Model Pembelajaran Penelitian Ilmiah dan (17)
Model Pembelajaran Penelitian Ilmiah dan Latihan Penelitian
Vina Gandini (1500901)
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
[email protected]
Scientific
Inquiry
(Inkuiri
Ilmiah/Penemuan
Ilmiah)
adalah
model
pembelajaran yang membawa Pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori,
serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan. Model ini
menjadikan sains dan ilmu pasti sebagai strategi pembelajaran, namun
model
ini
juga
bisa
diterapkan
pada
bidang
sosial
,
khususnya
meningkatkan pemahaman permasalahan sosial dan pemecahan masalah
sosial.
Inti dari model pembelajaran ini adalah melibatkan siswa dalam masalah
penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan mereka
pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah
konseptual atau metodologis dalam bidang tertentu, dan mengajak
mereka untuk merancang cara-cara memecahkan masalah. Dari sini
mereka bisa melihat bagaimana suatu pengetahuan dibuat dan dibangun
dalam
komunitas
para
ilmuwan
sehingga
mereka
menghargai
pengetahuan sebagai proses penelitian yang melelahkan dan mungkin
mereka akan mempelajari keterbatasan dan keunggulan pengetahuan
masa kini. Struktur Pembelajaran (syntax) Tahap pertama (1) :menyajikan
suatu bidang penelitian Tahap (2) : Menyusun / Mendesain Masalah Tahap
(3)
:
mengidentifikasi
Masalah
dalam
Penelitian
Tahap
(4)
:
memperkirakan cara-cara untuk memperjelas masalah.
Inquiry training adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Suchman
sejak
tahun
1962.
Model
pembelajaran
inquiry
training
bertujuan untuk membantu siswa menyusun fakta, membentuk konsep
dan kemudian menghasilkan penjelasan atau teori yang menerangkan
fenomena
yang
pembelajaran
sedang
inquiry
diteliti
training,
(Yuliati,
siswa
2008;28).
akan
Melalui
mendapatkan
model
dampak
instruksional berupa proses ilmiah dan strategi inquiry kreatif, dan
dampak sertaan berupa spirit kreativitas, kebebasan otonomi dalam
belajar, dan hakikat pengetahuan.
Struktur Pengajaran Tahap satu : Menghadapkan pada masalah
1)
Menjelaskan Prosedur-prosedur penelitian. 2) Menjelaskan perbedaan
perbedaan. Tahap dua: Pengumpulan Data- Verifikasi – 1) Memverifikasi
hakihat objek dan kondisinya. - 2)Memveritikasi peristiwa dari keadaan
permasalahan. Tahap tiga : Pengumpulan data- eksperimentasi . – 3)
memisahkan variahel yang relevan. – 2) Menghipotesiskan serta mengaji
hubungan kausal Tahap empat : Mengolah, Memformulasikan suatu
penjelasan
- 1) Memformulasikan aturan dan penjelasan. Tahap Lima:
Analisis Proses Penelitian; -
1)Menganalisis strategi penclitian dan
mengemhangkan vang paling efektif,
Daftar Pustaka
Ali, A. R. (2013). Penelitian ilmiah dan latihan penelitian, seni membuat
kesimpulan. At-ta’lim;, Vol 4 hlm 45-50.
Fitri kurniawati, d. S. (n.d.). Pengaruh model pembelajaran inquiry training
disertai scaffolding terhadap prestasi belajar fisika siswa sma negeri
4 malang. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rosyidi, b. (n.d.). Model pembelajaran scientific inquiry (penemuan ilmiah)
. Malang : Universitas Negeri Malang .
Vina Gandini (1500901)
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
[email protected]
Scientific
Inquiry
(Inkuiri
Ilmiah/Penemuan
Ilmiah)
adalah
model
pembelajaran yang membawa Pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori,
serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan. Model ini
menjadikan sains dan ilmu pasti sebagai strategi pembelajaran, namun
model
ini
juga
bisa
diterapkan
pada
bidang
sosial
,
khususnya
meningkatkan pemahaman permasalahan sosial dan pemecahan masalah
sosial.
Inti dari model pembelajaran ini adalah melibatkan siswa dalam masalah
penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan mereka
pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah
konseptual atau metodologis dalam bidang tertentu, dan mengajak
mereka untuk merancang cara-cara memecahkan masalah. Dari sini
mereka bisa melihat bagaimana suatu pengetahuan dibuat dan dibangun
dalam
komunitas
para
ilmuwan
sehingga
mereka
menghargai
pengetahuan sebagai proses penelitian yang melelahkan dan mungkin
mereka akan mempelajari keterbatasan dan keunggulan pengetahuan
masa kini. Struktur Pembelajaran (syntax) Tahap pertama (1) :menyajikan
suatu bidang penelitian Tahap (2) : Menyusun / Mendesain Masalah Tahap
(3)
:
mengidentifikasi
Masalah
dalam
Penelitian
Tahap
(4)
:
memperkirakan cara-cara untuk memperjelas masalah.
Inquiry training adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Suchman
sejak
tahun
1962.
Model
pembelajaran
inquiry
training
bertujuan untuk membantu siswa menyusun fakta, membentuk konsep
dan kemudian menghasilkan penjelasan atau teori yang menerangkan
fenomena
yang
pembelajaran
sedang
inquiry
diteliti
training,
(Yuliati,
siswa
2008;28).
akan
Melalui
mendapatkan
model
dampak
instruksional berupa proses ilmiah dan strategi inquiry kreatif, dan
dampak sertaan berupa spirit kreativitas, kebebasan otonomi dalam
belajar, dan hakikat pengetahuan.
Struktur Pengajaran Tahap satu : Menghadapkan pada masalah
1)
Menjelaskan Prosedur-prosedur penelitian. 2) Menjelaskan perbedaan
perbedaan. Tahap dua: Pengumpulan Data- Verifikasi – 1) Memverifikasi
hakihat objek dan kondisinya. - 2)Memveritikasi peristiwa dari keadaan
permasalahan. Tahap tiga : Pengumpulan data- eksperimentasi . – 3)
memisahkan variahel yang relevan. – 2) Menghipotesiskan serta mengaji
hubungan kausal Tahap empat : Mengolah, Memformulasikan suatu
penjelasan
- 1) Memformulasikan aturan dan penjelasan. Tahap Lima:
Analisis Proses Penelitian; -
1)Menganalisis strategi penclitian dan
mengemhangkan vang paling efektif,
Daftar Pustaka
Ali, A. R. (2013). Penelitian ilmiah dan latihan penelitian, seni membuat
kesimpulan. At-ta’lim;, Vol 4 hlm 45-50.
Fitri kurniawati, d. S. (n.d.). Pengaruh model pembelajaran inquiry training
disertai scaffolding terhadap prestasi belajar fisika siswa sma negeri
4 malang. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rosyidi, b. (n.d.). Model pembelajaran scientific inquiry (penemuan ilmiah)
. Malang : Universitas Negeri Malang .