African Space Race antara Nigeria dan Af

TUGAS ESSAY PENDEK
HUBUNGAN INTERNASIONAL DI AFRIKA
“AFRICAN SPACE-RACE ANTARA NIGERIA DAN AFRIKA
SELATAN: BENTUK BARU IMPERIALISME?”

Deden Habibi Ali Alfathimy
170210100122
[email protected]
No. Telp/HP: 085222346977

Tugas dikumpulkan pada
12 November 2012

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012

2

"In Africa, there's a space race going on "

Sandile Malinga, Kepala South African National Space Agency (BDLive 2011).

Perkataan di atas merupakan salah satu pernyataan dari seorang ilmuwan antariksa di
Afrika, Sandile Malinga, bahwa space-race atau kompetisi penguasaan teknologi antariksa
telah muncul di Afrika. Hal ini jelas mengejutkan orang-orang awam karena mereka
seringkali mengasosiasikan Afrika sebagai benua yang tandus, miskin, terbelakang, dan
penuh konflik. Fenomena space-race ini jelas menunjukkan kondisi yang sangat bertentangan
bahwa Afrika saat ini sudah jauh berbeda dan berkembang. Negara-negara di Afrika sudah
mulai menatap visi mereka untuk bisa sejajar dengan negara lain. Di bidang antariksa sendiri,
mereka yang paling menonjol adalah Nigeria dan Afrika Selatan (SR 2009).
Sejarah panjang Afrika yang dipenuhi dengan praktik-praktik perbudakkan dan
kolonialisme tentunya menjadi motivasi tersendiri dari kemajuan yang diraih oleh negaranegara Afrika tersebut. Namun, penguasaan teknologi antariksa yang notabene berasal dari
negara-negara Eropa bekas penjajah mereka ini harus dipertimbangkan sebagai wujud
kemajuan mandiri atau, justru, bentuk imperialisme baru mereka terhadap Afrika. Walaupun
begitu, bila kita melihat sejarah pendirian dan program-program antariksa Nigeria dan Afrika
Selatan, imperialisme di Afrika tidak lagi relevan. Negara-negara bekas penjajah di Afrika,
justru, mendapati bahwa Afrika telah mulai memasuki poros persaingan yang sama di dalam
pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
antariksa.
Program Antariksa Nigeria: National Space Research and Development Agency

(NASRDA)
Pada tahun 1999, Pemerintah Federal Nigeria menyetujui Kebijakan Ruang Angkasa
Nigeria dan pelaksanaan program luar angkasa, yang dituangkan dalam kebijakan, dimulai
dengan pembentukan National Space Research and Development Agency (NASRDA) di
bawah Kementerian Federal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Misi. NASRDA adalah dengan
penuh semangat mengejar pencapaian kemampuan ruang angkasa dan peningkatan kualitas
hidup rakyatnya. Kebijakan Ruang memiliki program 25-tahunan disesuaikan terhadap
pengembangan teknologi dan ilmu antariksa di Nigeria melalui penelitian dan
pengembangan, serta pengembangan kapasitas di bidang ilmu pengetahuan, teknik, hukum
dan administrasi ruang angkasa untuk pembangunan nasional yang berkelanjutan (GS 2011)
Nigeria bermaksud untuk terus mengupayakan pencapaian kemampuan ruang sebagai

3

alat penting untuk pembangunan sosial-ekonomi dan peningkatan kualitas hidup
rakyatnya. Nigeria akan mencapai hal ini melalui penelitian, pendidikan ketat, pengembangan
rekayasa, desain dan pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dalam
teknologi ruang angkasa, termasuk transportasi dan muatan, seperti satelit, teleskop dan
antena untuk penelitian ilmiah dan aplikasinya. Pemerintah juga akan mendorong kerjasama
bilateral dan internasional dalam semua aspek teknologi dan ilmu antariksa untuk

memastikan bahwa ilmuwan dan teknisi Nigeria mendapat keuntungan dari perkembangan
global (GS 2011).
Nigeria meluncurkan satelit pertama, NigeriaSat 1, ke orbit pada bulan September
2003, setelah ahli Nigeria menjalani pelatihan di London, Kerajaan Inggris. NASRDA juga
mulai mengembangkan satelit generasi berikutnya: satelit komunikasi NigcomSat-1 dan
satelit African Resources Management Constellation (ARMC) beresolusi tinggi, NigeriaSat-2
(GS 2011).
Program Antariksa Afrika Selatan: South African National Space Agency (SANSA)
Sejarah perkembangan teknologi antariksa di Afrika Selatan mengalami tiga fase
(Gottschalk, 2010, p.36):
a) The Age of Amateur : Peroketan 1947—1962
Penggemar Astronautics terbentuk pada tahun 1953 dalam South African
Interplanetary Society di Johannesburg. Seorang ahli roket Afrika Selatan,

Desmond Prout-Jones, yang telah meluncurkan roket buatan sejak tahun 1947,
membentuk South African Rocket Research Group (SARRG) pada tahun 1959.
SARRG meluncurkan roket 528, dan 102 tes menembak statis, tanpa cedera atau
kematian.
Ini termasuk Afrika Selatan pertama
b) roket dua-tahap;

c) roket lima-tahap;
d) roket dua-tahap supersonik, satu mencapai ketinggian lebih dari 28 km;
e) roket pertama berpropelan cair pada tanggal 6 Oktober 1959, berpapasan
dengan tanggal roket Soviet pertama mencapai Bulan.
b) The Epoch Militer : Rudal 1963—1993
Dari tahun 1963, rezim apartheid dimulai dengan sungguh-sungguh untuk
membangun kompleks industri militer. Dari tahun itu, dengan kerjasama Perancis,
Afrika Selatan memulai pembuatan lokal rudal taktis, seperti crotale Perancis,

4

diproduksi secara lokal. Pada tahun 1979, Angkatan Udara Afrika Selatan
diperkenali rudal air-to-air . Pada tahun 1980-an Afrika Selatan juga memproduksi
roket artileri untuk meriam G-6-nya.
Setelah mengumpulkan dua dekade pengalaman dalam perkembangan
tersebut, pada tahun 1980 Pemerintah Israel menjadika Afrika Selatan sebagai
sekutu. Keputusan kabinet mereka adalah bersama-sama mengembangkan satelit
pengintai. Presiden Afrika Selatan, saat itu, P.W. Botha memutuskan bahwa
mereka juga membutuhkan sebuah peluncur ruang angkasa untuk memasukkan
satelit pengintai ke LEO (low-earth orbit), dilaporkan untuk mengawasi pangkalan

angkatan udara Angola.
Kemajuan teknologi antariksa Afrika Selatan pada masa politik apartheid ini
meninggalkan banyak fasilitas dan infrastruktur.
c) The Civilian Era : Space & Democracy 1994—sekarang
Kongres Nasional Afrika dengan adil dan bangga menyatakan bahwa gerakan
mereka adalah gerakan pembebasan satu-satunya di dunia yang merumuskan
kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi sebelum berkuasa. Selama transisi, pada
tahun 1993, Roger Jardine diangkat menjadi koordinator kebijakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setelah memenangkan pemilu demokratis pertama
pada tahun 1994, ia mendirikan Departemen Ilmu dan Teknologi di bawah seorang
Menteri dan Wakil Menteri, dengan Jardine sebagai Direktur Jenderal termuda
yang pernah ada.
Pada periode ini, pemanfaatan ruang angkasa sudah jauh lebih luas dan tertib.
Program-program utama di dalamnya adalah penguatan infrastruktur hukum,
infrastruktur institusional, kebijakan ilmu antariksa & astronomi, kebijakan
kapabilitas industri, pariwisata dan penjelajahan antariksa, serta kemitraan
internasional.
Anti-imperialisme
Sejarah perkembangan teknologi antariksa di Nigeria dan Afrika Selatan memberikan
gambaran bahwa pada titik akhirnya mereka berusaha untuk memanfaatkan teknologi

antariksa sebagai kebutuhan sipil atau rakyatnya masing-masing dan bebas dari campur
tangan negara-negara lain. Afrika Selatan memiliki pengalaman antariksa yang lebih lama
dibandingkan dengan Nigeria, namun space-race di antara keduanya baru berlangsung pada
tahun 1990-an, ketika NASRDA berdiri tahun 1999. Pada situasi space-race ini, rezim yang

5

berkuasa di Nigeria dan Afrka Selatan adalah rezim demokrasi sehingga space-race ini
berbeda dengan space-race antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang kental dengan
konflik ideologi dan perlombaan kekuatan militer. Rezim demokrasi keduanya mengarahkan
program antariksa mereka untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
Keduanya pun terbebas dari pengaruh-pengaruh imperialisme negara-negara lain.
Menurut Lenin, dalam buku kecilnya, Imperialisme, Tahap Tertinggi Kapitalisme ,
imperialisme muncul sebagai akibat perubahan bentuk kapitalisme dari sistem persaingan
bebas sebagai sistem yang dicita-citakan sebelumnya, menjadi sistem monopoli dengan
indikasi: konsentrasi produksi dan modal dikembangkan menuju tahap yang tinggi sehingga
menciptakan monopoli yang memainkan peran penting dalam kehidupan ekonomi;
penggabungan modal bank dengan modal industri, dan penciptaan, atas dasar ini "modal

keuangan," dari "oligarki keuangan"; ekspor modal, yang telah menjadi sangat penting,

dibedakan dari ekspor komoditas; pembentukan kapitalis monopoli internasional membagi
dunia di antara mereka sendiri; pembagian wilayah seluruh dunia antara kekuatan-kekuatan

kapitalis terbesar adalah usai (ISR 2011). Indikasi-indikasi imperialisme dari Lenin tersebut
memang cenderung berada dalam ruang lingkup ekonomi, namun inti dari pendapat tersebut,
yakni monopoli dengan instrumen modal.
Nigeria dan Afrika Selatan, dalam konteks teknologi antariksa, tidak memiliki
keterikatan monopoli modal karena modal utama dalam teknologi ini adalah pengetahuan itu
sendiri. Nigeria sempat bekerja sama dengan Inggris dalam hal transfer pengetahuan, namun
selebihnya mereka melakukannya sendiri, termasuk dalam membuat satelit. Dari sisi Afrka
Selatan, seluruh infrastruktur keantariksaannya yang merupakan peninggalan rezim apartheid
tidak lagi memiliki keterkaitan yang tergantung dengan Perancis maupun Israel.
Simpulan
Space-race di Afrika merupakan fase baru dalam sejarah negara-negara di Afrika.

Perlombaan antariksa ini bermuara pada pembangunan negara tersebut untuk mencapai
kesejahteraan rakyatnya agar dipandang sejajar dengan negara-negara lain. Selain itu,
fenomena ini semakin menegaskan bahwa imperialisme di Afrika sudah tidak relevan lagi
karena mereka telah menunjukkan tekadnya untuk mengembangkan dan menguasai teknologi
antariksanya secara mandiri.


6

DAFTAR PUSTAKA

See reference

SR

SpaceRef.com

GS

GlobalSecurity.org

ISR

International Socialist Review

BDLive Business Day Live


Reference list

_ (2011) Nigeria Space Programs. [WWW] GlobalSecurity.org. Available from:
[Accessed 07/11/12].
_, 2011. Trying to catch up in Africa's space race, Business Day Live, [online] Available at:<
http://www.bdlive.co.za/articles/2011/10/07/trying-to-catch-up-in-africa-s-space-race >
[Accessed 07 November 2012].
BRIAN JONES (_) Classics of Marxism: VI Lenin, Imperialism The Highest Stage of
Capitalism

[WWW]

International

Socialist

Review

[Accessed 07/11/12].

GOTTSCHALK, K. (2010) South Africa’s space program. ASTROPOLITICS, 8 (1): pp.3548,

(June)

.

Available

from:

. [Accessed 07/11/12].
HERBERT, ALLEN, 2009. Africa Joins the Space Race,

SpaceRef Magazine, [online]

Available at:< http://www.spaceref.com/news/viewnews.html?id=1347> [Accessed 07
November 2012].