etika bisnis dan lingkungan ekste csr

Etika Bisnis dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Disusun Oleh :
Aulia Rizqi Mega K.
Hafid Kamaludin S.

(F0211021)
(F0211052)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan, apa artinya mengatakan bisnis yang
memiliki tanggung jawab? hanya orang yang dapat memiliki tanggung jawab.
Korporasi adalah orang buatan dan dalam pengertian ini mungkin memiliki tanggung
jawab buatan, tapi bisnis secara keseluruhan tidak dapat dikatakan memiliki tanggung
jawab bahkan dalam hal ini terkesan samar-samar. Langkah pertama dalam

memeriksa tanggung jawab sosial perusahaan adalah untuk meminta apa yang tepat
dan untuk siapa. Sepertinya, individu yang bertanggung jawab adalah pengusaha,
yang berarti pemilik atau eksekutif perusahaan. Sebagian besar pembahasan tanggung
jawab sosial diarahkan pada perusahaan, sehingga sebagian besar akan mengabaikan
pemilik perusahaan dan berbicara tentang eksekutif perusahaan. Dalam sebuah
perusahaan, seorang eksekutif perusahaan adalah karyawan dari pemilik perusahaan
tersebut. Ia memiliki tanggung jawab langsung kepada atasannya. bahwa tanggung
jawab adalah melakukan kegiatan usaha sesuai dengan keinginan mereka, yang pada
umumnya akan menghasikan uang sebanyak mungkin sementara sesuai dengan aturan
dasar masyarakat, baik yang diwujudkan dalam hukum maupun yang terkandung
dalam adat etis. Tentu saja, dalam beberapa kasus pemilik perusahaan mungkin
memiliki tujuan yang berbeda selain menghasilkan uang.
Di Indonesia sendiri kegiatan CSR telah diatur baik dalam bentuk undangundang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. Diluar itu pemerintah
daerah juga menerbitkan aneka produk sejenis Perda CSR. Salah satunya adalah
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang –
Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi Undang –
Undang tersebut, yaitu:
Pada pasal 74 di Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:
1)


Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
2)

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
3)

Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4)

Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan


diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sedangkan pada pasal 25 (b) Undang – Undang Penanaman Modal menyatakan
kepada setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

A. Definisi
Tanggung

jawab

sosial

perusahaan

atau Corporate

Social

Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan

dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan,
serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Selain definisi diatas masih ada
definisi

lain

mengenai

CSR

yakni

komitmen perusahaann

dalam

pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan
beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan
tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut
Commission of The European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai

aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan kebijakan perusahaan untuk
mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan stakeholder.
Tanggung jawab sosial menurut sudut pandang strategisnya, bahwa suatu
perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi
masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan
tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk
membatasi pergerakan bisnis tersebut.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab,

yaitu :
1.

Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi

2.

masyarakat.
Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang


3.

ditentukan oleh pemerintah
Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan

4.

umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan
bersifat sukarela.

Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai
sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung
jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya
yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab
sosial, yaitu sebagai berikut :
1.

Pemegang saham

Pandangan tentang tanggung jawab sosial yang menyebutkan bahwa sasaran
organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para
pemegang saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai
saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga.

2.

Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang mengatakan bahwa
tanggung jawab manajemen yang terpenting adalah kelangsungan hidup jangka
panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan
keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya
pemegang saham).

B. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk
menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yaitu :
1.

Moralitas

Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh

2.

masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan .
Perusahaan berharap dengan begitu akan dihargai karena tindakan tanggung

3.

jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab sosial karena tindakan yang dilakukan akan
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

C. Tindakan Perusahaan Dalam Pengelola Tanggung Jawab Sosial
1.


Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan tindakan reaktif dalam tanggung jawab sosial
cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial yang
diakibatkn langsung dari bisnisnya. Contohnya, perusahaan rokok cenderung
untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok dengan
peluang penyakit kanker, mereka memilih memberikan atau berkontribusi dalam
pendidikan, pembangunan dll Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah
unuk mencantumkan bahaya rokok setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan mau
tidak mau dilskuksn oleh perusahaan rokok.

2.

Defensif
Tindakan defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk
menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Contoh perusahaan
yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah berargumen melalui
pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum
dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang
limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga

prusahaan lain yang beroperasi.

3.

Akomodatif
Tindakan Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar
akan hal tersebut. Contoh tindakan terkait dengan strategi akomodatif dalam
tanggung jawab sosial adalah perusahaan-perusahaan besar otomotif dituntut
adanya penggunaan bahan baku lokal dalam produksi mereka, bukan disebabkan

karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif
yang diambil pemerintah untuk lebih memajukan sector UKM.
4.

Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari
tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan,
maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.Dalam jangka panjang
perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir

akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah
pelanggan akibat citra positif yang disandangnya. Langkah yang dapat diambil
oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial,
misalnya dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap
kegiatan sosial lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan
terhadap masyarakat di sekitar lingkungan masyarakat.

D. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.

Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan
perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di
masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan
dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik
di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan justru akan memperoleh
tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat.
Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli
masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan
masyarakat.

2.

Manfaat bagi Masyarakat
Selain

kepentingan

masyarakat

terakomodasi,

hubungan

masyarakat

dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya
terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis
tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan
pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun
masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian, tetapi

juga dalam sector sosial, pembangunan dan lain-lain.
3.

Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal
tanggung jawab sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai
wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia
bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah
sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar
ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan
masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota
masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada
kesepakatan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan yang
terlibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja
perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi penggangu karena setiap pihak mempunyai
kriteria tanggung jawab yang berbeda yang disebabkan kepentingan yang berbeda
pula, selain itu apapun konsep yang digunakan, tidak akan efektif dilaksanakan jika
pada saat penyusunan program perusahaan tidak berusaha melakukan survey
kebutuhan program terhadap target penerima manfaatnya terlebih dahulu. Terlebih
lagi tidak melakukan pemetaan siapa saja yang menjadi pemangku kepentingan atas
operasional usahanya tersebut. Hal-hal mendasar ini yang seringkali terlupakan atau
dilewatkan sehingga akhirnya setelah berjuta-juta dan bahkan bermilyar anggaran
CSR dikeluarkan tetap saja hasilnya tidak sesuai harapan. Tidak harapan masyarakat,
tidak pula harapan manajemen perusahaan.

KASUS

PT Freeport Indonesia
A. Profil
PT Freeport Indonesia ( FI ) merupakan jenis perusahaan multinasional ( MNC ),
yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu Negara tetapi
cabang ada di berbagai Negara maju dan berkembang. PT Freeport Indonesia adalah
sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport
Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang
mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di
kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan
konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

B. Latar Belakang Masalah
Pemberian biaya CSR atau dana sosial kepada warga sekitar bertujuan sebagai
ucapan terima kasih perusahaan yang untung kepada Negara dalam hal ini masyarakat
di sekitar tambang. Salah satu pihak yang mendapatkannya yaitu YAMAHAK
( Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan ). Yamahak mendapatkan uang dari PT
Freeport Indonesia sebesar 2.500.000.000,00 per tahun. Namun Yamahak boleh
mendapatkan uang itu dengan satu syarat, asalkan tidak meneror pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi bila ada masalah mengenai Pelanggaran Ham
oleh PT Freeport lembaga HAM ini akan bungkam. Ini sama saja PT Freeport
member dana social untuk YAMAHAK untuk menyuapnya bukan untuk memberi
bantuan sosial.
Kedikdayaan Freeport selama di Papua dan dalam konstitusi Republik
Indonesia hanya dengan cara membodohi saja. Cara suap model csr justru menjadi
cara baru pelecehan harkat, harkat, martabat, dan membunuh kemanusiaan yang
merdeka berdaulat. Jadi pemberian dana social ini dilakukan oleh manajemen
Freeport hanya untuk meyuap suara-suara kritis dari lembaga HAM di papua.

C. Solusi

Pembodohan yang terjadi adalah sering adanya ingkar janji. Cara seperti ini
justru melemahkan hak hak warga lokal untuk berpijak dalam menuntut hak hak
mereka. Seharusnya CSR dibuatkan dalam suatu peraturan legal yang didalamnya
terjadi efek hukum sehingga dapat diproses secara hukum bila satu pihak melanggar
komitmen tersebut. Sebut saja perjanjian kerja bersama (PKB) antara perusahaan
dengan pekerja adalah satu fakta penyelesaian diluar hukum positif. Artinya PKB
dilakukan bila hal hal menyangkut kenaikan gaji atau manajemen kerja yang belum
diatur dalam undang undang boleh diatur dalam PKB.
PT Freeport Indonesia membentuk suatu badan khusus untuk menangani
masalah seperti ini guna menciptakan lingkungan kerja yang damai dan harmonis.
Sehingga tidak timbul masalah seperti ini lagi di kemudian hari.
Pemerintah Indonesia sebaiknya cepat menanggapi masalah ini dan cepat
menanggulangi permasalahan PT Freeport Indonesia. Karena begitu banyak SDA
yang ada di Papua, tetapi masyarakat Papua khususnya dan Negara Indonesia tidak
menikmati hasil dari kekayaan alam di Papua. Jangan sampai Amerika mendapatkan
semakin banyak untung dari kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.