli bukan milik penjual
2. Objek hasil curian
3. Menyalahi kesepakatan
4. Objek rusak dalam perjalanan 5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati.
- Bentuk-bentuk Jual Beli
1. Jual beli yang sahih : memenuhi syaratdan
rukun yang ditentukan2. Jual beli yang batal
3. Jual beli Fasid
MURABAHAH
Pengertian:
Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Ketentuan:
- Barang telah dimiliki oleh penjual
Keuntungan dan resiko di tangan penjual
- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar
Mekanisme Murabahah
Berlaku wa’ad atau janji
- Wa’ad atau janji dari pembeli kepada penjual akan
- membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan. Setelah pihak penjual memiliki barang, baru akad berlangsung. Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh (Mu’ajjal)
- atau angsuran (Taqsith), penjual dapat meminta tambahan harga.
MURABAHAH
Berdasarkan kebiasaan bisnis yang berlaku
- (‘Urf/konvensi/peraturan dagang internasional)
“Kaidah” : almuslimuna ‘ala syurutihim Tambahan harga ditetapkan saat akad.
- Komponen biaya harus jelas. >Keuntungan penjual tidak atas dasar bunga cicilan,
Bai’ salam
- Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang pembayarannya dilakukan di muka dan pengirimannya menyusul kemudian (tangguh)
- Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam al
Muwazi )
Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan Bank
ISTISHNA’
Istishna’ ialah kontrak penjualan antara pembeli
- dan pembuat barang (shani’), shani’ menerima pesanan dari pembeli (mustashni’) untuk membuat
barang dengan spesifikasi yang telah disepakati.
Kedua belah pihak bersepakat atas harga serat
- sistem pembayaran (di muka, cicilan, tangguh
Istishna’ al Muwazi (Paralel)
Pembuat barang ( shani ’) menggunakan subkontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut, pembuat barang ( shani’ ) membuat kontrak Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama
Akibat Hukum :
Bank sebagai pembuat kontrak pertama adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban, kesalahan, kelalaian, pelanggaran ( resiko ). Tanggung jawab atas resiko ini membuat bank berhak atas keuntungan.
IJARAH Transaksi terhadap suatu manfa’at
- tertentu, bersifat mubah dan dapat dimanfa’atkan dengan imbalan tertentu Ijarah ditunjukkan untuk manfa’at atau >jasa bukan materi/benda Ijarah dapat berupa manfaat/nilai
Ketentuan Ijarah
1. Kedua belah pihak memenuhi syarat hukum
2. Kedua belah pihak menyatakan kerelaannya untuk melakukan ijarah dan tidak terpaksa
3. Manfaat objek diketahui secara jelas
4. Penyewa berhak atas manfat baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain baik dengan cara menyewakannya atau meminjamkan
5. Objek Ijarah dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung
Ijarah “Jasa” (Ijarah ‘ala al ‘amal) bukan merupakan
- kewajiban (fardhu ‘ain) seperti shalat, puasa. Tetapi bersifat fardu kifayah Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa
- disewakan (‘urf) Upah/sewa tidak sejenis dengan manfa’at yang
- disewakan
Ijarah Muntahiyah bi alTamlik
Kontrak atas manfaat suatu barang dengan nilai tukar tententu. Penyewa diberikan pilihan (options) untuk memiliki barang yang disewakan. Pemberi sewa (bank) berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir
Akad Ijarah Berakhir
Objek hilang/lenyap : terbakar, faktor alam- Habis masa waktunya
- Salah satu pihak yang wafat dapat >dialihkan pada ahli warisnya Objek disita, pailit
SYIRKAH
Pengertian:
Kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam hal modal dan keuntungan Dasar Hukum :Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24
Bentuk-bentuk Syirkah
- Syirkah al Amlak • Syirkah ‘Uqud. Syirkah ini terdiri dari:
- 1. Syirkah’Inan
- 2.Syirkah ‘Abdan
- 3.Syirkah Wujuh
Syirkah ‘Inan
Perserikatan dalam modal pada suatu
kontrak bisnis yang dilakukan dua orang
atau lebih dan keuntungan dibagi bersama Modal, kerja dan tanggung jawab yang- digabungkan tidak harus sama kuantitasnya
Syirkah Mufawadhah
Kontrak kerjasama antara dua orang atau
- lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan partisipasi kerja.
Setiap pihak membagi keuntungan dan
- kerugian secara bersama.
Syirkah al Wujuh
Kerjasama antara dua orang atau lebih
- tanpa modal tetapi atas dasar kepercayaan.
Dalam syirkah ini biasanya para pihak
membeli barang dengan cara tangguh
atas dasr kepercayaan dan menjualnya
Syirkah ‘Abdan/A’mal
Kerjasama dua orang atau lebih untuk
menerima suatu pekerjaan/order kerja.
Hasil/keuntungan dibagi bersama sesuai- kesepakatan
Mudharabah
Pengertian: Kerjasama antara pemilik
- modal dengan seorang pekerja/pebisnis
dan keuntungan dibagi sesuai dengan
kesepakatan Dasar Hukum: Q.S al Muzammil/73:20; - Q.S al Baqarah/2: 198. ; Hadist
Wadi’ah
Pengertian : Melibatkan pihak lain dalam memelihara
- harta/aset tertentu dengan cara tertentu (titipan) Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4:58; Q.S Al Baqarah/2:
- 283; Hadist Status Wadi’ah adalah amanah
- Dapat dibebankan ganti rugi (dhaman) jika:
- 1. Tidak dipelihara sebagaimana mestinya
3. Pihak kedua mengingkari wadi’ah
4. Pihak kedua mencampurkan objek titipan dengan barang miliknya dan sulit dipisahkan
5. Pihak kedua melanggar syarat yang ditentukan
6 Objek wadi’ah dibawa pergi/hilang di tangan pihak kedua
- Di Perbankan Syari’ah : aplikasi wadi’ah yad adh dhamah kurang tepat, secara substansi adalah akad qardh.
Ketentuan-ketentuan Mudharabah
Modal di tangan pengusaha berstatus
- amanah seperti wakil dalam jual beli Pengusaha berhak atas keuntungan
- sesuai kesepakatan Komponen biaya/cost disepakati sejak
- awal akad
Rahn
Pengertian: Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta sebagai
- jaminan hutang sehingga penerima dapat emngambil kembali hutangnya semua atau sebagian. Dalam Perbankan akad ini dapat digunakan sebagai tambahan
pembiayaan yeng beresiko dan memerlukan jaminan (accessoir)
Akad ini dapat juga menjadi produk tersendiri untuk melayani- kebutuhan nasabah yang bersifat jasa maupun konsumtif.
Bank tidak dapat meminta biaya kecuali biaya pemeliharaan dan
- keamanan atas barang yang digadaikan tersebut.
Pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain
- tentang hal yang harus dilakukannya dan penerima kuasa menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas waktu yang ditentukan Wakalah dapat dilakukan dengan menerima bayaran/
- fee/’umalah atau tanpa bayaran
Bentuk Wakalah : Muqayyadah dan Muthlaqah
Kafalah
Pengertian: Kafalah berarti juga al dhaman,- Kafalah berarti pula: Menggabungkan satu tanggung jawab
- kepada tanggung jawab yang lain dalam penagihan hutang baik jiwa maupun harta. Dasar Hukum: Q.S Yusuf :66; Yusuf: 72; Hadist •
Kafalah terdiri dari : kafalah bi al Mal (harta) dan kafalah bi al
- Wajhi (jiwa).
Kafalah Harta (kafalah bi al Mal) teridri dari: a) kafalah bi al
Dayn (kewajiban hutang); b) kafalah bi at Taslim (penyerahan
HAWALAH
Hawalah adalah akad pemindahan utang piutang satu
- pihak kepada pihak lain. Adapun akad hawalah yang dipraktekkan umumnya berbentuk subrogasi. Di pasar konvensional praktek hawalah dapat dilihat
- pada transaksi anjak piutang (factoring). Hawalah juga dapat dilihat dalam bentuk transaksi
- pembiayaan dan jual beli surat-surat berharga.