D1 Pajak Terbentuknya Negara Fungsi Peme

MAKALAH
PENGANTAR HUKUM PAJAK
Terbentuknya Negara, Fungsi Pemerintah serta Hubungan Warga Negara
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pengantar Hukum Pajak
Dosen Pembimbing: Dr. Richard Eddy Tampubolon, S.E., Ak., M.B.A, M.M.

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Muhammad Mutawakkil Rais Hardi
Nita Aprilia Susanti
Nur Rina Martyas Ningrum
Rezza Adhi Prasetya
Robertus Aprodito Septian Novanto

(Nomor Pokok Mahasiswa: 2103160270)

(Nomor Pokok Mahasiswa: 2103160089)
(Nomor Pokok Mahasiswa: 2103160158)
(Nomor Pokok Mahasiswa: 2103160172)
(Nomor Pokok Mahasiswa: 2103160215)

JURUSAN PAJAK PROGRAM STUDI D-I PAJAK
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2016

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu, guna
memenuhi penugasan pada mata kuliah Pengantar Hukum Pajak.
Makalah ini disusun atas sinergi kerja sama dalam kelompok dan kami tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Richard Eddy Tampubolon, S.E., Ak., M.B.A, M.M.
selaku dosen pembimbing dan teman-teman mahasiswa serta semua pihak yang telah
berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan atas makalah ini. Kami sebagai penulis berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

Tangerang Selatan, September 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1 TERBENTUKNYA NEGARA................................................................................2
2.2 FUNGSI PEMERINTAH.........................................................................................3
2.3 HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA......................................4
BAB III. PENUTUP.......................................................................................................6
KESIMPULAN..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................7

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Sebelum terbentuknya Negara, setiap individu memiliki kebebasan yang sangat luas
dan tidak terbatas. Pada masa tersebut jumlah individu tidak cukup banyak sehingga tidak
terlalu terlihat dampak buruk yang ditimbulkan dari kebebasan individu yang tidak terbatas
tersebut, akan tetapi semakin bertambahnya jumlah individu, dampak buruk yang

ditimbulkan dari kebebasan yang tidak terbatas semakin terlihat. Salah satu dampak yang
ditimbulkan adalah munculnya sikap manusia seperti “serigala” terhadap manusia lainnya
(homo hominilopus) dan munculnya hukum rimba yaitu adanya penindasan yang kuat
terhadap yang lemah. Individu yang tertindas merasa ketakutan dan tidak aman di dalam
kehidupannya sehari-hari. Ketika hal tersebut terjadi, pada saat itulah manusia memerlukan
adanya suatu kekuasaan yang mengatur kehidupan individu-individu pada suatu wilayah yang
kita kenal dengan istilah Negara.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk mengangkat tema terbentuknya negara,
fungsi pemerintah yang ada didalamnya, serta hubungan seperti apa yang harus berjalan
antara Negara dan warga Negara. Tujuannya agar dapat dipahamkan dan serta diterapkan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal yang diharapkan setelah dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, dapat tercipta Negara yang harmonis dan sesuai dengan yang di
harapkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana terbentuknya negara?
2. Apa fungsi pemerintah?
3. Apa hubungan negara dan warga negara?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami cara terbentuknya negara.
2. Mengetahui dan memahami fungsi pemerintah.

3. Mengetahui dan memahami hubungan negara dan warga negara.

1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TERBENTUKNYA NEGARA
Menurut pendapat Aristoteles, manusia merupakan makhluk bermasyarakat atau Zoon
Politikon. Setiap manusia seagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat
dalam berhubungan dengan orang lain dan tetap secara individu terlibat dalam suatu ikatan
dengan kelompoknya.
Agar dapat mengatur kehidupan sosial dan berkelompok menjadi lebih baik, maka
manusia membutuhkan seorang pemimpin yang dianggap lebih cakap dan memiliki kharisma
sebagai seseorang yang patut dihormati, ditaati perintahnya dan diteladani sikap dan tingkah
lakunya. Dengan adanya pemimpin kehidupan manusia lebh teratur. Ketaatan anggota
kelompok kepada pemimpinnya menimbulkan suatu kekuasaan pemerintahan yang sederhana
dalam kelompok tersebut. Setiap anggota kelompok sadar, patuh, dan mendukung tata hidup
yang ditetapkan pemimpin mereka, menghormati dan menghargai pemimpin mereka, yang
pada akhirnya lambat laun peraturan itu menjadi peraturan tertulis yang dilaksanakan dan
ditaati setiap anggota kelompok.

Semakin luas dan kompleksnya masing-masing kelompok, maka makin besar dan
banyak pula kesulitan yang timbul baik masalah internal antar individu dalam kelompok,
maupun masalah dengan pihak eksternal. Interaksi antar kelompok juga memerlukan suatu
aturan yang lebih terstruktur daripada sebelumnya. Hal tersebut yang menjadi alasan
mendasar perlunya dibentuk suatu organisasi yang lebih teratur dan memiliki kekuasaan yang
lebih memadai. Organisasi atau lembaga tersebut sangat diperlukan untuk melaksanakan dan
mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan secara tertib dan lancar.
Organisasi yan memiliki kekuasaan seperti itulah yang kemudia dinamakan Negara.
Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan dipelopori oleh J.H.A.
Logemaan dalam bukunya yaitu “Over De theorie Van Een Stelling Staadrecht”, yaitu bahwa
keberadaan Negara bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan masyarakat yang
dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi.
Negara dalam konteksnya sebagai organisasi kekuasaan didalamnya terdapat suatu
mekanisme atau tata hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok manusia (rakyat) agar
berbuat, atau bersikap sesuai denan kehendak Negara, agar mematuhi aturan yang telah
dibuat Negara. Agar Negara dapat mengatur rakyatnya, maka Negara diberi kekuasaan

2

(authority)


yang

dapat

memaksa

semua

anggotanya

untuk

mematuhi

segala

peraturan/ketentuan yang telah ditetapkan oleh Negara. Kekuasaan tersebut berhak dimiliki
oleh Negara, karena secara historis timbulnya Negara adalah untuk mengatur hidup yang
lebih baik. Untuk menghindari adanya kekuasaan yang sewenang-wenang, disisi lain Negara

juga menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai dimana kekuasaan itu dapat digunakan
dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan, oranisasi, maupun oleh Negara itu
sendiri.
2.2 FUNGSI PEMERINTAH
Fungsi pemerintah di dalam suatu Negara sangat penting. Jika pemerintah tidak
berfungsi dengan baik alias mandul, maka akan berpengaruh besar terhadap kestabilan suatu
Negara. Pemerintah memiliki wewenang dalam mengatur kehidupan bernegara, sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah sudah semestinya juga bertanggung
jawab pada perkehidupan rakyatnya.
Menurut Miriam Budiardjo1998, fungsi pemerintah dapat dikelompokkan menjadi :
1. Melaksanakan penertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah

bentrokan-bentrokan

dalam

masyarakat,

maka


Negara

harus

melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa Negara bertindak sebagai
stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini fungsi ini
dianggap penting terutama bagi Negara-negara baru. Pandangan ini di Indonesia
tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun melalui suatu rentetan
Repelita.
3. Fungsi pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Untuk itu, negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Fungsi menegakkan keadilan, hal ini dilaksanakan melalui badan-badan
pengadilan.
Terdapat tiga fungsi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah yaitu :
1. Tindakan pemerintah yang mencakup efisiensi berupa segala upaya untuk
memperbaiki kesalahan pasar. Misalnya, monopoli.
2. Program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya, pemerataan
pedapatan agar mencerminkan kepentingan seluruh masyarakat, termasuk

golongan miskin.
3. Kebijaksanaan stabilisasi berusaha mengikuti fluktuasi yang tajam dari siklus
bisnis dengan cara menekan angka pengangguran dan inflasi, serta mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi.
3

Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, pada intinya peran pemerintah
sangat besar dalam menjalankan pemerintahan Negara dan menjalankan peri kehidupan
masyarakatnya. Fungsi pemerintah dalam perekonomian adalah menjaga kestabilan ekonomi
Negara dan rakyatnya. Tanpa campur tangan pemerintah dalam masalah kebijakan ekonomi,
kondisi perekonomian tentunya tidak akan berjalan seimbang. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan, merupakan kondisi utama bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi suatu Negara. Dengan kondisi tersebut maka fungsi pemerintah
dalam mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan berjalan dengan baik.
Selain masalah ekonomi, yang merupakan faktor penting untuk dijalankan dengan
baik oleh pemerintah adalah penegakan hukum, dan politik serta pertahanan Negara. Dengan
adanya kondisi kepastian hukum, keadilan yang seadil-adilnya dan kondisi pemerintahan dan
Negara yang kondusif, akan menunjang berjalannya pembangunan ekonomi, yang tentunya
akan menjadi dasar peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Yang pada
akhirnya bertujuan juga pada pencapaian masyarakat yang makmur dan sejahtera sebagai

tujuan Negara.
Pemerintah tentunya memerlukan dana, sumber daya alam, sumber daya manusia
dalam pembiayaan pelaksanaan fungsinya, baik fungsi pokok ekonomi maupun fungsi secara
keseluruhan. Modal berupa dana selain dari potensi alam yang dimiliki suatu Negara, juga
berasal dari laba perusahaan Negara, royalty pemerintah, retribusi, kontribusi, bea dan cukai,
sanksi dan denda serta berasal dari pajak yang merupakan peran serta warga Negara dalam
melaksanakan fungsi pemerintah
Dari fungsi ekonomi pemerintah yang berhubungan dengan pajak adalah fungsi
nomor 2 yakni keadilan masyarakat, dimana dengan pajak yang dipungut atas warga Negara
yang memiliki kemampuan, akan dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat.
2.3 HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA
Negara merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan
tinggal diatu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu
Negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai dengan UUD
1945 pasal 26 ayat 1, warga Negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya
dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU. Indonesia menganut sistem
pemerintahan demokrasi sesuai dengan Pancasila. Dimana warga negaranya diberi kebebasan
untuk menyalurkan aspirasinya tetapi tentunya dalam konteks yang positif. Sistem demokrasi
4

ini menandakan bahwa Indonesia sangat menghargai warga negaranya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan dan mengakui persamaan derajat manusia.
Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Tujuan Negara Republik Indonesia :
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Tidak akan ada Negara tanpa warga Negara. Warga Negara merupakan unsur
terpenting dalam hal terbentuknya Negara. Warga Negara dan Negara merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dan memiliki hak dan
kewajiban masing-masing yang berupa hubungan timbal balik. Warga Negara mempunyai
kewajiban untuk menjaga nama baik Negara dan membelanya.
Sedangkan Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan menyejahterakan
kehidupan warga negaranya. Sementara untuk hak, warga Negara memiliki hak untuk
mendapatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak dari Negara, sedangkan Negara
memiliki hak untuk mendapatkan pembelaan dan penjagaan nama baik dari warga negaranya.
Dapat disimpulkan bahwa hak Negara merupakan kewajiban warga Negara dan sebaliknya
kewajiban Negara merupakan hak warga Negara.
Selain itu, tentunya kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik, memiliki banyak
kewajiban yang harus kita laksanakan untuk Negara. Negara membuat peraturan dan hukum,
pasti bertujuan yang baik untuk kelangsungan hidup dan tertatanya suatu Negara. Hukum di
Indonesia jika diklasifikasikan menurut wujudnya ada 2, yaitu hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis. Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
diperintah dapat berperan aktif dalam melaksanakan kewajiban bernegara. Diantaranya
adalah kewajiban membayar pajak. Amandemen UUD 1945 khususnya pasal 23A
menyebutkan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk kepentingan
Negara diatur dalam undang-undang. Dengan kata lain, pajak harus berlandaskan undangundang, berarti pemungutan pajak tersebut telah mendapatkan persetujuan rakyat melalui
perwakilan di DPR. Asas ini telah memberikan jaminan hukum yang tegas akan hak Negara
dalam pemungutan pajak.
Selanjutnya UU KUP No. 28 Tahun 2007 pasal 1 angka 1, menyebutkan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang-orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Definisi mengenai “pajak” ini baru diatur dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007. Dalam
UU KUP sebelumnya, tidak pernah diterangkan secara lugas mengenai pengertian “pajak”
sebagai kontribusi wajib kepada Negara.
5

6

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN


Menurut pendapat Aristoteles, manusia merupakan makhluk bermasyarakat atau Zoon
Politikon. Setiap manusia sebagai makhluk social tidak dapat hidup sendiri dalam
masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain dan tetap secara individu terlibat
dalam suatu ikatan dengan kelompoknya.



Fungsi pemerintah menurut Miriam Budiardjo : Melaksanakan penertiban,
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, Fungsi pertahanan, Fungsi
menegakkan keadilan



Dapat disimpulkan bahwa hubungan negara dan warga negara seperti hak Negara
merupakan kewajiban warga Negara dan sebaliknya kewajiban Negara merupakan
hak warga Negara

7

DAFTAR PUSTAKA


Zulvina, Susi. 2011. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta.

8